Disusun Oleh :
Siti Aisyah 17518244016
1
BAB I
DAFTAR ISI
B. PEMBAHASAN ................................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 17
1. KESIMPULAN ..................................................................................................... 17
2. SARAN .................................................................................................................. 18
BAB V DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19
2
BAB II
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK adalah sekolah dengan tujuan
menghasilkan lulusan berkompeten yang nantinya akan dapat diserap oleh
industri secara tepat sesuai dengan bidang keahlian atau kejuruannya, sekolah
mendidik dengan memberikan pengetahuan dan berfokus pada pembekalan
keterampilan atau hardskill. Oleh demikian SMK merupakan sekolah yang
memfasilitasi para siswa untuk mengembangkan kemampuan keterampilan
sehingga mereka dapat terus eksis dalam dunia kerja yang akan digelutinya.
Guna mencapai lulusan dengan output skill yang sesuai dengan permintaan
industri, Departemen Pendidikan mencanangkan berbagai program program
penting yang dapat meningkatkan mutu sekolah serta dapat mengembangkan
kualitas lulusan untuk ranah industri, program tersebut yakni : (1) kerjasama
industri dengan institusi, (2) pengembangan unit produksi, (3) pengembangan
SMK sebagai pusat budaya profesional, (4) penyelenggaraan uji
profesi/keahlian, (5) forum penasehatn sekolah, (6) pengembangan peranan
PPPG, (7) peningkatan manajemen Dikmenjur, (8) pengembangan sekolah
seutuhnya, (9) pengembangan bimbingan kejuruan (Depdikbud,1993:73)
Bahkan selain itu pada Maret 2019 lalu, Kemenperin juga memprogramkan
link and match yang telah menargetkan sebanyak 2.600 Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan 750 industri yang akan terlibat dalam program pendidikan
vokasi link and match pada tahun 2019. Namun, hingga tahap kesepuluh
peluncuran program, jumlah yang terlibat telah melampaui target dengan
mencapai 2.612 SMK dan 899 industri. Program link and match ini adalah
sebuah program dimana sekolah dan perindustrian bergandengan tangan
bekerjasama dalam dunia pendidikan vokasi untuk menghasilkan para pekerja
yang kompeten dan berketerampilan tinggi sesuai dengan perkembangan zaman
dan kebutuhan industri. Jadi dalam hal ini sekolah dapat mengetahui dengan
3
pasti apa yang industri butuhkan sehingga dapat dengan segera membentuk suatu
proses pembelajaran yang dapat menghasilkan lulusan yang sesuai kriteria, dan
industri pun dalam keadaan ini akan diuntungkan dengan semakin banyaknya
lulusan yang berkompeten di bidangnya.
4
dan manajemen program bimbingan kejuruan di SMK masih bervariasi sehingga
perlu adanya penyamarataan atau landasan program guna memudahkan evaluasi
dan monitoring.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis susun tersebut, maka
terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yakni sebagai berikut:
- SMK kurang memahami faktor apa yang mempengaruhi pilihan karir
yang diinginkan siswa
- SMK tidak melakukan penguatan faktor pendukung bimbingan
kejuruan dikarenakan ketidaktauan dan kurangnya analisis
- SMK tidak melakukan perbenahan faktor penghambat bimbingan
kejuruan dikarenakan ketidaktauan dan kurangnya analisis pihak
sekolah
- SMK kekurangan ragam bentuk layanan dalam bimbingan kejuruannya,
dikarenakan ketidaktauan referensi layanan yang sekiranya dibutuhkan.
3. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini ialah sebagai berikut :
- Mengetahui info terkait faktor yang mempengaruhi pilihan karir yang
diinginkan siswa
- Mengetahui faktor pendukung bimbingan kejuruan, sehingga SMK
dapat melakukan penguatan faktor
- Mengetahui faktor penghambat bimbingan kejuruan, sehingga SMK
dapat melakukan pencarian solusi atau berbenah
- Mengetahui ragam bentuk layanan dalam bimbingan kejuruan
5
4. MANFAAT KAJIAN
Makalah yang penulis susun ini diharapkan mampu menjadi sumber bacaan
yang membuka ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor pengembangan
bimbingan kejuruan pada sekolah menengah kejuruan di Indonesia
6
BAB III
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI TEORI
1. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Seperti yang dikutip oleh Yanto (2005), seorang ahli yakni Smith
Sughes Act mendefinisikan SMK sebagai pendidikan khusus yang
program-programnya dipilih untuk siapapun yang tertarik untuk
mempersiapkan diri bekerja sendiri / bekerja sebagai bagian dari
kelompok. Sedangkan menurut Thomas H. Arcy, memberikan
pengertian SMK sebagai program-program pendidikan yang
terorganisasi yang berhubungan langsung dengan persiapan individu
untuk bekerja mendapatkan upah ataupun bekerja tanpa upah atau
persiapan tambahan suatu karir. Selain itu Bradley. Curtis H. dan
Friendenberg juga berpendapat bahwa SMK adalah training atau
retraining mengenai persiapan siswa dalam bentuk pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang diperlukan untuk dapat kerja dan
memperbaharui keahlian serta pengembangan lanjut dalam pekerjaan
sebelum tingkat sarjana muda.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa SMK merupakan suatu tingkat pendidikan yang
mana bertugas untuk mempersiapkan peserta didiknya dapat melanjutkan
dari tingkat pendidikan ke tingkat dunia kerja sesuai dengan bidang
keahlian yang ditekuninya.
Sedangkan menurut Kemendikbud, SMK merupakan pendidikan
formal pada jenjang menengah yang menyelenggarakan pendidikan
kejuruan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang siap memasuki
dunia kerja. Pada peraturan pemerintah No. 17 tahun 2010 yang
mengatur tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di pasal
76 bagian C, pendidikan kejuruan bertujuan untuk membekali peserta
7
didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan industri.
2. BIMBINGAN KEJURUAN
Disamping itu SMK juga diharapkan mampu membekali siswanya
dengan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai, karena dalam
dunia kerja yang dibutuhkan tidak hanya hardskill namun juga softskill,
sehingga dengan pendidikan moral yang diberikan akan menghasilkan
kecakapan tertentu pada siswa dan menjadikan siswanya menjadi tenaga
siap pakai dalam menghadapi dunia kerja.
Pembekalan pendidikan moral, sikap, dan nilai-nilai tersebut biasa
disebut sebagai softskill. Aspek softskill dalam proses pendidikan
kejuruan khususnya SMK sering disebut dengan bimbingan kejuruan
(vocational guidance), keberadaanya kurang begitu nampak dalam
proses pembelajaran karena tidak ada kurikulum dan silabus yang
mengaturnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka aspek soft skill
perlu dipertegas atau dianjurkan keberadaannya dalam struktur
kurikulum SMK, tentu saja perlu dirancang dengan baik menyangkut
struktur isi dan silabus, strategi pembelajaran, termasuk guru.
Para ahli vokasi berpendapat, bimbingan kejuruan ialah proses
dalam membantu seseorang untuk mengembangkan dan menerima
gambaran yang terintegrasi dan memadai tentang dirinya dan perannya
dalam dunia kerja. Bimbingan kejuruan adalah proses membantu
individu mengenal diri mereka sendiri; nilai kepentingan mereka; dan
kemampuan serta dunia kerja dan kebutuhannya untuk dapat mencapai
keputusan karier yang matang.
Kemudian Patton dan Mc Mahon (2001: 2) menyebutkan bahwa
bimbingan kejuruan berguna untuk mendidik peserta didik dalam
pembentukan pengetahuan, keterampilan, sikap, perencanaan karir,
mengembangkan karir dan menjaga karir, melalui pengalaman belajar
8
ataupun pelatihan yang direncanakan baik di kelas atau di tempat kerja,
guna mempersiapkan dirinya dalam berpartisipasi di lingkungan
kerjanya kelak. Mempunyai keterampilan, mengerti aktivitas lingkungan
kerja, sikap kerja motivasi kerja, mental kerja serta dapat memilih dan
menentukan karirnya maupun meniti jenjang karirnya.
Pentingnya bimbingan kejuruan dalam pendidikan nasional sudah
mulai dirasakan bersama dengan lahirnya gerakan bimbingan dan
konseling di Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an. Pada kurikulum
1984 bimbingan karier mulai diterapkan dalam layanan bimbingan dan
penyuluhan, dan pada kurikulum 1994 bimbingan penyuluhan menjadi
bimbingan dan konseling yang didalamnya terdapat materi bimbingan
karier. Sampai dengan sekarang ini bimbingan karier tetap masih
merupakan salah satu bidang bimbingan. Dalam konteks Kurikulum
Berbasis Kompetensi, dengan diintegrasikannya Pendidikan Kecakapan
Hidup (Life Skill Education) dalam kurikulum sekolah, maka peranan
bimbingan kejuruan dan karir menjadi amat penting, dalam hal ini
berupaya membantu siswa dalam memperoleh kecakapan vokasional
(vocational skill), yang merupakan salah satu jenis kecakapan dalam
Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education).
