Anda di halaman 1dari 3

MENULIS SEBAGAI KETRAMPILAN BERBAHASA

Pembelajaran bahasa di sekolah umumnya mencakup empat keterampilan berbahasa,


yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa ketiga setelah menyimak dan berbicara, kemudian membaca.
Menurut Suparno 2009:13, keterampilan menulis adalah suatu penyampaian pesan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Berdasarkan konsep tersebut, dapat
dikatakan bahwa menulis merupakankomunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan
pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan
menggunakan symbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol-simbol
tersebut.

Pada dasarnya menulis sama dengan berbicara, karena materi bahasa yang digunakan
sama, yaitu kata dan kalimat. Bedanya, kalau ditulis diperlukan pengetahuan tentang ejaan
dan tanda baca. Dengan demikian menulis itu tidak lain dari upaya memindahkan bahasa
lisan kedalam wujud tulisan, dengan menggunakan lambing-lambang grafem namun
seringkali pula menulis itu dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sulit, karena
menulis dikaitkan dengan seni kiat, sehingga tulisan tersebut dirasakan enak dibaca, akurat,
jelas dan singkat.

Keterampilan seseorang menggunakan bahasa tulis sebagai alat baik wadah maupun
media untuk memaparkan isi jiwanya, penghayatan dan pengalamannya secara teratur disebut
kemampuan menulis/mengarang. Kemampuan menulis sangat penting dimiliki untuk
menunjang tugas-tugas kesehariannya yang terkait dengan kegiatan tulis menulis. Dalam
kegiatan menulis ini penulis haruslah terampil memanfaatkan grafeologi, struktur bahasa dan
kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan dating secara otomatis tetapi harus melalui
latihan praktik yang banyak dan teratur.

Secara garis besar, prosedur penulisan dapat dilangsungkan melalui 3 (tiga) tahap,
yaitu :

1. Tahap Pratulis
2. Tahap Penulisan
3. Tahap Penyelesaian/Pasca tulis

 Tahap pratulis merupakan tahap sebelum menulis sesungguhnya dilaksanakan. Tahap


ini disebut tahap persiapan dan perencanaan yang menentukan. Ada beberapa
kegiatan yang harus ditempuh pada tahap ini :

1) Menentukan Topik/Tema
Topik adalah pokok permasalahan dalam sebuah karangan. Topik merupakan pokok
sebuah karangan. Banyak orang kesulitan menemukan topik karangan, terutama para
penulis pemula yang belum banyak pengalaman dan pengetahuan mengenai menulis
(mengarang). Biasanya kesulitan itu muncul karena kurang pengetahuan tentang tema
yang akan ditulisnya. Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa trik yang bisa
diikuti. Pertama, pilihlah topik yang paling dikuasai dan sesuai dengan keinginan
serta paling mudah dicari sumber-sumber informasinya. Kedua, kita harus banyak
membaca bacaan-bacaan yang sesuai dengan tema. Ketiga, jangan terlalu ambisius
terlalu banyak hal yang ingin dicakup dan dikupas sehingga tidak sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman kita, akhirnya tulisan kita terlalu dangkal bahkan tidak
selesai.

2) Merumuskan Judul
Banyak juga yang belum bisa membedakan judul dengan topik. Judul dan topik
adalah dua hal yang berbeda. Topik adalah pokok permasalahan yang harus ada
sebelum penulisan dikerjakan, sedangkan judul adalah identitas karangan yang harus
ada setelah karangan selesai ditulis. Judul adalah hal pertama yang akan dilihat oleh
pembaca maka dari itu pastikan judul yang kita buat itu menarik sehingga orang lain
akan tertarik membaca tulisan kita. Syarat-syarat pembuatan judul :
a. Harus relevan
b. Harus provokatif
c. Harus singkat

3) Menentukan Tujuan Tulisan


Tujuan menulis sangat erat kaitannya dengan gaya menulis dan jenis karangan.
Berikut ini beberapa contoh rujukan:
Eksposisi: Tujuan tulisan untuk menerangkan, mengupas, menguraikan, dan
menginformasikan sesuatu.
Deskripsi: Tujuan tulisan untuk memberikan gambaran sesuatu kepada pembaca.
Argumentasi: Tujuan tulisan untuk menyampaikan pendapat yang bersifat
meyakinkan disertai dengan fakta dan data serta alasan-alasan yang rasional.
Persuasi: Tujuan tulisan untuk memengaruhi seseorang atau membujuk agar pembaca
menuruti apa yang penulis inginkan.
Narasi: Tujuan tulisan untuk memberitahukan sesuatu secara kronologi.
Tujuan menulis harus sudah ditentukan sebelum penulisan dilaksanakan. Intinya
untuk menentukan gaya tulisan dan jenis karangan. Sebab, tidak tepat kalau tujuan
menulis kita menginformasikan sesuatu disampaikan dengan gaya dan jenis karangan
persuasi atau argumentasi.

4) Menentukan Sasaran Pembaca


Sasaran pembaca adalah sekelompok manusia sesuai dengan tingkatannya, baik usia,
pendidikan, profesi, maupun status sosial, yang dituju untuk membaca tulisan kita.
Untuk apa kita menentukan calon pembaca? Tujuannya untuk menentukan isi (pesan)
yang hendak disampaikan kepada pembaca dan menentukan bahasa yang akan
digunakan dalam tulisan. Sebab, tidak setiap orang akan memerlukan dan memahami
informasi yang akan kita sampaikan. Selain itu, tidak setiap orang bisa memahami
bahasa yang akan kita gunakan baik pilihan kata maupun pembentukan kalimatnya.

5) Membuat Outline (Kerangka Karangan)


Kerangka karangan atau ragangan alias out line adalah pengorganisasian ide-ide dan
informasi dalam sebuah rencana kerja. Kerangka karangan terdiri atas bab, subbab,
dan perincian atau uraiannya. Fungsi kerangka karangan adalah menuntun jalan
pikiran penulis dan menentukan arah karangan. Ide-ide dan informasi yang sudah
membeludak di kepala, kalau tidak diorganisasikan pada waktu menulis, sering hilang
begitu saja, seolah-olah kita tidak mempunyai apa yang harus kita tulis. Tetapi kalau
kita mempunyai kerangka karangan dan melihatnya, memori kita dapat terangsang
untuk mengingat kembali ide-ide yang hilang. Selain itu, adanya kerangka karangan
akan memudahkan mengembangkan, mengarahkan, dan mensistematiskan tulisan.

 Tahap berikutnya adalah tahap penulisan. Dalam penulisan kita harus berpedoman
pada kerangka karangan, tujuan, dan jangan melenceng dari pokok bahasan atau
pokok permasalahan (topik). Tuangkan semua gagasan dan informasi yang telah
dihimpun dan diorganisasikan dengan cermat untuk mengembangkan sebuah
karangan. Setelah semua ide kita tuangkan dalam bentuk tulisan, itu artinya kita telah
menyelesaikan sebuah draf atau tulisan kasar. Setelah itu, kita pasti membacanya lagi
berulang-ulang dan akan ditemukan kekurangannya, baik mekaniknya maupun isinya
tidak sesuai dengan harapan kita. Kalau sudah diketahui kekurangannya, kita
memasuki fase terakhir, yaitu fase penyelesaian (pengeditan dan revisi).

 Pada tahap ketiga yaitu penyelesaian, adalah tahap terakhir, ketika semua ide sudah
tertuangkan dalam bentuk draf. Draf adalah tulisan kasar yang belum dianggap selesai
karena diketahui masih banyak kekurangannya, maka perlu diadakan penyuntingan.
Penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti
ejaan, tanda baca, pembentukan kalimat, pembuatan paragraf, gaya bahasa, dan
konvensi penulisan lainnya. Adapun revisi lebih pada perbaikan isinya. Pada bagian
revisi kita dapat mengubah, menambah, memperbaiki, mengganti, menghilangkan,
dan menyusun kembali isi sebuah karangan. Sebelum melaksanakan revisi, kita
membaca isi karangan secara keseluruhan terlebih dulu, kemudian menandai hal-hal
yang dianggap kurang, baik dengan memberi catatan maupun sekadar memberi tanda,
dan selanjutnya memperbaiki semua kesalahan atau kekurangan yang ditemukan.
Selanjutnya adalah pengetikan naskah jadi untuk menghasilkan suatu naskah tulisan
yang selesai yang siap untuk disampaikan kepada pembaca.

Anda mungkin juga menyukai