TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lengkuas
sebagai Greater galanga dalam bahasa Inggris dan Kulanjan dalam bahasa
Hindi (Verma et al., 2011). Lengkuas terkenal sebagai tanaman obat yang
dada, dan dispepsia, demam, rasa terbakar pada hati, penyakit ginjal, tumor,
2.1.1 Taksonomi
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Subfamili : Alpinioideae
Tribe : Alpinieae
Genus : Alpinia
5
6
2.1.2 Morfologi
F. Warna : Kultivar dengan rimpang berwarrna merah muda hingga merah dan
diameter rimpang 8-10 cm. Kultivar merah yang lebih umum dan banyak
Senyawa aktif dari berbagai bagian lengkuas banyak dipelajari oleh banyak
diisolasi dari A. galanga adalah senyawa utama yang sejauh ini dilaporkan
(Chaudhary, 2018)
Gambar 2.2 Struktur biomolekul lengkuas
8
tanin, steroid, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, dan terpenoid (Ika et al.,
b. Flavonoid
dan memiliki efek antiinflamasi dengan menghambat faktor (NF) -κB serta
c. Fenol (curcuminoid)
Komponen fenol yang dimiliki lengkuas adalah bisdemethoxycurcumin
al., 2019).
d. Phenylpropanoid
jalur ganda independen. ACA berpotensi sebagai agen terapi baru untuk
terhadap ACA. Dalam sel NB4, apoptosis yang diinduksi ACA disebabkan
caspase-9. Hal ini disebabkan karena sinyal destruksi yang diinduksi ACA
(Chaudhary, 2018)
rilis TNF-α dan IL-4 yang dimediasi oleh kompleks antigen-IgE sehingga
(Chaudhary, 2018).
kondrosit manusia.
12
oleh sebab itu senyawa ini menjadi target baru untuk penemuan agen anti-
TB. Disamping itu, senyawa ini memiliki efek antikanker yang bekerja
karsinoma sel skuamosa oral in vitro atau in vivo. Kelebihan lain dari
(Chaudhary, 2018)
Gambar 2.8. Mekanisme kerja ACE
13
e. Diterpene
dekstruksi hifa pada strain jamur dengan dosis 5000-300 micro g/ml (Verma
et al., 2011).
(Chudiwal, 2010)
Gambar 2.10. Struktur 1,8 Cineole
14
Tingkat kematian dan gejala toksisitas akut dari ekstrak rimpang lengkuas
yang diberikan secara oral meningkat seiring dengan peningkatan dosis dari
astenia, piloereksi, ataksia, anoreksia, buang air kecil, diare, lesu, dan koma.
Toksisitas oral akut (LD50) ekstrak lengkuas pada tikus dihitung dengan analisis
senyawa purin dalam tubuh. Produk akhir dari katabolisme purin adalah asam
ginjal (Sabandar et al., 2020). Pada lengkuas, ditemukan 5 bahan aktif yang
menjadi xantin dan sintesis xantin menjadi asam urat (Ika et al., 2020).
asam urat dengan menginhibisi kerja enzim xantin oksidase melalui proses
kelebihan asam urat. OAT 1 dan OAT 3 merupakan anion organik dan
pengangkut urat yang ada di membran basolateral sel tubulus proksimal yang
ginjal yang ada di tubulus proksimal. Sedangkan GLUT9 terletak di sisi basal
dan memfasilitasi asam urat dari sel epitel ke dalam darah. Diketahui diet
lengkuas yakni quercetin hadir dan bertindak sebagai uricostatic dan uricosuric
Asam urat adalah bentuk akhir dari metabolisme purin. Konsentrasi asam
urat dalam darah dapat beragam menurut usia maupun jenis kelamin. Purin
dapat didapat dari intake makanan dan pemecahan asam nukleat. Senyawa
purin berperan dalam ekspresi genetik. Di dalam darah, asam urat larut berupa
natrium urat, sedangkan dalam urin dijumpai berupa asam urat. Di dalam
GMP dan IMP. Molekul ini kemudian dikonversi menjadi guanosin dan inosin
oleh enzim nukleotidase. Berbeda dengan GMP dan IMP, AMP merupakan
diubah menjadi xantine oleh enzim guanin deaminase dan xantine oxidase.
Xantine oxidase pada akhirnya juga mengubah xantin menjadi asam urat. Untuk
mengubah asam urat menjadi bentuk yang larut air, beberapa hewan memiliki
enzim uricase agar asam urat diubah menjadi alantoic acid yang kemudian
(Keenan,2017)
(Rodwell, 2006)
Gambar 2.13. Pembentukan Asam urat
2.3 Hiperurisemia
serum yang melebihi normal yakni >7,0 mg/dl pada laki-laki dan >6,0 mg/dl
gout arthritis dan produksi batu ginjal (Boleu, Mangimbulude and Karwur,
(George, 2020).
