Anda di halaman 1dari 20

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas X
BAHASA INDONESIA
Ikhtisar

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.


1. Mampu memahami konsep dasar ikhtisar.
2. Mampu menyusun ikhtisar dengan menggunakan metode membaca SQ3R.
3. Mampu mengidentifikasi poin penting dalam buku fiksi dan nonfiksi.
4. Mampu menyusun ikhtisar berdasarkan poin penting.
5. Mampu membandingkan ikhtisar buku fiksi dan nonfiksi.
6. Mampu melaporkan hasil membaca buku.

A. Konsep Dasar Ikhtisar


1. Pengertian Ikhtisar
Kamu pernah mendengar kata ikhtisar kan? Apa sih ikhtisar itu? Dalam KBBI, ikhtisar
adalah pandangan secara ringkas (yang penting-penting saja). Menurut Juhara (2003),
ikhtisar adalah sebuah penulisan dari pokok-pokok masalah yang penulisannya tidak
diharuskan berurutan, boleh dengan secara acak atau juga disajikan dalam bahasa
pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema isi dari sebuah wacana. Dengan demikian,
bisa diartikan bahwa ikhtisar adalah penyajian secara ringkas dengan bahasa sendiri
dari suatu bacaan yang memuat pokok atau inti bacaan tersebut.

Berikut adalah ciri-cirinya ikhtisar:


tulisan yang lebih ringkas dari bacaan aslinya,
memuat poin penting atau pokok bahasan,
menggunakan bahasa sendiri,
tidak memuat pandangan ataupun penilaian,
tidak perlu disajikan sesuai dengan urutan aslinya.
2. Perbedaan Ikhtisar dengan Rangkuman, Ringkasan, Sinopsis, dan Abstrak
Seperti telah dipelajari sebelumnya, ikhtisar memuat pokok-pokok penting suatu
bacaan yang tidak perlu memperhatikan urutan asli pada bacaannya. Konsep
tersebut tentu berbeda dengan ringkasan, sinopsis, dan simpulan.

a. Rangkuman
Rangkuman adalah hasil kegiatan merangkum dari suatu uraian yang memiliki
perbandingan proporsional antara bacaan yang dirangkum dan rangkumannya.
Dengan demikian, rangkuman berbeda dengan ikhtisar karena ikhtisar tidak
memperhatikan keproporsionalan antara bacaan dan hasil ikhtisarnya.
Proporsional artinya adalah seimbang. Saat merangkum suatu buku yang
terdiri atas tiga bab, setiap rangkuman bab tersebut tentulah harus betul-betul
memperhatikan panjang atau pendeknya bacaan tersebut dan disajikan secara
seimbang antara satu bab dengan bab lainnya.

b. Ringkasan
Ringkasan adalah menyajikan suatu bacaan dalam bentuk yang ringkas dengan
mempertahankan bentuk aslinya. Bentuk asli yang dimaksud adalah urutan dan
penggunaan bahasa. Jadi, dalam ringkasan, bahasa yang digunakan memiliki
kesamaan dengan bacaan aslinya. Selain itu, urutan penyajian poin-poin dalam
ringkasan pun memiliki urutan yang sama dengan bacaan aslinya. Hal inilah
yang membedakannya dengan ikhtisar. Ikhtisar tidak diharuskan menyajikan
poin penting sesuai urutan bacaan aslinya dan bahasa yang digunakan pun
menggunakan bahasa sendiri, bukan bahasa asli bacaan.

c. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita yang berisi cuplikan seluruh adegan sehingga
membentuk tema cerita. Dalam suatu sinopsis, tidak ditentukan bahwa
penulisannya harus sesuai urutan atau tidak. Tidak pula ditentukan harus
menggunakan bahasa sendiri atau tidak. Hal yang pasti adalah bahwa penyusunan
sinopsis dikhususkan untuk meringkas bacaan yang berbentuk cerita. Hal yang
membedakannya dengan ikhtisar adalah ikhtisar tidak difokuskan pada satu jenis
bacaan tertentu.

d. Abstrak
Abstrak merupakan penyajian atau penjelasan singkat tentang isi dari suatu
bacaan yang memudahkan pembaca untuk memahami maksud penulisan dari
penulis. Abstrak ini dibuat pada karangan atau tulisan ilmiah, seperti artikel,
makalah, skripsi, dan laporan. Dengan demikian, sama dengan sinopsis, hal yang
membedakan abstrak dengan ikhtisar adalah berdasarkan jenis bacaan atau
tulisannya. Abstrak dibuat hanya untuk tulisan ilmiah.

Ikhtisar 2
3. Fungsi dan Tujuan Ikhtisar
Fungsi dan tujuan ikhtisar dikelompokkan menjadi dua, yaitu dilihat dari sisi penulis
dan pembaca.

Fungsi dan tujuan ikhtisar dari sisi penulis ikhtisar:


melengkapi tulisan yang dibuat,
melatih kemampuan menulis,
menyajikan suatu tulisan secara efektif,
membimbing atau menuntun orang lain untuk memahami isi suatu bacaan secara
cepat dan singkat melalui poin penting dan kata kunci.

Tentu saja, penulis ikhtisar yang bertujuan membimbing orang lain untuk memahami
isi suatu bacaan harus mampu memahami teks yang dibacanya terlebih dulu. Jika
salah dalam memahami teks yang dibaca, ikhtisar yang disampaikan pun bisa keliru.
Selain itu, penulis ikhtisar harus memiliki kemampuan yang mumpuni, khususnya
dalam penguasaan sinonim. Hal itu berkaitan dengan pengertian dan ciri ikhtisar,
yaitu menggunakan bahasa sendiri, bukan bahasa asli pada redaksi bacaan.

Fungsi dan tujuan ikhtisar dari sisi pembaca ikhtisar:

mendapatkan kata kunci dan poin penting dari suatu bacaan sebelum membaca
teks aslinya,
mengetahui dan memahami isi dari suatu bacaan dengan cepat.

4. Sinonim
Sinonim adalah padanan kata. Suatu kata bisa saja memiliki makna yang sama
dengan kata lainnya. Dengan demikian, sinonim melibatkan bentuk dan makna kata.
Secara bentuk, kata-kata tersebut berbeda, tetapi secara makna kata-kata tersebut
sama.

Ciri kata yang bersinonim adalah kata tersebut bisa saling menggantikan
keberadaannya dalam suatu kalimat, tentunya dengan makna yang sama (tidak
mengubah makna kalimat). Kata-kata dasar yang berpadanan bisa saja tidak lagi
berpadanan saat masing-masing kata bersinonim tersebut diberi imbuhan yang
sama.

Contoh:
Kata benar, betul
Jawabannya benar semua.
Jawabannya betul semua.

Ikhtisar 3
Setelah diberi imbuhan menjadi kebenaran, kebetulan
Kebenaran harus diungkap.
Kebetulan harus diungkap. (?)
Kebetulan saya bertemu dengannya.
Kebenaran saya bertemu dengannya. (?)

Contoh kata bersinonim:

Kata Pandanan Kata

memiliki mempunyai

bisa dapat

memangkas memotong

bohong dusta

wajah muka, paras

B. Teknik Membaca untuk Menyusun Ikhtisar


Ikhtisar disusun berdasarkan gagasan-gagasan atau informasi-informasi yang didapat
dari buku. Salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mendapatkan informasi dan
gagasan-gagasan dari buku yang dibaca adalah dengan menggunakan teknik SQ3R.
Metode SQ3R merupakan singkatan dari Survey, Question, Read, Recite, Review.

Berikut ini penjelasan kelima tahapan tersebut.

1. Survey
Tahapan pertama adalah memeriksa atau meneliti sekilas terhadap keseluruhan
isi teks. Tujuan dilakukan tahap survey adalah untuk mengetahui panjang atau
pendeknya teks yang akan dibaca, judul bab yang dimuat, judul subbab, serta istilah-
istilah dan kata kunci dalam teks tersebut. Dengan demikian, akan didapatkan
gambaran secara umum mengenai isi buku atau teks tersebut.

Dalam tahapan ini, kamu dapat mendapatkan gambaran tersebut dari bagian awal
sebuah buku, seperti daftar isi, daftar tabel, atau daftar gambar. Sebaiknya, kamu
menyiapkan alat tulis atau alat penanda lainnya untuk menandai bagian-bagian
yang dianggap penting. Kamu dapat menggunakan pensil dan kertas atau stabilo.
Penandaan bagian penting ini akan berguna untuk tahapan selanjutnya.

Ikhtisar 4
2. Question
Tahapan kedua adalah menyusun pertanyaan. Sebelumnya, kamu telah mendapatkan
gambaran secara umum mengenai isi buku. Tentu kamu sudah mengetahui apa saja
yang dibahas dalam buku berdasarkan daftar isinya. Dari gambaran itulah kamu
harus membuat atau menyusun pertanyan-pertanyaan yang dianggap penting
yang berkaitan dengan pokok atau inti bacaan. Kamu dapat mengajukan berbagai
pertanyaan. Pertanyaan yang disusun tentu akan berbeda antara satu buku dengan
buku lainnya. Bentuk pertanyaan yang dapat kamu gunakan adalah seputar 5W+1H
yang berkaitan dengan isi teks atau buku. Dalam membuat pertanyaan, kamu harus
membuat atau mengajukan pertanyaan yang spesifik, singkat, dan sesuai.

3. Read
Tahapan ketiga adalah membaca. Namun, kegiatan membaca yang dimaksud bukan
sekadar membaca, melainkan harus membaca aktif. Membaca aktif adalah membaca
yang dilakukan dengan mengartikan, memahami, dan merefleksikan informasi yang
terdapat dalam buku. Membaca aktif juga bertujuan untuk mencari atau menemukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah kamu susun sebelumnya. Dapat
dikatakan bahwa membaca aktif yang dimaksud adalah membaca yang difokuskan
pada paragraf atau bagian yang diperkirakan memuat jawaban atas pertanyaan
yang telah disusun lalu mengartikan, memahami, dan merefleksikannya.

4. Recite
Tahapan keempat adalah menyampaikan kembali informasi yang telah kamu
dapatkan setelah membaca aktif suatu teks atau buku. Kamu dapat menyampaikan
kembali jawaban-jawaban yang didapatkan atas pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya. Dalam menyampaikan kembali informasi yang berupa ikhtisar, kamu
harus ingat bahwa penyampaiannya menggunakan bahasa sendiri.

5. Review
Tahapan kelima sebagai tahapan terakhir dalam metode ini adalah melakukan
peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan yang dibuat dan jawaban yang didapatkan.
Langkah ini harus dilakukan untuk mendapatkan ikhtisar yang tepat atas teks
atau buku yang telah kamu baca. Bila masih terdapat kekurangan, kamu harus
melengkapinya.

Berikut adalah contoh tahap-tahap SQ3R.

Tahap 1: Survey
Pada tahap memeriksa, hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah daftar isi.
Periksalah apa saja hal yang dibahas pada buku tersebut, meliputi bab dan subbab.
Sekarang, perhatikan bagian daftar isi berikut ini!

Ikhtisar 5
Sumber: Buku Menjadi Remaja Tangguh di Era Milenium

Tahap 2: Questions
Dari daftar isi yang memuat bab dan subbab yang dibahas pada buku, bisa
ditentukan pertanyaan yang jawabannya adalah poin penting yang terdapat dalam
buku tersebut. Contoh salah satu pertanyaan yang bisa diajukan adalah mengapa
sahabat yang kita miliki mencerminkan diri kita?

Tahap 3: Read
Dari daftar isi yang memuat bab dan subbab yang dibahas pada buku, bisa
ditentukan pertanyaan yang jawabannya adalah poin penting yang terdapat dalam
buku tersebut. Contoh salah satu pertanyaan yang bisa diajukan adalah mengapa
sahabat yang kita miliki mencerminkan diri kita?

Ikhtisar 6
Sumber: Buku Menjadi Remaja Tangguh di Era Milenium

Saat membaca teks tersebut, lakukanlah membaca aktif. Artinya, membaca buku
secara keseluruhan seraya fokus juga untuk aktif mencari jawaban atas pertanyaan
yang telah dibuat.

Berdasarkan pertanyaan yang dibuat, jawaban yang diperlukan adalah alasan


mengapa bahwa sahabat adalah cerminan diri kita. Dari buku tersebut ditemukan
jawabannya, yaitu kondisi tersebut dapat terjadi karena orang akan merasa nyaman
jika bergaul dengan orang yang mempunyai frekuensi sama.

Tahap 4: Recite
Dalam tahap penulisan kembali dalam bentuk ikhtisar dengan metode ini, ada
beberapa yang harus diperhatikan. Pertama, ikhtisar yang disusun memperhatikan
pertanyaan yang diajukan. Kedua, harus tetap memperhatikan konsep dasar ikhtisar
yang mengharuskan penulisannya dengan bahasa sendiri.

Ikhtisar 7
Nah, dalam penulisan ikhtisar ini diperlukan kemampuan untuk mencari sinonim
atas kata yang dijelaskan pada buku untuk menghindari penulisan yang copypaste
teks aslinya.

Poin yang ingin disampaikan berdasarkan isi buku:


Kondisi tersebut dapat terjadi karena orang akan merasa nyaman jika bergaul dengan
orang yang mempunyai frekuensi sama.

Dari kalimat tersebut, bisa dicari sinonim dari suatu kata atau kelompok kata,
contohnya orang bersinonim dengan manusia, jika bergaul bersinonim dengan bila
berteman, dan mempunyai frekuensi sama bersinonim dengan memiliki kebiasaan,
pola pikir, dan perilaku serupa.

Penyampaian kembali dalam bentuk ikhtisar:


Sahabat mencerminkan diri kita karena manusia akan cocok bila berteman dengan
manusia lainnya yang memiliki kebiasaan, pola pikir, dan perilaku serupa.

Tahap 5: Review
Pada tahap ini dilakukan peninjauan atau pengecekan kembali, apakah ikhtisar yang
dibuat sudah sesuai tujuan atau belum, menggunakan bahasa sendiri atau tidak,
dan sebagainya.

C Identifikasi Isi Buku untuk Ikhtisar dan Perbandingan Ikhtisar


Buku Fiksi dan Nonfiksi

1. Identifikasi Isi Buku untuk Ikhtisar


Untuk membuat ikhtisar suatu buku, tentu harus bisa memahami isi buku. Nah,
untuk memahaminya, kamu harus mengidentifikasi informasi pokok dalam buku
tersebut. Bagaimana caranya? Mengidentifikasi informasi pokok dalam buku bisa
dilakukan dengan menentukan gagasan utama pada tiap paragraf atau menentukan
unsur-unsur pokok dalam bacaan tersebut.

a. Gagasan Utama
Setiap paragraf dalam suatu teks memiliki satu gagasan utama. Gagasan utama
adalah adalah ide yang menjadi pokok atau inti dalam sebuah paragraf. Gagasan
ini menjadi pokok utama bahasan yang didukung oleh gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan utama memiliki banyak nama atau istilah lain, yaitu ide pokok, pikiran
utama, dan pokok pikiran.

Gagasan utama dan gagasan penjelas yang termuat dalam kalimat-kalimat


pada suatu paragraf memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut cara untuk
mengidentifikasi kalimat yang mengandung gagasan penjelas.

Ikhtisar 8
Memuat kata rujukan (ini, itu, tersebut).
Berupa rincian, contoh, atau ilustrasi.
Mendukung atau menjelaskan hal yang disampaikan pada gagasan utama.

Gagasan utama terdapat dalam kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat
yang didukung oleh kalimat-kalimat lainnya. Berikut ini adalah jenis paragraf
berdasarkan letak kalimat utama.

1.) Paragraf Deduktif


Letak kalimat utama pada paragraf deduktif berada di awal. Hal ini ditandai
oleh kalimat berikutnya yang berupa gagasan penjelas yang mendukung
kalimat di awal tersebut.

Contoh:

Sebanyak tujuh puluh guru dan pelajar sejumlah sekolah di Malaysia


mengikuti pelatihan seni dan budaya yang diselenggarakan Atase
Pendidikan dan Kebudayaan serta Fungsi Pensosbud KBRI Kuala
Lumpur. Acara yang berlangsung di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur
(SIKL) tersebut dibuka oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.
Dr. Ari Purbayanto, Kepala SIKL, Drs. Agustinus Suharto, M.Pd.,
serta Sekretaris II Fungsi Pensosbud, Stania Puspawardani. Para
peserta mendapatkan pelatihan tentang angklung, gamelan, tari, dan
membatik di SIKL mulai 29 Juli 2017 hingga 6 September 2017 dari
para pelatih yang berasal dari guru-guru sekolah tersebut. Peserta
workshop di antaranya berasal dari Sekolah Menengah (SM) Sains
Seri Puteri, Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Seri Bintang Utara,
SM Sains Alam Shah, Sekolah Kebangsaan (SK) Setia Wangsa Aswara,
dan SK Seri Bintang Utara.
Dikutip dari news.okezone.com

