Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SELAI SEBAGAI PRODUK AWETAN


BUAH SEMU JAMBU METE

Oleh:
Ni Desak Made Sri Adnyawati *

ABSTRACT
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penanganan buah semu jambu mete yang
digunakan untuk pembuatan selai, dan untuk mengetahui kualitas selai jambu mete yang
ditinjau dari aspek rasa, warna, dan tekstur. Metode kajian menggunakan teknik
eksperimen yang selanjutnya dilakukan uji organoleptik mutuhedonik untuk menganalisis
kualitas selai jambu mete. Skala yang digunakan yaitu kurang (1), cukup (2), baik (3),
sangat baik (4). Produk awetan buah semu jambu mete dalam bentuk selai diolah
melalui beberapa tahapan, yaitu menghilangkan rasa sepat dan kandungan getah pada
buah jambu mete dengan perendaman larutan garam 2% per liter air untuk setiap 1 kg
bubur buah. Pada proses pembuatan selai jambu mete menggunakan formulasi gula
sebesar 70% yang dilakukan melalui pembuatan sirup gula pasir kemudian mencampur
bahan dalam bentuk bubur buah jambu mete. Kualitas selai jambu mete ditinjau dari
aspek rasa adalah sangat baik dengan kriteria yaitu manis, ditinjau dari aspek warna
adalah sangat baik dengan kriteria yaitu coklat, ditinjau dari aspek tekstur selai jambu
mete yang dihasilkan adalah sangat baik dengan kriteria yaitu kental.
Keywords:

*) Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha

A. Pendahuluan No Unsur Gizi Kadar / 100 gr Bahan


Buah semu jambu mete merupakan 7 Kalsium (g) 4
limbah dari pemanenan biji mete yang 8 Fosfor (g) 13
dianggap sudah tidak dapat 9 Zat Besi (g) 0,5
dimanfaatkan lagi untuk konsumsi 10 Vitamin A (mg) 15
11 Vitamin B (mg) 0,02
manusia. Limbah ini hanya digunakan
12 Vitamin C (mg) 197
untuk makanan ternak sapi sehingga Sumber : Daftar Analisis Bahan Makanan, Fak.
dikatakan nilai ekonomi yang dimilikinya Kedokteran UI, Jakarta, 1992
sangat rendah atau bahkan tidak ada Dari segi daya tahan buah semu
sama sekali (Lies Suprapti, 2004). Dilihat jambu mete, buah ini tidak tahan lama.
dari kandungan gizi yang dimiliki oleh Buah yang sudah matang akan menjadi
jambu mete terdapat berbagai unsur gizi berair dan kesegarannya hanya dapat
yaitu protein, lemak, karbohidrat, bertahan selama 2 x 24 jam (Muchji
mineral, kalsium, fosfor, zat besi, dan Muljohardjo, 1990). Buah jambu mete
vitamin (A, B, dan C). Buah semu jambu mempunyai keunikan tersendiri dimana
mete termasuk sumber vitamin C yang buahnya berbau harum yang khas serta
potensial (Nunung Marlita, 1994). Lebih bijinya berada di luar buah.
jelasnya kandungan gizi jambu mete Di Bali khususnya Kabupaten Buleleng
dapat dilihat pada tabel berikut. ada delapan kecamatan yang
membudidayakan tanaman jambu mete,
Tabel 1. Kandungan Nilai Gizi Buah yaitu Kecamatan Gerokgak, Seririt, Banjar,
Jambu Mete Sukasada, Buleleng, Sawan,
No Unsur Gizi Kadar / 100 gr Bahan Kubutambahan, dan Tejakula (Badan
1 Energi (kal) 72 Pusat Statistik, Kabupaten Buleleng 2005).
2 Air (g) 82,5 Berdasarkan data hasil produksi buah
3 Protein (g) 0,5 jambu mete yang ada di Kabupaten
4 Lemak (g) 0,6
5 Karbohidrat (g) 15,9
Buleleng, menunjukkan kecamatan
6 Mineral (g) 0,3 Kubutambahan sebagai daerah yang

