Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menyajikan kembali sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk yang pendek disebut
meringkas. Tindakan meringkas dapat dilakukan terhadap berbagai jenis teks, di antaranya
ringkasan atas novel, ringkasan atas buku laporan tahunan, dan ringkasan atas sebuah bab sebuah
buku. Untuk sampai pada ringkasan yang baik, cara yang dapat dilakukan oleh penulis adalah
menghilangkan segala macam ‘hiasan’ dalam teks yang akan diringkas. Yang dimaksud dengan
‘hiasan’ di sini dapat berupa (1) ilustrasi atau contoh, (2) keindahan gaya bahasa, dan (3)
penjelasan yang terperinci. Sebuah ringkasan memiliki beberapa ciri. Pertama, penulis haruslah
mempertahankan urutan pikiran dan cara pandang penulis asli. Kedua, penulis harus bersifat
netral, dalam arti tidak memasukan pikiran, ide, maupun opininya ke dalam ringkasa yang
dibuatnya. Ketiga, ringkasan yang dibuat haruslah mewakili gaya asli penulisnya, bukan gaya
pembuat singkasan. Dengan membaca teks asli secara berulang-ulang, menandai kalimat topik
setiap paragraf, dan menghilangkan segala macam hiasan, penulis akan dapat membuat sebuah
ringkasan yang baik.

Dalam bahasa Indonesia juga dikenal dengan abstrak yang terkadang sulit membedakan
dengan ringkasan. Abstrak adalah karangan ringkas berupa rangkuman. Istilah ini lazim
digunakan dalam penulisan ilmiah. Oleh karena itu, abastark terikat dengan aturan penulisan
ilmiah. Dalam sebuah abstrak setidaknya ada hal-hal berkut: (1) latar belakang atau alasan atas
topik yang dipilih; (2) tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis; (3) metode atau bahan yang
digunakan dalam penelitian; (4) keluaran atau kesimpulan atas penelitian. Panjang-pendek
sebuah abstrak amat ditentukan oleh tujuannya. Apabila abstrak tersebut ditulis untuk keperluan
Jurnal, maka panjangnya antara 75 sampai dengan 100 kata, sedangkan untuk skripsi 200 sampai
dengan 250 kata.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dikemukakan
tentang “Ringkasan dan Abstrak dalam Bahasa Indonesia” berikut komponen-komponen yang
ada di dalamnya yang berhubungan dengan fungsi dan tujuannya.

1|Abstrak dan Ringkasan


1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimakah kajian tentang ringkasan dalam Bahasa Indonesia?

2. Bagaimakah kajian tentang abstrak dalam Bahasa Indonesia?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Untuk memahami pengertian abstrak dan ringkasan
2. Mengetahui tujuan penggunaan abstrak dan ringkasan
3. Mengetahui cara penulisan abstrak dan ringkasan

1.4 MANFAAT MAKALAH


Dapat memahami cara penulisan abstrak dalam karya tulis ilmiah dan penulisan ringkasan
dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2|Abstrak dan Ringkasan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RINGKASAN
2.1.1 Pengertian Ringkasan

Ringkasan adalah bentuk singkat dari naskah asli suatu bacaan. Proporsi dari susunan
karangan harus dijaga meskipun bentuknya singkat. Pembuatan ringkasan bertujuan untuk
mengerti dan mengingat kembali isi suatu bacaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita
perlu terlebih dulu menandai ide-ide pokok dan tema dari bacaan yang akan diringkas.
Selain itu, tujuan lain dari membuat ringkasan adalah agar kita terbantu ketika membaca
suatu sumber materi dan menghemat waktu dalam belajar. Namun, membuat ringkasan
tidaklah tanpa aturan. Menyajikan kembali sebuah tulisan yang panjang ke dalam bentuk
yang pendek disebut meringkas.

Tindakan meringkas dapat dilakukan terhadap berbagai jenis teks, di antaranya


ringkasan atas novel, ringkasan atas buku laporan tahunan, dan ringkasan atas sebuah bab
sebuah buku. Untuk sampai pada ringkasan yang baik, cara yang dapat dilakukan oleh
penulis adalah menghilangkan segala macam ‘hiasan’ dalam teks yang akan diringkas. Yang
dimaksud dengan ‘hiasan’ di sini dapat berupa (1) ilustrasi atau contoh, (2) keindahan gaya
bahasa, dan (3) penjelasan yang terperinci.

2.1.2 Ciri-Ciri Ringkasan

Adapun ciri-ciri dari ringkasan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Mengungkapkan kembali sebuah karangan atau naskah bacaan dalam bentuk yang
padat. Dalam meringkas kita mengambil intisari atau ide-ide pokok suatu bacaan
sehingga menjadi bentuk yang lebih padat
b. Memproduksi kembali apa yang diungkapkan pengarang dalam tulisannya. Kita
mengambil intisari yang kemudian ditulis ulang dengan bahasa kita sendiri apa
yang diungkapkan oleh sang penulis.
c. Menjaga urutan ide-ide pokok sehingga terbangun ringkasan dari naskah asli.
Dalam meringkas kita harus tetap merunut ide-ide pokok sehingga ringkasan yang

3|Abstrak dan Ringkasan


kita buat tetap merunut ide-ide pokok sehingga ringkasan yang kita buat tetap
mewakili naskah bacaan aslinya.
d. Susunan ringkasan, sudut pandang, dan isi mengikuti naskah asli. Meskipun kita
menuliskan kembali, namun tidak boleh keluar dari susunan naskah aslinya.
e. Menuliskan kalimat-kalimat pendek yang mewakili tulisan pengarang. Pada
prinsipnya, meringkas berarti membuat tulisan menjadi tulisan lebih pendek. Oleh
karena itu, kalimat-kalimat dalam ringkasanpun pendek dan padat namun tidak
menghilangkan unsur-unsur estetika dari naskah aslinya.

2.1.3 Cara Penulisan Ringkasan

Membuat ringkasan dari buku bacaan yang baru dibaca adalah bagian kemampuan
membaca itu sendiri. Seorang pembaca yang baik dan berhasil, adalah pembaca yang mampu
menceritakan kembali secara ringkas isi buku yang baru dibacanya, terutama bila hal
berkaitan dengan kepentingan membaca cermat. Bukankah hasil akhir dari membaca, adalah
pembaca dapat memahami isi buku secara cermat? Petunjuk yang nyata adalah bila pembaca
mampu mengungkapkan kembali isi bacaan itu. Ada juga orang yang memang rajin membuat
ringkasan buku yang dibacanya. Artinya, setiap kali ia selesai membaca minimal dalam satu
kalimat. Catatan itu pada umumnya berupa ringkasan. Persoalannya sekarang bagaimana
membuat ringkasan itu secara tepat. (Nurhadi, 2010 : 136)

Dalam meringkas, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasan yang


rinci dihilangkan sehingga jadilah sari tulisan tanpa hiasan (Utorodewo dkk. 2004).
Meskipun demikian, peringkas harus tetap mempertahankan urutan pikiran penulis asli
beserta pendekatannya. Karena berbicara dalam suara penulis asli, peringkas tidak boleh
memulai ringkasannya dengan, “Dalam tulisannya penulis berkata…,” atau “Dalam buku ini
penulis mengatakan… dan sebagainya”. Peringkas langsung menyusun ringkasan bacaan
dalam rangkaian kalimat, alinea, bagian alinea, dan seterusnya. Bacaan yang diringkas dapat
berupa buku, bab di dalam buku/artikel, atau skripsi. (Wijayanti dkk, 2013 : 172)

Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan, biasanya tahu cara
membuat ringkasan yang baik. Tetapi disamping itu perlu untuk memberikan beberapa

4|Abstrak dan Ringkasan


patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau
baru untuk memulainya. Setelah terbiasa, mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan
diperlukan lagi. (Alfaini, 2011 : 3)

Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan benar
antara lain:

a. Membaca Naskah Asli

Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan harus
membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga
diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga
perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang. (Alfaini, 2011 : 3)

Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat
menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan
judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok
yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan
baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan
umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam
karangan. (Alfaini, 2011 : 3)

b. Mencatat Gagasan Utama

Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang
pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal
yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi
bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam
bagian atau alinea itu. (Alfaini, 2011 : 3)

Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar
memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu
penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Yang

5|Abstrak dan Ringkasan


terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis
mulai menulis kembali untuk meyusun sebuah dengan menggunakan pokok-pokok yang
telah dicatat. (Alfaini, 2011 : 3)

Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai
pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea
yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan
alinea yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi. Karena sifatnya
hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam
alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang dapat dihilangkan. Itu
semua terjadi karena ada sebuah alinea kedudukannya lebih penting dari pada alinea yang
mendahuluinya. Dalam hal ini gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat
dalam alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau
dirangkai menjadi satu kalimat. (Alfaini, 2011 : 3)

c. Mengadakan Reproduksi

Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-
catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk
memulai membuat ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan
dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus
diurut. Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah dicatat
masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isi naskah yang
asli. (Alfaini, 2011 : 4)

d. Ketentuan Tambahan

Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakan segala


sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
ringkasan dapat ditulis dengan baik, diantaranya:

6|Abstrak dan Ringkasan


1) Sebaiknya dalam menyusun ringkasan mempergunakan dalam kalimat tunggal
daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan
atau lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah
tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal. (Alfaini, 2011 : 4)

2) Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika
rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral
saja. (Alfaini, 2011 : 4)

3) Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan
dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi,
dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu
yang akan dipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat atau
digeneralisasi. (Alfaini, 2011 : 4)

4) Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski
terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan
gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat
yang terdapat dalam naskah. (Alfaini, 2011 : 5)

5) Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat
dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan
yang dibuat oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran
penulis yang dimasukkan kedalam ringkasan. (Alfaini, 2011 : 5)

6) Agar dapat membedakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebuah tulisan biasa
(bahasa tidak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah (bahasa langsung) yang
menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, maka ringkasan
pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandang orang ketiga. (Alfaini,
2011 : 5)

7) Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya, maka dari itu anda harus
membuat seperti apa yang diminta bila diminta membuat ringkasan menjadi seperatus

7|Abstrak dan Ringkasan


dari karangan asli anda harus membuat seperti itu.Agar memastikan apakah ringkasan
dan yang dibuat sudah sepertiyang diminta silahkan hitung jumlah seluruh kata dalam
karangan kemudian bagilah dengan serarus. Hasil dari pembagian itulah yang
merupakan panjang karangan yang harus ditulis. Perhitungan jumlah kata ini bukan
berarti seseorang menghitung secara riil jumlah katayang ada. Tapi hanya suatu
perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan. (Alfaini, 2011 : 5)

2.1.4 Contoh Ringkasan

 Contoh membuat Ringkasan:

Pentingnya Belajar tentang Keuangan Sejak Kecil


Pada hari itu, para siswa salah satu sekolah dasar di Jakarta mendapat kesempatan untuk belajar
tentang keuangan. Mereka belajar keuangan melalui sebuah program khusus tentang keuangan.
Dalam program tersebut, para siswa belajar dasar-dasar pengetahuan tentang keuangan, terutama
mengenal uang dan perbankan.

Program ini memberikan kegiatan yang menarik, karena para siswa tidak belajar seperti
biasanya. Mereka belajar melalui sebuah permainan. Para siswa melakukan dua macam
permainan, yaitu permainan komputer berjudul “Ayo Menabung” dan permainan monopoli.
Selain bermain, permainan dengan menggunakan komputer ini juga memberikan pengetahuan
tentang perbedaan uang asli dan uang palsu. Selain itu dikenalkan juga tata cara menabung di
bank, mengenal petugas di bank, dan cara menggunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Penyelenggara acara ini berharap, program ini dapat membantu para guru untuk memberikan
penjelasan dan pengetahuan kepada siswa tentang dunia keuangan dan perbankan. Bahkan di
dalam permainan komputer dan monopoli, diharapkan siswa dapat mengembangkan nilai-nilai
kerja sama, peduli terhadap sesama dan saling menolong tanpa membeda-bedakan latar
belakangnya. Selain itu, program ini pun diharapkan dapat membantu siswa untuk mengenal
nilai uang dan mampu menggunakannya secara bijak dan hidup hemat.
(Sumber: New Berani Edisi Desember 2013)

Kalimat Utama :

 Paragraf 1 : Para siswa salah satu sekolah dasar di Jakarta mendapat kesempatan untuk
belajar tentang keuangan.
 Paragraf 2 : Mereka belajar melalui permainan.
 Paragraf 3 : Program ini bertujuan membantu para guru untuk memberikan penjelasan
dan pengetahuan kepada siswa tentang dunia keuangan dan perbankan.

8|Abstrak dan Ringkasan


Jadi, ringkasannya seperti berikut:

Para siswa salah satu sekolah dasar di Jakarta mendapat kesempatan untuk belajar tentang
keuangan. Mereka belajar melalui permainan komputer berjudul "Ayo Menabung" dan
Monopoli. Selain itu juga diberikan pengetahuan tentang perbedaan uang asli dan uang
palsu, tata cara menabung di bank, dan cara menggunakan ATM. Program ini bertujuan
membantu para guru untuk memberikan penjelasan dan pengetahuan kepada siswa
tentang dunia keuangan dan perbankan.
Dengan menentukan kalimat utama pada masing-masing paragraf, akan dapat menemukan
ide pokok setiap paragraf pada sebuah bacaan. Membuat ringkasan dengan menggunakan
kalimat utama akan membantumu memahami isi bacaan tanpa kehilangan inti dari bacaan
tersebut.

2.1.5 Tujuan Penulisan Ringkasan

Karangan memiliki sebuah tema atau topik utama. Tema atau topik utama itu,
kemudian dikembangkan menjadi rangkaian bagian-bagian karangan yang terdiri atas
paragraf-paragraf. Kemudian, setiap paragraf memiliki sebuah tema atau pokok pikiran
utama yang mendukung tema atau topik utama karangan. Untuk memahami sebuah makna
karangan atau buku, pembaca harus dapat memahami tema atau pokok pikiran utama yang
terkandung dalam setiap paragraf yang membentuk keseluruhan karangan atau buku itu.
Tema atau pokok pikiran utama tersebut dapat ditemukan pada bagian awal, akhir, atau awal,
dan akhir paragraf atau mungkin tersirat. (Mulyati, 2007 : 9.16)

Guna memahami dan mengingat isi suatu bahan atau bacaan atau buku Anda dapat
menuliskan ringkasan bahan bacaan atau buku yang sudah Anda baca. Untuk tujuan itu,
Anda dapat terlebih dahulu mencatat tema atau pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
setiap paragraf atau setiap bagian bacaan atau buku. Kemudian, dengan memanfaatkan bahan
catatan itu, Anda dapat menuliskan ringkasan isi bacaan atau buku dengan menggunakan
kata-kata Anda sendiri. (Mulyati, 2007 : 9.16)

Ringkasan dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang


yang akan membuat ringkasan harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan
tambahan. Karena tujuan ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku,
sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca

9|Abstrak dan Ringkasan


karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan yaitu untuk membantu
seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu.
(Alfaini, 2011 : 2)

Seorang penulis ringkasan tidak akan membuat ringkasan yang baik bila ia kurang
teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan
tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya
untuk mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang
lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut. (Alfaini, 2011 : 2)

2.2 ABSTRAK
2.2.1 Pengertian Abstrak

Pengertian umum abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga
pada tulisan, ia menjadi bagian tersendiri. Sedangkan pengertian khusus abstrak adalah
sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau peristiwa khusus. Abstrak adalah
karangan ringkas berupa rangkuman. Istilah ini lazim digunakan dalam penulisan ilmiah.
Oleh karena itu, abastark terikat dengan aturan penulisan ilmiah. Dalam sebuah abstrak
setidaknya ada hal-hal berkut:

(1) latar belakang atau alasan atas topik yang dipilih,


(2) tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis,
(3) metode atau bahan yang digunakan dalam penelitian,
(4) keluaran atau kesimpulan atas penelitian.

Panjang-pendek sebuah abstrak amat ditentukan oleh tujuannya. Apabila abstrak


tersebut ditulis untuk keperluan Jurnal, maka panjangnya antara 75 sampai dengan 100 kata,
sedangkan untuk skripsi 200 sampai dengan 250 kata. Perhatikan contoh abstrak di bawah
ini untuk keperluan jurnal.
2.2.2 Sifat Abstrak
Disamping karateristik representasi informasi secara umum yang telah disebutkan
terdahulu, abstrak yang baik adalah abstrak yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

10 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n
1. Ringkas: dinyatakan dengan kata atau kalimat yang ringkas dan terhindar dari ekspresi
yang berlebihan (redundancy).
2. Jelas: menggunakan kata atau kalimat yang jelas dan terhindar dari arti ganda (ambiguity)
3. Tepat: menggunakan ekspresi yang tepat dan spesifik dalam menggambarkan isi
dokumen.
4. Berdiri sendiri: deskripsi dari dokumen digambarkan secara lengkap dan dapat
dimengerti sepenuhnya tanpa harus merujuk pada dokumen lain.
5. Objektif: terhindar dari interpretasi dan penilaian pribadi

 Yang perlu ditulis dalam Abstrak :


- Nama penulis
- Judul
- Tahun dan jumlah halaman
- Isi abstrak memuat pokok permasalahan, tujuan dan metode penelitian dan hasil
penelitian
-Kesimpulan dan nama pengabstrak

2.2.3 Fungsi Abstrak

Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat perihal hasil
penelitian yang telah dibuat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut memudahkan abstrak
dimasukkan dalam jaringan internet. Hal ini dimaksudkan memudahkan anda mengetahui
hasil penelitian tanpa harus membaca keseluruhan penelitian yang berlembar lembar.
Sehingga abstrak membantu anda dalam mencari referensi dalam penelitian yang anda cari.

Adanya abstrak akan menghindari tindakan plagiasi oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Sebuah penelitian akan terlindungi jika hanya abstraknya saja yang
ditampilkan dan diperluas di internet.

2.2.4 Jenis Abstrak

Abstrak diklasifikasikan dalam dua jenis berikut ini.

11 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n
a. Abstrak indikatif adalah abstrak yang menyajikan uraian secara singkat mengenai
masalah yang terkandung dalam laporan atau karya ilmiah lengkapnya. Abstrak indikatif
bertujuan agar pembaca mengetahui isi informasi tanpa memadatkan isi informasi aslinya
dan hanya memberikan indikasi sasaran cakupan tulisan. Maka, pembaca dapat
mempertimbangkan apakan tulisan asli perlu dibaca atau tidak.

b. Abstrak informatif adalah miniatur laporan atau karya ilmiah asli dengan menyajikan
data dan informasi secara lengkap sehingga pembaca tidak perlu lagi membaca tulisan
aslinya, kecuali untuk mendalaminya. Dalam abstrak informatif, disajikan keseluruhan
tulisan asli dalam bentuk mini. Seperti, judul, penulis, institusi, tujuan, metode dan
analisis laporan, hasil penelitian, dan simpulan.

2.2.5 Karakteristik Abstrak

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut.

a. Bentuk tulisan bersifat: (a) informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung jenis
laporan atau karya ilmiah, dan (b) deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung
pada jenis laporan atau karya ilmiah.

b. Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar 7 s.d. 10
paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi.

c. Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja, dan
proses yang sudah dikenal atau lazim.

d. Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan dan
data yang sudah diolah.

e. Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber informasi


asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama
dengan tulisan aslinya.

12 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n
f. Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new roman atau
arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.

2.2.6 Cara Penulisan Abstrak

Abstrak merupakan uraian ringkas, cermat dan menyeluruh dari isi suatu karangan
ilmiah. Untuk itu Abstrak yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

a. Merupakan uraian ringkas, cermat dan menyeluruh sehingga mencerminkan


keseluruhan isi judul. Abstrak dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh
sehingga dapat dimuat dalam satu majalah yang khusus memuat abstrak, seperti Dental
Abstract

b. Tanpa komentar dari pembuatnya di luar apa yang dikemukakan dalam karangan
ilmiah. Maksud dari tanpa komentar disini adalah bawah tanpa ada unsur subjektif dari
penulis karena semua didasarkan atas hasil penelitian.

c. Dapat dikerjakan orang lain, tetapi sebaiknya dibuat sendiri oleh penulisnya karena ia
lebih memahami apa yang disajikannya dalam karangan ilmiah tersebut.

d. Terdapat pada permulaan karangan ilmiah sehingga pembaca segera dapat mengetahui
informasi yang disajikan sesuai dengan keperluan atau minatnya.

e. Isi suatu abstrak sebaiknya jangan melebihi 250 kata atau sekitar 25 baris jika setiap
baris terdiri atas 10 kata.

f. Dalam abstrak tak ada pergantian paragraf (tanpa alinea). Artinya adalah dalam
abstarks tidak ada paragrapf

g. Huruf yang digunakan dalam abstrak sebaiknya berbeda besarnya dengan huruf isi
karangan ilmiah.

h. Sedapat mungkin dihindari pemakaian, kalimat aktif, sebaiknya kalimat pasif.

i. Kepustakaan, singkatan, ilustrasi, grafik dan tabel tak boleh dicantumkan.

13 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n
j. Di bawah abstrak sebaiknya dicantumkan kata-kata kunci (key words) sebanyak 3
hingga 10 kata yang kira-kira dapat dipakai untuk mengindeks karangan ilmiah kita
dalam suatu deretan karangan ilmiah sejenis. Kata kunci (key word) adalah kata-kata
yang penting dan paling menonjol dalam karangan ilmiah itu. Contoh: Kalau suatu
karangan ilmiah membahas mengenai hubungan antara terapi phenytoin, siklosporin dan
nifedipin dengan hiperplasia gingiva, maka kata-kata kuncinya adalah phenytoin,
siklosporin, nifedipin dan hiperplasia gingiva.

2.2.7 Contoh Abstrak

ABSTRAK

Gunawan: PENGARUH GAYA KERJA MANAJERIAL, KOMUNIKASI


INTERPERSONAL DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA GURU SMA
NEGERI SURAKARTA: Program Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana
Universitas Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 2006.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kerja manajerial,


komunikasi interpersonal dan motivasi secara sendiri-sendiri dan bersama-sama
terhadap prestasi kerja guru SMA Negeri Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan membagikan kuesioner


kepada guru-guru SMA Negeri Surakarta. Responden penelitian dipilih secara
proporsional random sampling terhadap guru-guru SMA Negeri Surakarta yang banyak
anggota populasinya 654 orang. Sampel diambil secara random sebanyak 65 responden.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah program SPSS Versi 12.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis diterima , yang berarti bahwa


terdapat pengaruh yang positif antara gaya kerja manajerial terhadap prestasi kerja
guru dengan koefisien sebesar 0,275 dan signifikansi sebesar 0.011; pengaruh
komunikasi interpersonal terhadap prestasi kerja guru dengan koefisien sebesar 0,409
dan signifikansi sebesar 0,000 dan pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja guru
dengan koefisien sebesar 0,266 dan signifikansi sebesar 0,062. Gaya kerja manajerial,
komunikasi interpersonal dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
prestasi kerja guru. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa komunikasi interpersonal
paling dominan yang mempengaruhi prestasi kerja guru. Dengan demikian komunikasi
interpersonal perlu mendapat perhatian secara khusus.

14 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n
Kata kunci: Gaya Kerja Manajerial, Komunikasi Interpersonal, Motivasi dan Prestasi
Kerja

BAB III

15 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
a. Pengertian abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada
tulisan dan membantu seseorang memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau
karangan.. Sedangkan ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang
panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif.

b. Tujuan dari penggunaan abstrak dan ringkasan yaitu memberikan gambaran kepada
pembaca mengenai isi laporan yang akan dibacanya. Dan kita mempelajari cara
seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan
yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap
pokok pikiran dan tujuan penulis.

c. Penulisan ringkasan yaitu :


 Membaca naskah asli untuk menangkap kesan umum dan sudut pandang
pengarang.
 Mencatat gagasan utama.
 Membuat reproduksi, yakni dengan menyusun kembali suatu karangan
singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan utama.
 Ketentuan tambahan:
-Sebaiknya digunakan kalimat tunggal.
-Bila mungkin, ringkas kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, rangkaian
gagasan diganti dengan gagasan sentral saja.
-Jumlah alenia tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama
yang akan dimasukkan dalam ringkasan.
-Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang.
-Pertahankan susunan gagasan asli dan ringkas gagasan-gagasan tersebut
dalam urutan seperti urutan naskah asli.
-Bila teks asli mengandung dialog, maka harus diubah kedalam bahasa tak
langsung.
-Penulis harus memperhatikan panjang ringkasan yang dibuat.

16 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n
3.2 SARAN

Pemahaman akan pengertian abstrak sepertinya masih dianggap sebagai suatu yang sulit
bahkan tak teraplikasi. Sehingga penggunaan abstrak dalam suatu laporan masih sangat
jarang. Dan dalam penulisan ringkasan, pembaca masih harus terus berlatih saat menentukan
suatu gagasan, ide-ide maupun kalimat topik untuk menyusun suatu ringkasan.

DAFTAR PUSTAKA

17 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori
dan Aplikasi. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Wijayanti, Sri Hapsari., Candrayani, Amalia., Hendrawati, Ika Endang Sri., Agustinus, Jati
Wahyono. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta:
Rajawali Pers.

https://nurainunmedina.wordpress.com/ringkasan/ (di akses tanggal 20 November


2016, pukul 15.46)

www.bimbelbahasaindonesia.com (di akses tanggal 20 November 2016, pukul 15.50)

18 | A b s t r a k d a n R i n g k a s a n

Anda mungkin juga menyukai