Anda di halaman 1dari 5

AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 8(1) Januari-April 2020 116-120

AGRILAND
Jurnal Ilmu Pertanian
Journal homepage: https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/agriland

Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap mutu permen


jelly buah nangka

Effect of temperature and duration of drying on the quality of


jackfruit jelly candy
Miranti1*
1Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Jl. Karya Wisata
Gedung Johor Medan 20144, Indonesia. Email: mirantiuli@gmail.com
*Corresponding Author, Email: mirantiuli@gmail.com

ABSTRAK ABSTRACT

Permen jelly termasuk dalam produk pangan semi Jelly candy is included in semi-wet food products,
basah, karena bahan utamanya adalah air, bahan because the main ingredients are water, flavorings or
perasa atau bahan lain yang dapat membentuk gel. other ingredients that can form a gel. Therefore this
Oleh karena itu produk ini mudah mengalami product is easily damaged, so to extend the shelf life it is
keruskan, sehingga untuk memperpanjang daya necessary to do proper drying. This study aims to
simpan perlu dilakukan pengeringan yang tepat. determine the effect of drying temperature and drying
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh time on the quality of jackfruit jelly candy. The study
suhu pengeringan dan lama pengeringan terhadap used a complete randomized design with two replications
mutu permen jelly nangka. Penelitian menggunakan with temperature and drying time as a treatment. The
rancangan acak lengkap dua ulangan dengan suhu dan results showed that the best water content, vitamin C,
lama pengeringan sebagai perlakuan. Hasil penelitian texture, and organoleptic color of jelly candy at 60 ˚C
menunjukkan bahwa kadar air, vitamin C, tekstur, dan with 5 hours drying time, while organoleptic flavored jelly
organoleptic warna permen jelly terbaik pada suhu 60 candies best at 80 ˚C drying temperature with 20 hours
˚C dengan lama pengeringan 5 jam, sedangkan drying time.
organoleptik rasa permen jelly terbaik pada suhu
pengeringan 80 ˚C dengan lama pengeringan 20 jam.
Kata Kunci: Suhu, pengeringan, permen jelly, nangka Keywords: Temperature, drying, jelly candy, jackfruit

Pendahuluan yang sebetulnya merupakan bunga nangka


Tanaman nangka (Artocarpus yang tidak terserbuki (Sunaryono, 2008).
heterophyllus) merupakan tanaman hutan Selain merupakan makanan yang enak,
yang pohonnya dapat tumbuh mencapai buah nangka juga mengandung berbagai
tinggi 25 m. Seluruh bagian tanaman vitamin dan mineral yang sangat
bergetah, yang biasa disebut pulut. bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Daunnya bulat, lonjong dan lebar. Kayunya Berikut ini adalah beberapa manfaat buah
keras, apabila sudah tua berwarna kuning nangka bagi kesehatan kita; melancarkan
sampai kemerahan. Bunganya ada dua sistem pencernaan dan mengatasi sembelit,
macam, yakni bunga jantan dan bunga meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
betina. Buah nangka tergolong buah meningkatkan kesehatan kardiovaskular,
majemuk semu, artinya buah tersebut mengendalikan diabetes, meningkatkan
tersusun oleh rangkaian bunga majemuk kesehatan pada sistem pernapasan,
(nyamplung) dan dari luar terlihat seperti menjaga kesehatan kulit, meningkatkan
hanya satu buah. Di dalam buah nangka metabolisme tubuh (Ashari, 2006).
(diantara nyamplung) terdapat dami-dami Gula adalah suatu istilah umum yang
sering diartikan bagi setiap karbohidrat

