Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK

Oleh:
Ir. AGUNG SUTARTO, MT.
EKO NUGROHO JULIANTO, S.Pd., MT.

Abstrak.
Guru kejuruan program produktif, khususnya bidang teknologi saat ini dan masa
yang akan datang masih memerlukan pembenahan terutama yang berkaitan
dengan peningkatan kompetensi profesional. Kompetensi profesional guru kejuruan
dapat dikembangkan melalui dua jalur, yaitu melalui pendidikan pra jabatan (pre-
service education) dan pendidikan dan pelatihan guru dalam jabatan (in service
education). Kedua model tersebut diatas hendaknya diterapkan secara kontekstual
dalam rangka menyiapkan guru kejuruan di Indonesia.

Kata Kunci: guru kejuruan, kompetensi profesional.

*) Staff pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Program Studi Pendidikan Teknik
Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
PENDAHULUAN pada pendidikan anak usia dini, jalur
Guru adalah sebuah profesi, pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
sebagaimana profesi lainnya merujuk pendidikan menengah.
pada pekerjaan atau jabatan yang Menurut Dedi Supriadi (1999),
menuntut keahlian, tanggung jawab, dan profesi kependidikan dan/atau keguruan
kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa di dapat disebut sebagai profesi yang
lakukan oleh sembarang orang yang tidak sedang tumbuh (emerging profession)
dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Suatu yang tingkat kematangannya belum
profesi umumnya berkembang dari sampai pada apa yang telah dicapai oleh
pekerjaan (vocational), yang kemudian profesi-profesi tua (old profession) seperti:
berkembang makin matang serta kedokteran, hukum, notaris, farmakologi,
ditunjang oleh tiga hal: keahlian, dan arsitektur. Selama ini, di Indonesia,
komitmen, dan keterampilan, yang seorang sarjana pendidikan atau sarjana
membentuk sebuah segitiga sama sisi lainnya yang bertugas di institusi
yang di tengahnya terletak pendidikan dapat mengajar mata
profesionalisme. pelajaran apa saja, sesuai
Senada dengan itu, secara implisit, kebutuhan/kekosongan/kekurangan guru
dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun mata pelajaran di sekolah itu, cukup
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan "surat tugas" dari kepala sekolah.
dinyatakan bahwa guru adalah ”...... Hal inilah yang merupakan salah
tenaga profesional yang bertugas satu penyebab lemahnya profesi guru di
merencanakan dan melaksanakan proses Indonesia. Adapun kelemahan-kelemahan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, lainnya yang terdapat dalam profesi
melakukan pembimbingan dan pelatihan, keguruan di Indonesia, antara lain berupa:
serta melakukan penelitian dan (1) Masih rendahnya kualifikasi
pengabdian kepada masyarakat, terutama pendidikan guru dan tenaga kependidikan;
bagi pendidik pada perguruan tinggi” (2) Sistem pendidikan dan tenaga
(pasal 39 ayat 1). kependidikan yang belum terpadu; (3)
Lantas, acuan normatif ini Organisasi profesi yang rapuh; serta (4)
ditindaklanjuti dengan UU No. 14 tahun Sistem imbalan dan penghargaan yang
2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1, kurang memadai.
angka 1: Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, KONDISI GURU SMK
membimbing, mengarahkan, melatih, Pengertian guru kejuruan adalah
menilai, dan mengevaluasi peserta didik guru program (kelompok mata pelajaran)

