POTENSI MAKANAN
FERMENTASI SEBAGAI
MAKANAN
FUNGSIONAL
Halaman 12
Instrumen Penelitian
Tujuan penelitian
:Indonesia memiliki potensi makanan fermentasi yang sangat bervariasi
dan dapat dimanfaatkan pengembangannya kearah makanan fungsional
yaitu makanan yang memiliki fungsi primer, sekunder dan tersier.
Beberapa jenis makanan Indonesia yang memiliki potensi tersebut
adalah dadih, tempe, growol, kecap dan asinan. Pengembangan
makanan Indonesia diharapkan dapat mencegah terjadinya penyakit
degeneratif yang saat ini mulai meningkat seiring dengan perubahan
pola hidup dan makan dari masyarakat.
Hipotesis
:Hipocrates, yang banyak dianggap sebagai Bapak Ilmu Kedokteran
dunia pernah mengatakan "Let your food be your medicine and medicine
be your food." Hipocrates menyatakan bahwa bila kita menerapkan pola
makan sehat maka apa yang kita makan dapat menunjang kesehatan
tubuh secara sekaligus menepis berbagai macam penyakit. Jenis
makanan yang dapat berfungsi sebagai sumber gizi bagi tubuh manusia
sekaligus menepis berbagai macam penyakit tersebut sering disebut
sebagai makanan fungsional (functional food), atau sebagian pakar
menyebut smart food, sebagai lawan kata dari junk food.
metode penelitian
metode penelitian : Metode yang diterapkan untuk menyusun ulasan ini adalah kajian pustaka
terstruktur dengan penelusuran menggunakan mesin pencari Google Scholar dan basis data
Science Direct. Referensi yang dipilih adalah referensi yang relevan dengan proses
fermentasi yang dapat di manfaatkan pengembangan nya kearah makanan fungsional yaitu
makanan yang memiliki fungsi primer, sekunder, dan tersier. Informasi yang didapatkan dari
berbagai sumber tersebut dikombinasikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis dan digunakan untuk menyusun argumentasi terkait potensi pengembangan
makanan fermentasi sebagai makanan fungsional. Lingkup kajian adalah proses fermentasi
untuk pengolahan makanan, khususnya daging, produk daging fermentasi sebagai makanan
fungsional, potensi kefr sebagai kultur starter, dan hambatan pengolahan daging secara
fermentasi dan alternatif solusinya.
kesimpulan
Potensi makanan Indonesia sebagaii makanan fungsional masih sangat
besar baik sebagai sumber senyawa bioaktif yang memiliki fungsi sebagai
antioksidan, anti kanker, hipokolesetrolemia, osteoporosis, anti diare,
antimikrobia. Potensi tersebut hendaknya tidak disia-siakan, namun
dijadikan peluang untuk mengenalkan makanan tradisonal Indonesi yang
memiliki fungsi dalam menjaga atau meminimalkan terjadinya penyakit.
keunggulan
:penyajian jurnal tersebut menggunakan kata yang
mudah dimengerti dan dipahami, sehingga kita jadi
lebih mudah mengetahui potensi makanan
fermentasi sebagai makanan fungsional
kekurangan
jurnal tersebut memiliki kekurangan yaitu tidak
ada hipotesis dan kerangka penelitian yang dapat
menjelaskan lebih detail lagi