PENDAHULUAN
2.1. Pembahasan
2.1.1. Pengolahan
2.1.2. Pemanggangan
2
pemanggangan 60 menit kehilangan 9,7 persen jus daging. Hal ini
menunjukkan bahwa daging dengan daya ikat air yang rendah juga akan
berpengaruh pada keempukan, warna, serta pengerutan daging. Salah satu alat
pemanggang yang dapat diatur suhu dan lama pemanggangan adalah
microwave, dengan begitu akan memberikan kualitas steak yang baik dan juga
dapat memberikan efek matang yang merata pada daging. Kualitas steak yang
baik juga dapat diusahakan dengan metode dan tahapan yang tepat. Tahapan
persiapan tersebut dapat diawali dari pemilihan bahan baku yang digunakan,
pengempukan daging, pengemasan daging dan penyimpanan daging
(Yahyono, 2009 dalam jurnal).
Tabel 1. Rata-rata pH, WHC, dan tekstur Steak Daging Ayam dengan perlakuan
lama pemanggangan dalam microwave
Keterangan : Notasi yang berbeda (a,b) pada kolom yang sama menunjukkan
adanya perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)
2.1.3. Pengasapan
3
1995 dalam jurnal). Senyawa kimia tersebut dapat berperan sebagai
bakteriostatik, bakteriosidal dan dapat menghambat oksidasi lemak (Winarno et
al., 1980 dalam jurnal). Selama pengasapan berlangsung, senyawa kimia yang
terdapat di dalam asap akan menempel pada daging yang akan memberikan
efek preservatif sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang
pada akhirnya masa simpan dapat diperpanjang.
4
karena jumlah fenol yang diserap oleh bahan terlalu tinggi (Henrickson, 1978
dalam jurnal).
Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf yang berbeda kearah kolom
menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05)
Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf yang berbeda kearah kolom
menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05)
5
Tabel 4. Pengaruh Temperatur dan Lama Pengasapan Terhadap Keempikan
Daging Ayam Broiler Asap
2.2. Diskusi
2.2.1. Pemanggangan
Tabel satu menunjukkan tentang perbedaan rata-rata nilai pH, WHC, dan
tekstur steak daging ayam dari masingmasing perlakuan lama pemanggangan
dalam microwave. Hasil analisa ragam menyatakan bahwa perlakuan lama
pemanggangan steak daging ayam dalam microwave tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap pH dan WHC, tetapi mempengaruhi secara sangat nyata
terhadap tekstur (P< 0,01). Nilai pH steak daging yang mengalami proses
pemanggangan dengan perlakuan lama dalam microwave stabil tetapi
cenderung lebih tinggi kalau dibandingkan dengan pH daging segar yang tidak
mengalami pemanggangan. Nilai pH daging segar sekitar 5,5 - 6 dan setelah
mengalami pemanggangan cenderung naik sampai pada nilai 6,40 pada T(6)
dan turun kembali dengan nilai 6,23 pada perlakuan terakhir (T10). Pemanasan
dalam microwave akan menyebabkan peningkatan pH sehingga daging memiliki
kekuatan terhadap pembusukan (Cross dan Overby, 1998 dalam jurnal).
6
Sudrajat, (2003 dalam jurnal) menyatakan bahwa perlakuan pemasakan
dan pemansan akan mempengaruhi kualitas daging, karena panas akan
menguapkan air, mendegradasi protein, dekomposisi asam amino dan
mengakibatkan jaringan ikat mengalami pengembangan sehingga akan
mempengaruhi kesan jus daging dan meningkatkan daya ikat air (DIA).
Penelitian tentang steak daging ayam setelah pemanggangan dalam microwave
mengalami kenaikan nilai pada perlakuan T10 (10 menit) sebesar 39%.
2.2.2. Pengasapan
7
Data pada Tabel 3 menunjukkan, bahwa jumlah total bakteri paling
sedikit pada perlakuan kombinasi temperatur pengasapan 80 0C dengan lama
pengasapan 4 jam dan 6 jam, dan temperatur 70 0C dengan lama pengasapan 6
jam tidak berbeda nyata satu sama lain, namun ketiganya nyata (P<0,05)
lebih sedikit dibandingkan dengan kombinasi perlakuan temperatur 70 0C
selama 4 jam, 60 0C selama 4 jam dan 6 jam. Rendahnya jumlah bakteri
pada temperatur pengasapan 80 0C, karena pada temperatur pengasapan yang
lebih tinggi dan waktu pengasapan yang lebih lama, akan semakin banyak
lagi komponen asap yang dilepaskan dari asap hasil pembakaran kayu,
sehingga akan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah bakteri. Komponen
kimia yang terkandung di dalam asap merupakan antiseptik alami yang
bersifat bakteriostatik yang dapat menghambat bakteri. Berdasarkan standar
total bakteri yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (1991), bahwa standar total bakteri daging asap sebanyak 5 x
104 CFU/g, maka perlakuan pengasapan yang memenuhi persyaratan tersebut
adalah pengasapan pada temperatur 80 0C selama 4 jam dan 6 jam atau
temperatur 70 0C selama 6 jam.
Hasil uji akseptabilitas (rasa, warna, dan aroma) daging ayam proiler
asap, menunjukkan bahwa nilai akseptabilitas meningkat dengan semakin
meningkatnya suhu dan lama pengasapan. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
8
kimia dalam asap diantaranya asam, fenol, formaldehid, furaldehid dan senyawa
kimia lainnya akan lebih meresap ke dalam daging pada pengasapan dengan
temperatur yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih lama, sehingga
menghasilkan daging asap broiler yang memiliki rasa, warna dan aroma lebih
disukai.
9
III
KESIMPULAN
ayam terbaik dengan nilai tekstur yang tertinggi (42,53 N) diikuti nilai pH
Keasaman (pH) dan jumlah bakteri daging asap ayam broiler nyata
10
DAFTAR PUSTAKA
Microwave terhadap Kualitas Fisik Steak Ayam. Jurnal Ilmu dan Teknologi
11