Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PENJAMINAN MUTU DAN SISTEM AKREDITASI PENDIDIKAN KEJURUAN


(Tata Boga dan Tata Busana ): Sebuah Pemikiran untuk BSNP, Pembina
SMK maupun Pembina Kursus dan BAN PNF

Oleh:
Nazrina Zuryani, Tati Satiawati *
ABSTRACT
Pendidikan kejuruan terutama bidang Tata Boga dan Tata Busana membutuhkan sistem
akreditasi yang bersifat transparan. Dibutuhkan data-data akurat sesuai standar yang
ditetapkan misalnya Standar Kompetensi Lulusan/SKL yang diakui oleh dunia industri.
Sebelum menjalani akreditasi dibutuhkan kemampuan melakukan evaluasi diri dari semua
lembaga pendidikan minimal 3 kali. Setelah terakreditasipun, bidang keterampilan dan
pendidikan kejuruan tersebut perlu merevitalisasi diri dengan studi banding, entah dalam
lingkup kabupaten/kota atau antar provinsi. Evaluasi diri lebih baik dilakukan dengan
melibatkan unsur penyeimbang kelembagaan, misalnya Disdik, lembaga pembinaan
SMK, konsorsium kursus-kursus dan pemerhati pendidikan kejuruan di masyarakat dan
yang tak kalah pentingnya melibatkan kalangan DUDI/dunia industri. Apa bila tujuan
universitas pendidikan adalah melahirkan lulusan yang mampu bekerja dimana saja
(multi exit), memberikan “sense of quality” dan “sense of added value” akan
mempercepat penguasaan kompetensi tingkat lanjut (advanced skills) para lulusan.
Kompetensi tingkat lanjut ini selaiknya tertera dalam SKL. Untuk itu tersedianya data dan
tahapan akreditasi yang jelas untuk peningkatan mutu pendidikan kejuruan, nampaknya
tidak dapat ditawar lagi.

Keywords: Penjaminan mutu, sistem akreditasi, BSNP (Badan Standar Nasional


Pendidikan), Pembina SMK, Pembina kursus, Badan Akreditasi Nasional
Pendidikan Non Formal (BAN PNF)
* Dosen UNDIKSHA

PERMASALAHAN DAN KAJIAN menghasilkan guru pendidikan


TEORITIK kejuruan di daerah, khususnya di
Permasalahan dalam tulisan ini Bali, mampu merevitalisasi dirinya,
diangkat berdasarkan pemikiran- melakukan evaluasi diri secara
pemikiran dan silang pendapat pada gamblang, sistematis dan objektif?
seminar di Jurusan PKK Universitas 3. SKL, Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Ganesha di Bali pada tahun apakah ditunjang oleh “sense of
2007. quality” dan “sense of added
Sebagai dosen senior yang kurang value” yang secara simultan
mendapat posisi di kampus, kami ditingkatkan bukan saja oleh staf
menganggap perlu pada forum yang pengajar di perguruan tinggi atau
terhormat ini menyumbangkan pemikiran lembaga pendidikan yang
yang lebih memiliki pijakan bersangkutan tetapi juga atas dasar
permasalahan (sesuai dengan kaca tanggung jawab sosial pemangku
mata kami) yaitu: kepentingan entah itu pemerintah
1. Agar penjaminan mutu dan sistem daerah (kabupaten/kota) maupun
akreditasi bersifat transparan, apa dunia industri/DUDI?
saja data yang dibutuhkan?
2. Seberapa jauh Pendidikan Kejuruan
dan Perguruan Tinggi eks IKIP yang

Salah satu permasalah dalam bidang bidang keteknikan misalnya mesin, elektro
kejuruan Tata Boga, Tata Busana dan dan informatika disinyalir oleh Putu Sudira
Tata-tata yang lainnya seperti halnya (2007: hal. 10) berasal dari sikap

1055
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

“pendidikan demi pendidikan” dan Buleleng, Singaraja-Bali, penjaminan mutu


mengajar demi pendidikan. Sudira belum menjadi kebutuhan. Sehingga
menjelaskan sikap ini berasal dari strategi penjaminan mutu diatas perlu
pengajar yang kurang memahami pasar lebih mendalam bahasannya pada tataran
kerja, wawasan mutu, wawasan kesehatan institusi (organizational
keunggulan dan wawasan persaingan health).
dalam dunia industri. Sudira Secara anekdotal, alam pulau Bali
menyayangkan sikap pemaaf atas yang terkembang dipuja dan belum
kesalahan dalam praktik yang dijadikan guru. Sehingga pada titik
menurunkan mutu akibat dari dasar nadirnya bukan lagi pengelolaan sumber
kompetensi kejuruan tidak diajarkan daya alam yang penting tetapi sumber
secara mendasar pada kebanyakan diklat yang diperdaya yang menjadi lebih
guru dan pengajar kursus. Tentunya penting. Contoh, banyaknya perguruan
sebagian dari hal ini menjadi tanggung tinggi swasta di Bali, entah di tingkat
jawab LPTK penghasil guru dalam bidang kabupaten/kota seakan-akan menandakan
kejuruan. hubungan mesra antara Kopertis dan
Penulis menyadari permasalahan yang lembaga pemerintahan dan yayasan
diangkat oleh Sudira sebagai masalah tertentu. Contoh lainnya kursus dan
dalam penjaminan mutu pada tingkat pelatihan untuk umum boleh dilaksanakan
perguruan tinggi. Universitas Gadjah oleh siapa saja, misalnya pelaksana
Mada merilis (2006) dalam situs resminya, kegiatan belajar membuat makanan atau
suatu tantangan pendidikan tinggi pada kursus tata kecantikan rambut
saat ini adalah: dilaksanakan oleh Koperasi (Krama Bali)
· Pengaruh intervensi global atau sejenis paguyuban. Demikian juga
· Ciri bangsa heterogen: sosek, bahasa, sekolah menengah swasta tersebar
etnik, tingkat pendidikan, agama, kondisi sampai ke pelosok desa.
geografis Secara serius, ketersediaan berbagai
· Jumlah penduduk > 220 juta macam pendidikan di Bali memberi arti
· Globalisasi, keterbukaan, positif yaitu besarnya pasar dan
demokrasi/kebebasan, rasionalisasi ketertarikan masyarakat dalam meraih
berpikir, budaya persaingan jenjang pendidikan. Namun perlu disadari
· Peran PT membentuk masyarakat bahwa kuantitas yang besar tidak
madani (civil society) menjamin kualitas yang tinggi. Sistem
· Permasalahan makro nasional: krisis penjaminan mutu adalah salah satu
ekonomi, politik, moral, budaya, dst jawaban atas paparan anekdot dan
Oleh karena tantangan tersebutlah, paparan serius diatas dalam menyikapi
lahir strategi dalam penjaminan mutu yang pilar peningkatan mutu, relevansi dan
disebut Higher Education Long Term daya saing luaran pendidikan pada semua
Strategy (HELTS) untuk tahun 2003 – tingkatan. Di masa mendatang, pada saat
2010 yang terdiri atas: mutu pendidikan di Indonesia mulai
· Nation’s competitiveness: kontribusi meningkat, salah satu komponen dalam
produk dan jasa dalam pasar dunia, siklus penjaminan mutu adalah sistem
· Autonomy: pendekatan terbaik untuk akreditasi yang transparan. Baik pada
pengelolaan sistem pendidikan tinggi sekolah menengah atas, pendidikan
yang sangat kompleks, kejuruan dan pada berbagai jenis kursus,
· Organizational health: kemampuan sehingga dikotomi antara pendidikan
organisasi untuk mengembangkan formal tidaklah terlalu besar jurangnya
kebebasan akademik, inovasi, dengan pendidikan non formal.
kreativitas dan knowledge sharing.
Berbeda dengan UGM yang METODOLOGI
memimpin dalam percaturan mutu Paparan dalam makalah ini bersifat
pendidikan tinggi di Indonesia, di kausalistik yaitu adanya penyebab yang
Undiksha yang terletak di kabupaten dianggap dominan yaitu lemahnya sistem
penjaminan mutu pendidikan di Bali pada

1056
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

umumnya dan di Singaraja pada institusi (disdik, lembaga pembinaan SMK,


khususnya. Penjabaran setiap ubahan konsorsium kursus-kursus dan pemerhati
yaitu 1) penjaminan mutu 2) sistem pendidikan kejuruan di masyarakat) dan
akreditasi 3) pendidikan kejuruan yang tak kalah pentingnya melibatkan
dilakukan dengan studi kepustakaan dan kalangan dunia industri untuk
pencarian sumber maupun referensi mengembangkan Standar Kompetensi
terkini. Makalah ini merupakan suatu studi Lulusan/SKL. Data yang akurat tentang
kasus di kabupaten Buleleng di mana mutu suatu pendidikan kejuruan akan
Universitas Pendidikan Ganesha berdiri. mempermudah proses akreditasi. Selama
ini instrumen borang telah disosialisasikan
HASIL DAN PEMBAHASAN pada tingkat perguruan tinggi dan proses
Mengingat peningkatan mutu sertifikasi guru merupakan salah satu
pendidikan merupakan tanggung jawab unsur utama dalam melakukan evaluasi
bersama, selaiknya semua komponen diri pada suatu lembaga pendidikan.
masyarakat dan institusi pendidikan ikut Kembali pada Universitas Gadjah Mada,
serta dalam meningkatkan mutu dan dalam proses pengguliran ide penjaminan
relevansi bidang studi unggulan serta mutu pendidikan tinggi, UGM telah
meningkatnya daya saing bangsa (luaran menyeleksi butir-butir mutu pendidikan
pendidikan) tersebut. Keikut-sertaan ini tinggi yang dianggap sebagai ketentuan
dapat dilakukan dengan memaknai mutu standar mutu yaitu:
dan relevansi pendidikan sebagai salah · Dikenal sebagai CRITERIA (AUN-QA)
satu pilar pendidikan nasional yang Teaching-learning, research, services,
memerlukan jaminan mutu yang hrd, academic ethic ….
memenuhi standar baik secara · Butir-butir mutu (Pokja DIKTI) : 13
internasional maupun standar lokal- butir
internal. · Standar Akademik (UGM) : 11 butir
Menurut penulis, penjaminan mutu · Standar dan 171 kriteria lainnya
bukanlah suatu kegiatan temporal, · Standar ( BAN-PT) : 15 standar
sebaliknya ia merupakan suatu siklus · Standar Pendidikan (BNSP) :8
yang berkesinambungan dalam mengelola standar
sumber daya manusia. Bangsa yang Begitu rincinya standar dan kriteria
memiliki mutu pendidikan terstandar akan nampaknya dijabarkan dalam butir-butir
dapat bersaing dalam era global saat ini. mutu, baik oleh BAN PT, UGM sendiri
Oleh sebab itu dibutuhkan kesadaran, maupun oleh BSNP. Sebelumnya,
komitmen dan data-data yang akurat berbagai Peraturan Menteri Pendidikan
dalam setiap siklus penjaminan mutu Nasional pada tahun 2007 telah
dalam dunia pendidikan. dikeluarkan menindak-lanjuti UU No. 20
Data-data yang dibutuhkan untuk tahun 2003 tentang standar nasional
penjaminan mutu salah satunya berasal pendidikan. Misalnya mengurut dari butir
dari kemampuan melakukan evaluasi diri. paling belakang tertera diatas, oleh BSNP
Evaluasi diri amatlah penting sebagai pada tahun anggaran 2006, telah
pijakan mengukur kelemahan dan dikembangkan Standar Isi dan Standar
kelebihan diri sendiri, sebelum Kompetensi Lulusan melalui Peraturan
membandingkan diri dengan lembaga Menteri No. 22 dan 23 tahun 2006.
atau orang lain. Proses evaluasi diri ini Agar lebih jelas lagi, BSNP telah
juga merupakan komponen revitalisasi mengeluarkan 8 standar dalam ranah
lembaga pendidikan di tingkat pelayanan pendidikan yang dijadikan kisi-
kabupaten/kota dan kelak dapat kisi akreditasi oleh BAN PNF (2008)
dibandingkan antar provinsi. Artinya, sebagai berikut:
sebelum menjalani akreditasi, suatu a. Standar Isi
lembaga pendidikan diharapkan Meliputi 1) kurikulum, 2) struktur
melakukan evaluasi diri minimal sebanyak kurikulum, 3) beban belajar, 4)
tiga (3) kali berturut-turut. Setiap tahunnya
pendidikan kejuruan perlu melibatkan

1057
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kurikulum operasional dan 5) kalender juga pemantauan, evaluasi, pelaporan


pendidikan dan tindak lanjutnya.
b. Standar Proses g. Standar Pembiayaan
Meliputi 1) Perencanaan yaitu silabus, Mencakupi 1) Perencanaan baik
RPP, jadwal, jumlah maksimal peserta sumber dana, jenis biaya, alokasi
2) Pelaksanaan yang mencakup biaya dan biaya satuan 2)
ketepatan jadwal, ketepatan materi 3) Pelaksanaan memiliki kesesuaian,
Penilaian PBM yang meliputi proses kecukupan dan ketepatan
penilaian, standar penilaian dan 4) pembayaran.
Pengawasan PBM mencakupi bentuk h. Standar Penilaian Pendidikan
pengawasan, proses pengawasan dan Meliputi 1) Tujuan yang berkesesuaian
tindak lanjutnya. dengan kompetensi, kemajuan peserta
c. Standar Kompetensi Lulusan didik dan perbaikan proses belajar 2)
Mencakupi 1) Kompetensi dengan Proses terutama saat dan waktu
kejelasan struktur kompetensi, dasar penilaian, mekanisme penilaian dan
kurikulum untuk kompetensi tersebut kelulusan 3) Instrumen penilaian
dan pedoman penilaian dari memiliki acuan, bentuk dan cara yang
kompetensi calon lulusan lembaga tepat, lamanya penilaian, jenis,
pendidikan 2) Pengakuan merupakan kesesuaian dan kesinambungan yang
suatu standar kompetensi lulusan tepat untuk lembaga pendidikan
sebagai bukti lulusan terserap di pasar tersebut.
kerja dan memiliki kesesuaian dengan
pasar kerja. Sebagai dasar dalam penerapan ke
d. Standard Pendidik dan Tenaga delapan standar ini, terdapat enam prinsip
Kependidikan yang mendasari penyelenggaraan layanan
Bidang ini meliputi 1) Pendidik dengan pendidikan agar mutu dan daya saing
kualifikasi pendidikan yang cocok, bangsa meningkat. Prinsip dasar tersebut
kompetensi pendidik yang prima dan adalah:
rasio terhadap peserta didik seimbang a) Pemberdayaan
2) Tenaga administrasi yang b) Keterkaitan dan Kesepadanan
berkualifikasi dan kompeten. c) Penerapan Pendidikan Sistem Ganda
e. Standar Sarana dan Prasarana d) Berbasis pada Kompetensi
Mencakupi 1) Ruang belajar yang e) Bersifat Lentur
jumlah dan luasnya sesuai dengan f) Prinsip Multi Entry dan Multi Exit
rasio peserta didik 2) Perpustakaan
yang luas dengan kondisi, jenis dan Undiksha merupakan satu-satunya
jumlah buku yang tepat dengan rasio universitas eks IKIP Negeri di Bali yang
peserta didik 3) Laboratorium sesuai membidani kehadiran FTK (Fakultas
rasio dan kebetuhan, lengkap alat-alat Teknik dan Kejuruan) di Singaraja.
penunjangnya 4) Peralatan sesuai Seberapa jauh ke delapan standar
jumlah, jenis dan rasio terhadap tersebut di atas beserta prinsip dasar
peserta didik 5) Pengelolaan ruang pelaksanaanya telah dipahami oleh staf
dikondisikan agar efisien, efektif dan dan pelaksana FTK?
bermanfaat 6) Fasilitas penunjang baik Seorang widya iswara, manager
jenis, ketersediaan dan suatu hotel terkenal di Bali lulusan suatu
pemanfaatannya optimal. sekolah tinggi pariwisata menggunakan
f. Standar Pengelolaan istilah kompetensi tingkat lanjut
Meliputi 1) Perencanaan baik secara (advanced skill). Beliau diundang dalam
akademik, operasional hingga seminar jurusan PKK FTK Undiksha pada
personalianya 2) Pelaksanaan terkait tahun 2006 dan mempertanyakan sejauh
keuangan, pemanfaatan SDM, mana kompetensi siswa khususnya
pemanfaatan sarana dan prasarana “advanced skill” atau kompetensi tingkat
dan proses pembelajaran 3) lanjut dalam dunia perhotelan dikuasai.
Pengawasan bukan hanya supervisi Sehingga prinsip multi exit yaitu lulusan

1058
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

FTK Undiksha bidang Tata Boga (S1 dan menambahkan payet agar nilai jualnya
Diploma 3 Perhotelan) dapat bekerja di bertambah atau disain baru dengan ciri
hotel dapat menjadi kenyataan. barong atau kekhasan Bali yang tidak
“Advanced skill” perlu dijabarkan dalam akan dilupakan orang. Thailand selalu
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) memberi kesan adanya gajah dan figur
misalnya kemampuan mengerti bahasa penari Thai, saatnyalah ciri berkebaya
Perancis yang banyak dipergunakan perempuan Bali menjadi nilai tambah
dalam bidang perhotelan dan feysen. ekonomi dalam bidang Tata Busana
Sehingga siapapun lulusan dengan melalui modifikasinya.
kompetensi tingkat lanjut dan
berkecimpung dalam bidang Tata Boga SIMPULAN
dan juga dalam bidang Tata Busana Salah satu komponen SKL adalah
memiliki kemampuan silang budaya yang adanya pengakuan dari pasar kerja bahwa
diperbaharui secara terus menerus. lulusan suatu pendidikan kejuruan telah
Contoh lainnya, pemahaman lulusan pada mampu bekerja dengan kompetensi
berbagai macam saus dasar dan saus tingkat lanjut. Kompetensi tingkat lanjut ini
turunan dalam hidangan barat. hanya akan berkembang bila pelaku
Apa bila guru dan dosen telah dalam dunia pendidikan mampu
mampu mengajarkan kompetensi tingkat menjembataninya melalui peningkatan
lanjut semacam ini, akan lahirlah “sense mutu. Peningkatan mutu dapat terjadi bila
of added value”. Yaitu suatu rasa untuk sistem akreditasi yang ditawarkan oleh
meningkatkan nilai tambah, baik nilai pemerintah menuntut suatu evaluasi diri
tambah ekonomi maupun nilai tambah lembaga pendidikan yang terus menerus.
kompetensi lanjutan yang lebih kreatif. Salah satu komponen evaluasi diri adalah
Misalnya dengan menggabungkan cita peningkatan kualitas rasa (sense of
rasa hidangan barat dan hidangan timur quality) dan peningkatan rasa akan nilai
melalui contoh yang disebutkan oleh tambah (sense of added value) dari
widya iswara tersebut di atas tentang alumni dan calon lulusan suatu lembaga
saus turunan dengan cita rasa Bali. pendidikan. Oleh sebab itu dibutuhkan
Selama ini dikenal saus dasar kerjasama dengan berbagai pihak dalam
Hollandaise (berasal dari Belanda). upaya menjamin mutu pendidikan.
Penulis menyadari gastronomi nusantara Kerjasama inilah yang akan membuka
dapat go internasional, bukan tidak peluang peningkatan mutu melalui
mungkin akan lahir saus yang disukai tahapan-tahapan evaluasi diri dan
dengan nama baru yang di- Perancis-kan pendataan yang sistematis, akurat dan
misalnya Balimatahaise (sambal mentah) terbaharukan.
atau Cantoknaise (cantok berarti diulek Singkatnya SKL diakui oleh pasar
dalam bahasa Bali). Bebek dan ayam kerja, lembaga pendidikan selalu siap
betutu (be artinya daging, tutu berarti mengevaluasi diri, merevitalisasi bidang
masih berkulit atau utuh), misalnya lebih keilmuan (misalnya dengan studi banding)
dipopulerkan dengan memodifikasi dan menjaga standar kualitas lulusan.
namanya dengan Les Canard Tutu dan Sehingga terciptalah sistem penjaminan
Les Poulet Tutu. mutu pendidikan yang berkelanjutan dan
Untuk fesyen atau Tata Busana, memiliki siklus pendataan yang valid dan
modifikasi kebaya dapat dikembangkan akurat.
menjadi nilai tambah export garment. Nilai
tambah ini selaiknya diajarkan pada
siswa-siswi yang melakukan Prakerin
(praktek kerja industri) misalnya dengan DAFTAR PUSTAKA
http://uplit-fk BSNP, 2007. Peraturan Menteri
ugm.ac.id/lampiran/LPPM_penelitian% Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun
20UGM%202006.pdf 2007 tentang
BAN PNF, 2008. Kisi-kisi Instrumen Standar Kualifikasi Akademik dan
Akreditasi Kompetensi Guru.

1059
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

BSNP, 2007. Peraturan Menteri SMALB dan SMK Tahun Ajaran


Pendidikan Nasional RI No. 19 Tahun 2007/2008.
2007, Standar BSNP, 2007. Peraturan Menteri
Pengelolaan Pendidikan: Oleh Satuan Pendidikan Nasional RI No. 41 Tahun
Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007, Standar
BSNP, 2007. Peraturan Menetri Proses: Untuk Satuan Pendidikan Dasar
Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun dan Menengah.
2007, Standar BSNP, 2006. Panduan Penyusunan
Penilaian Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
BSNP, 2007. Peraturan Menteri Jenjang
Pendidikan Nasional RI No. 24 Tahun Pendidikan Dasar dan Menengah.
2007, Standar Sudira, Putu, 2007. Trend dan Isu
Sarana dan Prasarana: Untuk Sekolah Nasional Pengembangan PTK:
Dasar?Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Implikasi terhadap
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah kebijakan, pengembangan dan penyiapan
Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah SDM di FPTK.
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Makalah yang disajikan dalam seminar
(SMA/MA). jurusan PKK, FTK, Undiksha
BSNP, 2007. Prosedur Operasi Standar Singaraja.
(POS) Ujian Nasional SMP, MTs,
SMA, MA,

1060

Anda mungkin juga menyukai