Disusun Oleh:
Kelompok Ⅲ
UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Kelompok Ⅲ dapat menyelesaikan makalah terkait Pangan
Fungsional Berbahan Buah-Buahan.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Dr. Ir. Satrijo Saloko, M.P. yang
telah membantu kami secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah saling membantu dan saling memberi
semangat sehingga makalah ini bisa terselesaikan walau kita sekarang masih
dalam keadaan pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar saya
bisa lebih baik di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
ABSTRAK
Kurma termasuk diantara tanaman buah tertua di dunia dan sebagian besar
dibudidayakan untuk buahnya yang bergizi tinggi yang dikonsumsi sebagai
makanan pokok di banyak negara, terutama di kawasan Teluk. Kurma diperkaya
dengan berbagai bioaktif terapeutik dan senyawa fungsional seperti fenolat,
flavonol, karotenoid, mineral, dan vitamin yang tidak hanya menyediakan
sejumlah besar energi yang dibutuhkan tubuh manusia tetapi juga bertindak
sebagai agen terapeutik yang efektif melawan beberapa penyakit. Potensi
pencegahan yang meyakinkan dari kurma tersembunyi dalam nilai gizinya yang
tinggi serta tindakan antioksidan, anti-inflamasi, antibakteri, dan antikankernya.
Kurma memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia sehingga berpotensi
menjadi pangan fungsional. Salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi kurma
adalah dengan menambahkannya ke dalam adonan biskuit. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat biskuit kurma dan mengkaji kandungan gizi serta daya
terimanya. Biskuit dibuat menjadi 4 adonan yaitu dengan. mengganti masing-
masing 0%, 10%, 20%, dan 40% kurma Ajwa pada tepung yang digunakan ntuk
membuat adonan biskuit. Kemudian dilakukan penilaian terhadap tampilan,
kandungan gizi dan daya terima biskuit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin banyak penambahan jumlah kurma maka protein dan zat besi biskuit
semakin meningkat, sedangkan lemak, karbohidrat dan energi menurun secara
bertahap. Selanjutnya biskuit yang paling baik penerimaannya adalah biskuit
dengan kurma Ajwa 20%. perlu dilakukan uji efektivitas biskuit kurma sebagai
pangan fungsional.
iv
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
1
Sementara itu, biji kurma juga menunjukkan manfaat kesehatan yang luar biasa,
tetapi sebagian besar diperlakukan sebagai limbah pertanian yang kurang
dimanfaatkan oleh industri makanan dan belum sepenuhnya dieksplorasi untuk
pembuatan produk kesehatan alami yang bernilai tambah.
Bahkan untuk umat Islam, kurma adalah makanan yang selalu disajikan
selama Ramadhan untuk berbuka puasa yang tidak hanya merupakan kegiatan
keagamaan tetapi juga kurma dengan cepat memulihkan kebutuhan kalori terbakar
saat puasa. Kurma menunjukkan pentingnya nutrisi dan karakteristik terapeutik
yang tinggi terhadap jumlah gangguan kesehatan dan memberikan manfaat nutrisi
dan obat. Mengingat kebangkitan minat dalam penggunaan tanaman sebagai
sumber makanan dan obat-obatan ditambah dengan tren baru nutrisi yang optimal,
ada kebutuhan mendesak untuk mengeksplorasi makanan fungsional dan
perspektif nutraceutical kurma.
Kurma dikonsumsi sebagai obat secara luas dan herbal untuk mengatasi
beberapa penyakit. Ini bukan hanya tradisi yang diturunkan dari generasi ke
generasi karena beberapa penelitian telah membuktikan kurma memiliki banyak
manfaat kesehatan. Selain itu, kurma memiliki kandungan fenolik, Glukan B dan
Antosianin yang bersifat antioksidan dan antimikroba, serta sebagai antikanker,
hepatoprotektif, neuroprotektif, antidiabetes, antihiperlipidemia, meningkatkan
kesuburan dan lain-lain. Sayangnya, meskipun ada manfaat yang disebutkan di
atas, konsumsi harian kurma rendah di banyak negara Asia. Untuk meningkatkan
jumlah orang yang mengkonsumsinya, mengubah kurma menjadi sesuatu yang
lain seperti biskuit menjadi pilihan, karena camilan ini dimakan hampir semua
orang di seluruh dunia.
