1Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, Bogor, Indonesia
ABSTRAK
ARTICLE INFO Latar Belakang: Buah kersen mengandung serat pangan dan antioksidan, namun
belum banyak dimanfaatkan sebagai pangan fungsional. Sari buah berpotensi sebagai
Received:20-08-2021 bahan dasar minuman sinbiotik. Prebiotik dapat membantu ketahanan bakteri.
Accepted: 31-03-2022 Maltodekstrin atau gum arab membantu menguragi kelengketan dan menjaga
Published online: 09-09-2022 kandungan buah kersen saat proses pengeringan dengan spray dryer.
Tujuan: Menganalisis karakteristik fisik, kimia, total bakteri asam laktat (BAL) pada
*Correspondent: formula minuman sinbiotik sari buah kersen instan dengan penambahan
Budi Setiawan enkapsulator dan prebiotik, serta menentukan formula terbaik.
bsetiawan@apps.ipb.ac.id Metode Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial,
dengan variabel bebas jenis enkapsulator (maltodekstrin, gum arab) dan jenis
DOI: prebiotik (FOS, inulin). Terdapat empat formula dengan kombinasi masing-masing
10.20473/amnt.v6i3.2022.282- jenis enkapsulator dan prebiotik. Analisis karakteristik fisik mencakup Aw, pH, sifat
291 rehidrasi (wettability, dispersibility, solubility); karakteristik kimia mencakup
proksimat, total gula, serat pangan total, aktivitas antioksidan; serta total BAL. Uji
Available online at: beda antar formula menggunakan ANOVA two-way dan uji lanjut Duncan.
https://e- Hasil: Sari buah kersen dapat digunakan sebagai bahan dasar minuman sinbiotik
journal.unair.ac.id/AMNT instan. Formula dengan enkapsulator gum arab memiliki kadar abu dan serat pangan
total signifikan lebih tinggi, serta kadar karbohidrat dan dispersibility signifikan lebih
Keywords: rendah dibandingkan formula dengan enkapsulator maltodekstrin (p value <0,05).
Bakteri asam laktat, buah kersen, Formula kombinasi gum arab dan FOS memiliki nilai wettability tertinggi, sedangkan
karakteristik fisik, karakteristik formula kombinasi maltodekstrin dan FOS memiliki nilai total BAL tertinggi (p value
kimia, minuman sinbiotik <0,05).
Kesimpulan: Produk mengandung serat pangan, antioksidan, serta probiotik. Formula
dengan enkapsulator gum arab dan prebiotik FOS merupakan formula terbaik karena
kandungan serat yang lebih tinggi, kandungan karbohidrat yang lebih rendah, serta
aktivitas antioksidan yang sama, dan total BAL yang tidak jauh berbeda dengan
formula lainnya.
ABSTRACT
Background: Muntingia calabura L. (kersen) fruit contains fiber and antioxidants, but utilization as a functional food is limited.
Fruit juice could potentially be used as a synbiotic drink base ingredient. Prebiotics could help the survival of bacteria.
Maltodextrin or arabic gum could help reduce stickiness and protect substances in kersen fruit during spray drying
Objectives: Analyzing physical characteristics, chemical characteristics, total lactic acid bacteria (LAB) of kersen instant
synbiotic drink formulas added with encapsulator and prebiotic, and choosing the best formula.
Methods: This experimental research uses a factorial completely randomized design, independent variables were the type of
encapsulator (maltodextrin, arabic gum) and prebiotic (FOS, inulin). There were four formulas with combinations of each
encapsulator and prebiotic. Physical characteristics analysis includes water activity, pH, rehydration characteristics
(wettability, dispersibility, solubility); chemical characteristics analysis including proximate, total sugar, total dietary fiber,
antioxidant activity; and total LAB. Data were analyzed using two-way ANOVA test, then the Duncan test.
Results: Kersen juice could be used as a basic ingredient in instant synbiotic beverages. Formulas encapsulator Arabic gum
had significantly higher ash content and total dietary fiber, significantly lower carbohydrate content, and dispersibility
compared to formulas with maltodextrin as encapsulator (p-value <0,05). Formula with the combination of arabic gum and
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 282
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
FOS had the highest wettability, while formula with a combination of maltodextrin and FOS had the highest total LAB (p-value
< 0,05).
Conclusions: Products contain dietary fiber, antioxidants, and probiotics. Formula with encapsulator Arabic gum and prebiotic
FOS was the best formula due to higher total dietary fiber, lower carbohydrate content, similar antioxidant activity, and slightly
different total LAB content.
Keywords: chemical characteristics, lactic acid bacteria, Muntingia calabura L. fruit, physical characteristics, synbiotic
beverage
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 283
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
Tabel 1. Formula produk per takaran saji berdasarkan jenis dan berat bahan
Formula
Komponen
E1P1 E1P2 E2P1 E2P2
Jenis bahan
Serbuk buah kersen dengan enkapsulator maltodextrin (g) 20 20 0 0
Serbuk buah kersen dengan enkapsulator gum arab (g) 0 0 20 20
Freeze-dried L. plantarum (g) 0,4 0,4 0,4 0,4
FOS (g) 2 0 2 0
Inulin (g) 0 2 0 2
Keterangan: E1P1 = enkapsulator maltodekstrin, prebiotik FOS; E1P2 = enkapsulator maltodekstrin, prebiotik inulin; E2P1 = enkapsulator
gum arab, prebiotik FOS; E2P2 = enkapsulator gum arab, prebiotik inulin.
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 284
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
Tahapan pembuatan serbuk sari buah kersen Solubility dianalisis dengan melarutkan 1 gram
dimulai dengan membuat sari buah kersen. Prosedur produk dalam 100 mL air lalu diblender hingga homogen.
pembuatan sari buah kersen dimulai dengan kersen Sebanyak 50 mL cairan dipindahkan ke dalam tabung
matang disortir, dibersihkan, kemudian diblanching untuk disentrifugasi selama 5 menit pada 5000 rpm, lalu
secara dikukus selama 3 menit. Kemudian, kersen didiamkan selama 30 menit, lalu 25 mL supernatant
diblender dengan air lalu disaring dengan saringan 100 dipindahkan ke cawan petri yang telah diketahui berat
mesh untuk mendapatkan nilai total padatan 3%. Setelah konstannya. Cawan petri yang telah ditambahkan dengan
itu, sari buah ditambahkan dengan enkapsulator yaitu sampel ditimbang kembali, lalu dioven pada suhu 105 C
maltodekstrin atau gum arab dengan perbandingan 1:1 selama 5 jam. Solubility dihitung melalui selisih berat dan
(b/b) dengan total padatan lalu dihomogenisasi selama 5 dinyatakan dalam persen (%) 28,29. Rumus menghitung
menit. Untuk membuat serbuk sari buah kersen, sari buah solubility mengacu pada Rustapour et al. (2012)29.
yang telah dibuat kemudian dikeringkan menggunakan Analisis kandungan kimia yang dilakukan dalam
spray dryer (BUCHI 190 Mini Spray Dryer) dengan suhu penelitian ini meliputi kandungan gizi (analisis proksimat,
inlet 140C dan suhu outlet 78C17. total gula), serat pangan, dan aktivitas antioksidan.
Kultur dan serbuk Lactobacillus plantarum yang Analisis proksimat dilakukan pada seluruh formula
digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari sampel serbuk sinbiotik buah kersen, mengacu pada
Laboratorium Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas metode AOAC 200530. Alat yang digunakan untuk analisis
Peternakan IPB University. Serbuk freeze-dried L. protein adalah alat destruktor (FOSS, Denmark) dan alat
plantarum dibuat mengandung 1010 CFU/g, mengacu destilasi (FOSS, KT 200 KjeltecTM, Denmark). Alat yang
pada Nualkaekul et al. (2012)25 dengan perbedaan yaitu digunakan untuk analisis lemak adalah alat soxhlet (FOSS,
penggunaan susu skim sebagai media pertumbuhan ST 243 Soxtec, Denmark). Oven (Eyela NDI-400, Tokyo
bakteri26,27. Susu skim dipilih karena mudah didapat dan Rikakikai) digunakan untuk analisis kadar air dan kadar
sifatnya yang rendah lemak. Bakteri yang telah lemak. Karbohidrat dihitung dengan metode by
diinokulasikan di susu skim dibekukan menggunakan difference.
freeze dryer (BUCHI Lyovapor L-200) pada suhu -50 C Penyeduhan merupakah titik kritis yang
selama 72 jam. Serbuk bakteri yang dihasilkan memiliki menentukan viabilitas bakteri pada produk instan yang
nilai total BAL 1,43 0,389 x 1010 CFU/g. mengandung bakteri probiotik9. Kandungan total gula,
Pembuatan minuman sinbiotik sari buah kersen serat pangan total, dan fenol dapat mempengaruhi
instan dilakukan dengan mencampurkan serbuk kersen viabilitas bakteri pada produk9,25. Fenol merupakan
dengan serbuk L. plantarum, FOS atau inulin dilakukan kandungan yang terdapat pada buah kersen yang
secara dry mixing dalam kantong steril. Serbuk sari buah memiliki aktivitas antioksidan4. Oleh karena itu,
kersen hasil pengeringan ditambahkan dengan serbuk parameter total gula, serat pangan total, dan aktivitas
bakteri dan salah satu dari dua jenis prebiotik yaitu inulin antioksidan beserta total BAL dianalisis pada sampel yang
atau FOS9,15. Presentase probiotik dan probiotik terhadap telah diseduh atau disebut direhidrasi. Rehidrasi
serbuk buah mengacu pada Nualkaekul et al. (2012). dilakukan dengan metode yang sama seperti untuk
Prebiotik atau FOS ditambahkan sejumlah 10% serbuk menguji pH, yaitu diseduh sesuai takaran saji (22,4 g
buah9. Komposisi bahan pada setiap formula disajikan dilarutkan hingga volumenya 100 mL). Analisis total gula
pada Tabel 1. Setelah produk didapatkan, produk dilakukan dengan titimetri sesuai metode uji gula Luff
dianalisis karakteristik fisik, kimia, dan total bakteri asam Schoorl, dan dinyatakan sebagai persen total gula (%) 31,32.
laktatnya. Analisis serat pangan total mengacu pada metode AOAC
Official Method 991.43 dan AOAC Official Method 985.29
Analisis Fisik dan Kimia dan dinyatakan dalam persen (%)33,34, sedangkan aktivitas
Analisis derajat keasaman (pH) dilakukan dengan antioksidan dilakukan dengan metode 2.2-diphenyl-1-
pH meter (Ohaus Starter 3100) pada serbuk yang telah picrylhydrazyl (DPPH) menggunakan pelarut metanol.
diseduh atau direhidrasi dalam air. Penambahan air Hasil pengujian DPPH dinyatakan dalam satuan inhibition
dilakukan proporsional sesuai takaran saji, yaitu 22,4 value (%)35.
gram produk dilarutkan dengan air sampai volumenya
100 mL. Analisis wettability dilakukan dengan Analisis Total Bakteri Asam Laktat
menjatuhkan 1 gram sampel ke dalam 400 mL air destilasi Total BAL diuji pada sampel yang telah direhidrasi
(25 C). Wettability dicatat dalam satuan detik, yaitu untuk melihat viabilitas bakteri setelah melalui titik kritis
ketika seluruh serbuk sampel telah basah 28. Dispersibility produk sebelum dikonsumsi ini yaitu penyeduhan,
dianalisis dengan cara 1 gram sampel dimasukkan ke dimana bakteri akan langsung terpapar pada kondisi
dalam 10 mL air destilasi (25C) kemudian diaduk dengan lingkungan yang mungkin tidak optimal untuk
cepat sebanyak 25 kali selama 15 detik. Sampel yang telah pertumbuhan bakteri9. Metode penyeduhan sama seperti
diaduk kemudian disaring dengan saringan 70 mesh dan analisis pH, total gula, serat pangan dan antioksidan.
dipindahkan ke dalam cawan alumunium yang telah Analisis total BAL dilakukan dengan metode Total plate
diketahui berat konstannya. Setelah itu cawan dioven Count (TPC) sesuai SNI 2897:200836, menggunakan media
selama 4 jam pada suhu 105C. Metode dan rumus MRS Agar dengan CaCO3 0,5%.
perhitungan dispersibility mengacu pada Seth et al.
(2016)28.
