Anda di halaman 1dari 12

Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

Penelitian

Kompetensi Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan :


Antara Kebijakan dan Realita

Agung Premono*)

Abstrak
engembangan Sekolah Menengah Kejuruan saat ini ditujukan untuk memenuhi prosentase

P SMU : SMK = 30 : 70. Pemberlakuan Kepmen No. 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum


Keahlian SMK akan menimbulkan beberapa kemungkinan, yaitu : (1) Program Keahlian
semakin banyak,(2) semakin berkurang, atau(3) tetap. Studi ini dilakukan untuk melihat
kondisi Bidang Keahlian SMK saat ini dari sisi Kepmen No.251/C/KEP/MN/2008, dengan metode
Sensus, yaitu mendata keseluruhan kompetensi keahlian yang ada di SMK di Kota Tangerang.
Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat 5 (lima) bidang keahlian yang dikembangkan di Kota
Tangerang, yaitu : Bisnis Manajemen, Teknologi Rekayasa, TIK, Seni Pariwisata, dan Kesehatan.
Ada satu bidang keahlian yang belum dikembangkan yaitu Agroindustri. Kompetensi keahlian
SMK terbanyak di Kota Tangerang : Akuntansi, Teknik Kendaraan Ringan (Sepeda Motor), dan
Teknik Komputer dan Jaringan. Penelitian ini menyarankan agar pemerintah Kota Tangerang
mengembangkan SMK berdasarkan kebutuhan nyata. Penelitian ini menyerankan agar Pemerintah
Kota Tangerang mengembangkan SMK berdasarkan kebutuhan nyata di kota tersebut.

Kata-kata kunci: bidang keahlian, kompetensi keahlian, pendidikan kejuruan.

Abstract
At present the Indonesian government is trying to balance the number of vocational schools to general/
academic schools to reach the ratio of 70-30. The development of vocational schools are based on the decree
National Education Minister of No. 251/C/KEP/MN/2008 on the spectrum of vocational competences. This
research focussed the study of vocational competences related to the man power needs in Tangerang City. The
data collected show 5 (five) areas of vocational competences are being developed: Management Business,
Engenering Technology, ICT, Tourism. and Health. Agroindustry is not developed yet.While the dominant
vocational competences include accounting, automotive, and computer net working. This research recomends
the Tangerang City Government to develop vocational schools based on the real local needs.

Keywords: areas of expertise, competency skills, vocational educational.

ke pasar kerja dibandingkan lulusan SMA


Pendahuluan karena umumnya mata pelajaran di SMK
dengan disertai dengan praktik keterampilan.
Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Dalam analisis proyeksi pengembangan
(SMK) di masing-masing kabupaten/kota akan SMK ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi
dilakukan hingga akhirnya akan dicapai yaitu program keahlian mengalami perkembang-
perbandingan antara SMK dengan SMU menjadi an yang sangat pesat, program keahlian
70 : 30. Upaya untuk terus memperbanyak SMK mengalami perkembangan yang wajar (stabil),
adalah karena lulusan SMK lebih mudah masuk dan program keahlian mengalami kejenuhan.

*) Mechanical Engineering Department, Faculty of Engineering State University of Jakarta

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

Program keahlian yang diproyeksikan menga- kata lain bahwa SMK berperan dalam
lami perkembangan yang sangat pesat adalah menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik
kelompok program Pertanian, Pariwisata, bekerja secara mandiri maupun mengisi
Perikanan, Kelautan, dan Teknologi Informasi. lowongan pekerjaan yang ada. Dengan
Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah SMK demikian arah pengembangan SMK harus
yang akan membuka kelompok program tersebut diorientasikan pada penentuan permintaan
mencapai 6.151. Kelompok program cukup stabil pasar kerja. Calhoun & Finch, 1982, seperti yang
dan diproyeksikan mengalami perkembangan dikutip oleh As’ari Djohar, 2008, mengartikan
yang wajar adalah kelompok program Teknologi pendidikan kejuruan sebagai berikut.
dan Industri serta Kelompok Seni dan Kerajinan, “Vocational education is organized educational
yang diperkirakan akan mencapai 3.178 SMK programs which are directly related to the preparation
yang menyelenggarakan program tersebut. of individuals for paid or unpaid employment, or for
Sedangkan kelompok program Bisnis dan additional preparation for a career requirements other
Manajemen, merupakan program yang diproyek- than a baccalaureate of advanced degree”
sikan mengalami kejenuhan di pasar kerja dan Di bagian lain, Djohar juga menyebutkan
jumlahnya cenderung akan menurun dan bahwa komponen yang menyangkut ketenaga-
diproyeksikan pada tahun 2020 hanya 923 SMK kerjaan mencakup tiga aspek pokok, yaitu (1)
yang menyelenggarakan program tersebut. kesempatan kerja bagi semua yang memerlu-
Diberlakukannya keputusan Direktur kannya dalam suatu struktur lapangan kerja
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan yang menjamin kesinambungan antara pilihan
Menengah tentang spektrum keahlian pendidi- perorangan, penghasilan yang memadai, dan
kan menengah kejuruan, menjadikan SMK saat pemenuhan masyarakat akan barang dan jasa;
ini memiliki 121 kompetensi keahlian. Tujuan (2) pendidikan dan pelatihan yang mampu
dikeluarkannya keputusan tersebut adalah agar mengembangkan potensi manusia secara
SMK dalam mengembangkan program keahlian optimal; dan (3) mekanisme penyesuaian antara
tidak semaunya membuat nama sendiri terhadap manusia dan pekerjaan, tanpa merugikan
program tersebut dan disesuaikan dengan perorangan maupun jumlah produksi. Dari
kebutuhan pasar kerja. ketiga komponen tersebut sangat jelas, bahwa
dunia pendidikan merupakan salah satu
Kajian Pustaka komponen penting dalam dunia ketenaga-
kerjaan, khususnya dalam komponen kedua
Pasal 12 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 yang itu bisa dipenuhi oleh SMK (pada jenjang
tersebut menetapkan bahwa setiap peserta didik Sekolah Menengah) maupun pendidikan Vokasi
pada setiap satuan pendidikan berhak menda- (pada jenjang Pendidikan Tinggi).
patkan pelayanan pendidikan sesuai dengan Dalam akhir tulisannya, Djohar menyim-
bakat, minat, dan kemampuan. Salah satu ben- pulkan bahwa karena tingginya keterkaitan
tuk satuan pendidikan menengah adalah penyelenggaraan pendidikan kejuruan dengan
Sekolah Menengah Kejuruan. tuntutan dunia kerja, maka pendidikan kejuruan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) haruslah memiliki sifat responsive-aktif, serta
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan adaptasilitas dan fleksibilitas tinggi, seperti yang
formal yang menyelenggarakan pendidikan ditetapkan oleh sang pencetus, Calhoun & Finch
kejuruan pada jenjang pendidikan menengah yang menyebutkan bahwa :
sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk “Vocational education should be evaluated on
lain yang sederajat. Sebagai bagian dari Sistem the basis of economic efficiency. Vocational education
Pendidikan Nasional, SMK merupakan pendi- is economically efficient when (a) it prepares students
for specific jobs in the community on the basis of man
dikan lebih mengutamakan pengembangan
power needs; (b) it insures an adequate labor supply
kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja
for an occupational area; and (c) the student gets the
dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi job for which he was trained”
di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan Kebenaran kesimpulan Calhoun & Finch
mengembangkan diri di kemudian hari. Dengan juga dirasakan di Indonesia. Pada Edisi Senin,

Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010 51


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

02 Mei 2005 Harian SINAR HARAPAN menulis diberlakukan. Penamaan yang tidak
headline tentang “Mendidik Tenaga Terampil berdasarkan ketentuan yang berlaku akan
dan Pintar Butuh Dukungan Industri”. Tulisan menyulitkan dalam pengelolaan dan
tersebut menyoroti perlunya sinergi antara dunia penyediaan tenaga pendidik serta ketidakjelasan
pendidikan dan dunia industri agar lulusannya akan pengakuan masya-rakat pengguna. Oleh
memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia karena itu, Direktur Jenderal manajemen
industri. Kondisi ini sudah dilakukan di bebe- Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal
rapa SMK dan Politeknik terkemuka di Indone- 22 Agustus 2008 menerbitkan surat keputusan
sia, seperti SMK PIKA Semarang, SMK Mikael nomor 251/C/KEP/MN/2008 tentang
Surakarta, POLMAN Bandung, ATMI Solo, POL- spektrum keahlian pendidikan menengah
MAN ASTRA, dan Politeknik lainnya, sehingga kejuruan. Pertimbangan dikeluarkannya SK
para lulusannya 100 % terserap dunia kerja. tersebut adalah spektrum keahlian yang telah
SMK sebagai salah satu institusi yang diberlakukan sudah tidak sesuai dengan
menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
menghasilkan lulusan sebagaimana yang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga kerja yang tuntutan dunia kerja. Spektrum keahlian pada
dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang dasarnya menggambarkan alur atau pola
memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pengelom-pokkan program keahlian yang
pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya disusun berdasarkan kesetaraan atau kaitan
saing yang tinggi. Atas dasar itu, pengembangan dengan kompetensi kerja yang diperlukan oleh
kurikulum dalam rangka penyempurnaan dunia kerja terkait.
pendidikan menengah kejuruan harus disesu- Berdasarkan SK tersebut, ada enam bidang
aikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja keahlian yang dikembangkan di Sekolah
serta dapat mengantisipasi perkembangan ilmu Menengah Kejuruan, dengan total program studi
pengetahuan dan teknologi. keahlian sebanyak 40, dan kompetensi kaahlian
Di samping kurikulum, pengembangan sebanyak 121. Tabel berikut menunjukkan
program keahlian juga harus
disesuaikan dengan kebutuh- Tabel 1: Bidang Keahlian SMK
an lapangan kerja. Berdasar-
kan hal tersebut, program Program Studi Kompetensi
No Bidang Keahlian
keahlian kemudian dikelom- Keahlian Keahlian
pokkan menjadi kelompok 1. Teknologi dan 18 66
bidang industri, usaha, dan R e k ay as a
profesi. Penamaan bidang
keahlian dan program 2. Teknologi Informasi 3 9
dan Komunikasi
keahlian pada kurikulum
SMK Edisi 2006 dikembang- 3. Kesehatan 2 6
kan mengacu pada nama
bidang dan program keahlian 4. Seni, Kerajinan, dan 7 22
Pariwisata
yang berlaku pada kurikulum
sebelumnya. Jenis keahlian 5. Agribisnis dan 7 14
baru diwadahi dengan jenis Agroteknologi
program keahlian baru atau
6. Bisnis dan Manajemen 3 4
spesialisasi baru pada prog-
ram keahlian yang relevan. Jumlah 40 121
Di dalam perkembangan-
nya banyak program keahlian
yang dikembangkan oleh masing-masing SMK jumlah program studi keahlian dan kompetensi
penamaannya tidak mengikuti ketentuan yang keahlian masing-masing bidang keahlian.

