Oleh:
Nazrina Zuryani, Tati Satiawati *
ABSTRACT
Pendidikan kejuruan terutama bidang Tata Boga dan Tata Busana membutuhkan sistem
akreditasi yang bersifat transparan. Dibutuhkan data-data akurat sesuai standar yang
ditetapkan misalnya Standar Kompetensi Lulusan/SKL yang diakui oleh dunia industri.
Sebelum menjalani akreditasi dibutuhkan kemampuan melakukan evaluasi diri dari semua
lembaga pendidikan minimal 3 kali. Setelah terakreditasipun, bidang keterampilan dan
pendidikan kejuruan tersebut perlu merevitalisasi diri dengan studi banding, entah dalam
lingkup kabupaten/kota atau antar provinsi. Evaluasi diri lebih baik dilakukan dengan
melibatkan unsur penyeimbang kelembagaan, misalnya Disdik, lembaga pembinaan
SMK, konsorsium kursus-kursus dan pemerhati pendidikan kejuruan di masyarakat dan
yang tak kalah pentingnya melibatkan kalangan DUDI/dunia industri. Apa bila tujuan
universitas pendidikan adalah melahirkan lulusan yang mampu bekerja dimana saja
(multi exit), memberikan “sense of quality” dan “sense of added value” akan
mempercepat penguasaan kompetensi tingkat lanjut (advanced skills) para lulusan.
Kompetensi tingkat lanjut ini selaiknya tertera dalam SKL. Untuk itu tersedianya data dan
tahapan akreditasi yang jelas untuk peningkatan mutu pendidikan kejuruan, nampaknya
tidak dapat ditawar lagi.
Salah satu permasalah dalam bidang bidang keteknikan misalnya mesin, elektro
kejuruan Tata Boga, Tata Busana dan dan informatika disinyalir oleh Putu Sudira
Tata-tata yang lainnya seperti halnya (2007: hal. 10) berasal dari sikap
1055
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1056
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1057
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1058
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
FTK Undiksha bidang Tata Boga (S1 dan menambahkan payet agar nilai jualnya
Diploma 3 Perhotelan) dapat bekerja di bertambah atau disain baru dengan ciri
hotel dapat menjadi kenyataan. barong atau kekhasan Bali yang tidak
“Advanced skill” perlu dijabarkan dalam akan dilupakan orang. Thailand selalu
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) memberi kesan adanya gajah dan figur
misalnya kemampuan mengerti bahasa penari Thai, saatnyalah ciri berkebaya
Perancis yang banyak dipergunakan perempuan Bali menjadi nilai tambah
dalam bidang perhotelan dan feysen. ekonomi dalam bidang Tata Busana
Sehingga siapapun lulusan dengan melalui modifikasinya.
kompetensi tingkat lanjut dan
berkecimpung dalam bidang Tata Boga SIMPULAN
dan juga dalam bidang Tata Busana Salah satu komponen SKL adalah
memiliki kemampuan silang budaya yang adanya pengakuan dari pasar kerja bahwa
diperbaharui secara terus menerus. lulusan suatu pendidikan kejuruan telah
Contoh lainnya, pemahaman lulusan pada mampu bekerja dengan kompetensi
berbagai macam saus dasar dan saus tingkat lanjut. Kompetensi tingkat lanjut ini
turunan dalam hidangan barat. hanya akan berkembang bila pelaku
Apa bila guru dan dosen telah dalam dunia pendidikan mampu
mampu mengajarkan kompetensi tingkat menjembataninya melalui peningkatan
lanjut semacam ini, akan lahirlah “sense mutu. Peningkatan mutu dapat terjadi bila
of added value”. Yaitu suatu rasa untuk sistem akreditasi yang ditawarkan oleh
meningkatkan nilai tambah, baik nilai pemerintah menuntut suatu evaluasi diri
tambah ekonomi maupun nilai tambah lembaga pendidikan yang terus menerus.
kompetensi lanjutan yang lebih kreatif. Salah satu komponen evaluasi diri adalah
Misalnya dengan menggabungkan cita peningkatan kualitas rasa (sense of
rasa hidangan barat dan hidangan timur quality) dan peningkatan rasa akan nilai
melalui contoh yang disebutkan oleh tambah (sense of added value) dari
widya iswara tersebut di atas tentang alumni dan calon lulusan suatu lembaga
saus turunan dengan cita rasa Bali. pendidikan. Oleh sebab itu dibutuhkan
Selama ini dikenal saus dasar kerjasama dengan berbagai pihak dalam
Hollandaise (berasal dari Belanda). upaya menjamin mutu pendidikan.
Penulis menyadari gastronomi nusantara Kerjasama inilah yang akan membuka
dapat go internasional, bukan tidak peluang peningkatan mutu melalui
mungkin akan lahir saus yang disukai tahapan-tahapan evaluasi diri dan
dengan nama baru yang di- Perancis-kan pendataan yang sistematis, akurat dan
misalnya Balimatahaise (sambal mentah) terbaharukan.
atau Cantoknaise (cantok berarti diulek Singkatnya SKL diakui oleh pasar
dalam bahasa Bali). Bebek dan ayam kerja, lembaga pendidikan selalu siap
betutu (be artinya daging, tutu berarti mengevaluasi diri, merevitalisasi bidang
masih berkulit atau utuh), misalnya lebih keilmuan (misalnya dengan studi banding)
dipopulerkan dengan memodifikasi dan menjaga standar kualitas lulusan.
namanya dengan Les Canard Tutu dan Sehingga terciptalah sistem penjaminan
Les Poulet Tutu. mutu pendidikan yang berkelanjutan dan
Untuk fesyen atau Tata Busana, memiliki siklus pendataan yang valid dan
modifikasi kebaya dapat dikembangkan akurat.
menjadi nilai tambah export garment. Nilai
tambah ini selaiknya diajarkan pada
siswa-siswi yang melakukan Prakerin
(praktek kerja industri) misalnya dengan DAFTAR PUSTAKA
http://uplit-fk BSNP, 2007. Peraturan Menteri
ugm.ac.id/lampiran/LPPM_penelitian% Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun
20UGM%202006.pdf 2007 tentang
BAN PNF, 2008. Kisi-kisi Instrumen Standar Kualifikasi Akademik dan
Akreditasi Kompetensi Guru.
1059
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1060