Anda di halaman 1dari 41

STUDI LITERATUR PENETAPAN RENDEMEN EKSTRAK

ETANOL TUMBUHAN SUKU Myrtaceae MENGGUNAKAN


METODE MASERASI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


Program D-III Farmasi pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda

Oleh :
Mutmainna Tamrin
19484011020

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
SAMARINDA
2022
STUDI LITERATUR PENETAPAN RENDEMEN EKSTRAK
ETANOL TUMBUHAN SUKU Myrtaceae MENGGUNAKAN
METODE MASERASI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
Mutmainna Tamrin
19484011020

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
SAMARINDA
2022

i
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Lakukanlah hal-hal yang ingin kamu lakukan, hal-hal yang


menurutmu benar, dan hal-hal yang kamu sukai”

-Jung Jaehyun-

Persembahan

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah swt. Atas segala rahmat

dan hidayah-Nya yang telah memberi pertolongan, kemudahan,

kelancaran, serta petunjuk-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan baik. Dengan ini saya persembahkan karya

sederhana ini, untuk:

• Diri saya sendiri yang telah bertahan dan berjuang sampai sejauh

ini.

• Kedua orang tua saya Ayahanda Tamrin dan Ibunda Herni serta

keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan

untuk kelancaran pendidikan sehingga saya dapat menyelesaikan

pendidikan dengan baik.

• Kawan-kawan seperjuangan.

• Almamaterku.

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mutmainna Tamrin

NIM : 19484011020

Tempat, tanggal lahir : Pinrang, 10 April 2001

Alamat : Jl. Negara Bukit Raya, RT. 12, Kec. Sepaku, Kab.
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang


berjudul “STUDI LITERATUR PENETAPAN RENDEMEN EKSTRAK
ETANOL TUMBUHAN SUKU Myrtaceae MENGGUNAKAN METODE
MASERASI” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, seluruh ide,
pendapat, ataupun materi dan sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan
referensi yang sesuai.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Samarinda, Juni 2022

Mutmainna Tamrin

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

ridho-Nya proposal karya tulis ilmiah dengan judul “Penetapan Rendemen Ekstrak

Etanol Tumbuhan Suku Myrtaceae Menggunakan Metode Maserasi” dapat

diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai dengan

baik berkat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak apt. Supomo, M.Si. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Samarinda.

2. Ibu Apt. Yullia Sukawaty, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan selama proses menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah.

3. Seluruh dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda atas segala ilmu

yang diberikan selama proses pendidikan.

4. Seluruh staf dan karyawan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda yang

telah banyak membantu.

5. Kedua orang tua serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa,

semangat dan dukungannya kepada saya.

6. Teman-teman kelas OZON yang telah berjuang bersama-sama merasakan suka

dukanya selama proses perkuliahan serta kawan-kawan seperjuangan saya

geng rumpi (Binti, Dian, Frida, Frina, Hanifah, dan Tanti).

7. Kawan baik saya Ika dan Rofi’ah yang telah menemani sejak awal masa

perkuliahan hingga sekarang.

v
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih

terdapat banyak kekurangan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga

proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita

semua.

Samarinda, Juni 2022

Mutmainna Tamrin

vi
STUDI LITERATUR PENETAPAN RENDEMEN EKSTRAK
ETANOL TUMBUHAN SUKU Myrtaceae MENGGUNAKAN
METODE MASERASI

ABSTRAK

Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui penetapan rendemen ekstrak


etanol tumbuhan suku Myrtaceae menggunakan metode maserasi. Myrtaceae
tergolong famili yang besar, dalam famili ini terdapat tanaman yang sangat
dikenal yaitu cengkeh, jambu air, juwet, salam, jambu biji, kayu putih, dan
ekaliptus yang semua dimanfaatkan orang sebagai obat tradisional baik daun,
bunga, buah, dan kulit batangnya. Seluruh bagian tanaman ini mengandung
minyak atsiri, misalnya disuling sebagai penghasil minyak cengkeh, minyak kayu
putih, dan minyak ekaliptus
Tahapan penelitian yaitu mereduksi data berupa penyuntingan dan
meringkas sehingga didapatkan data utama inti tulisan yaitu penetapan rendemen,
penyajian data dalam bentuk deskriptif berupa tabel, selanjutnya dilakukan
penarikan kesimpulan. Berdasarkan studi literatur diperoleh hasil nilai rendemen
ekstrak etanol dari daun jambu biji 4,57%, daun juwet 21,95%, dan daun salam
12,77%.

Kata kunci : Myrtaceae, rendemen, maserasi, pelarut etanol.

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Uraian Tumbuhan ..................................................................................... 4
1. Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) ............................................. 4
2. Daun Juwet (Syzigium cumini [L.] Skeels.) ....................................... 6
3. Daun Salam (Syzygium polyanthum Weight) .................................... 8
B. Simplisia ................................................................................................. 10
C. Ekstraksi.................................................................................................. 13
D. Pelarut Etanol .......................................................................................... 14
E. Rendemen ............................................................................................... 15

viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 16
B. Objek Penelitian ...................................................................................... 16
C. Analisis Data ........................................................................................... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 17

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 24
B. Saran ....................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 25


LAMPIRAN .................................................................................................... 28
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 29

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Literatur penelitian sebelumnya ................................................................17


2. Hasil rendemen ekstrak .............................................................................20
3. Hasil uji fitokimia ......................................................................................22

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) .......................................................4


2. Daun Juwet (Syziginium cumini [L] Skeels. ) ............................................6
3. Daun Salam (Syzginium polyanthum weight) ............................................8

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alur penelitian .........................................................................................28

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, terutama

dari sejumlah tanaman obat salah satunya yaitu dari beberapa tanaman golongan

famili Myrtaceae dimana tanaman ini merupakan famili yang tersebar di daerah

tropis dan subtropis. Famili ini memiliki kurang lebih 2.050 spesies yang

tergabung dalam 137 genus. Famili Myrtaceae memiliki ciri khas daun kasar

dengan kelenjar minyak. Beberapa berguna sebagai rempah-rempah dan

sejumlah spesies secara ekonomi penting seperti pohon kayu (Lutfiasari, 2018).

Tanaman famili Myrtaceae memiliki bentuk seperti perdu atau pohon,

memiliki bunga yang khas berupa bunga jambu-jambuan, dan daunnya

beraroma khas. Dalam famili ini terdapat tanaman yang sangat dikenal yaitu

cengkeh (Syzygium aromatikum L.), jambu air (Eugenia spp.), juwet (Eugenia

cumini), salam (Egenia polyantha), jambu biji (Psidium guajava L.), kayu putih

(Melaleuca leucandendron L.), dan ekaliptus (Eucalyptus globulus Lab.) yang

semua dimanfaatkan orang sebagai obat tradisional baik daun, bunga, buah, dan

kulit batangnya. Seluruh bagian tanaman ini mengandung minyak atsiri,

misalnya disuling sebagai penghasil minyak cengkeh, minyak kayu putih, dan

minyak ekaliptus (Evizal, 2013).

Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan suatu zat yang didasarkan

pada perbedaan kelarutan terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,

biasanya yaitu air dan yang lainnya berupa pelarut organik. Ada beberapa

1
2

metode yang dapat dilakukan dalam ekstraksi, salah satu yang paling umum

dilakukan adalah metode maserasi (Mukhriani, 2014). Metode maserasi adalah

metode ekstraksi cara dingin dan metode ini yang paling sederhana dimana

cairan penyari akan menembus dinding sel tanaman dan akan masuk ke rongga

sel yang mengandung zat aktif, sehingga zat aktif yang merupakan larutan

terpekat akan didesak keluar dari sel karena adanya perbedaan konsentrasi

antara larutan zat aktif yang didalam sel dengan yang diluar sel

(Wahyulianingsih et al., 2016).

Setelah dilakukan proses ekstraksi, maka dihasilkan rendemen ekstrak

untuk kandungan kimia tanaman yang diinginkan. Rendemen ekstrak dihitung

berdasarkan perbandingan berat akhir (berat ekstrak yang dihasilkan) dengan

berat awal (berat biomassa sel yang digunakan) dikalikan 100% (Sani et al.,

2014). Hasil rendemen dari suatu sampel sangat diperlukan karena untuk

mengetahui banyaknya ekstrak yang diperoleh selama proses ekstraksi.

Terdapat hubungan antara rendemen dengan senyawa aktif dari suatu sampel

sehingga apabila jumlah rendemen semakin banyak maka jumlah senyawa aktif

yang terkandung dalam sampel juga semakin banyak (Hasnaeni et al., 2019).

Standarisasi rendemen suatu simplisia dan ekstrak juga dilakukan untuk

menjaga stabilitas dan keamanan, serta mempertahankan konsistensi

kandungan senyawa aktif yang terkandung pada bahan baku yang digunakan.

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan studi literatur untuk

mengetahui penetapan rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae

menggunakan metode maserasi.


3

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengkajian informasi mengenai penetapan rendemen ekstrak

etanol tumbuhan suku Myrtaceae menggunakan metode maserasi ?

C. Tujuan Penelitian

Melakukan pengkajian informasi mengenai penetapan rendemen ekstrak

etanol tumbuhan suku Myrtaceae menggunakan metode maserasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan penulis dan masyarakat tentang penetapan

rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae menggunakan

metode maserasi.

2. Menambah informasi kepada peneliti selanjutnya tentang penetapan

rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae menggunakan

metode maserasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tumbuhan

1. Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Gambar 1. Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) (Agustina, 2018)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L. (Shruthi et al., 2013).

b. Morfologi Tumbuhan

Pohon jambu biji (Psidium guajava L.) mencapai tinggi 3-10 m.

