Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PRAKERIN DI BENGKEL NON RESMI TERHADAP KESIAPAN

MEMASUKI DUNIA KERJA

Muh. Iffan Failasuf1, Ardhiyanto Rizaldi2, Roy Mahesa Hendra Putra3, Dika Dwi Saputra4

Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang
Ifanfailasuf47@gmail.com
ardhyrizaldy78@gmail.com
roysentot1998@gmail.com
dikadwisaputraa@gmail.com
Abstrak

Jumlah pengangguran siswa smk yang tinggi disbabkan oleh kurangnya kesiapan lulusaan smk untk memasuki
dunia kerja. Karna rata rata minat smk lebih condong ke bengkel resmi sedangkan di dlm bengkelnon resmi
siswa dapat menemukan problematika yang kopleks dan luas hal tersebut dikarenaan bengkel non resmi
mamapu melayani semua jenis merk mobil. Solusi untuk permasalahan tersebut dengan memberikan pengarahn
pada peserta didik mengenai kesiapan memasuki dunia kerja. Dimana bengkel non resmi lebih kompeten dan
menuntut bepikir kreatif sehingga mampu meningkatkan kompetensi keahlian yang sesuai dengan kebutuhan
industri. Tujuan penelitian ini umtuk mengetahui pola bengkelnon rewmi terhadap kesiapana akerja. Hasil
penelitian menunjukan bahwa 1 bengkel non resmi lebih berpegaru secra signifikan dalam meningkatkan
kimpetendi keahlian 2 membangun pola pikir kreatif dalam menyelesaikan sebuah masalah 3 adanya pengaruh
yang signifikan antara benkel resmi terhadap bengkel non resmi

Kata kunci : peraktik di bengkel non resmi, kesiapan masuk dunia kerja.

