Anda di halaman 1dari 7

MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN VOKASI

MELALUI KERJASAMA KEMITRAAN DENGAN INDUSTRI DUNIA USAHA


DAN DUNIA KERJA (IDUKA)

oleh :
Fery Tobing, SE., MM

Nasib Manurung, SE., MM

fery.tobing@uki.ac.id
nasib.manurung@uki.ac.id

Dosen Prodi Perbankan dan Keuangan


Fakultas Vokasi UKI

Abstract
Vocational education is an educational model that focuses on individual skills, skills,
understanding, behavior, attitudes, work habits, and appreciation of the jobs needed by the
business community and the world of work (IDUKA). An important issue in this era of
globalization is how much the implementation of this education is relevant to the needs of the
community, especially the needs of IDUKA. the mismatch has become the main issue that has
caused a prolonged polemic between IDUKA One of the efforts to realize the relevance of
vocational education to the industrial world (link and match). The need to develop, is the
existence of mutually beneficial partnerships, especially in achieving common goals.
Partnership of cooperation can be carried out with student internship programs, IDUKA
involvement in curriculum preparation, and teaching staff or instructors. Management of
vocational education based on partnership cooperation can increase the competence of
vocational education graduates by IDUKA needs and can benefit both parties

Keyword : Competence of Graduates, Partnership, IDUKA

Pendahuluan Pendidikan vokasi merupakan model


Sumber daya manusia yang kompeten akan pendidikan yang menitik beratkan pada
semakin banyak dibutuhkan oleh Idustri keterampilan individu, kecakapan,
Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA) pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan
pada masa kini hingga mendatang. Untuk kerja, dan apresiasi terhadap pekerjaan-
memenuhi memenuhi kebutuhan tersebut, pekerjaan yang dibutuhkan oleh
Direktorat Kemendikbud terus berupaya masyarakat Idustri Dunia Usaha dan Dunia
melakukan berbagai terobosan baru Kerja (IDUKA) yang bermitra dengan
melalui beberapa program dan kebijakan, masyarakat industri dan usaha dalam
utamnya bagi satuan pendidikan vokasi di kontrak dengan lembaga-lembaga asosiasi
tanah air. Salah satunya kebijakan profesi serta berbasis produktif.
persyaratan diwajibkan bagi program studi Menurut Pavlova (2009) dengan
yang akan upgrading D3 menjadi sarjan pertimbangan bahwa aktivitas ekonomi
terapan atau D4 adanya kerjasama dengan sangat ditentukan adanya perubahan
industri (SK Diksi No. 55/D/HK/2020). teknologi yang cepat pada masa

1
mendatang, maka orientasi pendidikan yang memiliki penguasaan IPTEK,
vokasi diarahkan menjadi pendidikan mandiri, terampil dan terlatih sesuai
bekerja (work education) atau pendidikan dengan tuntutan dunia industri atau dunia
teknologi (technology education). Secara kerja. Hasil pembelajaran tersebut
tradisional, menurut Pavlova (2009) diperlukan sebagai modal dalam
pendidikan vokasi merupakan pendidikan menghadapi persaingan regional maupun
dengan tujuan utama mempersiapkan global. Secara khusus juga akan mampu
untuk bekerja dengan menggunakan menjawab tantangan yang muncul karena
pendekatan pendidikan berbasis adanya Masyarakat Ekonomi Asean
kompetensi. Selanjutnya, menurut Pavlova (MEA). Perubahan orientasi kerja,
(2009) pendidikan bekerja merupakan persyaratan kerja dan persaingan yang
program pendidikan dengan tiga makin ketat pada era global juga menuntut
komponen yang saling terkait, yaitu: perlunya peningkatan kompetensi lulusan
pembelajaran untuk bekerja (learning dan perubahan paradigma tentang proses
forwork), pembelajaran tentang bekerja belajar mengajar. Perubahan paradigma
(learning about work), dan pemahaman tersebut berdampak pada perlunya
sifat dasar bekerja (understanding the perubahan kurikulum dan perubahan
nature of work). Sedangkan menurut perilaku serta model pembelajaran yang
Sudira (2015: 5) pendidikan vokasional bertujuan untuk peningkatan mutu
setidaknya diselenggarakan untuk empat lulusan.Untuk meningkatkan link and
tujuan pokok yaitu;1) persiapan untuk match antara lulusan pendidikan tinggi
kehidupan kerja meliputi pemberian vokasi dengan IDUKA di perlukan adanya
wawasan tentang pekerjaan yang mereka kerjasama dengan IDUKA untuk
pilih; 2) melakukan persiapan awal bagi memberikan kesempatan kepada
individu untuk kehidupan kerja meliputi mahasiswa untuk mendapatkan
kapasitas diri untuk pekerjaan yang pengalaman belajar yang lebih luas dan
dipilih;3) pengembangan kapasitas kompetensi baru melalui beberapa kegiatan
berkelanjutan bagi individu dalam pembelajaran di luar program studinya
kehidupan kerja mereka agar mampu dengan program magang dan Praktek
melakukan transformasi kerja Kerja Lapangan (PKL) IDUKA, melalaui
selanjutnya;4) pemberian bekal program ini mahasiswa dapat memahami
pengalaman pendidikan untuk mendukung dapat memahami dunia kerja nyata di pasar
transisi dari satu pekerjaan ke pekerjaan kerja. Menurut Undang-Undang Republik
lainnya. Dari keterangan tersebut dapat Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
dipahami bahwa pendidikan vokasi adalah Ketenagakerjaan, pemagangan
pendidikan yang menyiapkan peserta didik adalah bagian dari sistem pelatihan kerja
untuk bisa bersaing dalam dunia kerja yang yang diselenggarakan secara terpadu antara
berbasis pada peningkatan kompetensi pelatihan di lembaga pelatihan dengan
yang selalu dinamis dalam melakukan bekerja secara langsung di bawah
perubahan sistem pendidikan yang dapat bimbingan dan pengawasan instruktur atau
tuntutan perubahan era global telah pekerja/buruh yang lebih berpengalaman,
menjadikan pendidikan tinggi vokasi dalam proses produksi barang dan/atau jasa
memiliki peran strategis dan berada di di perusahaan, dalam rangka menguasai
garda terdepan dalam penanganan usia keterampilan atau keahlian tertentu.
angkatan kerja. Pendidikan tinggi vokasi Sedangkan Menurut Sumardiono (2014)
diprogramkan untuk menghasilkan lulusan pengertian magang adalah proses belajar

2
dari seorang ahli melalaui kegiatan dunia maksimalnya keterlibatan IDUKA dalam
nyata. Magang adalah proses belajar dari penyususnann kurikulum, penyediaan
seorang ahli melalui kegiatan dunia nyata. tenaga ahli sebagai instruktur, tutor atau
Selain itu, magang adalah proses dosen industri atau praktisi pada program
mempratekan pengetahuan dan studi, ketidak tersediaan fasilitas
keterampilan untuk menyelesaikan laboratorium kerja yang layak dan
problem nyata di sekitar. Selain moderen seperti yang tersedia pada
penyediaan tempat praktikum, praktik, IDUKA. Hal ini menjadi perhatian khusus
magang dan atau kegiatan lain yang sejenis dunia pendidikan khususnya pendidikan
Kerjasama dengan IDUKA dapat dilakuan vokasi untuk melakukan kemitraan dan
dengan : melibatkan IDUKA dalam penyelarasan dengan IDUKA. Kemitraan
menyusunn dan pengembangan kurikulum, dan penyelarasan memiliki peran penting
Penyediaan tenaga ahli sebagai instruktur, dalam meningkatan kualitas pendikan
tutor atau dosen industry atau praktisi dll. vokasi dan menghasilkan lulusan yang siap
kerja sesuai kebutuhan industri. Dalam hal
Pembahasan ini, hubungan yang terjalin antara
Komplain dari industri, dunia usaha dan Perguruan Tinggi Vokasi dengan IDUKA
dunia kerja (IDUKA) terhadap kompetensi harus terjalin secara erat, bahkan
lulusan perguruan tinggi masih memberikan nilai tambah bagi kedua belah
menyisakan pekerjaan rumah yang cukup pihak. Program Kerjasama merupakan
memerlukan perhatian bagi perguruan upaya strategis pelaksanaan dalam rangka
tinggi. Komplain tentang kompetensi mewujudkan link and match. Pendidikan
menjadi salah satu penyebab dari tidak tinggi sebagai institusi yang mewadahi
terserapnya lulusan di IDUKA, sehingga kaum terpelajar dan terampil tidak boleh
lowongan kerja yang tersedia tidak dapat menjadi Menara Gading yang eksklusif.
diberikan kepada sipelamar, karena Sebaliknya, hasil pembelajaran, baik
pelamar tidak memenuhi kriteria pemberi sumber daya manusianya hingga
kerja, artinya lapangan kerja tersedia tetapi inovasinya harus memberikan dampak dan
kompetensi calon karyawan tidak keberadaannya dirasakan langsung oleh
memenuhi persyaratan yang diminta. masyarakat. Dalam hal ini, Perguruan
Kondisi lain tentang lulusan program studi Tinggi Vokasi (PTV) menjadi institusi
yang sudah bekerja pun juga cukup yang berperan mengolah penemuan dasar
memprihatinkan. Banyak ditemukan di menjadi penemuan terapan yang aplikatif
antara lulusan perguruan tinggi yang bagi masyarakat. Di sisi lain, pendidikan
bekerja, jauh dari yang mereka pelajari vokasi kini menjadi sasaran utama dalam
(tidak sesuai kompetensi). Beberapa pembangunan sumber daya manusia
perusahaan yang masih peduli dan (SDM) yang tertuang dalam janji Presiden
memanfaatkan lulusan perguruan tinggi, serta RPJMN 2020-2024. Kebijakan yang
sebagian besar menempatkan mereka dilakukan adalah peningkatan peran dan
bekerja di pos yang tidak sesuai jurusan, kerjasama industri dalam pendidikan dan
salah satu faktor yang menyebabkan pelatihan vokasi. Dalam hal ini, segala
ketidak sesuaian (mismatch) antara bentuk pendidikan maupun pelatihan
perguruan tinggi dengan IDUKA yaitu, vokasi akan berbasis pada kerjasama
tidak semua perguruan tinggi mencetak industri. Tantangan dunia kerja dengan
lulusan yang adaptif dengan IDUKA Hal kompetensi kerja yang makin tinggi seiring
ini dikarenakan antara lain, belum kemajuan teknologi dan dinamika tempat

3
kerja di era globalisasi menuntut sebagai sekedar suatu transmisi abstrak dan
pendidikan vokasi mampu mengantisipasi dekontek tualisasi dari seseorang ke yang
dan menghadapi perubahan yang terjadi lain, tetapi merupakan proses sosial dimana
dengan memanfaatkan berbagai kapasitas pengetahuan dan keterampilan itu
yang mimiliki. Keberhasilan dikonstruksi. Berdasarkan uraian diatas
pembelajaran pada pendidikan vokasi maka pendidikan vokasi perlu membangun
sendiri dapat dilihat dari seberapa jauh kemitraan dengan IDUKA, dalam upaya
peserta didik mengetahui Kebermaknaan menyiapkan peserta didik siap bekerja
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan IDUKA. Di
dipelajari dapat diaplikasikan dalam Indonesia, semua aspek dan fungsi
kehidupan nyata, yang dikenal dengan kemitraan diatur di bawah ‘PP 17/2013’.
istilah situated learning. J. Lave (2009) ini Undang-undang khusus ini menjelaskan
berpendapat bahwa pembelajaran yang bahwa kemitraan adalah hubungan antara
terjadi merupakan fungsi dari berbagai dua atau lebih individu atau pihak yang
kegiatan, konteks, dan budaya dimana telah menerima untuk berbagi keuntungan
pembelajaran itu terjadi. Berbeda dengan yang dihasilkan dari bisnis di bawah
kegiatan pembelajaran dalam kelas, pengawasan semua anggota atau nama
interaksi sosial merupakan komponen anggota lainnya. Sedangkan Istilah
penting dalam pembelajaran bersituasi kemitraan (partnership) sendiri digunakan
dimana peserta didik atau pelajar terlibat untuk menunjukkan suatu kesepakatan
dalam komunitas praktek yang merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih untuk
perwujudan dari keyakinan dan perilaku mencapai tujuan bersama (Julius Bobo,
tertentu yang akan diakuisisi. Teori ini 2003:182). Kesepakatan yang terjadi dapat
diterapkan dalam konteks kegiatan mengikat secara hukum atau juga bersifat
pembelajaran berbasis teknologi yang lebih longgar. Beberapa literatur
menekankan pada keterampilan dalam menggunakan kata kemitraan untuk
memecahkan masalah. Menurut Nanang menyatakan hubungan dalam konteks
Hanafiah (2012) teori ini beranggapan bisnis. Kendati begitu, sebenarnya istilah
bahwa pengetahuan dan pembelajaran kemitraan pada dasarnya memiliki
harus situasional, baik dalam konteks pengertian yang lebih luas. Kemitraan
secara fisik maupun konteks sosial dalam merupakan sebuah hubungan yang
rangka mencapai tujuan belajar. dibangun oleh salah satu pihak terhadap
Pengetahuan dan pembelajaran harus pihak lainnya yang memiliki karakteristik
dikondisikan dalam fisik tertentu dan khusus yang dibutuhkan oleh pihak lainnya
konteks sosial (masyarakat, rumah, dan dan biasanya melibatkan kerjasama yang
sebagainya) dalam mencapai tujuan erat dan tanggung jawab bersama
belajar. (Departemen Pendidikan Nasional, (Fletcher, 1987). Kerjasama kemitraan
2004). Konteks sosial yang dimaksudkan antara dua pihak atau lebih dapat
dalam pembelajaran berfungsi untuk berupa hubungan dalam tingkatan yang
membentuk kecakapan interpersonal dinilai lebih longgar seperti koordinasi
dengan orang lain sehingga pada akhirnya (coordination) hingga tingkatan yang lebih
peserta didik dapat menerapkan mengikat seperti kerjasama (cooperation)
pengetahuan yang didapatkannya dengan dan kolaborasi (collaboration).
kehidupan sehari-hari dalam kelompok Koordinasi merupakan suatu
sosial masyarakat (IDUKA) yang lebih pengaturanberagam elemen ke dalam suatu
nyata. Belajar tidak seharusnya dilihat pengoperasian yang terpadu dan harmonis.

4
Motivasi utama dari koordinasi biasanya maupun swasta atau industri sangatlah
adalah menghindari kesenjangan dan penting, baik di tingkat regional maupun
tumpang-tindih (overlapping) berkaitan internasional. Kementerian Pendidikan dan
dengan tugas atau kerja para pihak yang Kebudayaan telah melakukan kerjasama
bekerja sama. Para pihak biasanya dan sinergi dengan Kementerian BUMN
berkoordinasi dengan harapan maupun Non BUMN.
memperoleh hasil secara efisien.
Koordinasi dilakukan umumnya dengan Idustri Dunia Usaha dan Dunia Kerja
melakukan harmonisasi tugas, peran, dan (IDUKA)
jadwal dalam lingkungan dan sistem yang Banyak satuan pendidikan vokasi yang
sederhana. Menurut Kamus Besar Bahasa tidak memiliki peralatan dan mesin yang
Indonesia (2008: 704) kerjasama memadai untuk melaksanakan praktik agar
merupakan sesuatu yang ditangani oleh lulusan mencapai standar kompetensi yang
beberapa pihak. Kerjasama adalah sebuah disyaratkan. Akibatnya, industri harus
sikap mau melakukan suatu pekerjaan mengadakan pelatihan tambahan untuk
secara bersama-sama tanpa melihat latar menyiapkan tenaga kerjanya. Dengan
belakang orang yang diajak bekerjasama demikian, pihak industri harus
untuk mencapai suatu tujuan. Landsberger mengalokasikan biaya ekstra di luar biaya
(2011) kerjasama atau belajar bersama produksi. Disparitas yang sangat terlihat
adalah proses berkelompok dimana jelas antara kemampuan yang diharapkan
anggota anggotanya mendukung dan saling dunia kerja dan lulusan yang dihasilkan
mengandalkan untuk mencapai suatu hasil satuan pendidikan vokasi menjadi pusat
mufakat. Selain itu kemampuan kerjasama perhatian bersama antara perguruan tinggi
mampu meningkatkan rasa percaya diri dan industri. Sebenarnya pihak perguruan
dan kemampuan berinteraksi, serta melatih tinggi dan pihak industri memiliki
peserta didik beradaptasi dengan keterbatasan masing-masing dalam
lingkungan baru. Untuk menjaga membentuk dan mendapatkan tenaga kerja
kesinambungan perencanaan pendidikan yang siap pakai. Pihak perguruan tinggi
vokasi yang bersifat permintaan pasar memiliki keterbatasan dalam pembiayaan
(demand driven) diperlukan kerjasama dan penyediaan fasilitas pendukung
permanen antara Pemerintah dan industri. praktikum, sedangkan industri memiliki
Kerjasama ini dapat mencakup (1) keterbatasan sumber daya pendidikan
penyusunan dan perancangan kerangka untuk membentuk tenaga kerja yang
pendidikan vokasi; (2) pembiayaan; (3) dibutuhkan. Oleh karena itu, keterlibatan
pengembangan kurikulum dan industri sebagai tempat praktik peserta
implementasinya, dan (4) bersama-sama didik menjadi salah satu solusi untuk
melaksanakan assessment proses dan mengurangi disparitas yang terjadi
lulusan pendidikan vokasi itu. Demikian sehingga mampu menciptakan kemampuan
juga dilakukan sebuah kesepakatan tentang kerja para lulusan pendidikan vokasi yang
sertifikasi kompetensi yang mencerminkan adaptif dengan dunia kerja.
harapan kualitas lulusan dengan tuntutan Kegiatan praktik di industri ketika para
kompetensi sesuai standar yang berlaku di peserta didik masih berada di bangku
industri. Untuk meningkatkan mutu proses perguruan tinggi, yang dikenal dengan
dan kompetensi hasil pembelajaran istilah praktik kerja industri (prakerin),
pendidikan vokasi, kerjasama dan sinergi memberikan kesempatan kepada mereka
dengan berbagai instansi pemerintah untuk mendapatkan kompetensi yang tidak

5
didapatkan di perguruan tinggi dan menguntungkan bagi industri untuk
memberikan pengetahuan terhadap memperoleh tenaga kerja yang sudah
perkembangan (state of the art) industri terlatih sehingga tidak perlu lagi
yang terjadi. Walaupun peserta didik mengadakan pelatihan dalam menyiapkan
memperoleh peningkatan kompetensi di tenaga kerja yang mereka butuhkan.
industri melalui prakerin, tidak ada
keharusan bagi industri penyelenggara Idustri Dunia Usaha dan Dunia Kerja
prakerin untuk mempekerjakan peserta (IDUKA) Tempat Belajar Manajemen
didik yang praktik kerja di situ setelah Dunia Kerja
mereka lulus. Peserta didik bebas mencari Selain sebagai tempat magang untuk
pekerjaan di tempat lain dan bebas juga memahami proses dan budaya kerja,
untuk membuka pekerjaan sendiri. IDUKA juga dimanfaatkan sebagai tempat
menengah. pembelajaran tentang manajemen dan
organisasi produksi. Peserta didik
Idustri Dunia Usaha dan Dunia Kerja pendidikan vokasi kadang-kadang
(IDUKA) sebagai tempat magang kerja. melakukan pengamatan cara kerja produk
Sistem magang (apprenticeship) dan jasa yang secara tidak langsung belajar
merupakan sistem pendidikan vokasi yang tentang mutu, service excellent dan
paling tua dalam sejarah pendidikan efisiensi produk. Selain itu, peserta didik
vokasi. Sistem magang merupakan sistem juga belajar tentang manajemen dan
yang cukup efektif untuk mendidik dan organisasi industri untuk belajar tentang
menyiapkan seseorang untuk dunia usaha dan cara pengelolaan usaha
memperdalam dan menguasai sehingga mereka memiliki wawasan dan
keterampilan yang lebih rumit yang tidak pengetahuan tentang dunia usaha. Melalui
mungkin atau tidak pernah dilakukan belajar manajemen dan organisasi ini
melalui pendidikan massal di perguruan peserta didik juga bisa menambah
tinggi. Dalam sistem magang seseorang kapabilitas pada dunia pekerjaan. Peserta
yang belum ahli (novices) belajar dengan didik pendidikan vokasi kadang-kadang
orang yang telah ahli (expert) dalam bidang menggunakan industri sebagai objek
kejuruan tertentu. Sistem magang kerja di wisata-belajar dengan sekedar mengamati
industri memberikan pengalaman langsung dan melihatlihat dari kejauhan proses
bagi para peserta didik mengenai kegiatan produksi di industri. Mereka juga kadang-
bekerja langsung pada pekerjaan yang kadang mendapatkan informasi dari
sesungguhnya, dengan tujuan untuk pengelola industri tentang organisasi dan
menguasai kompetensi yang sesuai dengan para pengelolanya. Pengalaman dari dunia
industri, serta memahami budaya kerja, industri ini bisa bermanfaat bagi peserta
sikap profesional yang diperlukan, budaya didik dalam mengembangkan kemampuan
mutu, dan pelayanan konsumen. Industri profesional peserta didik. Diharapkan
sebagai tempat magang kerja tidak hanya setelah lulus nanti, peserta didik bisa
memberikan manfaat bagi para peserta mengembangkan bakat dan potensinya,
didik, tetapi industri juga merasakan tidak hanya bergantung pada dunia kerja
kontribusi para peserta didik selama
pelaksanaan magang serta industri bisa Kesimpulan
membentuk para peserta didik untuk Dengan dilakukan kerjasama kemitraan ini
menjadi seorang tenaga terampil yang siap maka akan terlaksananya link and match
bekerja. Tentunya hal ini akan antara pendidikan vokasi dengan IDUKA,