19
ekskresi yang menurun atau kombinasi keduanya. Pada produksi yang berlebih,
peningkatan konversi purin menjadi asam urat. Selain itu, pada kelainan
genetik dapat dijumpai defisiensi enzim HGPRT dan aktivitas PRPP yang
urat. Demikian pula dengan turnover asam nukleat, tumor lysis syndrome dan
glycogen storage disease dapat meningkatkan produksi asam urat. Pada kondisi
timah dan gangguan tiroid dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat,
terutama pada penyakit ginjal. Ginjal yang terganggu tidak dapat berfungsi
dengan baik sehingga akan menjadi hambatan dalam pembuangan asam urat.
Pada konsumsi diuretik dapat meningkatkan serum urat. Adapun faktor penicu
hiperurisemia yakni kombinasi dari kedua proses sebelumnya, yang terdiri dari
alkoholik yang dapat menaikkan konsentrasi asam laktat. Asam laktat yang
Intake makanan kaya purin seperti seafood, daging merah, organ (hati)
meningkatkan biosintesis purin menjadi asam urat. Intake fruktosa juga dapat
fosfat. Proses konversi ini memerlukan ATP yang kemudian menghasilkan ADP
untuk sintesis asam urat, sedangkan penipisan ATP dan Pi dapat mengurangi
feedback inhibisi terhadap enzim yang memediasi sintesis asam urat (Keenan,
2017).
21
Selain itu, peningkatan laju produksi purin juga disebabkan oleh enzim
Dengan demikian, semua hipoxantin akan dipakai untuk menghasilkan asam urat.
Tak hanya itu, kerja enzim PRPP yang berlebihan dapat menimbulkan
berkurangnya sintesis asam guanilat (GMP) dan Adenilat deaminase (AMP). Hal
menjadi alantoin. Kondisi stres dan penuaan dapat mengganggu aktivitas enzim
tersebut yang mengakibatkan ekskresi asam urat akan berkurang sehingga asam
urat serum terakumulasi. Fungsi ginjal yang terganggu juga dapat mengurangi
ekskresi asam urat sehingga asam urat meningkat dalam darah. Penurunan ekskresi
disebabkan oleh penumpukan asam organik lain yang berkompetisi dengan asam
asam urat dapat bersaing dengan asam laktat, akibatnya ekskresi asam urat
menurun. Kejadian kombinasi ini juga bisa ditimbulkan oleh konsumsi alkohol
kristal urat di sendi dan peri - artikular. Hal ini disebabkan oleh kadar asam urat
yang melebihi jumlah normal yang memicu pembentukan kristal urat (Swales,
2012).
Saat kadar asam urat tinggi, cairan ekstrasel dan plasma sangat jenuh
terhadap asam urat sehingga sintesis kristal menjadi mudah. Kondisi tersebut
menimbulkan klinis berupa nyeri dan bengkak pada sendi lalu berkembang menjadi
gout arthritis (Hidayah et al., 2018). Monosodium urat dapat membentuk kristal
apabila kadarnya berlebih pada plasma, yaitu sekitar 7,0 mg/dl. Interaksi kristal urat
dengan jaringan lokal akan mengaktivasi komplemen dan sel radang di sinovium.
Sel yang teraktivasi menghasilkan sitokin pro inflamasi lainnya yang dapat
(Keenan,2017)
Gambar 2.14. Patofisiologi : kristal urat bebas mengaktivasi komplemen dan sel
pertahanan dari sinovium. Proses tersebut menstimulasi neutrofil sirkulasi untuk
menyebabkan peradangan jaringan serta vasodilatasi endotel
Mulanya jaringan lokal terpajan oleh kristal urat bebas. Hal tersebut
menimbulkan respon berupa aktivasi komplemen c5a dan makrofag, fibroblas, serta
sel mast yang ada di cairan sinovial. Aktivasi makrofag menimbulkan sekresi
sitokin IL-1β, TNF, IL-6, dan chemokine IL-8, sedangkan sel mast akan merilis
histamin. Hal ini memcu sel neutrofil PMN yang ada di sirkulasi. Sedangkan sitokin
yang lain seperti IL-B, histamin akan memicu vasodilatasi dan kebocoran vaskuler.