116
Miranti AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 8(1) Januari-April 2020 116-120

yang digunakan sebagai pemanis, komponen hidrokoloid seperti agar, gum,


penambahan gula pada produk bukanlah pektin, pati, karegenan, gelatin, dan lain-
untuk menghasilkan rasa manis saja lain yang digunakan untuk modifikasi
meskipun itu penting. Gula bersifat tekstur sehingga menghasilkan produk
menyempurnakan rasa asam dan cita rasa yang kenyal. Permen jelly harus dicetak
lainnya, kemampuan mengurangi dan diproses aging terlebih dahulu sebelum
kelembaban relatif dan daya mengikat air dikemas (Nurismanto et al., 2015). Permen
adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula jelly merupakan permen yang terbuat dari
dipakai dalam pengawetan pangan (Buckle campuran sari buah-buahan, bahan
et al, 1987). Gula banyak digunakan untuk pembentuk gel atau dengan penambahan
pengawetan bahan makanan yang berasal agensia flavoring untuk menghasilkan
dari buah-buahan dan sayuran. Bentuk berbagai macam rasa dengan bentuk fisik
produk olahan yang menggunakan gula jernih dan transparan (Atmaka et al.,
sebagai pengawet antara lain; sari buah, 2013). Permen jelly sebagai pangan semi
bubuk sari buah, jam, jelly, marmalade, basah memiliki umur simpan 6-8 bulan
sirup, manisan basah/kering dan lain bila ditempatkan dalam stoples dan 1
sebagainya (Suyanti, 1994). tahun jika kemasannya belum dibuka.
Pektin merupakan segolongan polimer Permen jelly memiliki kecendrungan
heterosakarida yang diperoleh dari dinding menjadi lengket karena sifat higroskopis
sel tumbuhan darat. Penggunaan pektin dari gula pereduksi yang membentuk
yang paling umum adalah sebagai bahan permen, sehingga perlu ditambahkan
perekat/pengental (gelling agent) pada selai bahan pelapis. Permen jelly umumnya
dan jelly. Pemanfaatannya sekarang meluas memerlukan bahan pelapis berupa
sebagai bahan pengisi, komponen permen, campuran tepung tapioka dengan tepung
serta stabilizer untuk jus buah dan gula. Pelapisan ini berguna untuk
minuman dari susu, juga sebagai sumber membuat permen tidak melekat satu sama
serat dalam makanan (Winarno, 2004). lain dan juga untuk menambah rasa manis
Pektin diperlukan untuk dapat memperoleh (Rahmi et al., 2014)
struktur jelly, bila pektin terlalu rendah
tidak akan membentuk jelly. Sedangkan, Bahan dan Metode
adanya asam berfungsi sebagai pengokoh Penelitian dilaksanakan di
jaringan jelly. Bila tingkat keasaman terlalu Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian
rendah maka jelly akan lemah atau hancur Fakultas Pertanian UISU Medan.
karena terjadi hidrolisa pektin, tetapi bila Penelitian menggunakan rancangan
tingkat keasaman terlalu tinggi maka jelly acak lengkap faktorial dua perlakuan dan
tidak berbentuk karena pektin mengalami dua ulangan. Faktor pertama adalah suhu
dehidrasi. Oleh sebab itu perbandingan pengeringan (S) yang terdiri dari empat
antara gula, pektin, dan keasaman, harus taraf, yaitu 60 ˚C (S1), 70 ˚C (S2), 80 ˚C
tepat untuk menghasilkan jelly yang baik (S3), 90 ˚C (S4). Faktor kedua adalah lama
(Winarno, 2004). Asam sitrat merupakan pengeringan (L) yang terdiri atas empat
asam organik lemah yang ditemukan pada taraf, yaitu 5 jam (L1),10 jam (L2), 15 jam
daun dan buah tumbuhan genus citrus (L3), 20 jam (L4).
(jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami,
selain itu digunakan juga sebagai
Hasil dan Pembahasan
penambah rasa masam pada makanan dan Hasil analisis statistik menunjukkan
minuman ringan (Anonim, bahwa secara mandiri suhu dan lama
2010).Penambahan asam sitrat dalam pengeringan berpengaruh nyata terhadap
permen jelly beragam tergantung dari kadar air, vitamin C, tekstur, warna, dan
bahan baku pembentuk gel yang rasa permen jelly nangka (Tabel 1, Tabel 2),
digunakan. Banyakan asam sitrat yang sedangkan secara interaksi suhu dan lama
ditambahkan pada pembuatan permen jelly pengeringan berpengaruh tidak nyata
berkisar 0.2-0.3% (Anonim, 2010). terhadap kadar air, vitamin C, tekstur,
Permen jelly adalah permen bertekstur warna, dan rasa permen jelly nangka.
lunak, yang diproses dengan penambahan

