Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PRAKERIN DI BENGKEL NON RESMI TERHADAP KESIAPAN

MEMASUKI DUNIA KERJA

Muh. Iffan Failasuf1, Ardhiyanto Rizaldi2, Roy Mahesa Hendra Putra3, Dika Dwi Saputra4

Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang
Ifanfailasuf47@gmail.com
ardhyrizaldy78@gmail.com
roysentot1998@gmail.com
dikadwisaputraa@gmail.com
Abstrak

Jumlah pengangguran siswa smk yang tinggi disbabkan oleh kurangnya kesiapan lulusaan smk untk memasuki
dunia kerja. Karna rata rata minat smk lebih condong ke bengkel resmi sedangkan di dlm bengkelnon resmi
siswa dapat menemukan problematika yang kopleks dan luas hal tersebut dikarenaan bengkel non resmi
mamapu melayani semua jenis merk mobil. Solusi untuk permasalahan tersebut dengan memberikan pengarahn
pada peserta didik mengenai kesiapan memasuki dunia kerja. Dimana bengkel non resmi lebih kompeten dan
menuntut bepikir kreatif sehingga mampu meningkatkan kompetensi keahlian yang sesuai dengan kebutuhan
industri. Tujuan penelitian ini umtuk mengetahui pola bengkelnon rewmi terhadap kesiapana akerja. Hasil
penelitian menunjukan bahwa 1 bengkel non resmi lebih berpegaru secra signifikan dalam meningkatkan
kimpetendi keahlian 2 membangun pola pikir kreatif dalam menyelesaikan sebuah masalah 3 adanya pengaruh
yang signifikan antara benkel resmi terhadap bengkel non resmi

Kata kunci : peraktik di bengkel non resmi, kesiapan masuk dunia kerja.

PENDAHULUAN lapangan kerja serta pengembangan sikap


professional. Susiani (2009)1 menyebutkan
Sekolah menengah kejuruan menurut idealnya secara nasional lulusan SMK yang
Undang-Undang No. 20 tentang Sistem bisa langsung memasuki dunia kerja sekitar
Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 15 yang 80-85 persen, sedangkan selama ini yang
dijelaskan bahwa: “Pendidikan kejuruan terserap baru 61 persen. Pada tahun 2006
merupakan pendidikan yang mempersiapkan lulusan SMK di Indonesia mencapai 628.285
peserta didik untuk dapat bekerja dalam orang, sedangkan proyeksi penyerapan atau
bidang tertentu”. Untuk lebih lengkapnya lagi kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK tahun
yaitu dijelaskan di Peraturan Pemerintah 2007 hanya 385.986 orang atau sekitar 61,43
No.19 tahun 2005 tentang standar nasional persen
pendidikan yang menyebutkan target
pendidikan menengah kejuruan yaitu : Kesiapan kerja adalah keseluruhan
pendidikan pada jenjang pendidikan yang kondisi individu yang meliputi kematangan
mengutamakan dalam pengembangan fisik, mental dan pengelaman serta adanya
kemampuan peserta didik dalam jenis kemauan dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan tertentu, karena pendidikan kejuruan sesuatu pekerjaan atau kegiatan seorang siswa
sendiri itu harus selalu dekat dengan dunia SMK karena peserta didik SMK merupakan
kerja. harapan masyarakat untuk menjadikan lulusan
yang kompetensi sesuai dengan bidang
Sekolah Menengah Kejuruan keahlian agar diterima di dunia kerja atau
(SMK) sebagai salah satu pemegang peran mampu mengembangkan melalui wirausaha
penting dalam meyiapkan tenaga kerja (Hana, 2013)2.
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia
No. 29 Tahun 1990 tentang pendidikan
menengah pasal 3 ayat 2 juga juga 1
Susiani, Tesis: “Kajian Sekolah Bertaraf
menyebutkan bahwa SMK mengutamakan Internasional (SBI) SMK Negeri 2 Salatiga dan
Hubungannya dalam Pengembangan Wilayah
penyiapan peserta didik untuk memasuki Sekitarny”, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2009)
Tujuan dari pelaksanaan prakerin kreatifitasnya untuk bekal memasuki dunia
adalah (a) pemenuhan kompetensi sesuai kerja. Dengan itu semakin kuatnya
tuntutan kurikulum; (b)pemenuhan pengetahuan saat melakukan praktik kerja
implementasi kompetensi ke dalam dunia industri dilapangan langsung akan dapat
kerja; (c) penumbuhan etos kerja atau mengurangi jumlah pengangguran lulusan
pengalaman kerja (Depdiknas, 2008, p.2) 3. sekolah kejuruan.
Meurut Wardiman (1998, p.79)4,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan KEJIAN TEORI
dengan pendekatan PSG bertujuan untuk: (a)
menghasilkan tenaga kerja yang memilki 1. KESIAPAN MEMASUKI DUNIA
keahlian profesional; (b) meningkatkan dan KERJA
memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan
Menurut Slameto (2003: 113)5
(link and match) antara lembaga pendidikan
kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi
dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja; (c)
seseorang yang membuatnya siap untuk
meningkatkan efsiensi penyelenggaraan
memberi respons atau jawaban di dalam cara
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian
berkualitas profesional; (d) memberi
kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada
pengakuan dan penghargaan terhadap
kecenderungan untuk memberi respons.
pengalaman kerja sebagai bagian dari
Kondisi tersebut mencakup setidaktidaknya 3
pendidikan; (e) supaya pendidikan dan
hal, yaitu: (1) Kondisi fisik, mental dan
pelatihan yang dilaksanakan di sekolah sama
emosional; (2) Kebutuhan-kebutuhan, motif
dengan tuntutan kompetensi yang harus
dan tujuan; (3) Keterampilan, pengetahuan dan
dimiliki di dunia kerja
pengertian lain yang telah dipelajari.
Pada era globalisasi saat ini dalam
Praktik kerja industri peserta didik
persaingan untuk bisa masuk ke dalam dunia
dapat memiliki bekal untuk lebih siap masuk
kerja semakin berat. Oleh karena itu menuntut
di dunia kerja, dengan memiliki kesiapa kerja
sekolah kejuruan untuk bisa mencetak generasi
membuat seorang tenaga kerja mendapatkan
yang mampu berkompetensi dalam bidang
nilai tambah dalam berkompetensi.
teknologi dengan bekal keahlian yang
Kompetensi tidak hanya diartikan memiliki
profesional dibidangnya. Tenaga kerja yang
ketrampilan teknis tinggi, akan tetapi juga
berdaya saing dan terampil salah satu
keterampilan menghadapi segala sesuatu
diantaranya dilahirkan dari pendidikan dan
(Khoiron, 2015)6. Dengan adanya kegiatan
pelatihan vokasi yang bermutu dan relevan
praktik kerja industri peserta didik dapat
dengan tuntutan dunia usaha dan dunia
menambah pengetahuan untuk bisa dijadikan
industri (DUDI) yang terus menerus
bekal masuk didunia kerja. Menurut Putra
berkembang. Namun, data Badan Pusat
(2009)7, “pengetahuan yang didapatkan ketika
Statistik (BPS) menunjukkan, proporsi
melakukan peraktik kerja industri mampu
pengangguran terbesr adalah lulusan Sekolah
menjadikan peserta didik lebih cepat
Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,84
mendapatkan pekerjaan karena didasari bakat
persen. Sedangkan pada bulan agustus 2017
dan minat”.
Badan Pusat Statistika (BPS) menyebutkan
bahwa tingkat pengangguran terbuka turun Menurut Dewa Ketut (1993:44-48)8
0,11 poin. faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
Berdasarkan uraian diatas menujukkan 5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
bahwa dengan adanya praktik kerja lapangan (Jakarta : PT Rineka Cipt, 2003)
di bengkel non resmi adalah sebagai bentuk
upaya sekolah kejuruan dapat mempengaruhi 6
Ahmad Mustamil Khoirin, “Konstribusi Implementasi
peserta didik dari segi pengetahuan dan Pendidikan Karater dan Lingkungan Sekolah Terhadap
Berpikir Kreatif Sertadampak pada Kompetensi Kejurua”,
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 22 No 2, Oktober
2
Hana,” Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan 2015, hal.
Locus Of Control Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII 7
Aditya Indra Putra,”pengaruh pengalaman praktik kerja
SMK Negeri 1 Surakarta”. Jupe UNS, Vol 1 No1, 2013, hal 4
3 industri terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII
Depdiknas. (2008). Pelaksanaan Prakerin, Jakarta program keahlian teknik mekanik otomotif SMK Texmaco
4
#################### pemalang”, Jurnal PTM, Vol 9No 1. 2009
kesiapan kerja adalah faktor yang bersumber tergantung kemampuan untuk belajar dari
dari diri individu yaitu kemampuan pengalaman sebelumnya” (isna lestari, dkk.
intelegensi, bakat, minat, sikap, kepribadian, 2015)10
nilai, hobi atau
kegemaran, prestasi, keterampilan, Menurut Hana Binti Muyasaroh,
penggunaan waktu senggang, aspirasi atau Ngadiman, Nurhasan Hamidi (2013)11
pengetahuan sekolah atau pendidikan menjelaskan bahwa kegiatan praktik kerja
sambungan, pengalaman kerja, pengetahuan industri ini memberikan manfaat yang besar
tentang dunia kerja, kemampuan, keterbatasan bagi peserta didik karena praktik kerja industri
fisik, penampilan lahiriah, masalah dan yang dilaksanakan pada dunia usaha dapat
keterbatasan pribadi, serta faktor social yang memberikan pengalaman yang dapat
meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan membentuk perilaku peserta didik yang
teman sebaya, keadaan masyarakat sekitar dan mempunyai keahlian kejuruan profesional,
lain-lain. berkualitas, dan mampu dikembangkan
menurut bidang pekerjaannya. Kegiatan
Peserta didik melakukan praktik kerja tersebut sendiri biasanya dilakukan dengan
industri yangg salah satunya di bengkel bisa industri yang sudah bekerja sama dengan
mendapatkan manfaat yang besar, yaitu sekolah. Menurut Djojonegoro (1998, p.35)12,
mampu memberikan pengalaman yang bisa orientasi pendidikan kejuruan membawa
membentuk pribadi peserta didik untuk konsekuensi bahwa pendidikan kejuruan harus
mempunyai keahlian kejuruan yang selalu dekat dengan dunia kerja. Hubungan
profesional, melatih ketrampilan dan tersebut untuk bisa merencanakan pendidikan
mengaplikasikan materi pembelajaran yang kejuruan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja
sudah didapatkan dibangku sekolah. Yang didunia industri, maka yang bisa menyebabkan
mana itu semua sebagai setrategi sekolah keberhasilan pendidikan kejuruan adalah
kejuruan untuk membentuk karakter peserta karena adanya kerjasama dengan dunia
didik yang nantiya siap dalam memasuki dunia industri yang profesional selaku penyedia
kerja. lapangan kerja.

2. PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Tujuan dari pendidikan kejurun adalah BENGKEL NON RESMI
mempersiapkan lulusan untuk dapat bekerja
Namun dalam pelaksanaannya praktik
sesuai dengan kompetensi keahlian tertentu.
kerja industri dibengkel non resmi terhadap
Bedasarkan UUSPN nomor 20 tahun 2003.
kesiapan kerja ini dirasa kurang baik. Hal ini
Hal ini didasarkan pada fakta dan persepsi
disebabkan karena prakerin dibengkel non
peserta didik tentang pandangan mereka
resmi dianggap kurang baik dibandingkan
bahwa setelah lulus Sekolah Menengah
prakerin di bengkel resmi, salah satunya dalam
Kejuruan (SMK) akan bisa mendapatkan bekal
bentuk spare part / komponen yang bisa
pengalaman dan ilmu untuk dimanfaatkan
dibilang kurang standart dan kurang adanya
didunia kerja. “Proses praktik kerja industri
perhitungan. ”Dalam penyeenggaraan praktik
dapat menjadikan peserta didik agar dapat
kerja industri ini harus bisa dikelola dengan
lebih kreatif serta dapat menambah
baik dan seoptimal mungkin agar sesuai
pengalaman didunia industri yang bisa
dengan harapan yang ingin dicapai oleh
dijadikan bekal pengetahuan dalam
penyelenggara pendidikan kejuruan” (Sunardi,
menghadapi tantangan masuk dunia kerja”
(Basuki, 2012).9 “peraktik kerja industri
memiliki suatu pengalaman dan pengetahuan 10
Isnania Lestari dan Budi Tri Siswanto “Pengeruah
sangat penting terhadap perubahan peserta Pengalaman Prakerin, Hasil Belajar Produktif dan Dukungan
Sosial Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK”. Jurnal
didik dalam perkembangan potensi tersebut Pendidikan Vokasi, Vol 5, No2, Juni 2015
11
Hana Binti Muyasaroh. “Pengaruh Pengalaman Praktik
8
Dewa Ketut. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. (Jakarta: Kerja Industri dan Locus of Control Terhadap Kesiapan Kerja
Ghalia Indonesia 1993) Siswa Kelas XII SMK N 1 Surakarta”. April 2013Jupe UNS,
9
Basuki,” Korelasi antara Pengalaman Prakerin, Sikap Mandiri Vol 1, No1, Hal 1 s/d 11.
12
dan Prestasi Belajar Bidang Produktif dengan Kesiapan Kerja Djojonegoro, W, Pengembangan Sumber Daya Manusia
Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Mesin (TM) di SMK Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Jakarta: PT Balai
Negeri 6 Malang”. Jurnal Teknik Mesin, Edisi 2, 2012, hal.20 Pustaka,1998)
2017)13. Situasi tersebut sesuai dengan hasil bengkel belum memuaskan; (2) waktu
observasi dibengkel non resmi di Kabupaten perbaikan yang terlalu lama; (3) kendaraan
Demak, dalam proses praktik kerja industri menjadi kotor ketika keluar bengkel; (4)
kecenderungan dibengkel non resmi belum ketidaknyamanan parkir. (Wardhana, 2013)15
bisa maksimal untuk mencapai harapan
BENGKEL RESMI
penyelenggaraan pendidikan kejuruan.
Apabila peserta didik lebih memilih bengkel Lovelock & Wirtz (2011: 70-71)16
non resmi maka peserta didik tersebut dalam menyatakan bahwa pelayanan bengkel
hal SOP bisa dikatakan kurang. merupakan salah satu dari komponen struktur
Pandangan perkatik kerja industri di jasa sebagai front stage, yaitu yang dapat
bengkel resmi lebih diminati yaitu sebesar dilihat oleh pelanggan, yang meliputi fasilitas
75% dari pada bengkel non resmi yang besar fisik (physical support), dan keterlibatan
peminatnya hanya 25%, dengan adanya personil (contact personnel). Praktik kerja
prakrik di bengkel non resmi paserta didik industri dapat dilakukan dibengkel resmi
beranggapan bahwa untuk bisa mendapatkan maupun di bengkel non resmi. Dengan adanya
chanel dengan dunia kerja industri kepuasan pelanggan di bengkel resmi maka
kemungkinan hanya kecil. Pelaksanaan praktik bisa dikatakan bengkel tersebut memiliki
kerja industri tersebut seringkali menggunakan pelanggan yang sudah percaya akan kinerja
alat dan spare part yang tidak sesuai mekanik bengkel tersebut.
spesifikasi. Disamping itu dalam perencanaan Kepuasan pelanggan menurut Kotler
karir peserta didik dapat membuka wawasan & Keller (2012: 150)17 bahwa kepuasan adalah
mengenai dunia kerja, hal ini akan perasaan atau kecewa seseorang yang timbul
menyadarkan siswa bahwa dalam dunia kerja karena membandingkan kinerja yang
terdapat jenjang karir yang harus dilewati, dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
apabila seseorang ingin meningkatkan ekspektasi mereka. Bengkel resmi sangat
kesejahteraan hidup (Hidayati, 2015)14 diakui dalam hal pelayanan service dan
Sebabnya dalam melakukan kegiatan penjualan suku cadang yang handal, seperti
prktik kerja industri yang berlokasi di bengkel halnya dalam melakuka perbaikan kendaraan
non resmi sendiri memiliki pengaruh bahwa sampai dengan batas kilometer tertentu. Citra
dalam melakukan peraktik tersbut (1) peserta merek bengkel mobil resmi yang baik akan
didik dilatih lebih kreatif dalam melaksanakan memberikan keyakinan kepada pelanggan
suatu pekerjaan, (2) dalam melakukan service tentang pelayanan jasa bengkel yang handal,
terkadang menggunakan alat yang tidak dimana citra merek akan menjamin kualitas
standart, (3) spare part yang diguakan jasa bengkel yang disampaikan oleh bengkel
terkadang tidak asli pabrikan, (4) sulit dapat mobil resmi, sebagaimana dijelaskan oleh
chanel dengan dunia kerja yang sudah Kotler & Amstrong (2012: 268)18
memiliki brand sulit. Sekolah kejuruan pada dasarnya lebih
Dalam hal upaya meraih minat respon apabila peserta didik yang melakukan
pelanggan untuk merawat dan memperbaiki peraktik kerja industri di bengkel resmi,
kendaraan melalui bengkel resmi, maka jasa karena pada bengkel resmi dalam melakukan
bengkel yang disampaikan harus dilakukan pekerjaan tersebut sangat menitik beratkan
dengan baik dan berkualitas yang dapat pada kepuasan pelanggan. Sehingga peserta
memenuhi keinginan serta kepuasan didik dituntuk untuk lebih aktif, kereatif, dan
pelanggan. Sedangkan bengkel non resmi
15
terdapat beberapa ketidak puasan yang Aditya Whardhana, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan
Citra Merek Bengkel Resmi Terhadap Nilai Pelanggan Serta
diakibatkan karena (1) pelanggan sering Implikasinya Pada Kepuasan Pelanggan”. Jurnal Kebangsaan,
kembalike bengkel karena perbaikan petugas Vol.2 No.3 Januari 2013
16
Lovelock dkk, Service Marketing:”People, Technology,
13
Sunardi, “Pengelolaan Praktik Kerja Industri Di Sekolah Strategy”. 7th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc2011
17
Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Sukoharjo”. Jurnal Kottler, Philip. and Keller, L. Kevin. 2012. “Marketing
Manajemen Pendidikan, Vol 12 No. 1, Januari 2017 Management”, 14th Edition. New York: Pearson Educated
14
Arina Hidayati “Perencanaan Karir Sebagai Bentuk Investasi Limited.
18
Pendidikan Siswa Smk”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 25, Kottler, Philip, and Amstrong, Grat. 2012. “Principles of
No.2, Desember 2015, ISSN: 1412-3835. Hal 1-10 Marketing”, 14th Editin. New York: Pearson Educated, Limited
handal dalam melakukan service yang pada kejuruan yang profesional dalam bidang
nantinya dalam masuk dunia kerja sudah keahlian yang ditekuninya. Apabila, peserta
mengetahui pekerjaan yang dilakukannya didik tidak serius dalam menjalankan
sesuai SOP. Dengan adanya pengetahuan yang pendidikan dibangku sekolah kejuruan atau di
didapatkan di dunia industri tersebut peserta bengkel industri maka bisa menyebabkan
didik dapat memiliki bekal untuk lebih siap ketrampilan peserta didik menjadi kurang yang
dalam menghadapi persaingan masuk dunia bisa menjadika peserta didik tersebut tidak
kerja. memiliki persiapan untuk memasuki dunia
kerja. Sebagaimana menurut W.S. Winkel
HUBUNGAN PRAKERIN DENGAN (1997:609)21 persiapan dalam menekuni karir
MEMASUKI DUNIA KERJA seseorang mampu memahami dirinya dan
lingkungan sehingga semakin mantap dalam
Pada dasarnya era yang semakin maju karirnya tersebut.
semakin banyak pula dibutuhkan tenaga
pekerja untuk memasuk di dunia indutri. METODE PENELITIAN
Didamping itu maka dibutuhkan pula tenaga Tujuan penelitian ini adalah untuk
pekerja yang sudah siap untuk menghadapi mendapatkan pengetahuan yang tepat
dunia kerja, salah satunya dengan sudah bedasarkan fakta yang ada. Metode yang
melakukan perogram hubungan praktik kerja digunakan dalam penelitan ialah kuantitatif
dengan berdasarkan menggunakan uji asosiatif
lapangan dari pihak sekolah dengan pihak yaitu meneliti adanya hubungan antara
industri sehingga menghasilkan pengetahuan pengaruh prakerin di bengkel non resmi
yang kompeten di dunia kerja. Menurut terhadap kesiapan memasuki dunia kerja.
dalyono (2005:167)19, pengalaman dapat Populasi yang digunakan dalam
mempengaruhi fisiologi perkembangan penelitian adalah siswa kelas XI SMK
individu yang merupakan salah satu perinsip Futuhiyyah kabupaten Demak dengan jumlah
160 peserta didik. Sempel yang di ambil dalam
perkembangan kesiapan (readiness) peserta
penelitian sebesar 13.75% yaitu sejumlah 22
didik SMK dalam mempersiapkan diri orang yang prakerin di bengkel non resmi di
memasuki dunia kerja. kota semarang. Teknik pengumpulan sampel
Pada dasarnya pengetahuan yang penelitian ini menggunakan proportional
didapatkan dari sekolah berupa pembelajaran random sampling. Cara yang digunakan untuk
model teori belum cukup untuk digunakan mengukur jawaban adalah skala likert yang
sebagai bekal memasuki dunia kerja sehingga terdiri dari dua komponen yaitu terdiri dari
variabel (X) dan (Y). Dimana variabel
diperlukan adanya praktik kerja industri untuk
bebasnya adalah pengaruh prakerin di bengkel
bisa mendapatkan pengetahuan atau non resmi (X) dan variabel terikatnya yaitu
pengalaman yang lebih di lapangan. kesiapan memasuki dunia kerja. Gambar 1
Pengalaman adalah pengetahuan atau merupakan desain penyajian dalam penelitian
keterampilan yangdiperoleh dari praktik atau ini.
dari luar usaha belajar (Sulistyarini, 2012:6)20
pengaruh kesiapan
Program peraktik kerja lapangan yang
prakerin di memasuki dunia
dibentuk oleh hubungan sekolah dengan bengkel non kerja
industri memberikan manfaat yang besar bagi resmi
peserta didik untuk lebih siap dalam
meghadapi dunia kerja dan membentuk
peribadi yang memiliki jiwa keterampilan Gambar 1 penyajian dalam penelitian
19
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta,2005) Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan test. Teknik
20
pengumpulan data observasi adalah teknik
Sulistyarini, E. P. D, Sekripsi: “Pengaruh pengumpulan data denga cara penelitian
Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan Pengalaman Praktik
Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas
21
XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pelajaran 2011/2012”(Yogyakarta: UNY,2012) Pendidikan. (Jakarta: Gramedia1997)
melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan untuk mengamati dan mencatat
secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki
dan untuk observasi diambil dari data peserta
didik yang masih ada dibangku sekolah,
sedangkan teknik pengumpulan data test
adalah tenik penelitian psikologis untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek TABEL 1. Hasil Analisis Statistik
dalam tingkah laku dan kehidupan seseorang. Deskriptif
Data yang diperoleh akan dianalisis secara
statistik deskriptif dan inferensial. Analisis Descriptive Statistics
statistik deskriptif digunakan untuk
N Min Max Mean Std. Deviation
mendeskripsikan data yang sudah dihasilkan
dari data observasi data perimer yang prakerin di bengkel non resmi 22 22.00 87.00 80.4091 13.20771
bersumber dari SMK dan data sekunder yang kesiapan memasuki dunia kerja 22 45.00 90.00 76.8182 13.32251
bersumber dari data pada bengkel non resmi.
Valid N (listwise) 22
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
bantuan aplikasi Software SPSS 24 for
windows dengan taraf signifikasi 0,05 (5%). 86 84
84
Data yang telah didapatkan agar bisa d 82 80.41 80
dengan menggunakanregresi linier dengan 80
probabilitas 0,05 (5%) supaya data yang 78 76.82
76
diujikan bisa menentukan normalitas dan 74
linieritas untuk menentukan atau memenuhi 72
dua asumsi dasar bahwa data tersebut normal Mean
dan berdistribusi linier dan memiliki pasangan Median
yang sama dengan subjek yang sama.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil prnelitian yang


dianalisis secara deskriptif, hasil yang
ditunjukkan cukup baik. Dalam pengambilan
data yang diperoleh dari data peserta didik di
SMK Futuhiyah Demak bahwa kesiapan
memasuki dunia kerja peserta didik standart.
Hal tersebut dapat diketahui dari sekor yang
dicapai oleh 22 peserta yang akan di jelaskan
pada pengujian analisis data. Untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan analisis regresi
linier sederhana. Dimana dengan
menggunakan analisis regresi linier sederhana
dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara satubvariabel bebas terhadap
satuvariabel terikat.

Desrkipsi Hasil Penelitian Gambar 2. Diagram nilai mean


dan median dari setiap
Data penelitian yang telah diperoleh
variabel
dari masing-masing variabel kemudian
dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan
Uji prasyarat analisis
statistik inferensial dengan menggunakkan
sistem regresi linier. Adapun hasil analisis
statistik deskriptif yaitu.
Sebelum uji hipotesis dilakukan maka variable lebih besar (>) dari pada 0,05
diperlukan uji prasyarat analisis yang meliputi sehingga dapatdisimpulkanbahwa semua data
uji normalitas dan uji linieritas. Analisis berdistribusi normal.
deskiptif digunakan untuk medeskripsikan
variabel penelitian dengan cara menghitung Uji Linieritas
rerata (mean), median dan stadar deviasi
adapun hasil uji analisis dapat diuraikan Uji linieritas pada penelitian uni
sebagai berikut dengan menggunakan uji lagrange multiplier.
Pengujian linearitas bertujuan untuk
Uji normalitas KS Residual mengetahui apakah variabel bebas dengan
variabel terikat mempunyai hubungann yang
Uji normalitas sensiri yaitu bertujuan linier atau tidak. Uji ini bertujuan untuk
untuk mengetahui apakah nilai residual mendapatkan c2 hitung (n x R2). Jika nilai c2
berdistribusi normal atau tidak, dimana mdel hitung < c2 tabel maka bisa dikatakan memiliki
regresi yang baik adalah yangmemiliki nilai model yang linier.
residual yang berdistribusi normal. Jadi, uji
normalitas bukan ilakukan pada masing- TABEL 3. Ringkasan Hasil Uji Linieritas
masing variabel tapi pada nilai residualnya
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

Square Estimate

1 .646a .418 .389 10.41581

a. Predictors: (Constant), PRAKERIN


TABEL 2. Hasil Uji Normalitas
b. Dependent Variable: SIAP KERJA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui
Unstandardized bahwa R Square sebesar 0,418 yang artinya lebih
Residual besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara variabel X
N 22
dengan variabel Y . yang mana dietahui c 2 hitung
Mean .0000000 = n x R2, c2 hitung = 22 x 0,418 yang hasilnya
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 10.16479010 9,196. Sehingga didapatkan c2 tabel = 33,410.
Absolute .253
Dari perhitungan diatas dapat diketahui
Most Extreme Differences Positive .158 bahwa nilai c2 hitung itu lebih kecil (<) dari pada
Negative -.253 c2 tabel, yang berarti memiliki hubungan yang
Kolmogorov-Smirnov Z 1.187 linier antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
Asymp. Sig. (2-tailed) .120

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Uji Multikolinearitas

Uji multiolineritas yaitu bagian dari uji


Uji normaitas digunakan untuk asumsi kelasik dalam analisis regresi linier.
mengetahui data penelitian distribusi normal Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidak. Hasil output pada tabel 2 dengan atau tidaknya penyimpangan asumsi kelasik
menggunakan uji one sample kolmogorov multikolnearitas, apakah terjadi interkorelasi
smirnov dengan mengunakan taraf sinifikansi (hubungan yang kuat) antara variabel
0.05, menunjukan bahwa nilai signifikasi independent. Model regresi yang baik sendiri
untuk pengaruh prakerin di bengkel non resmi ditandai dengan tidak adanya interkorelasi
terhadap kesiapan masuk dunia kerja sebesar antar variabel independent. Salah satucara yan
0,120. Sehingga berdasarkan hasil tersbut paling akurat untuk bisa mendeteksi ada tau
didapatkan nilai signifikansi untuk seluruh tidaknya gejala multiolinearitas dengan
menggunakan metode tolerance dan VIF
a. Dependent Variable: ABSY
(Variance Inflation factor)

TABEL 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity

Coefficients Coefficients

B Std. Beta Tolera

Error nce

24.388 14.015 1.740 .097


(Constant)
1
.652 .172 .646 3.789 .001 1.000
prakerin

a. Dependent Variable: masuk kerja


Dari hasil pengujian heteroskedatisitas didapatkan
outputan bahwa nilai t hitung adalah -0,193.
Berdasarkan dari hasil multikolineritas Sedangkan t tabel dengan df = n-2 atau 22-2 =20
pada tabel 4 dapat diketahui nilai tolerance yang memiliki hasil sebesar 2,096. Karena nilai t
pada pengujian didapatkan 1,0 lebih besar (>) hitung < t tabel maka hasil pengujian didapatkan
0,1 yang mana berarti tidak terjadi gejala antara pengaruh prakerin dibengkel non resmi
dengan kesiapan memasuki dunia kerja tidak ada
multikolieritas & VIF didapatkan 1,0 lebih gejala heterokedastisitas. Sehingga berdasarkan
kecil (<) 10 maka dapat disimpulkan tidak hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah atau gejala multikolineritas. ditemukan masalah heterokedastisitas pada model
Dengan melihat hasil dari tolerance dan VIF regresi. Dengan dilihat dari gambar bahwa
kesimpulannya adalah model regresi terhadap titik-titik data penyebaran berada di bawah
pengaruh regresi dan kepercayaan terhadap atau di sekitar angka 0, titik-titik tidak
partisipasi tidak terjadi gejala multikolineritas. mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
penyebaran titik-titik data tidak membentuk
Uji Heterokedastisitas pola bergelombang melebar, dan penyebaran
titik-titik data tidak berpola.
Uji heteroskedastisitas merupakan
bagian dari pengujian secara asumsi klasik Uji Hipotesis
dalam medel regresi.yang mana, dari salah
satu pengujian tidak terjadi gejala Uji hipotesis berfungsi untuk
heterkedastisitas. Apabila terdapat gejala maka mengetahui pengaruh variabel independen
akan bertanda adanya ketidak akuratan pada terhadap variabel independen baik secara
hasil pengujian yang dilakukan. parsial maupun simultan. Pengujian hipotesis
dilakukan pada hubungan antara bengkel non
TABEL 5. Hasil Uji Heterokedastisitas resmi dan kesiapan kerja menggunakan
analisis regresi linier dengan SPSS 21.
Coefficientsa
TABEL 6.Hasil Uji Korelasi
Model Unstandardized Standardized t Sig.

Coefficients Coefficients Correlations

B Std. Error Beta prakerin di kesiapan

(Constant) 9.078 9.566 .949 .354 bengkel non memasuki


1
prkerin -.023 .117 -.043 -.193 .849 resmi dunia kerja

Pearson 1 .646**

prakerin di Correlation

bengkel non resmi Sig. (2-tailed) .001

N 22 22
Pearson .646** 1
kesiapan Y = 24,388 + 0,652 X
Correlation
memasuki dunia
Sig. (2-tailed) .001
kerja TABEL 8. Ringkasan Uji Signifikan
N 22 22

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Hipotesis Korelasi Regresi

Nilai Kondisi Signifikansi Kondisi Keterangan


Berdasarkan hasil dari pengujian korelasi
bahwa koefisien korelasi parsial antaraX terhadap Y 0,646 Cukup 0,001 Sig<0,05 Berpengaruh dan
variabel prakerin di bengkel non resmi (X)
kuat signifikan
dengan kesiapan memasuki dunia kerja (Y)
diperoleh nilai sebesar 0,646. Nilai ini
menunjukkan hubungan positif yang cukup
kuat antara hubungan variabel X dan Y. TABEL 9. Konstribusi Variabel X
Terhadap Variabel Y
Uji Regresi Linier Sedarhana

Analisis ini digunakan untuk menguji Model Summary


pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
terikat. Square Estimate

1 .646a .418 .389 10.41581

a. Predictors: (Constant), prakerin di bengkel non resmi

Berdasarkan besaran nilai korelasi (R)


yang secara simultan antara variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y) yang ditunjukkan
dari hasil tabel 9 adalah sebesar 0,646. Untuk
Tabel 7. Hasil Uji Regresi Sederhana kontribusi yang diberikan oleh kedua variabel
bebas dan terikat adalah sebesar 41,80%, maka
Coefficientsa dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam
Model Unstandardized Standardized t Sig.
memasuki dunia kerja dapatdipengaruhi
dengan melakukan prakerin di bengkel non
Coefficients Coefficients
resmi dengan bobot sebesar 41,80% sehingga
B Std. Beta memiliki sisa sebesar 58,20% karena
Error
dipengaruhi oleh faktor lain.

(Constant) 24.388 14.015 1.740 .097 Pengaruh prakerin di bengkel non resmi
1 prakerin di .652 .172 .646 3.789 .001 terhadap kesiapan memasuki dunia kerja.
bengkel non resmi Berdasarkan hasil pengujian pada
a. Dependent Variable: kesiapan memasuki dunia kerja peserta didik SMK Futuhuhiyah, Demak yang
mana pengolahan data dilakukan secara parsial
Berdasarkan nilai signifikansi dari antara prakerin di bengkel non resmi terhadap
tabel coefficients diperoleh nilai signifikansi kesipan memasuki dunia kerja bagi peserta
sebesar 0,001 yang mana hasilnya lebih kecil didik. Hasil yang didapatkan dari pengujian
(<) dari 0,05, maka dapat diketahui bahwa mendapatkan nilai yang sangat besar yaitu
variabel X sangat berpengaruh terhadap 0,646, dengan nilaii tersebut diketahui bahwa
variabel Y. Berdasarkan nilai t hitung terdapat hubungan yang linier antara variabel
diketahui sebesar 3,789 > t tabel 2,096 X dengan variabel Y sehingga memiliki
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X makna bahwa peserta didik semakin antusias
sangat berpengaruh terhadap variabel Y. untuk iku melakukan prakerin di bengkel non
resmi maka akan didapatkan peserta didik yag p<0,05). Dengan sumbangan efektif sebesar
lebih siap untuk masuk ke dalam dunia kerja. 41,80%.
Dimyati Mahmud (1982, p.163)22 berpendapat
bahwa jenis dan macamnya minat seseorang Saran
terhadap suatu obyek mencerminkan
pengalaman yang sifatnya pribadi yang Berdasarkan hasil penelitian atas
mungkin sekali berbeda dengan pengalaman pengujian kepada peserta didik terhadap
orang lain. pengaruh prakerin di bengkel non resmi
terhadap kesiapan memasuki dunia kerja dapat
Adapun temuan dalam sebuah dirasakan sangat membatu bagi peserta didik
penelitian dibuktikan dengan hasil uji regresi karena memiliki pengalaman yang lebih
linier sederhana dengan teknik probabilitas banyak. Dengan adanya perakein di bengkel
yang mana menunjukkan bahwa terdapat non resmi ####################
pengaruh yang sangat signifikan pada prakerin
di bengkel non resmi terhadap kesiapan Ucapan Terimakasih
memasuki dunia kerja dengan bobot nilai
sebesar 0,001 < 0,05. Dengan hasil tersebut
diketahui bahwa dengan melakukan prakerin Terimakasih diucapkan kepadasemua
di bengel non resmi bisa membuat peserta pihak ##############
didik akan siap memasuki dunia kerja.
Kesiapan kerja bagi lulusan adalah sejauh
mana lulusan tersebut dianggap memiliki
keterampilan dan atribut yang membuat
mereka siap dan sukses di tempat kerja dan
semakin diakui potensinya dalam menunjang
kinerja dan kemampuan karir (Caballero and
Walker, dalam Campbell, 2013, p.1)23.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan dai hasil penelitian


yangsudah diuji dengan menggunakan metode
setatistika di SPSS 21 dapat disimpulkan
bahwa (1) pengaruh prakerin di bengkel non
resmi terhadap kesiapan memasuki dunia kerja
memiliki pengaruh yang sangat kuat,
berdasarkan pengujian dengan koefisien
korelasi 0,646 (r<0,05). Hal ini menunjukkan
hipotesis tersebut memiliki kriteria Ho ditolak DAFTAR PUSTAKA
dan Ha diterima. (2) adanya pengaruh yang
signifikan antara pengaruh praerin di bengkel (1) Susiani, Ratna. 2009. Kajian Sekolah Bertaraf
non resmi terhadap kesiapan memasuki dunia Internasional (SBI) SMK Negeri 2 Salatiga dan
kerja pada pengujian kontribusi variabel Hubungannya dalam Pengembangan Wilayah
dengan nilai sebesar 0,646 (F=21,342,
Sekitarnya, Tesis Program Pasca Sarjana,
Magister Teknik dan Pengembangan
22
Mahmud, Dimyati. Strategi Belajar Mengajar. Wilayah,Universitas Diponegoro, Semarang.
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 1982). (2) Hana Binti Muyasaroh, Ngadiman, Nurhasan
23
Walker. A., Campbell, K. Work readiness of Hamidi (2013).” Pengaruh Pengalaman
graduate nurses and the impact on job Praktik Kerja Industri dan Locus Of Control
satisfaction, work engagement and intention to Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
remain. (Nurse Education Today, YNEDT- SMK Negeri 1 Surakarta”. Jupe UNS, Vol 1,
02519, 2013). No1, Hal 1-11
(3) Depdiknas. (2008). Pelaksanaan Prakerin, (15) Aditya Whardhana (2013). “Pengaruh
Jakarta. Kualitas Pelayanan Dan Citra Merek Bengkel
(4) ######################### Resmi Terhadap Nilai Pelanggan Serta
(5) Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Implikasinya Pada Kepuasan Pelanggan”.
Mempengaruhinya. Jakarta : PT Jurnal Kebangsaan, Vol.2 No.3 Januari 2013
Rineka Cipt (16) Lovelock, Christopher and Wirtz, Jochen.
(6) Khoirin, Ahmad Mustamil 2015. “Konstribusi 2011. “Service Marketing:”People, Technology,
Implementasi Pendidikan Karater dan Strategy”. 7th Edition. New Jersey: Pearson
Lingkungan Sekolah Terhadap Berpikir Kreatif Education, Inc.
Sertadampak pada Kompetensi Kejuruan. (17) Kottler, Philip. and Keller, L. Kevin.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran”, Volume 2012. “Marketing Management”, 14th Edition.
22, Nomor 2, Oktober 201 New York: Pearson Educated Limited.
(7) Aditya Indra Putra. 2009. Pengaruh (18) Kottler, Philip, and Amstrong, Grat. 2012.
Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap “Principles of Marketing”, 14th Editin. New
Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII York: Pearson Educated, Limited.
Program (19) Dalyono (2005) Psikologi
Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta
Texmaco Pemalang. Jurnal PTM: Volume 9, (20) Sulistyarini, E. P. D. 2012. Pengaruh
nomor 1. UNES Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan
(8) Dewa Ketut. (1993). Bimbingan Karir di Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap
Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII
(9) Basuki. 2012. “Korelasi antara Pengalaman Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Prakerin, Sikap Mandiri dan Prestasi Belajar Tempel Tahun Pelajaran
Bidang Produktif dengan Kesiapan Kerja Siswa 2011/2012. Skripsi. UNY.
Kelas XII Program Keahlian Teknik Mesin (21) W.S. Winkel. 1997. Bimbingan dan
(TM) di SMK Negeri 6 Malang”. Jurnal Teknik Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Mesin, 20(2) Gramedia.
(10) Isnania Lestari dan Budi Tri Siswanto (22) Mahmud, Dimyati. (1982). Strategi
2015. “Pengeruah Pengalaman Prakerin, Hasil Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen
Belajar Produktif dan Dukungan Sosial Pendidikan Nasional.
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK”. Jurnal (23) Walker. A., Campbell, K. (2013). Work
Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 2, Juni 2015. readiness of graduate nurses and the impact on
(11) Hana Binti Muyasaroh. 2013. “Pengaruh job satisfaction, work engagement and intention
Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Locus to remain. Nurse Education Today, YNEDT-
of Control Terhadap Kesiapan Kerja Siswa 02519.
Kelas XII SMK N 1 Surakarta”. April, Jupe
UNS, Vol 1, No1, Hal 1 s/d 11
(12) Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan
Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT Balai
Pustaka
(13) Sunardi. 2017. “Pengelolaan Praktik
Kerja Industri Di Sekolah Menengah Kejuruan
Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Jurnal
Manajemen Pendidikan” - Vol. 12, No. 1,
Januari 2017
(14) Arina Hidayati (2015). “Perencanaan
Karir Sebagai Bentuk Investasi Pendidikan
Siswa Smk. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial”,
Vol 25, No.2, Desember 2015, ISSN: 1412-
3835. Hal 1-10

Anda mungkin juga menyukai