Neutrofil akan bermigrasi ke dalam sendi dan melisiskan kristal urat. Neutrofil
jaringan lokal. Sehingga akan timbul kerusakan jaringan dan peradangan. Apabila
berlangsung lama, sitokin yang berperan diatas dapat memicu sinovitis kronis,
destruksi tulang rawan, dan erosi tulang. Selain itu, penimbunan kristal urat juga
akan menjadi tophus yang dapat merusak jaringan dan dapat memicu peradangan
lebih lanjut.
hiperurisemia umumnya tidak bergejala yang berarti pada kondisi ini terjadi proses
akumulasi asam urat pada jaringan selama jangka waktu tertentu. Pada stadium akut
terjadi inflamasi sendi yang timbul dalam waktu singkat. Di stadium ini pasien
merasakan nyeri hebat hingga tak mampu berjalan saat pagi hari ketika bangun
tidur. Selain itu, stadium akut seringkali hanya mengenai 1 sendi dengan klinis
interkritikal, tidak djumpai tanda-tanda inflamasi secara klinis, akan tetapi dalam
pengambilan cairan sendi dijumpai kristal urat. Sedangkan pada stadium gout yang
menahun umumnya terdapat banyak tofus dan mengenai beberapa sendi (Wahyu
Widyanto, 2017).
level, x-ray, dan aspirasi sendi. Pemeriksaan uric acid level menunjukkan kadar
asam urat dalam tubuh. Pada pemeriksaan foto polos x-ray pada kasus gout artritis
cairan sendi dilakukan untuk melihat adanya kristal urat (Swales, 2012).
25
induksi gen yang berperan dalam proses inflamasi, beserta gen yang menstimulasi
pada jaringan. Struktur dari flavonoid membuat senyawa ini memiliki potensi
produksi sitokin oleh sel T helper. Kandungan senyawa lain yaitu quercetin yang
(ACE) juga mampu menghambat rilis TNF-α dan IL-4 yang dimediasi oleh
2.5 Alopurinol
enzim xanthine oxidase. Pada dosis minimum, mekanisme inhibisi terjadi secara
kompetitif sedangkan pada dosis tinggi terjadi mekanisme inhibisi yang tidak
Efek dari alopurinol yakni dapat menurunkan kadar asam urat 2 hari
alopurinol selama 2-3 minggu, kadar asam urat serum harus diperiksa untuk
memastikan bahwa kadar asam urat berkurang. Erupsi kulit merupakan efek
samping yang banyak dijumpai. Selain itu juga ditemukan toksisitas hepar, demam
27
dan nefritis interstisial akut. Jika obat dihentikan, reaksi alergi ini akan mereda.
kelainan hematologi, pembesaran hati, ikterus, kematian sel hati, dan merusak
Selain itu, efek samping lain mungkin ditemui, termasuk mual, muntah
dan diare, neuritis perifer, depresi komponen sumsum tulang belakang, dan
pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Alopurinol menambah efek toksik
(Gilman, 2012)
memiliki berat mol sebesar 195, 18 serta rumus C4H2KN3O4. Kalium oksonat
28
dapat menghambat kinerja enzim uricase hepar dan menghasilkan uric acid
yang berlebihan dalam darah hewan percobaan seperti tikus. Apabila uricase
dihambat, jumlah uric acid dapat naik sehingga kalium oksonat dapat dipakai
et al., 2020 hanya menggunakan makanan kaya purin berupa hati ayam untuk
uricase yang mampu mengoksidasi uric acid menjadi alantoin yaitu bentuk
yang mudah larut air sehingga uric acid mudah diekskresikan dan menyebabkan
kadar uric acid menurun (Kristiani et al., 2013). Dengan demikian, perlu
yang akan dilakukan pada penelitian ini agar tidak terjadi penurunan asam urat
Selain itu, penelitian Ika et al., 2020 menggunakan mencit dimana memiliki
ukuran yang lebih kecil dibanding tikus wistar. Selain itu, tikus wistar memiliki
ekspresi gen di mana 98% gen manusia memiliki gen sebanding dengan gen
(Utami, 2008)
memilih zat untuk melarutkan ekstrak tanaman yang terdiri dari pelarut polar
2.7.1 Maserasi
Maserasi merupakan metode yang sering dipakai. Langkah dari metode ini
2.7.2 Perkolasi
yakni tanaman teraliri oleh pelarut dengan stabil. Namun apabila tanaman dalam
30
perkolar tidak tercampur, pelarut menjadi sukar dalam mencapai semua area
(Mukhriani, 2014).
2.7.3 Soxhlet
Serbuk tanaman diletakkan dalam kertas saring saring pada kelongsong lalu
pelarut murni hasil kondensasi sehingga lebih hemat pelarut dan lebih cepat.
Namun, senyawa yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dapat terurai sebab ekstrak