43
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

produktif. Kejuruan bidang teknologi yang dihadapkan pada permasalahan yaitu


antara lain adalah meliputi program beragamnya program keahlian di SMK.
keahlian di bidang teknik bangunan, teknik Berdasarkan kurikulum SMK tahun 2006
mesin dan teknik elektro. Jika (KTSP), terdapat 123 program keahlian
dibandingkan dengan guru kelompok (program studi) yang tercakup dalam 26
mata pelajaran normatif maupun adaptif bidang keahlian (jurusan) yang
(bahasa indonesia, PPKn, Matematika, dikembangkan oleh SMK. Jumlah tersbut
dsb) guru kejuruan kelompok produktif belum termasuk 7 (tujuh) program studi
secara umum memiliki persyaratan yang ada di SMK perikanan/kelautan yang
akademis yang tidak berbeda, yaitu saat ini sedang dikembangkan oleh
jenjang pendidikan adalah S1 atau D4, Departemen Kelautan dan Perikanan.
memiliki kompetensi paedagogis, Guru Sekolah Menengah Kejuruan
kepribadian, profesional dan sosial. (SMK) di Indonesia berdasarkan Statistik
Meskipun demikian, guru program Persekolahan SMK tahun 2005 sebanyak
produktif memiliki karakteristik dan 155.761 orang guru dengan perincian
persyaratan (kompetensi) profesional guru yang berstatus PNS sebanyak
yang spesifik, yaitu antara lain : 52.732 orang dan non PNS sebanyak
1. Memiliki keahlian praktis yang 103.029 orang yang tersebar dalam 4.480
memadai pada semua bidang studi sekolah SMK (796 berstatus negeri dan
(mata pelajaran) produktif; 3.684 berstatus swasta). Berdasarkan
2. Mampu menyelenggarakan jenjang pendidikannya yang dapat dilaihat
pembelajaran (diklat) yang relevan pada tabel di bawah ini menunjukkan
dengan kompetensi yang bahwa 4,18 persen yang berpendidikan
dibutuhkan oleh dunia kerja; sama dengan atau di atas D1 tetapi di
3. Mampu merancang pembelajaran bawah D2 dan D3 apalagi S1, S2 atau S3.
(diklat) di sekolah dan di dunia Memperhatikan jenjang pendidikan yang
usaha atau industri. ada, maka dapat disampaikan bahwa
Selain persyaratan khusus seperti 21,38% (33.297 orang) tidak layak
tersebut di atas yang harus dimiliki oleh mengajar karena jenjang pendidikan yang
guru sekolah kejuruan, keberadaan guru dimiliki tidak sesuai dengan kompetensi
sekolah kejuruan saat ini sedang yang disyaratkan.

Tabel 1. Guru Menurut Jenjang Pendidikan dan Status Kepegawaian


Jenjang Pendidikan Jumlah
Status
<= SLTA D1 D2 D3 S1 S2 S3 Guru
PNS 900 230 834 9429 40282 1054 3 52732
Non PNS 4272 1111 2008 14513 80482 637 6 103029
Jumlah 5172 1341 2842 23942 120764 1691 9 155761
% 3,32 0,86 1,82 15,37 77,53 1,09 0,01
Sumber: Data Pokok PSMK Tahun 2005 dari Direktorat PSMK.

Apabila ditinjau dari status guru, riel dari guru SMK yang ada di Indonesia
dapat disampaikan bahwa dari 52.732 menunjukkan bahwa masih banyak guru
guru SMK negeri terdapat 11.393 orang yang pendidikannya tidak sesuai dengan
(21,61%) berijazah dibawah S1 dan non ketentuan sehingga kelayakannya dalam
kependidikan hal ini diasumsikan bahwa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
tidak ada LPTK yang mencetak tenaga pun dapat dianggap tidak layak.
pengajar degan jenjang pendidikan di Berdasarkan UU Guru dan
bawah S1. Dosen, sertifikai guru memang menjadi
Gambaran berdasarkan data mutlak harus dimiliki oleh guru, yang juga
tersebut menunjukkan bahwa kondisi guru harus memiliki kualifikasi akademik (S1

44
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

atau D4), kompetensi, sehat jasmani dan Kenyataan menunjukkan bahwa


rohani, serta mampu mewujukan tujuan masih sebagian besar guru
pendikan nasional. Jika merujuk pada underqualified, tingkat penguasaan bahan
peraturan tersebut, maka masiih banyak ajar dan keterampilan dalam
guru SMK yang harus memenuhi syarat- menggunakan metode pembelajaran yang
syarat agar dapat mengikuti sertifikasi. inovatif masih kurang. Untuk itu perlu
Namun demikian, ada beberapa upaya peningkatan kualitas guru melalui
permasalahan yang menyebabkan guru- berbagai cara antara lain : penentuan
guru SMK mengalami kesulitan untuk standar kompetensi, uji kompetensi dan
menyelesaikan jenjang S1 maupun D4. sertifikasi guru, penilaian kinerja guru,
Permasalahan tersebut adalah tidak penataran /pelatihan guru, peningkatan
semua jurusan Prodi yang terdapat di kesejahteraan dan profesionalisme guru,
SMK dimiliki LPTK terutama untuk studi lanjut, peningkatan kualitas LPTK
kelompok kelautan dan pertanian. penghasil guru, dan lain-lain.
Sementara itu, permasalahan lainnya Khusus dalam perumusan standar
adalah pengembangan program D4 komptensi guru terlebih dahulu perlu
memerlukan spesifikasi yang mendalam dikaji, dianalisis dan dibahas secara
serta biaya pendidikan yang jauh lebih mendalam semua aspek yang berkaitan
besar, sementara pendanaan pendidikan dengan tugas dan fungsi guru. Tim
secara umum masih jauh dari ideal. Penyusun Standar Kompetensi Guru
Pemula (SKGP) merumuskan kompetensi
STANDAR KOMPETENSI GURU guru dalam 4 (empat) rumpun yaitu: (1)
Guru adalah salah satu jenis Penguasaan Bidang Studi; (2)
jabatan profesional di dalam bidang Pemahaman tentang Peserta Didik; (3)
kependidikan. Sebagai jabatan, guru Penguasaan Pembelajaran yang
harus dipersiapkan melalui pendidikan mendidik; dan (4) Pengembangan
dalam jangka waktu tertentu dengan Kepribadian dan Keprofesionalan.
seperangkat mata kuliah serta beban SKS Keempat rumpun tersebut mencerminkan
tertentu sesuai dengan jenjangnya. empat standar kompetensi guru yang
Pendidikan yang dimaksud adalah untuk dijabarkan lagi masing-masing dalam
mendidik calon guru yang kelak mampu butir-butir kompetensi ( 28 butir
melaksanakan tugas secara profesional. kompetensi) selanjutnya diuraikan
Tugas profesional guru dapat dipilah menjadi indikator yang berfungsi untuk
menjadi empat fungsi sekalipun di dalam memperjelas butir-butir kompetensi
praktik merupakan satu kesatuan terpadu sehingga dapat dirujuk untuk
saling terkait, mendukung dan mengembangkan instrumen uji
memperkuat satu terhadap aspek yang kompetensi guru.
lain. Empat fungsi yang dimaksud adalah:
1) guru sebagai pendidik, 2) guru sebagai PENDIDIKAN PROFESI
pengajar, 3) guru sebagai pelatih, dan 4) Gagasan pendidikan profesi guru
guru sebagai pembimbing. semula dimaksudkan sebagai langkah
Hasil studi dari pakar pendidikan strategis untuk mengatasi problem mutu
(Jalal & Mustafa, 2001), menyimpulkan keguruan kita karena perbaikan itu tidak
bahwa guru merupakan faktor kunci yang akan terjadi dengan menaikkan
paling menentukan dalam keberhasilan remunerasi saja. Oleh sebab itu,
pendidikan dinilai dari prestasi belajar pendidikan profesi diperlukan sebagai
siswa. Reformasi apapun yang dilakukan upaya mengubah motivasi dan kinerja
dalam pendidikan seperti pembaruan guru secara terencana, terarah, dan
kurikulum, penyediaan sarana-prasarana berkesinambungan.
dan penerapan metode mengajak baru, Tetapi sangat disayangkan
tanpa guru yang bermutu, peningkatan implementasi gagasan pendidikan profesi
mutu pendidikan tidak akan mencapai lebih ditekankan pada uji sertifikasi
hasil yang maksimal. (terutama untuk guru dalam jabatan).
Padahal, Pasal 11 UU Sisdiknas

45
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

mensyaratkan untuk memperoleh sertifikat Pendidikan profesi keguruan


pendidik tidak lain adalah kualifikasi dilakukan dengan cara konsekutif bagi
S1/D4 dan menempuh pendidikan profesi lulusan D2, D3, dan S1. Pendidikan
guru. profesi guru tersebut dilaksanakan oleh
Program uji sertifikasi yang tengah LPTK terakreditasi. Pendidikan profesi
dijalankan pemerintah dengan untuk satu bidang tertentu dilakukan di
mengandalkan penilaian portofolio, dipilih fakultas yang mengasuh bidang studi
oleh pemerintah kabupaten/kota. Bahkan tersebut.
akan dibuka peluang bagi mereka yang Berdasarkan Kepmen No.232
tidak berkualifikasi S1/D4. Kenyataan ini tahun 2000 dan Kepmen No.045 tahun
bukan saja tidak menghasilkan perbaikan 2002 setiap lulusan pendidikan tinggi
mutu, tetapi akan memunculkan masalah termasuk guru sekurang-kurangnya
birokratisasi yang pada akhirnya memiliki 5 unsur kompetensi yang
mempersulit guru. mencakup kepribadian, ilmu dan
Program sertifikasi tidak boleh keterampilan, keahlian berkarya, sikap
dilepaskan dari proses pendidikan profesi, dan perilaku berkarya serta kemampuan
dan tidak seharusnya dipandang sekadar berkehidupan bermasyarakat. Apabila
cara memberikan tunjangan profesi. acuan ini digunakan mengembangkan
Tunjangan profesi hanyalah insentif agar kurikulum pendidikan profesi maka
para guru mau kembali belajar, setidaknya kurikulum pendidikan profesi
sedangkan perbaikan kesejahteraan guru keguruan lebih ditekankan pada keahlian
harus diberlakukan kebijakan lain tentang berkarya serta sikap dan perilaku
remunerasi. berkarya. Pendekatan yang digunakan
"Ada piti (uang) muncul dignity" untuk mengembangkan dan merevisi
seloroh seorang guru. Memang persoalan kurikulum pendidikan profesi keguruan
ekonomi yang dihadapi guru sangat adalah (1) menjalin kemitraan dengan
memengaruhi kinerja dan citranya di pengguna guru, (2) mencari masukan dari
dalam masyarakat. Melalui tunjangan asosiasi profesi keguruan dan asosiasi
profesi kesejahteraan guru sulit diperbaiki profesi lainnya yang relevan, dan
karena mensyaratkan adanya kualifikasi melakukan task analysis. Dengan cara
dan sertifikat pendidik. tersebut, secara akurat dapat dilakukan
Penghasilan guru seharusnya upaya perbaikan terhadap content dan
diperbaiki--agar profesi ini menjadi performance kompetensi yang pada
kompetitif--dengan menaikkan tunjangan akhirnya berakibat terhadap keharusan
fungsional secara progresif dan untuk melakukan pemutakhiran kurikulum
mengoptimalisasi peran pemerintah pendidikan profesi seiring dengan
daerah dalam pemberian insentif seperti perkembangan tuntutan kebutuhan
yang telah dilakukan oleh Pemda DKI profesi.
Jakarta sekarang ini. Dengan demikian Apabila dilakukan pemetaan
perbaikan remunerasi terlaksana secara materi kurikulum pendidikan profesi
merata dan proses sertifikasi tidak keguruan, maka penguasaan subject
didesak untuk mengambil jalan pintas. matter yang kuat harus didukung oleh
Pendidikan profesi ditekankan keahlian transfer ilmu, keahlian untuk
pada unsur kematangan, keterampilan, membelajarkan peserta didik, dan
dan tanggungjawab. Untuk itu diperlukan kemampuan reflektif untuk melakukan
waktu yang memadai melakukan latihan, perbaikan yang berkelanjutan. Untuk
praktek dan magang. Pendidikan profesi itulah diperlukan materi Strategi belajar
dilakukan setelah peserta didik melewati mengajar, Telaah kurikulum, Evaluasi
jenjang pendidikan tinggi atau pendidikan Pembelajaran, Penelitian Tindakan Kelas,
akademik. Pendidikan profesi adalah Microteaching, dan PPL. Agar kedua
syarat bagi calon guru untuk dapat keahlian tersebut diatas tidak kehilangan
mengikuti uji kompetensi dan sertifikasi roh dan jiwa pendidikan maka perlu
guru. diberikan materi yang mendukung sikap
dan perilaku berkarya, yakni filsafat dan

46
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

teori pembelajaran, perkembangan pekerjaan (vokasional) biasa yang


peserta didik, teknologi pendidikan/ memerlukan pendidikan tertentu.
pembelajaran serta teknologi komunikasi Kedudukan seperti ini setidaknya dapat
dan informasi. Untuk memenuhi sasaran dilihat dari dua sisi, yaitu sisi internal dan
di atas, maka kurikulum pendidikan eksternal. Secara internal, terjadi
profesi guru perlu dirancang dengan penguatan dalam kedudukan sosial,
beban studi 36—40 sks. proteksi jabatan, penghasilan, dan status
hukum. Sebagai implikasi posisi ini, maka
STRATEGI PENINGKATAN secara eksternal terjadi harapan dan
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU tuntutan kualitas profesi keguruan, yang
SMK tidak hanya diukur berdasarkan kriteria
Sistem pendidikan nasional telah lembaga penghasil (LPTK), tetapi juga
disempurnakan dan disesuaikan dengan menurut kriteria pengguna (user) antara
perkembangan kemajuan ilmu lain asosiasi profesi, masyarakat, dan
pengetahuan dan teknologi serta kondisi lembaga yang mengangkat dan
sosial-budaya. Di dalamnya sarat prinsip- memberikan penghasilan.
prinsip pendidikan yang berlandaskan Upaya peningkatan kualitas
pada kesatuan dan keutuhan nasional, pendidikan untuk mengangkat dari
menjunjung tinggi kepribadian bangsa keterpurukan tidak mungkin terlaksana
yang bermartabat dan bermoral, dengan baik apabila tidak dibarengi
kreativitas, keterampilan, dan sebagainya. dengan upaya penegakan standar
Mutu pendidikan ditentukan oleh penyelenggaraan pendidikan, standar
beberapa faktor penting, yaitu pelayanan pendidikan serta standar
menyangkut input, proses, dukungan kompetensi guru, standar lulusan dan
lingkungan, sarana dan prasarana. standar tenaga kependidikan lainnya.
Penjabaran lebih lanjut mengenai faktor- Standar penyelenggaraan pendidikan
faktor tersebut bahwa input berkaitan mengisyaratkan bahwa lembaga
dengan kondisi peserta didik (minat, penyelenggara pendidikan wajib
bakat, potensi, motivasi, sikap), proses memenuhi tuntutan minimum segala
berkaitan erat dengan penciptaan masukan (input) yang akan diproses dan
suasana pembelajaran, yang dalam hal ini standar proses yang memenuhi prosedur
lebih banyak ditekankan pada kreativitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
pengajar (guru), dukungan lingkungan Sedang standar pelayanan dimaksudkan
berkaitan dengan suasana atau situasi agar lembaga penyelenggara pendidikan
dan kondisi yang mendukung terhadap dapat memberikan pelayanan secara
proses pembelajaran seperti lingkungan optimal kepada pelanggan sehingga
keluarga, masyarakat, alam sekitar, merasa puas terhadap hasil pendidikan
sedangkan sarana dan prasarana adalah sebagaimana yang mereka harapkan.
perangkat yang dapat memfasilitasi Kepuasan pelanggan harus merupakan
aktivitas pembelajaran, seperti gedung, tujuan pelayanan, karena pendidikan
alat-alat laboratorium, komputer dan adalah lembaga pemberi layanan jasa
sebagainya. kepada masyarakat.
Berkaitan dengan faktor proses, Penjaminan mutu lewat sertifikasi
guru menjadi faktor utama dalam kompetensi akan mampu memberikan
penciptaan suasana pembelajaran. kepercayaan kepada stakeholder. Jika
Kompetensi guru dituntut dalam guru memiliki sertifikat kompetensi yang
menjalankan tugasnya secara profesional. merupakan pengakuan terhadap
Studi tentang pendidikan guru di akhir kompetensi dan profesi untuk
abad ke 20 dan awal abad ke 21 melaksanakan tugas sebagai guru,
menunjukkan fenomena yang semakin stakeholder akan percaya bahwa guru
kuat menempatkan guru sebagai suatu yang akan mendidik, mengajar, melatih
profesi. Kondisi nyata kini memandang dan membimbing anak-anak yang mereka
bahwa guru sebagai sebuah profesi, percayakan akan mendapat pelayanan
bukan lagi dianggap sebagai suatu optimal baik di dalam penyediaan fasilitas