6
kerjasama dan kemitraan dapat dilakukan Daftar Pustaka
dengan melibatkan IDUKA dalam Aini, Siti Nurul dan Putu Sudira. 2015.
menyususn kurikulum, tenaga “Pengaruh Strategi Pembelajaran, Gaya
pengajar/instruktur juga melalaui program Belajar, Sarana Praktik, dan Media
magang hal tidak hanya memberikan terhadap hasil Belajar Patiseri SMK se-
manfaat bagi pendidikan vokasi dalam Gerbang Kertasusila”. Jurnal Pendidikan
upaya efesiensi biaya laboratorium dan Vokasi. 5 (1). P.88-102.
secara khususnya para peserta didik Fletcher, K. L, (1987). The Law of
menjadi seorang tenaga terampil yang siap Partnership. Syidney : The Law Book
bekerja. Tentunya hal ini akan Company Limited.
menguntungkan bagi industri untuk Hanafiah. (2012). Konsep Strategi
memperoleh tenaga kerja yang sudah Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
terlatih, dengan ada keterlibat dalam Suhartanta, Prosiding Seminar Nasional
penysusunan kurikulum, tenaga pengajar Pendidikan Teknik Mesin FT UNY, Sabtu
dan juga melalui program magang IDUKA 2 Juni 2012 Kerjasama Kemintraan
sehingga tidak perlu lagi mengadakan Sebagai Upaya Meningkatkan Relevansi
pelatihan dalam menyiapkan tenaga kerja Lulusan Pendidikan Kejuruan
yang mereka butuhkan. Serta adanya Pavlova, M. 2009. Technology and
kesempatan rekuretmen peserta didik Vocational Education for Sustainable
menjadi tenaga kerja, karna IDUKA sudah Development: Empowering Individuals for
mengetahui kompetensi yang dimiliki The Future. Australia: Springer
peserta didik sesuai dengan kebutuhan Menurut Undang-Undang Republik
pasar kerja IDUKA. Link and match di Indonesia No.9 tahun 1999
pendidikan vokasi terbilang penting karena Undang-Undang Republik Indonesia
akan menguntungkan kedua belah pihak. Nomor 13 Tahun 2003
Yakni pendidikan vokasi dan juga IDUKA. Departemen Pendidikan Nasional, 2004
Pendidikan vokasi pun akan lebih bisa SK Diksi No. 55/D/HK/2020
beradaptasi dengan kebutuhan industri. Pedoman Pelaksanaan Program
Sementara industri pun bisa mendapatkan Kemintraan Pendidikan Tinggi Vokasi
tenaga kerja yang kompeten yang sesuai Denagan Industri, Dunia Usaha Dan Dunia
kebutuhan. Perguruan tinggi Kerja Tahun 2020
penyelenggara pendidikan vokasi dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
industri memiliki hubungan yang saling Paduan Magang Pendidikan Vokasi 2020
membutuhkan dan menguntungkan. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008
Perguruan tinggi vokasi membutuhkan https://nasional.kontan.co.id/news/industri
industri untuk pengembangan sumber daya -bisa-mendapatkan-manfaat-dari-tenaga-
manusia, sedangkan industri akan magang-vokasi
mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas https://sevima.com/10-manfaat-magang-
sehingga mampu untuk meningkatkan daya bagi-mahasiswa-ketahui-pengertian-
saing tujuannya/

Anda mungkin juga menyukai