Kurma dapat meningkatkan kandungan gizi dalam biskuit, terutama karena
kandungan zat besi yang tinggi, 0,1-1,5 mg/100 gram (Mohan, 2013). Hal ini
cukup baik bagi penderita anemia defisiensi besi karena menurut penelitian di
Yogyakarta, dengan mengkonsumsi kurma dan madu terbukti dapat meningkatkan
kadar Hemoglobin (hb) (Hendri, 2007). Begitu pula saat melakukan uji coba
dengan hewan. Demikian pula, penelitian yang melibatkan remaja putri berusia 15
hingga 18 tahun dapat meningkatkan kadar Hb dengan memberi mereka kurma
(Ali S, Alam G, Samrichard, 2020). Oleh karena itu, berdasarkan alasan tersebut
2
di atas, peneliti bertujuan untuk membuat adonan biskuit dan menilai kandungan
gizi dan penerimaannya sebagai makanan fungsional untuk pekerja wanita.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik biskuit kurma.
2. Mengetahui kandungan nutrisi biskuit kurma.
3. Mengetahui hasil uji organoleptik biskuit kurma.
3
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan biskuit kurma adalah kurma ajwa,
tepung terigu, telur, mentega, gula halus, soda kue, vanili, susu cair, dan garam
yang diolah dari pasar lokal. Kurma Ajwa dipilih karena disarankan untuk
meningkatkan kadar Hb remaja putri (Ali S, Alam G, Samrichard, 2020),
sedangkan adonan dasar biskuit yang digunakan mengacu pada adonan biskuit
labu (Syam, A., et al, 2019).
Metode
- Pembuatan biskuit:
Biskuit dibuat dari laboraturium kuliner Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin. Cara membuat biskuit sama dengan cara membuat
biskuit dari biji labu kuning (Syam, A,.et al, 2019). Ada 4 jenis adonan
biskuit serta kontrol, 10%- ajwa, 20%-ajwa, 40%-ajwa. Setiap adonan di
dengan mensubsitusi tepung yang digunakan dengan jumlah 0%, 10%, 20%,
dan 40%. NS analisis dari kandungan nutrisi, fisik, penampilan, dan
organoleptik adalah tes dilakukan oleh menggunakan tanggal segar dari oven
biskuit pada hari yang sama.
- Analisis kandungan nutrisi:
Analisis ini dilakukan di laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin. Penentuan kandungan karbohidrat, lemak, dan
protein menggunakan metode LuffSchoorl, Khejdahl, dan Soxhlet, sedangkan
penentuan kadar besi menggunakan metode XRF (X-Ray Fluorescence).
- Uji organoleptik:
Panelis berjumlah 15 orang yang terdiri dari 8 orang perempuan dan 7 orang
laki-laki berusia 25-45 tahun. Terdapat 4 jenis biskuit yang diuji secara
hedonis dengan 5 skala kesukaan yaitu dari sangat suka (5) sampai sangat
tidak suka (1). Selain itu, panelis yang tidak terlatih diberikan kuesioner
untuk menilai 4 jenis biskuit kurma berdasarkan warna, aroma, rasa, dan
tekstur. Panelis tidak mengetahui bahan apa saja yang terkandung dalam
4
biskuit yang disajikan (single blind design) dan sampel diberi label dengan
kode acak.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
biskuit. Oleh karena itu, semakin banyak kurma yang ditambahkan ke adonan,
energi totalnya semakin berkurang. Dalam bentuk tepung, kurma dibuat dari
protein 1,96%, lemak 0,5%, 74,98% karbohidrat, dan serat 9,05%, namun untuk
biskuit dalam penelitian ini, zat gizi makronya adalah protein 6,36-10,11%, 9,02-
14,64% lemak, 65,23-71,7% karbohidrat dan 382.54-444.0 kkal. Kontras ini
kemungkinan besar karena bahan yang digunakan. Besi (Fe) pada biskuit semakin
meningkat seiring dengan penambahan kurma ajwa sebesar 1,785- 7.244 mg per
100 gram biskuit. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa Fe dalam kurma
adalah 0,25-5,93 mg/100 gram (Khan, A.A. et al, 2019). Studi lain
mengungkapkan kandungan Fe dalam kurma berada di antara 0,46 hingga 2,52
mg/100 gram. Fungsi utama Fe dalam darah adalah berperan dalam mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh. Asupan Fe berkelanjutan yang direkomendasikan
adalah 10 mg/hari untuk pria dan 15 mg/hari untuk wanita. Selain itu, kurma dapat
berperan sebagai suplemen Fe dalam memenuhi kebutuhan asupan harian. Biskuit
diujicobakan untuk meningkatkan nutrisi. Misalnya, satu percobaan menunjukkan
ketika biskuit dikombinasikan dengan jamur tiram, itu juga meningkatkan protein
secara signifikan. Sejalan dengan itu, mengganti bahan makanan tertentu ke
adonan dapat meningkatkan mineral, seperti dengan menambahkan bubuk
Psyllium, mineral biskuit meningkat. Demikian juga penambahan bubuk bayam
dapat meningkatkan mineral (Kalsium, Fe, dan Fosfor) dan juga antioksidan. Di
sisi yang sama, fortifikasi dapat meningkatkan serat dan antioksidan. Penambahan
rhubarb dapat meningkatkan kadar fenol dalam biskuit serta menurunkan
kemungkinan terkena radikal bebas. Penambahan C. Racemosa dapat
meningkatkan nutrisi biskuit seperti protein, serat, fenolik, dan antioksidan.
Biskuit yang dibuat dari campuran jahe dan kacang mete memiliki total fenolik
dan flavonoid sebagai antioksidan dan antivitas yang tinggi. Penggunaan serat teh
dapat meningkatkan kandungan serat dalam biskuit. Selain itu, penambahan
kunyit ternyata mempengaruhi tingkat antioksidan biskuit. Selain itu, bahan
substitusi dapat menurunkan indeks glikemik biskuit seperti penambahan daging
buah apel yang dapat menunjukkan penurunan indeks glikemik biskuit. Biskuit
yang dibuat dari tepung komposit kaya akan serat kasar, protein, dan amilase,
namun miskin indeks glikemik dan gula. Sedangkan penambahan zat tertentu
7
tidak meningkatkan kandungan gizi biskuit. Misalnya, penambahan tepung PSC
tidak mempengaruhi kadar lemak jika dibandingkan dengan biskuit kontrol.
8
BAB IV
KESIMPULAN
Kurma merupakan sumber nutrisi dan antioksidan yang baik seperti fenolat
dan karotenoid, asam lemak esensial, dan mineral yang berperan penting dalam
pemeliharaan kesehatan manusia sehingga dapat digunakan sebagai pangan
fungsional dan nutrasetikal. Tergantung pada varietasnya, kurma segar berukuran
cukup kecil dan warnanya bervariasi dari merah terang hingga kuning cerah.
Kurma dapat dianggap sebagai makanan bergizi dan dapat memainkan peran
utama dalam nutrisi dan kesehatan manusia karena berbagai komponen fungsional
nutrisinya serta berfungsi sebagai makanan sehat yang penting dalam makanan
manusia. Selain itu, biji kurma merupakan sumber yang kaya serat pangan dan
senyawa anti oksidatif alami yang berpotensi digunakan sebagai suplemen serat
dan antioksidan dalam industri nutraceutical, farmasi, dan obat-obatan. Kurma
dapat dibuat menjadi biskuit fungsional dengan kandungan Fe yang tinggi. Biskuit
yang dibuat memiliki kandungan protein dan Fe yang meningkat seiring dengan
penambahan kurma bekas. Biskuit dengan daya terima terbaik adalah A20
sedangkan A40 menunjukkan kadar protein dan Fe tertinggi, namun pada uji
organoleptik memiliki nilai terendah.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, H., S. Alam, Y. Kurniati, Dan S. L. Noor. 2021. The Development and
Evaluation of Nutritional Content of Date Biscuits as Functional Food for
Female Worker. International Journal of Pharmaceutical Research, 13(2),
529-535.
Uddin, Dr. Md. Shahab dan Dr. ZN Nuri. 2021. Nutritional values and
pharmacological importance of date fruit (Phoenix dactylifera Linn): A
review. Journal of Current Research in Food Science, 2(1), 27-30.
10