47
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pendidikan maupun dalam proses dalam penyelenggaraan pendidikan guru


pendidikan dan pembelajaran. Diharapkan kejuruan adalah :
dengan upaya itu hasil pendidikan yang a. Program akademik, yang
dicapai juga akan lebih baik. diselenggarakan dengan kualifikasi
Patut disadari bahwa setiap hal akademik Sarjana Pendidikan (S1)
baru yang dirasa asing dan berkaitan dengan lama pendidikan 8
langsung dengan kepentingan dan nasib semester dan beban studi 144 s.d.
guru akan menimbulkan reaksi beragam, 150 SKS;
dari sikap pasrah sampai reaksi b. Program pendidikan profesi
menentang. Secara psikologis akan kependidikan dalam bentuk akta
menimbulkan kekhawatiran, karena mengajar sebagai prasyarat
mereka tidak terbiasa untuk mengenali kewenangan mengajar di tingkat
kemampuan diri melalui refleksi dan SLTA.
evaluasi diri. Jika guru memiliki rasa Kedua program tersebut (akademik
confident (percaya diri) akan kompetensi dan profesi) hingga saat ini tetap
yang dimilikinya, tidak akan menimbulkan berlangsung, sama dengan yang
rasa was-was dan khawatir yang dilaksanakan untuk pendidikan guru
berlebihan. Oleh karena itu perlu bidang studi lainnya. Namun
sosialisasi secara luas agar kebijakan permasalahannya adalah terdapat
sertifikasi dan resertifikasi dapat diterima beberapa program keahlian yang dibuka
secara positif, dan bukan merupakan pada SMK tidak memiliki pendidikan untuk
ancaman bagi guru, tetapi justru calon gurunya di LPTK.
dirasakan dapat melindungi profesi guru Oleh karena itu, dalam
dan untuk membantu guru dalam penyelenggaraan pendidikan pra-jabatan
mencapai tingkat tertinggi jabatan guru. seharusnya LPTK bekerja sama dengan
Saat ini, Direktorat pendidikan stakeholders di bidang yang terkait, baik
Guru dan Tenaga Tekniks Ditjen untuk membuka program keahlian baru
Dikdasmen yang sekarang menyatu maupun dalam mengembangkan
dengan Ditjen Mutendik, telah merintis kegiatan perkuliahan. Dengan demikian,
pembakuan standar kompetensi guru dalam pendidikan (calon) guru kejuruan
SMK untuk program normatif, adaptif dan pra-jabatan perlu diberikan perlakuan
produktif. Khusus untuk guru program pendidikan spesifik, khususnya yang
produktif, kompetensi keahlian/kejuruan berkaitan dengan bidang kejuruannya
dikembangkan berdasarkan Standar atau bidang studi yang menuntut lebih
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia banyak penguasaan ketrampilan praktis.
(SKKNI), baik yang masih dalam proses Mata kuliah dan bidang studi tersebut
pengesahan maupun yang telah disamping memerlukan pemahaman
memperoleh pengesahan dari konseptual, juga perlu penguasaan
Menakertrans. ketrampilan praktis dalam
Beberapa langkah strategis yang pembelajarannya.
dapat dilakukan dalam rangka
meningkatkan kompetensi profesional 2. Pendidikan Dalam Jabatan (in
guru kejuruan terutama dalam bidang service education)
teknologi adalah sebagai berikut : Selama ini pendidikan dalam
1. Pendidikan Pra-Jabatan (pre-service jabatan yang dilaksanakan oleh guru
education) kejuruan dapat dikelompokkan dalam
Pendidikan (calon) guru kejuruan beberapa jenis, antara lain :
dalam bentuk pendidikan pra-jabatan saat a. Pendidikan untuk menguasai
ini menjadi bagian integral dalam pengetahuan dan ketrampilan baru
penyelenggaraan pendidikan di LPTK, yang berkenaan dengan profesi,
yaitu LPTK yang dahulu IKIP maupun yang biasanya dilakukan oleh
FKIP yang berada di beberapa melalui penataran, up-grading,
universitas, baik negeri maupun swasta. lokakarya dan lainnya yang
Secara umum, sistem yang diterapkan

48
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dilaksanakan dan diselenggarakan sangat mendesak untuk dilakukan.


oleh PPPGT atu Dikmenjur; Namun demikian, rintisan pola
b. Pendidikan untuk mendapatkan consecutive (model berlapis) dapat
sertifikasi atau akta mengajar, bagi menjadi alternatif terutama untuk
mereka yang belum memiliki dan mengakomodasi guru bidang studi
sudah bekerja sebagai guru; tertentu. Pola consecutive dapat
c. Pendidikan untuk memperoleh mengatasi dua masalah, yakni (1)
lisensi, terutama yang menyiapkan guru yang memiliki keahlian
diselenggarakan oleh asosiasi khusus (guru keterampilan kejuruan baik
profesi atau organisasi keahlian itu akibat perkembangan tuntutan pasar
lainnya. kerja maupun munculnya keterampilan
Berdasarkan pengalaman selama dan ilmu baru serta keahlian yang tidak
ini, pendidikan dalam jabatan untuk guru diselenggarakan di LPTK) dan (2) ledakan
kejuruan belum banyak melibatkan kebutuhan guru pada kurun waktu
stakeholders, dunia usaha, industri tertentu.
maupun asosiasi profesi sebagai mitra Model berlapis digunakan terutama
dalam pengembangan keahlian guru untuk menyiapkan guru SMK yang sudah
kejuruan. Pendidikan dalam jabatan untuk menekankan pemilikan ilmu dan
guru kejuruan lebih banyak dilakukan oleh keterampilan dengan pendekatan
lembaga pemerintah seperti PPPGT. Pola akademik. Model berlapis ini memberikan
ini dirasakan belum memberikan hasil kesempatan kepada lulusan non
yang optimal, sehingga perlu lebih kependidikan untuk mengikuti pendidikan
diintensifkan lagi dengan melibatkan profesi dengan beban studi sebesar 36
asosiasi profesi atau lembaga diklat baik s.d 40 sks.
melalui pendidikan, pelatihan ataupun Penyelenggaraan model berlapis
magang. Dalam kondisi sekarang ini yang ini di LPTK terakreditasi harus dilakukan
perlu dilakukan adalah strategi sertifikasi secara bertahap dan berjenjang. Bagi
kompetensi guru kejuruan dengan guru yang telah bertugas saat ini akan
pendekatan ahli yang digurukan dan guru dilakukan uji kompetensi dan sertifikasi.
yang diahlikan (dikompetensikan). Bagi mereka yang tidak memenuhi
standar kompetensi akan ditindak-lanjuti
RINTISAN POLA KONSEKUTIF dengan program re-training atau re-
Pencanangan guru sebagai profesi education yang kemudian diharuskan
tentu harus diikuti dengan langkah- mengikuti uji kompetensi dan sertifikasi.
langkah konkrit tentang tiga subsistem Bagi calon guru yang berlatar belakang
utama pendidikan profesi guru, yakni sarjana kependidikan diharuskan
mulai dari penyiapan tenaga guru, menempuh uji kompetensi untuk
manajemen guru, dan sistem penjaminan memperoleh sertifikasi, sedangkan bagi
mutu guru. Sesungguhnya akar masalah calon guru yang berlatar belakang sarjana
profesionalisme guru di Indonesia non kependidikan wajib mengikuti
bukanlah pada kurikulum atau pola yang pendidikan profesi yang kemudian diikuti
diterapkan, akan tetapi pada konsistensi dengan uji kompetensi dan sertifikasi.
dan mutu implementasi yang tidak
memiliki standar dan manajemen SIMPULAN
pembinaan yang lemah. Quality planning, Menyikapi pemberlakuan PP No.
Quality Control, dan Quality Improvement 19/2005 tentang Kualifikasi, Kompetensi
tidak dilaksanakan secara konsisten dan dan Sertifikasi Tenaga Pendidik,
berkesinambungan. Jalinan masalah ini khususnya bagi guru kejuruan (program
terasa begitu rumit dan bergerak secara produktif) secara umum perlu dilakukan
acak menunju arah yang tidak beraturan. strategi sebagai berikut :
Mencermati hal ini, maka pemantapan 1. Sistem pendidikan calon guru kejuruan
dan pembenahan secara mendasar (pre-service education), khususnya
terhadap pola concurrent (model guru produktif, perlu pembenahan
serempak) yang diterapkan selama ini secara komprehensif terutama pada

49
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pembelajaran produktif dengan


melibatkan stakeholders di bidang Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
yang terkait; 2002. Sistem Pendidikan Tenaga
2. Penyelenggaraan pendidikan dalam Kependidikan Abad ke 21.
jabatan (in service education),
khususnya guru produktif, perlu Sukamto. 2004. Pengembangan Sistem
pembenahan dengan menempatkan Penilaian Sertikasi Guru.
ahli yang digurukan dan guru yang
diahlikan (dikompetensikan).

Daftar Pustaka

Gatot, HP. 2005. Kompetensi Profesi


Dalam Bidang Pendidikan
Kejuruan. Makalah Seminar
Nasional FT UNNES 21 September
2005.

Jalal, Fasli and Musthafa, Bahrudin. 2001.


Education Reform, in the Context
of Regional Autonomy: The Case
of Indonesia. Ministry of National
Education. Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005


tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Suryadi, Ace dan Dasim Budimansyah.


2004. Pendidikan Nasional Menuju
Masyarakat Indonesia Baru.
Bandung: Ginesindo.

Undang Undang Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasiona.

Undang Undang Republik Indonesia


Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen.

______,( 2003) Naskah Akademik


Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Pendidik.

______,( 2003) Naskah Akademik


Sertifikasi Kompetensi Tenaga
Kependidikan

______,( 2005) Statistik Persekolahan


SMK 2004/2005. Jakarta : Pusat
Data dan Informasi Pendidikan,
Balitbang Diknas.

50

Anda mungkin juga menyukai