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 285
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
Pengolahan dan Analisis Data kersen instan mencakup analisis aktivitas air (a w), derajat
Pengolahan data dilakukan menggunakan keasaman (pH), dan sifat rehidrasi yaitu wettability,
Microsoft Excel, sedangkan analisis data dilakukan dispersibility, solubility. Berdasarkan ANOVA two way,
mengunakan software statistik. Uji beda antar kelompok terdapat perbedaan signifikan pada parameter
formula dilakukan menggunakan ANOVA two way, wettability dan dispersibility (p value < 0,05) diantara
kemudian dianalisis uji lanjut menggunakan uji Duncan. keempat formula yang dianalisis, sedangkan parameter
karakteristik fisik lainnya tidak menunjukkan adanya
HASIL DAN PEMBAHASAN perbedaan signifikan antara keempat formula (p value >
Karakteristik Fisik 0,05). Hasil analisis karakteristik fisik pada seluruh
Dilakukan uji terhadap karakteristik fisik pada formula disajikan pada tabel 2.
keempat formula produk minuman sinbiotik sari buah
Tabel 2. Karakteristik fisik produk berdasarkan parameter aktifitas air, derajat keasamaan, sifat rehidrasi
Formula
Parameter
E1P1 E1P2 E2P1 E2P2
Aktivitas air (aw) 0,26 0,03 Aa 0,24 0,04 Aa 0,25 0,04 Aa 0,25 0,03 Aa
Derajat keasaman (pH) 5,99 0,07 Aa 5,95 0,15 Aa 6,11 0,25 Aa 6,13 0,26 Aa
Sifat Rehidrasi
Wettability (detik) 176,75 4,60 Aa* 150,75 7,50 Ab* 296,00 4,95 Ba* 216,25 6,01 Bb*
Dispersibility (%) 75,35 1,13 Aa 69,15 9,69 Aa 50,75 3,68 Ba 51,48 4,78 Ba
Solubility (%) 91,62 4,59 Aa 91,71 0,43 Aa 91,07 1,85 Aa 88,02 0,90 Aa
Keterangan: E1P1 = enkapsulator maltodekstrin, prebiotik FOS; E1P2 = enkapsulator maltodekstrin, prebiotik inulin; E2P1 = enkapsulator
gum arab, prebiotik FOS; E2P2 = enkapsulator gum arab, prebiotik inulin. A-BHuruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
perbedaan nyata berdasarkan faktor jenis enkapsulator (P < 0,05). a-bHuruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
nyata berdasarkan faktor jenis prebiotik (P < 0,05). *Terdapat pengaruh interaksi antara faktor enkapsulator dan prebiotik.
Proses pengeringan merupakan salah satu cara didapatkan pada penambahan maltodekstrin20. Pada
untuk menurunkan aktivitas air (𝑎𝑤 ) dan meningkatkan produk probiotik berbahan dasar bukan susu, asam laktat
kestabilan produk berbahan dasar buah selama tetap diproduksi dari metabolisme gula ataupun
penyimpanan37. Aktivitas air (𝑎𝑤 ) dalam produk metabolisme asam malat oleh L. plantarum25.
menggambarkan kandungan air bebas dalam produk. Produk serbuk instan yang dimasukkan ke dalam
Semakin tinggi nilai 𝑎𝑤 artinya produk tersebut semakin air akan mengalami tahapan pembasahan, penyebaran,
tidak stabil. Secara umum, nilai 𝑎𝑤 <0,6 tergolong stabil dan pelarutan40. Wettability menunjukkan kemampuan
dari kerusakan akibat mikroorganisme38. Dalam serbuk dalam menyerap air pada permukaan air 28.
penelitian ini nilai aktivitas air berkisar antara 0,24–0,26. Struktur kandungan kimia dalam produk dapat
Nilai tersebut berada dalam range 𝑎𝑤 untuk buah yang di- mempengaruhi wettability. Sebagai contoh, laktosa
spray drying yaitu 0,2-0,616. Pada keempat formula, nilai dalam bentuk amorphous bersifat higroskopis40.
aktivitas air (𝑎𝑤 ) tidak berbeda signifikan (p value > 0,05). Perubahan bentuk kandungan gula dari kristal menjadi
Aktivitas air diantaranya dapat dipengaruhi oleh amorphous ini juga terjadi pada proses pengeringan
konsentrasi enkapsulator, suhu inlet, dan suhu outlet produk tinggi gula41. Terdapat perbedaan signifikan pada
yang digunakan saat pengeringan22. Dalam penelitian ini parameter wettability (p value < 0,05) yang disebabkan
konsentrasi enkapsulator, suhu inlet, dan suhu outlet oleh perbedaan jenis enkapsulator, perbedaan jenis
yang digunakan adalah sama pada seluruh formula, prebiotik, dan interaksi antara kedua faktor tersebut.
sehingga nilai aktivitas air yang didapatkan pada seluruh Hasil ini mirip dengan penelitian De Barros Fernandes et
formula tidak berbeda nyata. Hasil ini sejalan dengan al. (2014) dan Sarabandi et al. (2019) dimana gum arab
penelitian Quek et al. (2007) yang mendapatkan nilai 𝑎𝑤 memiliki nilai wettability yang lebih lama dibandingkan
0,20 pada pengeringan semangka menggunakan spray dengan maltodekstrin42,43. Wettability dapat dipengaruhi
dryer dengan suhu 145C38. oleh berbagai faktor, diantaranya jenis enkapsulator,
Nilai pH pada keempat formula formula tidak suhu inlet, kandungan air, dan ukuran partikel. Semakin
menunjukkan perbedaan signifikan (p value > 0,05), yaitu besar ukuran partikel maka produk semakin mudah
5,99-6,13. Nilai pH produk tidak berbeda jauh dengan basah, karena produk berpartikel besar memiliki rongga
bahan dasar yaitu buah kersen. Buah kersen utuh atar partikel yang besar43. Pada penelitian ini produk
memiliki nilai pH 5,64 dan daging buah kersen memiliki dengan penambahan inulin memiliki waktu basah yang
pH 5,8939. Meskipun tidak ada perbedaan signifikan, lebih cepat dibandingkan dengan penambahan dengan
formula dengan enkapsulator maltodekstrin (E1P1 dan FOS pada formula dengan enkapsulator yang sama.
E2P2) memiliki pH yang sedikit lebih rendah dibandingkan Penambahan inulin dapat mempercepat waktu basah
dengan formula yang menggunakan gum arab sebagai karena meningkatnya jumlah komponen hidroflik pada
enkapsulator (E2P1 dan E2P2). Menurut Yeo et al. (2010) produk dan memiliki sifat yang sangat larut dalam air
produksi asam laktat pada susu kacang kedelai yang dengan suhu 20 hingga 25 C42.
diinokulasikan dengan probiotik meningkat dengan Analisis dispersibility bertujuan untuk
adanya penambahan maltodekstrin, FOS, dan inulin memisahkan partikel serbuk ketika dimasukkan ke dalam
dibandingkan dengan kontrol tanpa penambahan bahan air dan diaduk dalam waktu singkat28. Dalam analisis ini,
prebiotik. Peningkatan produksi asam laktat terbanyak dapat terlihat sifat produk dalam membentuk gumpalan
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 286
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
ketika rehidrasi41. Setelah serbuk basah dan tenggelam, Sathyashree HS et al. (2018) yaitu serbuk jus jeruk hasil
serbuk akan menyebar dan akan membentuk gumpalan 44. spray drying dengan penambahan maltodextrin 6% pada
Terdapat perbedaan signifikan pada parameter suhu inlet 140C memiliki nilai solubility 92,67%. Seth et
dispersibility (p value < 0,05) pada jenis enkapsulator yang al. (2018) juga mendapatkan nilai solubility 88% pada
berbeda. Formula E1P1 dan E1P2 menggunakan serbuk yoghurt dengan pemanis yang dikeringkan dengan
maltodekstrin sebagai enkapsulatornya. Nilai spray dryer pada suhu 140C. Solubility pada seluruh
dispersibility pada formula tersebut tidak berbeda jauh formula tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p value
dengan penelitian Seth et al. (2018) yaitu 74,89%. > 0,05). Faktor yang dapat mempengaruhi solubility
Formula yang menggunakan enkapsulator gum arab diantaranya adalah penggunaan enkapsulator serta
(E2P1 dan E2P2) memiliki nilai dispersibility 50,75- pengoperasian mesin spray dryer. Jenis enkapsulator
51,48%, yaitu lebih rendah dibandingkan formula dengan seperti maltodekstrin dan gum arab menunjukkan
enkapsulator maltodekstrin. Ukuran partikel, pori, dan performa solubility yang baik22. Nilai solubility dapat
berat jenis juga mempengaruhi dispersibility. Partikel dipengaruhi oleh suhu inlet dan outlet yang digunakan
dengan pori besar dapat berpengaruh positif terhadap ketika pengeringan, dimana semakin tinggi suhu yang
dispersibility, sedangkan partikel dengan ukuran kecil digunakan maka solubilitas akan semakin tinggi22. Dalam
dapat berpengaruh negatif terhadap dispersibility40. penelitian ini, jumlah enkapsulator yang ditambahkan
Penggunaan gum arab dapat menghasilkan ukuran serta suhu inlet dan outlet yang digunakan adalah sama,
partikel yang lebih kecil, seperti pada penelitian Ferrari et sehingga nilai solubility yang didapatkan tidak berbeda
al. (2012) dan Tonon et al. (2010). Serbuk hasil spray nyata.
drying buah blackberry dan buah acai dengan
menggunakan gum arab memiliki ukuran partikel yang Karakteristik Kimia
lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan Analisis karakteristik kimia pada produk
maltodekstrin17,45. mencakup kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat,
Solubility mengukur kemampuan serbuk dalam total gula, serat pangan, aktivitas antioksidan (inhibition
membentuk suspensi yang stabil dalam air, dimana value). Terdapat perbedaan nyata pada kadar abu, kadar
seluruh komponen terlarut dalam produk telah larut karbohidrat, dan serat pangan diantara keempat formula
sempurna41,22. Parameter ini dianggap sebagai kriteria berdasarkan uji ANOVA two way (p value < 0,05),
yang paling reliabel dalam mengevaluasi sifat produk sedangkan parameter lainnya tidak menunjukkan
dalam cairan. Pada umumnya, diharapkan serbuk yang perbedaan nyata pada keempat formula (p value > 0,05).
didapatkan memiliki solubilitas yang tinggi22. Nilai Hasil analisis kimia pada seluruh formula disajikan pada
solubility pada penelitian ini berkisar pada 88,02-91,62%. tabel 3.
Hasil yang didapatkan mirip dengan penelitian
Produk hasil spray drying mengandung kadar air dalam setiap formula adalah sama serta penggunaan
kurang dari 5%. Nilai tersebut dapat tergolong aman dari suhu outlet dan inlet pada seluruh formula adalah sama,
cemaran mikroba dan aman untuk disimpan dalam jangka sehingga hal tersebut menjelaskan kandungan air yang
waktu lama22. Kadar air dalam penelitian ini adalah 1,14- tidak berbeda nyata pada seluruh formula.
1,69%, sehingga memenuhi kriteria tersebut. Hasil yang Kandungan abu merujuk pada residu yang
mirip ditemukan pada pengeringan jus semangka dengan diperoleh setelah pengabuan, biasanya merupakan residu
spray dryer pada suhu inlet 145 C yang menghasilkan dari zat inorganik pada makanan yang didapatkan setelah
serbuk dengan kandungan air 1,62%38. Kadar air pada zat organik di dalamnya telah teroksidasi sempurna.
keempat formula tidak menunjukkan perbedaan Dalam analisis makanan, kadar abu menunjukkan
signifikan (p value > 0,05). Kandungan air dapat kandungan mineral pada makanan yang dianalisis 46.
dipengaruhi oleh enkapsulator dan metode pengeringan Kandungan abu pada bahan dasar yaitu buah kersen
yang digunakan22. Jumlah enkapsulator yang digunakan adalah 0,78%3. Terdapat perbedaan signifikan pada hasil
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 287
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
analisis kadar abu (p value < 0,05) pada jenis enkapsulator berasal dari tanaman gum, yang tergolong sebagai
yang berbeda. Kadar abu pada formula dengan polisakarida bukan pati47,18. Gum arab mengandung
enkapsulator gum arab yaitu E2P1 dan E2P2 lebih tinggi karbohidrat lebih rendah dibandingkan dengan
dibandingkan dengan formula yang menggunakan kandungan serat pangannya. Kandungan karbohidrat
maltodekstrin sebagai enkapsulator yaitu E1P1 dan E1P2. pada gum arab berkisar antara 79,9-82,1%47.
Hal tersebut dapat disebabkan karena gum arab sendiri Kandungan total gula dalam penelitian ini berkisar
mengandung kadar abu sekitar 3,6-3,9%47. Pada antara 8,20-8,77%. Nilai total gula tersebut sedikit lebih
penelitian ini, serbuk yang dihasilkan dengan tinggi dibandingkan dengan total gula pada buah kersen
menggunakan enkapsulator maltodekstrin adalah 2,51- yaitu 7.52 g/100 g4. Enkapsulator yang digunakan dapat
2,63%. Hasil tersebut mirip dengan kadar abu pada serbuk berkontribusi kepada total gula pada produk. Pada
jeruk manis yang dienkapsulasi dengan maltodekstrin maltodekstrin, struktur rantai bercabang biasanya
dalam penelitian Sathyastree et al. 2013 yaitu 2,49%48. terdapat gula pereduksi yang cukup banyak. Kandungan
Tidak terdapat perbedaan signifikan pada analisis amilopektin (memiliki rantai bercabang) pada
kadar lemak (p value > 0,05) pada seluruh formula. Kadar maltodekstrin berhubungan dengan nilai DE, dimana
lemak pada serbuk sinbiotik sari buah kersen berkisar semakin tinggi kadar amilopektin maka nilai DE juga lebih
antara 0,58-0,63%. Kandungan lemak dalam buah kersen tinggi19. Gum arab mengandung gula, meskipun jumlah
sendiri adalah 0,05%3. Penelitian oleh Laswati et al. kandungannya berbeda-beda tergantung pada musim
(2017) didapatkan bahwa kadar lemak pada produk dan lokasi sumber bahan dasarnya 18. Tidak terdapat
olahan kersen yaitu kripik daun kersen, teh bunga kersen, perbedaan nyata pada keempat formula formula dalam
dan selai kersen lebih tinggi dibandingkan dengan kadar penelitian ini (p value >0,05). Hal tersebut dapat
lemak pada bahan dasarnya3. L. plantarum yang disebabkan karena pada keempat formula ditambahkan
digunakan dalam penelitian ini ditumbuhkan dalam maltodekstrin atau gum arab dalam jumlah yang sama.
