Studi Literatur Penetapan Rendemen Ekstrak Etanol Tumbuhan Suku Myrtaceae Menggunakan Metode Maserasi
Studi Literatur Penetapan Rendemen Ekstrak Etanol Tumbuhan Suku Myrtaceae Menggunakan Metode Maserasi
Oleh :
Mutmainna Tamrin
19484011020
Oleh :
Mutmainna Tamrin
19484011020
i
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
-Jung Jaehyun-
Persembahan
karya tulis ilmiah ini dengan baik. Dengan ini saya persembahkan karya
• Diri saya sendiri yang telah bertahan dan berjuang sampai sejauh
ini.
• Kedua orang tua saya Ayahanda Tamrin dan Ibunda Herni serta
• Kawan-kawan seperjuangan.
• Almamaterku.
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI
NIM : 19484011020
Alamat : Jl. Negara Bukit Raya, RT. 12, Kec. Sepaku, Kab.
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Mutmainna Tamrin
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
ridho-Nya proposal karya tulis ilmiah dengan judul “Penetapan Rendemen Ekstrak
Penulis menyadari proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai dengan
baik berkat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu
1. Bapak apt. Supomo, M.Si. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Samarinda.
2. Ibu Apt. Yullia Sukawaty, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah
3. Seluruh dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda atas segala ilmu
4. Seluruh staf dan karyawan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda yang
5. Kedua orang tua serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa,
7. Kawan baik saya Ika dan Rofi’ah yang telah menemani sejak awal masa
v
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga
proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita
semua.
Mutmainna Tamrin
vi
STUDI LITERATUR PENETAPAN RENDEMEN EKSTRAK
ETANOL TUMBUHAN SUKU Myrtaceae MENGGUNAKAN
METODE MASERASI
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 16
B. Objek Penelitian ...................................................................................... 16
C. Analisis Data ........................................................................................... 16
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 24
B. Saran ....................................................................................................... 24
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari sejumlah tanaman obat salah satunya yaitu dari beberapa tanaman golongan
famili Myrtaceae dimana tanaman ini merupakan famili yang tersebar di daerah
tropis dan subtropis. Famili ini memiliki kurang lebih 2.050 spesies yang
tergabung dalam 137 genus. Famili Myrtaceae memiliki ciri khas daun kasar
sejumlah spesies secara ekonomi penting seperti pohon kayu (Lutfiasari, 2018).
beraroma khas. Dalam famili ini terdapat tanaman yang sangat dikenal yaitu
cengkeh (Syzygium aromatikum L.), jambu air (Eugenia spp.), juwet (Eugenia
cumini), salam (Egenia polyantha), jambu biji (Psidium guajava L.), kayu putih
semua dimanfaatkan orang sebagai obat tradisional baik daun, bunga, buah, dan
misalnya disuling sebagai penghasil minyak cengkeh, minyak kayu putih, dan
pada perbedaan kelarutan terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,
biasanya yaitu air dan yang lainnya berupa pelarut organik. Ada beberapa
1
2
metode yang dapat dilakukan dalam ekstraksi, salah satu yang paling umum
metode ekstraksi cara dingin dan metode ini yang paling sederhana dimana
cairan penyari akan menembus dinding sel tanaman dan akan masuk ke rongga
sel yang mengandung zat aktif, sehingga zat aktif yang merupakan larutan
terpekat akan didesak keluar dari sel karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif yang didalam sel dengan yang diluar sel
berat awal (berat biomassa sel yang digunakan) dikalikan 100% (Sani et al.,
2014). Hasil rendemen dari suatu sampel sangat diperlukan karena untuk
Terdapat hubungan antara rendemen dengan senyawa aktif dari suatu sampel
sehingga apabila jumlah rendemen semakin banyak maka jumlah senyawa aktif
yang terkandung dalam sampel juga semakin banyak (Hasnaeni et al., 2019).
kandungan senyawa aktif yang terkandung pada bahan baku yang digunakan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
metode maserasi.
metode maserasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
a. Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L. (Shruthi et al., 2013).
b. Morfologi Tumbuhan
4
5
bunga muncul dari ketiak daun, benang sari panjang, warna mahkota dan
benang sari putih, mudah gugur. Buah berbentuk bulat seperti buah pir,
ketika muda berwarna hijau, ketika masak berwarna kuning. Bijinya kecil,
merah muda, berbiji banyak dengan rasa manis, ada yang berwarna krem
dengan rasa kurang manis, berbiji sedikit (jambu susu), ada yang tanpa biji
(jambu sukun). Pohon jambu biji berbuah sapanjang tahun, namun terdapat
musim buah yang lebat sekali setahun pada akhir musim hujan (Evizal,
2013).
(Psidium guajava L.) yang diantaranya yaitu alkaloid, saponin, tanin, dan
d. Kegunaan Tumbuhan
Efek farmakologis dari daun jambu biji (Psidium guajava L.) menurut
jerawat.
6
a. Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Syzigium
Spesies : Syzigium cummini (L) Skeels. (Putra, 2015)
b. Morfologi Tumbuhan
3,5 cm. Helaian daun lebar bulat memanjang atau bulat telur terbalik,
atas mengkilap, panjang 7-16 cm, lebar 5-9 cm, berwarna hijau (Herbie,
2015).
7
duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung tangkai, berbau harum. Kelopak
berbentuk lonceng melebar atau corong, tinggi 4-6 mm, kuning sampai
Buah buni berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok,
1-5 cm, bermahkota cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap,
gerombolan besar. Daging buah putih kuning kelabu sampai agak merah
ungu, hamper tak berbau dengan banyak sari buah, sepat masam sampai
(2017) pada daun juwet mengandung alkaloid, fenolik, saponin dan steroid.
d. Kegunaan Tumbuhan
a. Klasifikasi Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium polyanthum (Putra, 2015)
b. Morfologi Tumbuhan
panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun berbentuk lonjong sampai elips atau
bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang
9
5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna
Daun bila diremas berbau harum. Bunga dari daun salam merupakan
bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting,
warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat berdiameter 8-9
mm, warnanya hijau (muda) dan berubah menjadi gelap setelah masak. Biji
2015).
terpenoid, minyak atsiri (0,05%), sitral, dan eugenol (Herbie, 2015; Evendi,
d. Kegunaan Tumbuhan
masyarakat untuk mengobati diare (Putra, 2015). Bukan hanya dibuat dalam
bentuk ekstrak, daun salam juga dapat digunakan sebagai obat tradisional
dalam bentuk infusa. Daun salam juga banyak diteliti khasiatnya sebagai
B. Simplisia
a. Simplisia Nabati
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara
tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan
b. Simplisia Hewani
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum
tanaman yang digunakan, umur tanaman atau bagian tanaman saat panen,
yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman
b. Sortasi Basah
bahan asing) dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang terbuat dari
akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah serta pengotoran
dalam jumlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah
c. Pencucian
yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih
misalnya dari mata air, air sumur atau air PAM. Simplisia yang mengandung
12
zat mudah larut di dalam air, pencuciannya dilakukan dalam waktu singkat
d. Perajangan
jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari
e. Pengeringan
mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
atau dengan cara pengeringan vakum. Pada umumnya dikenal dua cara
f. Sortasi Kering
tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada atau
13
pengemasan simplisia.
C. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman
obat yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
bagian tanaman obat tersebut. Proses ekstraksi pada dasarnya merupakan proses
pemindahan massa komponen zat padat yang terdapat pada simplisia kedalam
pelarut organik yang digunakan. Pelarut organik akan menembus dinding sel
dan selanjutnya akan masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung
zat aktif. Zat aktif akan terlarut dalam pelarut organik pada bagian luar sel untuk
selanjutnya berdifusi masuk ke dalam pelarut. Proses ini terus berulang sampai
konsentrasi zat aktif di luar sel (Marjoni, 2016). Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju ekstraksi antara lain jenis preparasi sampel, waktu ekstraksi,
volume pelarut, suhu pelarut, dan jenis pelarut (Ali, dkk., 2013).
sehingga maserasi dapat diartikan sebagai suatu sediaan cair yang dibuat
dengan cara merendam bahan nabati menggunakan pelarut bukan air atau
pelarut setengah air seperti etanol encer selama waktu tertentu (Marjoni, 2016).
14
D. Pelarut Etanol
Pelarut merupakan zat yang berbeda pada larutan dalam jumlah yang
besar, sedangkan zat lainnya dianggap sebagai zat pelarut. Pelarut yang
digunakan pada proses ekstraksi harus merupakan pelarut terbaik untuk zat aktif
yang terdapat dalam sampel atau simplisia, sehingga zat aktif dapat dipisahkan
dari simplisia dan senyawa lainnya yang ada pada simplisia tersebut (Marjoni,
2016). Pelarut dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk
kandungan senyawa yang berkhasiat atau yang aktif sehingga senyawa tersebut
dapat dipisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya (Depkes RI,
2000).
power yang terbaik untuk hampir semua senyawa yang mempunyai berat
molekul rendah seperti alkaloid, saponin, dan flavanoid. Etanol 96% adalah
terpilih untuk pembuatan ekstrak sebagai bahan baku sediaan herbal medicine
E. Rendemen
menimbang sejumlah ekstrak kental dalam cawan penguap lalu diuapkan diatas
sutuan persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
buku, majalah ilmiah serta dokumen yang terkait seperti skripsi serta jurnal
dengan cara mereduksi dan meringkas sehingga diperoleh data utama dalam
kesimpulan, dan melakukan verifikasi serta tinjauan ulang data yang didapat
B. Objek Penelitian
suku Myrtaceae (daun jambu biji, daun juwet, dan daun salam) yang di ekstraksi
C. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam studi literatur ini adalah
16
BAB IV
rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae yaitu daun jambu biji, daun
juwet, dan daun salam yang diekstrak menggunakan metode maserasi dapat dilihat
sebagai berikut.
17
18
diperoleh informasi mengenai hasil ekstrak etanol daun dari tiga jenis spesies
dari masing-masing jurnal yang bertujuan untuk mengetahui hasil nilai rendemen,
senyawa aktif, dan manfaat yang terkandung pada tumbuhan dari suku Myrtaceae.
Langkah pertama dalam perhitungan rendemen daun jambu biji, daun juwet,
dan daun salam diolah menjadi serbuk simplisia terlebih dahulu, kemudian
dilakukan proses ekstraksi yang menghasilkan ekstrak cair. Proses ekstraksi yang
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut organik selama 3 hari pada
suhu ruang. Pada proses perendaman, serbuk simpisia akan mengalami pemecahan
dinding dan membran sel yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut
organik. Pada proses maserasi ini, pelarut akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel dan akan melarutkan senyawa metabolit sekunder yang terdapat di
dalam sel. Setelah proses ekstraksi yang dilakukan selama 24 jam, hasil maserasi
mendekati tidak berwarna atau jernih. Filtrat yang telah dihasilkan dipisahkan
diuapkan dengan penangas untuk menghilangkan pelarut yang masih tersisa hingga
bisa melarutkan secara maksimal. Pemilihan jenis pelarut yang sesuai dilakukan
untuk mengikat senyawa aktif lebih banyak sehingga didapatkan rendemen yang
Pelarut etanol 96% merupakan senyawa polar yang mudah menguap karena
memiliki kadar air sebesar 4% sehingga baik digunakan sebagai pelarut ekstrak.
Hasil rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae dari tiga jenis spesies
rendemen dilakukan dengan menimbang berat ekstrak yang didapat dibagi dengan
berat awal simplisia dikalikan 100% (DepKes RI, 2000). Penelitian yang dilakukan
oleh Handarni, dkk., (2020) menyatakan bahwa dalam pembuatan ekstrak serbuk
daun jambu biji diambil sebanyak 250 gram dan dimaserasi dalam pelarut etanol
96% sebanyak 1.750 ml selama 24 jam dengan suhu 40˚C. Toples kaca maserasi
dibungkus plastic wrap dan aluminium foil agar terlindung dari sinar matahari
langsung. Setelah 24 jam hasil ekstraksi disaring untuk memisahkan cairan etanol
dan ampasnya. Proses maserasi ini dilakukan replikasi menggunakan jumlah bahan
dan volume pelarut yang sama. Ekstrak cair kemudian dimasukkan ke dalam
ekstrak kental. Setelah dilakukan perhitungan, maka didapat nilai rendemen ekstrak
Agustini, dkk., (2020) menyatakan bahwa hasil dari ekstraksi daun juwet
menggunakan pelarut etanol 96% dengan metode maserasi yang diuapkan dengan
21
dilakukan oleh Fitri, dkk., (2020) menyatakan bahwa ekstrak daun salam dimaserasi
sebanyak 2 kali pada suhu ruang. Ekstrak daun salam diperoleh dengan cara
diperoleh dihitung rendemen ekstrak total dan didapat hasil rendemen ekstrak
Hasil nilai rendemen tertinggi diperoleh sebesar 21,95% dari ekstrak daun
juwet (Syzygium cumini (L.) Skeels). Besar kecilnya hasil rendemen yang diperoleh
dipengaruhi oleh keefektivan dalam proses ekstraksi. Menurut Zlotek, dkk., (2016)
perbedaan hasil rendemen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses
pengadukan ketika maserasi, jenis pelarut, waktu, dan suhu yang digunakan saat
jumlah rendemen ekstrak yang dihasilkan. Pengadukan bertujuan agar pelarut dapat
mengikat seluruh komponen polar yang terkandung pada daun dan panas dapat
jumlah rendemen. Semakin lama waktu pengadukan, semakin tinggi juga rendemen
yang mudah teroksidasi. Temperatur di atas 60˚C dan suasana basa dapat
suku Myrtaceae. Selain nilai rendemen, hasil uji fitokimia dari ekstrak etanol
sekunder berupa flavonoid, saponin, dan tanin. Hasil uji fitokimia dari ekstrak
Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Dari Ekstrak Etanol Tumbuhan Suku Myrtaceae
Berdasarkan Penelitian Sebelumnya
yang sama dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Efektivitas ekstraksi suatu
senyawa oleh pelarut sangat tergantung pada kelarutan senyawa tersebut dalam
pelarut, sesuai dengan prinsip like dissolve like, yaitu suatu senyawa akan terlarut
23
pada pelarut dengan sifat yang sama (Suryani, dkk., 2016). Pelarut etanol 96%
merupakan pelarut universal yang mampu menyari sebagian besar zat aktif yang
terkandung dalam simplisia dan termasuk kedalam pelarut polar yang dapat
menarik senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, dan tanin dengan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil nilai rendemen ekstrak etanol tumbuhan suku Myrtaceae dari yang
tertinggi sampai yang terendah secara berturut-urut adalah daun juwet sebesar
21,95%, daun salam sebesar 12,77%, dan daun jambu biji sebesar 4,57%.
Metabolit sekunder yang terkandung dari tiga jenis spesies tumbuhan suku
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, A.W.D. 2012. "Uji Daya Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Eugenia
polytantha Weight) dalam Pasta Gigi terhadap Pertumbuhan Streptococcus
mutans". Skripsi. Jember: Universitas Jember.
Agustina, R. 2018. "Efektifitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In Vitro". Skripsi.
Lampung: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Agustini, I., Setyaningsih, Y., dan Harfiani, E. 2020. "Uji Efektivitas Daun Duwet
(Syzygium cumini (L.) Skeels) Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegepty".
Seminar Nasional Riset Kedokteran.
Ali, F., Ferawati, dan Risma, A. 2013. "Ekstraksi Zat Warna Dari Kelopak Bunga
Rosella (Study Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat dan Asam Sitrat)".
Jurnal Teknik Kimia. Vol. 19(1).
Arifianti, L., Oktarina, R.D., dan Kusumawati, I. 2014. "Pengaruh Jenis Pelarut
Pengekstraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun
Orthosiphon stamineus Benth". E-Journal Planta Husada. 2(1): 1-4.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 12 Tahun 2014 tentang
Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta: BPOM. Hal. 3-11.
Evendi, A. 2017. "Uji Fitokimia dan Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Syzygium
polyanthum) terhadap Bakteri Salmonella typi dan Escherichia coli Secara
Invitro". Mahakam Medical Laboratory Technology Journal. II(1).
25
26
Fitri, D., Kiromah, N.Z.W., dan Widiastuti, T.C. 2020. "Formulasi dan
Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium
polytanthum) Pada Berbagai Variasi Komposisi Kitosan Dengan Metode
Gelasi Ionik". Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research.
01, 61-69.
Handarni, D., Putri, S.H., dan Tensiska. 2020. "Skrining Kualitatif Fitokimia
Senyawa Antibakteri pada Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)".
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 8(2).
Hasnaeni, H., Usman, S., dan Wisdawati, W. 2019. "Pengaruh Metode Ekstraksi
Terhadap Rendemen dan kadar Fenolik Ekstrak Tanaman Kayu Beta-Beta
(Lunasia amara Blanco)". Jurnal Farmasi Galenika. 5(2): 175.
Herbie, T. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat 226 Tumbuhan Obat untuk
Penyembuhan Penyakit dan Kebugaran Tubuh. Yogyakarta: OCTOPUS
Publishing House.
Hidayah, H., Ridwanuloh, D., Fatia, Z., dan Amal, S. 2021. "Aktivitas Farmakologi
Tumbuhan Jamblang (Syzygium cumini L.): Literatur Review Article".
Jurnal Ilmiah Indonesia. 1(5): 530-536.
Ndukwe, O.K., Awomukwu, D., dan Ukpabi, C.F. 2013. "Comparative Evaluation
of Phyrochemical and Mineral Constituents of the Leaves of some
Medicinal Plants in Abia State Nigeria". International Journal of Academic
Research in Progressive Education and Development. Vol. 2, No. 3.
Putra, L.A., Erly, dan Masri, M. 2015. "Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit
Batang Salam (Syzygium poliyanthum (Weight) Walp.) terhadap
Staphylococcus aureus dan Escheichia coli secara Invitro". Jurnal
Kesehatan Andalas. Padang : Universitas Andalas.
Sani, R.N., Fithri, C.N., Ria, D.A., dan Jaya, M.M. 2014. "Analisis Rendemen dan
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii".
Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(2): 121-126.
Shruthi, Et al. 2013. "A Review on the Medicinal Plant Psidium guajava Linn".
Journal of Drug Delivery & Therapautic, vol 3 no 2. 162-168.
Sudarmi, K., Darmayasa, I.B.G., dan Muksin, I.K. 2017. "Uji Fitokimia dan Daya
Hambat Ekstrak Daun Juwet (Syzygium cumini) Terhadap Pertumbuhan
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus ATCC". Simbiosis Journal of
Biological Sciences. 5(2): 47.
Suryani, N.C., Permana, D.G.M., dan Jambe, A.A.G.N.A. 2016. "Pengaruh Jenis
Pelarut Terhadap Kandungan Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Daun Matoa (Pometia pinnata)". Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pangan. 5(1): 1-10.
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., dan Kaur, H. 2011. "Phytochemical
Screening And Extraction". Internasional Pharmaceutica Sciencia. 1(1),
98-106.
Zlotek, U., Mikulska, S., Nagajek, M., dan Swieca, M. 2016. "The Effect of
Different Solvents and Number of Extraction Steps on the Polyphenol
Content and Antioksidant Capacity of Basil Leaves (Ocimum bassilicum L.)
Extracs". Saudi Journal of Biological Sciences. 23(5): 628-633.
LAMPIRAN
Membahas jurnal.
Menarik kesimpulan.
28