Batangnya bengkok, bercabang dekat permukaan tanah, kulitnya licin,

sering mengelupas, warna coklat. Bunga tunggal atau mengelompok tiga

4
5

bunga muncul dari ketiak daun, benang sari panjang, warna mahkota dan

benang sari putih, mudah gugur. Buah berbentuk bulat seperti buah pir,

ketika muda berwarna hijau, ketika masak berwarna kuning. Bijinya kecil,

bentuk gepeng, warna coklat-kuning. Daging buahnya ada yang berwarna

merah muda, berbiji banyak dengan rasa manis, ada yang berwarna krem

dengan rasa kurang manis, berbiji sedikit (jambu susu), ada yang tanpa biji

(jambu sukun). Pohon jambu biji berbuah sapanjang tahun, namun terdapat

musim buah yang lebat sekali setahun pada akhir musim hujan (Evizal,

2013).

c. Kandungan Kimia Tumbuhan

Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun jambu biji

(Psidium guajava L.) yang diantaranya yaitu alkaloid, saponin, tanin, dan

flavonoid (Ndukwe et al., 2013).

d. Kegunaan Tumbuhan

Efek farmakologis dari daun jambu biji (Psidium guajava L.) menurut

Evizal (2013) diantaranya yaitu sebagai antidiare, antiinflamasi, dan

menghentikan pendarahan (hemostatik). Kegunaan sebagai obat

diantaranya mengobati diare akut, gangguan pencernaan pada bayi,

keputihan, peluruh haid, mempermudah persalinan, antikanker, dan obat

jerawat.
6

2. Daun Juwet (Syzigium cumini [L.] Skeels.)

Gambar 2. Daun Juwet (Syzigium cumini [L.] Skeels.)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Syzigium
Spesies : Syzigium cummini (L) Skeels. (Putra, 2015)

b. Morfologi Tumbuhan

Tanaman juwet biasa di tanam di pekarangan atau tumbuh liar, dapat

tumbuh hingga mencapai tinggi 10-20 m. Tanaman ini bercabang banyak,

rendah, dan tidak beraturan. Daun tunggal, berhadapan, tebal, bertangkai 1-

3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik,

pangkal lebar berbentuk baji, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan

atas mengkilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm, berwarna hijau (Herbie,

2015).
7

Bunga majemuk dengan cabang yang berjauhan, bunga duduk,

umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak berdaun. Bunga kecil,

duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung tangkai, berbau harum. Kelopak

berbentuk lonceng melebar atau corong, tinggi 4-6 mm, kuning sampai

keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3 mm, putih abu-abu

sampai merah jambu, mudah gugur (Herbie, 2015).

Buah buni berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok,

1-5 cm, bermahkota cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap,

merah tua sampai ungu kehitaman, kadang-kadang putih. Sering dalam

gerombolan besar. Daging buah putih kuning kelabu sampai agak merah

ungu, hamper tak berbau dengan banyak sari buah, sepat masam sampai

masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5 cm (Putra, 2015).

c. Kandungan Kimia Tumbuhan

Daun juwet mengandung phenol, tanin, alkaloid, triterpenoid dan

minyak volatile (Afin, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Sudarmi, dkk.,

(2017) pada daun juwet mengandung alkaloid, fenolik, saponin dan steroid.

Hasil penelitian Prabhakaran (2011) menunjukkan bahwa ekstrak daun

juwet mengandung senyawa alkaloid, fenol, flavonoid, tannin, minyak atsiri

sebagai metabolit sekunder.

d. Kegunaan Tumbuhan

Tumbuhan juwet (Syzygium cumini L.) memiliki aktivitas

farmakologi yang telah dibuktikan dalam beberapa penelitian yaitu

diantaranya sebagai antibakteri, antijamur, antioksidan, antidiabetik,


8

antidiare, antileishmania, antikolestrol, antiinflamasi, antikanker dan

aktivitas kardiovaskular (Hidayah, dkk., 2021).

3. Daun Salam (Syzygium polyanthum Weight)

Gambar 3. Daun Salam (Syzygium polyanthum Weight) (Widyawati et


al., 2015)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium polyanthum (Putra, 2015)

b. Morfologi Tumbuhan

Pohon betajuk rimbun, tinggi mencapai 25-30 m, berakar tunggang,

batang bulat, permukaan licin. Kulit batang berwarna coklat abu-abu,

memecah atau bersisik. Daun tunggal letak berhadapan, bertangkai yang

panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun berbentuk lonjong sampai elips atau

bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang
9

5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna

hijau muda (Herbie, 2015; Putra, 2015).

Daun bila diremas berbau harum. Bunga dari daun salam merupakan

bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting,

warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat berdiameter 8-9

mm, warnanya hijau (muda) dan berubah menjadi gelap setelah masak. Biji

bulat, penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat (Herbie, 2015; Putra,

2015).

c. Kandungan Kimia Tumbuhan

Berdasarkan beberapa penelitian, daun salam (Syzygium polyanthum

Wight) diketahui mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid,

terpenoid, minyak atsiri (0,05%), sitral, dan eugenol (Herbie, 2015; Evendi,

2017; Silalahi, 2017).

d. Kegunaan Tumbuhan

Daun salam (Syzygium polyanthum Wight) digunakan oleh

masyarakat untuk mengobati diare (Putra, 2015). Bukan hanya dibuat dalam

bentuk ekstrak, daun salam juga dapat digunakan sebagai obat tradisional

dalam bentuk infusa. Daun salam juga banyak diteliti khasiatnya sebagai

antibakteri (Adrianto, 2012).


10

B. Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan

untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain

pada suhu pengeringan tidak lebih dari 60°C (BPOM, 2014).

1. Penggolongan Simplisia (Depkes RI, 1995)

Simplisia dibagi menjadi tiga golongan yaitu : simplisia nabati, simplisia

hewani, dan simplisia pelikan (mineral).

a. Simplisia Nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman

adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara

tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan

cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.

b. Simplisia Hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian

hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa

zat kimia murni.

c. Simplisia Pelikan (Mineral)

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan

pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum

berupa zat kimia murni.


11

2. Tahapan Pembuatan Simplisia

Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan seperti berikut :

pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan,

penyimpanan dan pemeriksaan mutu.

a. Pengumpulan Bahan Baku

Kadar senyawa aktif pada suatu simplisia tergantung pada bagian

tanaman yang digunakan, umur tanaman atau bagian tanaman saat panen,

waktu panen, dan lingkungan tumbuh. Waktu panen sangat erat

hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif didalam bagian tanaman

yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman

tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah terbesar. Senyawa aktif

terbentuk secara maksimal didalam bagian tanaman pada umur tertentu.

b. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan

bahan asing) dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang terbuat dari

akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah serta pengotoran

lainnya harus dibuang. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba

dalam jumlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah

yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal.

c. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan kotoran lain

yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih

misalnya dari mata air, air sumur atau air PAM. Simplisia yang mengandung
12

zat mudah larut di dalam air, pencuciannya dilakukan dalam waktu singkat

(Prasetyo dan Inoriah, 2013).

d. Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses

pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil

jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari

(Prasetyo dan Inoriah, 2013).

e. Pengeringan

Dilakukan pengeringan untuk mendapatkan simplisia yang tidak

mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan

mencegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Suhu pengeringan

bergantung pada simplisia dan cara pengeringan. Pengeringan dapat

dilakukan antara suhu 30C-90C (terbaik 60C). Jika simplisia

mengandung bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap,

pengeringan dilakukan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30C-45C

atau dengan cara pengeringan vakum. Pada umumnya dikenal dua cara

pengeringan, yaitu pengeringan alamiah dan pengeringan buatan (Prasetyo

dan Inoriah, 2013).

f. Sortasi Kering

Tahap akhir dari pembuatan simplisia adalah sortasi kering. Tujuan

sortasi kering adalah untuk memisahkan benda asing, seperti bagian

tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada atau
13

tertinggal pada simplisia kering. Proses ini sebaiknya dilakukan sebelum

pengemasan simplisia.

g. Pengepakan dan Penyimpanan

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi mutu simplisia yaitu

cahaya, oksigen udara, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air,

pengotoran, serangga, dan kapang.

C. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman

obat yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam

bagian tanaman obat tersebut. Proses ekstraksi pada dasarnya merupakan proses

pemindahan massa komponen zat padat yang terdapat pada simplisia kedalam

pelarut organik yang digunakan. Pelarut organik akan menembus dinding sel

dan selanjutnya akan masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung

zat aktif. Zat aktif akan terlarut dalam pelarut organik pada bagian luar sel untuk

selanjutnya berdifusi masuk ke dalam pelarut. Proses ini terus berulang sampai

terjadi keseimbangan konsentrasi zat aktif antara di dalam sel dengan

konsentrasi zat aktif di luar sel (Marjoni, 2016). Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi laju ekstraksi antara lain jenis preparasi sampel, waktu ekstraksi,

volume pelarut, suhu pelarut, dan jenis pelarut (Ali, dkk., 2013).

Maserasi berasal dari bahasa latin “macerare” yang berarti merendam,

sehingga maserasi dapat diartikan sebagai suatu sediaan cair yang dibuat

dengan cara merendam bahan nabati menggunakan pelarut bukan air atau

pelarut setengah air seperti etanol encer selama waktu tertentu (Marjoni, 2016).
14

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan

(kamar). Maserasi bertujuan untuk menarik zat-zat berkhasiat yang tahan

pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi maserasi

termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan (DepKes RI, 2000).

D. Pelarut Etanol

Pelarut merupakan zat yang berbeda pada larutan dalam jumlah yang

besar, sedangkan zat lainnya dianggap sebagai zat pelarut. Pelarut yang

digunakan pada proses ekstraksi harus merupakan pelarut terbaik untuk zat aktif

yang terdapat dalam sampel atau simplisia, sehingga zat aktif dapat dipisahkan

dari simplisia dan senyawa lainnya yang ada pada simplisia tersebut (Marjoni,

2016). Pelarut dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk

kandungan senyawa yang berkhasiat atau yang aktif sehingga senyawa tersebut

dapat dipisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya (Depkes RI,

2000).

Pelarut ideal yang sering digunakan adalah etanol atau campurannya

dengan air yang merupakan pelarut pengekstraksi yang mempunyai extractive

power yang terbaik untuk hampir semua senyawa yang mempunyai berat

molekul rendah seperti alkaloid, saponin, dan flavanoid. Etanol 96% adalah

jenis pelarut pengekstraksi yang dapat menyari simplisia. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa etanol 96% merupakan pelarut pengekstraksi yang


15

terpilih untuk pembuatan ekstrak sebagai bahan baku sediaan herbal medicine

(Arifianti, dkk., 2014).

E. Rendemen

Rendemen merupakan perbandingan antara ekstrak yang diperoleh

dengan simplisia awal. Penetapan rendemen ekstrak dilakukan dengan cara

menimbang sejumlah ekstrak kental dalam cawan penguap lalu diuapkan diatas

penangas air dengan temperatur 40-50C. Ditentukan berat ekstrak setelah

penguapan dengan mengurangkan bobot cawan kosong, kemudian hitung

rendemen ekstrak (%b/b) sesuai dengan rumus. Rendemen menggunakan

sutuan persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan

nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak (DepKes RI, 2000).

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


%𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = × 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian studi literatur,

yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari dan menelaah buku-

buku, majalah ilmiah serta dokumen yang terkait seperti skripsi serta jurnal

ilmiah. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu, melakukan penyuntingan data

dengan cara mereduksi dan meringkas sehingga diperoleh data utama dalam

penulisan, penyajian data yaitu data dalam tabel deskriptif, penarikan

kesimpulan, dan melakukan verifikasi serta tinjauan ulang data yang didapat

agar penarikan simpulan dilakukan dengan benar.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah penetapan rendemen ekstrak etanol tumbuhan

suku Myrtaceae (daun jambu biji, daun juwet, dan daun salam) yang di ekstraksi

menggunakan metode maserasi.

C. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam studi literatur ini adalah

metode analisis deskriptif, yaitu berupa hasil penetapan rendemen ekstrak

etanol tumbuhan suku Myrtaceae menggunakan metode maserasi yang

disajikan dalam bentuk narasi berupa tabel.

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pencarian literatur maka didapatkan beberapa artikel

yang telah memenuhi kriteria. Artikel penelitian tersebut menjelaskan hasil

rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae yaitu daun jambu biji, daun

juwet, dan daun salam yang diekstrak menggunakan metode maserasi dapat dilihat

sebagai berikut.

Tabel 1. Literatur Jurnal Penelitian Sebelumnya

Judul Skrining Kualitatif Uji Efektivitas Formulasi Dan


Fitokimia Senyawa Ekstrak Daun Duwet Karakterisasi
Antibakteri pada (Syzygium cumini Nanopartikel Ekstrak
Ekstrak Daun (L.) Skeels) Etanol Daun Salam
Jambu Biji Terhadap Mortalitas (Syzygium
(Psidium guajava Larva Aedes aegypti. polyanthum) Pada
L.) Berbagai Variasi
Komposisi Kitosan
Dengan Metode Gelasi
Ionik
Peneliti Debora Handarni, Ismia Agustini, Yuni Dwiki Fitri, Naelaz.
Selly Harnesa Setyaningsih, Erna W. Z. Kiromah, Tri C.
Putri, Tensiska. Harfiani. Widiastuti.
Lembaga/Nama Jurnal Keteknikan Seminar Nasional JPSCR: Journal of
Jurnal, Tahun Pertanian Tropis Riset Kedokteran Pharmaceutical
dan Biosistem, (SENSORIK) 2020. Science and Clinical
2020. Research, 2020.
Tujuan Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk
Penelitian apakah ekstrak lebih lanjut mengkarakterisasi
daun jambu biji efektivitas ekstrak nanopartikel dari
mengandung daun duwet ekstrak etanol daun
senyawa (Syzygium cumini salam dengan variasi
antibakteri seperti (L.) Skeel) terhadap rasio konsentrasi
saponin, tannin, mortalitas larva A. kitosan.
dan flavonoid. aegypti.

17
18

Metode Maserasi. Maserasi. Maserasi.


Penelitian
Hasil Penelitian Rendemen ekstrak Efektivitas ekstrak Ekstrak etanol daun
daun jambu biji daun duwet salam positif
yang dihasilkan (Syzygium cumini mengandung
adalah sebesar (L.) Skeels) terhadap flavonoid. Hasil
4,36% dan didalam mortalitas larva A. karakterisasi
ekstrak daun aegypti berbeda-beda nanopartikel ekstrak
jambu biji terdapat pada setiap etanol daun salam
kandungan konsentrasi, semakin menunjukkan bahwa
senyawa tinggi konsentrasi formula F1, F2, dan F3
antibakteri berupa ekstrak daun duwet mempunyai ukuran
saponin, tannin, maka semakin tinggi partikel 284,2 ± 6,8;
dan flavonoid. pula angka mortalitas 410,6 ± 6,8; dan 630,1
larva, sehingga ± 3,4 nm dan nilai zeta
konsentrasi ekstrak potensial F1, F2 dan
daun duwet sangat F3 adalah 50,1 ± 4,3;
mempengaruhi 45,8 ± 0,7; dan 59,2 ±
efektivitas ekstrak 1,2 Mv. Rendemen
daun duwet. ekstrak etanol daun
Rendemen ekstrak salam sebesar 12,77%.
etanol daun duwet
sebesar 21,95%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa literatur jurnal penelitian sebelumnya

diperoleh informasi mengenai hasil ekstrak etanol daun dari tiga jenis spesies

tumbuhan suku Myrtaceae. Berdasarkan literatur tersebut diperoleh hasil penelitian

dari masing-masing jurnal yang bertujuan untuk mengetahui hasil nilai rendemen,

senyawa aktif, dan manfaat yang terkandung pada tumbuhan dari suku Myrtaceae.

Langkah pertama dalam perhitungan rendemen daun jambu biji, daun juwet,

dan daun salam diolah menjadi serbuk simplisia terlebih dahulu, kemudian

dilakukan proses ekstraksi yang menghasilkan ekstrak cair. Proses ekstraksi yang

dilakukan menggunakan metode maserasi. Pemilihan metode maserasi bertujuan

agar menghindari terjadinya kerusakan kandungan kimia yang bersifat termolabil.