media susu, namun susu yang digunakan adalah jenis Selain itu dapat disebabkan oleh penggunaan
susu skim dan ditambahkan dalam jumlah yang sedikit. maltodekstrin dengan DE yang rendah. Nilai DE pada
Rendahnya kadar lemak pada keempat formula dapat maltodekstrin melambangkan gula pereduksi yang
disebabkan karena bahan yang digunakan bukan terkandung19.
merupakan sumber lemak. Menurut Ley et al. (2014), Kandungan serat pangan pada keempat formula
salah satu faktor pencegahan diabetes melalui diet adalah berbeda nyata (p value <0,05) di tiap jenis enkapsulator
memperhatikan jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi. yang digunakan. Kandungan serat pangan pada formula
Jenis lemak yang dikonsumsi sangatlah penting untuk dengan enkapsulator gum arab lebih tinggi sekitar dua
diperhatikan. Sumber lemak yang berasal dari sumber setengah kali lipat dibandingkan formula yang
nabati lebih disarankan untuk dikonsumsi dibandingkan menggunakan maltodekstrin sebagai enkapsulator. Gum
lemak yang berasal dari sumber hewani49. arab dikenal sebagai sumber serat pangan dan relatif
Kadar protein pada seluruh formula dalam rendah energi. Menurut Phillips et al. (2011), kandungan
penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan nyata (p serat pangan pada gum arab adalah sekitar 80-85%18.
value >0,05). Kadar protein pada serbuk minuman Sedangkan, maltodekstrin merupakan pati yang
sinbiotik buah kersen berkisar antara 3,09-3,56%. Kadar mengandung dua jenis polimer glukosa yaitu 70-80%
protein dalam buah kersen adalah 0,53%3. Laswati et al. amilopektin dan 20-30% amilosa19. Oleh karena itu,
(2017) mendapatkan bahwa kandungan protein pada formula dengan enkapsulator gum arab memiliki
produk olahan kersen yaitu kripik daun kersen dan teh kandungan serat pangan yang lebih tinggi dibandingkan
bunga kersen lebih tinggi dibandingkan bahan dasarnya3. dengan formula yang menggunakan maltodekstrin
Bahan enkapsulator yaitu maltodekstin maupun gum sebagai enkapsulator. Serat pangan merupakan kategori
arab tergolong dalam kategori karbohidrat18,19. komponen makanan yang tidak dapat dicerna, termasuk
Maltodekstrin dapat mengandung protein dari bahan diantaranya oligosakarida, polisakarida non-pati, dan
dasarnya19. Kandungan protein pada gum arab sendiri lignin. Konsumsi serat pangan bersifat protektif terhadap
berkisar antara 2,0-2,3%47. Kandungan protein pada obesitas dan diabetes melitus, melalui mekanismenya
produk sejenis yaitu serbuk jeruk manis yang dikeringkan yaitu tingkat kepuasan (satiety) yang tinggi karena
pada suhu 140C adalah 2,49%48. lamanya mastikasi, menurunnya absorpsi makronutrien
Hasil uji beda pada parameter karbohidrat serta jumlah asupan kalori. Serat pangan mampu
menunjukkan perbedaan yang signifikan (p value <0,05) memperlama pengosongan lambung serta menghambat
di tiap jenis enkapsulator yang digunakan. Kandungan transport glukosa, trigliserida, dan kolesterol melewati
karbohidrat pada formula dengan enkapsulator usus. Serat pangan juga membantu memodulasi bakteri
maltodekstrin yaitu E1P1 dan E1P2 lebih tinggi di usus. Ketidakseimbangan bakteri di usus dapat
dibandingkan formula dengan gum arab sebagai berkontribusi pada kejadian diabetes 13.
enkapsulator. Kandungan karbohidrat pada buah kersen Aktifitas antioksidan pada keempat formula tidak
sendiri adalah 16,85%3. Maltodekstrin merupakan menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p value >
golongan karbohidrat yang diproduksi dari hidrolisis pati. 0,05). Selain untuk mengurangi kelengketan ketika spray
Maltodekstrin termasuk dalam kategori karbohidrat drying, penambahan agen pembawa atau enkapsulator
terefinisasi. Asupan karbohidrat terefinisasi berkaitan bertujuan untuk menjaga kandungan antioksidan dari
dengan beberapa risiko kesehatan diantaranya kejadian buah17. Pada penelitian ini, digunakan maltodekstrin atau
obesitas dan berpengaruh kuat terhadap kadar gula darah gum arab sebagai bahan enkapsulator. Jumlah
setelah konsumsi19. Gum arab merupakan eksudat yang enkapsulator yang ditambahkan adalah sama yaitu
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 288
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
perbandingan 1:1 dengan total padatan sari buah yang Probiotik merupakan mikroorganisme yang
akan dikeringkan. Hasil dalam penelitian ini sejalan terkandung dalam makanan dan suplemen makanan yang
dengan penelitian oleh Tonon et al. (2010), yaitu tidak apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat
terdapat perbedaan nyata pada kandungan antioksidan beradampak positif bagi kesehatan51. Bakteri asam laktat
serbuk buah acai hasil spray drying yang menggunakan merupakan mikroorganisme yang digunakan sebagai
maltodekstrin 10 DE ataupun gum arab dalam jumlah probiotik, salah satunya adalah Lactobacillus
yang sama17. Aktivitas antioksidan tersebut berasal dari plantarum52. Menurut Plessas S et al. (2012) dosis
komponen fenolik yaitu phenolic acid dan flavonoid yang probiotik minimal yang dapat bermanfaat adalah 10 5
terkandung dalam buah kersen. Kandungan fenolik total CF/mL atau g, sedangkan 106 CF/mL atau g merupakan
dalam buah kersen matang adalah 12.62 mg GAE/g, dosis umum yang digunakan dan ditetapkan sebagai
sedangkan kandungan flavonoid total adalah 9.10 mg standar industri53. Manusia disarankan mengonsumsi
RE/g21. Asam galat dan cyanidin-3-O-glucoside (C3G) bakteri dengan konsentrasi bakteri 106 hingga 109 per hari
merupakan komponen fenolik utama dalam buah kersen. untuk mendapatkan manfaat kesehatan 24. Dosis 108
C3G merupakan antosianin utama yang sering ditemukan hingga 109 CFU per hari dapat dicapai dengan
pada tanaman. Total kandungan antosianin dalam buah mengonsumsi 100 g produk yang mengandung 10 6 hingga
kersen adalah 4.4 mg/100 g buah segar, dan ditemukan 107 CFU per gram20. Viabilitas bakteri dalam penelitian ini
sebagian besar pada kulit buah kersen 4. Produk dalam berada pada Log 5 hingga Log 6 CFU/mL, yaitu antara 1,80
penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif x 105 CFU/mL hingga 2,005 x 106 CFU/mL. Takaran saji
minuman sinbiotik maupun minuman yang mengandung produk dalam penelitian ini setelah diseduh adalah 100
probiotik pada umumnya. Aktivitas antioksidan minuman mL, sehingga dosis yang dikonsumsi per hari adalah 10 7
sinbiotik sari buah kersen pada penelitian ini berkisar hingga 108 CFU. Berdasarkan standar tersebut, jumlah
antara 42,71-53,36%. Aktivitas antioksidan pada yoghurt bakteri dalam penelitian ini masih dapat dinyatakan
sinbiotik berbahan dasar susu sapi dengan penambahan memenuhi batas minimal konsentrasi bakteri minimum
inulin tanpa penambahan ekstrak kayu secang adalah yang dapat bermanfaat bagi tubuh. Hasil analisis total
5,63%50. bakteri asam laktat pada seluruh formula di penelitian ini
Total Bakteri Asam Laktat disajikan pada tabel 4.
