Anda di halaman 1dari 10

130

MODEL PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU SESUAI TUNTUTAN


REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI DI INDONESIA

Arief Rahman Yusuf 1], Amat Mukhadis 2]


Universitas Muhammadiyah Ponorogo
1]
E-mail: yusuf@umpo.ac.id
Universitas Negeri Malang
2]
E-mail: mukhadis_s@yahoo.com
Abstrak
Pengembangan model profesionalitas guru kejuruan harus sejalan dengan peran dan
kompetensi guru kejuruan saat ini dan yang akan datang, karena peran dan kompetensi guru
kejuruan yang akan datang memiliki peran dengan tantangan yang sangat kompleks, sehingga
guru kejuruan harus siap menghadapi tuntutan dan tantangan tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang berkualitas. Upaya peningkatan kinerja, kompetensi dan profesionalitas guru
kejuruan serta kualitas lulusan merupakan tantangan bagi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) untuk memenuhi dan mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang sesuai dengan permintaan pasar kerja. Oleh karena itu, pengetahuan,
keahlian, keterampilan, kompetensi dan profesionalitas guru kejuruan menjadi sangat penting
dalam turut andil melahirkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang berkualitas. Strategi
yang ditawarkan untuk Guru kejuruan dalam menjalani profesionalitasnya hendaknya
menerapkan 4 ON dalam tugas yang diembannya. 4 ON ini adalah Visi-ON, Acti-ON, Passi-
ON, Collaborati-ON. Program pengembangan profesional guru kejuruan diharapkan dapat
diterapkan di seluruh sekolah dengan diujicobakan pada guru SMK. program pengembangan
ini bisa dipetakan guru yang layak disebut profesional sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya.

Kata Kunci: Guru Profesional, Sekolah Menengah Kejuruan, Revitalisasi Pendidikan Vokasi

TEACHER PROFESSIONALITY DEVELOPMENT MODEL BASED ON


VOCATIONAL EDUCATION REVITALIZATION IN INDONESIA

Abstract
The development vocational teacher professionalism models with the roles and competencies
of current and future vocational teachers, because the roles and competencies of future
vocational teachers have a very complex, so that vocational teachers must be prepared these
demands and challenges to produce graduates quality ones. Efforts to improve the
performance, competence and professionalism of vocational teachers and graduate quality are
challenges for Vocational High Schools to meet and prepare workers who have qualifications
and competencies with the demands of the job market. Therefore, the knowledge, skills,
competencies and professionalism of vocational teachers become very important in
contributing to graduates of quality Vocational High Schools. The strategies offered for
vocational teachers in undergoing their professionalism should apply 4 ON in the tasks they
carry out. four ON this is Vision-ON, Acti-ON, Passi-ON, and Collaborati-ON. The
vocational teacher professional development program is expected to be implemented in all
schools by being tested on vocational school teachers. This development program can be
mapped by teachers who deserve to be called professionals in accordance with their
competencies.

Keywords: Professional Teachers, Vocational High Schools, Revitalization of Vocational


Education

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


131

1. PENDAHULUAN pendidikan kejuruan. Selain itu tujuan


Perkembangan dunia pendidikan di tersebut sangat berkaitan juga dengan
Indonesia khususnya pendidikan kejuruan kualitas guru kejuruan yang mengajarkan
akan terus menghadapi tantangan yang dan membimbing siswa SMK. Sehingga,
semakin kompleks. Hal ini dikarenakan pembinaan dan pengembangan guru
tuntutan kebutuhan sumber daya manusia kejuruan pun sudah seharusnya mengiringi
(SDM) yang berkualitas dan memiliki tujuan tersebut diatas.
daya saing. Kebutuhan SDM yang Sumber daya manusia dalam
berkualitas akibat pesatnya perkembangan bidang pendidikan seperti guru
ilmu pengetahuan, teknologi industrialisasi memerlukan perhatian lebih dari
dan teknologi informasi dan komunikasi pemerintah. Pasalnya peningkatan peserta
serta perubahan struktur ketenagakerjaan didik yang diperkirakan sebanyak 850 ribu
dan perekonomian menjelang abad-21. sampai tahun 2020 harus diikuti dengan
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan peningkatan kompetensi guru-gurunya.
daya saing SDM Indonesia pemerintah Peningkatan kompetensi guru berguna
telah mengeluarkan Instruksi Presiden untuk menyelenggarakan proses belajar
(INPRES) Nomor 9 Tahun 2016 tentang mengajar yang efektif.
revitalisasi SMK dalam rangka Meningkatnya jumlah guru SMK
peningkatan kualitas dan daya saing SDM tidak sebanding dengan meningkatnya
Indonesia dan secara khusus Presiden kualitas guru yang kompeten dalam
memberikan instruksi kepada Mendikbud mengajar. Hanya 22% guru SMK yang
dan Menristekdikti. Instruksi tersebut berkualifikasi guru kelompok mata
diantaranya untuk: (1) membuat peta jalan pelajaran bidang produktif (biasa disebut
pengembangan SMK; (2) Guru Produktif). Guru Produktif adalah
menyempurnakan dan menyelaraskan guru yang mempunyai sertifikat
kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kompetensi yang sesuai dengan keahlian
kebutuhan pengguna lulusan (link and yang diajarkan, misalkan guru yang
match); (3) meningkatkan jumlah dan mengajar pengelasan harus mempunyai
kompetensi bagi pendidik dan tenaga sertifikat yang menyatakan kompetensinya
kependidikan SMK; (4) meningkatkan dalam bidang pengelasan. Mayoritas guru
akses sertifikasi lulusan SMK dan SMK berasal dari guru kelompok mata
akreditasi SMK; (5) mempercepat pelajaran bidang normatif dan adaptif
penyediaan guru kejuruan SMK melalui (biasa juga disebut Guru Normatif dan
pendidikan, penyetaraan, dan pengakuan; Guru Adaptif). Guru Normatif dan Guru
dan (6) mengembangkan program studi di Adaptif merupakan guru yang mengajar
perguruan tinggi untuk menghasilkan guru kewarganegaraan, matematika, bahasa, dan
kejuruan yang dibutuhkan SMK (Impres, lainnya yang tidak relevan dengan
2016). program kejuruan. Jumlah guru produktif
Dengan keluarnya Inpres No. 9 lebih sedikit jika dibandingkan dengan
Tahun 2016 tersebut sudah seharusnya guru normatif-adaptif. Hal ini
antar pemangku kepentingan pendidikan menyebabkan kurangnya guru dan tenaga
kejuruan harus bersinergi mendukung pendidik yang benar-benar mempunyai
pendidikan kejuruan. Pemangku kompetensi untuk mengajarkan bidang
kepentingan sesuai fungsinya harus keahlian. Hal ini terus berlanjut, peserta
berupaya memfasilitasi pendidikan didik SMK tidak benar-benar mendapatkan
kejuruan khususnya SMK dalam pengajaran yang sesuai dengan program
mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi.
kompetensi dan keterampilan kerja lulusan Kongres internasional kedua
SMK agar terwujud link and match dan Technical and Vocational Education
Supply Driven ke Demand Driven (VET) 26-29 April tahun 1999 yang