Letak kalimat utama pada paragraf tersebut berada pada kalimat pertama.
Hal ini terlihat dari kalimat-kalimat lainnya yang menjelaskan kalimat tersebut.
Pada kalimat kedua ditandai repetisi dan kata acara yang merujuk pada
kalimat sebelumnya, yaitu pelatihan seni dan budaya. Pada kalimat ketiga
terdapat kata para peserta yang merujuk pada tujuh puluh guru dan pelajar
sejumlah sekolah di Malaysia yang terdapat pada kalimat pertama. Pada
kalimat keempat terdapat kata peserta seperti yang terdapat pada kalimat
ketiga dan merujuk hal yang sama pula. Kata repetisi yang merujuk tersebut
berfungsi menjelaskan kalimat yang dimaksud. Dengan demikian, jelaslah
bahwa letak kalimat utama paragraf tersebut terdapat pada kalimat pertama.

Ikhtisar 9
Berikut tips untuk menentukan paragraf yang memiliki kalimat utama di awal.

TIPS SUPER:

Perhatikan kalimat 1 dan 2,


Jika kalimat 2 menjelaskan kalimat 1, kalimat utama terdapat pada
kalimat 1.

2.) Paragraf Induktif


Letak kalimat utama pada paragraf induktif berada di akhir. Paragraf ini
biasanya dapat diidentifikasi berdasarkan beberpa cirinya, antara lain diawali
oleh gagasan penjelas berupa contoh, ilustrasi, atau perincian; dan diakhiri
konjungsi yang berupa simpulan (jadi, dengan demikian, oleh karena itu, dan
lain-lain).

Contoh:

Ukuran maju atau tidaknya suatu negara dapat dilihat dari kualitas
pendidikannya yang terlihat dari fasilitas, kurikulum, tenaga pengajar,
dan hasilnya. Selain itu, kita juga bisa melihatnya dari kesiapan
dan ketertataan sistem transportasi untuk melayani keperluan
warganya dalam beraktivitas. Hal lain yang tidak kalah penting adalah
keterlibatan negara dalam menyediakan atau menjamin penanganan
yang berkaitan dengan kesehatan bagi warga negaranya. Dengan
demikian, banyak hal yang menjadi tolok ukur untuk menentukan
maju atau tidaknya suatu negara.

Letak kalimat utama pada paragraf tersebut berada pada kalimat terakhir
yang ditandai oleh adanya konjungsi yang menyatakan simpulan, yaitu dengan
demikian. Selain itu, kalimat kedua tidak mendukung atau menjelaskan
pernyataan pada kalimat pertama.

Berikut tips untuk menentukan paragraf yang memiliki kalimat utama di akhir.

TIPS SUPER:

Perhatikan kalimat akhir!


Jika berupa simpulan, itulah kalimat utamanya

Ikhtisar 10
SUPER "Solusi Quipper"

Agar tidak tertukar untuk paragraf deduktif dan induktif:

“Deal, Ndak?”

DEduktif - awAL
iNDuktif - AKhir

3.) Paragraf Variatif (Campuran)


Letak kalimat utama pada paragraf variatif berada di awal dan akhir paragraf.
Jika diperhatikan secara saksama, gagasan yang sama dinyatakan pada
kalimat awal dan akhir meskipun redaksinya berbeda.

Contoh :

Banyaknya informasi yang berseliweran di media sosial mengenai


banyaknya tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia membuat resah
masyarakat. Informasi yang disebarkan tersebut lebih banyak dalam
bentuk video. Dalam video-video tersebut, tampak beberapa warga
negara asing, khusunya dari Tiongkok, memasuki Indonesia, baik
melalui jalur udara maupun jalur laut. Informasi tersebut hingga saat
ini belum dipastikan kebenarannya karena belum ada konfirmasi.
Terlepas dari benar atau tidaknya, informasi tersebut telanjur menyebar
dan meresahkan masyarakat.

4.) Paragraf Deskriptif atau Naratif


Paragraf berjenis deskriptif atau naratif biasanya memiliki gagasan utama
yang tidak secara langsung tertulis pada suatu kalimat dalam paragrafnya,
tetapi tersirat dalam seluruh kalimatnya.

Contoh:

Gea selalu bangun pada pukul 05.00 untuk melaksanakan salat subuh.
Setelah itu, ia merapikan tempat tidurnya lalu menyiapkan buku
pelajaran. Sesudah kamarnya rapi dan bukunya berada di tasnya, ia
pun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sebelum berangkat, ia tidak
pernah lupa untuk sarapan bersama kedua orang tua, kakak, dan
adiknya.

Ikhtisar 11
Paragraf tersebut tidak dapat ditentukan gagasan utama dari salah satu
kalimatnya karena antara satu kalimat dan kalimat lainnya tidak saling
menjelaskan. Dari paparan cerita yang mengisahkan rangkaian kegiatan
tokoh, bisa disimpulkan bahwa gagasan utamanya adalah aktivitas Gea pada
pagi hari sebelum berangkat sekolah.

2. Unsur Pokok Bacaan


Suatu buku pasti memuat unsur pokok bacaan. Buku bacaan berjenis fiksi memuat
unsur pokok yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa, tokoh, dan latar. Namun,
unsur pokok buku fiksi lebih difokuskan pada alur yang memuat peristiwa-peristiwa.
Buku bacaan berjenis nonfiksi umumnya memuat unsur pokok yang berkaitan
dengan pokok pembahasan, ciri, jenis, manfaat, cara atau langkah, solusi, dan
lainnya, tergantung pada topik yang dibahas dalam buku tersebut. Adapun buku
nonfiksi berbentuk cerita seperti biografi, unsur pokoknya sama dengan buku fiksi.

Contoh kutipan buku fiksi:

Lintang memasuki suatu tahap kreatif yang melibatkan intuisi dan


pengembangan pemikiran divergen yang orisinal. Ia menggali rasa ingin
tahunya dan tak henti mencoba-coba. Indikasi kegeniusannya dapat dilihat
dari kefasihannya dalam berbahasa numerik, yaitu ia terampil memproses
sebuah pernyataan matematis mulai dari hipotesis sampai pada kesimpulan.
Ia membuat penyangkalan berdasarkan teorema, bukan hanya berdasarkan
pembuktian kesalahan, apalagi simulasi. Dalam usia muda dia telah memasuki
area yang amat teoretis, cara berpikirnya mendobrak, mengambil risiko, tak
biasa, dan menerobos. Setiap hari kami merubungnya untuk menemukan
kejutan-kejutan pemikirannya.

Baru naik ke kelas satu SMP, ketika kami masih pusing tujuh keliling
memetakan absis dan ordinat pada produk cartesius dalam topik relasi
himpunan sebagai dasar fungsi linear, Lintang telah mengutak-atik materi-
materi untuk kelas yang jauh lebih tinggi di tingkat lanjutan atas bahkan di
tingkat awal per guruan tinggi seperti implikasi, biimplikasi, filosofi Pascal,
binomial Newton, limit, diferensial, integral, teori-teori peluang, dan vektor.
Ketika kami baru saja mengenal dasar-dasar binomial ia telah beranjak ke
pengetahuan tentang aturan multinomial dan teknik eksploitasi polinomial,
ia mengobrak-abrik pertidaksamaan eksponensial, mengilustrasikan grafik-
grafik sinus, dan membuat pembuktian sifat matematis menggunakan
fungsi-gunsgi trigonometri dan aturan ruang tiga dimensi.

Ikhtisar 12
Suatu waktu kami belajar sistem persamaan linier dan tertatih-tatih
mengurai-uraikan kasusnya dengan substitusi agar dapat menemukan nilai
sebuah variabel, ia bosan dan menghambur ke depan kelas, memenuhi
papan tulis dengan alternatif-alternatif solusi linier, di antaranya dengan
metode eliminasi Gaus-Jordan, metode Crammer, metode determinan,
bahkan dengan nilai Eigen. Setelah itu Lintang mulai menggarap dan tampak
sangat menguasai prinsip-prinsip penyelesaian kasus nonlinier. Ia dengan
amat lancar menjelaskan persamaan multivariabel, mengeksploitasi rumus
kuadrat, bahkan menyelesaikan operasi persamaan menggunakan metode
matriks! Padahal dasar-dasar matriks paling tidak baru dikhotbahkan
para guru pada kelas dua SMA. Yang lebih menakjubkan adalah semua
pengetahuan itu ia pelajari sendiri dengan membaca bermacam-macam buku
milik kepala sekolah kami jika ia mendapat giliran tugas menyapu di ruangan
beliau. Ia bersimpuh di balik pintu ayun, semacam pintu koboi, menekuni
angka-angka yang bicara, bahkan dalam buku-buku berbahasa Belanda.

Ia memperlihatkan bakat kalkulus yang amat besar dan keahliannya tidak


hanya sebatas menghitung guna menemukan solusi, tapi ia memahami
filosofi operasi-operasi matematika dalam hubungannya dengan aplikasi
seperti yang dipelajari para mahasiswa tingkat lanjut dalam subjek metodologi
riset. Ia membuat hitungan yang iseng namun cerdas mengenai berapa
waktu yang dapat dihemat atau berapa tambahan surat yang dapat diantar
per hari oleh Tuan Pos jika mengubah rute antarnya. Ia membuat perkiraan
ketahanan benang gelas dalam adu layangan untuk berbagai ukuran nilon
berdasarkan perkiraan kekuatan angin, ukuran layangan, dan panjang
benang. Rekomendasinya menyebabkan kami tak pernah terkalahkan.

Prediksinya tak pernah meleset dalam menghitung waktu kuncup, bersemi,


dan mati untuk bunga red hot cat tail dengan meneliti kadar pupuk, suplai
air, dan sinar matahari. Ia mengompilasi dengan cermat tabel pengamatan
distribusi durasi, frekuensi dan waktu curah hujan lalu menghitung rata-rata,
variansi, dan koefisien korelasi dalam rangka memperkirakan berapa kali Pak
Harfan bolos karena bengek itu menunjukkan pola yang konsisten terhadap
fungsi hujan dan lebih ajaib lagi Lintang mampu membuat persentase bias
dugaannya.

Ikhtisar 13
Lintang bereksperimen merumuskan metode jembatan keledainya sendiri
untuk pelajaran-pelajaran hafalan. Biologi misalnya. Ia menciptakan sebuah
konfigurasi belajar metabolisme dengan merancang kelompok sistem
biologis mulai dari sistem alat tubuh, pernapasan, pencernaan, gerak,
sampai sistem saraf dan indra, baik untuk manusia, vertebrata, maupun
avertebrata, sehingga mudah dipahami.

Maka jika kita tanyakan padanya bagaiamana seekor cacing melakukan hajat
kecilnya, siap-siap saja menerima penjelasan yang rapi, kronologis, terperinci,
dan sangat cerdas mengenai cara kerja rambut getar di dalam sel-sel api,
lalu dengan santai saja, seumpama seekor monyet sedang mencari kutu di
punggung pacarnya, ia akan membuat analogi buang hajat cacing itu pada
sistem ekskresi protozoa dengan anatomi vakuola kontraktil yang rumit itu,
bahkan jika tidak distop, ia akan dengan senang hati menjelaskan fungsi-
fungsi korteks, simpai bowman, medulla, lapisan malpigi, dan dermis dalam
sistem ekskresi manusia. Karena bagi Lintang, melalui desain jembatan
keledainya tadi, benda-benda hafalan ini dengan mudah dapat ia kuasai,
satu malam saja, sekali tepuk.

Dikutip dari Laskar Pelangi karya Andrea Hirata

Ikhtisar:
Sejak masuk kelas satu SMP, memang sudah terlihat bahwa Lintang berbeda dengan
teman-temannya. Ia memiliki kecakapan dalam berbagai bidang mata pelajaran,
seperti matematika dan biologi. Bahkan, ia bisa merumuskan sendiri apa yang
dipelajarinya. Ia selalu mampu menjelaskan materi-materi yang ditanyakan oleh
teman-temannya.

3. Membandingkan Ikhtisar Buku Fiksi dan Nonfiksi


Buku fiksi dan nonfiksi tentu memiliki ciri, karakteristik, atau sifat yang berbeda.
Dengan demikian, ikhtisar buku fiksi pun tentu memiliki perbedaan. Perhatikan
kedua contoh ikhtisar berikut!

Contoh 1:

Ikhtisar buku fiksi Tentang Kamu karya Tere Liye

Sri Ningsih adalah seorang wanita yang berasal dari keluarga miskin di suatu
pulau yang terpencil, tepatnya Pulau Bungin Kepulauan Sumbawa, Provinsi

Ikhtisar 14
Nusa Tenggara Barat. Sejak lahir ia telah menjadi piatu, ibunya, Rahayu,
meninggal ketika melahirkannya. Setelah itu, ayahnya, Nugroho, menikah
lagi dengan seorang wanita bernama Nusi dan kembali dikaruniai seorang
anak. Namun, suatu saat ayahnya pergi melaut dan menurut penuturan
teman yang melihatnya, kapal Nugroho karam di lautan karena tidak
sanggup menghadapi besarnya ombak. Ayahnya pun tak pernah kembali.
Sejak saat itu, ibu tiri Sri berubah. Sri sering mendapatkan perlakuan yang
kurang menyenangkan, dimarahi bahkan dipukuli. Suatu saat terjadi insiden
kebakaran di rumah Sri, hanya ia yang selamat, sedangkan ibu tirinya tidak.
Kehidupan Sri sangatlah keras. Ia pernah menjalani berbagai bidang pekerjaan
atau profesi, seperti pekerja pabrik, guru, pedagang kaki lima dengan
gorobak, membuka rental mobil, dan terakhir sebelum pindah ke London, ia
mendirikan pabrik sabun di Jakarta. Namun, akhirnya Sri memutuskan untuk
pindah ke London dan menukar pabriknya dengan kepemilikan 1% saham
multinasional.

Setelah pindah ke London, ia bekerja sebagai sopir bus. Di sanalah ia


bertemu dengan suaminya yang berkebangsaan Turki. Sri dan suaminya
pernah dikaruniai anak, tetapi umurnya tak pernah lama. Itu terjadi karena
perbedaan rhesus antara Sri dan suaminya. Sri mendapatkan cobaan kembali,
ia harus rela kehilangan sang suami untuk selama-lamanya.

Dengan kematian suaminya itu, Sri memutuskan untuk menjalani sisa


hidupnya di suatu panti jompo yang berada di Paris. Perjalanan yang cukup
panjang yang harus dijalaninya sebelum akhirnya ia harus meninggalkan
semua kehidupan beserta ujiannya. Sebelum meninggal, Sri sempat membuat
surat wasiat untuk pembagian harta warisan yang ia miliki, yaitu sahamnya
itu yang jika dirupiahkan senilai 19 trilyun.

Cerita atau jalan hidup Sri tersebut terkuak oleh seorang pengacara muda
bernama Zaman Zulkarnain yang berasal dari Indonesia, tetapi menempuh
pendidikan dan bekerja di London. Zaman memang ditugaskan untuk
mencari ahli waris Sri. Kehidupan Sri yang tak memiliki sanak saudara dan
jauh dari kampung asalnya membuat Zaman merasa kesulitan pada awalnya.
Namun, Zaman mendapatkan petunjuk melalui buku harian Sri yang didapt
dari pengurus panti jompo. Zaman kemudian menelusuri kehidupan Sri
hingga akhirnya ia mengetahui jalan hidup perempuan itu. Zaman pun dapat
menyelesaikan tugasnya untuk menemukan ahli waris dari Sri Ningsih.

Ikhtisar 15
Contoh 1:

Ikhtisar Buku Banjir Dollar dari Internet karya Khoirul Mutaqin

Bekerja itu tidak harus menjadi pegawai di suatu kantor, baik negeri maupun
swasta. Bekerja juga bisa dilakukan dengan duduk manis di depan benda
elektronik yang dapat terhubung ke internet, seperti ponsel, komputer jinjing,
atau komputer. Orang harus lebih kreatif saat menggunakan internet, bukan
hanya mengakses media sosial dan mencari informasi.

Banyak hal atau cara yang bisa mendatangkan penghasilan. Jika memiliki file
atau aplikasi yang bagus, kita dapat berbagi pada pengguna internet yang
membutuhkan. Selain mendapat penghasilan, file atau program milik kita
tidak berkurang. Setiap file yang diunduh pengguna lain, kita akan dibayar.
Jumlah pembayaran tersebut bergantung pada tempat kita menyimpan file
atau program tersebut. Jika suka mendesain, desainlah sebuah kaos. Saat
desain kita disukai dan dibeli orang, kita akan mendapatkan penghasilan.
Begitu pun dengan kegemaran memotret atau menulis, kegiatan tersebut
pun dapat menghasilkan uang, seperti menjual hasil foto yang unik atau
membuat sebuah blog yang menarik hingga memiliki banyak pengunjung
dan akhirnya ada yang tertarik memasang iklan di blog kita. Ada juga cara
paling mudah memperoleh uang dari internet, yaitu bermain game dan
mengomentari game tersebut. Pembuat game tersebut akan membayar kita
karena telah me-review game-nya. Selain itu, ada juga yang tidak kalah mudah,
yaitu survei daring. Tidak ada benar atau salah dalam mengisi survei daring
karena pihak penyedia hanya ingin mengetahui pendapat tentang produk
yang akan mereka surveikan.

Namun, ada cara lain agar cepat kaya dari internet. Caranya adalah membeli
park domain lalu beri nama yang bagus atau unik. Park domain itu seperti
tanah di dunia nyata. Semakin strategis letak tanah dengan dukungan
bangunan yang megah, harganya akan menjulang tinggi. Begitu pun dengan
park domain. Kita juga bisa membeli park domain dengan nama unik yang
telah ada. Akan tetapi, kita hanya dapat membeli park domain seperti itu jika
tidak diperpanjang oleh pemilik sebelumya.

Diadaptasi dari tentangsemuadotcom.wordpress.com

Ikhtisar 16
Dari kedua ikhtisar tersebut, dapat diidentifikasi perbedaan sebagai berikut ini.

No. Ikhtisar Buku Fiksi Ikhtisar Buku Nonfiksi

1 Berbentuk pengisahan Berbentuk pemaparan

2 Bersifat rekaan Bersifat fakta dan ilmiah

3 Memancing imajinasi Memberi informasi

D. Melaporkan Hasil Membaca


Buku adalah jendela ilmu. Ya, itu sangat betul. Dari buku yang dibaca, kamu bisa
mendapatkan berbagai ilmu. Seorang yang tidak bisa bebas bergerak pun, seperti
memiliki keterbatasan fisik atau terbelenggu jeruji penjara, masih bisa mendapatkan ilmu
dari buku yang dibaca. Dari buku, kamu bisa mendapatkan berbagai manfaat, seperti
melatih untuk berpikir aktif dan kritis, mendapatkan motivasi dan inspirasi, memperoleh
hiburan dan ketenangan diri, meluaskan pengetahuan, serta dapat mengembangkan
diri menjadi lebih baik.

Sebelumnya, kamu telah belajar mengidentifikasi isi buku dan membuatnya menjadi
ikhtisar. Nah, salah satu manfaat keterampilan menulis ikhtisar adalah untuk
menyampaikannya pada laporan hasil membaca. Namun, selain ikhtisar, ada juga unsur-
unsur lainnya dalam melaporkan hasil membaca. Apa sajakah itu? Berikut ini adalah
unsur-unsurnya.

1. Identitas Buku
Identitas buku adalah informasi yang berkaitan dengan buku tersebut, meliputi
judul buku, nama pengarang, editor (jika ada), penerbit, tahun terbit, nomor ISBN,
dan jumlah halaman.

2. Kelengkapan Buku
Kelengkapan buku adalah strukutur penyajian isi buku. Penyajian isi buku tergambar
dalam daftar isi yang memuat informasi mengenai apa saja dibahas atau disampaikan
dalam buku tersebut. Bahasan tersebut terlihat dari bab-bab atau bagian-bagian apa
saja yang dibahas dalam buku tersebut.

3. Ringkasan atau Ikhtisar Buku


Ringkasan atau ikhtisar buku adalah penyampaian kembali isi buku secara singkat.
Perbedaannya adalah penyajian dalam ringkasan harus sesuai urutan buku,
sedangkan ikhtisar tidak perlu sesuai urutan. Walaupun singkat, isi ringkasan atau
ikhtisar harus menggambarkan isi buku secara keseluruhan.

Ikhtisar 17
4. Komentar
Komentar adalah tanggapan yang diberikan atas suatu hal atau karya, dalam hal
ini adalah karya berupa buku. Komentar yang diberikan pasti bersifat opini karena
memuat pendapat yang disampaikan. Umumnya, pendapat tersebut berupa
penilaian, baik mengenai kelebihan maupun kekurangan. Komentar yang dapat
diberikan terhadap sebuah buku bergantung pada jenis buku yang dilaporkan, buku
fiksi atau nonfiksi. Hal atau unsur yang dapat dikomentari dalam suatu buku antara
lain penggunaan bahasa, kelogisan cerita, cara penokohan, ilustrasi pada sampul
ataupun isinya, keberadaan ilustrasi atau gambar, kelengkapan informasi, dan
kesistematisan penyajian informasi.

5. Simpulan
Simpulan adalah pernyataan atau pendapat akhir. Dalam laporan hasil membaca
buku, simpulan ini diberikan oleh penyusun laporan atas buku yang dibacanya. Pada
bagian simpulan, bisa ditambahkan penyampaian mengenai manfaat yang didapat
setelah membaca buku tersebut. Bagian atau unsur ini berada pada bagian akhir
dalam laporan.

6. Saran
Saran adalah masukan yang diberikan agar menjadi pertimbangan untuk dilakukan
oleh pihak yang mendapatkannya. Pada beberapa laporan hasil membaca, ditemukan
adanya saran pada bagian akhir. Namun, ada juga laporan hasil membaca yang tidak
menyertakannya. Saran disampaikan untuk penulis, editor, dan penerbit buku untuk
perbaikan penulisan buku di masa mendatang atau pada penulisan buku berikutnya.

Sekarang, perhatikan contoh laporan berikut.

I. Identitas Buku
Judul : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Editor : Triana Rahmawati
Jumlah halaman : 524 halaman
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2016
Nomor ISBN : 9786020822341

II. Kelengkapan Buku


Buku ini terdiri atas 33 bab, yaitu Thompson & Co., La Cerisaie Maison de
Retraite, Pulau Bungin, La Golo, Nugroho & Rahayu, Waktu Melesat Cepat,
Bulu Babi & Teripang, Kesabaran Tiada Batas, Rumah Panggung, Madrasah

Ikhtisar 18
Kiai Ma’sum, Tiga Sahabat Sejati, Dengki yang Membakar Semuanya,
Pengkhianatan 1, Pasar Tanah Abang, Pedagang Kaki Lima, Rental Mobil &
Sabun Mandi ‘Rahayu’, Chaterine Kepala Pabrik, Kembali ke London, Foto
Lama di Kamar 602, Keluarga Angkat, Sopir Bus Rute 16, Laki-Laki dari Turki,
Keraguan & Kepastian, “Tentang Kamu”, “Rahayu” Pergi, “Nugroho” Pergi,
Hakan Karim, A & Z Law, Ningrum & Murni, Kota Paris, Keliling Dunia & Surat
Wasiat, Pengkhianatan 2, dan Epilog.

III. Ikhtisar
Sri Ningsih adalah seorang wanita yang berasal dari keluarga miskin di suatu
pulau yang terpencil, tepatnya Pulau Bungin Kepulauan Sumbawa, Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Sejak lahir ia telah menjadi piatu, ibunya, Rahayu,
meninggal ketika melahirkannya. Setelah itu, ayahnya, Nugroho, menikah lagi
dengan seorang wanita bernama Nusi dan kembali dikaruniai seorang anak.
Namun, suatu saat ayahnya pergi melaut dan menurut penuturan teman yang
melihatnya, kapal Nugroho karam di lautan karena tidak sanggup menghadapi
besarnya ombak. Ayahnya pun tak pernah kembali. Sejak saat itu, ibu tiri Sri
berubah. Sri sering mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan,
dimarahi bahkan dipukuli. Suatu saat terjadi insiden kebakaran di rumah Sri,
hanya ia yang selamat, sedangkan ibu tirinya tidak.

Kehidupan Sri sangatlah keras. Ia pernah menjalani berbagai bidang pekerjaan


atau profesi, seperti pekerja pabrik, guru, pedagang kaki lima dengan
gorobak, membuka rental mobil, dan terakhir sebelum pindah ke London, ia
mendirikan pabrik sabun di Jakarta. Namun, akhirnya Sri memutuskan untuk
pindah ke London dan menukar pabriknya dengan kepemilikan 1% saham
multinasional.

Setelah pindah ke London, ia bekerja sebagai sopir bus. Di sanalah ia bertemu


dengan suaminya yang berkebangsaan Turki. Sri dan suaminya pernah
dikaruniai anak, tetapi umurnya tak pernah lama. Itu terjadi karena perbedaan
rhesus antara Sri dan suaminya. Sri mendapatkan cobaan kembali, ia harus
rela kehilangan sang suami untuk selama-lamanya.

Dengan kematian suaminya itu, Sri memutuskan untuk menjalani sisa


hidupnya di suatu panti jompo yang berada di Paris. Perjalanan yang cukup
panjang yang harus dijalaninya sebelum akhirnya ia harus meninggalkan
semua kehidupan beserta ujiannya. Sebelum meninggal, Sri sempat membuat
surat wasiat untuk pembagian harta warisan yang ia miliki, yaitu sahamnya
itu yang jika dirupiahkan senilai 19 trilyun.

Ikhtisar 19
Cerita atau jalan hidup Sri tersebut terkuak oleh seorang pengacara muda
bernama Zaman Zulkarnain yang berasal dari Indonesia, tetapi menempuh
pendidikan dan bekerja di London. Zaman memang ditugaskan untuk
mencari ahli waris Sri. Kehidupan Sri yang tak memiliki sanak saudara dan
jauh dari kampung asalnya membuat Zaman merasa kesulitan pada awalnya.
Namun, Zaman mendapatkan petunjuk melalui buku harian Sri yang didapt
dari pengurus panti jompo. Zaman kemudian menelusuri kehidupan Sri
hingga akhirnya ia mengetahui jalan hidup perempuan itu. Zaman pun dapat
menyelesaikan tugasnya untuk menemukan ahli waris dari Sri Ningsih.

IV. Komentar
Sampulnya yang berdesain simpel dan elegan membuat saya langsung tertarik
membaca novel ini. Novel berjudul Tentang Kamu ini diilustrasikan dengan
sepasang sepatu pada sampulnya. Ilustrasi tersebut begitu pas mengingat
kisah dalam novel ini adalah pencarian jejak seorang perempuan. Nah, jejak
inilah yang sepertinya digambarkan dengan sepasang sepatu.

Seperti biasa, Tere Liye selalu bisa menghanyutkan perasaan dan emosi
pembaca ke dalam cerita yang dikisahkannya, seperti kisah pada novel ini.
Rangkaian cerita yang disajikan pun begitu logis, saling berkaitan antara satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya. Diksi yang dipilih begitu tepat hingga bisa
memberikan efek tersebut.

Namun, sayangnya sinopsis yang terdapat dalam buku ini tidak


menggambarkan isi novelnya. Sinopsis yang disampaikan kurang begitu
menarik hingga mungkin banyak orang mengurungkan niat untuk
membacanya. Padahal, kisah pada novel ini benar-benar dapat menggugah
perasaan, emosi, dan memiliki cerita yang menarik.

V. Penutup
Novel ini tidak hanya menarik, tetapi juga memuat banyak inspirasi mengenai
nilai-nilai kehidupan. Banyak amanat yang terkandung di dalam kisahnya,
baik tersirat maupun tersurat.

Ikhtisar 20

Anda mungkin juga menyukai