Oleh: Ardiyanto dan Paryanto, Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,
email: ardiyanto.2016@student.uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kompetensi pembelajaran praktik pemesinan di SMK, (2)
Mengetahui kompetensi SMK teknik pemesinan yang dibutuhkan oleh industri, (3) Mengetahui besar relevansi
kompetensi SMK teknik pemesinan terhadap kompetensi yang dibutuhkan industri. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif, metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket kuesioner dan
dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu:
(1) Kompetensi pembelajaran praktik pemesinan di SMK terdapat pada KI/KD SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Pemesinan, dimana pada penelitian ini diambil kompetensi kelompok praktik pemesinan sebanyak 84
instrumen kompetensi yang dikelompokkan menjadi 19 kelompok kompetensi, (2) Kompetensi SMK Teknik
Pemesinan yang dibutuhkan oleh industri dapat diketahui dari tingkat persentase 19 kelompok kompetensi,
dimana diketahui seluruhnya dibutuhkan oleh industri, (3) Data yang ditunjukan oleh hasil persentase dari 19
kelompok kompetensi terdiri dari 84 instrumen kompetensi yang menjadi butir pertanyaan kepada
industri diperolah data dimana paling banyak menjawab sangat relevan sebanyak 64 (75%) kompetensi,
dan sebanyak 21 (25%) menjawab relevan. Secara umum kompetensi dalam pembelajaran praktik SMK
Teknik Pemesinan sangat relevan terhadap kebutuhan industri di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Abstract
This Research aims to: (1) Know the competence of learning Practices in vocational education in
SMK, (2) Knowing the competence of mechanical Engineering, (3) To know the competency of vocational
techniques for vocational training on the competencies that industry needs. The type of research is
quantitative descriptive, the collection methods used in this research include questionnaire and documentation.
The analytical techniques used are quantitative descriptive analyses. The results of this research are: (1)
Competence of learning practices in vocational SMK in the KI/KD SMK Competency Engineering expertise, in
which the research is taken competence of the machining practice group as many as 84 competency instruments
grouped into 19 competency groups, (2) the competence of vocational technical engineering that is needed by the
industry can be found from the percentage level of 19 competency groups, where it is known to be entirely required
by the industry, (3) data shown by the results of a percentage of 19 competency groups consisting of 84
competency instruments which are a question to the industry in which the most relevant answer is 64
(75%) competence, and as much as 21 (25%) Respond to relevant. In general, competence in learning
practice of vocational technical engineering is very relevant to the needs of industries in the special
region of Yogyakarta.
deskriptif kuantitatif dengan metode survey. yaitu angket tertutup dengan menggunakan skala
Penelitian ini lebih ditekankan pada Linkert. Pada angket tertutup, responden tinggal
pengumpulan data, kemudian mendeskripsikan memilih jawaban yang telah disediakan dalam
kondisi sesungguhnya yang terjadi di lapangan. angket. Keterbatasan penelitian akibat pandemi
5 Relevansi Kompetensi dalam... (Ardiyanto dan Paryanto)
Covid-19, tidak semua industri bersedia Tabel 2. Skor Pengukuran Instrumen (Marita
melakukan penelitian dengan metode Bahriani: 2014)
wawancara. Oleh karenanya, selain menyajikan Penilaian Keterangan Skor
angket responden juga dapat mengisi beberapa SD Sangat Dibutuhkan 4
D Dibutuhkan 3
pertanyaan pendukung yang telah disediakan CD Cukup Dibutuhkan 2
setelah angket koesioner. Selain penggunaan TD Tidak Dibutuhkan 1
Dari dasar skala Likert sesuai tabel diatas, dipahami. Dalam mengidentifikasi digunakan
dilakukan variasi instrumen yang berupa angket. patokan rata-rata ideal (Mi) dan standar devisiasi
Angket yang digunakan adalah angket tertutup ideal (SDi) sesuai dengan skala dari Anas
Hasil penelitian mengacu pada angket 15. Eksekusi program ke CNC bubut
yang diisi oleh 5 orang responden perwakilan
16. Pemahaman dasar CAM CNC frais
dari masing-masing industri tempat penelitian di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari angket Pengunaan perintah perangkat lunak
17.
tersebut diperoleh data kuantitatif yang CAM CNC frais
kemudian ditabulasikan dalam tabel dan
18. Penggunaan G code CAM CNC frais
dianalisis. Adapun hasil perhitungan tersebut
terbagi menjadi 19 kelompok kompetensi sesuai 19. Eksekusi program ke CNC frais
pada tabel 3.
Tabel 3. Kelompok Kompetensi Pada 19 kelompok kompetensi sesuai dari data
No Kompetensi yang didapatkan, diketahui rincian rata-rata
1. Pemahaman dasar mesin bubut persentase kompetensi yang disajikan pada tabel
berikut.
2. Penggunaan dasar mesin bubut
Tabel 4. Rata-rata Persentase Kompetensi yang
Penggunaan mesin bubut dalam Dibutuhkan Industri Pemesinan di DIY
3.
pembuatan benda kerja Rata-rata
No Kompetensi
Persentase
4. Pemahaman dasar mesin frais
Pemahaman dasar mesin
5. Penggunaan dasar mesin frais 1. 92,5%
bubut
Penggunaan mesin frais dalam
6. Penggunaan dasar mesin
pembuatan benda kerja 2. 80%
bubut
7. Penggunaan mesin gerinda datar
Penggunaan mesin bubut
8. Penggunaan Mesin gerinda silindris 3. dalam pembuatan benda 80%
Sangat Rel-
25% evan
Gambar 3. Pie Chart Relevansi Kompetensi Relevan
75% Cukup Rel-
dalam Pembelajaran Praktik Pemesinan Gerinda
evan
terhadap Kebutuhan Industri Tidak Relevan
4. Pemesinan NC/CNC dan CAM