117
Miranti AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 8(1) Januari-April 2020 116-120

Tabel 1. Pengaruh suhu pengeringan terhadap kadar air, vitamin C, tekstur, warna,
dan rasa permen jelly nangka
Suhu Kadar Air Vitamin C
(%) Tekstur Warna Rasa
Pengeringan (˚C) (mg/100g)
60 20.09a 4.92a 2.23 3.98a 2.15a
70 18.25b 4.58b 2.26 3.71b 2.35a
80 12.79c 4.40c 2.29 3.16c 2.46b
90 7.35d 4.14d 2.30 2.26d 2.45c
Keterangan: Huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%
berdasarkan uji LSD

Tabel 2. Pengaruh lama pengeringan terhadap kadar air, vitamin C, tekstur, warna,
dan rasa permen jelly nangka
Lama Pengeringan Kadar Air Vitamin C
Tekstur Warna Rasa
(jam) (%) (mg/100g)
5 21.64a 5.10a 2.01a 3.58a 2.13a
10 16.36b 4.66b 2.23b 3.46b 2.30b
15 11.97c 4.31c 2.35c 3.13c 2.48c
20 8.50d 3.96d 2.49d 3.05c 2.51d
Keterangan: Huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%
berdasarkan uji LSD

Tabel 1 menunjukkan bahwa suhu dan diperoleh semakin rendah. Sejalan dengan
lama pengeringan berpengaruh nyata pendapat Taib et al. (1997) menyatakan
(P<0.01) terhadap kadar air permen jelly bahwa kemampuan bahan untuk
nangka. Kadar air permen jelly nangka melepaskan air dari permukaannya akan
semakin menurun dengan semakin semakin besar dengan meningkatnya suhu
meningkatnya suhu dan lama pengeringan. udara pengering yang digunakan dan makin
Kadar air permen jelly nangka tertinggi lamanya proses pengeringan, sehingga
diperoleh dari perlakuan suhu pengeringan kadar air yang dihasilkan semakin rendah.
60 °C, yaitu 20.09% dan terendah pada Suhu dan lama pengeringan
suhu pengeringan 90 °C, yaitu 7.35%. Hal berpengaruh nyata (P<0.01) terhadap kadar
ini disebabkan semakin tingginya suhu vitamin C permen jelly nangka (Tabel 1 dan
pengeringan maka semakin banyak molekul 2). Kadar vitamin C semakin menurun
air yang menguap dari jelly yang dengan semakin meningkatnya suhu dan
dikeringkan sehingga kadar air yang lama pengeringan. Kadar vitamin C tertinggi
diperoleh semakin rendah. Hal ini sesuai diperoleh dari perlakuan suhu pengeringan
dengan Syarief dan Halid (1993) yang 60 °C, yaitu 4.92 mg/100 g, dan terendah
menyatakan bahwa tinggi rendahnya kadar pada suhu pengeringan 90 °C, yaitu 4.14
air suatu bahan sangat ditentukan oleh air mg/100 g. Vitamin C merupakan vitamin
terikat dan air bebas yang terdapat dalam yang mudah larut dalam air dan rusak oleh
bahan. Air terikat ini membutuhkan suhu panas, sehingga dengan semakin tingginya
yang lebih tinggi untuk menguapkannya bila suhu pengeringan maka semakin banyak
dibandingkan dengan air bebas yang molekul air yang menguap dari sehingga
membutuhkan suhu yang relative rendah kadar vitamin C yang diperoleh semakin
untuk menguapkannya. Menurut Winarno rendah. Semakin tinggi suhu pengeringan,
(1995), semakin tinggi suhu pengeringan maka asam-asam organik seperti asam
maka semakin cepat terjadi penguapan, askorbat akan mengalami kerusakan,
sehingga kandungan air di dalam bahan sehingga total kadar vitamin C produk
semakin rendah. semakin lama waktu menjadi menurun. Kerusakan asam dapat
pengeringan semakin banyak air yang dipercepat oleh adanya kontak panas yang
dikeluarkan dari bahan sehingga kadar air lama, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta
bahan semakin rendah. Fitriani (2008), katalis tembaga dan besi (Winarno, 2008).
menyatakan semakin lama waktu Kadar vitamin C permen jelly nangka
pengeringan maka semakin banyak molekul tertinggi diperoleh dari perlakuan lama
air yang menguap dari bahan yang pengeringan 5 jam, yaitu 5.10 mg/100 g,
dikeringkan sehingga kadar air yang dan terendah pada lama pengeringan 20

