PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, sangat dibutuhkan generasi muda yang berintelektual.
Dengan maraknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menyebabkan kita dengan
secara tidak langsung ikut serta dalam pengembangan negara untuk menjadikan negara yang
lebih maju atau negara berkembang. Maka dari itu, kita harus meningkatka generasi muda
yang cinta akan membaca buku. Dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga
terciptanya generasi yang berintelek.
Salah satu solusi dalam hal ini adalah meningkatkan minat baca generasi dengan
adanya pembuatan ikhtisar maupun rangkuman dan ringkasan dari sebuah buku atau karya
ilmiah lainnya. Dengan adanya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan mereka akan tertarik
untuk membuat buku tanpa harus membaca terlebih dahulu isi dari kesimpulan buku atau
karya ilmiah tersebut.
B. Permasalahan
Masalah yang kami bahas dalam makalah ini kami batasai sebagai berikut :
2. Apa tujuan dari merangkum dan meringkas suatu tulisan maupun buku?
BAB II
PEMBAHASAN
Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari
bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang
dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek
dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam
tulisan aslinya yang panjang itu.2
1
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta:IKRAR
MANDIRIABADI, 1994), h.261.
2
Prof. Dr. E. Zainal Arifin, M.Hum. dan Drs. S. Amran Tasai, M.Hum., Cermat Berbahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: AKADEMIKA PRESSINDO,2009), h.231.
2 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus
langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian
dan seterusnya.
Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan
dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat
membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan
tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya
bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam
karangan tersebut.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman
(ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi
disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi
mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa,
mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.
Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaan
bahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda
Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan dan
rangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat
diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi
dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut
pandang pengarang.
Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi
dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat
dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang
pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya
memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk
mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang
yang terdapat dalam karangan.
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang
pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu.
Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian
demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang
tersirat dalam bagian atau alinea itu.
3
http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/07/terampil-menulis.html
4
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta:IKRAR
MANDIRIABADI, 1994), h.264-266
4 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan
agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah poko-pokok yang
dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan
selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya
ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk meyusun sebuah ringkasan dan
rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai
pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan
alenia yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan
bawahan alenia yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi.
Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan
utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang
dapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea
kedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini
gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama,
sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satu
kalimat.
3. Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-
catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap
untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalam
ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan
bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar)
diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih
berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.
4. Ketentuan Tambahan
b) Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula
jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu
gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya
merupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.
Rangkuman (ikhtisar) menurut Juhara (2003) adalah penulisan pokok masalah yang
penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat
rangkuman (ikhtisar) tanpa mengubah tema sebuah wacana. Rangkuman (Ikhtisar) berfungsi
sebagai garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang.
2. Membaca kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok yang
terdapat dalam naskah.
1) Ketiganya memiliki persamaan dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara
mengambil intisari atau ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas,
jelas, padat, mudah dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.
2) Dalam mencari topik atau kalimat utama atau gagasan utama dari suatu bacaan pada
sebuah buku.
• Tulis kembali denagn rapi, mulai dari judul sampai dengan topik.
5) Ketiganya juga memiliki tujuan. Penulis sebaiknya mengerti dan mengetahui isi buku
atau karangan dan mampu mengambil intisarinya.
6) Ketiganya memiliki definisi yang tidak jauh berbeda yaitu merupakan ringkasan
pendek dalam suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan karya-karya sastra yang
lainnya) atau karangan.
5
Dra. Siti Sahara, Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M. Pd dan Drs. E. Kusnadi, Keterampilan
Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK PRESS UIN JAKARTA,2009), h.107
9 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
7) Hubungan antara ketiganya sama halnya dengan hubungan antara sebuah kalimat
topik dengan sebuah alinea.
Rangkuman (Ikhtisar):
• Disusun hanya yang dianggap penting tanpa mempedulikan proporsional.
• Menggunakan gaya penulis ikhtisar.
• Sering disisipi opini penulis ikhtisar atau wawasan lain.
• Tulisan menggunakan gaya bahasa penulis .
• Biasa diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli.
D. Contoh Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Lebah Madu
6
Dra. Siti Sahara, Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M. Pd dan Drs. E. Kusnadi, Keterampilan
Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK PRESS UIN JAKARTA,2009), h.107
10 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh
manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang
penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah
sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah
mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang
dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu-
dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak
dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita
adalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yang
tampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan ini
tersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, seperti
disebutkan dalam ayat tadi.
Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk
manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani
manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak
membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
Lebah merupakan hewan penghasil madu yang mana sebagai sumber makanan
penting bagi tubuh manusia. Sumber makanan lebah berasal dari sari madu bunga (nektar),
yang tidak dapat dijumpai pada musim dingin. Apabila dicermati lebah menyimpan madu
tidak hanya untuk dirinya sendiri sehingga lebah menyimpan madu lebih banyak dari yang
mereka butuhkan. Hal ini telah dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 68-69.
PENUTUP
Kesimpulan
2. Tujuan dari membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ini agar dapat membantu
seseorang dalam membaca dan juga memahami sebuah buku dalam waktu yang relatif
singkat sehingga menghemat waktu.
12 | Membuat Rangkuman dan Ringkasan Buku atau Bab
3. Terdapat beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan
teratur diantaranya: membaca naskah asli, mencatat gagasan utama, mengadakan
reproduksi, dan ketentuan tambahan.
4. Rngkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harus
berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa
mengubah tema sebuah wacana.
5. Antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan memiliki banyak persamaan, salah satu
diantaranya ialah dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara mengambil intisari atau
ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas, jelas, padat, mudah
dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.
6. Dan juga diantara keduanya memiliki perbedaan, salah satu diataranya yaitu pada
rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.
Pada ikhtisar mengngunakan gaya penulis ikhtisar, dan pada menggunakan gaya penulis .
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika
Pressindo:Jakarta.
http://pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/058.htm