INDONESIA
Disusun oleh :
Suryadi (1750421048)
Dosen pengampu : Dr.Drs. Sukoco M.Pd.
FAKULTAS TEKNIK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu juga disebabkan materi pembelajaran tidak sesuai potensi daerah
dimana siswa bertempat tinggal. Materi pelajaran dan konteks kehidupan siswa
tidak padu. Sehingga tidak terjadi transfer belajar dalam kehidupan siswa tidak
terjadi. Mengacu pada indikasi tersebut, maka peluang kerja bagi lulusan SMK
pada dasarnya belum begitu menggembirakan.
Jumlah ini memang belum ideal, sehingga perlu diupayakan peningkatan daya
serap lulusan untuk memasuki lapangan kerja maupun menciptakan peluang kerja.
Secara nasional, idealnya 80%-85% lulusan SMK dapat memasuki lapangan kerja,
sementara 15%-20% dimungkinkan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Jika melihat data ini, maka penambahan jumlah SMK, yang salah satu
pertimbangannya karena 52% lulusan SMA yang tidak studi lanjut, tapi yang lebih
utama dan pertama adalah meningkatkan kualitas kinerja penyelenggaraan SMK
sehingga kualitas lulusannya meningkat, baru kemudian meningkatkan jumlah
sehingga mencapai proporsi tertentu sekitar 65 persen penganggur terdidik adalah
lulusan pendidikan menengah (Sakernas, BPS 2004).
Tamatan dari SMK diharapkan mampu dan siap bekerja sebagi tenaga ahli
dibidangnya, dan dapat membuka lapangan pekerjaan, namun pada kenyataanya
angka keterserapan lulusan di dunia kerja dan industri masih jauh dari angka yang
diharapkan, selain faktor ketersediaan lapangan pekerjaan yang masih belum sesuai
dengan jumlah lulusan yang dihasilkan, faktor kualitas lulusan masih menjadi
penyebab banyaknya lulusan yang belum bekerja.
Salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran yang ada di SMK N
1 Cangkringan yaitu dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang perlu
diperhatikan untuk meningkatkan kualitas / mutu proses belajar mengajar di
kelas adalah kemampuan guru dalam mengajar. Sedangkan keberhasilan
guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan
langsung dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Seperti perumusan
tujuan pengajaran dalam pembuatan rencana pembelajaran, pemilihan
materi pelajaran yang sesuai, penguasaan materi pelajaran yang sesuai,
pemilihan metode yang tepat serta lengkapnya sumber-sumber belajar dan
yang memiliki kompetisi yang memadai untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas.