Anda di halaman 1dari 8

IJCEE Vol.

7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931

RELEVANSI KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN


KEBUTUHAN DU/DI DITINJAU DARI KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Maya Anggita 1, Dr. Roemintoyo2, Kundari Rahmawati3


Email: mayaanggita51@gmail.com

Diterima : 15 Februari 2021


Disetujui : 23 Mei 2021
Terbit : 30 Juli 2021

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Penguasaan kompetensi oleh siswa
dalam pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin); (2) Tugas yang diberikan oleh industri pada
pelaksanaan Prakerin; (3) Kompetensi yang belum diajarkan di sekolah namun dibutuhkan dalam
dunia industri; (4) Relevansi kurikulum SMK dengan DU/DI ditinjau dari pelaksanaan Prakerin.
Penelitian kualitatif ini mengambil studi kasus di salah satu sekolah swasta di Jawa Tengah dengan
data yang digunakan bersumber dari kepala sekolah, guru, pengelola Bursa Kerja Khusus (BKK),
pihak pengelola Prakerin di sekolah, siswa yang sedang atau telah melaksanakan Prakerin, dan
pihak DU/DI. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kurikulum yang diterapkan di SMK
adalah kurikulum 2013 revisi 2017. Penguasaan kompetensi-kompetensi oleh siswa dalam
kurikulum yang telah ditetapkan sudah cukup dengan nilai rata-rata rapor sebesar 82,65; (2) Tugas
yang diberikan oleh pihak industri bervariasi menyesuaikan dengan kemampuan siswa dan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh industri; (3) Terdapat beberapa kompetensi yang belum
diajarkan atau belum detail dalam kegiatan pembelajaran; (4) Persentase tingkat relevansi antara
kurikulum SMK dengan kebutuhan DU/DI tergolong cukup relevan yaitu sebesar 67,93%.
Kata Kunci: Prakerin, Relevansi Kurikulum, Sekolah Menengah Kejuruan

Abstract: The purposes of this research are to find out: (1) Mastery of competence by students in
the implementation of industrial apprenticeship program; (2) The tasks assigned by the industry
during the industrial apprenticeship program; (3) Competencies that have not been taught in
schools but are needed in the industrial world; (4) Curriculum relevancy of Vocational Secondary
School (Sekolah Menengah Kejuruan/SMK: in Bahasa) with industrial world reviewed from the
industrial apprenticeship program. This qualitative research applied a case study in a private
Vocational Secondary School located in Central Java. The data sources in this study were
teachers, the officers of Special Job Exchange, the management of industrial apprenticeship
programs, students who were or had implemented Industrial apprenticeship programs, and industry
parties. The results of this research are as follows: (1) The vocational secondary school uses the
2013 revised 2017 curriculum. Mastery of competencies by students in the established curriculum
is considered sufficient with an average value of 82.65; (2) The assignments given by the industry
vary according to the abilities of students and the work being carried out by the industry; (3) There
are several competencies that have not been taught or have not been detailed in learning activities;
(4) The percentage level of relevance between the vocational school curriculum and the needs of
industry is sufficient, which is 67.93%.

Keywords:curriculum relevance, industrial apprenticeship program, vocational Secondary School

1,2,3
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret.

32
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931

PENDAHULUAN kualitas pendidikan serta melalui


Pendidikan merupakan salah lulusannya diharapkan dapat
satu faktor penting dalam pembangunan. mengurangi tingkat pengangguran.
Oleh karena itu, pendidikan harus Sehingga penerapan dari tujuan
memiliki kualitas yang baik agar dapat pendidikan kejuruan harus ada dalam
menumbuhkan sumber daya manusia Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
yang berkualitas. Salah satu cara untuk Sekolah Menengah Kejuruan
menumbuhkan sumber daya manusia (SMK) ialah institusi pendidikan
yang berkualitas adalah melalui bidang kejuruan yang sejajar dengan sekolah
pendidikan. Dalam bidang tersebut menengah atas atau madrasah aliyah.
perkembangan teknologi tidak bisa Sebagaimana dijelaskan pada Undang
dielakkan, karena perkembangan Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15,
teknologi akan sejalan dengan Pendidikan kejuruan adalah pendidikan
perkembangan ilmu pengetahuan. Sesuai menengah, terutama untuk
dengan apa yang terjadi di dunia mempersiapkan siswa bekerja dalam
pendidikan yaitu pada Sekolah bidang tertentu. Oleh karena itu, hal ini
Menengah Kejuruan (SMK), memungkinkan sekolah kejuruan untuk
perkembangan teknologi diharapkan menekankan skill dan keterampilan para
dapat membantu dalam meningkatkan siswa supaya mampu bersaing di dunia
kemampuan dan dapat memenuhi kerja tidak hanya mengajarkan
kebutuhan dunia industri. pengetahuan umum. Sekolah menengah
Dalam rangka memenuhi kejuruan (SMK) mengarahkan siswanya
kebutuhan dunia industri, pendidikan mampu memiliki keahlian tertentu salah
kejuruan memiliki peran yang sangat satunya Desain Pemodelan dan
besar. Tujuan pendidikan kejuruan Informasi Bangunan. Berdasarkan
mengarah pada pengembangan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan
kecakapan dan kesiapan untuk bekerja Dasar dan Menengah Nomor
(Sukmadinata, 2006: 24). Pendidikan 07/D.D5/KK/2018 tentang struktur
kejuruan berupaya untuk mewujudkan kurikulum sekolah menengah kejuruan
dan meningkatkan keberhasilan dalam (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan
pembelajaran serta kesiapan kerja, yaitu (MAK) telah menetapkan kurikulum
dengan memberikan pengalaman kompetensi yang harus dilaksanakan di
langsung di lapangan sesuai bidang sekolah menengah kejuruan (SMK) atau
keahlian guna mengikuti perubahan dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
perkembangan dunia industri. kompetensi keahlian Desain Pemodelan
Undang-undang No 3 Tahun dan Informasi Bangunan (DPIB).
2014 tentang Perindustrian Pasal 1 Ayat Kurikulum menurut Nasution
2 menyebutkan bahwa industri adalah (2008) adalah rencana yang
segala bentuk kegiatan ekonomi yang dikembangkan di bawah bimbingan dan
mengolah bahan baku dan/atau tanggung jawab sekolah atau lembaga
menggunakan sumber daya industri pendidikan beserta staf pengajarnya
untuk menghasilkan barang yang untuk melancarkan proses belajar
bernilai tambah atau hasil yang lebih mengajar. Kurikulum di SMK tidak
tinggi, termasuk jasa industri. Melalui hanya memberikan pembelajaran
pembelajaran yang secara langsung tentang pengetahuan umum tetapi juga
terjun ke dunia industri terutama bagi memberikan pembelajaran program
siswa, tentunya menjadi alternatif yang produktif atau praktikum yang sesuai
lebih mudah untuk mengikuti informasi dengan bidangnya keahliannya. Hal ini
perkembangan dalam dunia kerja. Hal menjadikan kegiatan pembelajaran di
ini dilakukan untuk meningkatkan SMK berbeda dengan di SMA. Salah

33
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931

satu perbedaannya adalah pelaksanaan berpikir dan bertindak yang berasal dari
pendidikan di SMK harus selalu berjalan perpaduan pengetahuan, keterampilan,
beriringan dengan dunia industri, yang nilai dan sikap (Mulyasa, 2013: 66).
artinya pendidikan sistem ganda Dalam pelaksanaan Prakerin siswa
digunakan pada pendidikan di SMK. dituntut agar terlibat secara aktif selama
Sehingga terdapat program yang di dunia industri. Berdasarkan
dilakukan untuk meningkatkan mutu wawancara pra-observasi dengan siswa
siswa yaitu pelaksanaan praktik kerja di salah satu SMK swasta di Jawa
industri (Prakerin). Tengah pada kompetensi keahlian
Praktik kerja industri adalah Desain Pemodelan dan Informasi
kegiatan pembelajaran yang kegiatannya Bangunan (DPIB) diperoleh informasi,
bertujuan untuk mengimplementasikan selama mereka melaksanakan praktik
skill yang telah didapatkan di sekolah ke kerja industri menunjukkan bahwa
dunia industri. Menurut Oemar Hamalik keterlibatan siswa dalam melaksanakan
(2007:21) Praktik kerja industri pekerjaan yang diberikan oleh pihak
(Prakerin) sangat bermanfaat bagi siswa, industri masih kurang terlibat.
memungkinkan mereka untuk Permasalahan lain yang sering
beradaptasi dan mempersiapkan diri ditemukan adalah adanya
memasuki dunia kerja sehingga ketidaksesuaian antara kompetensi yang
pekerjaan yang dilakukan dapat dimiliki oleh siswa dengan kompetensi
memenuhi persyaratan dunia kerja. yang dibutuhkan oleh dunia industri.
sesuai dengan bidang keahliannya di Tugas dan pekerjaan dari industri
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). dipertanggungjawabkan oleh
Demi keberhasilan pelaksanaan Praktik masing-masing pemegang wewenang,
kerja industri, perlu adanya faktor yang sehingga siswa tidak terlalu dilibatkan
menjadi pendukung guna tercapainya dalam tugas atau pekerjaan. Kurang
tujuan pelaksanaan praktik kerja terlibatnya siswa, pada dasarnya bukan
industri. Pengetahuan, keterampilan dan berarti menunjukkan bahwa siswa sama
kemampuan dalam bidang keahliannya sekali tidak terlibat dalam kegiatan
menjadi bekal siswa untuk dapat maupun pekerjaan, hanya saja siswa
diterapkan selama Praktik kerja industri memiliki porsi yang terbatas untuk
seolah-olah nyata berada di dunia kerja. pekerjaan atau tugas di Praktik kerja
Mata pelajaran yang telah diajarkan dan industri.
sesuai dengan kurikulum menjadi acuan Berdasarkan dengan kondisi di
dasar sebelum siswa terjun ke dunia atas menunjukkan bahwa terdapat
industri. Syarat dan ketentuan yang masalah dalam pelaksanaan Praktik
diberlakukan dalam pelaksanaan Praktik kerja industri di kompetensi keahlian
kerja industri, menuntut siswa agar Desain Pemodelan dan Informasi
melibatkan kemampuannya dalam Bangunan di SMK yang diteliti. Latar
pekerjaan yang dibutuhkan di dunia belakang di atas menjadi dasar peneliti
industri. Hal tersebut didukung dengan akan melakukan penelitian guna
adanya kurikulum kompetensi yang mengetahui relevansi kurikulum SMK
telah ditetapkan. dengan DU/DI ditinjau dari pelaksanaan
Kurikulum di SMK tentunya Praktik Kerja Industri (Prakerin).
sudah disesuaikan dengan kondisi yang Melalui pendekatan studi kasus
ada pada lapangan. Kegiatan Praktik kualitatif, penelitian ini mencoba untuk
Kerja Industri ini merupakan menjawab pertanyaan-pertanyaan
implementasi dari kompetensi pada berikut ini: (1) Bagaimanakah
kurikulum di SMK. Kompetensi penguasaan kompetensi oleh siswa
merupakan refleksi dalam kebiasaan dalam pelaksanaan praktik kerja

34
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931

industri?; (2) Apa sajakah tugas yang menggunakan nilai persentase. Data dari
diberikan oleh industri pada saat responden yang menjawab pertanyaan
pelaksanaan praktik kerja industri?; (3) penelitian, dikumpulkan dan ditabulasi
Apa kompetensi yang belum diajarkan agar memudahkan proses.
di sekolah namun dibutuhkan dalam
dunia industri?; (4) Bagaimanakah HASIL PENELITIAN DAN
relevansi kurikulum SMK dengan PEMBAHASAN
DU/DI ditinjau dari pelaksanaan Praktik 1. Penguasaan Kompetensi Siswa
Kerja Industri (Prakerin)?. Kurikulum yang diterapkan
adalah kurikulum K13 terbaru revisi
METODE PENENELITIAN tahun 2017. Sebelum menggunakan
Penelitian ini menggunakan kurikulum tersebut, SMK lokasi
metode penelitian kualitatif. Penelitian penelitian menggunakan kurikulum
kualitatif. Desain penelitian kualitatif KTSP yang dirasa kurang mengikuti
bersifat alamiah, yang berarti peneliti perkembangan dunia industri.
tidak berusaha melakukan intervensi Dengan adanya kurikulum K13
terhadap aktivitas subjek penelitian revisi tahun 2017 ini diharapkan
dengan memberikan perlakuan lebih sesuai dengan perkembangan
(treatment) tertentu ataupun teknologi dan dunia industri yang
memanipulasi lokasi (setting) penelitian. menjadi tujuan dari sekolah
Data dalam penelitian ini adalah kejuruan itu sendiri.
wawancara dengan kepala sekolah, guru Bahwa penguasaan kompetensi
DPIB, Bursa Kerja Khusus (BKK), oleh siswa dinilai sangat penting
pihak pengelola Prakerin di sekolah, karena dari kompetensi tersebut
siswa yang sedang atau telah dapat menjadi bekal siswa dalam
melaksanakan Praktik Kerja Industri menghadapi dunia industri.
(Prakerin), dan pihak DU/DI. kemudian Sehingga diharapkan siswa dapat
data tersebut juga didukung dengan data menguasai kompetensi yang ada
kurikulum berupa daftar kompetensi, dengan baik dan benar sesuai
arsip pelaksanaan Praktik Kerja Industri dengan yang sudah diajarkan di
dan penilaian dari Praktik Kerja Industri. sekolahan dengan maksimal.
Teknik pengumpulan data menggunakan Penguasaan kompetensi oleh
Teknik triangulasi yaitu teknik siswa dinilai sudah cukup paham
pengumpulan data dengan sumber data dilihat dari hasil wawancara dan
yang sama (Sugiyono, 2014:84). nilai dari kompetensi yang telah
Uji validitas data menggunakan didapat dan diajarkan di sekolah.
uji kredibilitas dengan cara triangulasi Dalam pelaksanaan kompetensi
sumber dan member check, serta uji siswa lebih cenderung mudah
confirmability. Kemudian dilanjutkan memahami dalam mata pelajaran
dengan tahap analisis data untuk produktif atau praktik.
menganalisis data hasil observasi dan Berdasarkan data yang diperoleh
wawancara menggunakan analisis dari penelitian yang dilakukan, maka
interaktif model Miles dan Huberman dapat ditarik kesimpulan untuk
dalam Sugiyono (2014: 91) menjelaskan pengasaan kompetensi siswa dinilai
bahwa aktivitas dalam analisis data sudah cukup dengan nilai rata-rata
kualitatif dilakukan secara interaktif 82,65 (nilai rata-rata yang diperoleh,
sehingga datanya jenuh dan berlangsung disajikan pada lampiran 8). Dari
terus menerus sampai tuntas. Dan nilai rata-rata penguasaan tersebut
menggunakan teknik analisis data yang maka siswa dianggap sudah siap
digunakan adalah analisis deskriptif

35
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931

dalam menghadapi kegiatan Pelaksanaan kegiatan Praktik


Prakerin. Kerja Industri (Prakerin) melibatkan
2. Tugas yang Diberikan oleh Industri beberapa kompetensi yang harus
Pelaksanaan kegiatan Prakerin dikuasai oleh siswa. Kompetensi ini
berlangsung selama 3 bulan. nantinya diharapkan dapat menjadi
Sebelum kegiatan tersebut bekal siswa dalam melaksanakan
dilaksanakan terlebih dahulu pihak kegiatan Prakerin di industri. Namun
sekolah memberikan pembekalan. demikian dalam kurikulum,
Pada saat pelaksanaan kegiatan kompetensi yang harus diajarkan
prakerin siswa juga dituntut untuk dibagi per semester dan kompetensi
berperan aktif dalam melaksanakan diajarkan sesuai dengan apa yang
pekerjaan yang tersedia di dunia perlu diajarkan. Hal ini membuat
industri. Termasuk mengerjakan kompetensi yang seharusnya
pekerjaan yang sedang dilaksanakan didapatkan siswa sebelum
oleh industri tersebut. Pihak industri pelaksanaan Prakerin belum
juga dituntut untuk turut diajarkan termasuk praktik pada
mengembakan pengetahuan dan skill mata pelajaran tertentu.
dari siswa yang sedang Kompetensi yang diajarkan oleh
melaksanakan Prakerin di kantor pihak sekolah sampai semester 3
mereka. Dalam mengasah dinilai belum lengkap. Sehingga
pengetahuan dan skill dari siswa, kompetensi pada mata pelajaran
pihak industri dapat memberikan yang berhubungan dengan dunia
tugas yang sesuai dengan pekerjaan industri masih ada yang belum
yang sedang dilaksanakan atau diajarkan. Sedangkan pada dunia
memberikan tugas sesuai dengan industri, kompetensi yang
kemampuan dari siswa. Tugas ini dibutuhkan meliputi kemampuan
diharapkan bertujuan untuk dan skill dalam mengerjakan
memberikan pengalaman baru dan pekerjaan. Siswa juga dituntut untuk
pemahaman tentang dunia industri memiliki pengetahuan yang
oleh siswa. Untuk tugas yang membantu dalam pekerjaan di
diberikan juga tetap menyesuaikan lapangan.
dengan kemampuan yang dimiliki Hasil penelitian menunjukkan
oleh siswa. bahwa kompetensi yang diajarakan
Jenis tugas tugas yang diberikan belum sepenuhnya memenuhi
oleh pihak industri bervariasi kriteria kebutuhan di dunia industri.
menyesuaikan dengan kemampuan Hal ini dapat dilihat dari
siswa dan pekerjaan yang sedang kemampuan menyelesaikan tugas
dilaksanakan oleh industri. Tugas yang dikerjakan oleh siswa yang
yang diberikan bermanfaat untuk diberikan oleh pihak industri.
mengasah skill, kemampuan dan Kompetensi yang diberikan di
pengalaman siswa dalam dunia sekolah kebanyakan memuat materi
kerja. Sehingga lulusan SMK dapat atau teori sedangkan untuk
lebih siap dalam menghadapi dunia praktiknya sendiri dinilai masih
kerja secara langsung, karena kurang. Sehingga siswa lebih
lulusan SMK dituntut untuk bisa banyak mendapatkan pengetahuan
langsung bekerja ketika selesai dari dan pengalaman praktik ketika
masa studinya. pelaksanaan Prakerin. Hal ini
3. Kompetensi yang belum diajarkan di disebabkan kompetensi yang kurang
Sekolah tetapi dibutuhkan oleh diajarkan di sekolah mengingat jam
Dunia Industri pelajaran yang terbatas.

36
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931

4. Relevansi Kurikulum SMK dengan terkait langsung dengan pelaksanaan


DU/DI Prakerin. Wawancara di industri
Pelaksanaan kegiatan prakerin untuk menggali informasi lain
kompetensi keahlian Desain terkait penerapan Prakerin yang
Pemodelan dan Informasi Bangunan dapat mendukung penelitian dan
(DPIB) di SMK tempat mengkonfirmasi hasil relevansi yang
dilaksanakannya penelitian ini didapatkan. Kedua, membawa daftar
mengambil tempat di bidang kompetensi yang telah diajarkan
pekerjaan konstruksi seperti oleh guru dan diterima oleh siswa
pelaksana, perencana, dan sebelum siswa melakukan prakerin
pengawas. SMK merupakan salah dan daftar kompetensi yang ada di
satu instansi sekolah kejuruan yang kurikulum secara keseluruhan. Hal
juga bekerja sama dengan Asosiasi ini dilakukan untuk mengetahui
Kontraktor setempat. Dengan tingkat relevansi kompetensi dengan
demikian tentunya terdapat dunia industri. Indikator relevansi
sinkronisasi dari pihak sekolah yang ingin diketahui adalah apakah
dengan pihak industri yang kemampuan yang diperoleh dari
membuat relevansi antara kurikulum kompetensi yang didapat siswa
di SMK dengan DU/DI dinilai tidak cukup untuk mempersiapkan siswa
jauh berbeda. Dengan adanya dalam pelaksanaan prakerin di
sinkronisasi tersebut maka industri.
diharapkan link and match antara Dari hasil penelitian industri
sekolah dengan dunia industri dapat dilihat hubungan antara
semakin besar. Kurikulum yang relevansi kurikulum kompetensi
digunakan pun dapat dikembangkan keahlian Desain Pemodelan dan
mengikuti kemajuan yang ada pada Informasi Bangunan (DPIB) di
dunia industri. SMK dengan kebutuhan dunia
Akan tetapi dalam pelaksanaan industri saat siswa melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Industri Prakerin melalui perbandingan
(Prakerin) tentunya masih terdapat antara kompetensi yang telah
beberapa selisih antara kurikulum diajarkan di sekolah dengan
yang digunakan SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh
DU/DI. Oleh karena itu prosedur dunia industri. Relevansi tersebut
penelitian ini dilaksanakan melalui seperti yang ditampilkan dalam bar
wawancara dengan berbagai pihak chart berikut:
terkait, seperti pihak sekolah dan
pihak industri konstruksi. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat
relevansi kurikulum di sekolah
dengan kebutuhan dunia industri
konstruksi berdasarkan
perbandingan antara kompetensi
yang telah diajarkan di sekolah
dengan kompetensi yang dunia
industri butuhkan.
Prosedur penelitian di dunia Gambar 1. Relevansi Kurikulum
industri dilaksanakan dengan dua SMK dengan Kebutuhan Dunia
cara. Pertama adalah melakukan Industri
wawancara dengan pemilik usaha
atau orang dalam industri yang

37
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931

Dari gambar 4 dapat diketahui pekerjaan yang sedang dilaksanakan


bahwa tingkat relevansi antara oleh industri. Tugas yang diberikan
kurikulum SMK dengan kebutuhan bermanfaat untuk mengasah skill,
di dunia industri saat siswa kemampuan dan pengalaman siswa
melaksanakan prakerin sudah cukup dalam dunia kerja. Sehingga lulusan
relevan. Relevansi tertinggi dari 8 SMK dapat lebih siap dalam
industri mencapai 85,58% yang menghadapi dunia kerja secara
berarti kompetensi yang telah langsung, karena lulusan SMK
diajarkan kepada siswa sebelum dituntut untuk bisa langsung bekerja
prakerin cukup sesuai dengan ketika selesai dari masa studinya.
kebutuhan industri. Hal ini 3. Terdapat beberapa kompetensi yang
menyatakan bahwa bila dilihat dari belum diajarkan atau belum detail
kompetensi yang telah diajarkan, dalam proses pembelajarannya. Hal
maka siswa sudah siap ini disebabkan karena kompetensi
melaksanakan prakerin. dalam kurikulum yang perlu
diajarkan dibagi per semester dan
KESIMPULAN kompetensi diberikan sesuai dengan
Dari hasil penelitian dan apa saja yang perlu diajarkan. Hal
pembahasan dapat diketahui bahwa ini membuat kompetensi yang
pelaksanaan pembelajaran pada seharusnya didapatkan siswa
kompetensi keahlian Desain sebelum pelaksanaan Prakerin
Pemodelan dan Informasi Bangunan belum diajarkan. Beberapa
(DPIB) di SMK menggunakan kompetensi yang dibutuhkan oleh
kurikulum 2013 revisi 2017. dunia industri untuk dikuasai oleh
Selanjutnya kompetensi yang siswa diantaranya menggambar baik
diajarkan dalam proses 2D atau 3D, pengalaman dalam
pembelajaran digunakan sebagai melaksanakan pekerjaan langsung di
bekal siswa untuk melaksanakan lapangan. Pihak industri juga
Prakerin. Hasil penelitian mementingkan sikap dan perilaku
menunjukkan beberapa jawaban dari kerja siswa yang baik sebagai
rumusan masalah yang telah pendukung dalam pelaksanaan
disusun, yaitu sebagai berikut : Prakerin.
1. Kompetensi-kompetensi yang 4. Dari hasil penelitian yang telah
diajarkan di dalam proses kegiatan dilaksanakan mengenai relevansi
pembelajaran pada kompetensi kurikulum SMK dengan kebutuhan
keahlian Desain Pemodelan dan dunia industri saat siswa
Informasi Bangunan (DPIB) di melaksanakan Prakerin dapat dilihat
SMK didasarkan pada kurikulum dari sumber utama dalam penelitian,
2013 revisi 2017. Penguasaan yaitu: pihak sekolah dan pihak
kompetensi-kompetensi oleh siswa industri konstruksi. Persentase
dalam kurikulum yang telah tingkat relevansi antara kurikulum
ditetapkan dinilai sudah cukup SMK dengan kebutuhan DU/DI
dengan rata-rata nilai sebesar 82,65. tergolong cukup relevan yaitu
Dari nilai rata-rata penguasaan sebesar 67,93%.
kompetensi tersebut maka siswa
dianggap sudah siap dalam SARAN
menghadapi kegiatan Prakerin. Dari penelitian ini maka peneliti
2. Tugas yang diberikan oleh pihak memberikan saran berkaitan dengan
industri bervariasi menyesuaikan pelaksanaan program Prakerin:
dengan kemampuan siswa dan

38
IJCEE Vol. 7 No 1 Juli, 2021, Hal 32-39 ISSN 2598-2931

1. Peningkatan atau pengefektifan Nasional. Sekretariat Negara.


pembelajaran dengan Retrieved from website:
memaksimalkan penyampaian https://pusdiklat.perpusnas.go.id/pu
materi agar tujuan pembelajaran blic/media/regulasi/2019/11/12/201
dapat diterima dengan baik oleh 9_11_1203_49_06_9ab7e1fa524ba
siswa sehingga siswa memiliki 603bc2cdbeb7bff93c3.pdf
kompetensi yang diperlukan
utamanya dalam mempersiapkan Hamalik, O. (2007). Pengembangan
Prakerin dan mempersiapkan diri Sumber Daya Manusia (SDM)
guna memenuhi kebutuhan yang Pelatihan Ketenagakerjaan
ditetapkan oleh pihak dunia industri Pendidikan Terpadu. Bumi Aksara.
konstruksi. Kemendikbud. (2018a). Peraturan
2. Melakukan komunikasi dan Direktur Jenderal Pendidikan
koordinasi yang intensif antara Dasar dan Menengah Nomor
sekolah dengan pihak dunia industri 07/D.D5/KK/2018 Tentang
konstruksi guna sinkronisasi antara Struktur Kurikulum Sekolah
kurikulum di SMK dengan Menengah Kejuruan
kebutuhan dunia industri. (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan
3. Sekolah harus mempersiapkan (MAK). Kementerian Pendidikan
kompetensi siswa dan juga harus dan Kebudayaan.
memperhatikan sikap siswa dalam
menghadapi Prakerin terutama sikap Kemenperin. (2014). Undang-Undang
kerja siswa. Hal ini guna membantu Nomor 3 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat
siswa agar lebih terbiasa dengan 2 Tentang Perindustrian.
kondisi dunia industri konstruksi Sekretariat Negara.
yang ada saat ini.
Nasution. (2008). Berbagai Pendekatan
4. Dalam pelaksanaan kegiatan
Belajar Dan Mengajar. Bina
Prakerin diusahakan agar siswa
Aksara.
benar-benar siap menerapkan
kemampuannya untuk disesuaikan Mulyasa. (2013). Pengembangan dan
dengan kebutuhan yang ada di Implementasi Kurikulum 2013.
lapangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
5. Mengadakan evaluasi pada
kompetensi yang diberikan kepada SMK Ganesha Tama Boyolali. (2020).
siswa setelah melaksanakan kegiatan Data Sekolah.
Prakerin, hal ini berkaitan dengan http://ganeshatama-byi.sch.id/web/
kurangnya bekal kompetensi oleh profil/data-sekolah/
siswa saat melaksanakan Prakerin. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
6. Mempersiapkan untuk mengikuti Pendidikan Pendekatan Kualitatif.
program baru dari pemerintah yaitu Alfabeta.
program SMK-D2 Fast Track yang
diharapkan bisa membantu Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian
meningkatkan kompetensi dan skill Kualitatif. Graha Aksara.
dari siswa.
Sukmadinata & Nana S. (2007). Metode
Penelitian Pendidikan. PT. Remaja
Rosdakarya
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2003). Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15
Tentang Sistem Pendidikan

39

Anda mungkin juga menyukai