Anda di halaman 1dari 6

Relevansi Penerapan Kurikulum...(M.

Ridho Yoga)37

RELEVANSI PENERAPAN KURIKULUM KOMPETENSI KEAHLIAN


AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 DENGAN KEBUTUHAN INDUSTRI
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
RELEVANCE OF THE APPLICATION OF COMPETENCE AUDIO VIDEO
DEPARTMENT’S CURRICULUM IN THE STATE VOCATIONAL SCHOOL 2 TO THE
NEEDS OF INDUSTRY IN BANDAR LAMPUNG

Oleh: M.Ridho Yoga,Pendidikan Teknik Elektronika UNY


Email: m.ridho.yoga@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat relevansi dalam penerapan kurikulum kompetensi
keahlian audio video dengan kebutuhan industri saat ini di Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif,dengan metode pengumpulan data dari hasil wawancara terstruktur dan angket yang
diberikan kepada responden dari pihak industri. penentuan responden dan lokasi penelitian berdasarkan data
dari sekolah mengenai lokasi siswa melakukan kegiatan praktek industri. Analisis data penelitian
menggunakan analisis deskriptif dan dituangkan dalam bentuk persentase. Hasil dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dari 18 kompetensi dasar yang mencakup 83 sub kompetensi dasar audio video terdapat
16 kompetensi dasar (88%) yang termasuk dalam kategori relevan dengan kebutuhan kompetensi di industri,
dan 2 kompetensi dasar lainnya kurang relevan. Dan dari 83 sub kompetensi dasar terdapat 64,5% sub
kompetensi yang relevan dengan kebutuhan kompetensi di industri. sedangkan 35,5% sub kompetensi sisanya
tidak dibutuhkan oleh industri di Kota Bandar Lampung.

Kata kunci : Relevansi,Kebutuhan Industri, Kompetensi

Abstract

This study aims to determine the level of relevance in the application of the competency video audio
department’s curriculum with the needs of today's industry in the city of Bandar Lampung. This type of
research is descriptive qualitative data collection method of structured interviews and questionnaires given to
respondents from the industry. determining the location of the respondent and the research based on data
regarding the location of the school students conducting industrial practice. Research data analysis using
descriptive analysis and is stated as a percentage. The results of this study concluded that of the 18 core
competencies which include sub 83 basic competencies audio video, there are 16 basic competencies (88%)
were included in the category of competence relevant to the needs of industry, and the two other basic
competencies less relevant. And of the 83 sub basic competencies contained 64.5% of the sub competencies
that are relevant to the needs of competence in the industry. while the remaining 35.5% of the sub competencies
are not required by the industry in the city of Bandar Lampung.

Keywords : relevance, industry needs, competency

PENDAHULUAN maupun kuantitasnya. Sekolah Menengah

Pendidikan memiliki peran yang sangat Kejuruan diharapkan bisa menjadi salah satu

penting dalam menghasilkan sumber daya yang solusi dari permasalahan yang menyangkut

unggul dalam proses pembangunan, salah satu kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan

indikatornya adalah tersedianya sumber daya di dunia kerja dan industri. SMK diharapkan

manusia yang relevan dengan kebutuhan menjadi lebaga pendidikan yang mampu

lapangan kerja diberbagai bidang baik kualitas mencetak dan menghasilkan tenaga kerja

37
Relevansi Penerapan Kurikulum...(M. Ridho Yoga)38

terampil tingkat menengah yang berorienasi industri;(2) Materi pembelajaran belum


pada dunia kerja. Siswa SMK diberikan sepenuhnya sesuai dengan materi yang
keterampilan berupa kompetensi dan mendukung di dunia industri ;(3) Pencapaian
kemampuan dalam bidang yang dikuasainya kompetensi peserta didik belum sesuai
sehingga siswa SMK diharapkan menjadi dengan kebutuhan kompetensi yang
pribadi yang tangguh, kreatif mandiri dan dipersyaratkan oleh dunia industri.
profesional dalam bidangnya masing-masing Sardi Salim (2005:1) mengemukakan
Pada masa kini, pengaruh dari bahwa “proses pembelajaran teknik kejuruan
penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada hakikatnya mengacu pada pemahaman
yang modern dalam dunia kerja pada satu sisi, aplikatif dari dasar teori yang dipelajari
dan persaingan lapangan pekerjaan yang kearah terapannya”, hal tersebut
semakin meningkat pada sisi lain, harus mengindikasikan bahwa dalam proses
mampu disiasati oleh setiap satuan pembelajaran teknik, peserta didik selalu
pendidikan teknologi dan kejuruan dengan diarahkan untuk menemukan inti materi
memiliki berbagai program yang berorientasi pelajarannya dengan pendekatan pembelajaran
pada pasar kerja. Artinya program pendidikan praktis. Sehingga proses pembentukan
harus memberikan keterampilan-keterampilan kompetensi dalam pendidikan kejuruan terlihat
khusus yang sesuai dengan lapangan kerja dari setiap bentuk proses pembelajarannya.
pada saat ini. Namun pada pelaksanaanya Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003
mengalami berbagai kendala, baik itu kendala tentang Sistem Pendidikan Nasional penjelasan
dari sekolah, dari industri tempat pasal 15, tujuan pendidikan menengah kejuruan
melaksanakan. Kendala yang masih dihadapi utamanya adalah mempersiapkan peserta didik
diantaranya teori pembelajaran yang masih terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian
kurang menunjang sehingga kompetensi yang tertentu. Sesuai dengan tujuan tersebut maka
digunakan untuk bekal terjun ke industri belum dapat diartikan bahwa SMK mempunyai ciri
optimal, kurikulum pembelajaran adaptif dan khusus yang berbeda dengan lembaga
produktif yang belum sesuai dengan pendidikan lainnya. SMK bersifat kejuruan
standarisasi perusahaan, serta siswa yang belum karena menyelenggarakan program pendidikan
sesuai dengan kompetensi keahlian mereka di yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan
sekolah. kerja. Mata pelajaran yang diberikan di SMK
Berbagai permasalahan yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok
teridentifikasi antara lain: (1) Ruang lingkup normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok
isi kurikulum belum mewadahi tuntutan normatif adalah mata pelajaran yang
kemampuan berdasarkan kebutuhan dialokasikan secara tetap yang meliputi
kompetensi yang dipersyaratkan oleh dunia pendidikan agama, pendidikan
38
Relevansi Penerapan Kurikulum...(M. Ridho Yoga)39

kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Subjek Penelitian


pendidikan seni budaya, dan pendidikan Penelitian ini dapat disebut sebagai
jasmani dan olah raga. Kelompok adaptif terdiri penelitian sampel total. Subyek dalam
atas mata pelajaran Bahasa Inggris, penelitian adalah Ketua Jurusan Audio Video
Matematika, IPA, IPS, ketrampilan komputer, SMK Negeri 2 Bandar Lampung, dan Pelaku
dan pengelolaan informasi, dan kewirausahaan. Industri yang diwakili oleh karyawan setingkat
Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata supervisor di tempat diselenggarakannya
pelajaran yang dikelompokkan dalam dasar praktek industri.
kompetensi kejuruan dan kompetensi kejuruan.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Program pembelajaran di SMK lebih
Data
menekankan pada pembekalan praktek jauh
Teknik pengumpulan data dan
lebih banyak dibandingkan pembelajaran teori.
instrumen pada penelitian ini menggunakan
Dengan pembelajaran semacam ini, maka anak
kombinasi wawancara terstruktur,pemberian
didik lebih terarah pada persiapan teknis
angket pada pihak perusahaan dan studi
menuju penguasaan teknologi terpakai dalam
dokumentasi sekolah digunakan sebagai
kehidupan. Penguasaan teknologi inilah yang
sumber data pendukung.Uji validitas
memungkinkan bagi anak didik untuk
berdasarkan keputusan expert judgment.
mengembangkan diri secara maksimal.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan Teknik Analisis Data
dengan maksud untuk mengetahui tingkat Teknik analisis data yang digunakan
relevansi penerapan kurikulum SMKN 2 dalam penelitian ini secara kualitatif dengan
Bandar Lampung dengan kebutuhan industri di hasil akhir data berupa presentase relevansi
Kota Bandar Lampung. kompetensi yang dibutuhkan industri dan
diperkaya dengan hasil wawancara mendalam
METODE PENELITIAN dengan responden

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian HASIL PENELITIAN DAN

deskriptif kualitatif. PEMBAHASAN

Waktu dan Tempat Penelitian Dari penelitian ini didapat hasil

Tempat penelitian dilakukan di Sekolah penelitian berupa hasil wawancara dan angket

Menengah Kejuruan Negeri 2 Bandar Lampung terhadap responden yang berjumlah 11 orang.

jurusan Audio Video. Dan lokasi praktek Yakni 1 orang adalah ketua jurusan audio video

industri siswa. Waktu penelitian dimulai dari di SMKN 2,dan 10 orang lainnya adalah

Oktober 2013 – Februari 2014. karyawan setingkat supervisor di lokasi industri

39
Relevansi Penerapan Kurikulum...(M. Ridho Yoga)40

dimana siswa melaksanakan program praktek Audio Video Mobil”


industri.
Dari hasil wawancara dengan 18
16 Kompetensi Yang
responden,Bapak Susilo menjelaskan bahwa 16
Relevan
ada beberapa lokasi yang sebenarnya tidak 14
Kompetensi Yang
sesuai dengan kompetensi keahlian audio 12 Relevan Namun
Dibutuhkan
video,selain itu kompetensi yang dipelajari di 10
Secara Spesifik
sekolah tertinggal dengan perkembangan 8

teknologi elektronik. Sementara dari hasil 6

wawancara dengan responden dari pihak 4


2
industri, beberapa responden menyatakan 2

bahwa siswa yang melaksanakan praktek 0


Kompetensi Produktif
industri di tempatnya kurang bisa beradaptasi
dengan lingkungan kerja. Selain itu dari aspek Gambar 1. Grafik jawaban responden
penguasaan skill kompetensi juga beberapa berdasarkan kompetensi yang
responden yang menyatakan kurang. Dan dibutuhkan
seluruh responden juga menyatakan materi
tentang K3 belum diajarkan kepada siswa di Dari 18 kompetensi tersebut mencakup

sekolah. Selain itu para responden menyarankan 83 sub kompetensi yang mengajarkan

agar sekolah juga mengajarkan tentang materi kompetensi yang lebih spesifik. Dari 83 sub

soft skill mengenai cara berkomunikasi dengan kompetensi tersebut ada 4 sub kompetensi yang

pelanggan. sama sekali tidak relevan oleh kebutuhan

Sementara berdasarkan dari hasil industri. Sedangkan ada 11 sub kompetensi

jawaban angket para responden , dari 18 yang hanya dibutuhkan oleh masing-masing 1

kompetensi mata pelajaran produktif yang orang responden, 4 sub kompetensi yang

diajarkan di sekolah,secara umum 16 (88,9%) berkaitan dengan instalasi CCTV,3 sub

kompetensi dibutuhkan dan relevan dengan kompetensi mengenai instalasi peralatan audio

kebutuhan kompetensi di industri,dan 2 (11,1%) video mobil, dan 4 sub kompetensi mengenai

kompetensi dasar lainnya dibutuhkan oleh 2 instalasi peralatan game. Dengan menghitung

orang responden dengan kebutuhan kompetensi rerata persentasi sub kompetensi yang

yang lebih spesifik yaitu kompetensi dibutuhkan maka secara umum dari total 83 sub

“Melakukan Instalasi AV CCTV” dan kompetensi yang diajarkan oleh sekolah,64,9 %

kompetensi “Melakukan Instalasi Peralatan relevan dan sesuai dengan kebutuhan industri di
Kota Bandar Lampung.

40
Relevansi Penerapan Kurikulum...(M. Ridho Yoga)41

70.00% 64.90% disesuaikan dengan jadwal praktek industri


60.00% siswa agar sekaligus dapat memantau
50.00%
35.10% penguasaan kompetensi di sekolah terhadap
40.00%
30.00% kebutuhan kompetensi di industri; (2)
20.00%
Kompetensi pembelajaran di sekolah perlu
10.00%
0.00% diadakan evaluasi mengenai materi-materi yang
Persentase relevansi kurikulum yang
tidak termasuk dalam kebutuhan kompetensi di
dibutuhkan industri

relevan tidak relevan


industri,dan juga mengenai materi
pembelajaran yang ternyata dibutuhkan oleh
Gambar 2. Persentase relevansi kurikulum industri namun belum termasuk ke dalam materi
yang dibutuhkan oleh industri pembelajaran di sekolah; (3) Komunikasi dan
kerjasama antara pihak sekolah dan industri
SIMPULAN DAN SARAN perlu ditingkatkan agar pihak sekolah bisa
Simpulan mengupayakan penyesuaian perkembangan
Berdasarkan uraian dan pembahasan di kompetensi kurikulum dengan perkembangan
atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum teknologi serta kebutuhan dan tuntutan
yang diajarkan di SMK Negeri 2 Bandar kompetensi di industri dengan cepat dan tepat.
Lampung cukup relevan dan sesuai dengan
kebutuhan di industri. Namun dengan catatan DAFTAR PUSTAKA
bahwa sekolah harus aktif dalam memantau dan Depdiknas . (2002). Kurikulum Berbasis
menyesuaikan kurikulum pembelajaran di Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum
sekolah dengan perkembangan teknologi. Balitbang Depdiknas
Selain itu kompetensi mengenai K3,dan juga
Herry Widyastono, APU. (2013).
skill berkomunikasi juga harus dimasukan
Pengembangan Kurikulum 2013.
kedalam kurikulum pembelajaran di sekolah.
http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/fi
Kompetensi pembelajaran mengenai
le/dokumen/BahanPresentasiHerryPusk
tape recorder perlu mendapatkan evaluasi
ur.pdf
karena faktor perkembangan
teknologi,kompetensi tersebut menjadi tidak Mulyasa. E. (2007). KTSP (Kurikulum
relevan dengan kebutuhan di industri. Tingkat Satuan Pendidikan) : Suatu
Panduan Praktis. Bandung : Remaja
Saran
Rosda Karya.
Berdasarkan hasil penelitian,terdapat
saran untuk pengembangan penelitian
selanjutnya. (1) Proses pengambilan data

41
Relevansi Penerapan Kurikulum...(M. Ridho Yoga)42

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia. 2005. Pedoman
Penyusunan Badan Nasional
Sertifikasi Profesi. Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Veldy Chudori. (2012). Relevansi Isi


Kurikulum Kompetensi Kehalian Teknik
Konstruksi Batu dan Beton Di SMKN 5
Bandung. Skripsi UPI Bandung.

42

Anda mungkin juga menyukai