PENDAHULUAN No. 29 Tahun 1990 tentang pendidikan


menengah pasal 3 ayat 2 juga juga
Sekolah menengah kejuruan menurut menyebutkan bahwa SMK mengutamakan
Undang-Undang No. 20 tentang Sistem penyiapan peserta didik untuk memasuki
Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 15 yang lapangan kerja serta pengembangan sikap
dijelaskan bahwa: “Pendidikan kejuruan professional. Susiani (2009)1 menyebutkan
merupakan pendidikan yang mempersiapkan idealnya secara nasional lulusan SMK yang
peserta didik untuk dapat bekerja dalam bisa langsung memasuki dunia kerja sekitar
bidang tertentu”. Untuk lebih lengkapnya lagi 80-85 persen, sedangkan selama ini yang
yaitu dijelaskan di Peraturan Pemerintah terserap baru 61 persen. Pada tahun 2006
No.19 tahun 2005 tentang standar nasional lulusan SMK di Indonesia mencapai 628.285
pendidikan yang menyebutkan target orang, sedangkan proyeksi penyerapan atau
pendidikan menengah kejuruan yaitu : kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK tahun
pendidikan pada jenjang pendidikan yang 2007 hanya 385.986 orang atau sekitar 61,43
mengutamakan dalam pengembangan persen
kemampuan peserta didik dalam jenis
pekerjaan tertentu, karena pendidikan kejuruan Kesiapan kerja adalah keseluruhan
sendiri itu harus selalu dekat dengan dunia kondisi individu yang meliputi kematangan
kerja. fisik, mental dan pengelaman serta adanya
kemauan dan kemampuan untuk melakukan
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) sebagai salah satu pemegang peran 1
Susiani, Tesis: “Kajian Sekolah Bertaraf
penting dalam meyiapkan tenaga kerja Internasional (SBI) SMK Negeri 2 Salatiga dan
Hubungannya dalam Pengembangan Wilayah
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Sekitarny”, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2009)
sesuatu pekerjaan atau kegiatan seorang siswa berkembang. Namun, data Badan Pusat
SMK karena peserta didik SMK merupakan Statistik (BPS) menunjukkan, proporsi
harapan masyarakat untuk menjadikan lulusan pengangguran terbesr adalah lulusan Sekolah
yang kompetensi sesuai dengan bidang Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,84
keahlian agar diterima di dunia kerja atau persen. Sedangkan pada bulan agustus 2017
mampu mengembangkan melalui wirausaha Badan Pusat Statistika (BPS) menyebutkan
(Hana, 2013)2. bahwa tingkat pengangguran terbuka turun
0,11 poin.
Tujuan dari pelaksanaan prakerin
adalah (a) pemenuhan kompetensi sesuai Berdasarkan uraian diatas menujukkan
tuntutan kurikulum; (b)pemenuhan bahwa dengan adanya praktik kerja lapangan
implementasi kompetensi ke dalam dunia di bengkel non resmi adalah sebagai bentuk
kerja; (c) penumbuhan etos kerja atau upaya sekolah kejuruan dapat mempengaruhi
pengalaman kerja (Depdiknas, 2008, p.2) 3. peserta didik dari segi pengetahuan dan
Meurut Wardiman (1998, p.79)4, kreatifitasnya untuk bekal memasuki dunia
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerja. Dengan itu semakin kuatnya
dengan pendekatan PSG bertujuan untuk: (a) pengetahuan saat melakukan praktik kerja
menghasilkan tenaga kerja yang memilki industri dilapangan langsung akan dapat
keahlian profesional; (b) meningkatkan dan mengurangi jumlah pengangguran lulusan
memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan sekolah kejuruan.
(link and match) antara lembaga pendidikan
dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja; (c) KEJIAN TEORI
meningkatkan efsiensi penyelenggaraan
1. KESIAPAN MEMASUKI DUNIA
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
KERJA
berkualitas profesional; (d) memberi
pengakuan dan penghargaan terhadap Menurut Slameto (2003: 113)5
pengalaman kerja sebagai bagian dari kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi
pendidikan; (e) supaya pendidikan dan seseorang yang membuatnya siap untuk
pelatihan yang dilaksanakan di sekolah sama memberi respons atau jawaban di dalam cara
dengan tuntutan kompetensi yang harus
tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian
dimiliki di dunia kerja
kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada
Pada era globalisasi saat ini dalam kecenderungan untuk memberi respons.
persaingan untuk bisa masuk ke dalam dunia Kondisi tersebut mencakup setidaktidaknya 3
kerja semakin berat. Oleh karena itu menuntut hal, yaitu: (1) Kondisi fisik, mental dan
sekolah kejuruan untuk bisa mencetak generasi emosional; (2) Kebutuhan-kebutuhan, motif
yang mampu berkompetensi dalam bidang dan tujuan; (3) Keterampilan, pengetahuan dan
teknologi dengan bekal keahlian yang pengertian lain yang telah dipelajari.
profesional dibidangnya. Tenaga kerja yang
Praktik kerja industri peserta didik
berdaya saing dan terampil salah satu
dapat memiliki bekal untuk lebih siap masuk
diantaranya dilahirkan dari pendidikan dan
di dunia kerja, dengan memiliki kesiapa kerja
pelatihan vokasi yang bermutu dan relevan
membuat seorang tenaga kerja mendapatkan
dengan tuntutan dunia usaha dan dunia
nilai tambah dalam berkompetensi.
industri (DUDI) yang terus menerus
Kompetensi tidak hanya diartikan memiliki
2 ketrampilan teknis tinggi, akan tetapi juga
Hana,” Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan
Locus Of Control Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
SMK Negeri 1 Surakarta”. Jupe UNS, Vol 1 No1, 2013, hal 4 5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
3
Depdiknas. (2008). Pelaksanaan Prakerin, Jakarta (Jakarta : PT Rineka Cipt, 2003)
4
####################
keterampilan menghadapi segala sesuatu 2. PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Khoiron, 2015)6. Dengan adanya kegiatan
praktik kerja industri peserta didik dapat Tujuan dari pendidikan kejurun adalah
menambah pengetahuan untuk bisa dijadikan mempersiapkan lulusan untuk dapat bekerja
bekal masuk didunia kerja. Menurut Putra sesuai dengan kompetensi keahlian tertentu.
(2009)7, “pengetahuan yang didapatkan ketika Bedasarkan UUSPN nomor 20 tahun 2003.
melakukan peraktik kerja industri mampu Hal ini didasarkan pada fakta dan persepsi
menjadikan peserta didik lebih cepat peserta didik tentang pandangan mereka
mendapatkan pekerjaan karena didasari bakat bahwa setelah lulus Sekolah Menengah
dan minat”. Kejuruan (SMK) akan bisa mendapatkan bekal
pengalaman dan ilmu untuk dimanfaatkan
Menurut Dewa Ketut (1993:44-48)8 didunia kerja. “Proses praktik kerja industri
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dapat menjadikan peserta didik agar dapat
kesiapan kerja adalah faktor yang bersumber lebih kreatif serta dapat menambah
dari diri individu yaitu kemampuan pengalaman didunia industri yang bisa
intelegensi, bakat, minat, sikap, kepribadian, dijadikan bekal pengetahuan dalam
nilai, hobi atau menghadapi tantangan masuk dunia kerja”
kegemaran, prestasi, keterampilan, (Basuki, 2012).9 “peraktik kerja industri
penggunaan waktu senggang, aspirasi atau memiliki suatu pengalaman dan pengetahuan
pengetahuan sekolah atau pendidikan sangat penting terhadap perubahan peserta
sambungan, pengalaman kerja, pengetahuan didik dalam perkembangan potensi tersebut
tentang dunia kerja, kemampuan, keterbatasan tergantung kemampuan untuk belajar dari
fisik, penampilan lahiriah, masalah dan pengalaman sebelumnya” (isna lestari, dkk.
keterbatasan pribadi, serta faktor social yang 2015)10
meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan
teman sebaya, keadaan masyarakat sekitar dan Menurut Hana Binti Muyasaroh,
lain-lain. Ngadiman, Nurhasan Hamidi (2013)11
menjelaskan bahwa kegiatan praktik kerja
Peserta didik melakukan praktik kerja industri ini memberikan manfaat yang besar
industri yangg salah satunya di bengkel bisa bagi peserta didik karena praktik kerja industri
mendapatkan manfaat yang besar, yaitu yang dilaksanakan pada dunia usaha dapat
mampu memberikan pengalaman yang bisa memberikan pengalaman yang dapat
membentuk pribadi peserta didik untuk membentuk perilaku peserta didik yang
mempunyai keahlian kejuruan yang mempunyai keahlian kejuruan profesional,
profesional, melatih ketrampilan dan berkualitas, dan mampu dikembangkan
mengaplikasikan materi pembelajaran yang menurut bidang pekerjaannya. Kegiatan
sudah didapatkan dibangku sekolah. Yang tersebut sendiri biasanya dilakukan dengan
mana itu semua sebagai setrategi sekolah industri yang sudah bekerja sama dengan
kejuruan untuk membentuk karakter peserta sekolah. Menurut Djojonegoro (1998, p.35)12,
didik yang nantiya siap dalam memasuki dunia orientasi pendidikan kejuruan membawa
kerja. 9
Basuki,” Korelasi antara Pengalaman Prakerin, Sikap Mandiri
6 dan Prestasi Belajar Bidang Produktif dengan Kesiapan Kerja
Ahmad Mustamil Khoirin, “Konstribusi Implementasi
Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Mesin (TM) di SMK
Pendidikan Karater dan Lingkungan Sekolah Terhadap Berpikir Negeri 6 Malang”. Jurnal Teknik Mesin, Edisi 2, 2012, hal.20
Kreatif Sertadampak pada Kompetensi Kejurua”, Jurnal 10
Isnania Lestari dan Budi Tri Siswanto “Pengeruah
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 22 No 2, Oktober 2015, hal.
7
Pengalaman Prakerin, Hasil Belajar Produktif dan Dukungan
Aditya Indra Putra,”pengaruh pengalaman praktik kerja Sosial Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK”. Jurnal
industri terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII Pendidikan Vokasi, Vol 5, No2, Juni 2015
program keahlian teknik mekanik otomotif SMK Texmaco 11
Hana Binti Muyasaroh. “Pengaruh Pengalaman Praktik
pemalang”, Jurnal PTM, Vol 9No 1. 2009 Kerja Industri dan Locus of Control Terhadap Kesiapan Kerja
8
Dewa Ketut. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. (Jakarta: Siswa Kelas XII SMK N 1 Surakarta”. April 2013Jupe UNS, Vol
Ghalia Indonesia 1993) 1, No1, Hal 1 s/d 11.
konsekuensi bahwa pendidikan kejuruan harus kerja industri tersebut seringkali menggunakan
selalu dekat dengan dunia kerja. Hubungan alat dan spare part yang tidak sesuai
tersebut untuk bisa merencanakan pendidikan spesifikasi. Disamping itu dalam perencanaan
kejuruan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja karir peserta didik dapat membuka wawasan
didunia industri, maka yang bisa menyebabkan mengenai dunia kerja, hal ini akan
keberhasilan pendidikan kejuruan adalah menyadarkan siswa bahwa dalam dunia kerja
karena adanya kerjasama dengan dunia terdapat jenjang karir yang harus dilewati,
industri yang profesional selaku penyedia apabila seseorang ingin meningkatkan
lapangan kerja. kesejahteraan hidup (Hidayati, 2015)14

Sebabnya dalam melakukan kegiatan


prktik kerja industri yang berlokasi di bengkel
BENGKEL NON RESMI
non resmi sendiri memiliki pengaruh bahwa
Namun dalam pelaksanaannya praktik dalam melakukan peraktik tersbut (1) peserta
kerja industri dibengkel non resmi terhadap didik dilatih lebih kreatif dalam melaksanakan
kesiapan kerja ini dirasa kurang baik. Hal ini suatu pekerjaan, (2) dalam melakukan service
disebabkan karena prakerin dibengkel non terkadang menggunakan alat yang tidak
resmi dianggap kurang baik dibandingkan standart, (3) spare part yang diguakan
prakerin di bengkel resmi, salah satunya dalam terkadang tidak asli pabrikan, (4) sulit dapat
bentuk spare part / komponen yang bisa chanel dengan dunia kerja yang sudah
dibilang kurang standart dan kurang adanya memiliki brand sulit.
perhitungan. ”Dalam penyeenggaraan praktik
Dalam hal upaya meraih minat
kerja industri ini harus bisa dikelola dengan
pelanggan untuk merawat dan memperbaiki
baik dan seoptimal mungkin agar sesuai
kendaraan melalui bengkel resmi, maka jasa
dengan harapan yang ingin dicapai oleh
bengkel yang disampaikan harus dilakukan
penyelenggara pendidikan kejuruan” (Sunardi,
dengan baik dan berkualitas yang dapat
2017)13. Situasi tersebut sesuai dengan hasil
memenuhi keinginan serta kepuasan
observasi dibengkel non resmi di Kabupaten
pelanggan. Sedangkan bengkel non resmi
Demak, dalam proses praktik kerja industri
terdapat beberapa ketidak puasan yang
kecenderungan dibengkel non resmi belum
diakibatkan karena (1) pelanggan sering
bisa maksimal untuk mencapai harapan
kembalike bengkel karena perbaikan petugas
penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Apabila
bengkel belum memuaskan; (2) waktu
peserta didik lebih memilih bengkel non resmi
perbaikan yang terlalu lama; (3) kendaraan
maka peserta didik tersebut dalam hal SOP
menjadi kotor ketika keluar bengkel; (4)
bisa dikatakan kurang.
ketidaknyamanan parkir. (Wardhana, 2013)15
Pandangan perkatik kerja industri di BENGKEL RESMI
bengkel resmi lebih diminati yaitu sebesar
75% dari pada bengkel non resmi yang besar Lovelock & Wirtz (2011: 70-71)16
peminatnya hanya 25%, dengan adanya menyatakan bahwa pelayanan bengkel
prakrik di bengkel non resmi paserta didik merupakan salah satu dari komponen struktur
beranggapan bahwa untuk bisa mendapatkan
chanel dengan dunia kerja industri 14
Arina Hidayati “Perencanaan Karir Sebagai Bentuk Investasi
kemungkinan hanya kecil. Pelaksanaan praktik Pendidikan Siswa Smk”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 25,
No.2, Desember 2015, ISSN: 1412-3835. Hal 1-10
12 15
Djojonegoro, W, Pengembangan Sumber Daya Manusia Aditya Whardhana, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan
Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Jakarta: PT Balai Citra Merek Bengkel Resmi Terhadap Nilai Pelanggan Serta
Pustaka,1998) Implikasinya Pada Kepuasan Pelanggan”. Jurnal Kebangsaan,
13
Sunardi, “Pengelolaan Praktik Kerja Industri Di Sekolah Vol.2 No.3 Januari 2013
16
Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Sukoharjo”. Jurnal Lovelock dkk, Service Marketing:”People, Technology,
Manajemen Pendidikan, Vol 12 No. 1, Januari 2017 Strategy”. 7th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc2011
jasa sebagai front stage, yaitu yang dapat HUBUNGAN PRAKERIN DENGAN
dilihat oleh pelanggan, yang meliputi fasilitas MEMASUKI DUNIA KERJA
fisik (physical support), dan keterlibatan
personil (contact personnel). Praktik kerja Pada dasarnya era yang semakin maju
industri dapat dilakukan dibengkel resmi semakin banyak pula dibutuhkan tenaga
maupun di bengkel non resmi. Dengan adanya pekerja untuk memasuk di dunia indutri.
kepuasan pelanggan di bengkel resmi maka Didamping itu maka dibutuhkan pula tenaga
bisa dikatakan bengkel tersebut memiliki pekerja yang sudah siap untuk menghadapi
pelanggan yang sudah percaya akan kinerja dunia kerja, salah satunya dengan sudah
mekanik bengkel tersebut. melakukan perogram hubungan praktik kerja
lapangan dari pihak sekolah dengan pihak
Kepuasan pelanggan menurut Kotler industri sehingga menghasilkan pengetahuan
& Keller (2012: 150)17 bahwa kepuasan adalah yang kompeten di dunia kerja. Menurut
perasaan atau kecewa seseorang yang timbul dalyono (2005:167)19, pengalaman dapat
karena membandingkan kinerja yang mempengaruhi fisiologi perkembangan
dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap individu yang merupakan salah satu perinsip
ekspektasi mereka. Bengkel resmi sangat perkembangan kesiapan (readiness) peserta
diakui dalam hal pelayanan service dan didik SMK dalam mempersiapkan diri
penjualan suku cadang yang handal, seperti memasuki dunia kerja.
halnya dalam melakuka perbaikan kendaraan Pada dasarnya pengetahuan yang
sampai dengan batas kilometer tertentu. Citra didapatkan dari sekolah berupa pembelajaran
merek bengkel mobil resmi yang baik akan model teori belum cukup untuk digunakan
memberikan keyakinan kepada pelanggan sebagai bekal memasuki dunia kerja sehingga
tentang pelayanan jasa bengkel yang handal, diperlukan adanya praktik kerja industri untuk
dimana citra merek akan menjamin kualitas bisa mendapatkan pengetahuan atau
jasa bengkel yang disampaikan oleh bengkel pengalaman yang lebih di lapangan.
mobil resmi, sebagaimana dijelaskan oleh Pengalaman adalah pengetahuan atau
Kotler & Amstrong (2012: 268)18 keterampilan yangdiperoleh dari praktik atau
dari luar usaha belajar (Sulistyarini, 2012:6)20
Sekolah kejuruan pada dasarnya lebih Program peraktik kerja lapangan yang
respon apabila peserta didik yang melakukan dibentuk oleh hubungan sekolah dengan
peraktik kerja industri di bengkel resmi, industri memberikan manfaat yang besar bagi
karena pada bengkel resmi dalam melakukan peserta didik untuk lebih siap dalam
pekerjaan tersebut sangat menitik beratkan meghadapi dunia kerja dan membentuk
pada kepuasan pelanggan. Sehingga peserta peribadi yang memiliki jiwa keterampilan
didik dituntuk untuk lebih aktif, kereatif, dan kejuruan yang profesional dalam bidang
handal dalam melakukan service yang pada keahlian yang ditekuninya. Apabila, peserta
nantinya dalam masuk dunia kerja sudah didik tidak serius dalam menjalankan
mengetahui pekerjaan yang dilakukannya pendidikan dibangku sekolah kejuruan atau di
sesuai SOP. Dengan adanya pengetahuan yang bengkel industri maka bisa menyebabkan
didapatkan di dunia industri tersebut peserta ketrampilan peserta didik menjadi kurang yang
didik dapat memiliki bekal untuk lebih siap bisa menjadika peserta didik tersebut tidak
dalam menghadapi persaingan masuk dunia
19
kerja. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta,2005)

17
Kottler, Philip. and Keller, L. Kevin. 2012. “Marketing 20
Sulistyarini, E. P. D, Sekripsi: “Pengaruh
Management”, 14th Edition. New York: Pearson Educated Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan Pengalaman Praktik
Limited. Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas
18
Kottler, Philip, and Amstrong, Grat. 2012. “Principles of XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun
Marketing”, 14th Editin. New York: Pearson Educated, Limited Pelajaran 2011/2012”(Yogyakarta: UNY,2012)
memiliki persiapan untuk memasuki dunia lapangan untuk mengamati dan mencatat
kerja. Sebagaimana menurut W.S. Winkel secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki
(1997:609)21 persiapan dalam menekuni karir dan untuk observasi diambil dari data peserta
seseorang mampu memahami dirinya dan didik yang masih ada dibangku sekolah,
lingkungan sehingga semakin mantap dalam sedangkan teknik pengumpulan data test
karirnya tersebut. adalah tenik penelitian psikologis untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek
METODE PENELITIAN dalam tingkah laku dan kehidupan seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Data yang diperoleh akan dianalisis secara
mendapatkan pengetahuan yang tepat statistik deskriptif dan inferensial. Analisis
bedasarkan fakta yang ada. Metode yang statistik deskriptif digunakan untuk
digunakan dalam penelitan ialah kuantitatif mendeskripsikan data yang sudah dihasilkan
dengan berdasarkan menggunakan uji asosiatif dari data observasi data perimer yang
yaitu meneliti adanya hubungan antara bersumber dari SMK dan data sekunder yang
pengaruh prakerin di bengkel non resmi bersumber dari data pada bengkel non resmi.
terhadap kesiapan memasuki dunia kerja. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
Populasi yang digunakan dalam bantuan aplikasi Software SPSS 24 for
penelitian adalah siswa kelas XI SMK windows dengan taraf signifikasi 0,05 (5%).
Futuhiyyah kabupaten Demak dengan jumlah
160 peserta didik. Sempel yang di ambil dalam Data yang telah didapatkan agar bisa d
penelitian sebesar 13.75% yaitu sejumlah 22 dengan menggunakanregresi linier dengan
orang yang prakerin di bengkel non resmi di probabilitas 0,05 (5%) supaya data yang
kota semarang. Teknik pengumpulan sampel diujikan bisa menentukan normalitas dan
penelitian ini menggunakan proportional linieritas untuk menentukan atau memenuhi
random sampling. Cara yang digunakan untuk dua asumsi dasar bahwa data tersebut normal
mengukur jawaban adalah skala likert yang dan berdistribusi linier dan memiliki pasangan
terdiri dari dua komponen yaitu terdiri dari yang sama dengan subjek yang sama.
variabel (X) dan (Y). Dimana variabel
HASIL PENELITIAN DAN
bebasnya adalah pengaruh prakerin di bengkel
PEMBAHASAN
non resmi (X) dan variabel terikatnya yaitu
kesiapan memasuki dunia kerja. Gambar 1 Berdasarkan dari hasil prnelitian yang
merupakan desain penyajian dalam penelitian dianalisis secara deskriptif, hasil yang
ini. ditunjukkan cukup baik. Dalam pengambilan
data yang diperoleh dari data peserta didik di
pengaruh kesiapan
prakerin di memasuki dunia
SMK Futuhiyah Demak bahwa kesiapan
bengkel non kerja memasuki dunia kerja peserta didik standart.
resmi Hal tersebut dapat diketahui dari sekor yang
dicapai oleh 22 peserta yang akan di jelaskan
pada pengujian analisis data. Untuk menguji
Gambar 1 penyajian dalam penelitian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi
linier sederhana. Dimana dengan
Teknik pengumpulan data yang menggunakan analisis regresi linier sederhana
digunakan adalah observasi dan test. Teknik dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
pengumpulan data observasi adalah teknik antara satubvariabel bebas terhadap
pengumpulan data denga cara penelitian satuvariabel terikat.
melakukan pengamatan secara langsung di
Desrkipsi Hasil Penelitian
21
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. (Jakarta: Gramedia1997)
Data penelitian yang telah diperoleh adapun hasil uji analisis dapat diuraikan
dari masing-masing variabel kemudian sebagai berikut
dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan
statistik inferensial dengan menggunakkan Uji normalitas KS Residual
sistem regresi linier. Adapun hasil analisis Uji normalitas sensiri yaitu bertujuan
statistik deskriptif yaitu. untuk mengetahui apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak, dimana mdel
regresi yang baik adalah yangmemiliki nilai
residual yang berdistribusi normal. Jadi, uji
normalitas bukan ilakukan pada masing-
masing variabel tapi pada nilai residualnya

TABEL 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std. Deviation


TABEL 2. Hasil Uji Normalitas
prakerin di bengkel non resmi 22 22.00 87.00 80.4091 13.20771

kesiapan memasuki dunia kerja 22 45.00 90.00 76.8182 13.32251One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Valid N (listwise) 22 Unstandardized
Residual

22
86
84 Mean .0000000
84 Normal Parametersa,b
Std. Deviation 10.16479010
82 80,4091 Absolute .253
80
80 Most Extreme Differences Positive .158
78 76,8182 Mean
Negative -.253
76 Median
Kolmogorov-Smirnov Z 1.187
74 Asymp. Sig. (2-tailed) .120
72 a. Test distribution is Normal.
Prakerin bengkel Kesiapan Kerja b. Calculated from data.
non resmi

Uji normaitas digunakan untuk


Gambar 2. Diagram nilai mean mengetahui data penelitian distribusi normal
dan median dari setiap atau tidak. Hasil output pada tabel 2 dengan
variabel menggunakan uji one sample kolmogorov
smirnov dengan mengunakan taraf sinifikansi
Uji prasyarat analisis 0.05, menunjukan bahwa nilai signifikasi
untuk pengaruh prakerin di bengkel non resmi
Sebelum uji hipotesis dilakukan maka terhadap kesiapan masuk dunia kerja sebesar
diperlukan uji prasyarat analisis yang meliputi 0,120. Sehingga berdasarkan hasil tersbut
uji normalitas dan uji linieritas. Analisis didapatkan nilai signifikansi untuk seluruh
deskiptif digunakan untuk medeskripsikan variable lebih besar (>) dari pada 0,05
variabel penelitian dengan cara menghitung
rerata (mean), median dan stadar deviasi
sehingga dapatdisimpulkanbahwa semua data ditandai dengan tidak adanya interkorelasi
berdistribusi normal. antar variabel independent. Salah satucara yan
paling akurat untuk bisa mendeteksi ada tau
Uji Linieritas tidaknya gejala multiolinearitas dengan
menggunakan metode tolerance dan VIF
Uji linieritas pada penelitian uni
(Variance Inflation factor)
dengan menggunakan uji lagrange multiplier.
Pengujian linearitas bertujuan untuk TABEL 4. Hasil Uji Multikolinearitas
mengetahui apakah variabel bebas dengan
variabel terikat mempunyai hubungann yang Coefficientsa
linier atau tidak. Uji ini bertujuan untuk
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
mendapatkan c2 hitung (n x R2). Jika nilai c2
Coefficients Coefficients Statistics
hitung < c2 tabel maka bisa dikatakan memiliki
model yang linier. B Std. Beta Tolera VIF

Error nce
TABEL 3. Ringkasan Hasil Uji Linieritas
(Constant) 24.388 14.015 1.740 .097
1
Model Summaryb prakerin .652 .172 .646 3.789 .001 1.000 1.000

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the a. Dependent Variable: masuk kerja

Square Estimate
Berdasarkan dari hasil multikolineritas
a
1 .646 .418 .389 10.41581
pada tabel 4 dapat diketahui nilai tolerance
a. Predictors: (Constant), PRAKERIN pada pengujian didapatkan 1,0 lebih besar (>)
b. Dependent Variable: SIAP KERJA 0,1 yang mana berarti tidak terjadi gejala
multikolieritas & VIF didapatkan 1,0 lebih
Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui kecil (<) 10 maka dapat disimpulkan tidak
bahwa R Square sebesar 0,418 yang artinya lebih terjadi masalah atau gejala multikolineritas.
besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Dengan melihat hasil dari tolerance dan VIF
terdapat hubungan yang linier antara variabel X kesimpulannya adalah model regresi terhadap
dengan variabel Y . yang mana dietahui c 2 hitung pengaruh regresi dan kepercayaan terhadap
= n x R2, c2 hitung = 22 x 0,418 yang hasilnya partisipasi tidak terjadi gejala multikolineritas.
9,196. Sehingga didapatkan c2 tabel = 33,410.
Uji Heterokedastisitas
Dari perhitungan diatas dapat diketahui
bahwa nilai c2 hitung itu lebih kecil (<) dari pada Uji heteroskedastisitas merupakan
c2 tabel, yang berarti memiliki hubungan yang bagian dari pengujian secara asumsi klasik
linier antara variabel bebas dengan variabel dalam medel regresi.yang mana, dari salah
terikat. satu pengujian tidak terjadi gejala
heterkedastisitas. Apabila terdapat gejala maka
akan bertanda adanya ketidak akuratan pada
hasil pengujian yang dilakukan.
Uji Multikolinearitas
TABEL 5. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji multiolineritas yaitu bagian dari uji
asumsi kelasik dalam analisis regresi linier.
Coefficientsa
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya penyimpangan asumsi kelasik Model Unstandardized Standardized t Sig.

multikolnearitas, apakah terjadi interkorelasi Coefficients Coefficients

(hubungan yang kuat) antara variabel B Std. Error Beta


independent. Model regresi yang baik sendiri (Constant) 9.078 9.566 .949 .354
Uji hipotesis berfungsi untuk
prkerin -.023 .117 -.043 -.193 .849
mengetahui pengaruh variabel independen
a. Dependent Variable: ABSY
terhadap variabel independen baik secara
parsial maupun simultan. Pengujian hipotesis
dilakukan pada hubungan antara bengkel non
resmi dan kesiapan kerja menggunakan
analisis regresi linier dengan SPSS 21.

TABEL 6.Hasil Uji Korelasi

Correlations

prakerin di kesiapan

bengkel non memasuki

resmi dunia kerja

Pearson 1 .646**

prakerin di Correlation

bengkel non resmi Sig. (2-tailed) .001

N 22 22
**
Pearson .646 1
kesiapan
Correlation
memasuki dunia
Sig. (2-tailed) .001
kerja
N 22 22

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil dari pengujian korelasi


bahwa koefisien korelasi parsial antara
variabel prakerin di bengkel non resmi (X)
Dari hasil pengujian heteroskedatisitas didapatkan dengan kesiapan memasuki dunia kerja (Y)
outputan bahwa nilai t hitung adalah -0,193. diperoleh nilai sebesar 0,646. Nilai ini
Sedangkan t tabel dengan df = n-2 atau 22-2 =20
menunjukkan hubungan positif yang cukup
yang memiliki hasil sebesar 2,096. Karena nilai t
hitung < t tabel maka hasil pengujian didapatkan kuat antara hubungan variabel X dan Y.
antara pengaruh prakerin dibengkel non resmi
dengan kesiapan memasuki dunia kerja tidak ada Uji Regresi Linier Sedarhana
gejala heterokedastisitas. Sehingga berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak Analisis ini digunakan untuk menguji
ditemukan masalah heterokedastisitas pada model
pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel
regresi. Dengan dilihat dari gambar bahwa terikat.
titik-titik data penyebaran berada di bawah
atau di sekitar angka 0, titik-titik tidak
mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
penyebaran titik-titik data tidak membentuk
pola bergelombang melebar, dan penyebaran
titik-titik data tidak berpola.

Uji Hipotesis
Tabel 7. Hasil Uji Regresi Sederhana Berdasarkan besaran nilai korelasi (R)
yang secara simultan antara variabel bebas (X)
Coefficientsa terhadap variabel terikat (Y) yang ditunjukkan
Model Unstandardized Standardized t Sig. dari hasil tabel 9 adalah sebesar 0,646. Untuk
Coefficients Coefficients
kontribusi yang diberikan oleh kedua variabel
bebas dan terikat adalah sebesar 41,80%, maka
B Std. Beta
dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam
Error
memasuki dunia kerja dapatdipengaruhi
(Constant) 24.388 14.015 1.740 .097 dengan melakukan prakerin di bengkel non
1 prakerin di .652 .172 .646 3.789 .001 resmi dengan bobot sebesar 41,80% sehingga
bengkel non resmi
memiliki sisa sebesar 58,20% karena
dipengaruhi oleh faktor lain.
a. Dependent Variable: kesiapan memasuki dunia kerja
Pengaruh prakerin di bengkel non resmi
Berdasarkan nilai signifikansi dari terhadap kesiapan memasuki dunia kerja.
tabel coefficients diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,001 yang mana hasilnya lebih kecil Berdasarkan hasil pengujian pada
(<) dari 0,05, maka dapat diketahui bahwa peserta didik SMK Futuhuhiyah, Demak yang
variabel X sangat berpengaruh terhadap mana pengolahan data dilakukan secara parsial
variabel Y. Berdasarkan nilai t hitung diketahui antara prakerin di bengkel non resmi terhadap
sebesar 3,789 > t tabel 2,096 sehingga dapat kesipan memasuki dunia kerja bagi peserta
disimpulkan bahwa variabel X sangat didik. Hasil yang didapatkan dari pengujian
berpengaruh terhadap variabel Y. mendapatkan nilai yang sangat besar yaitu
0,646, dengan nilaii tersebut diketahui bahwa
Y = 24,388 + 0,652 X terdapat hubungan yang linier antara variabel
X dengan variabel Y sehingga memiliki makna
bahwa peserta didik semakin antusias untuk
TABEL 8. Ringkasan Uji Signifikan
iku melakukan prakerin di bengkel non resmi
maka akan didapatkan peserta didik yag lebih
Hipotesis Korelasi Regresi
siap untuk masuk ke dalam dunia kerja.
Dimyati Mahmud (1982, p.163)22 berpendapat
Nilai Kondisi Signifikansi Kondisi Keterangan bahwa jenis dan macamnya minat seseorang
X terhadap Y 0,646 Cukup 0,001 Sig<0,05 Berpengaruh dan terhadap suatu obyek mencerminkan
pengalaman yang sifatnya pribadi yang
kuat signifikan
mungkin sekali berbeda dengan pengalaman
orang lain.
TABEL 9. Konstribusi Variabel X Adapun temuan dalam sebuah
Terhadap Variabel Y penelitian dibuktikan dengan hasil uji regresi
linier sederhana dengan teknik probabilitas
Model Summary
yang mana menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang sangat signifikan pada prakerin
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
di bengkel non resmi terhadap kesiapan
Square Estimate memasuki dunia kerja dengan bobot nilai
1 .646a .418 .389 10.41581 sebesar 0,001 < 0,05. Dengan hasil tersebut
a. Predictors: (Constant), prakerin di bengkel non resmi diketahui bahwa dengan melakukan prakerin
di bengel non resmi bisa membuat peserta
22
Mahmud, Dimyati. Strategi Belajar Mengajar.
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 1982).
didik akan siap memasuki dunia kerja. Terimakasih diucapkan kepadasemua
Kesiapan kerja bagi lulusan adalah sejauh pihak ##############
mana lulusan tersebut dianggap memiliki
keterampilan dan atribut yang membuat
mereka siap dan sukses di tempat kerja dan
semakin diakui potensinya dalam menunjang
kinerja dan kemampuan karir (Caballero and
Walker, dalam Campbell, 2013, p.1)23.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan dai hasil penelitian


yangsudah diuji dengan menggunakan metode
setatistika di SPSS 21 dapat disimpulkan
bahwa (1) pengaruh prakerin di bengkel non
resmi terhadap kesiapan memasuki dunia kerja
memiliki pengaruh yang sangat kuat,
berdasarkan pengujian dengan koefisien
korelasi 0,646 (r<0,05). Hal ini menunjukkan
hipotesis tersebut memiliki kriteria Ho ditolak
dan Ha diterima. (2) adanya pengaruh yang DAFTAR PUSTAKA
signifikan antara pengaruh praerin di bengkel
(1) Susiani, Ratna. 2009. Kajian Sekolah Bertaraf
non resmi terhadap kesiapan memasuki dunia
Internasional (SBI) SMK Negeri 2 Salatiga dan
kerja pada pengujian kontribusi variabel
Hubungannya dalam Pengembangan Wilayah
dengan nilai sebesar 0,646 (F=21,342, Sekitarnya, Tesis Program Pasca Sarjana,
p<0,05). Dengan sumbangan efektif sebesar Magister Teknik dan Pengembangan
41,80%. Wilayah,Universitas Diponegoro, Semarang.
(2) Hana Binti Muyasaroh, Ngadiman, Nurhasan
Saran Hamidi (2013).” Pengaruh Pengalaman
Praktik Kerja Industri dan Locus Of Control
Berdasarkan hasil penelitian atas
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK
pengujian kepada peserta didik terhadap
Negeri 1 Surakarta”. Jupe UNS, Vol 1, No1,
pengaruh prakerin di bengkel non resmi
Hal 1-11
terhadap kesiapan memasuki dunia kerja dapat (3) Depdiknas. (2008). Pelaksanaan Prakerin,
dirasakan sangat membatu bagi peserta didik Jakarta.
karena memiliki pengalaman yang lebih (4) #########################
banyak. Dengan adanya perakein di bengkel (5) Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang
non resmi #################### Mempengaruhinya. Jakarta : PT
Rineka Cipt
Ucapan Terimakasih (6) Khoirin, Ahmad Mustamil 2015. “Konstribusi
Implementasi Pendidikan Karater dan
Lingkungan Sekolah Terhadap Berpikir Kreatif
23 Sertadampak pada Kompetensi Kejuruan.
Walker. A., Campbell, K. Work readiness of
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran”, Volume
graduate nurses and the impact on job
22, Nomor 2, Oktober 201
satisfaction, work engagement and intention to
(7) Aditya Indra Putra. 2009. Pengaruh
remain. (Nurse Education Today, YNEDT-
Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap
02519, 2013).
Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII
Program
Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Strategy”. 7th Edition. New Jersey: Pearson
Texmaco Pemalang. Jurnal PTM: Volume 9, Education, Inc.
nomor 1. UNES (17) Kottler, Philip. and Keller, L. Kevin. 2012.
(8) Dewa Ketut. (1993). Bimbingan Karir di “Marketing Management”, 14th Edition. New
Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia York: Pearson Educated Limited.
(9) Basuki. 2012. “Korelasi antara Pengalaman (18) Kottler, Philip, and Amstrong, Grat. 2012.
Prakerin, Sikap Mandiri dan Prestasi Belajar “Principles of Marketing”, 14th Editin. New
Bidang Produktif dengan Kesiapan Kerja Siswa York: Pearson Educated, Limited.
Kelas XII Program Keahlian Teknik Mesin (19) Dalyono (2005) Psikologi
(TM) di SMK Negeri 6 Malang”. Jurnal Teknik Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta
Mesin, 20(2) (20) Sulistyarini, E. P. D. 2012. Pengaruh
(10) Isnania Lestari dan Budi Tri Siswanto Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan
2015. “Pengeruah Pengalaman Prakerin, Hasil Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap
Belajar Produktif dan Dukungan Sosial Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XII
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK”. Jurnal Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 2, Juni 2015. Tempel Tahun Pelajaran
(11) Hana Binti Muyasaroh. 2013. “Pengaruh 2011/2012. Skripsi. UNY.
Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Locus (21) W.S. Winkel. 1997. Bimbingan dan
of Control Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Kelas XII SMK N 1 Surakarta”. April, Jupe Gramedia.
UNS, Vol 1, No1, Hal 1 s/d 11 (22) Mahmud, Dimyati. (1982). Strategi
(12) Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen
Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Pendidikan Nasional.
Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT Balai (23) Walker. A., Campbell, K. (2013). Work
Pustaka readiness of graduate nurses and the impact on
(13) Sunardi. 2017. “Pengelolaan Praktik job satisfaction, work engagement and intention
Kerja Industri Di Sekolah Menengah Kejuruan to remain. Nurse Education Today, YNEDT-
Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Jurnal 02519.
Manajemen Pendidikan” - Vol. 12, No. 1,
Januari 2017
(14) Arina Hidayati (2015). “Perencanaan
Karir Sebagai Bentuk Investasi Pendidikan
Siswa Smk. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial”, Vol
25, No.2, Desember 2015, ISSN: 1412-3835.
Hal 1-10
(15) Aditya Whardhana (2013). “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Dan Citra Merek Bengkel
Resmi Terhadap Nilai Pelanggan Serta
Implikasinya Pada Kepuasan Pelanggan”.
Jurnal Kebangsaan, Vol.2 No.3 Januari 2013
(16) Lovelock, Christopher and Wirtz, Jochen.
2011. “Service Marketing:”People, Technology,

Anda mungkin juga menyukai