Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

PENGARUH KEMASAN BERBEDA TERHADAP MUTU PERMEN


JELLY RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) SELAMA
PENYIMPANAN SUHU RUANG

Dalam Bidang Teknologi Hasil Perikanan

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


pada Fakultas Perikanan dan Kelautan

OLEH

REVI SUSANTI
NIM: 1304121918

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
PENGARUH KEMASAN BERBEDA TERHADAP MUTU PERMEN
JELLY RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.)SELAMA
PENYIMPANAN SUHU RUANG

Oleh:

Revi Susanti1), N. Ira Sari2), Suparmi2)

E-mail: revi.susaanti@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemasan berbeda


terhadap mutu permen jelly rumput laut selama penyimpanan suhu ruang. Metode
yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu melakukan pembuatan permen
jelly rumput laut. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) non faktorial dengan 2 taraf perlakukan yaitu (K1) kemasan HDPE dan
(K2) kombinasi almunium foil dan HDPE. Berdasarakan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa perlakuan kemasan HDPE (K1) didapatkan nilai rata-rata dari
organoleptik rupa (6,62) dengan kriteria utuh, rapi dan berwarna coklat agak
bening, aroma (6,73) dengan kriteria sedikit segar khas permen jelly rumput laut,
tekstur (6,64) dengan kriteria agak kenyal, rasa (6,55) dengan kriteria agak manis
dan asam dan kadar air (17,64%), kadar gula reduksi (16,97%), serta uji lipat
(3,33) dan kapang (4,3 x 102 koloni/gram). Dan perlakuan kemasan kombinasi
almunium foil dan HDPE (K2), didapatkan nilai rata-rata dari organoleptik rupa
(6,32) dengan kriteria utuh, rapi dan berwarna coklat gelap, aroma(7,34) dengan
kriteria segar khas permen jelly rumput laut, tekstur (6,70) dengan kriteria kenyal,
rasa (6,95) dengan kriteria manis, asam dan kadar air (17,48%), kadar gula
reduksi (20,37%), serta uji lipat (3,66) dan kapang (3,4 x 102 koloni/gram). Dari
parameter yang telah diuji maka perlakuan terbaik pada permen jelly rumput laut
adalah kemasan kombinasi (HDPE dan almunium foil) selama 28 hari selama
penyimpanan suhu ruang.

Kata Kunci: Gracilaria sp., Pengemasan, Permen Jelly, Peyimpanan

1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
THE EFFECT OF THE VARIED PACKAGING MATERIALS ON THE
QUALITY OF SEAWEED JELLY CANDY (Gracilaria sp.) STORED AT
ROOM TEMPERATURE

By:

Revi Susanti1), N. Ira Sari2), Suparmi2)

E-mail: revi.susaanti@gmail.com

ABSTRACT

The objective of the research was to determine the effect of the different
packaging materials on the quality of seaweed jelly candy during storage at room
temperature. The method used was the experimental method and the design used
was non factorial Randomized Block Design (RBD). The treatment conducted
was packing the seaweed jelly candy with 2 varied packaging materials (HDPE
and a combination of aluminum foil and HDPE). The results showed that the
candy packed with HDPE obtained the score of appearance 6.62 (whole, neat and
quite clear brownie), aroma 6.73 (slightly fresh typical of grass jelly candy),
texture 6.64 (slightly chewy), taste 6.55 (slightly sweet and acidic). The candy
contained moisture 17.64% and reducing sugar 16.97%. The value of folding test
was 3.33 and the number of molds growth was 4.3 x 102 colonies/g). Meanwhile,
the candy packed with combination of aluminum foil and HDPE obtained the
score of appearance 6.32 (intact, neat and dark brown), aroma 7.34 (quite fresh
typical of seaweed jelly candy), texture 6.70 (chewy typical of seaweed jelly
candy), taste 6.95 (quite sweet and acidic). The candy contained moisture 17.48%
and reducing sugar 20.37%. The value of folding test was 3.66 and the number of
molds growth was 3.4 x 102 colonies/g). Thus, it can be concluded that aluminum
foil combined with HDPE is the best packaging materials used for storing
seaweed jelly candy for 28 days at room temperature.
Keywords: Candy Jelly, Gracilaria sp., Packing, , Storage

1)
Student of Marine and Fishery Faculty, Universitas Riau
2)
Lecturer of Marine and Fishery Faculty, Universitas Riau
PENDAHULUAN Dari berbagai jenis kemasan,
Jenis rumput laut yang banyak kemasan HDPE memiliki sifat bahan
terdapat di perairan Indonesia adalah yang lebih kuat, keras, buram, lebih
Gracilaria, Gelidium, Eucheuma, tahan terhadap suhu tinggi dan dapat
Hypnea, Sargassum dan Turbinaria. digunakan untuk penyimpanan beku
Beberapa jenis rumput laut tersebut hingga suhu -50oC. Sedangkan
telah dikembangkan menjadi ratusan kemasan almunium foil memiliki
jenis produk yang dapat di sifat hermatis, fleksibel, tidak tembus
manfaatkan dalam berbagai bidang cahaya, sehingga dapat digunakan
seperti industri pangan dan non untuk mengemas bahan-bahan yang
pangan. Rumput laut jenis Gracilaria berlemak dan bahan-bahan yang
sp. jarang sekali dimanfaatkan secara peka terhadap cahaya. Almunium foil
langsung karena warnanya yang agak banyak digunakan sebagai pelapis
kecoklatan dan sukar larut apabila atau laminan.
dipanaskan. Tetapi Gracilaria sp. Penelitian ini bertujuan untuk
mempunyai sifat yang elastis, mudah mengetahui pengaruh kemasan
dibentuk dan harganya juga relatif berbeda terhadap mutu permen jelly
murah dibanding dengan keragenan, rumput selama penyimpanan suhu
sehingga sangat cocok dalam ruang. Manfaat yang didapat dari
pembuatan permen jelly (Ramadhan, penelitian adalah untuk memberikan
2012). informasi tentang kemasan terbaik
Permen jelly rumput laut yang digunakan terhadap permen
merupakan jenis produk makanan jelly tersebut.
yang akan mengalami kemunduran
mutu jika tidak ditangani dan METODE PENELITIAN
dikemas dengan baik. Berdasarkan Penelitian ini dilaksanakan
hasil penelitian Salamah dkk., (2006) pada bulan Mei 2017 di
bahwa masa simpan permen jelly Laboratorium Teknologi Hasil
rumput laut belum diketahui. Oleh Perikanan, Laboratorium Kimia
sebab itu perlu dilakukan karena Hasil Perikanan dan Laboratorium
masa simpan erat kaitannya dengan Mikrobiologi dan Bioteknologi
keamanan suatu produk yang akan Fakultas Perikanan dan Kelautan
dikonsumsi serta dapat memberikan Universitas Riau Pekanbaru.
jaminan mutu. Bahan yang digunakan pada
Pengemasan merupakan syarat penelitian ini adalah rumput laut
penting untuk mempertahankan mutu jenis Gracilaria sp. yang diperoleh
bahan pangan karena kemasan dari Pekalongan, Jawa Tengah. air,
berperan melindungi bahan yang ada gula pasir (sukrosa), garam, kapur
di dalamnya dari pertumbuhan dan sirih, tepung tapioka, High Fructosa
pencemaran mikroba dari luar Syrup, asam sitrat, sorbitol, gelatin,
maupun mencegah masuknya benda pewarna dan essence. Bahan
asing, sehingga mutu tetap terjaga pengemas yang terdiri dari HDPE
dan masa simpan dari bahan pangan (High Density Polyethylene) dan
yang dikemas menjadi lebih lama. almunium foil. Bahan kimia yang
Jenis pengemasan yang digunakan digunakan untuk analisa kadar air,
untuk bahan kemasan sangat dan kadar gula adalah aquades, asam
berpengaruh pada lama penyimpanan klorida, Pb Asetat, natrium tio sulfat,
dan mutu bahan makanan. larutan Luff-Schoorl, kalium iodide,
asam sulfat, natrium hidroksida, karena kapur sirih memiliki daya
natrium tio sulfat, amonium hidrogen pengikat kotoran yang cukup kuat
fosfat, indikator kanji dan indikator sehingga mampu mengangkat
fenolftalein. Sedangkan bahan yang kotoran pada rumput laut, kemudian
digunakan untuk uji kapang adalah dicuci dan dikeringkan. Rumput laut
media potato dextrose agar. yang sudah kering kemudian
Alat-alat yang digunakan untuk direndam menggunakan asam asetat
penelitian terdiri dari timbangan, 3% selama 24 jam untuk
pisau, baskom plastik, bak, sendok, mempermudah penghancuran rumput
penggiling/blender, panci, loyang, laut, meningkatkan rendem dan juga
inkubator, buret, tabung erlenmeyer, kekuatan gel yang dihasilkan lalu
tabung reaksi, kertas saring, pipet dicuci bersih dengan air. Perendaman
tetes, pipet ukur, gelas ukur, labu dilanjutkan selama 3 hari dengan air
ukur, cawan porselen, pendingin tawar untuk menurunkan Ph rumput
tegak, pemanas listrik, neraca laut dari perendaman asam asetat,
analitik, termometer, batu didih, kemudian dicuci dan diblender.
stopwatch, desikator, cawan perti, Tahap berikutnya adalah perebusan
oven dan autoclave. dan penyaringan menggunakan
Metode yang digunakan dalam saringan dapur. Hasil dari
penelitian ini adalah metode penyaringan (filtrat), dipanaskan
eksperimen, yaitu melakukan kemudian ditambahkan high fructosa
pembuatan permen jelly rumput laut syrup (HFS), gula pasir, sorbitol, dan
dengan kemasan HDPE dan asam sitrat, lalu diaduk hingga
kombinasi selama penyimpanan suhu mengental. Selanjutnya ditambahkan
ruang. Rancangan yang digunakan gelatin yang sudah dilarutkan dalam
adalah Rancangan Acak Kelompok air panas 450C kemudian
(RAK), dengan perlakuan kemasan penambahan pewarna dan essence,
terdiri dari 2 jenis kemasan yaitu lalu adonan dicetak dan didinginkan
(K1) kemasan HDPE dan (K2) selama 1 jam. Setelah didinginkan
kombinasi almunium foil dan HDPE. selama 1 jam kemudian diteruskan
Sedangakan untuk kelompok adalah dengan pendinginan 50C, selanjutnya
lama penyimpanan yaitu 0, 14 dan permen dilapisi dengan tepung gula
28 hari. Satuan percobaan yang dan tepung tapioka yang sudah
digunakan adalah permen jelly disangrai dengan perbandingan 1:1.
rumput laut dengan berat 100 gram Selanjutnya permen jelly rumput laut
sebanyak 6 unit. dikemas menggunakan plastik HDPE
Parameter mutu yang diuji dan plastik kombinasi (almunium foil
dalam penelitian ini adalah uji dan HDPE), disimpan pada suhu
organoleptik ,kadar air, kadar gula, ruang (27oC) selama 0, 14 dan 28
uji lipat dan kapang. hari
Permen jelly dibuat dengan
cara, rumput laut kering direndam air HASIL DAN PEMBAHASAN
tawar selama 3 jam bertujuan untuk
Penilaian organoleptik
bersihkan kotoran menghilangkan
Penilaian organoleptik permen
bau dan mengembangkan rumput
jelly rumput laut (Gracilaria sp.)
laut. Setelah itu dilakukan
dengan kemasan berbeda selama
peredaman menggunakan kapur sirih
penyimpanan suhu ruang dilakukan
sebanyak 5 gram selama 4 jam
dengan menggunakan uji mutu yang
dilakukan oleh 25 orang panelis agak rupa utuh, rapi, berwarna coklat.
terlatih, dengan menggunakan score Nilai organoleptik rupa permen jelly
sheet. rumput laut yang memiliki rata-rata
tertinggi pada perlakuan kemasan
Nilai rupa HDPE (K1) dengan nilai rata-rata
Rupa merupakan parameter yaitu 6,62 dan nilai terendah adalah
pertama yang terdapat pada penilaian pada perlakuan kemasan kombinasi
organoleptik dengan menggunakan HDPE dan almunium foil (K2)
indera penglihatan meliputi dengan nilai rata-rata yaitu 6,6.
keutuhan, warna dan tampilan. Berdasarkan hasil analisa
Berdasarkan hasil penilaian rata-rata variansi dapat dijelaskan bahwa
organoleptik rupa permen jelly permen jelly rumput laut dengan
rumput laut dengan kemasan berbeda kemasan berbeda memberi pengaruh
selama penyimpanan suhu ruang nyata terhadap nilai rupa, dimana
didapatkan nilai seperti pada Tabel 1. Fhitung (284,85) >Ftabel (18,51) pada
Tabel 1. Nilai rata-rata rupa terhadap tingkat kepercayaan 95%, maka H0
permen jelly rumput laut ditolak, kemudian dapat dilakukan
uji lanjut yakni dengan uji lanjut
Lama Kemasan
Beda Nyata Jujur (BNJ).
penyimpanan K1 K2
Berdasarkan hasil uji lanjut Beda
(Hari)
Nyata Jujur (BNJ) menunjukkan
0 7,48 7,32
bahwa masing-masing perlakuan K1
14 6,44 6,52
(HDPE) berbeda nyata terhadap
28 5,96 5,96
a
perlakuan K2 (Kombinasi HDPE dan
Rata-rata 6,62 6,6b almunium foil) pada tingkat
Keterangan; K1= kemasan HDPE, K2 kepercayaan 95%.
kemasan kombinasi HDPE dan Hasil penelitian menunjukan
almunium foil kemasan HDPE adalah jenis
Pada Tabel 1. dapat dilihat kemasan yang terbaik selama
bahwa selama penyimpanan nilai penyimpanan 28 hari pada produk
rata-rata organoleptik rupa permen permen jelly rumput laut karena sifat
jelly rumput laut mengalami dan karakteristik dari kemasan ini
penurunan pada hari ke- 0 yaitu mampu melindungi produk dari
perlakuan K1 (7,48) dengan ciri-ciri kontaminasi O2 (oksigen),
rupa utuh, rapi dan berwarna coklat mikroorganisme dan oksidasi.
bening sedangkan perlakuan K2 Menurut Nurminah (2005),
(7,32) dengan ciri-ciri rupa utuh, menyatakan bahwa plastik adalah
rapi dan berwarna coklat agak bahan pengemas mempunyai
bening. Penyimpanan hari ke-14 keunggulan dibanding bahan
nilai rata-rata terhadap rupa pada pengemas lain karena sifatnya yang
perlakuan K1 (6,44) dengan ciri-ciri ringan, transparan, kuat, termoplast
rupa utuh, rapi dan berwarna coklat dan selektif dalam fermebilitasnya
agak bening sedangkan perlakuan K2 terhadap uap air, O2 dan CO2. Sifat
(6,52) dengan ciri-ciri rupa utuh, rapi fermebilitas plastik terhadap uap air
dan berwarna coklat agak bening. dan udara mampu berperan
Dan penyimpanan hari ke- 28 nilai memodifikasi ruang kemas selama
rata-rata rupa pada perlakuan K1 penyimpanan.
(5,96) dan K2 (5,96) dengan ciri-ciri
segar yang khas. Nilai organoleptik
aroma permen jelly rumput laut yang
Nilai aroma memiliki rata-rata tertinggi pada
Penilaian aroma menggunakan perlakuan kemasan kombinasi HDPE
indera penciuman. Hal-hal yang dan almunium foil (K2) dengan nilai
dinilai dalam uji aroma lebih rata-rata yaitu 7,34 dan nilai terendah
difokuskan pada spesifik atau adalah pada perlakuan kemasan
tidaknya aroma dan ada atau HDPE (K1) dengan nilai rata-rata
tidaknya bahan tambahan yang yaitu 6,73.
mengganggu pada permen jelly Berdasarkan hasil analisa
rumput laut. Berdasarkan hasil variansi dapat dijelaskan bahwa
penilaian rata-rata organoleptik permen jelly rumput laut dengan
aroma permen jelly rumput laut kemasan berbeda selama
dengan kemasan berbeda selama penyimpanan suhu ruang memberi
penyimpanan suhu ruang didapatkan pengaruh nyata terhadap nilai aroma,
nilai seperti pada Tabel 2. dimana Fhitung (70,30) >Ftabel (18,51)
Tabel 2. Nilai rata-rata aroma pada tingkat kepercayaan 95%, maka
terhadap permen jelly rumput laut H0 ditolak, kemudian dapat
dilakukan uji lanjut yakni dengan uji
Lama Kemasan
lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).
penyimpanan K1 K2
Berdasarkan hasil uji lanjut Beda
(Hari)
Nyata Jujur (BNJ) menunjukkan
0 7,32 8,36
bahwa masing-masing perlakuan K1
14 7 7,56
(HDPE) berbeda nyata terhadap
28 5,72 6,12
perlakuan K2 (Kombinasi HDPE dan
Rata-rata 6,73a 7,36b
almunium foil) pada tingkat
Keterangan; K1= kemasan HDPE, K2 kepercayaan 95%.
kemasan kombinasi HDPE dan Nilai aroma pada permen jelly
almunium foil rumput laut selama penyimpanan
Pada Tabel 2. dapat dilihat suhu ruang terjadi penurunan mutu
bahwa selama penyimpanan nilai secara organoleptik. Perubahan dan
rata-rata organoleptik aroma permen penurunan mutu secara organoleptik
jelly rumput laut mengalami pada produk permen jelly rumput
penurunan pada hari ke- 0 yaitu laut dilihat dari aroma selama
perlakuan K1 (7,32) dengan aroma penyimpanan suhu ruang
sangat segar yang khas sedangkan dipengaruhi oleh kemasan. Jenis
perlakuan K2 (8,36) dengan ciri-ciri kemasan plastik mengalami
aroma sangat segar yang khas. penurunan nilai permen jelly rumput
Penyimpanan hari ke-14 nilai rata- laut yang lebih banyak dibandingkan
rata aroma pada perlakuan K1 (7) kemasan kombinasi almunium foil.
dengan ciri-ciri aroma agak segar Hal ini diduga karena sifat tembus
yang khas sedangkan perlakuan K2 cahaya serta pemeablitas kemasan
(7,56) dengan ciri-ciri aroma segar yang berbeda-beda. Menurut Kataren
yang khas Dan penyimpanan hari ke- (2005), cahaya adalah akselerator
28 nilai rata-rata aroma pada terhadap timbulnya ketengikan,
perlakuan K1 (5,72) dengan ciri-ciri kombinasi dari oksigen dan cahaya
aroma kurang segar yang khas dan dapat mempercepat proses oksidasi.
K2 (6,12) dengan ciri-ciri aroma agak Selain itu penurunan nilai aroma
pada permen jelly rumput laut dengan ciri-ciri tekstur kenyal. Dan
disebabkan oleh perubahan atau penyimpanan hari ke- 28 nilai rata-
penguraian sifat-sifat bahan makanan rata tekstur pada perlakuan K1 (5,88)
tersebut. dengan ciri-ciri tekstur kurang
Perubahan aroma pada kenyal dan K2 (6,28) dengan ciri-ciri
penyimpanan terjadi disebabkan juga tekstur agak kenyal. Nilai
oleh adanya penurun keasaman yang organoleptik tekstur permen jelly
diimbangkan dengan penurunan rumput laut yang memiliki rata-rata
gula, asam dan berlangsungnya tertinggi pada perlakuan kemasan
senyawa-senyawa yang tergolong kombinasi HDPE dan almunium foil
flavanol serta pengaruh kelembaban (K2) dengan nilai rata-rata yaitu 6,70
udara, oksigen, mikroba, dan suhu dan nilai terendah adalah pada
penyimpanan (Kurnawansah, 2009). perlakuan kemasan HDPE (K1)
dengan nilai rata-rata yaitu 6,64.
Nilai tekstur Berdasarkan hasil analisa
Hal-hal yang dinilai dalam uji variansi dapat dijelaskan bahwa
tekstur lebih difokuskan pada permen jelly rumput laut dengan
tingkat kekenyalan produk yang di kemasan berbeda memberi pengaruh
nilai. Berdasarkan hasil penilaian nyata terhadap nilai tekstur, dimana
rata-rata organoleptik tekstur permen Fhitung (49,57) >Ftabel (18,51) pada
jelly rumput laut dengankemasan tingkat kepercayaan 95%, maka H0
berbeda selama penyimpanan suhu ditolak, kemudian dapat dilakukan
ruang didapatkan nilai seperti pada uji lanjut yakni dengan uji lanjut
Tabel 3. Beda Nyata Jujur (BNJ).
Tabel 3. Nilai rata-rata tekstur Berdasarkan hasil uji lanjut Beda
terhadap permen jelly rumput laut Nyata Jujur (BNJ) menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan K1
Lama Kemasan
(HDPE) berbeda nyata terhadap
penyimpanan K1 K2
perlakuan K2 (Kombinasi HDPE dan
(Hari)
almunium foil) pada tingkat
0 7,08 7,08
kepercayaan 95%.
14 6,52 6,76
Permen jelly rumput laut
28 5,88 6,28
a mengalami penurunan selama 28 hari
Rata-rata 6,64 6,70b kemasan plastik lebih banyak
Keterangan; K1= kemasan HDPE, K2 mengalami penurunan dibandingkan
kemasan kombinasi HDPE dan kemasan kombinasi almunium foil.
almunium foil Perbedaan tekstur ini terjadi karena
Pada Tabel 3. dapat dilihat perbedaan permeabilitas gas oksigen
bahwa selama penyimpanan nilai dan uap air yang berbeda kemasan
rata-rata organoleptik tekstur permen plastik lebih besar daripada kemasan
jelly rumput laut mengalami kombinasi almunium foil, sehingga
penurunan pada hari ke- 0 yaitu uap air lebih banyak masuk kedalam
perlakuan K1 (7,08) dan K2 (7,08) permen jelly rumput laut dengan
dengan ciri-ciri teksur yang kenyal. kemasan tersebut dan mempengaruhi
Penyimpanan hari ke-14 nilai rata- tekstur permen jelly rumput laut
rata tekstur pada perlakuan K1 (6,25) semakin lunak. Berdasarkan nilai
dengan ciri-ciri tekstur agak kenyal rata-rata kemasan kombinasi (HDPE
sedangkan perlakuan K2 (7,76) dan almunium foil) memilki nilai
tertinggi. Karena penggunaan dengan ciri-ciri rasa manis dan asam.
kemasan kombinasi mampu Penyimpanan hari ke-14 nilai rata-
megurangi kontaminasi O2 dan lebih rata rasa pada perlakuan K1 (6,74)
keras/buram. Pada penyimpanan 0 dengan ciri-ciri rasa manis dan asam
hari tidak mengalami perbedaan sedangkan perlakuan K2 (6,68)
disebabkan karena masing-masing dengan ciri-ciri rasa agak manis dan
kemasan belum terjadi perubahan asam. Dan penyimpanan hari ke- 28
kondisi tekstur. Sedangkan pada hari nilai rata-rata rasa pada perlakuan K1
ke 14 dan 28 hari telah terjadi (5,52) dengan ciri-ciri rasa kurang
perbedaan kondisi tekstur. manis dan asam dan K2 (6,76)
Disebabkan oleh lamanya waktu dengan ciri-ciri rasa agak manis dan
penyimpanan dengan kemasan dan asam. Nilai organoleptik rasa permen
selama penyimpanan kadar air jelly rumput laut yang memiliki rata-
meningkat sehingga mempengharui rata tertinggi pada perlakuan
tekstur. Perubahan nilai tekstur kemasan kombinasi HDPE dan
diikuti dengan perubahan dengan almunium foil (K2) dengan nilai
kadar air sehingga mempengaruhi rata-rata yaitu 6,95 dan nilai terendah
sifat fisik produk seperti kekenyalan adalah pada perlakuan kemasan
(Sukawati, 2005). HDPE (K1) dengan nilai rata-rata
yaitu 6,55.
Nilai rasa Berdasarkan hasil analisa
Nilai rasa permen jelly rumput variansi dapat dijelaskan bahwa
laut dengan kemasan berbeda yaitu permen jelly rumput laut dengan
(K1) kemasan HDPE dan (K2) kemasan berbeda memberi pengaruh
kemasan kombinasi HDPE dan nyata terhadap nilai rasa, dimana
almunium foil, selama penyimpanan Fhitung (77) >Ftabel (18,51) pada tingkat
dan dilakukan penilaian oleh panelis kepercayaan 95%, maka H0 ditolak,
agak terlatih dapat dilihat pada Tabel kemudian dapat dilakukan uji lanjut
4. yakni dengan uji lanjut Beda Nyata
Tabel 4. Nilai rata-rata rasa terhadap Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil uji
permen jelly rumput laut lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ)
menunjukkan bahwa masing-masing
Lama Kemasan
perlakuan K1 (HDPE) berbeda nyata
penyimpanan K1 K2
terhadap perlakuan K2 (Kombinasi
(Hari)
HDPE dan almunium foil) pada
0 7,40 7,48
tingkat kepercayaan 95%.
14 6,74 6,68
Nilai rasa pada permen jelly
28 5,52 6,76
a rumput laut selama penyimpanan
Rata-rata 6,55 6,95b suhu ruang terjadi penurunan mutu
Keterangan; K1= kemasan HDPE, K2 secara organoleptik. Perubahan dan
kemasan kombinasi HDPE dan penurunan mutu secara organoleptik
almunium foil pada produk permen jelly rumput
Pada Tabel 4. dapat dilihat laut dilihat dari tekstur selama
bahwa selama penyimpanan nilai penyimpanan suhu ruang
rata-rata organoleptik rasa permen dipengaruhi oleh penggunaan
jelly rumput laut mengalami kemasan. Kemasan yang digunakan
penurunan pada hari ke- 0 yaitu diduga dapat mempertahankan
perlakuan K1 (7,40) dan K2 (7,48) perubahan kadar air produk sebagai
akibat penyimpanan suhu kamar, Pada Tabel 5. dapat dilihat
yang berimplikasi pada nilai rasa bahwa selama penyimpanan nilai
produk. Perubahan kadar air secara rata-rata kadar air permen jelly
tidak langsung akan mempengaruhi rumput laut mengalami peningkatan
perubahan pada nilai protein (sebagai permen jelly rumput laut pada hari
akibat hidrolisis dan oksidasi), ke- 0 yaitu perlakuan K1 (15,10)
kinerja enzimatis dan mikrobiologi. sedangkan pada perlakuan K2
Pada kemasan HDPE memiliki (15,02). Penyimpanan hari ke- 14
masa simpan yang lebih singkat nilai kadar air K1 (18,14) sedangkan
dibandingan kemasan kombinasi pada perlakuan K2 (18,00) dan
(HDPE dan almunium foil). Kemasan selanjutnya pada hari ke- 28 nilai
kombinasi memiliki hasil terbaik, kadar air K1 (19,67) sedangkan pada
karena dapat mempertahankan rasa perlakuan K2 (19,44). Nilai rata-rata
dari permen jelly rumput laut dan kadar air tertinggi permen jelly
oksidasi dari udara tidak dapat rumput laut dengan kemasan berbeda
masuk dan merusak rasa permen jelly adalah pada kemasan (K1) yaitu
rumput laut. Hal ini didukung oleh 17,64 sedangkan yang terendah
pendapat Syarif dkk., (1989) adalah pada kemasan (K2) yaitu
menyatakan bahwa kemasan 17,48.
kombinasi tersusun dari bahan logam Berdasarkan hasil analisa
hermatis, fleksibel, dan tidak tembus variansi dapat dijelaskan bahwa
cahaya sehingga memiliki sifat permen jelly rumput laut dengan
proteksi yang tinggi terhadap uap air, kemasan berbeda memberi pengaruh
cahaya, lemak dan gas. nyata terhadap nilai kadar air,
dimana Fhitung (10845) >Ftabel (18,51)
Nilai kadar air(%) pada tingkat kepercayaan 95%, maka
Pengukuran kadar air pada H0 ditolak, kemudian dapat
suatu bahan sangat penting. Tinggi dilakukan uji lanjut yakni dengan uji
atau rendahnya kandungan air dalam lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).
bahan pangan menentukan akhir dari Berdasarkan hasil uji lanjut Beda
suatu produk, termasuk permen jelly Nyata Jujur (BNJ) menunjukkan
rumput laut dengan kemasan bahwa masing-masing perlakuan K1
berbeda. Nilai kadar air permen jelly (HDPE) berbeda nyata terhadap
rumput laut dapat dilihat pada Tabel perlakuan K2 (Kombinasi HDPE dan
5. almunium foil) pada tingkat
Tabel 5. Nilai rata-rata kadar air (%) kepercayaan 95%.
terhadap permen jelly rumput laut Kadar air merupakan salah satu
faktor penting yang harus
Lama Kemasan
diperhatikan untuk mengetahui
penyimpanan K1 K2
tingkat ketahanan dari suatu produk.
(Hari)
Bahan pangan yang berkadar air
0 15,10 15,02
tinggi akan lebih mudah rusak,
14 18,14 18,00
sedangkan yang berkadar air rendah
28 19,67 19,44
a akan lebih awet. Hal ini terjadi
Rata-rata 16,97 20,37b karena dalam proses enzimatis dan
Keterangan; K1= kemasan HDPE, K2 kimiawi serta pertumbuhan bakteri
kemasan kombinasi HDPE dan diperlukan sejumlah air. Dari hasil
almunium foil penelitian permen jelly rumput laut
dengan kemasan berbeda selama HDPE dan almunium foil, selama
penyimpanan suhu ruang cenderung penyimpanan dan dilakukan
mengalami peningkatan kadar air. penilaian oleh panelis agak terlatih
Peningkatan kadar air pada kemasan dapat dilihat pada Tabel 6.
ini disebabkan oleh proses Tabel 6. Nilai rata-rata kadar gula
pengembunan produk dalam reduksi (%) terhadap permen jelly
pengemasan sehingga embun dalam rumput laut
kemasan diserap kembali oleh
produk. Pada kemasan plastik Lama Kemasan
mengalami peningkatan lebih banyak penyimpanan K1 K2
dibandingkan kemasan kombinasi (Hari)
almunium foil. Perbedaan kadar air 0 21,78 22,55
diduga karena perbedaan daya 14 18,51 20,05
penetrasi uap air pada kemasan. 28 10,63 18,52
Menurut Buckel, et al., (1987) daya Rata-rata 16,97a 20,37b
pemeabilitas uap air dari plastik Keterangan; K1= kemasan HDPE, K2
polietilen adalah 3,05x10-4 gram/cm2 kemasan kombinasi HDPE dan
dan kemasan almunium foil 2,68x10- almunium foil
4
gram/cm2. Selain jenis kemasan, Pada Tabel 6. dapat dilihat
kadar air permen jelly rumput laut bahwa selama penyimpanan nilai
mengalami peningkatan selama 28 kadar gula reduksi permen jelly
hari pada suhu ruang. Hal ini rumput laut mengalami penurunan
disebabkan karena uap air dari luar mulai dari penyimpanan pada hari
terus masuk kedalam produk yang ke- 0 nilai kadar gula reduksi K1
dikemas. (21,78) sedangkan pada perlakuan K2
Kenaikan nilai kadar air (22,55). Penyimpanan hari ke- 14
disebabkan oleh meningkatanya laju nilai kadar gula reduksi K1 (18,51)
respirasi dan pembentukan air bebas sedangkan pada perlakuan K2 (20,05)
pada bahan oleh mikroba selama dan selanjutnya pada hari ke- 28 nilai
penyimpanan. Selain itu, berbagai kadar gula reduksi K1 (10,63)
reaksi yang terjadi selama sedangkan pada perlakuan K2
penyimpanan seperti oksidasi lemak (18,52). Nilai rata-rata kadar gula
yang menghasilkan uap air, serta reduksi tertinggi permen jelly rumput
reaksi biokimia dan mikrobiologi laut dengan kemasan berbeda adalah
yang berlangsung selama proses pada kemasan (K2) yaitu 20,37
penyimpanan. Perbedaan kenaikan sedangkan yang terendah adalah
dipengaruhi oleh jenis dan pada kemasan (K1) yaitu 16,97.
karakteristik kemasan yang Berdasarkan hasil analisa
digunakan karena akan variansi dapat dijelaskan bahwa
mempengharui perpindahan uap air permen jelly rumput laut dengan
yang terbentuk (Kasmadiharja, kemasan berbeda tidak memberi
2008). pengaruh nyata terhadap nilai kadar
gula reduksi, dimana Fhitung (7,7)
Nilai kadar gula reduksi(%)
<Ftabel (18,51) pada tingkat
Nilai kadar gula reduksi
kepercayaan 95% maka hipotesis
permen jelly rumput laut dengan
(H0) diterima maka tidak dilakukan
kemasan berbeda yaitu (K1) kemasan
uji lanjut.
HDPE dan (K2) kemasan kombinasi
Dari hasil penelitian kemasan lipat permen jelly rumput laut
kombinasi almunium foil memiliki mengalami penurunan mulai dari
nilai kadar gula reduksi pada permen penyimpanan pada hari ke- 0 nilai uji
jelly rumput laut lebih tinggi lipat K1 (4,00) sedangkan pada
dibanding kemasan plastik HDPE. perlakuan K2 (4,00). Penyimpanan
Kadar gula reduksi pada hari ke- 14 nilai uji lipat K1 (3,00)
penyimpanan tiap perlakuan tidak sedangkan pada perlakuan K2 (4,00)
stabil, kadar gula reduksi permen dan selanjuttnya pada hari ke- 28
jelly rumput laut mengalami nilai uji lipat K1 (3,00) sedangkan
penurunan selama 28 hari hal ini pada perlakuan K2 (3,00). nilai rata-
terjadi pada masing-masing rata uji lipat permen jelly rumput
kemasan. Perbedaan gula reduksi laut yang memiliki nilai tertinggi
pada penyimpanan suhu ruang pada perlakuan kemasan kombinasi
disebabkan oleh perbedaan kadar air HDPE dan almunium foil (K2)
dan aktivitas metabolisme. sebesar 3,66, sedangkan terendah
Perubahan kadar gula reduksi yang adalah pada perlakuan kemasan
baik selama penyimpanan HDPE (K1) sebesar 3,33.
disebabkan oleh terjadinya Berdasarkan hasil analisa
pemecahan karbohidrat. Oleh sebab variansi dapat dijelaskan bahwa
itu semakin lama penyimpanan, permen jelly rumput laut dengan
maka kadar gula reduksi makin kemasan berbeda tidak memberi
cenderung turun. pengaruh nyata terhadap nilai uji
lipat, dimana Fhitung (6) <Ftabel (18,51)
pada tingkat kepercayaan 95% maka
Nilai uji lipat hipotesis (H0) diterima maka tidak
Nilai uji lipat permen jelly dilakukan uji lanjut.
rumput laut dengan kemasan berbeda Seiring dengan lama
yaitu (K1) kemasan HDPE dan (K2) penyimpanan permen jelly rumput
kemasan kombinasi HDPE dan laut dalam kemasan yang berbeda
almunium foil, selama penyimpanan selama suhu ruang mengakibatkan
dan dilakukan penilaian oleh panelis gel dalam permen jelly semakin
agak terlatih dapat dilihat pada Tabel sedikit sehingga terjadi penurunan
7. nilai uji lipat. Nilai uji lipat
Tabel 7. Nilai rata-rata uji lipat keseluruhan perlakuan berkisar 3 dan
terhadap permen jelly rumput laut 4, sehingga dapat dikatakan bahwa
permen jelly rumput laut yang
Lama Kemasan
dikemas dalam kemasan HDPE dan
penyimpanan K1 K2
kemasan kombinasi (HDPE dan
(Hari)
almunium foil) memiliki kualitas gel
0 4,00 4,00
yang terbaik. Menurut berlyanto
14 3,00 4,00
(2004), menyatakan bahwa uji
28 3,00 3,00
a perlipatan dengan nilai 3 (B)
Rata-rata 3,33 3,66b menunjukan tingkat elastisitas cukup
Keterangan; K1= kemasan HDPE, K2 baik dan nilai empat (A)
kemasan kombinasi HDPE dan elastisitasnya baik.
almunium foil
Pada Tabel 7. dapat dilihat
bahwa selama penyimpanan nilai uji
Nilai kapang (H0) diterima maka tidak dilakukan
Data nilai total koloni kapang uji lanjut.
dengan perlakuan kemasan berbeda Nilai kapang permen jelly
terhadap permen jelly rumput laut rumput laut dapat dilihat bahwa
selama penyimpanan suhu ruang, perlakuan kemasan HDPE (K1)
dilakukan selama 28 hari dengan memiliki nilai rata-rata kapang
interval 14 hari didapatkan nilai tertinggi tertinggi selama
seperti pada Tabel 8. penyimpanan dibandingkan dengan
Tabel 8. Nilai rata-rata kapang kemasan kombinasi HDPE dan
terhadap permen jelly rumput laut almunium foil (K2). Kemasan
kombinasi HDPE dan almunium foil
Lama Kemasan memiliki nilai kapang yang rendah
penyimpanan K1 K2 selama penyimpanan 28 hari.
(Hari) Perbedaan nilai kapang disebabkan
0 0 0 oleh penetrasi daya gas dan uap air
14 3,4 3 ari masing-masing kemasan.
28 9,5 7,8 Kemasan plastic HDPE memiliki
a
Rata-rata 4,3 3,6b pemeabilitas terhadap penetrasi gas
Keterangan; K1= kemasan HDPE, K2 oksigen dan uap air yang lebih besar
kemasan kombinasi HDPE dan dibandingkan kemasan kombinasi
almunium foil HDPE dan almunium foil. Gas
Pada Tabel 8. dapat dilihat oksigen dan uap air dibutuhkan oleh
bahwa selama penyimpanan nilai kapang untuk tumbuh dan
rata-rata kapang tertinggi permen berkembang, sehingga lapang pada
jelly rumput laut dengan kemasan kemasan HDPE dapat tumbuh dan
berbeda adalah pada kemasan (K1) berkembang lebih cepat disbanding
yaitu 4,3 x 102 sedangkan yang kemasan kombinasi HDPE dan
terendah adalah pada kemasan (K2) almunium foil. Selain gas oksigen
yaitu 3,6 x 102. Selama penyimpanan dan uap air, lingkungan ruang
nilai kapang permen jelly rumput laut penyimpanan juga dapat
mengalami peningkatan mulai dari mempengaruhi pertumbuhan kapang.
