Anda di halaman 1dari 4

SOAL TUGAS TUTORIAL MANDIRI I

KELOMPOK BELAJAR ILIR TIMUR II


UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA

Mata Kuliah : Keterampilan Menulis


Hari/Tanggal : Seni, 26 April 2021
Nama Mahasiswa : Muhammad A’an
NIM : 834870507

1. Graves (1978), salah seorang tokoh yang banyak melakukan penelitian tentang
pembelajaran menulis, menyampaikan manfaat menulis sebagai berikut
1. Menulis mengembangkan kecerdasan
Menurut para ahli psikolinguistik, menulis merupakan suatu aktifitas kompleks.
Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmoniskan berbagai
aspek, seperti pengetahuan tentang topik yang dituliskan, kebiasaan menata isi tulisan
secara tuntut dan mudah dicerna, wawasan dan keterampilan meracik unsur-unsur
Bahasa sehingga tulisan menjadi dan enak dibaca, serta kesanggupan menyajikan
tulisan yang sesuai dengan konvensi atau kaidah penulisan.
2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kratifitas
Dalam kegiatan membaca, seorang pembaca dapat menemukan segala hal yang
diperlukan, yang tersedia dalam bacaan. Sebaliknya, dalam menulis seseorang mesti
menyiapkan dan menyuplai sendiri segala sesuatunya, isi tulisan, pertanyaan dan
jawaban, ilustrasi, pembahasan, serta penyajian tulisan. Supaya tulisan menarik dan
enak dibaca maka apa yang dituliskan harus ditata sedemikian rupa sehingga logis,
sistematis, dan tidak membosankan.
3. Menulis menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian
Menulis membutuhkan keberanian. Betulkah? Menulis ibarat mengemudikan
kendaraan. Orang yang telah mengetahui seluk beluk pengemudi mobil, bahkan sudah
memiliki SIM, tidak serta merta ia dapat mengemudikan mobil. Ia perlu keberanian
dan menepis berbagai kekhawatiran, seperti khawatir salah menginjak gas,
menyerempet atau menabrak orang atau kendaraan lain mati mesin mendadak ditengah
jalan.
Hal yang sama terjadi dalam menulis. Begitu banyak kekhawatiran dan bayangan
buruk menghadapi kepala orang dalam menulis misalnya, malu jika hasilnya jelek,
khawatir salah menyampaikan sehingga dapat menyinggung orang lain, takut
tulisannnya ditertawakan orang, dan berbagai macam kecemasan lainnya.
4. Menulis mendorong kebiasaan serta memupuk kemampuan dalam menemukan,
mengumpulkan, dan mengorganisasikan informasi
Hasil pengamatan dan pengalaman selama ini menunjukkan bahwa penyebab orang
gagal dalam menulis ialah karna ia sendiri tidak tahu apa yang akan ditulisnya ia tidak
memiliki informasi yang cukup tentang topik yang akan ditulis, serta malas mencari
informasi yang diperlukannya. Pada awalnya, seseorang menulis karna ia memiliki ide,
gagasan, pendapat, atau sesuatu menurut pertimbangannya penting untuk disampaikan
dan diketahui oleh orang lain. Tetapi, kerap informasi yang dimiliki tentang isi tulisan
tidak dimiliki dengan cukup.
Kondisi tersebut akan mendorong seseorang untuk mencari, mengumpulkan,
menyerap, dan mempelajari informasi yang diperlukan dari berbagai sumber.

2. tiga langkah atau tiga tahap dalam proses menulis, yaitu (a) tahap pra menulis, (b) tahap menulis,
dan (c) tahap pasca menulis.
a. Tahap Pramenulis

Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis. Pada ta-hap ini terdapat
langkah-langkah kegiatan yaitu menentukan topik, mempertim-bangkan maksud atau tujuan
penulisan, membatasi topik, dan menyusun kerangka karangan.

b. Tahap menulis

Pada tahap ini membahas semua butir topik yang ada di dalam kerangka karangan yang telah
disusun. Pengembangan topik tersebut dikembangkan dalam suatu gagasan. Dalam
mengembangkan gagasan menjadi karangan yang utuh diperlukan kata-kata yang tepat untuk
mendukung gagasan. Kata-kata yang telah dipilih harus dirangkai menjadi kalimat-kalimat yang
efektif, selanjutnya kalimat tersebut disusun menjadi sebuah karangan yang utuh.

c. Tahap pasca menulis


Tahap pasca menulis merupakan tahap perbaikan atau revisi dari tulisan yang telah dihasilkan.
Perbaikan dilakukan dalam hal ejaan, pemilihan kalimat, penulisan alinea, dan penulisan lainnya.
Penulis tingkat sekolah dasar melakukan revisi tulisan perlu dilakukan untuk meneliti secara
menyeluruh mengenai penulis-an, ejaan, tanda baca, pilihan kata, keruntutan kalimat, dan
keruntutan paragraf.

3. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata


1. Membedakan dengan cermat denokatif dan konotatif
Kita tahu bahwa suatu kata tidak selalu hanya mengacu pada pengertian dasarnya, tatapi juga
dapat merujuk pada tautan atau asosiasi kata dengan sesuatu yang lain
2. Mencermati kata-kata yang bersinonim
Setiap kata mempunyai nuansa makna yang khas. Bagaimanapun tingginya tingkat
kesinoniman antar kata, tidak ada sinonim yang mutlak. Tidak ada kata bersinonim yang dapat
menggantikan satu sama lain pada setiap konteks.
3. Memperhatikan pergeseran atau perubahan makna kata yang terjadi
Saudara, makna suatu kata itu dapat berubah. Perubahan itu dapat disebabkan oleh banyak
hal. Diantaranya oleh kekreatipan pemakainya. Kata yang ada dibatasi maknanya serta
diberikan makna baru dengan cakupan yang makin meluas atau menyempit, atau nilai rasa
yang positif atau negatif
4. Mencermati pemakaian kata-kata teknis dan populer
Pengertian kata-kata teknis dan populer dibedakan berdasarkan frakuensi dan lingkup
pemakaiannya dalam lapisan masyarakat pemakai bahasa.
5. Mencermati penggunaan kata abstrak dan konkret
Kata abstrak sering dipertentangkan dengan kata konkret. Kata abstrak adalah kata yang
maknanya mengacu kepada sesuatu yang tidak dapat diserap oleh panca indra.
6. Memperhatikan kata-kata umum dan khusus
Kata umum biasanya dipetantangkan dengan kata khusus. Perbedaan diantara kedua nya
didasarkan atas ruang lingkup semantiknya
7. Menggunakan kata dengan hemat.
8. Mewaspadai penggunaan kata-kata yang belum umum dipakai
9. Mencermati penggunaan kata baku dan tidak baku
10. Menggunakan majas secara cermat

4. Kalimat efektif
a. Sekolahnya banyak terdapat jenis tanaman obat
b. Walaupun lelah sekali ana tetap ikut bakti sosial
c. Jika bekerja dengan keras kamu pasti berhasil
d. Ana menulis cerpen setelah membaca cerpen Hasan

Anda mungkin juga menyukai