Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Penguasaan kompetensi oleh siswa
dalam pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin); (2) Tugas yang diberikan oleh industri pada
pelaksanaan Prakerin; (3) Kompetensi yang belum diajarkan di sekolah namun dibutuhkan dalam
dunia industri; (4) Relevansi kurikulum SMK dengan DU/DI ditinjau dari pelaksanaan Prakerin.
Penelitian kualitatif ini mengambil studi kasus di salah satu sekolah swasta di Jawa Tengah dengan
data yang digunakan bersumber dari kepala sekolah, guru, pengelola Bursa Kerja Khusus (BKK),
pihak pengelola Prakerin di sekolah, siswa yang sedang atau telah melaksanakan Prakerin, dan
pihak DU/DI. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kurikulum yang diterapkan di SMK
adalah kurikulum 2013 revisi 2017. Penguasaan kompetensi-kompetensi oleh siswa dalam
kurikulum yang telah ditetapkan sudah cukup dengan nilai rata-rata rapor sebesar 82,65; (2) Tugas
yang diberikan oleh pihak industri bervariasi menyesuaikan dengan kemampuan siswa dan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh industri; (3) Terdapat beberapa kompetensi yang belum
diajarkan atau belum detail dalam kegiatan pembelajaran; (4) Persentase tingkat relevansi antara
kurikulum SMK dengan kebutuhan DU/DI tergolong cukup relevan yaitu sebesar 67,93%.
Kata Kunci: Prakerin, Relevansi Kurikulum, Sekolah Menengah Kejuruan
Abstract: The purposes of this research are to find out: (1) Mastery of competence by students in
the implementation of industrial apprenticeship program; (2) The tasks assigned by the industry
during the industrial apprenticeship program; (3) Competencies that have not been taught in
schools but are needed in the industrial world; (4) Curriculum relevancy of Vocational Secondary
School (Sekolah Menengah Kejuruan/SMK: in Bahasa) with industrial world reviewed from the
industrial apprenticeship program. This qualitative research applied a case study in a private
Vocational Secondary School located in Central Java. The data sources in this study were
teachers, the officers of Special Job Exchange, the management of industrial apprenticeship
programs, students who were or had implemented Industrial apprenticeship programs, and industry
parties. The results of this research are as follows: (1) The vocational secondary school uses the
2013 revised 2017 curriculum. Mastery of competencies by students in the established curriculum
is considered sufficient with an average value of 82.65; (2) The assignments given by the industry
vary according to the abilities of students and the work being carried out by the industry; (3) There
are several competencies that have not been taught or have not been detailed in learning activities;
(4) The percentage level of relevance between the vocational school curriculum and the needs of
industry is sufficient, which is 67.93%.
1,2,3
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret.
32
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931
33
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931
satu perbedaannya adalah pelaksanaan berpikir dan bertindak yang berasal dari
pendidikan di SMK harus selalu berjalan perpaduan pengetahuan, keterampilan,
beriringan dengan dunia industri, yang nilai dan sikap (Mulyasa, 2013: 66).
artinya pendidikan sistem ganda Dalam pelaksanaan Prakerin siswa
digunakan pada pendidikan di SMK. dituntut agar terlibat secara aktif selama
Sehingga terdapat program yang di dunia industri. Berdasarkan
dilakukan untuk meningkatkan mutu wawancara pra-observasi dengan siswa
siswa yaitu pelaksanaan praktik kerja di salah satu SMK swasta di Jawa
industri (Prakerin). Tengah pada kompetensi keahlian
Praktik kerja industri adalah Desain Pemodelan dan Informasi
kegiatan pembelajaran yang kegiatannya Bangunan (DPIB) diperoleh informasi,
bertujuan untuk mengimplementasikan selama mereka melaksanakan praktik
skill yang telah didapatkan di sekolah ke kerja industri menunjukkan bahwa
dunia industri. Menurut Oemar Hamalik keterlibatan siswa dalam melaksanakan
(2007:21) Praktik kerja industri pekerjaan yang diberikan oleh pihak
(Prakerin) sangat bermanfaat bagi siswa, industri masih kurang terlibat.
memungkinkan mereka untuk Permasalahan lain yang sering
beradaptasi dan mempersiapkan diri ditemukan adalah adanya
memasuki dunia kerja sehingga ketidaksesuaian antara kompetensi yang
pekerjaan yang dilakukan dapat dimiliki oleh siswa dengan kompetensi
memenuhi persyaratan dunia kerja. yang dibutuhkan oleh dunia industri.
sesuai dengan bidang keahliannya di Tugas dan pekerjaan dari industri
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). dipertanggungjawabkan oleh
Demi keberhasilan pelaksanaan Praktik masing-masing pemegang wewenang,
kerja industri, perlu adanya faktor yang sehingga siswa tidak terlalu dilibatkan
menjadi pendukung guna tercapainya dalam tugas atau pekerjaan. Kurang
tujuan pelaksanaan praktik kerja terlibatnya siswa, pada dasarnya bukan
industri. Pengetahuan, keterampilan dan berarti menunjukkan bahwa siswa sama
kemampuan dalam bidang keahliannya sekali tidak terlibat dalam kegiatan
menjadi bekal siswa untuk dapat maupun pekerjaan, hanya saja siswa
diterapkan selama Praktik kerja industri memiliki porsi yang terbatas untuk
seolah-olah nyata berada di dunia kerja. pekerjaan atau tugas di Praktik kerja
Mata pelajaran yang telah diajarkan dan industri.
sesuai dengan kurikulum menjadi acuan Berdasarkan dengan kondisi di
dasar sebelum siswa terjun ke dunia atas menunjukkan bahwa terdapat
industri. Syarat dan ketentuan yang masalah dalam pelaksanaan Praktik
diberlakukan dalam pelaksanaan Praktik kerja industri di kompetensi keahlian
kerja industri, menuntut siswa agar Desain Pemodelan dan Informasi
melibatkan kemampuannya dalam Bangunan di SMK yang diteliti. Latar
pekerjaan yang dibutuhkan di dunia belakang di atas menjadi dasar peneliti
industri. Hal tersebut didukung dengan akan melakukan penelitian guna
adanya kurikulum kompetensi yang mengetahui relevansi kurikulum SMK
telah ditetapkan. dengan DU/DI ditinjau dari pelaksanaan
Kurikulum di SMK tentunya Praktik Kerja Industri (Prakerin).
sudah disesuaikan dengan kondisi yang Melalui pendekatan studi kasus
ada pada lapangan. Kegiatan Praktik kualitatif, penelitian ini mencoba untuk
Kerja Industri ini merupakan menjawab pertanyaan-pertanyaan
implementasi dari kompetensi pada berikut ini: (1) Bagaimanakah
kurikulum di SMK. Kompetensi penguasaan kompetensi oleh siswa
merupakan refleksi dalam kebiasaan dalam pelaksanaan praktik kerja
34
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931
industri?; (2) Apa sajakah tugas yang menggunakan nilai persentase. Data dari
diberikan oleh industri pada saat responden yang menjawab pertanyaan
pelaksanaan praktik kerja industri?; (3) penelitian, dikumpulkan dan ditabulasi
Apa kompetensi yang belum diajarkan agar memudahkan proses.
di sekolah namun dibutuhkan dalam
dunia industri?; (4) Bagaimanakah HASIL PENELITIAN DAN
relevansi kurikulum SMK dengan PEMBAHASAN
DU/DI ditinjau dari pelaksanaan Praktik 1. Penguasaan Kompetensi Siswa
Kerja Industri (Prakerin)?. Kurikulum yang diterapkan
adalah kurikulum K13 terbaru revisi
METODE PENENELITIAN tahun 2017. Sebelum menggunakan
Penelitian ini menggunakan kurikulum tersebut, SMK lokasi
metode penelitian kualitatif. Penelitian penelitian menggunakan kurikulum
kualitatif. Desain penelitian kualitatif KTSP yang dirasa kurang mengikuti
bersifat alamiah, yang berarti peneliti perkembangan dunia industri.
tidak berusaha melakukan intervensi Dengan adanya kurikulum K13
terhadap aktivitas subjek penelitian revisi tahun 2017 ini diharapkan
dengan memberikan perlakuan lebih sesuai dengan perkembangan
(treatment) tertentu ataupun teknologi dan dunia industri yang
memanipulasi lokasi (setting) penelitian. menjadi tujuan dari sekolah
Data dalam penelitian ini adalah kejuruan itu sendiri.
wawancara dengan kepala sekolah, guru Bahwa penguasaan kompetensi
DPIB, Bursa Kerja Khusus (BKK), oleh siswa dinilai sangat penting
pihak pengelola Prakerin di sekolah, karena dari kompetensi tersebut
siswa yang sedang atau telah dapat menjadi bekal siswa dalam
melaksanakan Praktik Kerja Industri menghadapi dunia industri.
(Prakerin), dan pihak DU/DI. kemudian Sehingga diharapkan siswa dapat
data tersebut juga didukung dengan data menguasai kompetensi yang ada
kurikulum berupa daftar kompetensi, dengan baik dan benar sesuai
arsip pelaksanaan Praktik Kerja Industri dengan yang sudah diajarkan di
dan penilaian dari Praktik Kerja Industri. sekolahan dengan maksimal.
Teknik pengumpulan data menggunakan Penguasaan kompetensi oleh
Teknik triangulasi yaitu teknik siswa dinilai sudah cukup paham
pengumpulan data dengan sumber data dilihat dari hasil wawancara dan
yang sama (Sugiyono, 2014:84). nilai dari kompetensi yang telah
Uji validitas data menggunakan didapat dan diajarkan di sekolah.
uji kredibilitas dengan cara triangulasi Dalam pelaksanaan kompetensi
sumber dan member check, serta uji siswa lebih cenderung mudah
confirmability. Kemudian dilanjutkan memahami dalam mata pelajaran
dengan tahap analisis data untuk produktif atau praktik.
menganalisis data hasil observasi dan Berdasarkan data yang diperoleh
wawancara menggunakan analisis dari penelitian yang dilakukan, maka
interaktif model Miles dan Huberman dapat ditarik kesimpulan untuk
dalam Sugiyono (2014: 91) menjelaskan pengasaan kompetensi siswa dinilai
bahwa aktivitas dalam analisis data sudah cukup dengan nilai rata-rata
kualitatif dilakukan secara interaktif 82,65 (nilai rata-rata yang diperoleh,
sehingga datanya jenuh dan berlangsung disajikan pada lampiran 8). Dari
terus menerus sampai tuntas. Dan nilai rata-rata penguasaan tersebut
menggunakan teknik analisis data yang maka siswa dianggap sudah siap
digunakan adalah analisis deskriptif
35
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931
36
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931
37
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931
38
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931
39