Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429

Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

Pengaruh Jenis Pengental terhadap Sifat Fisikokimia dan Hedonik


Sirup Kulit Buah Kopi Arabika
The Effect of Different Thickeners Type on the Physicochemical and Hedonic
Properties of Arabica Coffee Fruit Skin Syrup

Annisa Peby Amalya, Anang Moh. Legowo, Afina Rahmani


Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
Diponegoro. Jl. Prof. Sudarto No. 13, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
pebypa@students.undip.ac.id,
korespodensi penulis

Riwayat Artikel: Dikirim 14 Desember 2022; Diterima 14 Desember 2022; Diterbitkan 21 April 2023
DOI: https://doi.org/10.26714/jpg.13.1.2023.8-24

Abstrak
Sirup merupakan larutan gula pekat yang menggunakan gula jenis High Fructose Syrup (HFS) atau gula invert
lainnya baik dengan atau tanpa penambahan tambahan makanan lain yang diizinkan. Pembuatan sirup
mengalami perkembangan yang cukup pesat, salah satunya dengan menambahkan kulit buah kopi. Akan
tetapi, proses pemanasan dapat menurunkan aktivitas antioksidan yang terdapat pada kulit buah kopi.
Penambahan bahan pengikat dapat menjaga stabilitas sirup, serta dapat memperbaiki kekentalan pada sirup
guna meningkatkan kesukaan konsumen terhadap tekstur sirup yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan jenis pengental yang berbeda terhadap aktivitas antioksidan,
pH, total padatan terlarut (TPT), viskositas, dan hedonik pada sirup kulit kopi arabika. Rancangan percobaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5
ulangan. Penelitian diawali dengan pembuatan ekstrak kulit buah kopi, kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan sirup dengan berbagai perlakuan. Perlakuan yang diberikan yaitu ragam jenis pengental dengan P1
(kontrol), P2 (guar gum 0.3%), P3 (xanthan gum 0.3%), dan P4 (arabic gum 0.3%). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa sirup kulit buah kopi dengan penambahan jenis pengental guar gum dan xanthan gum
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, total padatan terlarut, viskositas, serta hedonik
warna, tekstur, dan overall, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap parameter pH dan hedonik rasa
dan aroma. Sirup kulit buah kopi dengan penambahan bahan pengental guar guar gum memiliki sifat yang
terbaik yakni aktivitas antioksidan yang sedang (50,10%), viskositas yang cukup (1,04 dPa.s), serta serta
memiliki rasa, warna, tekstur dan overall yang paling disukai.

Kata kunci: kulit buah kopi, pengental, sirup.

Abstract
Syrup is a concentrated sugar solution using High Fructose Syrup (HFS) type sugar or other invert sugar either with or without
the addition of other permitted food additives. Making syrup has developed quite rapidly, one of which is by adding coffee berry
skin. However, the heating process can reduce the antioxidant activity found in the skin of the coffee berry. The addition of
binders can maintain the stability of the syrup, and can improve the thickness of the syrup to increase consumer preference for the
texture of the resulting syrup. The purpose of this study was to determine the effect of different thickener treatments on
antioxidant activity, pH, total dissolved solids (TDS), viscosity, and hedonic in arabica coffee skin syrup. The experimental
design used in this study was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The research began
with the manufacture of coffee fruit skin extract, then continued with the manufacture of syrup with various treatments. The
treatments given were various types of thickeners with P1 (control), P2 (0.3% guar gum), P3 (0.3% xanthan gum), and P4
(0.3% arabic gum). The results of this study indicated that coffee berry skin syrup with the addition of guar gum and xanthan
gum thickeners had a significant effect (P<0.05) on antioxidant activity, total dissolved solids, viscosity, and hedonic color,
texture, and overall, but had no effect significantly (P>0.05) on the pH and hedonic parameters of taste and aroma. Coffee fruit
peel syrup with the addition of guar guar gum thickener has the best properties, namely moderate antioxidant activity (50.10%),
sufficient viscosity (1.04 dPa.s), and also has a good taste, color, texture and overall. most liked.

Keywords: coffee pulp, syrup, thickener,.

8
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

PENDAHULUAN kesepatannya.
Kulit buah kopi diduga memiliki
Sirup merupakan larutan gula pekat kandungan antioksidan alami yang tinggi,
yang menggunakan gula jenis High Fructose seperti antosianin, betakaroten, polifenol,
Syrup (HFS) atau gula invert lainnya baik dan vitamin C (Winahyu et al., 2021). Akan
dengan atau tanpa penambahan tambahan tetapi, proses pemanasan dapat
makanan lain yang diizinkan. Selain menurunkan aktivitas antioksidan yang
digunakan sebagai minuman, sirup juga terdapat pada kulit buah kopi.
dapat digunakan sebagai topping pada Penurunan antioksidan dapat
makanan. Kepraktisan dalam dikurangi dengan penambahan bahan
pengonsumsian sirup menjadi salah satu pengental. Kondisi sirup yang kental dapat
faktor yang dapat meningkatkan mengurangi kerusakan pada sirup,
ketertarikan konsumen yang memiliki gaya termasuk penurunan pada antioksidan
hidup praktis terhadap produk. (Pratama et al., 2012). Hal tersebut dapat
Pembuatan sirup mengalami terjadi karena bahan pengental yang
perkembangan yang cukup pesat, terdapat pada sirup dapat menarik partikel
khususnya pada penggunaan bahan-bahan koloid pada sirup sehingga oksigen bebas
yang memiliki cita rasa beragam serta yang terdapat didalamnya menjadi
memiliki bahan aktif alami yang dapat menurun (Xyzquolyna, 2015). Selain itu,
digunakan sebagai minuman fungsional. sirup dengan kekentalan yang baik juga
Penelitian mengenai inovasi dalam dapat meningkatkan kesukaan pada
pembuatan sirup telah banyak dilakukan, konsumen (Inonula et al., 2021).
salah satunya dengan menambahkan kulit Sirup yang diberi penambahan
buah kopi. Kulit buah kopi yang bahan pengental perlu memperhatikan
merupakan hasil samping dari pengolahan stabilitas dari bahan pengental yang
kopi belum dimanfaatkan secara baik, digunakan agar bahan pengental tersebut
karena memiliki rasa yang asam dan sepat. dapat bekerja dengan optimal. Faktor-
Keberadaan limbah ini cukup besar, yaitu faktor yang mempengaruhi stabilitas bahan
sebesar 40-50% dalam setiap buah atau pengental yaitu suhu dan pH
sekitar 43,2 kg kulit dan daging kopi yang (Calmarza-Chueca et al., 2022) sehingga
dihasilkan dalam proses pengupasan diperlukan bahan pengental dengan pH
(depulping) 100 kg buah kopi (Garis et al., dan suhu yang sesuai dengan jenis produk
2019). Kulit buah kopi dapat dimanfaatkan yang akan dihasilkan.
lagi menjadi suatu produk karena memiliki Bahan pengental yang memiliki
senyawa aktif yang cukup tinggi. rentang pH dan suhu yang luas, diantaranya
Kandungan senyawa aktif yang guar gum, arabic gum, dan xanthan gum.
terdapat pada kulit buah kopi arabika yaitu Xanthan gum memiiki stabilitas dan
tannin 1,8-8,56%, pektin 6,5%, kafein viskositas yang baik pada rentang pH dan
1,3%, asam klorogenat 2,6%, asam kafeat suhu yang cukup luas
1,6%, antosianin total 43% (sianidin, (Pudyastuti et al., 2015), guar gum juga
delpinidin, sianidin 3-glikosida, delpinidin memiliki rentang pH yang cukup luas yaitu
3- glikosida, dan pelargonidin 3-glikosida) antara 1 – 10.5 (Mudgil et al., 2014), dan
(Garis et al., 2019). Kulit buah kopi yang arabic gum memiliki rentang pH yang luas
digunakan yaitu jenis kopi arabika. Kopi karena arabic gum dapat stabil pada keadaan
arabika memiliki kadar tanin sebesar 2,9%, asam dan basa (Miao et al., 2019).
sedangkan kopi robusta sebesar 3,0.3%. Penggunaan ketiga bahan pengental
Kadar tannin yang lebih rendah dalam kulit tersebut dapat meningkatkan kekentalan
kopi arabika menurunkan tingkat pada sirup dan diharapkan dapat

9
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

memperbaiki aktivitas antioksidan dan Tabel 1


kesukaan konsumen terhadap sirup kulit Formulasi Bahan Masing-Masing
buah kopi arabika. Perlakuan
Formulasi
BAHAN DAN METODE Bahan
P1 P2 P3 P4
Alat dan Bahan Ekstrak
Bahan yang digunakan pada kulit buah 1,2 L 1,2 L 1,2 L 1,2 L
penelitian ini adalah kulit buah kopi arabika kopi
kering, gula pasir, sorbitol, asam sitrat 900 900 900 900
bubuk, guar gum, xanthan gum, arabic gum, air Gula pasir
g g g g
mineral, dan akuades. Alat yang digunakan 300 300 300 300
pada penelitian ini adalah timbangan Sorbitol
g g g g
analitik, saringan, kain saring, gelas, botol, Asam sitrat 12 g 12 g 12 g 12 g
blender, pH meter, viskometer cup and bob, Guar gum - 1,8 g - -
hand refractometer, labu ukur, erlenmeyer, Xanthan
gelas beaker, pengaduk, pipet ukur, dan - - 1,8 g -
gum
gelas ukur. Arabic gum - - - 1,8 g
Proses pembuatan sirup kulit kopi
Metode arabika yaitu dengan menambahkan ekstrak
Rancangan Penelitian kulit kopi arabika sebanyak 1,2 L dengan
Rancangan penelitian yang akan gula pasir 900 g, sorbitol 300 g, dan asam
digunakan adalah Rancangan Acak sitrat 12 g, kemudian diaduk hingga
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 homogen. Pengental ditambahkan sesuai
ulangan sehingga dibutuhkan 20 unit dengan perlakuan yang telah dilakukan
percobaan. Perlakuan yang diberikan pada yaitu P1 (kontrol), P2 (guar gum 0.3%), P3
produk sirup yaitu penambahan ragam (xanthan gum 0.3%), dan P4 (arabic gum
jenis pengental. Perlakuan yang ditetapkan 0,3%) (b/b). Seluruh campuran bahan
yaitu P1 (kontrol), P2 (guar gum 0.3%), P3 dihomogenkan menggunakan blender dan
(xanthan gum 0.3%), dan P4 (arabic gum dipasteurisasi pada suhu 70°C selama 15
0.3%). menit. Sirup dikemas dalam botol yang
telah dicuci dan disterilisasi dengan suhu
Pelaksanaan Penelitian 121°C selama 15 menit. Sirup ditutup
Pembuatan sirup kulit kopi arabika hingga rapat, kemudian disimpan dan
mengacu pada Rahmaningtyas et al. (2016) dianalisis.
termodifikasi. Ekstrak kulit buah kopi yang
dihasilkan melalui proses ekstraksi, Pengujian Aktivitas Antioksidan
kemudian ditambahkan gula pasir, asam Pengujian aktivitas antioksidan
sitrat, dan berbagai jenis pengental sesuai menggunakan metode DPPH yang
dengan perlakuan. Sirup kulit buah kopi mengacu pada Ariadi et al. (2015)
arabika dibuat dengan komposisi seperti termodifikasi. Reagen DPPH dibuat
pada Tabel 1. dengan cara 0,0394 gram 1,1 dipHenyl-2-
picrylhydrazyl dilarutkan dengan etanol 97
% hingga mencapai 250 ml. Sampel
sebanyak 10 μl ditambah dengan 1 ml
DPPH, kemudian didiamkan selama 20
menit. Etanol 97% ditambahkan sampai 5
ml dan divorteks. Larutan diabsorbansi
dengan panjang gelombang 517
menggunakan spektrofotometer Secomam

10
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

version 1.10. Perhitungan aktivitas sebanyak satu tetes dan diteteskan pada
antioksidan dapat dilakukan dengan rumus: prisma refraktometer yang telah dikalibrasi
% Penghambat = dengan akuades steril. Refraktometer
x 100% diarahkan ke sumber cahaya. Nilai yang
terbaca pada refraktometer menunjukkan
besarnya total padatan terlarut pada sampel
Pengujian Hedonik
dalam derajat satuan Brix.
Uji organoleptik terhadap produk
dilakukan dengan metode uji hedonik yang
Pengujian Viskositas
mengacu pada Suprianto et al. (2022)
Pengujian viskositas dilakukan
dengan modifikasi. Pengujian produk sirup
menggunakan alat ukur viscometer.
dilakukan terhadap aroma, warna, rasa,
Pengukuran viskositas dengan viscometer
kekentalan, dan overall yang akan diberikan
cup and bob mengacu pada
kepada 30 panelis semi terlatih. Setiap
Aprilyan et al. (2015) termodifikasi.
sampel diberikan kode dengan 3 digit
Pengujian viskositas diawali dengan
angka secara acak. Panelis masing-masing
memasukkan sampel ke dalam cup,
diberikan 4 gelas sirup yang berisikan
kemudian bob dimasukkan ke tengah-
perlakuan yang berbeda-beda yaitu P1, P2,
tengah cup. Sampel akan tergeser di antara
P3, dan P4. Panelis menilai sesuai dengan
dinding luar dari bob dan dinding dalam
tingkat kesukaannya. Penilaian dituliskan
dari cup. Viskometer ini akan memberikan
pada lembar formulir yang telah disediakan.
hasil dalam satuan dPa.s.
Skala kesukaan panelis terdiri dari skala 1-4
yang meliputi sangat suka hingga sangat
Analisis Data
tidak suka dengan sangat suka memiliki
Data yang diperoleh dari hasil
skala numerik terbesar.
penelitian meliputi data aktivitas
antioksidan, pH, total padatan terlarut
Pengujian pH
(TPT), dan viskositas dianalisis secara
Pengujian nilai pH mengacu pada
statistik menggunakan uji parametrik
metode standar(AOAC, 2013) dalam
ANOVA (Analysis of Variance) untuk
Rizka et al. (2019). Pengujian pH dilakukan
mengetahui ada tidaknya pengaruh
menggunakan pH meter dengan pH meter
perlakuan dengan taraf signifikansi
yang telah dikalibrasi terlebih dahulu
(p<0,05). Apabila terdapat pengaruh beda
menggunakan larutan penyangga pH 4 dan
nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan
pH 7, kemudian pH meter dibersihkan
Multiple Range Test (DMRT) untuk
dengan menggunakan akuades dan
mengetahui pengaruh beda nyata antar
dilanjutkan dengan pengeringan
perlakuan. Data hasil uji hedonik dianalisis
menggunakan tisu. Sampel sebanyak 10 ml
secara statistik menggunakan uji non
diukur dengan cara elektroda pH meter
parametrik Kruskal Wallis untuk
dimasukkan kedalam wadah yang berisi
mengetahui ada tidaknya pengaruh
sampel, pH meter dibiarkan beberapa saat
perlakuan. Apabila hasil analisis
hingga menunjukkan angka yang stabil, lalu
menunjukkan terdapat pengaruh nyata
angka yang tertera dicatat.
terhadap perlakuan, maka dilanjutkan
pengujian dengan uji Mann-Whitney.
Pengujian Total Padatan Terlarut
Analisis data yang diperoleh dilakukan
Pengujian Total Padatan Terlarut
menggunakan aplikasi SPSS for windows
mengacu pada Fahrul et al. (2020)
26.0.
termodifikasi. Total padatan terlarut diukur
dengan alat hand refractometer. Sampel
diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke
dalam gelas beaker. Sampel diambil

11
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

HASIL DAN PEMBAHASAN menjaga senyawa antioksidan yang berada


Aktivitas Antioksidan di dalamnya dari penurunan aktivitas
Hasil pengujian aktivitas antioksidan antioksidan karena sirup menggunakan gula
sirup kulit buah arabika dengan yang tinggi sehingga dapat menghambat
penambahan ragam jenis bahan pengental oksidasi dengan mengikat air larutan
disajikan dalam Grafik 1. (Kartini et al., 2022).
Penambahan bahan pengental dapat
Grafik 1: menjaga senyawa antioksidan dengan lebih
Aktivitas Antioksidan Sirup Kulit Buah Kopi baik karena dapat membentuk struktur
Arabika dengan Penambahan Ragam Jenis double helix sehingga dapat melindungi dari
Bahan Pengental suhu panas selama proses pemasakan dan
54 dari oksigen. Gum terdiri dari susunan
Aktivitas Antioksidan (%)

52 selulosa yang bercabang. Struktur Double


50 helix terbentuk akibat adanya ikatan pada
48 rantai samping yang dilipat kembali
46 menjadi rantai utama (Susianti et al., 2020).
44
Sirup dengan penambahan arabic gum
42
(P4) memiliki aktivitas antioksidan yang
P1 P2 P3 P4
sedikit lebih tinggi dari sirup kontrol (P1)
Perlakuan
karena arabic gum dapat membentuk lapisan
gel yang dapat mempertahankan senyawa
Berdasarkan hasil uji statistik ANOVA,
yang terdapat dalam larutan. Menurut
diketahui bahwa penambahan bahan
Yudhistira et al. (2020) gum arab dapat
pengental pada sirup kulit buah kopi
membentuk lapisan gel yang dapat menjaga
memberikan pengaruh nyata (p<0,05)
material inti pada produk. Sirup dengan
terhadap aktivitas antioksidan sirup kulit
perlakuan penambahan guar gum (P2)
buah kopi. Aktivitas antioksidan terendah
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
terdapat pada sirup kulit buah kopi dengan
baik dari P1 dan P4 karena penambahan
perlakuan tanpa penambahan bahan
guar gum pada sirup dapat membentuk
pengental (P1), sedangkan aktivitas
lapisan gel yang lebih besar sehingga
antioksidan tertinggi terdapat pada sirup
mampu menjaga komponen antioksidan
dengan perlakuan penambahan bahan
dengan lebih baik. Produk dengan
pengental xanthan gum. Perlakuan P1 dan
penambahan guar gum memiliki senyawa
P4 memiliki aktivitas antioksidan yang
bioaktif yang terjaga (Naeem et al., 2018).
sedang dan perlakuan P2 dan P3 memiliki
Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat
aktivitas antioksidan yang tinggi. Menurut
pada sirup dengan perlakuan penambahan
Ramadhan et al. (2015) aktivitas antioksidan
xanthan gum (P3). Hal ini dapat terjadi
dikatakan tinggi dalam suatu produk jika
karena xanthan gum memiliki banyak gugus
memiliki aktivitas antioksidan >50%,
hidroksil yang dapat menghasilkan efek
sedang diantara 20 – 50%, dan rendah
anti-oksidatif
<20%.
(Ramadhan et al., 2015). Xanthan gum dapat
Sirup dengan perlakuan tanpa
meningkatkan aktivitas antioksidan karena
penambahan bahan pengental (P1)
xanthan gum dan senyawa fenolik dapat
memiliki antioksidan sebesar 46,79%.
membentuk ikatan polifenol yang kuat
Senyawa antioksidan yang terdapat pada P1
sehingga selama proses pemanasan
yaitu dihasilkan dari kandungan alami yang
senyawa ini menjadi tidak mudah rusak
terdapat pada tanaman. Tanaman yang
(Widelska et al., 2019).
memiliki antioksidan mengandung
karotenoid dan polifenol
(Herani et al., 2017). Sirup P1 dapat

12
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

pH sedikit air yang menguap. Hal ini


Hasil pengujian pH sirup kulit buah arabika mengurangi penurunan pH.
dengan penambahan ragam jenis bahan Sirup dengan penambahan pengental
pengental disajikan dalam Grafik 2. arabic gum (P4) dapat sedikit meningkatkan
Grafik 2: pH sirup dari kontrol (P1) karena pH arabic
Nilai pH Sirup Kulit Buah Kopi Arabika gum hanya sedikit berbeda dari sirup
dengan Penambahan Ragam Jenis Bahan sehingga tidak menyebabkan kenaikan yang
Pengental signifikan. Menurut Jumansyah et al. (2017)
pH gum arab merupakan polisakarida dengan
pH 3,9 – 4,9. Sedangkan sirup dengan
5 perlakuan penambahan xanthan gum (P3)
4 dan guar gum (P2) memiliki pH yang mirip.
Nilai pH

3
Nilai pH dari guar gum yaitu mendekati
2
1
kondisi pH yang netral sekitar 5 – 7
0 (Krstonosic et al., 2021). Nilai pH dari
P1 P2 P3 P4 xanthan gum juga tidak jauh berbeda yaitu
Perlakuan mendekati pH netral atau 6,95
(Ramadhan et al., 2015).
Hasil uji statistik ANOVA
menunjukkan bahwa penambahan bahan Total Padatan Terlarut
pengental pada sirup kulit buah kopi tidak Hasil pengujian total padatan terlarut
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap pH sirup kulit buah arabika dengan
sirup. Nilai pH mengalami perubahan yang penambahan ragam jenis bahan pengental
tidak signifikan (p>0,05) dikarenakan pH disajikan dalam Grafik 3.
pada sirup yang diberi penambahan bahan Grafik 3:
pengental dengan kontrol hampir sama. Total Padatan Terlarut Sirup Kulit Buah Kopi
Arabika dengan Penambahan Ragam Jenis
Nilai pH yang dimiliki oleh sirup
Bahan Pengental
dengan perlakuan tanpa penambahan
pengental (P1) didapatkan dari pH masing- Total Padatan Terlarut
masing bahan penyusun yang digunakan.
58
Menurut (Fitri et al. (2017) tingkat
TPT (oBrix)

keasaman makanan sangat dipengaruhi 56


oleh pemasakkan, suhu dan asam-asam 54
alami yang terdapat dari bahan baku 52
penyusunya. Salah satu bahan yang 50
berperan kuat dalam rendahnya pH sirup P1 P2 P3 P4
yaitu penggunaan asam sitrat. Asam sitrat Perlakuan
sebagai asidulan dapat memberikan rasa
asam pada sirup Berdasarkan hasil uji statistik ANOVA
(Yanuarto et al., 2022). Penambahan bahan diketahui bahwa penambahan bahan
pengental dapat meningkatkan sedikit pH, pengental pada sirup kulit buah kopi
walau tidak signifikan, karena bahan memberikan pengaruh nyata (p<0,05)
pengental dapat mengikat air sehingga terhadap total padatan terlarut sirup kulit
ketika proses pemanasan berlangsung air buah kopi. Total padatan terlarut terendah
tidak banyak yang menguap. Menurut terdapat pada sirup kulit buah kopi dengan
Christina et al. (2015) gum mengandung perlakuan tanpa penambahan bahan
pati dalam jumlah besar yang menyebabkan pengental (P1), sedangkan total padatan
gum meiliki sifat higroskopis. Semakin terlarut tertinggi terdapat pada sirup
banyak air yang terikat maka, semakin

13
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

dengan perlakuan penambahan bahan xanthan gum (P3). Tingginya total padatan
pengental xanthan gum. terlarut yang dihasilkan karena xanthan gum
Sirup dengan penambahan pengental dapat mengikat air beserta senyawa-
memberikan TPT yang berbeda karena senyawa organik dan anorganik yang
pengental yang digunakan dapat terdapat pada sirup sehingga meningkatkan
menyumbangkan padatan. Sirup tanpa total padatan terlarut (Wandestri et al.,
penambahan bahan pengental (P1) sudah 2016). Xanthan gum memiliki total padatan
memiliki TPT yang tinggi karena terlarut yang paling tinggi karena berat
kandungan gula yang cukup tinggi pada molekul xanthan gum adalah yang paling
sirup. Gula merupakan fraksi padat besar dibandingkan dengan bahan
sehingga gula yang larut dalam air diiringi pengental yang lain. Menurut Salimah et al.
dengan pemasakan dapat meningkatkan (2015) berat molekul xanthan gum mencapai
padatan terlarutnya (Pratama et al., 2012). 2x106 – 20x106 Da, sedangkan berat
Penambahan bahan pengental pada molekul guar gum dan arabic gum berturut-
sirup kulit buah kopi dapat meningkatkan turut hanya 2x106 – 5x106 Da dan 0,35x106
TPT sirup. Menurut Septina et al. (2020) – 0,85x106 Da.
bahan pengental dapat mengikat air
sehingga meningkatkan konsentrasi bahan Viskositas
yang larut. Semakin banyak partikel yang Hasil pengujian viskositas sirup kulit buah
terikat, maka semakin banyak partikel yang arabika dengan penambahan ragam jenis
tersuspensi menjadi terperangkat dalam bahan pengental disajikan dalam Grafik 4.
sistem tersebut dan meningkatkan padatan Grafik 4:
terlarutnya. Total padatan terlarut Viskositas Sirup Kulit Buah Kopi Arabika
berbanding lurus dengan viskositas. dengan Penambahan Ragam Jenis Bahan
Padatan terlarut yang tinggi pada suatu Pengental
larutan yang diiringi dengan proses 5
Viskositas (dPa.s)

pemanasan dapat meningkatkan kekentalan 4


sirup. Hal ini dapat terjadi karena sirup 3
menjadi pekat dan waktu alir meningkat
2
(Rizka et al., 2019).
Sirup kulit buah kopi dengan perlakuan 1
penambahan arabic gum (P4) memiliki total 0
padatan terlarut yang sedikit lebih tinggi P1 P2 P3 P4
daipada kontrol (P1). Arabic gum Perlakuan
merupakan polisakarida non pati yang
memiliki karbohidrat. Penambahan arabic Berdasarkan hasil uji statistik
gum dapat meningkatkan padatan terlarut ANOVA, diketahui bahwa penambahan
karena komponen penyusunnya memiliki bahan pengental pada sirup kulit buah kopi
kelarutan yang tinggi (Tantano et al., 2017). memberikan pengaruh nyata (p<0,05)
Sirup dengan penambahan guar gum (P2) terhadap viskositas sirup kulit buah kopi.
memberikan perbedaan nyata dengan P1 Viskositas terendah terdapat pada sirup
dan P4. Guar gum dapat meningkatkan total kulit buah kopi dengan perlakuan tanpa
padatan sirup lebih tinggi dari arabic gum penambahan bahan pengental (P1),
karena guar gum dapat mengikat air dan sedangkan viskositas tertinggi terdapat
meningkatkan viskositas dengan tingkat pada sirup dengan perlakuan dengan
kelarutan yang lebih tinggi penambahan xanthan gum (P3).
(Atakoohi et al., 2021). Sirup kulit buah kopi tanpa
Total padatan terlarut yang tertinggi penambahan bahan pengental (P1)
dimiliki oleh sirup dengan penambahan memiliki viskositas yang paling rendah.

14
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

Viskositas yang dimiliki oleh P1 dengan jenis gum lainnya menyebabkan


dipengaruhi oleh kandungan gula pada xanthan gum dapat membentuk ikatan
sirup. Gula memiliki padatan terlarut yang hidrogen yang lebih banyak. Pembentukan
tinggi sehingga menyebabkan terbentuknya dari ikatan ini berdampak pada peningkatan
ikatan doublehelix yang terbentuk akibat viskositas karena ikatan hydrogen dapat
adanya padatan yang mengikat air, sukrosa, mengurangi pergerakan air dan aliran
dan asam sitrat gel tebentuk (Yanto et al., cairan.
2015). Penambahan bahan pengental dapat
meningkatkan viskositas sirup karena Hedonik
pengental memiliki gugus hidrofilik yang Warna
bersifat polar sehingga ketika ditambahkan Hasil pengujian hedonik terhadap warna
ke dalam larutan pengental dapat sirup kulit buah arabika dengan
mengembang. Menurut Rani et al. (2021) penambahan ragam jenis bahan pengental
pengental dapat menarik air dan disajikan dalam Tabel 2.
mengembang hingga menjadi besar. Tabel 2:
Pembesaran ini akan menyebabkan Hasil Pengujian Hedonik Warna Sirup Kulit
mobilitas terhambat dan viskositas larutan Buah Kopi Arabika dengan Penambahan
menjadi meningkat. Ragam Jenis Bahan Pengental
Kriteria
Viskositas sirup dapat meningkat Perlakuan Warna
Skoring (1-4)
berdasarkan beberapa faktor. Faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan total Suka –
padatan terlarut menurut P1 3,12±0,726a
sangat suka
Lumbantoruan & Yulianti. (2016) adalah
suhu, konsentrasi larutan, berat molekul Suka –
P2 3,20±0,707a
terlarut, dan tekanan. Penambahan jenis sangat suka
pengental yang berbeda pada sirup kulit
Tidak suka –
buah kopi dipengaruhi oleh berat molekul P3 2,08±0,812b
suka
jenis pengentalnya karena akan
mempengaruhi besaran molekul yang Suka –
terlarut. Sirup dengan penambahan arabic P4 3,20±0,707a
sangat suka
gum (P4) memiliki viskositas yang paling
rendah, kemudian penambahan pengental Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat
guar gum (P2) memiliki viskositas yang lebih diketahui bahwa penambahan bahan
tinggi dari arabic gum, dan penambahan pengental pada sirup kulit buah kopi
xanthan gum (P3) memberikan viskositas berpengaruh nyata terhadap tingkat
yang paling tinggi. Hal ini terjadi karena kesukaan warna sirup kulit buah kopi.
berat molekul arabic gum yaitu sekitar Tingkat kesukaan terhadap warna berkisar
2.5x105 – 1x106 Da, berat molekul guar gum antara 2,08 – 3,20. Tingkat kesukaan
berkisar antara 2x106 – 5x106 Da, dan berat panelis terhadap warna sirup tertinggi
molekul xanthan gum berkisar 2x106 – terdapat pada perlakuan penambahan guar
20x106 Da (Sowunmi et al., 2022). gum (P2) dan penambahan arabic gum (P4)
Sirup kulit buah kopi dengan yaitu sebesar 3,20 yang termasuk dalam
penambahan xanthan gum (P3) memiliki kriteria penilaian “suka-sangat suka”,
viskositas yang paling tinggi karena xanthan sedangkan warna dengan tingkat kesukaan
gum merupakan hidrokoid yang memiliki terendah terdapat pada perlakuan
cabang lebih banyak dan panjang. Menurut penambahan xanthan gum (P4) yaitu sebesar
Akkarachaneeyakorn & Tinrat. (2015) 2,08 yang termasuk dalam kriteria penilaian
xanthan gum dengan cabang yang lebih “tidak suka – suka”.
banyak dan lebih panjang jika dibandingkan

15
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

Warna dari seduhan kulit buah kopi yang cukup banyak pada sirup
arabika yaitu merah kecoklatan. Warna menyebabkan warna sirup menjadi lebih
yang dihasilkan dari seduhan kulit buah cerah. Menurut Praptiningsih et al. (2013)
kopi berasal dari senyawa tanin di Praptiningsih et al. (2013) jika buih yang
dalamnya. (Ma’alhunah & Hendrawan, terbentuk semakin banyak pada produk,
2019). Tingkat kecerahan warna yang maka warna produk akan semakin cerah.
dihasilkan dari seduhan tersebut
dipengaruhi oleh kadar tanin pada bahan. Aroma
Konsentrasi tanin yang tinggi Hasil pengujian hedonik terhadap aroma
menyebabkan warna seduhan yang sirup kulit buah arabika dengan
dihasilkan menjadi semakin gelap penambahan ragam jenis bahan pengental
(Nafisah & Widyaningsih, 2018). disajikan dalam Tabel 3.
Sirup kulit buah kopi mengandung Tabel 3:
gula yang yang cukup tinggi. Adanya reaksi Hasil Pengujian Hedonik Aroma Sirup Kulit
protein dengan gula pada suhu tinggi dapat Buah Kopi Arabika dengan Penambahan
menyebabkan reaksi mailard. Proses ini Ragam Jenis Bahan Pengental
terjadi ketika seduhan kulit buah kopi Kriteria
Perlakuan Aroma
bertemu dengan gula karena kulit buah Skoring (1-4)
kopi menganung protein sebesar 8,9% Tidak suka –
sehingga warna sirup menjadi lebih gelap P1 2,52±0,714a
suka
(Hutasoit et al., 2018). Penambahan
hidrokoloid pada sirup dapat mencerahkan Tidak suka –
P2 2,80±0,957a
produk yang dihasilkan. Gum dapat suka
mencerahkan produk karena warna dari
arabic gum yaitu putih kekuningan, warna Tidak suka –
P3 2,84±0,850a
suka
dari xanthan gum yaitu bubuk berwarna
krem (Salimah et al., 2015), dan warna dari Tidak suka –
guar gum yaitu putih hingga putih P4 2,84±0,746a
suka
kekuningan (Tripathy & Das, 2013).
Peningkatan kecerahan yang tidak Berdasarkan data pada Tabel 3, dapat
berlebihan menyebabkan sirup dengan diketahui bahwa penambahan bahan
penambahan guar gum dan arabic gum pengental pada sirup kulit buah kopi tidak
memiliki tingkat kesukaan yang paling berpengaruh nyata terhadap tingkat
tinggi. Akan tetapi, sirup dengan bahan kesukaan aroma sirup kulit buah kopi.
tambahan xanthan gum memiliki tingkat Tingkat kesukaan terhadap aroma berkisar
kesukaan terendah. antara 2,52 – 2,84. Tingkat kesukaan
Sirup dengan penambahan bahan panelis terhadap aroma sirup tertinggi
pengental xanthan gum memiliki tingkat terdapat pada perlakuan penambahan jenis
kesukaan yang paling rendah karena pengental xanthan gum (P3) dan arabic gum
memiliki warna yang lebih cerah (P4) yaitu sebesar 2,84 yang termasuk
dibandingkan dengan perlakuan sirup yang dalam kriteria penilaian “tidak suka –
lain. Hal ini disebabkan oleh adanya suka”, sedangkan aroma sirup terendah
gelembung yang terperangkap oleh xanthan terdapat pada sirup tanpa penambahan
gum akibat dari proses produksi. Menurut bahan pengental (P1) yaitu sebesar 2,52
Johari et al. (2021) xanthan gum dapat yang termasuk dalam kriteria penilaian
mensstabilkan buih dengan menurunkan “tidak suka – suka”.
tegangan permukaan, mengurangi laju Aroma yang timbul dari seduhan kulit
penggabungan buih, serta meningkatkan buah kopi yaitu aroma asam khas kopi
elastisitas dan stabilitas buih. Jumlah buih arabika. Menurut Garis et al. (2019) aroma

16
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

tersebut terbentuk akibat adanya reaksi Hasil Pengujian Hedonik Tesktur Sirup Kulit
thearubigin pada kulit buah kopi yang Buah Kopi Arabika dengan Penambahan
diseduh mengunakan suhu 74 – 85oC Ragam Jenis Bahan Pengental
sehingga menyebabkan senyawa tersebut Kriteria
Perlakuan Tekstur
menguap dan menghasilkan aroma yang Skoring (1-4)
khas. Tingkat kesukaan terendah terdapat Tidak suka –
pada sirup kulit buah kopi tanpa P1 2,32±0,902a
suka
penambahan pengental (P1) karena aroma
dominan yang timbul pada sirup tanpa Suka –
P2 3,44±0,712b
penambahan pengental yaitu aroma asam sangat suka
dan sedikit langu. Menurut Arpi et al.
(2018) kulit buah kopi yang diseduh Tidak suka –
P3 2,64±1,186a
memberikan aroma sepat dan langu akibat suka
tanin dan senyawa lain yang terdapat di Tidak suka –
dalamnya. P4 2,52±1,005a
suka
Aroma dengan tingkat kesukaan yang
lebih tinggi terdapat pada sirup kulit buah Berdasarkan data pada Tabel 4, dapat
kopi dengan penambahan pengental, baik diketahui bahwa penambahan bahan
dengan pengental guar gum (P2), xanthan pengental pada sirup kulit buah kopi
gum (P3), maupun arabic gum (P3). Hal ini berpengaruh nyata terhadap tingkat
disebabkan oleh adanya peningkatan kesukaan tekstur sirup kulit buah kopi.
viskositas. Peningkatan viskositas dapat Tingkat kesukaan terhadap tekstur berkisar
menurunkan aroma dari suatu produk. antara 2,32 – 3,44. Tingkat kesukaan
Aroma langu dan sepat yang terhirup pada panelis terhadap warna sirup tertinggi
kontrol menjadi berkurang akibat adanya terdapat pada perlakuan penambahan guar
penambahan bahan pengental. Menurut gum (P2) yaitu sebesar 3,44 yang termasuk
(Zainuddin et al., 2020) peningkatan dalam kriteria penilaian “suka-sangat suka”,
viskositas dapt menurunkan aroma akibat sedangkan tingkat kesukaan terendah
dari dua mekanisme utama, diantaranya terdapat pada perlakuan tanpa penambahan
penurunan tingkat difusi pada larutan dan bahan pengental (P1) yaitu sebesar 2,32
adanya interaksi komponen flavour dan dengan kriteria penilaian “tidak suka-suka”.
unsur pokok dari matrik hidrokoloid. Sirup kulit buah kopi memiliki tekstur
Perubahan aroma pada produk sirup yang yang cukup kental. Kekentalan ini
diamati tidak signifikan karena disebabkan oleh bahan yang digunakan dan
penambahan hidrokoloid tidak proses pembuatannya. Sirup menggunakan
mempengaruhi produk. Menurut Salimah et gula dengan kadar yang tinggi sehingga
al. (2015) hidrokoloid tidak memberikan meningkatkan kekentalan. Menurut
pengaruh nyata pada aroma karena bahan Yanto et al. (2015) penambahan gula selain
pengental yang ditambahkan tidak berbau, sebagai pemanis dapat menjadi sumber
beraroma, serta memiliki bentuk yang padatan sehingga tekstur sirup dapat
padat. meningkat. Selain itu proses pemanasan
selama pembuatan dapat meningkatkan
Tekstur kekentalan sirup karena panas yang
Hasil pengujian hedonik terhadap tekstur dihasilkan akan melarutkan gula. Gula
sirup kulit buah arabika dengan yang larut akan mengikat air dan
penambahan ragam jenis bahan pengental menyebabkan larutan menjadi lebih kental
disajikan dalam Tabel 4. (Palimbong et al., 2020).
Tabel 4: Penambahan pengental pada sirup
menyebabkan tekstur sirup menjadi lebih

17
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

kental akibat adanya partikel koloid atau suka


polimer hidrofilik yang terdispersi dalam air
sehingga sistem koloid terbentuk Tidak suka –
P4 2,96±0,735a
(Pirsa & Hafezi, 2022). Arabic gum memiliki suka
tingkat kekentalan yang paling rendah jika Berdasarkan data pada Tabel 5, dapat
dibandingkan dengan bahan pengental yang diketahui bahwa penambahan bahan
lain. Menurut Ezera et al. (2019) arabic gum pengental pada sirup kulit buah kopi tidak
memiliki tingkat kekentalan yang sangat berpengaruh nyata terhadap tingkat
rendah jika dibandingkan dengan xanthan kesukaan rasa sirup kulit buah kopi.
gum. Arabic gum dengan konsentrasi 30% Tingkat kesukaan terhadap rasa berkisar
memiliki kekentalan yang menyerupai antara 2,84 – 3,12. Tingkat kesukaan
xanthan gum pada konsentrasi 0.3% panelis terhadap rasa sirup tertinggi
Guar gum memiliki tingkat kekentalan terdapat pada perlakuan penambahan
di tengah-tengah antara arabic gum dan bahan pengental guar gum (P2) yaitu sebesar
xanthan gum. Kondisi kekentalan guar gum 3,12 yang termasuk dalam kriteria penilaian
jika dibandingkan pada konsentrasi 0.5% “suka – sangat suka”, sedangkan tingkat
dengan xanthan gum dan arabic gum pada kesukaan rasa terendah terdapat pada
konsentrasi yang sama secara berturut-turut perlakuan xanthan gum (P3) dengan nilai
yaitu 1.34 dan 0.4 kalinya 2,84 yang termasuk dalam kriteria penilaian
(Sowunmi et al., 2022). Penambahan guar “tidak suka – suka”.
gum pada sirup kulit buah kopi memiliki Rasa yang muncul pada sirup kulit
tingkat kesukaan tertinggi karena tekstur buah kopi dipengaruhi oleh senyawa
yang dimilikinya berada di antara tingkat kimia, suhu, dan konsentrasi bahan
kekentalan xanthan gum dan arabic gum. Hal penyusun yang terdapat di dalamnya
ini juga divalidasi oleh nilai viskositas guar (Wilanda et al., 2021). Rasa yang terdapat
gum pada Tabel 6. yang berada diantara pada seduhan kulit buah kopi yaitu asam,
kedua jenis gum tersebut. Menurut sepat, dan pahit yang merupakan bawaan
Palimbong et al. (2020) tekstur sirup yang dari kopi arabika. Menurut Garis et al.
disukai panelis yaitu teksstur yang tidak (2019) rasa asam pada kulit buah kopi
terlalu cair maupun terlalu kental. disebabkan oleh senyawa kimia berupa
asam klorogenat dan kafeat, sedangkan rasa
Rasa sepat ditumbulkan oleh katekin.
Hasil pengujian hedonik terhadap rasa Penambahan gula dan asam sitrat pada
sirup kulit buah arabika dengan sirup yang diteliti dapat meningkatkan cita
penambahan ragam jenis bahan pengental rasa. Penambahan gula dapat memperbaiki
disajikan dalam Tabel 5. rasa sepat dan asam pada kulit buah kopi,
Tabel 5:
serta asam sitrat dapt memperkuat rasa sari
Hasil Pengujian Hedonik Rasa Sirup Kulit
Buah Kopi Arabika dengan Penambahan buah. Penambahan keduanya dapat
Ragam Jenis Bahan Pengental menyeimbangkan rasa sirup kulit buah kopi
Kriteria (Praseptiangga et al., 2016).
Perlakuan Rasa Penambahan bahan pengental dapat
Skoring (1-4)
memperbaiki rasa sirup kulit buah kopi
Tidak suka – karena bahan pengental yang digunakan
P1 2,96±0,840a
suka memiliki gugus hidroksil. Menurut
Menurut (Harsanto & Utomo. (2019)
Suka –
P2 3,12±0,726a gugus hidroksil mampu mengikat mengikat
sangat suka
air sehingga rasa yang terdapat dalam
P3 2,84±0,847a larutan akan menjadi lebih terasa. Akan
Tidak suka – tetapi, sirup kulit buah kopi dengan

18
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

penambahan bahan pengental xanthan gum Tidak suka –


P1 2,76±0,779a
(P3) memiliki tingkat kesukaan terendah. suka
Hal ini disebabkan oleh sifat xanthan gum
yang memiliki rasa netral dapat melindungi Suka –
P2 3,36±0,638b
rasa dan menekan rasa manis pada suatu sangat suka
produk jika ditambahkan dalam konsentrasi Tidak suka –
yang tinggi P3 2,76±0,926a
suka
(Ramadhan et al., 2015) sehingga sirup
dengan penambahan xanthan gum menjadi P4 2,84±0,688a
Tidak suka –
kurang disukai. Penambahan hidrokoloid suka
dapat meningkatkan rasa, namun
konsentrasi yang terlalu tinggi dapat Berdasarkan data pada Tabel 6, dapat
mengurangi komponen rasa manisnya. diketahui bahwa penambahan bahan
Penambahan arabic gum pada sirup kulit pengental pada sirup kulit buah kopi
buah kopi memiliki tingkat kesukaan yang berpengaruh nyata terhadap tingkat
sama dengan sirup tanpa penambahan kesukaan secara overall sirup kulit buah
bahan pengental (kontrol). Menurut kopi. Tingkat kesukaan secara overall
Praseptiangga et al. (2016) penggunaan gum berkisar antara 2,76 – 3,36. Tingkat
arab merupakan komponen yang tidak kesukaan panelis secara overall sirup
memiliki rasa karena gum arab memiliki tertinggi terdapat pada perlakuan sirup
kekentalan yang rendah sehingga dengan penambahan bahan pengental guar
penambahannya pada sirup tidak gum (P2) yaitu sebesar 3,36 yang termasuk
mempengaruhi rasa. Menurut dalam kriteria penilaian “suka-sangat suka”,
Supardi (2018) tekstur kental dapat sedangkan tingkat penilaian terendah
mempengaruhi kecepatan timbulnya rasa terdapat pada perrlakuan sirup tanpa
yang dihasilkan oleh rangsangan terhadap penambahan bahan pengental (P1) dan
sel reseptor olfaktori dari kelenjar air liur. sirup dengan penambahan bahan pengental
Tingkat kesukaan tertingi terdapat xanthan gum (P3) yaitu sebesar 2,76.
pada sirup kulit buah kopi dengan Sirup yang diberi penambahan guar gum
penambahan guar gum (P2). Guar gum dapat (P2) memiliki nilai kesukaan tertinggi
memperkuat rasa kulit buah kopi yang karena memiliki rasa, tekstur, dan warna
terdapat pada sirup tanpa mengurangi yang paling baik diantara perlakuan yang
kompenen rasa lain. Tingkat viskositas lain. Hal ini menyebabkan perlakuan P2
yang disebabkan oleh guar gum tidak terlalu memiliki nilai overall yang tinggi. Parameter
tinggi sehingga tidak menghambat rasa memiliki bobot yang besar dan dapat
timbulnya rasa pada lidah, menjadi salah satu penentu tingkat
kesukaan pada parameter overall. Menurut
Overall Zaldiansyah et al. (2018) mutu yang dapat
Hasil pengujian hedonik terhadap tekstur menentukan kesukaan terhadap produk
sirup kulit buah arabika dengan yaitu rasa. Ketika suatu produk memiliki
penambahan ragam jenis bahan pengental nilai yang baik pada atribut lain, namun
disajikan dalam Tabel 6. memiliki rasa yang kurang disukai, maka
Tabel 6: produk tersebut akan ditolak. Sirup dengan
Hasil Pengujian Hedonik Overall Sirup Kulit penambahan arabic gum (P4) memiliki
Buah Kopi Arabika dengan Penambahan urutan kesukaan kedua pada parameter
Ragam Jenis Bahan Pengental overall. Perlakuan P4 tidak memiliki atribut
Kriteria sensoris dengan tingkat kessukaan tertinggi
Perlakuan Overall
Skoring (1-4) maupun terendah.
Sirup tanpa penambahan bahan
pengental (P1) memiliki aroma, rasa,

19
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

tekstur, dan warna yang tidak terlalu buruk. buah paprika (Capsicum annuum).
Perlakuan P1 memiliki tingkat kesukaan Keteknikan Pertanian Tropis Dan
terendah pada atribut tekstur dan aroma. Biosistem, 3(2), 172–178.
Aroma dapat menentukan penilaian produk
karena aroma dapat mempengaruhi Ariadi, H. P., Sukatiningsih, & Windrati,
kelezatannya (Layli, 2020). Perlakuan P3 W. S. (2015). Ekstraksi senyawa
memiliki tingkat kesukaan terendah karena
antioksidan kulit buah kopi: Kajian
memiliki rasa dan warna produk dengan
nilai kesukaan terendah. Hal ini sangat jenis kopi dan lama maserasi. Berkala
mempengaruhi penilaian panelis terhadap Ilmiah Pertanian, 10(1), 1–9.
produk karena rasa dan kenampakan
merupakan aspek penting dalam penilaian Arpi, N., Rasdiansyah, H. P., Widayat, H.
overall. Penampilan suatu produk dapat P., & Fonna, R. F. (2018).
membangkitkan selera panelis untuk Pemanfaatan limbah kulit buah kopi
mencicipi produk tersebut. Selera tersebut arabika (Coffea arabica L.) menjadi
muncul akibat adanya rangsangan saraf minuman sari pulp kopi dengan
yang bekerja melalui indera penglihatan penambahan sari jeruk nipis (Citrus
(Wilanda et al., 2021).
aurantifolia) dan lemon (Citrus limon).
KESIMPULAN Teknologi Dan Industri Pertanin Indonesia,
Penambahan bahan pengental guar 10(2), 33–39.
gum dan xanthan gum pada sirup kulit buah
kopi dapat memberikan hasil yang berbeda Association of Official Analitycal Chemist
terhadap aktivitas antioksidan, total (AOAC). (2013). Official Methods of
padatan terlarut, viskositas, dan hedonik Analysis Chemist. AOAC Inc.,
pada parameter warna, tekstur, dan overall. Washington.
Akan tetapi, penambahan pengental tidak
mempengaruhi pH dan hedonik rasa dan Atakoohi, S. E., Naeiji, P., Peyvandi, K., &
aroma. Sirup dengan penambahan bahan Sanatgar, S. M. (2021). The
pengental guar gum menjadi sirup yang experimental study and molecular
terbaik karena memiliki tingkat aktivitas
antioksidan yang sedang, viskositas yang dynamic simulation of THF hydrate
cukup kental, dan menjadi sirup yang growth kinetics in the presence of
paling disukai oleh panelis terhadap warna, Arabic and Guar gum: New
tekstur, rasa, dan overall. approaches in promotion of THF
hydrate formation. Journal of Molecular
DAFTAR PUSTAKA Liquids, 325(1), 1–14.
Akkarachaneeyakorn, S., & Tinrat, S.
(2015). Effects of types and ounts of Calmarza-Chueca, F. , Sánchez-Gimeno, A.
stabilizers on physical and ssensory C., Raso-Pueyo, J., Arbones-Mainar, J.
characteristics of cloudy ready-to- M., Caverni-Muñoz, A., Sanz-Arque,
drink mulberry fruit juice. Food Science A., & Sanz-Paris, A. (2022).
and Nutrition, 1(1), 213–217. Rheological Properties and Stability of
Thickeners for Clinical Use. Nutrients,
Aprilyan, D. B., Luthfi, M., & Yulianingsih,
14(1), 1–14.
R. (2015). Analisa pengaruh massa
dan air terhadap proses pemblenderan Christina, M. A., Radiati, L. E., & Puradi.
pada uji kelayakan pembuatan saus (2015). Pengaruh gum arab pada

20
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

minuman madu sari apel ditinjau dari kopi (cascara) dalam kemasan
mutu organoleptik, warna, pH, kantung. Teknologi Pangan, 5(2), 38–43.
wiskositas, dan kekeruhan. Ilmu Dan
Teknologi Hasil Ternak, 10(2), 46–53. Inonula, M. I. P., Novidahlia, N., & Fitrilia,
T. (2021). Karakteristik fisikokimia
Ezera, J. E., Nwufo, B. T., & Wapwera, J. dan sensori jelly drink sari buah manga
A. (2019). Effects of graded quantities (Magnieraindica) dengan penambahan
of xanthan gum on the physicchemical sari buah buni (Antidesma bunius) dan
and flocculation properties of gum karagenan. Agroindustri Halal, 7(1), 43–
arabic. International Journal of Chemical 54.
Science, 3(1), 44–49.
Johari, A., Sugiyono, & Adawiyah, D. R.
Fahrul, A., Yulia, R., & Katsum, B. R. (2021). Peningkatan daya buih susu
(2020). Analisis mutu dari produk skim Sebagian rekombinasi dengan
sirup salak sidempuan. Teksagro, 1(1), penggunaan penstabil. Litbang Industri,
12–25. 11(2), 79–89.

Fitri, E., Harum, N., & Johan, V. S. (2017). Jumansyah, H., Johan, V. S., & Rahmayuni.
Konsentrasi gula dan sari buah (2017). Penambahan gum arab
terhadap kualitas siru belimbing terhadap mutu sirup kulit dan buah
wuluh (Averrhoa bilimbi L.). JOM nanas (Ananas comosus L Merr.). JOM
Faperta, 4(1), 1–13. Faperta, 4(1), 1–8.

Garis, P., Romalasari, A., & Purwasih, R. Kartini, T. D., Rowa, S. S., & Adam, A.
(2019). Pemanfaatan limbah kulit kopi (2022). Pengaruh penambahan gum
cascara menjadi teh celup. Polban, arab terhadap kualitas zat gizi
10(1), 279–285. minuman biunik. MGMI, 13(2), 117–
126.
Harsanto, T. M., & Utomo, A. R. (2019).
Pengaruh konsentrasi jahe dan Krstonosic, W., Jovicic-Bata, J., Maravic,
konsentrasi stabilizer guar gum terhadap N., Nikolic, I., & Dokic, L. (2021).
sifat fisik dan organoleptik es krim Food structure and functionality. Academic
jahe. Teknologi Pangan Dan Gizi, 18(1), Press.
44–50.
Layli, A. N. (2020). Karakteristik
Herani, A., Chaerunisa, A. Y., & Subarnas, fisikokimia dan organoleptic sirup
A. (2017). Artikel tinjauan: empon-empon edngan pemberian
antioksidan untuk kulit. Farmaka, daun stevia (Stevia rebaudiana B.). Info
16(2), 135–151. Kesehatan, 10(2), 339–369.

Hutasoit, G. Y., Susanti, S., & Dwiloka, B. Lumbantoruan, P., & Yulianti, E. (2016).
(2018). Pengaruh lama pengeringan Pengaruh suhu terhadap viskositas
terhadap karakteristik kimi ddan minyak pelumas (oli). Sainmatika,
warna minuman fungsional teh kulit 13(2), 26–34.

21
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

Ma’alhunah, F., & Hendrawan, A. (2019). Praptiningsih, Y., Tamtarini, & Rahma, A.
Pengolahan limbah kulit buah kopi (2013). Karakteristik es krim susu
arabika sebagai pewarna alam pada kacang tunggak (Vigna unguiculata L.)
produk fesyen. Art and Design, 6(2), dengan variasi jumlah karagenan dan
2135–2147. whipping cream. Agroteknologi, 7(2), 150–
159.
Miao, Q., Jiang, H., Gao, L., Cheng, Y.,
Xu, J., Fu, X., & Gao, X. (2019). Praseptiangga, D., Arviany, T. P., &
Rheological Properties of Five Plant Parnanto, N. H. R. (2016). Pengaruh
Gums. American Journal of Analytical penambahan gum arab terhadap
Chemistry, 9(1), 210–223. karakteristik fisikokimia dan sensoris.
Teknologi Hasil Pertanian, 9(1), 71–83.
Mudgil, D., Barak, S., & Khatkar, B. S.
(2014). Guar gum: processing, Pratama, S. B., Wijana, S., & Febriyanto, A.
properties and food applications: A (2012). Studi pembuatan sirup
Review. Food Science Technology, 5(3), tamarillo (kajian perbandingan buah
409–418. dan konsentrasi gula). Industria, 1(3),
181–194.
Naeem, A., Abbas, T., & Ali, T. M. (2018).
Effect of antioxidant and antibacterial Pudyastuti, B., Marchaban, &
properties of guar gum coating Kuswahyuning, R. (2015). Pengaruh
containing spice extracts and its konsentrasi xanthan gum terhadap
application on tomatoes (Solanum stabilitas fisik krim Virgin Coconut Oil
lycopersicum). Journal of Measurement and (VCO). Farmasi Sains Dan Komunitas,
Characterization, 12(1), 1–10. 12(1), 6–14.

Nafisah, D., & Widyaningsih, T. D. (2018). Rahmaningtyas, E., Yusa, N. M., &
Kajian metode pengeringan dan rasio Puspawati, N. N. (2016). Pengaruh
penyeduhan pada proses pembuatan penambahan CMC (Carboxyl Methyl
the cascara kopi arabika (Coffea arabika Cellulose) terhadap karakteristik sirup
L.). Pangan Dan Agroindustri, 6(3), 37– salak bali (Salacca zalacca var.
41. Amboinensis) selama penyimpanan.
Ilmu Dan Teknologi Pangan, 16(2), 20–
Palimbong, S., Mangallik, G., & Mikasari, 29.
A. L. (2020). Pengaruh lama
perebusan terhadap daya hambat Ramadhan, K., Atmaka, W., & Widowati,
radikal bebas, viskositas dan sensori E. (2015). Kajian pengaruh variasi
sirup cabang (Caesalpinia sappan L.). penambahan xanthan gum terhadap
Teknologi Pangan, 11(1), 7–15. sifat fisik dan kimia serta organoleptik
fruit leather kulit buah naga daging
Pirsa, S., & Hafezi, K. (2022). super merah (Hylocereus cotaricensis).
Hydrocolloids: structure, preparation Teknologi Hasil Pertanian, 8(2), 115–
method and application in food and 121.
pharmaceutical industries. Research
Square Journal, 1(1), 1–32.

22
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

Rani, K. C., Jayani, N. I. E., Renata, C., Evaluasi stabilisator agar-agar dan
Oetama, E. R., & Parfati, N. (2021). CMC sediaan sirup markisa berastagi.
Pengaruh konsentrasi xanthan gum Indah Sains Dan Klinis, 3(1), 8–14.
(1,5% dan 2%) terhadap karakteristik
fisika dan kimia sereal daun kelor Susianti, U., Amalia, & Rianingsih, L.
dengan pengisi susu soya dan susu (2020). penambahan gum arab dengan
skim. Media Pharmaceutica Indonesiana, konsentrasi yang berbeda terhadap
3(3), 153–157. kandungan senyawa volatil bubuk
rusip ikan teri (Stolephorus sp.). Ilmu
Rizka, S. R., Susanti, S., & Nurwantoro. Dan Teknologi Perikanan, 2(1), 10–19.
(2019). Pengaruh jenis pemanis yang
berbeda terhadap viskositas dan nilai Tantano, E., Effendi, E., & Hamzah, F. H.
pH sirup ekstrak daun jahe (Zingiber (2017). Variasi rasio bahan penstabil
officnale). Teknologi Pangan, 3(1), 152– CMC (Carboxy Methy Cellulose) dan
154. gum arab erhadap mutu velva alpukat
(Parsea americana Mill.). JOM Faperta,
Salimah, D. M., Lindriati, T., & Purnomo, 4(2), 1–7.
B. H. (2015). Sifat fisik dan kimia
puree jambu biji merah (Psidium Tripathy, S., & Das, M. K. (2013). Guar
guajava L.) dengan penambahan gum gum: Present status and application.
arab dan gum xanthan. Agroteknologi, Journal of Pharmaceutical and Scientific
9(2), 145–151. Innovation, 2(4), 24–28.

Septina, A., Giyatmi, & Sabrina, N. (2020). Wandestri, Hamzah, F., & Harun. (2016).
Pengaruh bahan penstabil terhadap Penambahan beberapa konsentrasi
mutu bir pletok selama penyimpanan. xanthan gum terhadap mutu saos tomat
Teknologi Pangan Dan Kesehatan, 2(2), (Solanum lycopersicum Lin.,). JOM
1–10. Faperta, 3(1), 1–7.

Sowunmi, A., Efeoybokhan, V. E., Orodu, Widelska, G., Wojtowicz, A., Kasprzak, K.,
O. D., Olabode, O., & Oputa, A. Dib, A., Oniszczuk, T., Olech, M.,
(2022). Comparative study of Kulesza, K. W., Nowak, R., Sujak, A.,
biopolymer flooding: a core flooding Dobrzanski, B., & Oniszczuk, A.
and numerical reservoir simulator (2019). Impact of xanthan gum
validation analysis. Hindawi Journal, addition on phenolic acids
1(1), 1–12. composition and selected properties
of new gluten-free maize-field bean
Supardi. (2018). Kewirausahaan kreatif pasta. Open Chemitry, 17(1), 587–598.
citarasa keputusan konsumen
pembelian produk (studi kasus Wilanda, S., Yessirita, N., & Budaraga, I. K.
yoghurt jellydelly Bandung). Ilmiah (2021). Kajian mutu dan aktivitas
Cano Ekonomos, 7(3), 1–12. antioksidan teh kulit kopi (Coffea
canephora) dengan penambahan daun
Suprianto, M., Gunawan, Kusumastuti, M. mint (Mentha piperita L.). Research Ilmu
Y., Fatimah, C., & Meilani, D. (2022). Pertanian, 1(1), 86–93.

23
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 13 No. 1, Tahun 2023, Halaman (8-24) e-ISSN: 2656-0291

Winahyu, D. A., Marcellia, S., & Diatri, M.


I. (2021). Uji aktivitas antioksidan
ekstrak kulit buah kopi robusta (Coffea
canepHora Pierre ex a.Foehner) dalam
sediaan krim. Farmasi Malahayati, 4(1),
82–92.

Xyzquolyna, D. (2015). Analisis vitamin C,


pH dan kekentalan saus tomat
(Licopersicum esculentum Mill) dengan
ubi jalar sebagai bahan pengental.
Agropolitan, 2(3), 18–22.

Yanto, T., Karseno, & Purnamasari, M. M.


D. (2015). Pengaruh jenis dan
konsentras gula terhadap karakteristik
fisikokimia dan sensori jelly drink.
Teknologi Hasil Pertanian, 8(2), 123–
130.

Yanuarto, T., Novia, D., & Lestari, S. P.


(2022). Formulasi sediaan sirup sari
buah sengani (Melastoma malabathricum
L.). Inssan Farmasi Indonesia, 5(1), 130–
139.

Yudhistira, B., Putri, R. A. A., & Basito.


(2020). Pengaruh Carboxymethyl
Cellulose (CMC) dan gum arab dalam
velva buah naga super merah
(Hylocereus cosstaricensis). Journal of Agro-
Based Industry, 37(1), 20–29.

Zainuddin, A., Mansyu, M. H., & Moha, C.


D. (2020). Aplikasi xanthan gum pada
pengolahan susu tempe. Agriculture
Technology Journal, 3(2), 63–74.

Zaldiansyah, T., Martunis, & Fahrizal.


(2018). Karakteristik organoleptik
pada sirup air kelapa (Cocus nucifera)
dengan penambahan gulafrustosa
sebagai pengganti gula sukrosa. Ilmiah
Mahasiswa Pertanian Unsyiah, 3(2), 345–
350.

24

Anda mungkin juga menyukai