118
Miranti AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 8(1) Januari-April 2020 116-120

jam, yaitu 3.96 mg/100 g. Hal ini pencoklatan bahan makanan yang
disebabkan karena dengan semakin mengandung karbohidrat dapat dipercepat
lamanya waktu pengeringan maka jumlah oleh pengaruh suhu pemanasan sehingga
vtamin C yang teroksidasi akan semakin komponen gula pereduksi akan membentuk
besar, karena jumlah panas yang diterima senyawa berwarna coklat.
oleh bahan semakin besar. Hal ini sesuai Semakin lama waktu pengeringan
dengan pendapat Winarno (1992) yang memungkinkan terjadinya reaksi Maillard
mengatakan bahwa vitamin C mudah lebih besar sehingga menyebabkan permen
teroksidasi dan proses tersebut dipercepat jelly nangka berwarna kuning kecoklatan.
oleh panas. Semakin lama waktu pengeringan
Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa mengakibatkan warna menjadi coklat.
suhu berpengaruh tidak nyata (P>0.05) Reaksi pencoklatan umumnya dibagi
terhadap tekstur permen jelly nangka, menjadi dua golongan, yaitu reaksi
sedangkan lama pengeringan berpengaruh pencoklatan enzimatik dan reaksi
nyata (P<0.01) terhadap tekstur permen jelly pencoklatan non enzimatik. Reaksi
nangka. Tekstur permen jelly nangka pencoklatan non enzimatik dibagi lagi
semakin meningkat dengan semakin menjadi tiga macam reaksi, yaitu
lamanya pengeringan. Tekstur tertinggi karamelisasi, reaksi maillard dan
diperoleh dari perlakuan lama pengeringan pencoklatan akibat pengaruh vitamin C.
20 jam, yaitu 2.49 dan terendah pada lama Winarno (2008) menyatakan pengeringan
pengeringan 5 jam, yaitu 2.01. Semakin dengan waktu yang lama menyebabkan
lama waktu pengeringan tekstur permen kerusakan pada karbohidrat yaitu terjadinya
jelly nangka yang dihasilkan semakin keras reaksi browning non enzimatik (reaksi
atau kenyal disebabkan kadar air semakin Maillard) dan karamelisasi. Reaksi Maillard
rendah (Tabel 2). Sejalan dengan pendapat terjadi karena adanya reaksi antara gugus
Winarno (2008) yang menyatakan bahwa amino protein dengan gugus karboksil gula
lama pengeringan menyebabkan penguapan pereduksi yang menghasilkan bahan
air lebih banyak sehingga kadar air dalam berwarna coklat, sedangkan karamelisasi
bahan semakin kecil. Lebih lanjut terjadi karena adanya reaksi antara gula
Matondang (1991) menyatakan bahwa dan panas.
pengurangan molekul air pada proses Suhu dan lama pengeringan
pemanasan menyebabkan pengerutan berpengaruh nyata (P<0.01) terhadap
bahan dan peningkatan konsentrasi pektin, organoleptik rasa permen jelly nangka (Tabel
selulosa, dan bahan lain penyusun dinding 1 dan 2). Organooleptik rasa tertinggi
sel. diperoleh pada suhu pengeringan 80 °C,
Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa yaitu 2.46, dan organoleptik rasa terendah
suhu dan lama pengeringan berpengaruh pada suhu pengeringan 60 °C, yaitu 2.15.
nyata (P<0.01) terhadap warna permen jelly Pengeringn dengan suhu 80 ˚C memberikan
nangka. Warna permen jelly nangka parameter penilaian yang lebih enak oleh
semakin menurun dengan semakin panelis dibandingkan dengan perlakuan
meningkatnya suhu pengeringan. Warna lainnya. Hal ini dikarenakan terjadinya
permen jelly nangka tertinggi diperoleh pada perubahan citarasa karena penguraian
suhu pengeringan 60 °C, yaitu 3.98 dan protein, lemak dan karbohidrat
terendah pada suhu pengeringan 90 °C, menghasilkan produk yang mempunyai
yaitu 2.26. Suhu yang tinggi menyebabkan citarasa enak. Rahayu et al. (1992)
terjadinya perubahan warna bahan serta menyatakan bahwa pengolahan pangan
terjadinya penurunan mutu bahan. Selama dengan cara pengeringan akan
pengeringan terjadi reaksi pencoklatan meningkatkan rasa pada produk yang
(reaksi maillard). Menurut Winarno (1997), dihasilkan. Menurut Pratiwi (2009), semakin
reaksi maillard adalah reaksi pencoklatan tinggi suhu pengeringan maka rasa semakin
yang terjadi antara karbohidrat khususnya meningkat karena sukrosa mampu
gula pereduksi dengan gugus amina primer. membentuk citarasa yang baik karena
Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan kemampuannya menyeimbangkan rasa
berwarna coklat yang sering tidak asam, pahit, atau asin melalui pembentukan
dikehendaki atau bahkan menjadi indikasi karamelisasi.
penurunan mutu. Yusmarini dan Pato Organoleptik rasa dari permen jelly
(2004) menyatakan bahwa reaksi nangka semakin disukai oleh panelis dengan

119
Miranti AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian 8(1) Januari-April 2020 116-120

semakin lamanya waktu pengeringan. bilimbi L.) Kering. Jurnal SAGU, 7(1):
Waktu pengeringan yang lama menyebabkan 32-37.
terjadinya inverse sukrosa menjadi glukosa Hasibuan, R. 2005. Proses pengeringan.
dan fruktosa sehingga rasa manis pada
Program Studi Teknik Kimia Fakultas
permen jelly menjadi semakin disuka
panelis. Hal ini didukung oleh Achyadi dan Teknik Sumatera Utara.
Hidayanti (2004) yang menyatakan bahwa Hasniarti. 2012. Studi Pembuatan permen
pengeringan menyebabkan larutan sukrosa buah dengan (Dillenia serrata Thumb).
akan mengalami inverse atau pemecahan Skripsi. Universitas Hasanuddin
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa Makassar.
akibat pengaruh panas yang akan Helmi, N., Ivanti, L., Hanifah. 2006.
meningkatkan kelarutan gula.
Pengembangan permen jelly. Kumpulan
Kesimpulan Naskah Program Kreatifitas Mahasiswa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penulisan Ilmia (PKMI), Malang.
kadar air, vitamin C, tekstur, dan Mulyasari, R. 2003. Permen Jelly Dari
organoleptic warna permen jelly terbaik pada Rumput Laut. Warta Penelitian
suhu 60 ˚C dengan lama pengeringan 5 jam, Indonesia.
sedangkan organoleptik rasa permen jelly Nelso. 1977. Sifat-sifat fisis dari pektin
terbaik pada suhu pengeringan 80 ˚C
(Dragon fruit). Jurnal bahan Alam
dengan lama pengeringan 20 jam.
terbarukan Universitas Negeri
Daftar Pustaka Semarang.
Achyadi, N.S., Hidayanti, A. 2004. Pengaruh Nurismianto, R., Sudaryati, Ihsan, A.H.
konsentrasi bahan pengisi dan 2015. Konsentrasi Gelatin dan
konsentrasi sukrosa terhadap Karagenan pada Pembuatan Permen
karakteristik fruit leather cempedak Jelly Sari Brokoli (Brassica oleracea).
(Artocarpus champedhen Lour.). Jurnal Rekapangan. 9(2)
http://www.unpas.ac.id. Diakses pada Rahmi, N. 1996. Kajian Proses Pembuatan
02 Juli 2008. Permen Jelly. Skripsi. Fakultas
Anonim. 2011. Kadar zat besi, serat, gula Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
total dan daya terima permen jelly Bogor, Bogor.
dengan Penambahan buah nangka. Rukmana, 1997. Klasifikasi buah nangka.
Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Budidaya. Universitas Indonesia, Fakultas Pertanian, Universitas Widya-
Jakarta. gama Malang.
Buckle et al. 1987. Pengertian gula dan Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi.
penggunaan gula dalam industri Jakarta: Gramedia.
panganI.
Fitriani, S. 2008. Pengaruh Suhu dan Lama
Pengeringan Terhadap Beberapa Mutu
Manisan Belimbing Wuluh (Averrhoa

120

Anda mungkin juga menyukai