52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

Substansi atau materi yang diajarkan di diknas. Jika ini dibiarkan, strategi Pemerintah
SMK disajikan dalam bentuk berbagai untuk memperbanyak SMK dengan harapan
kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi lulusannya cepat masuk dunia kerja, yang terjadi
peserta didik. Kompetensi yang dimaksud justru sebaliknya karena jumlah lulusan SMK
meliputi kompetensi yang dibutuhkan untuk yang membludak, walaupun sebenarnya hanya
menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pada satu program keahlian saja.
pekerja yang kompeten, sesuai dengan standar Dari paparan di atas jelaslah terlihat bahwa
kompetensi yang ditetapkan oleh industri, dunia permasalahan utama saat ini terkait dengan
usaha, dan asosiasi profesi. Oleh karena itu, pengembangan SMK adalah pengambilan
substansi diklat dikemas dalam berbagai mata kebijakan pembukaan SMK baru yang
diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan nampaknya tidak berdasar pada kondisi potensi
menjadi program Normatif, Adaptif, Produktif, yang ada di daerah tersebut dan hanya
Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. memenuhi keperluan pemenuhan prosentase
Saat ini, pembukaan SMK baru dalam SMU : SMK. Untuk itu, penelitian ini ditujukan
rangka memenuhi komposisi SMU : SMK = 30 : untuk (1) menggali data melalui survei seluruh
70 perlu ditelaah lebih lanjut. Penelaahan ini SMK di Kota Tangerang; dan (2) memberi
terkait dengan tujuan dibukanya SMK yaitu rekomendasi tentang kebijakan pembukaan
menyiapkan tenaga kerja siap pakai untuk level SMK yang ada di Kota Tangerang.
operator, baik di bidang jasa, industri, maupun
yang lain. Hal ini tentunya sangat terkait dengan Analisis
potensi perkembangan industri daerah tersebut.
Sebagai contoh, Provinsi Bali memiliki potensi Survei dilakukan di 92 SMK Negeri dan Swasta
yang besar dalam bidang pariwisata, seni, dan di Kota Tangerang. Dari keseluruhan jumlah
kerajinan. Dengan demikian seharusnya di Bali SMK tersebut diperoleh data sebagai berikut.
lebih diutamakan SMK bidang Seni, Pariwisata, I. Bidang Keahlian
dan Kerajinan. Akan berbeda dengan Kabupaten Sesuai dengan surat keputusan nomor 251/
Bontang Kalimantan Timur memiliki potensi C/KEP/MN/2008, terdapat 6 bidang
tambang yang cukup besar sehingga SMK yang keahlian. Dari keenam bidang keahlian itu,
cocok untuk Kab Bontang Kaltim adalah SMK saat ini SMK di Tangerang membuka hanya
Pertambangan. Namun, pembukaan SMK yang 5 bidang keahlian, dan satu bidang keahlian
sesuai dengan potensi daerah tersebut terkadang yang belum ada adalah Bidang Keahlian
terkendala dengan biaya pengadaan yang tidak Agribisnis. Bidang keahlian yang memiliki
murah. Seperti halnya untuk melengkapi sarana prosentase terbesar adalah Bisnis Manaje-
prasarana sebuah SMK bidang Seni Tari, Musik, men sebesar 40 %; yang berikutnya adalah
dan Drama di daerah Bali cukup menelan biaya Teknologi Informasi dan Komunikasi
yang tidak sedikit. Apalagi untuk membuka SMK sebesar 33 %, Teknologi dan Rekayasa
bidang pertambangan, atau pemesinan dan sebesar 22 %, Seni dan Pariwisata sebesar 4
sejenisnya. Dengan kondisi ini, maka untuk %, dan yang terakhir adalah bidang
memenuhi tuntutan prosentase SMU : SMK = 30: keahlian Kesehatan sebesar 1 %. Adapun
70, Pemda bekerja sama dengan pihak swasta rekapitulasi bidang keahlian yang terdapat
yang ingin menanamkan modal dalam bidang di SMK di Kota Tangerang terlihat dalam
pendidikan mengambil jalan pintas membuka gambar 1.
SMK sebanyak-banyaknya tetapi dalam Dari data pada gambar 1 penulis melihat
program keahlian yang sama, yang tentunya bahwa sesuai dengan tujuan SMK yaitu
memerlukan dana yang tidak mahal. Jelas menghasilkan tenaga kerja siap pakai untuk
pembukaan SMK yang demikian akan menim- level operator, maka kebijakan Kota
bulkan permasalahan di kemudian hari karena Tangerang tidak membuka SMK bidang
tujuan dibukanya SMK tidak lagi untuk melihat keahlian Agribisnis sudah benar.
kebutuhan pasar kerja daerah tersebut tetapi Kondisi lain yang menyebabkan tidak
lebih kepada pemenuhan kebijakan Kepmen- dibukanya SMK bidang Agribisnis, dalam

Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010 53


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

Bisnis Manajemen

4% 2% Teknologi Rekayasa

32% 40%
Tehnik Informasi dan
Komunikasi
Seni Pariwisata
22%
Kesehatan

Gambar 1: Bidang Keahlian SMK di Kota Tangerang

pandangan penulis, adalah kebijakan lulusan SMK yang menganggur karena


pihak Pemda serta swasta untuk tidak tidak ada industri bidang agroindutsri.
memberikan sarana dan prasarana SMK Yang perlu dikritisi dalam pengembangan
bidang Agribisnis. Selain sulitnya lahan keahlian SMK di wilayah Tangerang adalah
pertanian yang harus disediakan, juga besarnya prosentase SMK bidang Bisnis
minimnya jumlah industri bidang Agribis- Manajemen. Dari data menunjukkan bahwa
nis di Tangerang. Hal lain yang menjadi prosentase SMK bidang Bisnis Manajemen
penyebab keengganan Pemda membuka mencapai 40 %, padahal perekonomian di
SMK bidang Agribisnis adalah minimnya Kota Tangerang, dari segi usaha dan jasa,
jumlah peminat yang mau menggeluti menyumbang hanya sekitar 20 % perekono-
bidang Agribisnis. Hal ini dapat dilihat dari mian Kota Tangerang. Inipun BPS tidak
kasus nyata yang ada di daerah Pemalang memberikan data secara jelas tentang usaha
Jawa Tengah, yang pada tahun 1980-an ada riilnya. Kondisi jika Dinas Pendidikan Kota
SMK bidang pertanian yang dikelola Pemda Tangerang terus memberikan ijin pendirian
Kab. Pemalang. Pada era 80-an, SMK SMK bidang Bisnis dan Manajemen, maka
tersebut merupakan SMK favorit bagi para akan mengakibatkan kejenuhan jumlah
lulusan SMP (pada saat itu) untuk masuk lulusan karena terlalu banyaknya lulusan
ke sekolah tersebut. Harapan para siswa SMK yang ada, sementara perekonomian
adalah menjadi penyuluh pertanian segi jasa dan usaha tidak meningkat.
maupun menjadi petani yang mapan Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Tangerang
dengan berbekal ilmu pengetahuan. melalui Dinas Pendidikan harus menghen-
Namun, memasuki era 90-an, sekolah tikan pengeluaran ijin pendirian SMK
tersebut surut peminat dan bahkan saat ini bidang Bisnis Manajemen, karena apabila
SMK tersebut telah berubah menjadi SMK SMK bidang ini terus dibuka dengan tujuan
bidang Teknik Mesin dan Manajemen hanya untuk memenuhi perbandingan SMU
Keuangan. Di sisi lain, Indonesia sebagai dan SMK yang ada di Kota Tangerang agar
Negara agraris seharusnya memajukan memenuhi angka 30 : 70, maka tujuan
sektor industri agribisnis, namun dalam pembukaan SMK sudah tidak lagi sesuai
pandangan penulis, Pemerintah lebih dengan pendirian SMK yang seharusnya,
tertarik untuk menggenjot pembangunan yaitu ditujukan untuk menyiapkan lulusan
dari indutsri manufaktur. memasuki pasar kerja, seperti yang
Kondisi lain menunjukkan bahwa dari data dituliskan oleh Calhoun & Finch, 1982, yang
BPS, pertanian di Kota Tangerang hanya menyebutkan bahwa pendidikan vokasi
menyumbang sekitar 10 % dari perekono- (SMK) akan efisien ketika: (1) para siswanya
mian di Kota Tangerang. Apabila program siap untuk memasuki dunia kerja yang
keahlian ini dibuka, maka dihasilkan akan didasarkan atas kebutuhan; (2) lulusannya

54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

akan terserap oleh dunia kerja; dan (3) Bisnis dan Manajemen ke Teknologi dan
lulusannya akan memperoleh pekerjaan Rekayasa.
yang sesuai dengan bidang yang dipelajari Hasil penelitian yang penulis lakukan pada
pada saat sekolah di SMK. tahun 2008 menunjukkan bahwa hampir 50
Telaah ini jelas menunjukkan bahwa % tenaga kerja yang bekerja di industri di
pemberian ijin SMK bidang Bisnis dan wilayah Kota Tangerang bukan penduduk
Manajemen di Kota Tangerang tidak asli Tangerang.
berdasar pada analisis kebutuhan pasar. Untuk bidang keahlian Teknologi dan
Hal ini terlihat dari data bahwa sektor jasa Informasi, hampir semua daerah saat ini
dan usaha hanya menyumbang 20 % menunjukkan kenaikan jumlah SMK bidang
perekonomian kota Tangerang, jadi seha- tersebut secara drastis. Ini dapat dipahami
rusnya data sebaran SMK bidang Bisnis dan karena saat ini teknologi informasi sedang
Manajemen juga tidak melebihi angka 20 %. banyak diminati oleh semua pihak. Kondisi
Tetapi, yang ada sampai 40%. Ini akan ini sangat bagus untuk pengembangan
mengakibatkan kelebihan jumlah lulusan SMK, namun yang menjadi kendala saat ini
SMK, sehingga akan menghasilkan adalah jumlah guru yang sudah siap baik
pengangguran terdidik pada jenjang secara syarat administrasi maupun
lulusan pendidikan menengah. profesionalitas kerja. Hampir semua guru
Dari bidang keahlian Teknologi dan di SMK bidang Teknologi Informasi adalah
Rekayasa, Dinas Pendidikan Kota guru yang berpindah tugas dari satu mata
Tangerang perlu mengintensifkan pelajaran ke mata pelajaran bidang TIK,
penambahan SMK bidang tersebut, karena sehingga secara syarat administratif belum
jumlah industri manufaktur di Kota layak disebut sebagai guru profesional.
Tangerang memberikan kontribusi 30 % Kalau ditelaah lebih mendalam, siswa SMK
terhadap pemasukan ekonomi di Tange- bidang TIK saat ini diajar oleh guru yang
rang. Jumlah ini masih belum bisa dipenuhi belum profesional. Hal ini harus segera
oleh jumlah lulusan SMK di Kota Tange- ditangani oleh Dinas Pendidikan sebagai
rang. Hal ini terlihat dari jumlah SMK supervisor sekolah untuk segera memberi-
bidang Teknologi dan Rekayasa yang kan pelatihan yang intensif untuk memberi-
hanya sekitar 22 %. Hal ini terjadi karena kan materi pengayaan kepada guru-guru
pembukaan SMK bidang Teknologi dan yang beralih fungsi menjadi guru bidang
Rekayasa tidaklah murah. Perlu investasi TIK. Hal ini perlu dilakukan karena apabila
yang cukup besar jika dibanding Bisnis dan guru yang mengajar bidang TIK di SMK
Manajemen, sehingga investor pun enggan bidang TIK hanya berdasar pada pengala-
membuka SMK bidang ini. Walaupun man pribadi dalam mempelajari ilmu TIK
dilihat dari kebutuhan, seharusnya jumlah (belajar mandiri), maka tujuan utama
SMK bidang Teknologi dan Rekayasa penyiapan tenaga terampil bidang TIK
seharusnya lebih banyak. Jika ditinjau dari tidak tercapai. Siswa hanya akan mendapat
tujuan SMK untuk memenuhi tenaga teram- materi seperti yang gurunya ketahui saja.
pil dalam satu bidang tertentu, maka Selain itu dengan pelatihan yang terstruktur,
seharusnya Pemerintah Kota Tangerang, maka baik dari segi muatan dan cara
melalui Dinas Pendidikan, meningkatkan penyampaian akan dibuat semaksimal
jumlah SMK bidang Teknologi Rekayasa. mungkin memenuhi kompeten-si akhir
Hal ini jelas akan mendorong pertumbuhan lulusan SMK bidang TIK. Kondisi lain yang
ekonomi di kota Tangerang, karena dari perlu dipikirkan adalah penyi-apan calon
prediksi angka penyumbang perekonomian guru SMK bidang Teknologi Informasi.
dan jumlah sekolah yang ada, masih terjadi Sampai saat ini, hampir semua LPTK
kekurangan SMK. Oleh sebab itu, hendak- (Lembaga Pendidikan Tenaga Kepen-
nya Pemkot melalui Dinas Pendidikan didikan – Universitas ex-IKIP) belum
mendorong alih keahlian dari SMK bidang meluluskan mahasiswa bidang ini. Sampai

Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010 55


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

saat ini, khususnya di UNJ, baru bidang kesehatan juga merupakan kendala
dikeluarkan SK Dikti pembukaan Prodi terbesar minimnya jumlah SMK bidang
Pendidikan Teknologi, Informatika, dan kesehatan. Namun, apabila Pemda dan
Komputer dan baru akan menerima Dinas Pendidikan dapat memberikan
mahasiswa pada tahun akademik 2010/ rancangan pembangunan pendidikan yang
2011. Untuk memenuhi guru bidang ini, sesuai, maka seharusnya minimal ada satu
penulis melihat hampir semua SMK yang SMK bidang Kesehatan dalam tiap
memiliki bidang keahlian Teknologi kabupaten/kota. Untuk memenuhi minimal
Informasi mengambil guru yang bukan tenaga medik yang dibutuhkan rumah sakit
berasal dari LPTK dan meng-upgrade guru di daerah tersebut.
yang ada untuk dikursuskan komputer dan Dari keseluruhan analisis dalam bidang
selanjutnya mengajar sebagai guru TIK. Ini keahlian, masih terdapat ketimpangan
kondisi yang cukup dipertimbangkan oleh kondisi SMK yang ada. Di satu sisi,
Dinas Pendidikan Kota maupun Kabupaten pengembangan SMK bidang Kesehatan,
terkait pengembangan SMK bidang serta Teknologi dan Rekayasa sangat
Teknologi dan Informasi. Prospek pasar dibutuhkan karena sangat sesuai dengan
yang bagus tanpa dibarengi oleh guru yang potensi daerah yang ada, justru jumlahnya
profesional maka yang dihasilkan adalah sampai saat ini sangat minim, bahkan
lulusan yang kurang kompetitif. penulis melihat adanya kecenderungan
Bidang seni dan pariwisata Kota Tangerang kekurangan. Namun di sisi lain, jumlah
saat ini, dilihat dari prosentase kegiatan SMK bidang Bisnis dan Manajemen
perekonomian yang ada tidak begitu tinggi. memiliki jumlah SMK yang sangat banyak.
Dengan demikian pengembangan bidang Ini tidak terlepas dari mahalnya sarana dan
ini perlu dilakukan dengan sangat hati- prasarana yang harus dipenuhi apabila
hati. Telaah SMK bidang Seni akan akan membuka SMK di bidang Teknologi
dilakukan di luar tulisan ini untuk dan Rekayasa maupun Kesehatan. Untuk
mengetahui, bagaimana meningkatkan hal ini hendaknya Dinas Pendidikan Kota
kualitas seni dan pariwisata Indonesia Tangerang lebih selektif lagi memberikan
menuju taraf internasional melalui ijin pendirian SMK baru, dengan memberi-
pemberdayaan SMK. Sementara itu untuk kan pertimbangan terhadap potensi yang
bidang Keahlian Kesehatan, jumlah SMK masih terbuka. Ini semua terkait dengan
yang ada terlalu sedikit. Banyak faktor yang tujuan SMK untuk menghasilkan lulusan
menyebabkan SMK bidang Kesehatan yang langsung masuk dunia kerja.
menurun jumlah dan kecenderungannya
adalah untuk memenuhi tenaga medis rata- II. Kompetensi Keahlian
rata lulusan Diploma. Untuk seorang bidan Sesuai dengan SK surat keputusan nomor
saja, saat ini minimal Diploma 1 kebidanan 251/C/KEP/MN/2008, terdapat 121
dan tidak ada syarat khusus yang Kompetensi Keahlian yang terdapat
mengharuskan calon mahasiswa bidang dibawah 6 (enam) bidang keahlian yang
kesehatan harus lulusan dari SMK bidang ada. Adapun kompetensi keahlian yang ada
Kesehatan. Kondisi ini semakin menengge- akan dibahas sesuai dengan program studi
lamkan SMK bidang kesehatan. Sebenarnya keahlian yang ada di bawah ini
jika ditelaah profesi bidang kesehatan, a. Program Studi Keahlian Pada Bidang
lulusan SMK bidang Kesehatan tidak akan Keahlian Teknologi dan Rekayasa
pernah mengalami kejenuhan. Karena Sesuai dengan surat keputusan nomor
dalam tingkatan profesi bidang kesehatan 251/C/KEP/MN/2008, terdapat 18
dikenal adanya dokter, perawat, dan juru program studi keahlian pada bidang
rawat, selain tentunya profesi yang sejenis. keahlian teknologi dan rekayasa. Dari
Selain kondisi lapangan kerja, investasi 18 program studi keahlian, baru 16
yang mahal untuk mendirikan sebuah SMK kompetensi keahlian yang dikembang-

56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

kan di SMK. Namun karena keterba- kompetensi keahlian sepeda motor juga
tasan tempat, yang ditampilkan dalam tidak menghadapi banyak kendala karena
grafik 2 hanya 8 kompetensi keahlian sarana dan prasarana bidang ini tidak
yang memiliki prosentase besar. Dari 8 terlalu mahal.
(delapan) kompetensi yang dikem- b. Program Studi Keahlian pada Bidang
bangkan, yang paling banyak Keahlian Teknologi Informasi dan
dikembangkan adalah program studi Komunikasi.
keahlian teknik kendaraan ringan Program studi keahlian yang dikem-
(sepeda motor) yang mencapai 48 %. bangkan pada bidang keahlian Tekno-
Komposisi selengkapnya dapat dilihat logi Informasi dan Komunikasi lebih
pada gambar 2. dominan pada pengembangan kompe-

Teknik Kendaraan
Ringan

Teknik Mekanik
Otomotif
27%

48% Persiapan Grafika

11% Teknik Mesin


5% 9%

Lain-lain (Dari berbagai


prodi dgn jumlah @ 1
Prodi)

Gambar 2: Persentase Kompetensi Keahlian pada Bidang Keahlian


Teknologi dan Rekayasa

Gambar 2 menunjukkan kompetensi tensi keahlian Teknik Komputer dan


keahlian Sepeda Motor yang mengalami Jaringan, yaitu sebesar 56 %. Untuk
jumlah yang cukup banyak, karena sampai kompetensi keahlian bidang Teknologi
saat ini jumlah kendaraan bermotor, Informasi dan Komunikasi, kompetensi
khususnya sepeda motor, cenderung naik. keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
Bahkan dalam setiap tiga bulanan hampir memiliki jumlah terbanyak. Kondisi ini
setiap ATPM mampu menjual ratusan ribu dapat dimengerti dengan naiknya
sepeda motor. Selain itu, kompetensi bidang teknologi komputer di masyarakat. Jika
ini juga memiliki daya tarik tersendiri bagi dilihat dari tujuan pendirian SMK,
para siswa SMK karena mampu membuat maka kompetensi keahlian Teknik
lulusan SMK berwirausaha bengkel sepeda Komputer dan Jaringan sangat meme-
motor atau menjadi operator mekanik nuhi tuntutan tujuan tersebut. Yang
bengkel sepeda motor yang saat ini banyak. menjadi masalah sampai saat ini
Yang perlu diantisipasi dan dijaga ialah adalah belum ada satupun LPTK yang
jumlah lulusan tidak melimpah, jauh menghasilkan guru bidang Teknik
melebihi kebutuhan. Jumlah lulusan perlu Komputer dan Jaringan. Jika masalah ini
selalu dipantau agar tidak menjadi tidak diantisipasi, maka tenaga guru
bumerang bagi pengembangan SMK. yang mengajar dipastikan kurang
Penyiapan SDM dan sarana prasarana profesionalitasnya. Kondisi lebih lanjut

Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010 57


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

3%
Teknik Komputer
Jaringan
41%
Multimedia
56%
Rekayasa Perangkat
Lunak

Gambar 3: Persentase Program Studi Keahlian pada


Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi

yang perlu diantisipasi adalah lulusan kurang tertarik membuka SMK bidang
yang kurang kompetitif karena diajar kesehatan, khususnya perawat. Jika
oleh guru yang belum profesional. Oleh kondisi ini dibiarkan yang menjadi
sebab itu, hendaknya Dinas Pendidikan masalah justru terjadi di tempat kerja,
melakukan pelatihan secara intensif khususnya Rumah Sakit, karena tenaga
guru yang mengajar bidang TIK, karena operator perawat tidak ada. Saat ini
rata-rata guru yang mengajar bidang ini kebanyakan rumah sakit, khususnya
adalah bukan lulusan Pendidikan tenaga perawat diisi oleh lulusan
Teknologi Informatika dan Komputer, Diploma III (ahli madya perawat).
sehingga dikhawatirkan tujuan utama d. Program Studi Keahlian pada Bidang
pembentukan lulusan SMK bidang TIK Keahlian Seni, Kerajinan dan Pariwi-
tidak maksimal. Selain itu perlu juga sata.
dikendalikan perubahan bidang Dalam bidang keahlian Seni, Kerajinan
keahlian SMK dari bidang lain ke bidang dan Pariwisata, terdapat 5 kompetensi
TIK. Hal ini mungkin terjadi karena keahlian. Berdasarkan data yang
banyaknya peminat SMK bidang TIK diperoleh, ternyata hanya ada 7 sekolah
sehingga banyak SMK yang mengubah yang mengembangkan bidang Keahlian
bidang keahliannya ke bidang SMK Seni, Kerajinan, dan Pariwisata. Dari
sementara baik dari tenaga guru, sarana ketujuh sekolah tersebut 4 di antaranya
dan prasarana belum disiapkan secara mengembangkan kompetensi Akomo-
memadai. Hal ini perlu dilakukan dasi Hotel, satu sekolah mengembang-
diawasi oleh Dinas Pendidikan. kan kompetensi keahlian Busana Butik,
c. Program Studi Keahlian Pada Bidang satu sekolah mengembangkan kompe-
Keahlian Kesehatan tensi keahlian kecantikan kulit, dan
Untuk bidang keahlian kesehatan hanya satu sekolah mengembangkan kompe-
terdapat dua SMK yang mengembang- tensi keahlian restoran. Sebenarnya kota
kan kompetensi keahlian bidang Tangerang memiliki potensi yang besar
Kesehatan, yaitu satu SMK Farmasi dan untuk mengem-bangkan kompetensi
satu SMK Analis Kese-hatan. Kondisi keahlian bidang seni, kerajinan, dan
ini sebenarnya perlu dilihat oleh Dinas pariwisata. Untuk akomodasi perho-
Pendidikan Kota Tangerang sebagai telan, Kota Tangerang yang merupakan
sebuah peluang besar untuk membuka gerbang internasional memasuki
SMK bidang Kesehatan, khususnya Indonesia karena bandara terletak di
perawat. Namun, karena pendirian kota ini, memiliki peluang yang sangat
SMK bidang kesehatan memerlukan besar untuk mengem-bangkan bidang
biaya yang tidak sedikit, maka baik perhotelan. Dan inipun terlihat dari
Pemda maupun pihak swasta seolah beberapa hotel berbintang yang terletak

58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

di sekitar bandara. Kondisi ini tentu generasi muda mendalami bidang


berimplikasi kepada kebutuhan tenaga agribisnis dan agroindustri. Indonesia
kerja siap pakai pada level operator di seharusnya belajar dari Negeri Belanda
bidang perhotelan, baik sebagai juru yang dulu mengetahui persis potensi
masak profesional, tata layanan hotel bangsa Indonesia, sehingga hanya dari
itu sendiri, serta seni pertunjukan yang ekspor bunga potong, Belanda
bisa ditampilkan di event-event mendapat pendapatan yang cukup
pertunjukan di hotel itu sendiri. Namun, besar dari sektor ini. Nampaknya
pembukaan SMK bidang Perhotelan gembar-gembor slogan pengembangan
memerlukan sarana dan prasarana yang agroindustri dan agrobisnis agar para
cukup mahal serta memerlukan banyak pemuda berminat menekuni bidang ini
kerjasama dengan stakeholders, sehing- akan hanya menjadi isapan jempol
ga SMK bidang perhotelan tidak banyak. manakala tidak dibarengi dengan
Untuk SMK bidang Seni, yang menjadi peningkatan kesejahteraan para petani
kendala adalah kurangnya SDM (guru) dan industri olahan terkait. Dalam
dan minimnya minat siswa yang pengembangan SMK bidang agroin-
mendalami bidang seni pertunjukan, dustri dan agribisnis, perlu adanya
khususnya budaya tradisional. upaya menyeluruh agar sektor
e. Program Studi Keahlian pada Bidang pertanian, agroindustri, dan agribisnis
Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi. dapat berkembang, tidak hanya
Bidang keahlian Agribisnis dan dibebankan kepada dinas pendidikan
Agroteknologi tidak terdapat di Kota maupun sekolah.
Tangerang karena Kota Tangerang f. Bidang Keahlian Bisnis dan Mana-
tidak memiliki lahan pertanian yang jemen
memadai. Lahan pertanian yang Terdapat tiga program studi keahlian
dimiliki Kota Tangerang hanyalah dalam bidang keahlian bisnis dan
sawah tadah hujan yang dapat diolah manajemen, yaitu program studi
satu tahun sekali. Program studi keahlian administrasi, keuangan, tata
keahlian pada bidang ini, tidak banyak niaga. Dari ketiga program studi
berkembang karena sedikitnya industri keahlian tersebut, program studi
di Indonesia yang mengembangkan keahlian keuangan menjadi pilihan
agribisnis dan agroteknologi. Ini tidak utama hingga mencapai 42,79 % untuk
terlepas dari kebijakan Pemerintah dikembangkan di SMK, kemudian
pusat yang sepertinya kurang tertarik disusul program keahlian administrasi
mengembangkan industri agribisnis (36,65 %) dan yang terakhir adalah
dan agroteknologi. Padahal bidang program studi keahlian tata niaga yang
inilah yang seharusnya menjadi hanya 20,56 %. Komposisi persentase
andalan Indonesia sebagai negara program studi keahlian selengkapnya
agraris. Namun, yang terjadi adalah dapat dilihat pada gambar 4.
kebalikannya. Sangat disayangkan Gambar 4 menunjukkan kompetensi
adanya impor produk-produk keahlian Akuntansi sudah sangat jenuh.
pertanian, seperti beras, kedelai, Kondisi ini jika dibandingkan dengan
gandum, dan produk agro lainnya, kondisi perekonomian Kota Tangerang
sementara Indonesia adalah negara yang tidak begitu banyak disubsidi oleh
yang hampir 50 % penduduknya segi usaha jasa, maka jumlah 46 % prodi
bermata pencaharian sebagai petani. Akuntansi sudah memasuki titik jenuh.
Tidak adanya proteksi produk Namun, masyarakat umum mungkin
pertanian dalam negeri menyebabkan kurang menyadari kejenuhan tersebut,
nasib petani di Indonesia bisa dikatakan karena hampir lulusan SMK bidang
kurang baik dan turunnya minat Akuntansi dapat memperoleh peker-

Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010 59


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

11% 6%
Akuntansi
47%
Administrasi Kantor
Penjualan

36% Sekretaris

Gambar 4: Persentase Program Studi Keahlian pada


Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

jaan. Kondisi ini memang benar, namun akuntansi sudah banyak, tetapi pada
jika ditelaah lebih mendalam, pekerjaan saat pihak swasta membuka SMK
yang dijalani oleh para lulusan bidang bidang Akuntansi tetap diberikan ijin.
ini hampir bisa dikatakan tidak Jika jumlah SMK dengan kompetensi
memerlukan kompetensi seorang keahlian akuntansi ini tidak diberikan
lulusan SMK bidang akuntansi, karena batasan maksimal prosentase dari
hampir kebanyakan bekerja sebagai seluruh jumlah SMK yang ada di suatu
pelayan toko dan sejenisnya, dan tidak kabupaten / kota, maka jumlah SMK
memegang tata buku atau pengelolaan dengan kompetensi ini akan sangat
keuangan dari segi jasa usaha tersebut. banyak dan menyebabkan kejenuhan
Responden di komplek pertokoan yang lulusan.
ada di ITC BSD, pada saat dilakukan
wawancara secara acak terhadap Kesimpulan
hampir 50 orang pelayan di toko
tersebut adalah rata-rata lulusan SMK Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa dari
bidang Bisnis dan Manajemen. Sebenar- enam bidang keahlian yang ditetapkan
nya pekerjaan tersebut tidaklah Kepmendiknas, tidak semua bidang keahlian
memerlukan standar lulusan SMK, SMK yang dikembangkan Dit PSMK di kota
bahkan seorang lulusan SMP juga bisa Tangerang. Sebagai daerah perkotaan yang
melakukan dan dapat diterima bekerja, pengembangan wilayahnya lebih dititik
namun karena tidak ada pekerjaan lain, beratkan pada sektor industri dan jasa, maka
maka kondisi itupun dijalani. Kondisi terlihat bahwa SMK Bidang Keahlian Teknologi
banyaknya SMK bidang Akuntansi Rekayasa dan Bisnis Manajemen adalah dua
disebabkan pembukaan SMK di bidang bidang keahlian yang dititikberatkan pengem-
ini tidak memerlukan biaya yang bangannya. Namun, dari pengembangan
banyak, sementara di pihak orang tua tersebut, ada kecenderungan kompetensi
siswa karena lulusan SMK bidang keahlian yang saat ini ada akan menyebabkan
Akuntansi dapat diterima sebagai kelebihan jumlah lulusan, dan kompetensi
pramuniaga, maka SMK bidang keahlian tersebut adalah Akuntansi. Jika
Akuntansi berkembang mencapai pemerintah kota Tangerang tidak membatasi
jumlah yang banyak. Begitupun dengan jumlah SMK bidang Akuntansi, maka yang
pihak Dinas Pendidikan Kabupaten terjadi adalah lulusan SMK yang tidak diterima
yang terhimpit kebijakan pemerintah di pasar kerja karena sudah kelebihan lulusan.
pusat yang menetapkan jumlah SMK Sementara itu, dua kompetensi keahlian lain
jauh lebih banyak dari SMU, sehingga yang trend-nya baik adalah Teknik Kendaraan
walaupun jumlah SMK bidang Ringan / Sepeda Motor (Teknologi Rekayasa);

60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010


Kompetensi Keahlian SMK : Antara Kebijakan dan Realita

dan Teknik Komputer dan Jaringan (TIK), hanya melihat jumlah SMK yang sudah
namun belum mendapat penanganan serius. mencapai 70% tetapi dengan kondisi kompetensi
Oleh karena itu perlu penekanan agar kedua keahlian yang homogen, yaitu Akuntansi.
program studi keahlian ini menjadi titik berat Perkembangan SMK bidang Akuntansi harus
pengembangan SMK di Kota Tangerang. segera dikendalikan agar tidak terjadi kelebihan
Lulusan SMK prodi Kendaraan Ringan dan TIK jumlah lulusan. Yang perlu dikembangkan
sampai saat ini masih dibutuhkan, dan masih adalah SMK bidang Teknologi dan Rekayasa
belum dapat mengimbangi pertumbuhan serta Bidang Teknologi Informatika dan
ekonomi di kedua bidang tersebut. Namun, yang Komputer (TIK) dengan tetap melihat
perlu diperhatikan dalam pengembangan SMK perkembangan jumlah lulusan yang ada. Selain
bidang TIK adalah penyiapan tenaga guru yang itu, SMK bidang Kesehatan dengan kompetensi
profesional sehingga lulusannya mampu keahlian perawat juga perlu dikembangkan
memenuhi standar kompetensi lulusan SMK karena sampai saat ini belum ada.
bidang TIK. Ini menjadi penekanan karena
sampai saat ini guru yang mengajar di SMK TIK
rata-rata adalah guru bidang lain yang beralih Daftar Pustaka
fungsi menjadi guru TIK berbekal pengalaman
guru tersebut dalam menggunakan TIK. Untuk A World Bank Review. (1995). Priorities and
itu, Dinas Pendidikan hendaknya melakukan strategies for education. Washington D.C:
pelatihan yang intensif dan terstruktur agar The World Bank Publication
para guru TIK mampu memenuhi tuntutan Carnoy, Martin & H.M. Levin. (1976) . Limits of
profesionalitas bidang TIK. Hal lain yang perlu educational reform. New York: David Mc
menjadi perhatian adalah pengembangan SMK Kayco
bidang Kesehatan, yang sampai saat ini sangat Delors, J. (1997). Learning : The traesure within.
minim jumlah dan ragamnya. Padahal kebutu- Paris: Unesco
han akan tenaga medis semakin tinggi dengan Soedijarto. (2008). Meningkatnya mutu pendidikan
makin banyaknya penduduk di Kota Tangerang nasional sebagai suatu keharusan bagi dapat
yang merupakan kawasan industri di sekitar terlaksananya fungsi konstitusional sistem
Jakarta. pendidikan nasional dalam mencerdaskan
Terakhir setiap Pemerintah Kota/Kabupa- kehidupan bangsa. Makalah yang
ten, khususnya Pemkot Tangerang perlu selalu disajikan dalam Seminar Nasional
melihat kondisi tingkat kejenuhan lapangan ker- Pasca Penuntasan Wajib Belajar
ja dalam memberikan izin pembukaan SMK baru, Sembilan Tahun. Jakarta
tidak hanya berdasar atas pemenuhan prosen- UNESCO. (1990). Deklarasi Pendidikan untuk
tase SMU dan SMK mencapai angka 30 : 70. Semua
Whitehead, Alfred North. The scinece and the
Rekomendasi modern world
-----------.Keputusan Menteri No. 251/C/KEP/
Berdasar hasil survei, maka dalam rangka MN/2008 Tentang Spektrum Keahlian
pemenuhan prosentase SMU : SMK = 30 : 70, SMK
maka Pemerintah Kota Tangerang hendaknya -----------UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
melihat data bahwa Kompetensi Keahlian Pendidikan Nasional
Akuntansi sudah mencapai angka yang cukup -----------.PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
banyak, sehingga apabila Pemerintah Kota Nasiona Pendidikan
Tangerang akan mengembangkan SMK guna -----------.UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
memenuhi target prosentase, lebih baik dan Dosen
membuka kompetensi keahlian yang masih -----------.PERMEN No 22 Tahun 2006 Tentang
sedikit dan sesuai dengan pengembangan Standar Isi
daerah khususnya sebagai daerah industri. -----------.PERMEN No 23 Tahun 2006 Tentang
Pemerintah Kota Tangerang hendaknya tidak Standar Kelulusan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/Desember 2010 61

Anda mungkin juga menyukai