1085
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

paling banyak menghasilkan buah jambu Penggulaan merupakan teknik


mete. Produksi buah jambu mete tahun pengawetan yang dilakukan dengan
2005 yaitu 246,92 ton. penambahan kadar gula dalam formulasi
Pemanfaatan buah semu jambu mete tinggi yaitu antara 45 sampai 70 % dari
masih sangat terbatas karena sifat buah bahan utama ( Tien R.Muchtadi, 1989).
semu jambu mete yang kurang disukai. Untuk menghilangkan rasa sepat buah
Buah semu jambu mete memiliki rasa semu jambu mete dipergunakan garam
sepat dan menimbulkan rasa gatal bila dapur. “Garam dapur atau natrium klorida
dimakan khususnya pada tenggorokan. memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
Nunung Marlita menyatakan bahwa hal penetral rasa dan juga sebagai pemantap
ini disebabkan adanya kandungan tanin cita rasa. Garam yang dilarutkan sebanyak
yang menyebabkan rasa buah ini 2% atau 20 gr per liter air” (Memet dan
menjadi sepat,sehingga dapat Bahtiar, 2004). Penggunaan garam
menimbulkan gatal pada tenggorokan sebagai perlakuan awal sebelum buah
(1994). Menurut van Buren mengenai semu jambu mete digunakan untuk produk
rasa sepat sangat erat hubungannya makanan.
dengan senyawa flavon yang mengalami Buah semu jambu mete sebagai salah
kondensasi, dan rasa sepatnya terutama satu sumber pangan buah berserat
disebabkan oleh adanya derajat memiliki rasa asam, manis, dan rasa sepat
polimerisasi senyawa fenol yang yang sangat menonjol. Buah jambu mete
tertentu. Lebih jauh dikemukakan bahwa terdiri dua bagian, yaitu buah sejati (biji
makin tinggi kadar fenolat makin sepat mete) dan buah semu (buah jambu mete).
rasanya, dan makin rendah semakin Buah semu (secara umum dianggap buah)
berkurang rasa sepatnya. Sedangkan sebenarnya merupakan tangkai buah
menurut pendapat Yoslin dan Goldstein, (pedunculus) yang membengkak atau
bahwa rasa sepat berhubungan erat mengembung dan berdaging” (Lies
dengan reaksi-reaksi kimia tanin yang Suprapti, 2000). Adanya kandungan gizi,
mengalami kondensasi (Muchji dan karakteristik yang unik pada jambu
Muljohardjo, 1990). Selanjutnya mete dapat dimanfaatkan untuk produk
dijelaskan pula bahwa rasa gatal buah awetan dalam bentuk selai (biasa disebut
jambu mete disebabkan oleh adanya sele).
senyawa “urushiol”. Senyawa ini Selai merupakan bubur dari buah-
merupakan derivate dari asam anakardat buahan yang dimasak dengan gula
yang terdapat dalam jaringan buah semu sampai kental yang dikonsumsi sebagai
jambu mete. Hal ini akan terlihat jelas pelengkap roti, kue dan sebagainya.
pada buah jambu mete yang masih Bahan dan proses pembuatan selai pada
muda sekali. Zat getah ini banyak sekali umumnya adalah ; 1 kg Bubur buah yang
mengandung urushiol yang matang, 450-700 gr Gula pasir. Cara
menyebabkan timbulnya rasa gatal. membuat yaitu ; daging buah dipotong-
Adanya karakteristik buah semu potong dan dihancurkan dengan blender,
jambu mete yang sangat spesifik hancuran buah dipanaskan bersama gula,
sehingga diperlukan penanganan khusus setelah itu aduk sampai selai matang dan
dalam upaya pemanfaatan buah semu kental. Busa yang terdapat pada
jambu mete. Penanganan ini diharapkan permukaan selai dibuang.Selai yang
dapat menanggulangi sifat yang kurang masih panas dimasukkan ke dalam toples
disukai sehingga dapat meningkatkan steril dan ditutup rapat. Berkaitan dengan
nilai ekonomi buah semu jambu mete. buah semu jambu mete maka
Adanya daya tahan yang dimiliki jambu permasalahan yang dikaji adalah proses
mete sangat pendek dan rasa sepat penanganan buah semu jambu mete untuk
yang berdampak pada efek gatal setelah selai, dan kualitas selai jambu mete untuk
dikonsumsi dapat ditangani melalui aspek rasa, warna, dan tekstur.
teknik pengawetan yaitu sistem Selai buah merupakan bahan
penggulaan. makanan kental atau semi padat yang
terbuat dari campuran buah-buahan dan

1086
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

gula (Darkam Musaddad, 2003). dan buruk. Selain itu panelis juga
Pemekatan campuran harus berkadar mengemukakan tingkat mutu sesuatu
gula lebih besar dari 68 %. Tri Margono yang disebut mutu skala hedonik
(2000) mengemukakan bahwa, ciri-ciri (Soewarno, 1981). Skala mutu hedonik
selai yang berkualitas baik adalah: yang dipakai terdiri dari 4 (empat)
Warna : Bening (kekuning- tingkatan. Nilai yang diberikan setiap
kuningan, merah, coklat tua, coklat panelis adalah 1) Kurang; 2) Cukup; 3)
muda, dan lain-lain tergantung dari Baik; 4) Sangat baik. Adapun format uji
warna buah aslinya). sebagai berikut.
Tekstur : Kental
Aroma : Wangi buah Tabel 2. Uji Kualitas Selai Jambu Mete
Rasa : Manis Aspek Penilaian
Berdasarkan pendapat di atas dapat Nilai Rasa Warna Tekstur
disimpulkan bahwa selai adalah bubur 4
dari buah-buahan yang dimasak dengan 3
gula sampai kental yang memiliki tekstur 2
kental, mempunyai rasa manis warna 1
kekuning-kuningan, merah, coklat tua,
coklat muda, dan tergantung warna buah Tabel 3. Tolak Ukur Uji Kualitas Selai
asalinya, selai biasanya dioleskan pada Jambu Mete
roti, kue dan cukup disukai oleh Rasa Warna Tekstur
Nilai
masyarakat.
4 Manis Coklat Kental
Kajian ini merupakan hasil penelitian
3 Manis agak Coklat muda Kental sekali
eksperimen terhadap buah semu jambu sepat
mete yang diolah menjadi produk awetan 2 Sepat Coklat Agak encer
selai. Uji yang dilakukan terhadap produk kehitaman
ini adalah uji organoleptik mutu hedonik. 1 Semua Semua Semua
Dalam uji mutu hedonik panelis diminta kriteria tidak kriteria tidak kriteria tidak
tanggapan pribadinya tentang kesan baik terpenuhi terpenuhi terpenuhi

Gambar 1. Rancangan Eksperimen


Bahan-bahan Selai Proses menghilangkan rasa sepat
- Buah Semu Jambu Mete dengan direndam larutan Garam
- Gula pasir

Proses Pembuatan Selai


Menjadi Selai

Uji Kualitas, ditinjau dari segi :


Rasa
Tekstur
Warna

Uji panelis Analisis data Resep baku Kesimpulan

B. Pembahasan mengkilap), matang penuh dan lunak,


Buah semu jambu mete yang tidak / belum membusuk, beraroma
digunakan dalam pembuatan selai harum dan segar, dan tidak cacat fisik
memiliki beberapa persyaratan yaitu : tua (pecah, memar, atau diserang hama dan
maksimal (warna tua merata dan penyakit). Tingkat kematangan buah

1087
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

semu jambu mete berkaitan erat dengan C. Alat Pengolahan


kandungan senyawa tanin pada buah 1. Blender
semu jambu mete yang menyebabkan 2. Panci stainless steel
rasa sepat. Semakin tua atau matang 3. Pengaduk kayu
penuh buah jambu mete semakin 4. Botol kaca atau botol selai
berkurang kandungan taninnya. 5. Pemanas/kompor
Sebelum proses pembuatan selai D. Langkah-langkah yang harus
jambu mete ada beberapa proses yang dilakukan sebelum jambu mete
harus diperhatikan. Untuk diolah menjadi selai, yaitu sebagai
menghilangkan rasa sepat buah semu berikut:
jambu mete caranya adalah dengan 1. Jambu mete yang sudah dipilih,
direndam dalam larutan garam sebanyak dicuci sampai bersih, lalu ditusuk-
20gr/liter air selama 3 hari, tusuk kemudian direndam dengan
(perbandingan jambu mete yang larutan air garam.
dipergunakan yaitu 1 kg/20 gr). Setelah 2. Pada hari kedua perendaman, jambu
itu buah semu jambu mete dapat diolah mete diangkat dan diperas satu per
sesuai dengan keinginan. Proses satu (gunakan sarung tangan plastik
penetralan adalah menghilangkan untuk melindungi tangan agar tidak
senyawa yang menyebabkan rasa gatal terkena getahnya, karena
ditenggorokan bila dimakan. menyebabkan kulit tangan jadi
Dalam pembuatan selai buah semu mengelupas).
jambu mete yang ditambahkan dengan 3. Setelah jambu mete diperas airnya
gula melalui proses perebusan. kemudian jambu mete direndam lagi
Perebusan gula menjadi sirup kental dengan larutan air garam yang baru
menyebabkan warna selai menjadi (cara tersebut dilakukan sampai hari
kecoklatan atau berwarna coklat karena ketiga perendaman).
perpaduan antara warna yang dihasilkan 4. Pada hari ketiga atau hari terakhir
oleh senyawa polifenol dan proses perendaman jambu mete diperas
karamelisasi dari gula. Penambahan airnya untuk mengurangi kadar air
gula pada proses pembuatan selai dari buah jambu mete dan untuk
bertujuan untuk memperoleh tekstur, dan menghilanhkan getah yang
flavor yang baik. Selain itu gula juga terkandung dalam buah jambu mete,
berfungsi sebagai pengawet, karena setelah itu buah jambu mete siap
pada konsistensi tinggi, larutan gula untuk diolah menjadi selai.
dapat mencegah pertumbuhan bakteri, E. Cara Membuat Selai
ragi dan kapang. (Lisdiana Fachruddin, 1. Jambu mete dipotong-potong
1997). ditambahkan air lalu diblender
Kualitas selai jambu mete dikaji sampai buah halus atau menjadi
melalui eksperimen sebanyak 4 kali, bubur buah.
hingga akhirnya menghasilkan resep 2. 1/2 liter air direbus sampai medidih
baku sesuai kriteria selai yang baik yaitu dengan daun pandan. Setelah itu
rasa manis, warna coklat, dan tekstur masukkan gula pasir sambil diaduk
kental. Adapun resep selai jambu mete hingga gula hancur, kental dan
sebagai berikut. sampai berwarna kecoklatan.
A. Bahan Selai 3. Bubur buah jambu mete tadi
1. 1000 gr Buah jambu mete dimasukkan kedalam sirup gula yang
2. 700 gr Gula pasir dibuat tadi.
3. 3 Lembar daun pandan 4. Adonan bubur buah tadi dimasak
4. 1/2 Liter air sambil diaduk-aduk menggunakan
5. 5 gr Garam api sedang, adonan dimasak sampai
B. Bahan untuk merendam matang dan kental dan berwarna
1. 3 liter air (untuk 3 kali perendaman) coklat, lalu diangkat.Waktu yang
2. 60 gr garam (untuk 3 kali dibutuhkan sekitar 60 menit. Ciri
perendaman) kematangan maksimal dapat diukur

1088
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dengan alat refraktometer dengan 1.Buah jambu mete yang sudah dipilih
kadar total zat padat terlarut dicuci bersih lalu ditusuk-tusuk.
mencapai 68%.
5. Selai siap dikonsumsi sebagai
pelengkap hidangan utama maupun
selingan. Penyajian dapat dilakukan
untuk melengkapi roti dan kue.

F. Pengemasan dan penyimpanan


Selai yang sudah terbentuk dalam
kondisi panas dimasukkan ke dalam 2.Buah semu jambu mete hari pertama
wadah gelas steril. Selai yang telah perendaman
dikemas tersebut ditutup dan dibiarkan
dingin dalam suhu ruang. Penyimpanan
selai dapat dilakukan pada suhu ruang
atau suhu dingin.
Buah semu jambu mete dalam
proses pengolahannya menjadi selai
memerlukan proses penanganan yang
harus dilakukan sebelum buah semu 3.Jambu mete diperas airnya, jambu
jambu mete diolah menjadi selai. Hal ini mete direndam lagi dengan
disebabkan adanya kandungan tanin menggunakan larutan air garam yang
yang sangat menonjol pada buah semu baru, cara ini dilakukan sampai hari
jambu mete. Proses penanganan yang ketiga perendaman
harus dilakukan sebelum buah semu
jambu mete diolah menjadi selai seperti
gambar berikut.

4. Buah semu jambu mete yang sudah


direndam selama 3 hari, siap diolah
untuk menjadi selai.

Penyajian selai untuk pelengkap roti dan kue

1089
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Penanganan buah semu jambu mete 60 menit atau diukur menggunakan


dalam proses pembuatan selai selain refraktometer.
melalui perendaman awal, juga harus
memperhatikan teknik pembuatan sirup C. Penutup
yang benar. Air direbus terlebih dahulu Berdasarkan uraian di atas dapat
setelah itu dimasukkan gula pasir. Dalam disimpulkan sebagai berikut.
pembuatan selai jambu mete sirup gula 1. Produk awetan buah semu jambu
yang digunakan harus kental agar hasil mete dalam bentuk selai diolah
selai menjadi sangat baik, karena gula melalui beberapa tahapan, yaitu
disini akan mempengaruhi rasa, warna menghilangkan rasa sepat dan
dan tekstur selai yang dihasilkan. kandungan getah pada buah jambu
Pemakaian daun pandan dalam mete dengan perendaman larutan
formulasi selai adalah bahan tambahan garam. Pada proses pembuatan selai
pengaroma dalam pembuatan sirup gula. jambu mete, gula pasir dibuat sirup
Garam dalam proses pengolahan selai terlebih dahulu kemudian
untuk meningkatkan citarasa selai yang mencampur bahan yaitu hancuran
tinggi kadar gula. buah jambu mete.
Berdasarkan hasil uji kualitas 2. Kualitas rasa selai jambu mete yang
terhadap selai jambu mete bahwa selai dihasilkan dari eksperimen adalah
ini memiliki rasa manis. Walaupun pada sangat baik dengan kriteria yaitu
dasarnya buah jambu mete yang belum manis
diolah mempunyai rasa yang sepat 3. Kualitas warna selai jambu mete
karena kandungan tanin yang cukup yang dihasilkan dari eksperimen
tinggi dan rasa gatal yang ditimbulkan adalah sangat baik dengan kriteria
bila jambu mete dimakan. Adanya yaitu coklat.
perlakuan awal melalui proses 4. Kualitas tekstur selai jambu mete
perendaman dengan larutan garam yang dihasilkan dari eksperimen
selama 3 hari memberikan kualitas hasil adalah sangat baik dengan kriteria
selai ditinjau dari rasa sangat baik. yaitu kental.
Mengenai warna selai jambu Temuan ini memberikan gambaran
mete yaitu berwarna coklat karena bahwa untuk selai jambu mete dapat
terjadinya karamelisasi pada gula digunakan sebagai variasi hidangan
sehingga menyebabkan warna selai sehari-hari dan industri rumah tangga.
menjadi coklat. Sebelum bubur buah Selai dapat bertahan lebih lama jika
dicampur, gula pasir dibuat sirup gula menggunakan buah yang betul-betul
(sirup gula yang dibuat, sampai segar. Hindari menggunakan buah yang
berwarna kecoklatan). Setelah itu sudah mengalami kerusakan fisik seperti
dimasukkan bubur buah jambu mete, buah dalam kondisi bonyok. Pemasakan
agar warna selai yang dihasilkan sangat selai harus betul-betul matang dengan
baik yaitu coklat. penampakan coklat bening/permukaan
Sedangakan tekstur yang mengkilap. Pemilihan wadah yang
dihasilkan yaitu kental, karena pada bersih, kering dan kedap udara dapat
proses pemasakan, bubur buah jambu memperpanjang daya simpan. Wadah
mete diikat oleh jaringan-jaringan gula supaya dalam kondisi steril dapat
yang mengkaramel, sehingga hasil selai dilakukan dengan perebusan terlebih
menjadi kental. Waktu yang dibutuhkan dahulu.
untuk proses pematangan agar selai
menjadi matang dan kental kurang lebih
Darkam Musaddad dan Nur Hartuti.2003.
REFERENCE Produk Olahan Tomat. Jakarta:
Bambang Cahyono, 2001. Jambu Mete Penebar Swadaya.
Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
Tani. Yogyakarta: Kanisius. RI, 1996. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Jakarta : Bhatara.

1090
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Lisdiana Fachruddin, 1997. Membuat Nunung Marlina Djarijah, 1994. Jambu


Aneka Selai. Yogyakarta. Kanisius. Mete dan Pembudidayaannya.
Lies Suprapti, 2004. Jelly Jambu Mete. Yogyakarta. Kanisius
Yogyakarta: Kanisius. Soewarno T. Soekarto, 1981. Penilaian
Mary Norwark, 1997. Buah Awetan Organoleptik Untuk Industri Pangan
(Selai, Chutney, Acar, Jelly). Jakarta. dan Hasil Pertanian. Jakarta :
Mayuni dan Adnyawati, 2008. Bhatara Karya Aksara.
Pemanfaatan buah semu jambu Sjaifullah, 1996. Petunjuk Memilih Buah
mete. Laporan Penelitian. Singaraja : Segar. Jakarta : PT. Penebar
Undiksha. Swadaya.
Muchji Muljohardjo, 1990. Jambu Mete Saripah Hudaya dan Daradjad Setiasih.
dan Teknologi Pengolahannya. 1993. Dasar-dasar Pengawetan I.
Yogyakarta: Liberty. Proyek Pengadaan Buku Pendidikan
Moheyi Sjahmien, 1993. Makanan Teknologi.
Institusi dan Jasa Boga, PT Bahtera Tien R. Muchtadi. 1989. Teknologi
Niaga Media Jakarta. Proses Pengolahan Pangan. Bogor:
Norman W. Desrosier. 1988. Teknologi Institut Pertanian.
Pengawetan Pangan. Jakarta : UI- Tri Margono, 2000. Selai dan Jelli. PT.
Press. Grasindo.

1091

Anda mungkin juga menyukai