Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan Media Pembelajaran (Syaiful Bahri) 1

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PINTU OTOMATIS


DENGAN SIDIK JARI PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN
RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK MUHAMMADIYAH
PRAMBANAN
DEVELOPMENT OF AUTOMATIC DOOR LEARNING MEDIA USING FINGERPRINT
IN ELECTRONIC CIRCUIT IMPLEMENTATION COURSES AT MUHAMMADIYAH
PRAMBANAN VOCATIONAL HIGH SCHOOL
Oleh: Syaiful Bahri, Dr. phil. Ir. Muhamad Ali, M.T., IPU.
Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
syaifulbahri.2022@student.uny.ac.id, muhal@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan sistem rancang bangun media pembelajaran pintu
otomatis dengan sidik jari pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika di SMK
Muhammadiyah Prambanan, (2) mengetahui unjuk kerja media pembelajaran, (3) mengetahui tingkat
kelayakan media pembelajaran menurut ahli materi dan ahli media, dan (4) mengetahui respon pengguna
terhadap media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian R&D dengan model
pengembangan ADDIE menurut Robert Maribe Branch. Hasil penelitian diperoleh: (1) produk media
pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian
Elektronika di SMK Muhammadiyah Prambanan, buku panduan, jobsheet, dan video pembelajaran,
(2) unjuk kerja produk memperoleh rerata 1 dengan persentase sebesar 100% dan mendapat kategori “Baik”
dalam pengoperasiannya, (3) uji kelayakan: (a) dari ahli materi mendapat rerata skor 3,80 dengan persentase
sebesar 95% dan mendapat kategori “Sangat Layak”, dan (b) dari ahli media mendapat rerata skor 3,33
dengan persentase sebesar 83% dan mendapat kategori “Sangat Layak”, serta (4) respon pengguna terhadap
media pembelajaran mendapat rerata skor 3,13 dengan persentase sebesar 78% dan mendapat kategori
“Layak”.

Kata kunci: media pembelajaran, sensor sidik jari, arduino uno

Abstract
The aims of this study are described: (1) ) produce an automatic door learning media using
fingerprint in Electronic Circuit Implementation course at Muhammadiyah Prambanan
Vocational High School, (2) knowing the performance of learning media, (3) knowing the
feasibility level of learning media according to material expert and media expert, and (4) knowing
the users response of learning media. This study used R&D method with ADDIE development
model from Robert Maribe Branch. The result of this study can be known: (1) the product of an
automatic door learning media using fingerprint named Training Kit Fingerprint Doorlock, guide
book, jobsheet, and learning videos, (2) product performance gets an average of 1 with a
percentage of 100% and got the “Good” category in its operation, (3) feasibility test: (a) from the
material expert got an average score of 3,80 with a percentage of 95% and got the “Very
Appropriate” category, and (b) from the media expert got an average score of 3,33 with a
percentage of 83% and got the “Very Appropriate” category, and (4) users response to the
learning media got an average score of 3,13 with a percentage of 78% and got the “Appropriate”
category.

Keywords: learning media, fingerprint sensor, arduino uno


2 Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Edisi ... Tahun ..ke.. 20...

PENDAHULUAN yang tepat, dan metode pembelajaran yang


Perkembangan teknologi serta Sumber sesuai.
Daya Manusia erat kaitannya dengan dunia Perkembangan dunia industri sekarang
pendidikan. Kualitas proses pembelajaran sudah mencapai era revolusi industri 4.0 yang
dalam pendidikan akan mempengaruhi penerapannya berpusat dalam otomatisasi alat
kualitas SDM serta teknologi yang dihasilkan. produksi dan dapat dikendalikan dengan
Kualitas pendidikan yang semakin baik dapat jaringan internet. Seiring dengan
meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat perkembangan revolusi industri tersebut
menghasilkan ataupun mengimbangi lingkungan lembaga pendidikan dalam hal ini
teknologi baru yang semakin berkembang. adalah SMK juga harus menyiapkan diri
Ketika kualitas pendidikan rendah maka memasuki era revolusi industri 4.0 agar dapat
kualitas SDM yang dihasilkan juga rendah. meningkatkan kualitas dan daya saing
Industri membutuhkan SDM yang lulusannya menghadapi dunia kerja. Salah
berkualitas guna meningkatkan penggunaan satu persiapan yang dilaksanakan SMK guna
peralatan modern di berbagai bidang kerja. menghadapi era revolusi industri 4.0 yaitu
Pemerintah melakukan upaya untuk melalui peningkatan sarana serta prasarana
menghasilkan tenaga ahli yang berkualitas berupa media pendukung pembelajaran.
salah satunya dengan Sekolah Menengah Namun masih terdapat banyak SMK yang
Kejuruan. Menurut Undang-Undang RI belum mempunyai fasilitas media pendukung
Nomor 20 Tahun 2003 menerangkan bahwa, pembelajaran yang memadai, salah satu
“Pendidikan kejuruan adalah pendidikan contohnya di SMK Muhammadiyah
jenjang menengah yang menyiapkan peserta Prambanan.
didik untuk bekerja pada bidang keahlian SMK Muhammadiyah Prambanan
tertentu”. Mengacu pada UU diatas bisa merupakan salah satu instansi pendidikan
diartikan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan yang menyelenggarakan proses pembelajaran
adalah lembaga pendidikan formal dengan di bidang rekayasa dan teknologi. Sekolah
tujuan menghasilkan calon tenaga ahli pada tersebut menawarkan beberapa program
aspek keahlian tertentu. keahlian, salah satunya adalah program
Lembaga pendidikan dalam hal ini keahlian Teknik Elektronika Industri.
sekolah menjadi salah satu sarana penting Program keahlian tersebut dibentuk guna
dalam mewujudkan peningkatan kualitas menunjang kebutuhan SDM dari dunia kerja
pendidikan pada proses pembelajaran. atau industri. Industri membutuhkan SDM
Lembaga pendidikan dengan orientasi guna yang memiliki keahlian khusus seperti
membentuk individu dengan kualitas SDM keahlian di bidang kendali dan otomasi yang
yang mempunyai kompetensi dalam bidang mampu meningkatkan produksi suatu
tertentu dan disiapkan untuk langsung bekerja perusahaan.
di industri salah satunya yaitu SMK. Kegiatan Materi utama yang diajarkan pada
pembelajaran yang sukses dan menghasilkan Teknik Elektronika Industri yaitu mata
peserta didik yang kompeten didukung oleh pelajaran produktif yang erat kaitannya pada
peran guru, penggunaan media pembelajaran kompetensi yang ingin dicapai. Salah satunya
Pengembangan Media Pembelajaran (Syaiful Bahri) 3

mata pelajaran Penerapan Rangkaian dalam mencapai kompetensi dasar


Elektronika (PRE) yang berhubungan dengan menerapkan sistem keamanan rumah dan
keahlian di bidang kendali dan otomasi kendaraan dengan menggunakan rangkaian
industri. Mata pelajaran tersebut diajarkan ke kontrol elektronik.
siswa kelas XI dan XII. Mapel Penerapan Arsyad (2014:4), mengartikan media
Rangkaian Elektronika membutuhkan media dalam dunia pendidikan sebagai elemen
pembelajaran yang tepat pada kompetensi penting yang memuat materi terstruktur agar
dasar di silabus. Media pembelajaran dapat dapat memotivasi siswa untuk belajar.
memberi sedikit gambaran tentang proses Sanjaya (2008:204) mengutip pendapat
kendali otomasi pada industri. Media Briggs yang menjelaskan bahwa media
pembelajaran diharapkan membuat siswa merupakan perangkat yang dapat memberi
menjadi lebih tertarik untuk mempelajari rangsangan ke peserta didik supaya terjadi
Penerapan Rangkaian Elektronika. Media proses belajar. Sementara itu, media menurut
pembelajaran juga membantu guru agar lebih Susilana dan Riyana (2008:5) berasal dari
mudah untuk menyampaikan materi terutama kata latin “medium” yang artinya perantara
saat pembelajaran praktik. Namun kenyataan atau pengantar. Kamus Besar Ilmu
di lapangan berdasarkan observasi, peneliti Pengetahuan (Dagun, 2006:634)
menemukan bahwa pembelajaran masih mendefinisikan media sebagai perantara atau
terpusat pada guru sehingga beberapa siswa penghubung yang berada di antara dua pihak,
menjadi kurang fokus memperhatikan. Media seperti majalah, koran, televisi, radio, poster,
pembelajaran yang berhubungan dengan film, serta spanduk. Smaldino (Nunuk dkk,
otomasi masih terbatas sehingga yang 2018) mendefinisikan media bisa diartikan
seharusnya pembelajaran praktikum hanya sebagai sesuatu yang digunakan guna
diberikan pembelajaran teori. Belum ada mengirimkan informasi dari suatu sumber ke
media pembelajaran berbasis arduino uno penerima.
yang mendukung dalam persiapan Miarso (Nunuk dkk, 2018),
menghadapi revolusi industri 4.0 pada mapel mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
Penerapan Rangkaian Elektronika di SMK suatu upaya pendidikan yang dikerjakan
Muhammadiyah Prambanan. terencana dengan tujuan yang sudah
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ditentukan sebelumnya serta dilaksanakan
peneliti mencoba mengembangkan media dengan pengendalian yang baik. Senada
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dengan itu, Jamil Suprihatiningrum (2013:75)
dasar berupa “PENGEMBANGAN MEDIA juga berpendapat bahwa pembelajaran
PEMBELAJARAN PINTU OTOMATIS merupakan rangkaian aktivitas yang
DENGAN SIDIK JARI PADA MATA direncanakan dalam proses belajar yang
PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN melibatkan penggunaan informasi serta
ELEKTRONIKA DI SMK lingkungan guna meraih tujuan yang
MUHAMMADIYAH PRAMBANAN”. diinginkan.
Pengembangan media pembelajaran tersebut Menurut Sanjaya (2008:102), media
peneliti harapkan dapat membantu siswa pembelajaran adalah proses belajar mengajar
4 Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Edisi ... Tahun ..ke.. 20...

yang menggunakan alat contohnya bahan transparansi, buku, atau cerita dalam film,
cetak, televisi, gambar, audio dan lainnya. serta materi yang disajikan dalam bentuk
Yaumi (2018:11) menambahkan media bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
pembelajaran merupakan peralatan yang Media pembelajaran melibatkan segala
sengaja dirancang untuk menyampaikan bentuk sumber daya yang digunakan untuk
materi belajar dan membangun interaksi. berkomunikasi dengan peserta didik.
Senada dengan itu, Munadi (2013:7-8) Dapat disimpulkan dari beberapa
menyatakan bahwa media pembelajaran definisi di atas bahwa media pembelajaran
adalah bentuk apa saja yang sengaja dibuat adalah sebuah perangkat bantu yang dipakai
secara terencana untuk menyalurkan materi oleh guru dalam menyajikan informasi atau
belajar agar menciptakan suasana kondusif materi pelajaran kepada peserta didik selama
dan proses belajar yang efektif serta efisien. proses belajar mengajar, dengan tujuan untuk
Nunuk dkk (2018:5) juga menjelaskan bahwa menciptakan lingkungan belajar yang efisien
media pembelajaran bisa didefinisikan serta efektif.
sebagai alat yang sengaja dibuat serta Evaluasi media pembelajaran harus
digunakan sesuai dengan teori pembelajaran dilaksanakan dari dua aspek, yaitu isi/materi
guna mencapai tujuan pembelajaran dengan serta penyajian media. Terdapat sejumlah
cara menyampaikan pesan, perasaan, kriteria yang dibutuhkan suatu media
perhatian, merangsang pikiran, serta kemauan pembelajaran guna dilakukan evaluasi baik
siswa. dari segi materi ataupun media. Menurut
Rusli, dkk (2017:40) menjelaskan Susilana dan Riyana (2008:33), dari aspek
bahwa media pembelajaran dapat diartikan materi, terdapat beberapa kriteria yang harus
sebagai suatu alat atau sarana yang digunakan dipenuhi agar materi media pembelajaran
untuk mengirimkan pesan atau informasi dari dianggap baik, antara lain: (1) Sahih atau
sumber informasi kepada penerima, dengan valid, materi yang dipresentasikan telah diuji
tujuan guna mengubah atau mempengaruhi kebenarannya dan relevan agar tetap terkini,
perilaku penerima. Media pembelajaran (2) Tingkat kepentingan (significant), materi
menjadi perangsang untuk peserta didik dan yang dipilih harus mempertimbangakan
menjadi strategi penyampaian informasi. sampai seberapa penting materi itu dalam
Mustholiq, dkk (2007:7) menjelaskan bahwa konteks subjek, waktu, serta tempat, (3)
penting untuk saat ini memberikan perhatian Kebermanfaatan (utility), materi harus
pada penggunaan model media pendidikan memberikan kontribusi dalam peningkatan
yang membutuhkan perangkat keras kemampuan akademis siswa serta
(hardware) dan perangkat lunak (software). memberikan keterampilan hidup (life skill)
Perangkat keras (Hardware) ialah alat yang berguna secara non akademis, (4)
pengantar pesan seperti Over Head Projector Kemudahan belajar (Learnability), artinya
(OHP), televisi, radio, dan lain sebagainya. suatu materi harus memungkinkan dapat
Sedangkan Perangkat lunak (Software) dengan mudah dipelajari dan tidak terlalu
merujuk pada program atau aplikasi yang rumit, dan (5) Menarik minat (interest),
mengandung informasi, seperti teks dalam pemilihan materi harus memperhatikan minat
Pengembangan Media Pembelajaran (Syaiful Bahri) 5

siswa agar bisa memberikan motivasi mereka Waktu dan Tempat Penelitian
guna mempelajari lebih lanjut. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
Berdasarkan kajian kriteria evaluasi 7 Januari tahun 2022 dan dilaksanakan di
media pembelajaran, peneliti akan SMK Muhammadiyah Prambanan yang
menggunakan beberapa aspek untuk beralamat di Gatak, Bokoharjo, Prambanan,
diterapkan pada evaluasi kelayakan media Sleman, Yogyakarta.
pembelajaran. Aspek kelayakan dari segi
Subjek Penelitian
materi meliputi: (1) kualitas materi, dan (2)
Subjek penelitian ini ialah 2 ahli materi
kebermanfaatan. Aspek kelayakan dari segi
dan 2 ahli media yang merupakan dosen
media meliputi: (1) kebermanfaatan media,
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY,
(2) perangkat media, dan (3) keterkaitan
1 guru pengampu mata pelajaran penerapan
media pembelajaran. Selain itu aspek
rangkaian elektronik, serta 17 siswa kelas XII
kelayakan dari segi pengguna meliputi: (1)
Teknik Elektronika Industri SMK
teknis penggunaan, (2) kualitas tujuan
Muhammadiyah Prambanan.
pembelajaran, (3) kualitas pembelajaran, dan
(4) teknis desain. Hasil dari penggunaan Prosedur Pengembangan
beberapa aspek kelayakan tersebut Prosedur pengembangan yang
diharapkan dapat mengetahui kualitas media digunakan dalam mengembangkan media
pembelajaran yang dikembangkan supaya pembelajaran menggunakan pendekatan
sesuai terhadap tujuan dari pembelajaran, ADDIE. William W. Lee dan Diana L. Owens
mudah untuk digunakan, serta memberikan (2004:3) mengemukakan bahwa model
dampak yang lebih baik bagi peserta didik ADDIE merupakan pengembangan produk
serta guru. dengan 5 tahapan. Langkah-langkah dalam
penelitian R&D menggunakan model ADDIE
METODE PENELITIAN
yaitu Analisis (Analyze), Rancangan
Jenis Penelitian
(Design), Pengembangan (Develop),
Penelitian ini menggunakan penelitian
Implementasi (Implement), dan Evaluasi
pengembangan atau Research and
(Evaluate). Penelitian harus bersifat terpusat,
Development (R&D). Metode penelitian ini
inspiratif, inovatif, dan otentik.
bertujuan untuk menghasilkan produk dan
menguji kelayakan produk tersebut. Sugiyono
(2011:333) mengemukakan bahwa R&D
adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Produk
yang dikembangkan adalah media
pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian
Elektronika. Gambar 1. Konsep Penelitian dan
Pengembangan ADDIE
(Lee & Owens, 2004)
6 Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Edisi ... Tahun ..ke.. 20...

Tahap Analisis (Analyze), tahap ini perbaikan tahap akhir dari pengembangan
peneliti mengumpulkan data atau fakta-fakta media pembelajaran pintu otomatis.
yang ada di SMK Muhammadiyah
Teknik Instrumen
Prambanan dengan cara melakukan observasi
Instrumen penelitian untuk menguji
saat kegiatan pembelajaran.
desain sistem kerja dari media pembelajaran
Tahap Desain (Design), tahap
pintu otomatis dengan sidik jari. Terdapat 3
perancangan suatu media pembelajaran atau
instrumen angket yaitu instrumen angket ahli
produk yang akan dikembangkan disusun
media, instrumen angket ahli materi, serta
berdasarkan hasil analisis yang telah
instrumen angket respon pengguna.
dilakukan.
Tahap Pengembangan (Development), Teknik Analisis Data
tahap pengembangan adalah suatu proses Penelitian ini menggunakan teknik
dimana peneliti akan membuat media analisis data statistik deskriptif kualitatif dan
pembelajaran dari hasil tahap desain. kuantitatif. Teknik pengukuran yang
Tahap Implementasi (Implementation), digunakan dalam pengumpulan data
media pembelajaran yang sudah jadi dan menggunakan skala Likert. Skala Likert
memenuhi standar dapat digunakan setelah menggunakan 4 pilihan dimana skor tertinggi
dievaluasi oleh ahli materi dan ahli media, tiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah
kemudian diimplementasikan pada kelas XII 1.
kompetensi keahlian Teknik Elektronika Data kualitatif perlu diubah agar dapat
Industri SMK Muhammadiyah Prambanan. dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hal
Penerapan pada pembelajaran bertujuan guna tersebut dilakukan dengan konversi data
mengetahui tingkat kelayakan serta dampak kualitatif menjadi data kuantitatif dengan
penggunaan media pembelajaran pada ketentuan skor seperti pada tabel berikut.
pembelajaran rangkaian kontrol elektronik Tabel 1. Ketentuan Skor
dalam mata pelajaran Penerapan Rangkaian Kriteria Skor
Elektronika. Pengaruh penggunaan media Sangat Setuju (SS) 4
pembelajaran dilihat berdasarkan kegiatan Setuju (S) 3
pembelajaran pada siswa yang dilakukan di Kurang Setuju (KS) 2
Tidak Setuju (TS) 1
kelas dengan mempraktikan media
pembelajaran. Data yang terkumpul selanjutnya
Tahap Evaluasi (Evaluate), tahap dilakukan penghitungan dengan langkah
evaluasi dilaksanakan guna mengetahui berikut (Widoyoko, 2016: 109-111), (1)
kekurangan pada media pembelajaran. menghitung rerata skor per aspek, (2)
Evaluasi media pembelajaran pintu otomatis menghitung rerata skor total (aspek), dan (3)
menggunakan kuesioner. Evaluasi menentukan jarak interval masing-masing
dilaksanakan dengan memberikan kuesioner kelas.
pada peserta didik sesudah media Data yang diperoleh dari pengisian
pembelajaran digunakan. Hasil dari kuesioner angket respon pengguna perlu dilakukan uji
yang diperoleh akan digunakan untuk validitas dengan menggunakan rumus
Pengembangan Media Pembelajaran (Syaiful Bahri) 7

korelasi product moment dengan angka kasar 𝑋 = skor total


(Widoyoko, 2016: 147). 𝑁 = jumlah responden
𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌) Kategori koefisien reliabilitas menurut
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 }{𝑁∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 } Guilford (Rostina Sundayana, 2014: 70)
terdapat pada Tabel 2 berikut.
Keterangan:
𝑋 = Skor butir Tabel 2. Kategori Koefisien Reliabilitas
𝑌 = Skor total Koefisien Tingkat
𝑁 = Jumlah Responden Reliabilitas (r) Reliabilitas
0,00 < r ≤ 0,20 Kurang Reliabel
∑𝑋𝑌 = Jumlah dari X kali Y
0,20 < r ≤ 0,40 Agak Reliabel
Hasil perhitungan yang didapatkan akan 0,40 < r ≤ 0,60 Cukup Reliabel
0,60 < r ≤ 0,80 Reliabel
ditarik kesimpulan dengan membandingkan
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Reliabel
harga 𝑟𝑥𝑦 dengan harga kritik (tabel nilai r
Product Moment). Diketahui harga kritik HASIL PENELITIAN DAN
0,468 (N=18) dengan taraf signifikan 5%. PEMBAHASAN
Jika harga 𝑟𝑥𝑦 ≥ harga kritik maka butir Hasil produk berupa media
instrumen pengguna tersebut dikatakan pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
“Valid”. yang diberi nama training kit fingerprint
Pengujian reliabilitas dilakukan pada doorlock. Media pembelajaran juga
instrumen respon pengguna yang sudah dilengkapi dengan buku panduan, jobsheet,
diujikan untuk menyatakan instrumen serta video pembelajaran. Media
tersebut reliabel atau tidak. Pengujian pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
reliabilitas dihitung dengan rumus Alpha diperuntukkan untuk siswa kelas XII program
karena instrumen yang digunakan merupakan keahlian teknik elektronika industri di SMK
angket dengan empat pilihan jawaban. Rumus Muhammadiyah Prambanan sebagai
Alpha (Widoyoko, 2016: 163) adalah sebagai penunjang pembelajaran pada mata pelajaran
berikut: Penerapan Rangkaian Elektronika. Selain itu
media pembelajaran juga digunakan sebagai
𝑘 ∑𝜎𝑏2 penunjang siswa dalam mempersiapkan diri
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝜎𝑡 menghadapi revolusi industri 4.0 dalam
bidang pendidikan.
(∑𝑋)2
∑𝑋 2 −
𝜎2 = 𝑁
𝑁

Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas instrumen
𝑘 = banyaknya butir pertanyaan
2
∑𝜎𝑏 = jumlah varians butir
Gambar 2. Training Kit Fingerprint
𝜎𝑡2 = varians total
Doorlock
8 Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Edisi ... Tahun ..ke.. 20...

Unjuk kerja media pembelajaran pintu total dari penilaian kedua ahli materi tersebut
otomatis dengan menguji kinerja adalah 3,80 dengan kategori “Sangat Layak”.
menggunakan uji kotak hitam/black box. Ahli media 1 menilai bahwa media
Pengujian kotak hitam dilakukan dengan cara pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
menguji aspek fungsionalitas. Penilaian sangat layak digunakan sebagai media
berupa angket dengan jawaban “Ya” dan pembelajaran pada mata pelajaran Penerapan
“Tidak”. Dalam penilaian jika responden Rangkaian Elektronika dengan memperoleh
memilih opsi “Ya” maka mendapatkan skor rerata skor 3,55. Ahli media 2 menilai bahwa
1. Sedangkan jika responden memilih opsi media pembelajaran pintu otomatis dengan
“Tidak” maka mendapatkan skor 0. sidik jari sangat layak digunakan sebagai
Pengujian kotak hitam dilakukan oleh 1 media pembelajaran pada mata pelajaran
orang responden. Responden kotak hitam Penerapan Rangkaian Elektronika dengan
merupakan mahasiswa jurusan teknik elektro memperoleh rerata skor 3,1. Rerata skor total
UNY yang mengerti tentang Penerapan dari penilaian kedua ahli media tersebut
Rangkaian Elektronika. Jumlah butir adalah 3,33 dengan kategori “Sangat Layak”.
pernyataan yang diajukan yaitu 72 butir. Penilaian media pembelajaran pintu
Pengujian dilakukan dengan melakukan otomatis dengan sidik jari dari para ahli
langkah pada skenario dan melihat hasil yang secara keseluruhan mendapat rerata skor 3,57
diharapkan. Hasil pengujian kotak hitam sehingga media pembelajaran pintu otomatis
pada media pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari tersebut dikategorikan
dengan sidik jari bekerja dengan baik. Aspek “Sangat Layak”.
fungsionalitas mendapatkan skor 72 dengan
rerata 1 setelah dipersentasekan menjadi
100% dengan kriteria “Baik”.
Kelayakan media pembelajaran pintu
otomatis dengan sidik jari diuji/dinilai oleh
ahli materi dan ahli media. Analisis data yang
digunakan adalah Skala Likert dengan 4
pilihan jawaban.
Ahli materi 1 menilai bahwa media
pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
sangat layak digunakan sebagai media Gambar 3. Diagram Batang Hasil Kelayakan
pembelajaran pada mata pelajaran Penerapan Media Pembelajaran
Rangkaian Elektronika dengan memperoleh Respon pengguna terhadap media
rerata skor 3,95. Ahli materi 2 menilai bahwa pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
media pembelajaran pintu otomatis dengan dilakukan penilaian oleh 17 siswa dan 1 guru
sidik jari sangat layak digunakan sebagai pengampu SMK Muhammadiyah
media pembelajaran pada mata pelajaran Prambanan. Penilaian tersebut meliputi aspek
Penerapan Rangkaian Elektronika dengan teknis penggunaan, kualitas tujuan
memperoleh rerata skor 3,65. Rerata skor pembelajaran, kualitas pembelajaran dan
Pengembangan Media Pembelajaran (Syaiful Bahri) 9

teknis desain. Aspek teknis penggunaan bahwa: (1) Produk akhir menghasilkan media
memperoleh rerata skor 3,06 sehingga pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
dikategorikan “Layak”. Aspek kualitas yang diberi nama Training Kit Fingerprint
tujuan pembelajaran memperoleh rerata skor Doorlock. Spesifikasi dari media
3,17 sehingga dikategorikan “Layak”. Aspek pembelajaran terdapat komponen hardware
kualitas pembelajaran memperoleh rerata berupa Arduino Uno R3, Sensor Sidik Jari,
skor 3,15 sehingga dikategorikan “Layak”. Relay, Push Button, Solenoid Door Lock,
Aspek teknis desain memperoleh rerata skor Motor Servo, LCD, LED, Saklar ON/OFF,
3,15 sehingga dikategorikan “Layak”. Fuse, Jack Female, dan Catu Daya DC,
Jumlah rerata skor dari keempat aspek sedangkan untuk komponen software
tersebut adalah 3,13 sehingga media menggunakan Arduino Sketch. Media
pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari pembelajaran dilengkapi dengan buku
tersebut dikategorikan “Layak”. panduan, jobsheet, serta video pembelajaran,
(2) Unjuk kerja diperoleh dari hasil kuesioner
Rerata uji coba skala kecil. Uji coba skala kecil
4 dilaksanakan dengan cara uji black box/kotak
Rerata

3
2 hitam. Unjuk kerja media pembelajaran pintu
1
0 otomatis dengan sidik jari memperoleh rerata
Teknis Kualitas Kualitas
Teknis
Penggu Tujuan Pembel
Desain 1 dengan kriteria “Baik” atau dikalkulasikan
naan Pemb… ajaran
menjadi persentase sebesar 100%. Unjuk
Rerata 3.06 3.17 3.15 3.15
kerja berjalan baik pada produk media
Gambar 4. Diagram Batang Hasil Respon pembelajaran pintu otomatis dengan sidik
Pengguna jari, (3) Tingkat kelayakan media
pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
Analisis data reliabilitas instrumen
dari aspek ahli materi memperoleh rerata
pengguna dilaksanakan dengan
3,80 dengan kriteria “Sangat Layak” dari
menggunakan Rumus Alpha. Hasil pengujian
skor tertinggi 4 atau dikalkulasikan menjadi
reliabilitas data respon pengguna
persentase sebesar 95%. Sedangkan tingkat
menggunakan Rumus Alpha memperoleh
kelayakan media pembelajaran dari ahli
0,925. Hasil ini berada pada kelas 5 di Tabel
media memperoleh rerata 3,33 dengan
kategori koefisien reliabilitas dengan tingkat
kriteria “Sangat Layak” dari skor tertinggi 4
reliabilitas “Sangat Reliabel”. Sehingga
atau dikalkulasikan menjadi persentase
dapat disimpulkan bahwa data instrumen
sebesar 83%, dan (4) Respon pengguna
respon pengguna yang diperoleh peneliti
terhadap media pembelajaran pintu otomatis
dinyatakan “Sangat Reliabel” atau dapat
dengan sidik jari memperoleh rerata 3,13
dipercaya.
dengan kriteria “Layak” dari skor tertinggi 4
SIMPULAN DAN SARAN atau dikalkulasikan menjadi persentase
Simpulan sebesar 78%.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang
sudah dilaksanakan dapat disimpulkan
10 Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Edisi ... Tahun ..ke.. 20...

Saran audio pada media pembelajaran sebagai


Setelah melakukan penelitian dan penanda saat mengakses sensor sidik jari.
menyimpulkan hasil yang diperoleh, peneliti
memberikan saran untuk meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
kebermanfaatan media pembelajaran pintu Arsyad, Azhar. (2014). Media Pembelajaran.
otomatis dengan sidik jari dalam proses Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
pembelajaran praktik Penerapan Rangkaian Dagun, S. M. (2006). Kamus Besar Ilmu
Elektronika. Berikut saran yang ditujukan Pengetahuan. Jakarta: Lembaga
kepada guru dan siswa: (1) Bagi guru: (a) Pengakajian Kebudayaan Nusantara
Guru memanfaatkan media pembelajaran (LPKN).
pintu otomatis dengan sidik jari sebagai
Lee, William W. & Owen, Diana L. (2004).
media pendukung pada mata pelajaran Multimedia-Based Instructional
Penerapan Rangkaian Elektronika guna Design. San Francisco: Pfeiffer.
memenuhi salah satu kompetensi dasar yaitu
menerapkan sistem keamanan rumah dan Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran
kendaraan dengan menggunakan rangkaian Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Referensi (GP Press Group).
kontrol elektronik, dan (b) Harapan guru
dapat ikut berinovasi dalam pengembangan Mustholiq, Imam, dkk (2007).
media pembelajaran guna mengatasi Pengembangan Media Pembelajaran
keterbatasan media pembelajaran pintu Interaktif Berbasis Multimedia. [Versi
otomatis dengan sidik jari, serta (2) Bagi Elektronik]. JPTK FT UNY (Vol.16,
siswa: (a) Siswa memanfaatkan media Nomor 1,Mei). Hlm. 1-18.
pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari Rusli, M., Hermawan, D., & Supuwiningsih,
sebagai media penunjang dalam N.N. (2017). Multimedia
pembelajaran Penerapan Rangkaian Pembelajaran yang Inovatif: Prinsip
Elektronika, dan (b) Harapan kepada siswa Dasar dan Model Pengembangan.
nantinya mampu beradaptasi dalam Yogyakarta: Andi.
penggunaan media pembelajaran pintu
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan
otomatis dengan sidik jari guna Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
mempersiapkan diri ketika menghadapi Kencana Prenada Media Group.
revolusi industri 4.0.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Rekomendasi Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Pengembangan produk media Bandung: Alfabeta.
pembelajaran pintu otomatis dengan sidik jari
Sundayana, Rostina. (2014). Media dan Alat
lebih lanjut sebagai media pendukung Peraga dalam Pembelajaran
pembelajaran praktik Penerapan Rangkaian Matematika: Untuk Guru, Calon Guru,
Elektronika, antara lain: (1) Penambahan Orang Tua dan Para Pecinta
komponen output berupa keypad untuk akses Matematika. Bandung: Alfabeta.
buka pintu selain menggunakan sensor sidik
jari, dan (2) Penambahan komponen output
Pengembangan Media Pembelajaran (Syaiful Bahri) 11

Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi


Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Suryani, N., dkk. (2018). Media


Pembelejaran Inovatif dan
Pengembangannya. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Susilana, R. & Riyana, C. (2008). Media


Pembelajaran. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor


20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Widoyoko, E.P. (2016). Teknik Penyusunan


Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Yaumi, Muhammad. (2018). Media dan


Teknologi Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai