Anda di halaman 1dari 7

“Sosialisasi Alat Pencacah Pakan Ternak di Dusun Mlakan, Prambanan, Sleman”

Oleh:

Ardian Wahyu Nur Ridwan

Fakultas Teknik

Ardianwnr97@gmail.com

Abstrak

Dusun Mlakan sangat erat kaitanya dengan ternak . Hampir di setiap rumah yang ada di
Dusun Mlakan memiliki kandang sendiri. Bahkan, terdapat kandang kelompok yang
memuat ternak warga dari RT 01 hingga RT 05. Ternak yang dipelihara oleh warga
sangatlah beragam. Mulai dari memelhara sapi, kambing, ayam, entok, dan bebek.
Kondisi ini menunjukan bahwa warga Dusun Mlakan tidak bisa dipisahkan dengan
bidang peternakan. Hampir setiap hari warga mencarikan pakan untuk ternak yang
mereka miliki. Pakan yang biasa diberikan adalah rumput, jerami kering, pelepah
pisang, dan sisa-sisa pohon papaya yang telah mati. Permasalahan yang dialami oleh
warga adalah mereka terkadang tidak memiliki waktu untuk memotong pakan yang
mereka dapat sebelum diberikan kepada ternak yang mereka miliki. Tingkat kehalusan
homogenitas pakan memiliki pengaruh kepada kualitas pakan Teknik pencampuran
pakan yang baik adalah teknik yang mampu menghasilkan pakan dengan tingkat
homogenitas yang tinggi (Joelal Achmadani, 2007 : 3). Kondisi ini yang menjadi dasar
diadakanya sosialisasi alat pencacah pakan ternak oleh mahasiswa KKN untuk warga
Dusun Mlakan. Tujuanya adalah untuk membantu warga dalam menghaluskan pakan
yang hendak mereka berikan kepada ternak yang mereka miliki.

Kata kunci: Dusun Mlakan, Ternak, Warga.


A. PENDAHULUAN
Kondisi fisik dari Dusun Mlakan berupa dataran tinggi dan pegunungan,
dengan tanah yang dipenuhi banyak batu-batuan. Tanah yang ada di Dusun
Mlakan bisa dikategorikan sebagai tanah yang kering, terutama pada musim
kemarau. Hal ini disebabkan karena tanah yang ada di daerah itu hanya memiliki
kedalaman rata-rata 50 cm saja. Setelah menembus kedalaman tersebut, maka
yang ditemui hanyalah batu. Di Dusun Mlakan sangat jarang ditemui pohon yang
memiliki daun hijau yang lebat. Bahkan untuk mencari persediaan pakan untuk
ternak mereka saja, warga harus menuruni pegunungan dan keluar dari Dusun
terlebih dahulu.
Warga Dusun Mlakan mayoritas memiliki profesi sebagai buruh bangunan
di luar dusun. Banyak juga warga desa yang bekerja di tempat wisata setempat,
seperti objek wisata Tebing Breksi, Candi Ijo, dan Watu Langit. Selain 2 profesi
diatas, ada juga warga yang bekerja sebagai buruh tani di lahan milik orang lain
dan menjadi tukang kayu di rumah mereka sendiri. Tetapi walaupun profesi
mereka beragam, hampir setiap rumah yang ada di Dusun Mlakan memiliki
ternak. Para warga selesai dari aktivitas bekerjanya pada kisaran jam 16.00 hingga
jam 17.00

B. METODE

Dalam program sosialisasi alat pencacah pakan ternak ini metode yang
digunakan adalah metode presentasi dan tanya jawab. Dalam metode ini,
mahasiswa KKN mempresentasikan informasi seputar alat pencacah pakan ternak
yang telah dirancang. Informasi yang dipaparkan antara lain adalah mengenai
design alat, jenis bahan dari alat yang telah dirancang, harga bahan dan biaya
produksi alat, serta cara perangkaian alat mulai dari memasang hingga siap untuk
digunakan. Setelah sesi pemaparan selesai, warga yang menghadiri acara
sosialisasi dipersilakan untuk bertanya mengenai informasi yang belum
dimengerti seputar alat yang telah dipaparkan. Dengan menggunakan metode
presentai dan tanya jawab, diharapkan warga dapat lebih memahami alat pencacah
pakan ternak yang telah disampaikan. Yusuf (2002 : 23) menyampaikan
pendapatnya bahwa metode tanya jawab merupakan salah satu cara menyajikan
informasi dalam bentuk pertanyaan yang bisa dilakukan dari dua arah.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam sosialisasi kali ini materi yang dipaparkan adalah seputar alat
pencacah pakan ternak. Alat ini berfungsi untuk membantu para warga dalam
menghaluskan pakan yang akan mereka berikan kepada ternak mereka. Bahan
pakan yang dapat dihaluskan oleh alat ini adalah pelepah pohon pisang, pohon
papaya yang telah mati, rumput kering, dan juga jerami. Apabila bahan pakan ini
dimasukan kedalam alat pencacah, maka hasil yang akan keluar adalah berupa
cacahan dari bahan dari yang telah dimasukan tadi. Hasil cacahan dari alat ini
tergolong halus dan memiliki bentuk fisik yang hamper homogen. Apabila bahan
yang dimaskan berupa biji bijian seperti jagung dan juga jagung, maka hasil
keluaranya akan lebih terlihat seperti serbuk, atau biasa dikenal dengan dedak.
Prinsip kerja mesin ini adalah menggunakan poros berputar yang
dilengkapi dengan mata pisau sebagai pencacahnya. Poros pencacah dari alat akan
digerakkan oleh motor listrik yang ditransmisikan oleh Pulley dan V belt. Ratio
kecepatan putar dari mesin sekitar 2:1. Apabila motor listrik memiliki putaran +-
1400 RPM, maka putaran yang dihasilkan oleh alat pencacah adalah +- 700 RPM.
Putaran ini sudah cukup untuk membuat bahan makanan ternak menjadi halus.
Alat ini menggunakan bahan yang beragam dalam penyusunanya. Bila
diuraikan satu persatu yaitu yang pertama adalah rangka alat. Rangka alat
menggunakan besi profil L yang berukuran 50 mm x 50 mm x 5 mm dengan bahan
Steel. Metode penyambungan rangka ini adalah menggunakan prispip pengelasan
Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Untuk bahan poros dan pisau pemotongnya
digunakan bahan stainless steel, proses penempelan antara poros dengan pisau
potongnya adalah menggunakan prinsip pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG).
Sementara bantalan untuk porosnya menggunakan Pillow Bearing Ø30 mm.
Motor penggerak dari alat ini adalah motor listrik bertenaga 1 PK.
Setelah dipaparkan informasi seputar alat pencacah pakan ternak seperti
di atas, maka diberikan sesi tanya jawab untuk warga Dusun Mlakan yang tertarik
dengan alat yang telah digambarkan. Warga mulai melontarkan pertanyaan
seputar alat yang telah dipaparkan seperti biaya untuk kebutuhan bahan alat
pencacah ternak. Biaya total untuk kebutuhan bahan adalah +- Rp3.800.000,- .
Dan untuk proses produsinya +-Rp540.000,- . Kemudian warga mulai meminta
design mesin yang baru, mereka meminta untuk digambarkan alat yang sama
hanya saja ada beberapa bagian yang di ubah. Bagian yang dirubah itu adalah
penggerak yang semula berupa motor listrik diubah menjadi bertenaga manusia,
dan perubahan kedua adalah rangka yang awalnya berbahan plat besi profil L 50
mm x 50 mm x 5 mm diubah menjadi kayu.

Gambar 1. Alat Pencacah Pakan Ternak Bertenaga Motor Listrik


Gambar 2. Alat Pencacah Pakan Ternak bertenaga manusia

Gambar 3. Sosialisasi Alat Pencacah Pakan Ternak

Gambar 4. Sosialisasi Alat Pencacah Pakan Ternak


Gambar 5. Sosialisasi Alat Pencacah Pakan Ternak

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Sosialisasi ini bertujuan untuk membuka wawasan warga tentang alat yang
fungsinya untuk mempermudah penyediaan pakan untuk ternak mereka.
Dengan adanya alat ini, maka kualitas pakan ternak akan meningkat. Dengan
alat ini juga maka proses pencacahan menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Saran
Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini, warga mampu membuat dan
mengembangkan alat untuk membantu mereka dalam mengatasi kebutuhan
pakan untuk ternak mereka. Akan lebih baik jika warga berniat untuk
merealisasikan alat ini walaupun hanya membuat 1 alat saja dan itu diletakan
di kandang kelompok. Karena dengan adanya alat pencacah, maka kualitas
pakan untuk ternak juga akan mengalami kenaikan.
E. DAFTAR PUSTAKA
a. Basrudin, dkk (2014). Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV
SDN FatufiaKecamatan Bahodopi. Jurnal Kreatif Tadulako Online, ISSN
2354-614X
b. Achmadi , J. (2007). Kualitas pakan ternak yang baik dan aman untuk
mendukung kesuksesan usaha peternakan
c. Suhandi, Dayang Yuliana; Ibrahim, Yusuf M; Gusti Budjang. (2012)
Efektivitas Penggunaan Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran Sosiologi di
SMA Negeri 2 Sungai Ambawang

Anda mungkin juga menyukai