Sinbiotik terdiri dari probiotik dan prebiotik10.
Titik kritis dalam viabilitas L. plantarum dalam dengan penambahan prebiotik FOS memiliki
penelitian ini adalah ketika rehidrasi produk, dimana nilai total BAL lebih tinggi dibanding formula dengan
bakteri mungkin saja tidak mampu pulih dari kerusakan penambahan prebiotik inulin pada kategori jenis
sel saat freeze drying akibat langsung terpapar dengan enkapsulator yang sama. Yeo et al.(2010) juga
kondisi di sekitarnya saat diseduh 9. Berdasarkan hasil mendapatkan bahwa pada produk susu kedelai, pengaruh
analisis, didapatkan perbedaan yang signifikan pada suplementasi prebiotik inulin tehadap pertumbuhan
keempat formula dalam penelitian ini (p-value <0,05) Lactobacillus lebih lemah dibandingkan suplementasi
akibat faktor jenis enkapsulator dan jenis prebiotik secara dengan jenis prebiotik lainnya seperti prebiotik FOS.
mandiri. Total BAL pada formula E1P1 dan E1P2 lebih Lemahnya pertumbuhan bakteri menyebabkan aktivitas
tinggi dibanding dengan E2P1 dan E2P2. Penggunaan enzim -glukosidase
maltodekstrin dalam penelitian ini ditujukan sebagai menurun. Bakteri memproduksi enzim tersebut untuk
enkapsulator sari buah pada formula E1P1 dan E1P2, depolimerisasi karbohidrat kompleks 20.
namun maltodekstrin juga dapat berperan sebagai Ketahanan bakteri di dalam jus buah dapat
prebiotik bagi bakteri Lactobacillus dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu pH,
Bifidobacterium20. Prebiotik merupakan karbohidrat yang kandungan serat, asam sitrat, asam askorbat, dan
tidak dapat dicerna, yang dapat memberikan manfaat komponen fenolik25. Faktor lain yang dapat
bagi host dengan cara menstimulasi pertumbuhan atau mempengaruhi viabilitas bakteri adalah kandungan serat
aktivitas mikroflora kolon secara selektif 20. Dalam dalam produk9. Dalam penelitian digunakan gum arab
penelitian ini dilakukan penambahan prebiotik yaitu FOS sebagai enkapsulator dan FOS atau inulin sebagai
atau inulin. Keberadaan maltodekstrin sebagai prebiotik. Ketiga bahan tersebut tergolong sebagai serat
enkapsulator bersamaan dengan prebiotik FOS atau pangan14,18. Penambahan serat pangan diharapkan dapat
prebiotik inulin pada formula E1P1 dan E1P2 menjadikan memproteksi sel bakteri. Serat dapat melindungi bakteri
nilai total BAL lebih tinggi dibanding E2P1 dan E2P2 yang dengan cara membentuk membran semi permeabel
menggunakan gum arab sebagai enkapsulator. Formula selama pengeringan. Pengeringan secara terpisah antara
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 289
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
bakteri dengan serbuk buah dapat menjadikan membran 2. Mahmood, N. D. et al. Muntingia calabura: A
pelindung tidak terbentuk9. Dalam penelitian ini, bakteri review of its traditional uses, chemical properties,
dikeringkan terpisah dengan serbuk buah dan and pharmacological observations. Pharm. Biol.
enkapsulator serbuk buah sehingga bakteri dapat tetap 52, 1598–1623 (2014).
langsung terpapar dengan stress oksidatif di 3. Laswati, D. T., Retno, N., Sundari, I. & Anggraini,
lingkungannya. Tingginya komponen fenolik dalam buah O. Pemanfaatan Kersen (Muntingia calabura L)
menurunkan ketahanan bakteri Lactobacillus25. Buah Sebagai Alternatif Produk Olahan Pangan: Sifat
kersen mengandung tinggi komponen fenolik 21. Kimia Dan Sensoris. J. JITIPARI 4, 127–134 (2017).
4. Pereira, G. A., Arruda, H. S., de Morais, D. R.,
KESIMPULAN Eberlin, M. N. & Pastore, G. M. Carbohydrates,
volatile and phenolic compounds composition,
Sari buah kersen dapat digunakan sebagai and antioxidant activity of calabura (Muntingia
alternatif bahan dasar minuman sinbiotik instan yang calabura L.) fruit. Food Res. Int. 108, 264–273
mengandung serat pangan, antioksidan, dan probiotik. (2018).
Terdapat perbedaan signifikan dalam karakteristik 5. Gomathi, R., Anusuya, N. & Manian, S. A dietary
wettability, dispersibility, kadar abu, kadar karbohidrat, antioxidant supplementation of Jamaican cherries
serat pangan, dan total BAL pada perbedaan formulasi (Muntingia calabura L.) attenuates inflammatory
berdasarkan jenis enkapsulator dan jenis prebiotik yang related disorders. Food Sci. Biotechnol. 22, 787–
berbeda, namun parameter lainnya tidak berbeda nyata 794 (2013).
antara keempat formula. Formula yang menggunakan 6. Esser, N., Legrand-Poels, S., Piette, J., Scheen, A. J.
gum arab sebagai enkapsulator secara signifikan & Paquot, N. Inflammation as a link between
mengandung kadar abu dan serat pangan total yang lebih obesity, metabolic syndrome and type 2 diabetes.
tinggi, serta kadar karbohidrat dan dispersibility yang Diabetes Res. Clin. Pract. 105, 141–150 (2014).
signifikan lebih rendah dibandingkan formula lainnya. 7. Riskesdas. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun
Diantara keempat formula, E2P1 (enkapsulator gum arab, 2018. Kementrian Kesehatan RI vol. 53
prebiotik FOS) signifikan memiliki nilai wettability (Balitbangkes RI, 2018).
tertinggi. Formula E1P1 (enkapsulator maltodekstrin) 8. Gomes, A. C., Bueno, A. A., Souza, R. G. M. de &
signifikan memiliki nilai total BAL lebih tinggi Mota, J. F. Gut microbiota, probiotics and
dibandingkan formula lainnya. Formula terbaik yang diabetes. Nutr. J. 13, 1–13 (2014).
dipilih dalam lingkup penelitian ini adalah E2P1, yaitu 9. Nualkaekul, S., Deepika, G. & Charalampopoulos,
formula yang menggunakan gum arab sebagai D. Survival of freeze dried Lactobacillus plantarum
enkapsulator dan FOS sebagai prebiotik karena in instant fruit powders and reconstituted fruit
mengandung serat pangan yang lebih tinggi, total juices. Food Res. Int. 48, 627–633 (2012).
karbohidrat lebih rendah, memiliki aktivitas antioksidan 10. Nelms, M., Sucher, K. P., Lacey, K. & Roth, S. L.
sama, dan total BAL yang tidak jauh berbeda dengan Nutrition Therapy and Pathophysiology. (Cengage
formula lainnya. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut Learning, 2011).
mengenai kombinasi enkapsulator, prebiotik, atau 11. Kalita, D., Saikia, S., Gautam, G. & Mukhopadhyay,
probiotik lain untuk mendapatkan kandungan antioksidan R. LWT - Food Science and Technology
dan total BAL yang lebih baik lagi. Selain itu, dapat Characteristics of synbiotic spray dried powder of
dilakukan pengembangan produk sinbiotik dengan bahan litchi juice with Lactobacillus plantarum and
dasar buah lokal lain sebagai upaya pemanfaatan pangan different carrier materials. LWT - Food Sci.
lokal. Technol. 87, 351–360 (2018).
12. Kumar, B. V., Venkata, S., Vijayendra, N. & Reddy,
ACKNOWLEDGEMENT O. V. S. Trends in dairy and non-dairy probiotic
products - a review. J. Food Sci. Technol. 52, 6112–
Penulis mengucapkan terima kasih kepada LPPM 6124 (2015).
IPB atas didanainya sebagian dari penelitian ini. 13. Kaczmarczyk, M. M., Miller, M. J. & Freund, G. G.
The health benefits of dietary fiber: Beyond the
Conflict Of Interest dan Funding Disclosure usual suspects of type 2 diabetes mellitus,
cardiovascular disease and colon cancer.
Semua penulis tidak memiliki conflict of interest Metabolism. 61, 1058–1066 (2012).
terhadap artikel ini. Penelitian ini sebagian didanai oleh 14. Markowiak, P. & Ślizewska, K. Effects of
Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) probiotics, prebiotics, and synbiotics on human
LPPM IPB tahun 2019. health. Nutrients 9, (2017).
15. Mishra, S. & Mishra, H. N. Effect of Synbiotic
REFERENSI Interaction of Fructooligosaccharide and
Probiotics on the Acidification Profile, Textural
1. Zahara, M. & Suryady. Kajian Morfologi dan and Rheological Characteristics of Fermented Soy
Review Fitokimia Tumbuhan Kersen (Muntingia Milk. Food Bioprocess Technol. 6, 3166–3176
calabura L). J. Ilm. Pendidik. dan Pembelajaran (2013).
Fak. Tarb. Univ. Muhammadiyah Aceh. 5, 68–74 16. Shishir, M. R. I. & Chen, W. Trends of spray drying:
(2018). A critical review on drying of fruit and vegetable
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 290
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
juices. Trends Food Sci. Technol. 65, 49–67 (2017). Annex II Method 6 Determination of Reducing
17. Tonon, R. V., Brabet, C. & Hubinger, M. D. Sugars Expressed as Invert Sugar of Dextrose
Anthocyanin stability and antioxidant activity of Equivalent (Luff-Schoorl Method). Off. J. Eur.
spray-dried açai (Euterpe oleracea Mart.) juice Union L239, 24–52 (1979).
produced with different carrier agents. Food Res. 32. Commission Regulation (EC) No 152/2009. Laying
Int. 43, 907–914 (2010). Down The Methods of Sampling and Analysis for
18. Phillips, A. O. & Phillips, G. O. Biofunctional The Official Control of Feed; Annex III Methods of
behaviour and health benefits of a specific gum Analysis to Control The Composition of Feed
arabic. Food Hydrocoll. 25, 165–169 (2011). Materials and Compound Feed; Point J.
19. Hofman, D. L., van Buul, V. J. & Brouns, F. J. P. H. Determination of Sugar. Off. J. Eur. Communities
Nutrition, Health, and Regulatory Aspects of 152, 1–169 (2009).
Digestible Maltodextrins. Crit. Rev. Food Sci. Nutr. 33. AOAC. AOAC Official Method 991.43 Total,
56, 2091–2100 (2016). Soluble, and Insoluble Dietary Fibre in Foods.
20. Yeo, S. K. & Liong, M. T. Effect of prebiotics on Cereal Foods 7–9 (1995).
viability and growth characteristics of probiotics 34. AOAC. AOAC Method 985.29 Total Dietary Fiber in
in soymilk. J. Sci. Food Agric. 90, 267–275 (2010). Foods. (2000).
21. Kubola, J., Siriamornpun, S. & Meeso, N. 35. Alothman, M., Bhat, R. & Karim, A. A. Antioxidant
Phytochemicals, vitamin C and sugar content of capacity and phenolic content of selected tropical
Thai wild fruits. Food Chem. 126, 972–981 (2011). fruits from Malaysia, extracted with different
22. Tontul, I. & Topuz, A. Spray-drying of fruit and solvents. Food Chem. 115, 785–788 (2009).
vegetable juices: Effect of drying conditions on 36. Badan Standarisasi Nasional. SNI 2897:2008
the product yield and physical properties. Trends Metode pengujian cemaran mikroba dalam
Food Sci. Technol. 63, 91–102 (2017). daging, telur dan susu, serta hasil olahannya.
23. Murugesan, R. & Orsat, V. Spray Drying of (2008).
Elderberry ( Sambucus nigra L.) Juice to Maintain 37. Phisut, N. Spray drying technique of fruit juice
Its Phenolic Content . Dry. Technol. 29, 1729–1740 powder: some factors influencing the properties
(2011). of product. Int. Food Res. J. 19, 1297–1306 (2012).
24. Di Criscio, T. et al. Production of functional 38. Quek, S. Y., Chok, N. K. & Swedlund, P. The
probiotic, prebiotic, and synbiotic ice creams. J. physicochemical properties of spray-dried
Dairy Sci. 93, 4555–4564 (2010). watermelon powders. Chem. Eng. Process.
25. Nualkaekul, S. & Charalampopoulos, D. Survival of Process Intensif. 46, 386–392 (2007).
Lactobacillus plantarum in model solutions and 39. Pereira, G. A., Tomé, P. H. F., Arruda, H. S.,
fruit juices. Int. J. Food Microbiol. 146, 111–117 Fragiorge, E. J. & Ribeiro, P. R. Physicochemical
(2011). characterization and antioxidant activity of
26. Isnafia, I., Hermanianto, J. & Ratih, R. Viabilitas Calabura fruit (Muntingia calabura L.). Brazilian J.
kultur kering sosis fermentasi dengan beberapa Food Res. 7, 67 (2016).
kombinasi mikroba pada media tumbuh dan 40. Fang, Y., Selomulya, C. & Chen, X. D. On
metode pengeringan yang berbeda. Med Pet 25, Measurement of food powder reconstitution
(2002). properties. Dry. Technol. 26, 3–14 (2008).
27. Yulinery, T. & Nurhidayat, N. ANALISIS VIABILITAS 41. Sathyashree, H., Ramachandra, C., Udaykumar,
PROBIOTIK Lactobacillus TERENKAPSULASI N., Mathad, P. & Nagaraj, N. Rehydration
DALAM PENYALUT DEKSTRIN DAN JUS MARKISA properties of spray dried sweet orange juice. J.
(Passiflora edulis). J. Teknol. Lingkung. 13, 109 Pharmacogn. Phytochem. 7, 120–124 (2018).
(2016). 42. Fernandes, R. V. D. B., Borges, S. V. & Botrel, D. A.
28. Seth, D., Mishra, H. N., Deka, S. C. & Seth, D. Gum arabic/starch/maltodextrin/inulin as wall
Functional and reconstitution properties of spray- materials on the microencapsulation of rosemary
dried sweetened yogurt powder as influenced by essential oil. Carbohydr. Polym. 101, 524–532
processing conditions yogurt powder as (2014).
influenced by processing conditions. Int. J. Food 43. Sarabandi, K., Jafari, S. M., Mahoonak, A. S. &
Prop. 20, 1603–1611 (2017). Mohammadi, A. Application of gum Arabic and
29. Roustapour, O. R. et al. Determination of maltodextrin for encapsulation of eggplant peel
Pomegranate Juice Powder Properties Produced extract as a natural antioxidant and color source.
by a Pilot Plant Spray Dryer with a Two-Fluid Int. J. Biol. Macromol. 140, 59–68 (2019).
Nozzle Determination of Pomegranate Juice 44. Chang, X. et al. (-)-Epigallocatechin-3-gallate
Powder Properties Produced by a Pilot Plant Spray attenuates cognitive deterioration in
Dryer with. Dry. Technol. An Int. J. 30, 1906–1917 Alzheimer[U+05F3]s disease model mice by
(2012). upregulating neprilysin expression. Exp. Cell Res.
30. AOAC. Official Method of Analysis. (Association of 334, 136–145 (2015).
Analytical Chemist Inc, 2005). 45. Ferrari, C. C., Germer, S. P. M., Alvim, I. D.,
31. First Commission Directive 79/786/EEC. Laying Vissotto, F. Z. & de Aguirre, J. M. Influence of
down Community methods of analysis for testing carrier agents on the physicochemical properties
certain sugars intended for human consumption; of blackberry powder produced by spray drying.
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga
e-ISSN: 2580-9776 (Online)
p-ISSN: 2580-1163 (Print) 291
Fauziyyah, et al | Amerta Nutrition Vol. 6 Issue 3 (September 2022). 281-291
Int. J. Food Sci. Technol. 47, 1237–1245 (2012). 50. Puspadani, N., Rustanti, N. & Fitranti, D. Y. TOTAL
46. Nielsen, S. S. Food Analysis. (Springer, 2010). BAKTERI ASAM LAKTAT, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN,
47. Rosland Abel, S. E. et al. Characterisation of DAN UJI PENERIMAAN YOGHURT SINBIOTIK
physicochemical properties of gum arabic powder DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG
at various particle sizes. Food Res. 4, 107–115 (Caesalpinia sappan L). J. Nutr. Coll. 8, 172–177
(2020). (2019).
48. Sathyashree, H. S., Ramachandra, C. T., Lavanya, 51. Whitney, E. & Rolfes, S. R. Understanding
D., Harshitha, T. & Yareshimi, S. EFFECT OF INLET Nutrition. (Cengage Learning, 2011).
AIR TEMPERATURE AND MALTODEXTRIN 52. Zago, M. et al. Characterization and probiotic
CONCENTRATION ON PHYSICO-CHEMICAL potential of Lactobacillus plantarum strains
PROPERTIES OF SPRAY DRIED SWEET ORANGE isolated from cheeses. Food Microbiol. 28, 1033–
JUICE POWDER. Progress. Res. – An Int. J. 11, 178– 1040 (2011).
181 (2016). 53. Plessas, S., Bosnea, L., Alexopoulos, A. &
49. Ley, S. H., Hamdy, O., Mohan, V. & Hu, F. B. Bezirtzoglou, E. Potential effects of probiotics in
Prevention and management of type 2 diabetes: cheese and yogurt production: A review. Eng. Life
Dietary components and nutritional strategies. Sci. 12, 433–440 (2012).
Lancet 383, 1999–2007 (2014).
Copyright ©2022
Faculty of Public Health Universitas Airlangga
Open access under a CC BY – SA license
Joinly Published by IAGIKMI & Universitas Airlangga