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


132

diselenggarakan oleh UNESCO (Permendikbud) Nomor 35 Tahun 2010


menyatakan bahwa pengembangan SDM tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan
dibangun melalui guru yang terlatih Penilaian Kinerja Guru, bahwa setiap
dengan baik, guru merupakan agen tahun dan sejak tahun 2013, bagi guru
perubahan dalam membangun masyarakat akan dinilai kinerjanya secara teratur
berpengetahuan, sehingga perlu melalui Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)
meningkatkan kompetensi guru yang dan wajib mengikuti pengembangan
mampu mendorong siswa meraih prestasi Profesionalitas Berkelanjutan (PKB) sejak
belajar agar menjadi masyarakat menjadi guru. PKB diakui sebagai salah
berpengetahuan (Supraptono dan Widodo, satu unsur utama dalam pengembangan
2010). Sementara itu, menurut Surya karir guru, selain kegiatan pembelajaran
Darma, Sugiyono, Endang (2013: 182) dan tugas tambahan lain yang relevan
beberapa tantangan guru Sekolah dengan fungsi sekolah yang diberikan
Menengah Kejuruan (SMK) menghadapi angka kredit sebagai syarat kenaikan
abad-21 diantaranya, yaitu: (1) guru pangkat/jabatan fungsional guru.
kejuruan dalam menyiapkan tenaga kerja Menurut Santoso (2014) bahwa
yang relevan dengan perkembangan ilmu dalam implementasi PKB, guru akan
pengetahuan dan teknologi; (2) guru menghadapi empat permasalahan, yaitu:
kejuruan menghadapi pembangunan (1) beban mengajar guru 24 jam per-
politik dan ekonomi; (3) guru kejuruan minggu dirasa sangat berat; (2) guru tidak
mengaplikasikan perkembangan teknologi disiapkan secara sungguh-sungguh untuk
dalam pembelajaran yang sesuai dengan menjadi peneliti; (3) pengelolaan sistem
karakteristik peserta didik di masa depan; penilaian kinerja guru yang kurang
dan (4) guru kejuruan dalam melaksanakan berkeadilan; (4) kebijakan tentang otonomi
uji kompetensi lulusan SMK. daerah yang menyeret guru dalam ranah
Menurut Slamet (2011: 189) SMK politik. Selain itu, diberlakukannya
harus memiliki daya adaptasi dan adopsi Permeneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun
yang cepat agar mampu mempersiapkan 2009 cukup merisaukan sebagian besar
siswanya memiliki kemampuan dan guru yang pada umumnya belum memiliki
kesanggupan untuk melek teknologi, luwes pemahaman, bekal, dan pengalaman yang
menghadapi perubahan teknologi, dan cukup dalam mewujudkan PKB.
terampil dalam mengoperasikan teknologi. Keberhasilan guru dalam implementasi
Sedangkan bagi guru kejuruan dituntut PKB tidak akan terjadi tanpa adanya
mampu meningkatkan, kinerja dan kemauan dan partisipasi guru dalam
kompetensinya serta profesionalitasnya aktivitas pengembangan profesionalitas
dalam memberikan pengetahuan, sikap, serta menerapkan pengetahuan dan
perilaku dan keterampilan melalui strategi keterampilan baru hasil pengembangan
dan pola pembelajaran yang sesuai dengan profesionalitasnya dalam praktek
tuntutan dan perkembangan di abad-21. pembelajaran di kelas.
Sejalan dengan reformasi Sementara itu kompetensi
pendidikan, pemerintah telah menetapkan profesional dan pedagogik guru,
perubahan mendasar dalam upaya berdasarkan data hasil uji kompetensi awal
pembinaan profesi dan karir guru. (UKA) tahun 2012 diperoleh nilai rata-rata
berdasarkan peraturan Menteri Negara dan nasional adalah 42.25 dan hasil uji
Pendayagunaan Aparatur Negara dan kompetensi guru (UKG) Tahun 2012
Reformasi Birokrasi (Permeneg PAN dan diperoleh nilai rata-rata nasional sebesar
RB) Nomor 16 Tahun 2009 tentang 45.82. Sedangkan hasil UKG Tahun 2015
Jabatan Fungsional Guru dan Angka menunjukkan hasil yang belum
Kreditnya, dan Peraturan Menteri memuaskan yakni 53.05 nilai rata-rata
Pendidikan dan Kebudayaan nasional dengan nilai kompetensi

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


133

profesional 54.77 dan kompetensi guru yang menunjukkan betapa generasi


pedagogis 48.94 (Kemendikbud, 2015). guru dewasa ini banyak yang belum
Secara khusus nilai UKA dan UKG yang memenuhi syarat kompetensi profesional
diperoleh berdasarkan jenjang guru dan kompetensi pedagogis (Tilaar, 2012).
kejuruan bertutut turut memperoleh nilai Demikian pula beberapa penelitian
dibawah standar yang ditetapkan menunjukkan kompetensi dan kinerja
pemerintah. Nilai ini mengindikasikan guru-guru yang telah mempunyai sertifikat
masih banyak guru kejuruan belum ternyata tidak lebih baik dari guru yang
mencapai nilai ideal sehingga harus belum sertifikasi. Beberapa kesimpulan
dilakukan peningkatan kompetensi dari penelitian tersebut menyatakan bahwa
pedagogik dan profesional guru kejuruan. kinerja dan kompetensi guru masih
Hasil uji kompetensi guru yang tergolong rendah (Hurmaini, 2011 dan
dilaksanakan pada dua periode tersebut Kardiyem, 2013). Jika demikian, program
menunjukkan bahwa kompetensi guru sertifikasi sebenarnya bukan berdampak
khususnya kompetensi pedagogik dan pada peningkatan kualitas pendidikan
profesional pada umumnya di Indonesia tetapi lebih kepada peningkatan
masih rendah. Disamping itu, kondisi pendapatan gaji pendidik. Namun,
tersebut mengindikasikan bahwa bagaimanapun hasil dan dampak dari
pengembangan profesionalitas guru masih program sertifikasi, harus ada upaya yang
jauh dari sasaran untuk meningkatkan dapat mengembalikan program tersebut
kinerja dan kompetensi guru. Oleh karena yang sejak semula memang dicanangkan
itu, peningkatan kompetensi guru dapat sebagai kebijakan nasional untuk
dilakukan dengan memperhatikan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru
perencanaan pengembangan secara simultan.
profesionalitas guru yang sesuai dengan Pengembangan profesionalitas
kebutuhan nyata guru dilapangan, konteks untuk guru khususnya untuk guru kejuruan
dan karakteristik sekolah. lebih harus memperhatikan karakteristik SMK
lengkapnya dapat dilihat berdasarkan dan kebutuhan guru kejuruan sesuai
Tabel 2 dibawah ini. dengan bidang keahliannya guru. Sehingga
diperlukan suatu analisis kebutuhan untuk
Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Nilai Uji mengidentifikasi secara spesifik kegiatan
Kompetensi Guru Tahu 2012 pengembangan profesionalitas yang benar-
dan 2015 benar dibutuhkan oleh guru kejuruan. Oleh
karena itu, diperlukan suatu strategi dalam
mengembangkan model pengembangan
profesionalitasguru kejuruan yang dapat
digunakan untuk meminimalkan
kekurangan yang ada dan meningkatkan
kinerja dan kompetensi guru kejuruan,
khususnya guru produktif yang
mengajarkan program keahlian yang
secara spesifik kebutuhan pengembangan
Pemerintah sudah memperjuangkan pedagogik dan profesionalnya berbeda
nasib guru melalui pemberian tunjangan dengan kelompok guru pada
sertifikasi pendidik, ternyata tunjangan umumnya.Strategi yang ditawarkan untuk
tersebut justru ada yang disalahgunakan. Guru kejuruan dalam menjalani
Realitasnya, setelah mendapat sertifikat, profesionalitasnya hendaknya menerapkan
tidak sedikit guru yang mengajar sebatas 4 ON dalam tugas yang diembannya. 4 ON
memenuhi jam kerja. Kelemahan ini telah ini adalah Visi-ON, Acti-ON, Passi-ON,
terungkap dalam ujian profesionalisme

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


134

Collaborati-ON. (Hadam, Rahayu, yang merupakan situasi masalah,


Ariyadi: 2017 ) kolaborasi, pertukaran pengalaman,
Permasalahan-permasalahan pengembangan profesional dalam
tersebut mengindikasikan bahwa sangat pendidikan terbuka memungkinkan untuk
diperlukan suatu perencanaan dalam memahami kategori penelitian utama
melaksanakan pengembangan "sumber daya pendidikan terbuka" sebagai
profesionalitasguru kejuruan. Perencanaan "sumber daya pendidikan atau ilmiah yang
dilakukan untuk melakukan identifikasi tersedia di ranah publik dampak positif
dan analisis kebutuhan yang sesuai dengan yang besar yang profesional
kebutuhan dan kondisi nyata guru pengembangan membuat karya guru dan
kejuruan. Sehingga model pengembangan pembelajaran siswa (Sushentseva
profesionalitasguru kejuruan harus dibuat :2014;Avshenyuk & Kostina:2014;
sedemikian rupa agar sesuai dengan Marynchenko:2017; Avshenyuk 2017)
konteks dan kebutuhan guru. Sebagai seorang pendidik
Pengembangan profesionalitasguru profesional, maka seorang guru dituntut
kejuruan harus sejalan dengan peran dan untuk memiliki kualifikasi pendidikan
kompetensi guru kejuruan saat ini dan khusus sehingga guru memiliki
yang akan datang. Karena peran dan kemampuan untuk menjalankan profesinya
kompetensi guru kejuruan yang akan tersebut sehingga akan mencerminkan
datang memiliki peran dengan tantangan guru yang profesional. Guru yang
yang sangat kompleks, sehingga Guru profesional akan tercermin dalam
kejuruan harus siap menghadapi tuntutan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
dan tantangan tersebut untuk menghasilkan ditandai dengan keahlian baik dalam
lulusan yang berkualitas. materi maupun metode. Guru yang
professional diyakini mampu memotivasi
2. METODE siswa untuk mengoptimalkan potensinya
Dalam sistem pendidikan nasional dalam kerangka pencapaian standar
kita, eksistensi guru sangat penting, guru pendidikan yang ditetapkan.
merupakan jabatan atau profesi yang Berdasarkan hal tersebut dapat
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. dikatakakan bahwa guru profesional pada
Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang intinya adalah guru yang memiliki
Guru dan Dosen, guru adalah pendidik kompetensi yang dipersyaratkan. Oleh
profesional dengan tugas utama mendidik, karena itu jika membicarakan aspek
mengajar, membimbing, mengarahkan, kemampuan profesional guru berarti
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta mengkaji kompetensi yang harus dimiliki
didik pada pendidikan anak usia dini di seorang guru. Perbedaan pokok antara
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, profesi guru dengan profesi lainnya adalah
dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1). terletak pada tugas dan tanggung
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan jawabnya. Tugas dan tanggung jawab
yang dilakukan oleh seseorang dan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang disyaratkan untuk memangku profesi
yang memerlukan keahlian, kemahiran, tersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak
atau kecakapan yang memenuhi standar lain adalah kompetensi guru, Uno (2007:
mutu atau norma tertentu serta 79).
memerlukan pendidikan profesi (Pasal 1 Kompetensi adalah seperangkat
ayat 2). pengetahuan, keterampilan dan perilaku
Dasar pendidikan profesional guru yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
adalah pengajaran yang berorientasi pada guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
penelitian. Ini dapat diwujudkan dalam profesionalitas ( Pasal 1 ayat 10 UU No 14
lingkungan yang reflektif, fitur penting tahun 2005 tentang Guru dan dosen).

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


135

Kunandar (2007:51) menyatakan berkomunikasi dan berinteraksi secara


kompetensi adalah suatu hal yang efektif dan efisien dengan peserta didik,
menggambarkan kualifikasi dan sesama guru, orang tua/ wali peserta didik,
kemampuan seseorang, baik yang dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini
kualitatif maupun yang kuantitatif. terdiri dari Sub Kompetensi; (a) Mampu
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai berkomunikasi dan bergaul secara efektif
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dengan peserta didik; (b) Mampu
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berkomunikasi dan bergaul secara efektif
berfikir dan bertindak. Dengan demikian dengan sesama pendidik dan tenaga
kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru kependidikan; (c) Mampu berkomunikasi
akan menunjukkan kualitas guru yang dan bergaul secara efektif dengan orang
sebenarnya (Direktorat Tenaga tua atau wali peserta didik an masyarakat
Kependidikan Depdiknas, 2003). sekitar. (4) Kompetensi professional
Kunandar (2007: 55), menyatakan bahwa adalah kemampuan menguasai materi
kompetensi guru adalah seperangkat pembelajaran secara luas dan mendalam.
penguasaaan keammpuan yang harus ada Kompetensi ini terdiri dari Sub
dalam diri guru agar dapat mewujudkan Kompetensi; (a) Menguasai substansi
kinerjanya secara tepat dan efektif. Dalam keilmuan yang terkait dengan bidang studi;
Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 (b) Menguasai struktur dan metode
tahun 2005 dinyatakan “Kompetensi guru keilmuan.
meliputi kompetensi pedagogik, Guru kejuruan dalam menjalani
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial profesionalitasnya hendaknya menerapkan
dan kompetensi profesional yang diperoleh 4 ON dalam tugas yang diembannya. 4 ON
melalui pendidikan profesi”. Direktorat ini adalah Visi-ONberarti seorang guru
Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat harus menetapkan visi untuk mengajar
Profesi Pendidik dalam Kunandar (2007: kepada peserta didiknya bahwa mengajar
77) mengklasifikasikan keempat bukan hanya sebagai kegiatan mentransfer
kompetensi berikut:(1) Kompetens ilmu saja, melainkan disertai pula upaya
pedagogik adalah kemampuan mengelola mendidik sikap dan perilaku peserta
pembelajaran peserta didik. Kompetensi didiknya agar mempunyai karakter yang
ini terdiri dari Sub Kompetensi ; (a) baik, Acti-ON harus ada setelah vision
Memahami peserta didik secara sudah kita tetapkan, ia hanya akan menjadi
mendalam; (b) Merancang pembelajaran, angan-angan kosong tanpa ada action.
termasuk memahami landasan pendidikan Vision memberikan arah dan jalan. ActiOn
untuk kepentingan pembelajaran; (c) sebagai bukti bahwa seorang guru harus
Melaksanakan pembelajaran; (d) bergerak. Bergerak dalam proses
Merancang dan melaksankan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan karakter
pembelajaran; (e) Mengembangkan peserta dan kecerdasan peserta didik. Mengajar
didik untuk mengaktualisasikan berbagai dengan metode demonstrasi, metode
potensinya. (2) Kompetensi kepribadian percobaan, metode latihan keterampilan,
adalah kemampuan pribadi yang mantap, dan masih banyak metode lainnya., Passi-
stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak ON itu membangun cinta, bukan sekedar
mulia yang menjadi teladan bagi peserta action, tetapi harus disertai passion.
didik.Kompetensi ini terdiri dari Sub Melakukan sesuatu tanpa passion ibarat
Kompetensi; (a) kepribadian yang mantap robot. Hidup hanya asal hidup. Actionnya
dan stabil; (b) Kperibadian yang dewasa; hanya karena tugas dan kewajiban, tak ada
(c) Kepribadian yang arif; (d) Kepribadian penjiwaan, tak ada semangat. Hasilnya
yang berwibawa; (e) Berakhlak mulia dan bisa tidak berkembang bahkan berantakan.
dapat menjadi teladan. (3) Kompetensi Lebih tragis, kehidupan orang yang action
sosial adalah kemampuan guru untuk tanpa passion itu hampa, terjebak rutinitas,

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


136

menjenuhkan, dan miskin kreatifitas. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Seorang guru harus bekerja dengan Dalam merancang model
passion keikhlasan. Ikhlas menjalankan pengembangan profesionalitas guru
pekerjaannya, ikhlas memberikan ilmunya kejuruan, langkah-langkah yang dapat
guna kecerdasan dan masa depan peserta dilakukan adalah:
didiknya, ikhlas memberikan pengarahan
dan bimbingan demi pembentukan a. Analisis kebutuhan (needs
karakter peserta didiknya, Collaborati-ON Assessment)
bisa membuat tenaga yang di keluarkan Analisis kebutuhan merupakan cara
menjadi berkurang, hasil usaha menjadi yang sistematis untuk memilih dan
berlipat, dan berkah melimpah. Kolaborasi menentukan prioritas kebutuhan dalam
pada dasarnya justru menghasilkan perencanaan, berguna sebagai bahan untuk
kekuatan dan keuntungan yang lebih besar. menentukan kebijakan yang harus diambil
Seorang guru dapat menjalin kolaborasi oleh seorang pimpinan. Kaufman (1981)
dengan Dunia Usaha/Industri agar dapat menjelaskan analisis kebutuhan sebagai
memberikan pelajaran maksimal sehingga cara untuk mengetahu ada tidaknya
dapat menghasilkan lulusan yang siap kesenjangan atau perbedaan antara “what
kerja. (Hadam, Rahayu, Ariyadi: 2017:38 ) should be” dengan “what is” atau
Pencarian pelatihan yang sudah perbedaaan apa yang diinginkan dengan
memenuhi 4-ON yaitu Visi-ON, Acti-ON, kenyataan (kondisi nyata). Kesenjangan
PassiON, dan Collaborati-ON, maka perlu tidak lain adalah kebutuhan, karena apabila
dilakukan kegiatan psikotest untuk guru kesenjangan tidak teratasi akan
Psikotest (personality, kecerdasan ESAIQ, menimbulkan permasalahan yang perlu
minat bakat) berfungsi untuk mengukur dipecahkan. Dalam kaitannya dengan
sisi kelebihan dan kelemahan dalam diri perencanaan pengembangan
seseorang. Kelebihan dan kelemahan ini profesionalitas guru kejuruan SMK,
sebagai dasar pemetaan penempatan guru analisis kebutuhan pengembangan
dalam pekerjaannya. Selain itu melalui profesionalitas guru, adalah cara untuk
seminar, workshop, lokakarya, dan diskusi mencari ada tidaknya perbedaaan antara
ilmiah, baik tingkat nasional maupun apa yang diinginkan guru atau apa yang
internasional, seorang guru diharapkan seharusnya dilakukan oleh guru dengan
dapat menyumbangkan ide-ide kreatif apa yang dimiliki atau apa yang sudah
dalam pengembangan generasi muda yang dilakukan guru dalam melaksanakan
berkarakter. Bukan hanya sebagai peserta pengembangan profesionalitasnya.
melainkan juga sebagai pembicara.
Dengan demikian, akan tercipta atmosfir b. Desain dan pengembangan
akademik yang sinergis dan holistik dalam profesionalitas guru kejuruan
berbagai ranah kehidupan ilmiah, baik bagi Dibutuhkan suatu desain sistem
guru dan karyawan di mana pun berada. internal sebagai suatu model untuk
Sama halnya dengan kepala sekolah, dilaksanakan disekolah. Sistem internal ini
seorang guru dan karyawan juga harus dapat terdiri dari beberapa elemen yang
memiliki modal manusia seperti: modal saling mendukung untuk pembinaan dan
intelektual (intellectual capital), modal pengembangan daiantaranya strategi 4
sosial (social capital), modal mental (soft Onyaitu Visi-ON, Acti-ON, Passi-ON,
capital), dan modal agama (spiritual Collaborati-ON.
capital). Hal ini bertujuan agar guru dan
karyawan dapat memberikan pelayanan
yang terbaik bagi peserta didik, Dunia c. Implementasi
Usaha/Industri, dan masyarakat. (Hadam, Uji coba program pengembangan
Rahayu, Ariyadi: 2017-39 ) ini diberikan utuk seluruh guru kejuruan

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


137

di indonesia sesuai dengan kompetensi https://doi.org/10.1515/rpp-2016-


yang dimilikinya. Jika dengan program ini 0042
guru kejuruan yang profesional yang bisa
mendapatkan sertifikasi hanya guru yang Avshenyuk, N., & Kostina, L. (2014).
memenuhi item yang dikembangkan Teacher Professional Development
as a Scientific Problem in
d. Evaluasi Comparative Pedagogics.
Setelah dilakukan implementasi Comparative Professional
didapatkan beberapa data yang akan di Pedagogy, 4(2), 33–39.
evaluasi oleh evaluator apakah program ini https://doi.org/10.2478/rpp-2014-
berjalan dengan maksimal atau perlu 0016
dikembangkan lagi.
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat ,
Langkah pengembangan profesionalitas (2017). Statistik Indonesia Tahun
guru kejuruan 2017. Jakarta Pusat : Badan Pusat
Statistik.
NEEDS DESAIN DAN
ASSESSMENT PENGEMBANGAN
Kompetensi awal Bukit, M. (2014). Strategi dan inovasi
1. Kompetensi
Visi-ON, Acti-ON, pendidikan kejuruan: Dari
pedagogik
2. Kompetensi
Passi-ON, kompetensi ke kompetisi. Bandung:
Collaborati-ON.
kepribadian Alfabeta.
3. Kompetensi
sosial
4. Kompetensi Hurmaini, M. (2011). Dampak
professional
pelaksanaan sertifikasi guru terhadap
IMPLEMENTASI peningkatan kinerja guru dalam
EVALUASI proses pembelajaran. Studi pada
Uji coba program
evaluasi apakah
madrasah tsanawiyah negeri kota
program ini Jambi. Diambil pada tanggal 27
berjalan November 2017, dari http://e
journal.iainjambi.ac.id/index.php/me
-diaakademika/article/view/59

4. KESIMPULAN Kardiyem. (2013). Analisis kinerja guru


Program pengembangan pascasertifikasi. Studi empiris pada
profesional guru kejuruan diharapkan guru akuntansi SMK se-kabupaten
dapat diterapkan di seluruh sekolah dengan Grobogan. Diambil pada tanggal 27
diujicobakan pada guru SMK yang November 2017, dari
mengajar. Dengan program pengembangan http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
ini bisa dipetakan guru yang layak disebut hp/jeec-/article/download/2703/2491
profesional sesuai dengan kompetensi
yang dimilikinya. Kartowagiran, B. (2013). Kinerja guru
profesional (Guru pasca sertifikasi).
Cakrawala Pendidikan, Th. XXX,
DAFTAR PUSTAKA No.3, 463-473.

Avshenyuk, N. (2017). Priority Fields of Kemdikbud. 2015. Pedoman Pelaksanaan


Teachers’ Professional Development Uji Kompetensi Guru. Jakarta:
in Terms of Open Education Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Worldwide. Comparative Kependidikan.
Professional Pedagogy, 6(4), 15–19.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


138

Kemendiknas. (2010) Pedoman Electronik]. Pawiyatan Vol: XX, No:


pelaksanaan penilaian kinerja guru 4. 47-57.
(PK Guru). Pembinaan dan
pengembangan profesi guru. Buku 2 Slamet P.H. (2011).Peran pendidikan
Jakarta: Direktorat Jenderal vokasi dalam pembangunan
Peningkatan Mutu Pendidik dan ekonomi. Cakrawala Pendidikan, Th.
Tenaga Kependidikan. XXX, No.2, 189-202.

Kunandar. (2007). Guru Profesional: Supraptono, E., & Widodo, D. A. (2010).


Implementasi Kurikulum Tingkat Pengembangan Profesional Guru
Satuan Pendidikan dan sukses dalam dalam Penerapan Model Penelitian
sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo Tindakan Kelas pada SMK Rumpun
Persada. Teknologi di Kota Semarang. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 27(2).
Mawardi. (2012). Pengembangan Retrieved from
keprofesian berkelanjutan (PKB) dan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.
kewajiban memenuhi jam mengajar: php/JPP-/article/view/182.
Kebijakan Dilematis.[Versi
Electronik]. Scholaria, Vol 2, No. 1. Surya Dharma., Sugiyono., Endang.M., et
91-115. al. (2013). Tantangan guru kejuruan
abad 21. Jakarta: Direktorat Jenderal
Marynchenko, Y. (2017). Innovative Pendidikan Menengah Kementerian
Approaches to Vocational Education Pendidikan dan Kebudayaan.
Teachers' Training Within the
Educational Space of European Suryadi, A. (2010). Permasalahan dan
Countries. Comparative Professional alternatif kebijakan peningkatan
Pedagogy, 7(2), 81–85. relevansi kebijakan. Makalah
https://doi.org/10.1515/rpp-2017- disajikan dalam Seminar
0027 Internasional Pendidikan Luar
Sekolah, di Universitas Pendidikan
Menteri Negara dan Pendayagunaan Indonesia.
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. (2009). Peraturan Menteri Sushentseva, L. (2014). Preparedness
Negara dan Pendayagunaan Aparatur Formation of the Future Vocational
Negara dan Reformasi Birokrasi Education Teachers to Occupational
Nomor 16, Tahun 2009, tentang Adaptation under Conditions of
Jabatan fungsional Guru dan Angka Globalization Processes.
Kreditnya. Comparative Professional
Pedagogy, 4(3), 31–37.
Santoso, D. (2014). Need Assessment https://doi.org/10.2478/rpp-2014-
Pengembangan Profesionalitas 0032
Berkelanjutan Guru kejuruan Teknik
Audio Video. Jurnal Pendidikan Tilaar, H.A.R. (2012). Memantapkan
Teknologi dan Kejuruan, 22(2), 148– karakter bangsa menuju generasi
154. 2045. Makalah disajikan dalam
Konvensi Nasional Pendidikan ke
Satyarini, M.D. (2013). Menuju kesiapan VII, di Universitas Negeri
guru dalam pegembangan Yogyakarta. Lembaga Manajemen
keprofesian berkelanjutan. [Versi UNJ.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018


139

Undang Undang No. 14 tahun 2005


tentang Guru dan Dosen.

Uno, H. (2007). Model Pembelajaran:


Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara. Yogyakarta.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.9, No.2, Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai