Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alif Dimas Sunaryo

NIM : 5202415053

Makul : Bimbingan Konseling

Rombel : 19

Miskonsepsi Bimbingan Konseling

Bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan berupa bimbingan oleh


seorang konselor kepada seorang klien (konseli) yang sedang mengalami masalah
dengan harapan klien tersebut dapat menentukan sikap terhadap masalah yang
dihadapinya dan dapat menentukan langkah yang tepat agar masalahnya dapat
terselesaikan dengan baik. Dengan kata lain konselor di sini hanya berperan untuk
mendampingi konseli (siswa) dalam pemecahan masalahnya, untuk selanjutnya maka
siswa itu sendiri yang akan menentukan kemana ia akan melangkah agar masalahnya
dapat terselesaikan dengan baik. Namun yang perlu diingat, makna masalah di sini
bukan hanya masalah tentang hal-hal negatif, tapi juga bisa berupa masalah tentang
kebingungan siswa dalam membuat keputusan terhadap suatu plihan. Namun banyak
sekali yang salah paham tentang peran BK dalam lingkungan sekolah. Seperti halnya
kasus dalam video tentang miskonsepsi BK tersebut.

Bimbingan sekolah sering dianggap polisi sekolah. Memang hal ini sangat
mungkin terjadi dikarenakan sasaran BK seolah-olah hanya ditujukan kepada siswa
yang bermasalah saja. Contohnya saja, seringkali guru BK terlihat memberi hukuman
terhadap siswa yang terlambat datang ke sekolah tanpa melakukan bimbingan lebih
lanjut atau langkah penelusuran terhadap masalah apa yang terjadi dibalik
keterlambatan siswa tersebut. Hal ini yang menjadi penyebab utama yang menjadikan
BK sering dianggap sebagai polisi sekolah. Tentu hal ini tidaklah tepat karena pada
dasarnya BK berperan untuk membersamai siswa dalam proses perkembangannya,
sehingga tugas perkembangan siswa dapat tercapai secara optimal. Dalam
pelaksanaannya seharusnya konselor dapat menjadi partner yang ideal bagi siswa,
bukan sebaliknya malah menjadi sesuatu yang tidak disukai oleh siswa. Karena apabila
siswa tidak menyukai BK maka akan sulit bagi konselor untuk memberikan bimbingan
tadi. Maka dari itu sudah selayaknya terjadi kedekatan diantara konselor dan konseli,
konselor harus berusaha memahami keunikan setiap konseli yang dibimbingnya.
Apabila konselor dapat memahami diri konseli dengan baik, maka konselor akan lebih
mudah untuk membantu konseli tersebut sampai kepada penemuan solusi yang
dibutuhkan. Tentunya konseli juga akan lebih respect terhadap setiap arahan yang
disampai oleh seorang konselor, sehingga dia akan merasa lebih nyaman dalam
menentukan solusi dan pilihan.
Bimbingan konseling juga seringkali dianggap hanya diperuntukkan bagi siswa-
siswa yang bermasalah saja. Namun ternyata sebenernya BK diperuntukkan kepada
seluruh siswa baik yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah. Contohnya adalah
BK juga berperan dalam membantu siswa yang sedang bingung memilih konsentrasi
ilmu di tingkat SMA, menentukan jurusan untuk masuk ke SMK, menentukan karir
setelah lulus sekolah, menentukan pilihan jurusan di perguruan tinggi dan lain-lain. Hal
ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa terhadap hal-hal yang sedang
dihadapinya, baik tentang resiko yang terdapat pada pilihannya maupun tentang potensi
yang ada dalam individu siswa. Sehingga siswa dapat menemukan solusi untuk
menentukan langkah yang tepat dan dapat menentukan pilihan yang terbaik terhadap
keputusannya.

Dalam pelaksanaannya tentu BK tidak dapat bekerja sendiri melainkan harus


mendapat dukungan dari pihak lain, seperti orang tua siswa, wali kelas dan kepala
sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di lingkungan sekolah. Hal ini
dikarenakan siswa bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua maupun guru saja
tetapi merupakan tanggung jawab bersama, oleh karena itu perlu adanya komunikasai
diantara komponen-komponen tersebut agar dapat tercapai solusi yang tepat sesuai
dengan berbagai sudut pandang.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan sekolah bukanlah polisi


sekolah, melainkan pendamping siswa dalam melakukan tugas perkembangannya
sehingga siswa dapat mencapai hal yang diharapkan bersama secara optimal. Dan yang
perlu ditekankan adalah BK bukan hanya ditujukan untuk siswa-siswi yang bermasalah
saja melainkan lebih bersifat terbuka untuk siapa saja yang membutuhkan.

Daftar Pustaka

Makalah Bimbingan Konseling diakses di laman


https://www.academia.edu/10046083/Makalah_Bimbingan_Konseling pada
Selasa, 20 September 2016 pukul 09.30 WIB

Artikel miskonsepsi BK diakses di laman


https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/11/15-kekeliruan-pemahaman-
tentang-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/ pada Selasa, 20 September 2016
pukul 09.45 WIB

Anda mungkin juga menyukai