Anda di halaman 1dari 4

TK302 Kajian Teknologi Vokasi

Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI 2022

OPTIMALISASI PROGRAM MAGANG BAGI GURU DAN SISWA SMK


TERHADAP KEBUTUHAN INDUSTRI DI ERA SOCIETY 5.0

Ayu Deviana 1, Natasya Nur Amanda 2, Nida Fadhilah Aolia 3


1
2102327, B, Pendidikan Teknik Arsitektur
2
2107940, B, Pendidikan Teknik Arsitektur
3
2101952, B, Pendidikan Teknik Arsitektur
Email: ayudeviana@upi.edu

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan teknologi, pendidikan terus mengalami peningkatan. Hadirnya


society 5.0 telah mendisrupsi pendidikan lama dengan yang baru, sehingga membutuhkan kualitas
sumber daya yang memenuhi standar kebutuhan industri. Salah satunya pada aspek kualitas
pemenuhan tenaga kerja terutama di bidang pendidikan vokasi. Banyak tantangan dan perubahan
yang harus dilakukan di era society 5.0 ini, sehingga menjadi perhatian khusus bagi satuan
pendidikan vokasi sebagai gerbang utama dalam mempersiapkan SDM unggul bagi pemenuhan
dunia kerja yang lebih optimal.

Kata-kunci : Optimalisasi, Magang, Industri, Society 5.0

ABSTRACT

Along with the development of technology, education continues to increase. The presence of society
5.0 has disrupted old education with new ones, thus requiring quality resources that meet industry
standards. One of them is the aspect of the quality of workforce fulfillment, especially in the field of
vocational education. There are many challenges and changes that must be made in this era of
society 5.0, so it becomes a special concern for vocational education units as the main gate in
preparing superior human resources for the fulfillment of a more optimal world of work.

Keyword : Optimization, Internship, Industry, Society 5.0

Pengantar

Era Society 5.0 adalah era dimana masyarakat mulai dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan
permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir pada era revolusi industri
4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala permasalahan), Artificial Intelligence
(kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar dan menyeluruh), dan robot untuk
membantu dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Society 5.0 juga dapat diartikan sebagai
sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.

Sebagai pendidik di era society 5.0, para guru perlu memiliki keterampilan dibidang digital dan
berpikir kreatif. Menurut Zulfikar Alimuddin, Director of Hafecs (Highly Functioning Education
Consulting Services) menilai bahwa di era society 5.0 guru dituntut untuk lebih inovatif dan
dinamis dalam mengajar di kelas. Oleh karena itu, ada tiga hal yang harus dimanfaatkan para
pendidik di era society 5.0 ini, diantaranya Internet of things (IoT), Virtual/Augmented reality, serta
Artificial Intelligence (AI) untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang
dibutuhkan oleh pelajar.
TK302 Kajian Teknologi Vokasi
Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI 2022

Semakin kompleksnya pekerjaan di era society 5.0, maka dibutuhkan kematangan kompetensi yang
tinggi, salah satunya adalah keterampilan kerja. Keterampilan kerja ini sangat penting untuk
dipelajari oleh siswa, khususnya siswa pendidikan vokasional yang nantinya akan diorientasikan
untuk bekerja.

Lulusan SMK harus dibekali dengan keterampilan kerja (hard skill) yang baik, selain soft skill yang
dimiliki. Untuk dapat memberikan bekal hard skill tersebut maka diperlukannya program magang
yang merupakan bagian dari pelatihan kerja yang perlu dilakukan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan. Dengan adanya program magang tersebut, mereka bisa mulai
beradaptasi dengan dunia kerja untuk membiasakan diri bekerja sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya.

Selain siswa SMK, program magang juga dibutuhkan oleh guru SMK. Melalui kegiatan magang,
guru dapat meningkatkan kompetensi yang relevan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan yang
ada. Sehingga materi yang guru ajarkan juga semakin komprehensif dan relevan.

Efektivitas Program Magang terhadap Kinerja di Bidang Industri

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15 dan pasal 18 (Menteri
Pendidikan Nasional 2003), menyatakan bahwa SMK termasuk satuan pendidikan menengah
kejuruan sebagai lanjutan dari pendidikan dasar yang bertujuan mempersiapkan peserta didik
terutama dalam bidang pekerjaan tertentu.

Perkembangan IPTEK di era society 5.0 sering berjalan lebih cepat dari pada perkembangan
IPTEK yang ada di SMK itu sendiri. Hal ini menyebabkan kompetensi keahlian yang diajarkan di
SMK sering mengalami kesenjangan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia
industri sehingga lulusan SMK belum siap bekerja saat lulus. Untuk mengatasi kesenjangan ini,
SMK harus melakukan program magang dengan mengirimkan siswa ke dunia usaha dan dunia
industri. Melalui program magang, siswa diberikan kesempatan untuk dapat merasakan bagaimana
teori bekerja di kehidupan nyata. Dalam konteks lingkungan kerja yang dinamis dan sangat
kompetitif, industri akan berusaha mencari lulusan yang kompeten. Sehingga lembaga pendidikan
memberikan perhatian khusus akan hal tersebut.

Lulusan SMK harus selalu dekat dengan dunia kerja (Djojonegoro, 1998:34) dan didukung oleh
SDM guru yang profesional dan memiliki wawasan mendalam tentang dunia kerja baik dunia usaha
maupun dunia industri. Upaya untuk mewujudkan guru yang profesional dan kompeten tidak cukup
dengan mengikuti program sertifikasi dan pemberian tunjangan profesi, namun ada dimensi yang
harus dipenuhi agar profesionalitas guru tetap terjaga, dan selalu meningkat sesuai dengan
kebutuhan serta tuntutan yang berkembang; antara lain dengan pengembangan keprofesian
berkelanjutan (Sujianto, dkk., 2011:2).

Oleh karena itu, guru bidang produktif hendaknya memiliki kemampuan kerja industri sebagai
bekal untuk pembelajaran berbasis kompetensi. Untuk itu guru-guru bidang produktif perlu
diberikan pelatihan penguasaan kompetensi industri dan penguasaan pendidikan berbasis
kompetensi (competency based education). Pelatihan kompetensi industri bagi guru kejuruan
bidang produktif, disarankan supaya dilakukan dalam bentuk wajib kerja praktek di industri. Untuk
merealisasikan kegiatan tersebut, guru kejuruan bidang produktif di SMK secara bergantian
ditugaskan mengikuti praktek kerja nyata di industri yang dalam hal ini adalah program magang
industri (Rahman, 2013:23).
TK302 Kajian Teknologi Vokasi
Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI 2022

Diskusi (Program Magang Bagi Guru dan Siswa SMK yang Masih Belum Optimal)

Kemajuan teknologi memungkinkan pembelajaran di tingkat vokasi harus dilakukan seefektif


mungkin, sehingga dapat memberikan lebih banyak ruang untuk memperoleh keterampilan yang
melibatkan pengetahuan dan kompetensi yang telah mereka peroleh sebelumnya.

Pada era society 5.0 telah mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik, sehingga semakin
kompleks pekerjaan yang dibutuhkan. Era ini difokuskan pada human-centered yang berbasis
teknologi maka dari itu prospek kerja pun menjadi semakin luas. Namun, pada kenyataannya
sumber daya manusia yang diperuntukkan bagi kebutuhan dunia industri saat ini masih belum
memenuhi standar kompetensi yang seharusnya.

Dalam peningkatan kualitas siswa maka diperlukannya pendidikan vokasional yang lebih
menekankan penyiapan kompetensi lulusan yang sesuai dengan dunia kerja, untuk itu keberhasilan
peserta didiknya juga akan diuji langsung di lapangan pekerjaan selama beberapa bulan. Hal
tersebut dapat terwujud dengan adanya program magang yang optimal. Dibutuhkan pembekalan
seperti hard skill dan soft skill dari guru kompetensi tersebut untuk mewujudkan program magang
yang optimal.

Namun, kenyataannya kebanyakan guru kejuruan tidak berpengalaman di bidang industri. Karena
secara teoritis, guru hanya mengajarkan apa yang diketahuinya, apa yang tersedia di buku teks, apa
yang dikuasainya, dan mentransfer nilai-nilai melalui perilaku kerjanya. Hal ini terjadi karena
belum terprogramnya secara periodik program magang guru di SMK, sehingga berdampak pada
keterbatasan pengetahuan dan wawasan guru dalam memahami dan menghadapi proses produksi di
industri.

Melalui pelaksanaan magang guru SMK, baik di industri maupun dengan rekan sesama guru, maka
dapat meningkatkan pemahaman terhadap prosedur kerja yang benar, keterampilan yang
dibutuhkan, dan pengetahuan yang memadai. Sehingga guru tidak menebak lagi bagaimana cara
mengajarkan kompetensi yang dibutuhkan peserta didiknya dan dapat menghasilkan output yang
baik dalam proses mentransfer ilmu kepada siswa.

Solusi (Pengoptimalisasian Program Magang Sesuai Kebutuhan Industri di Era Society 5.0)

Melihat beberapa permasalahan yang terdapat dalam penyiapan tenaga kerja dibidang industri
dalam era society 5.0, semua berfokus kepada program magang yang belum diterapkan secara
optimal bagi siswa maupun guru yang berperan sebagai tenaga pendidik.

Program magang yang optimal dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, salah satu cara yang dapat
dilakukan dalam program magang bagi guru adalah dengan menugaskan guru produktif SMK
untuk mengikuti kegiatan magang kerja langsung di industri yang relevan. Di samping itu juga
dapat dilakukan dengan cara pihak sekolah yang mengundang pekerja ahli dari industri untuk
memberikan diklat bagi guru produktif di sekolah atau melalui peer learning di SMK yang di mana
guru produktif junior melakukan magang kepada guru produktif senior yang telah memiliki
pengalaman magang di industri.

Pada era society 5.0, dunia pendidikan mulai dihadapkan dengan berbagai tantangan yang
kompleks. Sehingga mengharuskan guru SMK juga harus bisa menghadapi berbagai tantangan
tersebut, diantaranya: (1) perkembangan IPTEK yang cepat dan pesat akan membutuhkan guru
yang berkarakteristik adaptif responsif, arif dan bijaksana; (2) arus negatif globalisasi akan
membutuhkan guru yang bisa berperan aktif dan bijaksana sebagai fasilitator dan pembimbing para
peserta didik; (3) krisis sosial, seperti kriminalitas dan pengangguran akan membutuhkan guru yang
TK302 Kajian Teknologi Vokasi
Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI 2022

responsif; (4) krisis ide yang akan membutuhkan guru berperan sebagai penjaga nilai-nilai
termasuk nilai nasionalisme kepada para peserta didiknya; dan (5) perdagangan bebas akan
membutuhkan guru yang visioner, kompeten dan berdedikasi tinggi sehingga mampu membekali
peserta didik dengan sejumlah kompetensi yang diperlukan sebagai bekal menghadapi persaingan
global.

Agar program magang tersebut juga optimal bagi siswa SMK, sebaiknya program magang
disesuaikan dengan minat dan bakat siswanya. Program magang yang tidak sesuai atau linier
dengan minat siswa hanya akan membuang waktu dengan sia-sia. Selain dengan mengikuti
program magang yang sesuai dengan minat, siswa SMK tentunya harus berpartisipasi dengan baik
selama program magang. dalam hal ini guru juga berperan aktif dalam masa pembekalan kepada
siswanya sebelum magang dilaksanakan.

Kesimpulan

Pengaruh dari perkembangan IPTEK di era society 5.0 adalah semakin kompleksnya pekerjaan
yang ada. Hal ini juga berpengaruh pada kompetensi di dunia industri, salah satunya adalah
keterampilan kerja. Keterampilan bekerja ini sangat penting bagi siswa SMK dan guru kompetensi
di SMK yang nantinya akan diorientasikan dalam pemenuhan kebutuhan industri. Lulusan
pendidikan vokasional harus dibekali dengan hard skill maupun soft skill yang bisa didapatkan
melalui program magang. Melalui program magang, guru dan siswa dapat meningkatkan
kompetensi yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada. Sehingga materi yang
diajarkan juga semakin komprehensif dan relevan bagi guru dan kompetensi bekerja yang optimal
bagi siswa. Nyatanya, program magang ini belum terlaksana dengan baik dan perlu adanya
pengoptimalisasian program magang tersebut.

Daftar Pustaka

Sunardi, Sudjimat Dwi Agus. 2016. Magang Industri untuk Meningkatkan Relevansi
Kompetensi Profesional Guru Produktif SMK.
Menteri Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.
Maryanti, N,. & Apriana, D,. 2019. Kompetensi Siswa SMK dalam Menyongsong Revolusi
Industri 4.0.
Narsih, Dwi. 2017. Pengaruh Kompetensi dan Kepuasaan Kerja terhadap Kinerja Guru
SMKN 23 Jakarta Utara
Samidjo. 2017. Efektifitas Pelaksanaan Magang Industri Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin
Sulistyanto,. Mutohhari, F,. Kurniawan, A,. & Ratnawati, D,. 2020. Kebutuhan Kompetensi
di Era Revolusi Industri 4.0
Narsih, Dwi. 2017. Pengaruh Kompetensi dan Kepuasaan Kerja terhadap Kinerja Guru
SMKN 23 Jakarta Utara
Umiati. 2016. Pengelolaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Di SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Kahar, Iksan. Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Era Society 5.0 DI Masa
Pandemi Covid 19
Arjunaita. 2020. Pendidikan Di Era Revolusi Industri 5.0 Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.

Anda mungkin juga menyukai