Metode maserasi juga mempunyai keuntungan yaitu peralatan yang digunakan

sederhana dan proses pengerjaannya mudah dilakukan. Proses maserasi dilakukan


19

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut organik selama 3 hari pada

suhu ruang. Pada proses perendaman, serbuk simpisia akan mengalami pemecahan

dinding dan membran sel yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut

organik. Pada proses maserasi ini, pelarut akan masuk ke dalam sel melewati

dinding sel dan akan melarutkan senyawa metabolit sekunder yang terdapat di

dalam sel. Setelah proses ekstraksi yang dilakukan selama 24 jam, hasil maserasi

kemudian disaring dengan menggunakan corong yang dilapisi kertas saring

sehingga didapat filtrat kemudian ampas diremaserasi kembali sampai larutan

mendekati tidak berwarna atau jernih. Filtrat yang telah dihasilkan dipisahkan

dengan pelarutnya menggunakan rotary evaporator. Hasil rotary evaporator

diuapkan dengan penangas untuk menghilangkan pelarut yang masih tersisa hingga

diperoleh ekstrak kental.

Dalam melakukan ekstraksi maserasi dibutuhkan pelarut yang sesuai untuk

bisa melarutkan secara maksimal. Pemilihan jenis pelarut yang sesuai dilakukan

untuk mengikat senyawa aktif lebih banyak sehingga didapatkan rendemen yang

tinggi. Berdasarkan literatur penelitian sebelumnya, digunakan pelarut etanol 96%.

Pelarut etanol 96% merupakan senyawa polar yang mudah menguap karena

memiliki kadar air sebesar 4% sehingga baik digunakan sebagai pelarut ekstrak.

Hasil rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae dari tiga jenis spesies

berdasarkan literatur penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.


20

Tabel 2. Hasil Rendemen Ekstrak Etanol Tumbuhan Suku Myrtaceae


Berdasarkan Penelitian Sebelumnya

Spesies Bagian Jenis Nilai


Tumbuhan Tumbuhan Pelarut Rendemen
Psidium guajava L.1 Daun Etanol 96% 4,57%
Syzygium cumini (L.) Daun Etanol 96% 21,95%
Skeels.2
Syzygium polyanthum Daun Etanol 96% 12,77%
(Wight) Walp.3
Sumber: Handarni, dkk (2020)1; Agustini, dkk (2020)2; Fitri, dkk (2020)3

Tabel 2 menunjukkan adanya perbedaan dari hasil nilai rendemen ekstrak

etanol tumbuhan suku Myrtaceae dari penelitian sebelumnya. Penetapan nilai

rendemen dilakukan dengan menimbang berat ekstrak yang didapat dibagi dengan

berat awal simplisia dikalikan 100% (DepKes RI, 2000). Penelitian yang dilakukan

oleh Handarni, dkk., (2020) menyatakan bahwa dalam pembuatan ekstrak serbuk

daun jambu biji diambil sebanyak 250 gram dan dimaserasi dalam pelarut etanol

96% sebanyak 1.750 ml selama 24 jam dengan suhu 40˚C. Toples kaca maserasi

dibungkus plastic wrap dan aluminium foil agar terlindung dari sinar matahari

langsung. Setelah 24 jam hasil ekstraksi disaring untuk memisahkan cairan etanol

dan ampasnya. Proses maserasi ini dilakukan replikasi menggunakan jumlah bahan

dan volume pelarut yang sama. Ekstrak cair kemudian dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer dan diuapkan menggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan

ekstrak kental. Setelah dilakukan perhitungan, maka didapat nilai rendemen ekstrak

etanol daun jambu biji yaitu 4,57%.

Agustini, dkk., (2020) menyatakan bahwa hasil dari ekstraksi daun juwet

menggunakan pelarut etanol 96% dengan metode maserasi yang diuapkan dengan
21

rotary evaporator diperoleh hasil rendemen sebesar 21,95%. Penelitian yang

dilakukan oleh Fitri, dkk., (2020) menyatakan bahwa ekstrak daun salam dimaserasi

menggunakan etanol 96% (200 mg; 2 L) selama 24 jam dilakukan berulang

sebanyak 2 kali pada suhu ruang. Ekstrak daun salam diperoleh dengan cara

penyaringan menggunakan kertas saring. Ekstrak kental diperoleh dengan

menguapkan ekstrak etanol menggunakan rotary evaporator. Ekstrak kental yang

diperoleh dihitung rendemen ekstrak total dan didapat hasil rendemen ekstrak

etanol daun salam sebesar 12,77%.

Hasil nilai rendemen tertinggi diperoleh sebesar 21,95% dari ekstrak daun

juwet (Syzygium cumini (L.) Skeels). Besar kecilnya hasil rendemen yang diperoleh

dipengaruhi oleh keefektivan dalam proses ekstraksi. Menurut Zlotek, dkk., (2016)

perbedaan hasil rendemen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses

pengadukan ketika maserasi, jenis pelarut, waktu, dan suhu yang digunakan saat

proses ekstraksi. Pengadukan ketika proses maserasi juga dapat mempengaruhi

jumlah rendemen ekstrak yang dihasilkan. Pengadukan bertujuan agar pelarut dapat

mengikat seluruh komponen polar yang terkandung pada daun dan panas dapat

terdistribusi secara merata. Pengadukan pada saat ekstraksi dapat mempengaruhi

jumlah rendemen. Semakin lama waktu pengadukan, semakin tinggi juga rendemen

ekstrak dan kandungan fenoliknya. Dent, dkk., (2012) menyatakan bahwa

temperatur juga dapat mempengaruhi jumlah rendemen yang didapat dan

mempengaruhi ekstraksi senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif merupakan senyawa

yang mudah teroksidasi. Temperatur di atas 60˚C dan suasana basa dapat

menyebabkan senyawa bioaktif terdegradasi. Sehingga diperlukan suhu yang


22

optimal dalam mengekstraksi senyawa bioaktif agar didapatkan nilai rendemen

yang tinggi dan kualitas ekstrak terbaik.

Pengujian skrining fitokimia juga dilakukan dari ekstrak etanol tumbuhan

suku Myrtaceae. Selain nilai rendemen, hasil uji fitokimia dari ekstrak etanol

tumbuhan suku Myrtaceae diperoleh melalui metode maserasi dengan

menggunakan pelarut etanol 96% mengandung senyawa-senyawa metabolit

sekunder berupa flavonoid, saponin, dan tanin. Hasil uji fitokimia dari ekstrak

etanol tumbuhan suku Myrtaceae dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Dari Ekstrak Etanol Tumbuhan Suku Myrtaceae
Berdasarkan Penelitian Sebelumnya

No. Spesies Metabolit Pereaksi Keterangan


Tumbuhan Sekunder
1. Psidium Flavonoid NaOH +
guajava L.1 Saponin Kocok kuat +
Tanin FeCl3 +
2. Syzygium Flavonoid NaOH +
cumini (L.) Saponin Kocok kuat +
Skeels.2 Tanin FeCl3 +
3. Syzygium Flavonoid NaOH +
polyanthum Saponin Kocok kuat -
(Wight) Walp.3 Tanin FeCl3 +
Sumber: Handarni, dkk (2020)1; Agustini, dkk (2020)2; Fitri, dkk (2020)3

Tabel 3 menunjukkan bahwa ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae yang

diperoleh menggunakan metode maserasi menghasilkan jenis metabolit sekunder

yang sama dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Efektivitas ekstraksi suatu

senyawa oleh pelarut sangat tergantung pada kelarutan senyawa tersebut dalam

pelarut, sesuai dengan prinsip like dissolve like, yaitu suatu senyawa akan terlarut
23

pada pelarut dengan sifat yang sama (Suryani, dkk., 2016). Pelarut etanol 96%

merupakan pelarut universal yang mampu menyari sebagian besar zat aktif yang

terkandung dalam simplisia dan termasuk kedalam pelarut polar yang dapat

menarik senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, dan tanin dengan

jumlah yang lebih banyak (Tiwari, dkk., 2011).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil nilai rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae dari yang

tertinggi sampai yang terendah secara berturut-urut adalah daun juwet sebesar

21,95%, daun salam sebesar 12,77%, dan daun jambu biji sebesar 4,57%.

Metabolit sekunder yang terkandung dari tiga jenis spesies tumbuhan suku

Myrtaceae adalah flavonoid, saponin, dan tanin.

B. Saran

Saran bagi penelitian selanjutnya untuk dapat mengembangkan

penelitian ekstrak tumbuhan suku Myrtaceae dengan menggunakan metode

ekstraksi, jenis pelarut, dan bagian tumbuhan yang berbeda.

24
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, A.W.D. 2012. "Uji Daya Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Eugenia
polytantha Weight) dalam Pasta Gigi terhadap Pertumbuhan Streptococcus
mutans". Skripsi. Jember: Universitas Jember.

Afin. 2013. Daun Dahsyat: Pencegah dan Penyembuh Penyakit. Yogyakarta:


Katahati.

Agustina, R. 2018. "Efektifitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In Vitro". Skripsi.
Lampung: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.

Agustini, I., Setyaningsih, Y., dan Harfiani, E. 2020. "Uji Efektivitas Daun Duwet
(Syzygium cumini (L.) Skeels) Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegepty".
Seminar Nasional Riset Kedokteran.

Ali, F., Ferawati, dan Risma, A. 2013. "Ekstraksi Zat Warna Dari Kelopak Bunga
Rosella (Study Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat dan Asam Sitrat)".
Jurnal Teknik Kimia. Vol. 19(1).

Arifianti, L., Oktarina, R.D., dan Kusumawati, I. 2014. "Pengaruh Jenis Pelarut
Pengekstraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun
Orthosiphon stamineus Benth". E-Journal Planta Husada. 2(1): 1-4.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 12 Tahun 2014 tentang
Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta: BPOM. Hal. 3-11.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV.


Jakarta: Depkes RI. Hal 551, 713.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum


Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: DepKes RI. Hal : 10-11.

Evendi, A. 2017. "Uji Fitokimia dan Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Syzygium
polyanthum) terhadap Bakteri Salmonella typi dan Escherichia coli Secara
Invitro". Mahakam Medical Laboratory Technology Journal. II(1).

Evizal, R. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Bandar Lampung: Lembaga


Penelitian Universitas Lampung. Hal : 75-83.

25
26

Fitri, D., Kiromah, N.Z.W., dan Widiastuti, T.C. 2020. "Formulasi dan
Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium
polytanthum) Pada Berbagai Variasi Komposisi Kitosan Dengan Metode
Gelasi Ionik". Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research.
01, 61-69.

Handarni, D., Putri, S.H., dan Tensiska. 2020. "Skrining Kualitatif Fitokimia
Senyawa Antibakteri pada Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)".
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 8(2).

Hasnaeni, H., Usman, S., dan Wisdawati, W. 2019. "Pengaruh Metode Ekstraksi
Terhadap Rendemen dan kadar Fenolik Ekstrak Tanaman Kayu Beta-Beta
(Lunasia amara Blanco)". Jurnal Farmasi Galenika. 5(2): 175.

Herbie, T. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat 226 Tumbuhan Obat untuk
Penyembuhan Penyakit dan Kebugaran Tubuh. Yogyakarta: OCTOPUS
Publishing House.

Hidayah, H., Ridwanuloh, D., Fatia, Z., dan Amal, S. 2021. "Aktivitas Farmakologi
Tumbuhan Jamblang (Syzygium cumini L.): Literatur Review Article".
Jurnal Ilmiah Indonesia. 1(5): 530-536.

Lutfiasari, N., dan Darmono. 2018. "Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Famili


Myrtaceae di Hutan Pantai Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten
Tanah Laut". Prosding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah. 3 (1):
186-190.

Marjoni, M. 2016. Dasar-dasar Fitokimia untuk Diploma III Farmasi. 1 ed.


Jakarta: Trans Info Media.

Mukhriani, T. 2014. "Ekstraksi, Pemisahan Senyawa dan Identifikasi Senyawa


Aktif". Jurnal Kesehatan. Program Studi Farmasi Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin, Makassar.

Ndukwe, O.K., Awomukwu, D., dan Ukpabi, C.F. 2013. "Comparative Evaluation
of Phyrochemical and Mineral Constituents of the Leaves of some
Medicinal Plants in Abia State Nigeria". International Journal of Academic
Research in Progressive Education and Development. Vol. 2, No. 3.

Prabhakaran, S. 2011. "Phytochemical and Antimicrobal Properties of Syzygium


cumini and Ethanomedicinal Plant of Javadhu Hills". Research In
Pharmacy. 1(1): 22-32.

Prasetyo dan Inoriah, E. 2013. Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat-obatan


(Bahan Simplisia). Cetakan Pertama. Bengkulu: Badan Penerbitan Fakultas
Pertanian. UNIB. Hal: 18-19.
27

Putra, L.A., Erly, dan Masri, M. 2015. "Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit
Batang Salam (Syzygium poliyanthum (Weight) Walp.) terhadap
Staphylococcus aureus dan Escheichia coli secara Invitro". Jurnal
Kesehatan Andalas. Padang : Universitas Andalas.

Sani, R.N., Fithri, C.N., Ria, D.A., dan Jaya, M.M. 2014. "Analisis Rendemen dan
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii".
Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(2): 121-126.

Shruthi, Et al. 2013. "A Review on the Medicinal Plant Psidium guajava Linn".
Journal of Drug Delivery & Therapautic, vol 3 no 2. 162-168.

Sudarmi, K., Darmayasa, I.B.G., dan Muksin, I.K. 2017. "Uji Fitokimia dan Daya
Hambat Ekstrak Daun Juwet (Syzygium cumini) Terhadap Pertumbuhan
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus ATCC". Simbiosis Journal of
Biological Sciences. 5(2): 47.

Suryani, N.C., Permana, D.G.M., dan Jambe, A.A.G.N.A. 2016. "Pengaruh Jenis
Pelarut Terhadap Kandungan Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Daun Matoa (Pometia pinnata)". Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pangan. 5(1): 1-10.

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., dan Kaur, H. 2011. "Phytochemical
Screening And Extraction". Internasional Pharmaceutica Sciencia. 1(1),
98-106.

Wahyulianingsih, Handayani, S., dan Malik, A. 2016. "Penetapan Kadar Flavonoid


Total Ekstrak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr dan Perry)".
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 3(2), 189.

Widyawati, Tri, et al. 2015. "Antihyperglycemic Effect of Methanol Extract of


(Syzygium polyanthum Wight) Leaf in Streptozotocin-Induced Diabetic
Rats". Malaysia: Nutrients Journal. Vol. 7:7764-7780.

Zlotek, U., Mikulska, S., Nagajek, M., dan Swieca, M. 2016. "The Effect of
Different Solvents and Number of Extraction Steps on the Polyphenol
Content and Antioksidant Capacity of Basil Leaves (Ocimum bassilicum L.)
Extracs". Saudi Journal of Biological Sciences. 23(5): 628-633.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian

Mengumpulkan artikel jurnal ilmiah dan


memilah jurnal yang memenuhi kriteria.

Mereduksi data berupa penyuntingan dan


meringkas jurnal yang dipilih.

Penyajian data dalam bentuk deskriptif


berupa tabel.

Membahas jurnal.

Menarik kesimpulan.

28

Anda mungkin juga menyukai