Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PENDIDIKAN KEJURUAN, ANTARA TANTANGAN DAN HARAPAN

Oleh :
Joko Purnomo 1 , Kasmita 2

ABSTRACT

Kondisi pendidikan kejuruan sebagai salah satu bentuk pendidikan, memerlukan


perhatian dalam meningkatkan kemampuan dan daya saing. Hal ini disebabkan oleh
berbagai permasalahan yang dirasakan oleh lembaga pendidikan kejuruan yang masih
belum berkembang secra maksimal. Pendidikan kejuruan belum mampu mengisi peluang
kerja yang tersedia baik pada dunia usaha maupun kemampuan untuk mandiri.
Diperlukan beberapa pemikiran untuk dpata memasu percepatan perkembangan
pendidikan kejuruan di tanah air.

Keywords:

1 Instruktur Balai Latihan Pendidkan Tekni (BLPT). Dinas Pendidikan Pop. Sumatera Barat.
2 Staf Pengajar Jurusan KK FT UNP

A Permasalahan terkait dengan perkembangan


globalisasi. Dunia usaha dan industri
Keberhasilan seseorang dalam membutuhkan tenaga trampil yang
melaksanakan tugas tidak terlepas dari mampu meningkatkan produktifitas dan
keterampilan yang dimilikinya. meningkatkan jaminan mutu dari produk
Sejauhmana kemampuan yang mereka yang dihasilkan. Oleh karena itu setiap
miliki, akan sangat mendukung dalam industri dituntut untuk mampu
meraih prestasi dan peluang kerja. berkompetisi dengan usaha lain
Kemampuan yang dimiliki tidak dapat terutama yang setaraf atau dalam ruang
terlepas dari tiga hal , yaitu skill, lingkup pekerjaan yang sama. Jika
knowledge dan attitut. Ketiga perusahaan tidak memiliki kemapuan
kemampuan ini tidak dapat berdiri untuk berproduksi dan memiliki nilai lebih
sendiri, namun merupakan suatu dari industri lainnya, maka secara
kesatuan yang saling mendukung dalam otomatis akan semakin tergeser dari
keberhasilan seseorang dalam persaingan industri tersebut. Dalam
menjalankan tugas. menghadapi fenomena ini, industri
Penelitian telah banyak menunjukkan semakain membuthkan orang-orang
bahwa daya saing suatu perusahaan yang kompeten dan memiliki daya
maupun negara tergantung kepada produktifitas tinggi.
kemampuan tenaga kerja yang dimiliki, Akselerasi perkembangan teknologi
sehingga mampu mengikuti tuntutan membuat perubahan persyaratan akan
yang terus menerus berubah baik secara kemampuan kerja yang begitu cepat.
domesti maupun global (BNSP, 2007). Pada masa lalu tuntutan kemampuan
Tenaga kerja yang memiliki kompetensi kerja seorang tidak begitu komplek jika
sesuai dengan tuntutan perkembangan dibandingkan dengan adanya
industri akan dapat menghantarkan perkembangan teknologi saat ini. Satu
industri tersebut menuju persaingan tenaga kerja cukup memiliki satu
global yang semakin tajam. Setiap keterampilan atau kompetensi tertentu
tenaga kerja diharapkan mamapu saja, namun dengan semakin
memberikan sumbangsihnya terhadap berkembangnya teknologi membuat
dunia usaha dan industri berupa dunia industri membutuhkan tenaga
produktifitas kerja yang tinggi. kerja yang memeiliki kompetensi dalam
Dalam lingkungan kerja banyak beberapa bidang yang dapat mendukung
tuntutan kompetensi yang harus dipenuhi kelancaran kerja. Misalnya , pada masa

747
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

sebelum adanya globalisasi yang begitu memiliki kemampuan dan kualitas


menantang, seorang tenaga administrasi pendidikan yang lebih baik. Dalam era
cukup memiliki kemampuan untuk globalisasi persaingan akan semakin
melakukan tugas administrasi saja. terbuka dan peluang untuk masuk dalam
Namun saat ini mereka juga dituntut dunia kerja akan semakin sempit bagi
untuk dapat berkomunikasi dengan baim mereka yang tidak memiliki kemampuan
baik secraa lisan maupun tulisan. Hal ini sesuai dengan tuntutan kerja di dunia
menunjukkan bahwa dengan semakin industri. Siapkah kita melihat tenaga
berkembangnya dunia industri tuntutan kerja asing yang banyak bekerja di
akan kemampuan kerja yang komplek industri-industri yang ada di negara kita
semakin tinggi pula. sendiri. Karena dalam persaingan bebas,
Kemampuan kerja tidak terlepas dari rekruitmen tenaga kerja didasri oleh
tingkat pendidikan yang dimiliki oleh kemampuan dan kompetensi kerja yang
tenaga kerja tersebut. Jika dilihat secara dimiliki oleh seseorang. Semakin
global tingkat pendidikan di negara kita komplek kemampuan yang dimilki, maka
masih sangat memprihatinkan. Jumlah peluang untuk meraih pekerjaan akan
tenaga kerja profesional dengan tingfkat semakin terbuka lebar. Demikian juga
pendiddikan diploma dan sarjana sangat halnya bagi mereka yang kreatif dalam
rendah persentasinya jika dibandingkan membaca peluang usaha. Mereka yang
dengan te naga kerja yang tidak trampil. kreatif lebih mampu dalam menciptakan
Dari 103,2 juta tenaga kerja Indonesia lapangan kerja sendiri dengan tidak
hanya 4,8 % yang mengantongi ijazah terpaku hanya sebagai tenaga kerja
diploma dan perguruan tinggi, 20,1% pada sebuah industri.
lulusan SMTA dan 21,9% lulusan SLTP. Hal ini harus segera disikapi
Sedang sisanya yaitu sebanyak 53,2 % terutama bagi Perguruan Tinggi selaku
berada pada tingkat pendidikan SD institusi yang melahirtkan tenaga kerja
(BNSP, 2007). Dari data di atas terlihat trampil yang handal dan dapat
bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia mengimbangi kemajuan teknologi.
ditinjau dari pendidikan relatif masih Perguruan Tinggi diharapkan mampu
rendah. Rendahnya kualitas pendidikan berperan sebagai ujung tombak dalam
membuat daya saing tenaga kerja menyiapkan tenaga profesional dalam
Indonesia relatif rendah jika berbagai bidang ilmu yang relevan
dibandingkan dengan negara tetangga dengan tuntutan dunia kerja.
seperti Malaysia, Philippines dan menghasilkan lulusan. Dalam hal ini
Singapore. Sebagai gambaran Perguruan Tinggi yang
persaingan tenaga kerja Indonesia menyelenggarakan pendidikan kejuruan
dengan tiga negara se kawasan regional diharapkan mampu menghasilkan
adalah sebagai berikut: tenaga kerja siap pakai.

Struktur Tenaga Kerja Per 1000 Orang B. Perumusan Masalah


Untuk 4 Negara Kawasan Asia Mengacu kepada kondisi dan realita
Tenggara perkembangan ketenagakerjaan yang
Indonesia Malaysia Philippnes Singapore ada saat ini, terkait dengan kesiapan kita
Ahli 4 64 22 203
Skill 39 262 61 144 selaku perguruan tinggi dalam
Un Skill 957 774 917 648 menhgadapi globalisasi, maka dapat
Ket: Tenaga Kerja Asing, 90 % merupakan dirumuskan permasalahan sebagai
tenaga kerja profesional dan bekerja pada berikut:
level Pimpinan Tenaga kerja Indonesia, 3 % 1. Apakah kurikulum yang disusun oleh
berkerja sisektor rumah tangga dan Perguruan Tinggi yang
perkebunan Sumber: (BNSP, 2007).
melaksanakan pendidikan kejuruan
sudah sesuai dengan tuntutan dunia
Melihat kenyataan ini akankah
usaha.
mampu tenaga kerja kita bersaing
2. Apakah mahasiswa yang telah
dengan tenaga kerja asing yang jelas
menyelesaikan studi siap untuk

748
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

memasuki dunia usaha maupun keberhasilan lulusan pendidikan


mengambil sikap untuk mendiri. kejuruan adalah :
3. Apakah dunia usaha memang “kriteria untuk menentukan
memerlukan lulusan perguruan tinggi keberhasilan suatu lembaga
, khususnya bidang tekonologi dan pendidikan kejuruan pada dasarnya
kejuruan. menerapkan ukuran ganda yaitu in
school succes dan out of school
C.Solusi dan Harapan succes. Kriteria pertama meliputi aspek
1. Pengembangan Kurikulum. keberhasilan dalam memenuhi
Pendidikan kejuruan tidak persyaratan kurikuler yang sudah
terpisahkan dari sistim pendidikan diorientasikan ke persyaratan dunia
secara keseluruhan, namun demikian kerja, sedang kriteria yang kedua
pendidikan kejuruan memiliki diindikasikan oleh keberhasilan atau
karakteristik tertentu yang penampilan lulusan setelah berada di
membedakannya dengan pendidikan dunia kerja yang sebenarnya”
yang lain. Perbedaan ini tidak hanya
dalam definisi dan tujuan pendidikannya 2. Fasilitas Praktek
saja, namun juga tercermin dalam Kurikulum yang baik tanpa ditunjang
berbagai aspek yang erat kaitannya oleh sarana praktek yang memadai tidak
dengan perencanaan kurikulum. akan berari apa-apa. Kemampuan
Beberapa hasil tracer study mahasiswa secara teoritis harus
menunjukkan bahwa, kemampuan kerja ditopang dengan kemampuan mereka
lulusan pendidikan kejuruan ternyata mengaktualisasikannya dalam kegiatan
belum siap untuk memasuki duania praktek. Dilihat dari segi peralatan
usaha. Bahkan kemampuan yang dimiliki belajar, maka untuk mewujudkan situasi
cendrung tertinggal dari kemauan atau pengalaman belajar yang dapat
perkembangan teknologi yang terjadi di mencerminkan situasi dunia kerja secara
industri saat ini. Kemampuan tersebut realistis dan edukatif diperlukan banyak
meliputi aspek kognitif, afektif dan perlengkapan, sarana dan perbekalan
psikomotor. Untuk itu pengembangan logistik yang lain.
kurikulum yang selalu disesuai dengan Sarana praktek berupa bengkel dan
kemajuan dan perkembangan dunia laboratorium adalah kelengkapan umum
usaha. Hal ini tentu saja tidak dapat yang menyertai eksistensi suatu
dilakukan secara sepihak oleh perguruan lembaga pendidikan kejuruan.
tinggi. Kerjasama yang Kenyataan yang dihadapai saat ini
berkesinambungan antara perguruan adalah masih minimnya sarana praktek
tinggi dan dunia usaha sangat yang mendukung tercapainya target
diperlukan. Oleh sebab itu Perguruan kurikulum dan target kemampuan
tinggi memerlukan informasi akan kompetensi yang diinginkan oleh lulusan.
kebutuhan terhadap kompetensi tertentu Untuk itu tentunya lembaga
bagi dunia usaha. pendidikannya harus dilengkapi dengan
Terkait dengan hal ini penyusunan seluruh media atau alat praktek yang
kurikulum yang mengakomodir memadai. Mulai dari mesiin-mesin,
kemampuan afektif, kognitif dan workshop, dan laboratorium yang sesuai
psikomotor dengan tetap mengacu dengan standar industri. Belum lagi
kepada perkembangan dunia usaha peralatan itu harus selalu di up grade
sangat diperlukan. Penyusunan agar tidak tertinggal dengan
kurikulum harus mengacu kepada perkembangan teknologi yang dipakai
standar kompetensi kerja yang industri.Dukungan pemerintah dalam
diharapkan oleh dunia industri. Untuk itu melengkapai sarana praktek ternyata
kita harus memiliki standar tolak ukur belum mampu mengatasi permasalahan
keberhasilan mencetak tenaga trampil, ketersediaan sarana praktek.
berdasarkan kompetensinya. Menurut Terbatasnya bantuan pemerintah
Kurniawan (2008) tentang tolak ukur dirasakan sekai bagi lembaga

749
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pendidikan. Untuk itu setiap lembaga harus diberikan pemahaman bahwa


pendidikan dituntut untuk lebih kreatif untuk memilih bentuk pendidikan
dalam upaya melengkapi sarana praktek lanjutan. Pendidikan kejuruan jangan lagi
secara mandiri. dianggap masyarakat sebagai kelompok
pendidikan kelas kedua dan kurang
bergengsi dibandingkan pendidikan
umum.
3. Sosialisasi lebih intensif kepada
masyarakat 4. Dukungan dunia industri
Bagi sebagian besar masyarakat Selain kompetensi yang diabaikan
Indonesia gelar yang diperoleh masih dalam sistem pendidikan kita, kerjasama
merupakan suatu hal yang sangat antara dunia industri sebagai pengguna
berpengaruh dalam menentukan strata tenaga kerja dengan lembaga
sosial seseorang. Seseorang dengan pendidikan yang menghasilkan tenaga
embel-embel gelar kesarjanaan baik di kerja juga masih jauh dari harapan.
depan maupun dibelakang namanya Padahal sesungguhnya industri
secara tidak langsung memeiliki kelas merupakan tempat para terdidik untuk
sosial yang lebih tinggi di tengah menerapkan teknologi terbaru yang ada.
masyarakat. Hubungan pendidikan kejuruan dengan
Hal itu pula yang menyebabkan jenis lembaga pendidkan kejuruan harus
penyelenggaraan pendidikan yang terjalin dengan baikguna tercapainya
berkembang adalah yang dapat tujuan bersama. Lembaga pendidikan
memberikan gelar kepada lulusannya. seharusnyalah menghasilkan lulusan
Jika tidak memiliki gelar, dianggap yang kualifikasinya dibutuhkan oleh
kurang bergengsi dan tidak diminati. dunia industri. Sementara dunia industri
sejauh ini masyarakat memang kurang sendiri harus bersedia dan memberikan
berminat pada pendidikan tinggi kejuruan kesempatan bagi lembaga pendididkan
seperti politeknik. sebagai theaching facility. Di Indonesia
Salah satu sebabnya adalah karena belum semua industri bersedia menjadi
tidak mempunyai gelar yang diyakini theaching facility dari lembaga
dapat mengangkat status sosial pendidikan tersebut. Jika tidak ada
seseorang. Namun kenyataannya dukungan dari industri, lembaga
banyak kasus yang temui dimana para pendidkan kejuruan tidak akan bisa
lulusan yang telah menyandang gelar berjalan, kalupun berjalan kualitasnya
kesarjanaan tidak disertai dengan tidak dapat dijamin mempunyai
kompetensi atau keahlian sebagaimana kompetensi terutama dalam penerapan
mestinya. Padahal dunia kerja tidak saja ilmunya ke dunia industri (Kristanto,
membutuhkan sumber daya manusia 2007).
yang memiliki kemampuan teoritis tetapi
juga trampil dalam mempraktekkan ilmu 5. Dukungan Pemerintah
yang dimilikinya (kompetensi) dan siap Di Indonesia lembaga pendidikan
bekerja. politeknik ini memang kurang
Oleh karena itu tidak mengherankan berkembang. Di samping orientasi
jika saat ini di negara kita begitu banyak pendidikan nasional yang masih sebatas
orang-orang berpendidikan tetapi gelar kesarjanaan, juga keberpihakan
menganggur alias tidak bekerja. pemerintah terhadap pendidkan kejuruan
Biasanya alasan dari kondisi ini adalah seperti politeknik belum memadai.
tidak tersedianya lapangan kerja. Beberapa lembaga pendidikan kejuruan
Padahal sesungguhnya lapangan kerja seperti politeknik di Indonesia hadir
masih begitu banyak. Hanya saja dipelopori pihak lain non pemerintah.
kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerja Misalnya, Politeknik Manufaktur
tidak dapat dipenuhi oleh para Bandung yang dulunya dikenal dengan
penganggur terdidik tadi. Hal ini tidak nama Polman Swiss hadir dari dukungan
dapat dibiarkan begitu saja. Masyarakat pemerintah Swiss. Demikian jua ATMI

750
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Solo yang awalmkehadirannya dipelopori yang memadai, namun tidak ditunjang


negara lain. dengan kemampuan yang dimiliki oleh
Politeknik Astra, hadir dengan tenaga pengajar dalam hal penerapan
dukungan sepenuhnya Yayasan Astra teknologi, tidak akan menghasilkan
Bina Ilmu, Politeknik Gajah Tunggal dampak positif bagi lulusan. Oleh karena
berdiri atas dukungan penuh Gajah itu selain upaya mandiri yang harus
Tunggal Group. dilakukan tenaga pengajar dapat meng
Dari data, para lulusan lembaga up grade kemampuannya, dukungan dari
pendidikan Politekni di atas, hampir tidak lembaga terkait dan pemerintah tentu
ada yang menganggur. Sebagian sangat diharapkan.
bahkan menjalani ikatan dinas untuk Kesempatan untuk mengembangkan
mensuplay kebutuhan sumber daya diri terkait dengan peningkatan
manusia industri foundersnya. kompetensi tenaga pengajar harus
Melihat kenyataan ini sudah diberikan selmaksimal mungkin, namun
semestinya pemerintah membuka mata dengan tetap mengacu kepada
dalam mengarahkan pendidikan nasional pelaksanaan tugas pokok sebgaai
kita. Namun kenyataannya hal itu tenaga pengajar.
datangnya lama sekali. Pendidikan
berbasis kompetensi dan konsep Link
and Match dalam bidang pendidikan REFERENCE
baru dihembuskan dalam beberapa Badan Nasional Sertifikasi Profesi, 2007,
tahun belakangan ini. Hal ini terlihat dari Keterampilan Dalam Memenuhi
minimnya jumlah lembaga pendidikan Kebutuhan Jangka Pendek,
politeknik dibandingkan perguruan tinggi Lembaga Sertifikasi Profesi
universitas atau sejenisnya. Pariwisata, Jakarta.
Minimnya jumlah lembaga pendidikan Basuki Kurniawan, 2008, Pendidikan
seperti politeknik tersebut menurutnya Kejuruan Harus Demokratis, Artikel
salah satunya adalah karena besarnya Departemen Pendididkan Nasional,
investasi yang dibutuhkan untuk 2004, Standar Kompetensi Guru
membangun satu lembaga pendidikan Pemula Sekolah Menengah
politeknik. Kejuruan, Jakarta
Kristanto N, 2007, Mendidik Tenaga
6. Peningkatan Kompetensi Tenaga Pintar dan Trampil, Artikel, Badan
Pengajar yang Relevan Komunikasi dan Informasi Prop.
Sumberdaya manusia yang Sumut.
memberikan pengetahuan dan Muslim, 2007, Pendidikan Kejuruan di
keterampilan sesuai dengan kompetensi Indonesia, Universitas Pendidkan
yang diharapkan tentunya harus Indonesia, Bandung.
diperhatikan. Pengajar juga harus http://www.jabar.go.id/jabar/public/33437
melakukan peningkatan kompetensi /artikel_detail.htm?id=84990
yang dimiliki agar mereka dapat http://www.ebizzasia.com/0101-
melaksanakan tugas mengajarnya 2002/columns,0101,01.htm
dengan optimal. Kurikulum yang telah
disusun dengan baik, sarana praktek

751

Anda mungkin juga menyukai