penyimpanan 0 hari sampai dengan Berdasarkan hasil penelitian
28 hari. Pada hari ke- 0 nilai kapang dengan menggunakan media PDA
K1 (0) sedangkan pada perlakuan K2 yang diinkubasikan dapat dilihat
(0). Penyimpanan hari ke- 14 nilai bahwa semakin lama masa simpan
kapang K1 (3,4 x 102) sedangkan permen jelly rumput laut, maka
pada perlakuan K2 (3 x102) dan jumlah kapang akan semakin
selanjutnya pada hari ke- 28 nilai meningkat. Penyimpanan pada 0 hari
kapang K1 (9,5 x102) sedangkan pada terhadap kedua perlakuan permen
perlakuan K2 (7,8 x102). jelly rumput laut tidak didapatkan
Berdasarkan hasil analisa pertumbuhan kapang, sedangkan
variansi (Lampiran 13.) dapat pada penyimpanan ke 14 hari sudah
dijelaskan bahwa permen jelly tumbuh kapang pada permen jelly
rumput laut dengan kemasan berbeda rumput laut K1 sebanyak 3,4 x 102
tidak memberi pengaruh nyata dan K2 3 x 102 koloni/gram. Hal
terhadap nilai kapang, dimana Fhitung tersebut sesuai dengan pernyatan
(9,34) <Ftabel (18,51) pada tingkat Yustina dan Antarlina (2003), yang
kepercayaan 95% maka hipotesis mengatakan bahwa pertumbuhan
kapang mulai terjadi pada melakukan penelitian lanjutan
penyimpanan hari ke 10. terhadap permen jelly rumput laut
tentang penyimpanan menggunakan
KESIMPULAN DAN SARAN suhu dingin, selain itu dipelajarin
Permen jelly rumput laut teknik coating yang baik untuk
dengan jenis kemasan berbeda pelapisan permukaan permen
selama penyimpanan selama sehingga permukaan permen
penyimpanan 0 sampai 28 hari menarik.
memberi pengaruh nyata terhadap
nilai organoleptik (rupa, aroma, DAFTAR PUSTAKA
tekstur dan rasa), kadar air dan tidak Berlyanto, BS. 2004. Pengaruh lama
memberi pengaruh nyata terhadap waktu penyimpanan beku
gula reduksi, uji lipat dan kapang. daging lumat ikan kurisi
Perlakuan kemasan HDPE (nemiphterus nematophorus)
(K1) didapatkan nilai rata-rata dari terhadap mutu fisiko-kimia
organoleptik rupa (6,62) dengan surimi. Bogor,Fakultas
kriteria utuh, rapi dan berwarna Perikanan dan Ilmu Kelautan,
coklat agak bening, aroma (6,73) Institut Pertanian Bogor.
dengan kriteria sedikit segar khas Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak
permen jelly rumput laut, tekstur Pangan. Jakarta, Penerbit
(6,64) dengan kriteria agak kenyal, Universitas Indonesia Hal 284
rasa (6,55) dengan kriteria agak Kasmadiharja, H. 2008. Kajian
manis dan asam dan kadar air penyimpanan sosis, nugget
(17,64%), kadar gula reduksi ayam, dan daging ayam
(16,97%), serta uji lipat (3,33) dan berbumbu dalam kemasan
kapang (4,3 x 102 koloni/gram). Dan polipropilen rigid. Institut
perlakuan kemasan kombinasi (K2), Pertanian Bogor, Fakultas
didapatkan nilai rata-rata dari Teknologi Pertanian. Hal 70-71
organoleptik rupa (6,32) dengan Kurnawansah. 2009. Pengaruh
kriteria utuh, rapi dan berwarna Kemasan Yang Berbeda
coklat gelap, aroma(7,34) dengan Terhadap Mutu Keripik Belut
kriteria segar khas permen jelly (Monoptrus albus) Selama
rumput laut, tekstur (6,70) dengan Penyimpanan Pada Suhu
kriteria kenyal, rasa (6,95) dengan Kamar. [Skripsi]. Fakultas
kriteria manis dan asam dan kadar air Perikanan dan Kelautan,
(17,48%), kadar gula reduksi Universitas Riau, Pekanbaru.
(20,37%), serta uji lipat (3,66) dan Nurminah. 2005. Penelitian Sifat
kapang (3,4 x 102 koloni/gram). Berbagai Bahan Kemasan
Dari parameter yang telah diuji Plastik dan Kertas Serta
maka perlakuan terbaik pada permen Pengaruhnya Terhadap Bahan
jelly rumput laut adalah kemasan yang Dikemas. Fakultas
kombinasi (HDPE dan almunium Pertanian Universitas Sumatra
foil) selama 28 hari selama Utara.
penyimpanan suhu ruang. Ramadhan, L. 2012. Analisis Potensi
Berdasarkan hasil penelitian dan Karakterisasi Molekuler
bahwa kemasan terbaik adalah Gen 16S rRna Bakteri
kombinasi (HDPE dan almunium Selulolitik yang Diisolasi dari
foil), maka disarankan untuk Makroalga Euchema sp dan
Sargassum sp Sebagai
Penghasil Enzim Selulase.
Skripsi. program studi
perikanan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Universitas
Padjadjaran. Jatinangor.
Salamah, E., A. C. Erungan, dan Y.
Retnowati. 2006. Pemanfaatan
Gracilaria sp. dalam
Pembuatan Permen Jelly.
Buletin Teknologi Hasil
Perikanan. Vol. 9 : 38 – 46.
Sukawati, E. D. 2005. Penentuan
Umur Simpan Biji dan Bubuk
Lada Hitam Dengan Metode
Akselerasi. Skripsi . fateta.
IPB, Bogor
Syarif, R. S., Santausa dan Isyana.
1989. Teknologi Pengemasan
Pangan PAU Pangan dan Gizi
IPB, Bogor.
Yustina, I., dan SS. Antarlina. 2013.
Pengemasan dan Daya Simpan
Permen Nenas. Fakultas
Perikanan Universitas
Trunojoyo Madura.

Anda mungkin juga menyukai