Namun demikian menurut teorinya Super (1995), sukses dan
tidaknya siswa dalam meniti dan mengembangkan karirnya di sekolah
tergantung dari apakah bimbingan tersebut berprinsip pada interes dan
kemampuan individu yang dididik (Osipow dan Fitzgerald,1996: 112).
Pendapat tersebut menunjukkan betapa pentingnya seting yang harus
direncanakan secara tepat dan benar oleh sekolah akan terlaksananya
bimbingan kejuruan.
9
B. PEMBAHASAN
Bimbingan kejuruan di sekolah menengah kejuruan sayangnya
dalam pengaplikasian di sekolah kurang mendapat perhatian dan lirikan,
padahal bimbingan kejuruan memiliki tujuan membantu individu
memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menemukan perjalanan
hidupnya dan mengembangkan karir ke arah yang di pilihnya secara optimal
dan memberikan gambaran yang utuh mengenai kualifikasi suatu pekerjaan
tertentu sehingga siswa dapat memahami dan mengukur kemampuan
dirinya sendiri, mampu menentukan arah pilihan karir dan pada akhirnya
membantu siswa dalam merancang masa depannya.
Selain itu dengan tersedianya layanan bimbingan kejuruan, siswa
dapat lebih siap kerja karena telah mempersiapkan diri sejak awal dan
memiliki sikap kemandirian yang dapat diandalkan untuk menghadapi
persaingan era globalisasi dan tantangan karier masa depan serta mencetak
tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja
dengan pemenuhan kompetensi di berbagai pengembangan. (Ulifa Rahma:
16). (Abu Ahmadi, 1991: 175) mengungkapkan pendapat berbagai tujuan
khusus hadirnya bimbingan kejuruan di SMK, sebagai berikut:
10
c. Siswa mampu mengidentifikasikan keputusan mendatang yang
harus ia putuskan dengan maksud untuk mencapi tujuan-tujuan
tertentu yang berbeda
11
orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa di sekolah yang
berkenaan dengan tatapan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya
memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka
perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk
membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang
lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan.
c. Layanan Penempatan
Layanan penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa
merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan sesudah
tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak
memangku jabatan tertentu.
d. Layanan Pembelajaran
Inti layanan pembelajaran ialah upaya agar siswa menguasai
dengan sebaik-baiknya, secara optimal, ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang kejuruan yang di maksudkan.
e. Layanan orientasi
yakni layanan pelacakan karir agar siswa lebih mengetahui
mengenai karir yang nantinya akan dijalani.
12
- Bimbingan klasikal
Dilakukan oleh Guru pembimbing, dengan cara tatap muka
secara langsung dengan siswa yang biasanya dilakukan dikelas
seperti halnya kegiatan pembelajaran.
- Bimbingan Konseling Individu dan Kelompok
Bimbingan konseling Individu atau perorangan adalah
layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang pembimbing
(konselor) terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan
masalah klien.
Sedangkan Layanan konseling kelompok adalah suatu upaya
pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-
masalah pribadi yang di alami oleh masing-masing aggota
kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan
yang optimal.
- Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan
bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan
kelompok. Gadza (1978) mengemukakan bahwa bimbingan
kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada
sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan
keputusan yang tepat.
13
Dalam pelaksanaan bimbingan kejuruan, akan ada banyak faktor yang
dapat dijadikan pertimbangan seorang siswa dalam menentukan karir dan
dalam menciptakan progres perkembangan dalam dirinya sendiri. Faktor-
faktor tersebut ialah yakni:
1. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Karir Siswa
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pilihan karir
seorang siswa, diantaranya adalah :
a. Faktor yang bersumber pada diri individu (internal)
Faktor internal ini meliputi:
- Kemampuan Intelegensi
Pada hakikatnya tes intelejensi memiliki kecenderungan untuk
mengukur kemampuan pembawaan yang ada pada diri individu.
Kemampan intelejensi yang dimiliki oleh individu berperan
sangat penting, sebab kemampuan intelejensi yang dimiliki
seseorang dapat diperguakan sebagai pertimbangan dalam
memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.
- Bakat
Bakat adalah merupakan suatu kondisi, suatu kualitas yang
dimiliki individu yang memungkinkan individu untuk
berkembang pada masa mendatang. Bakat merupakan potensi
terpendam dari diri seseorang, agar bakat memungkinkan
seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, harus
di sertai dengan minat, pengetahuan, latihan dan dorongan. (Alex
Sobur,2003:181)
14
- Kepribadian
Kepribadian di artikan sebagai suatu organisasi yang dinamis
dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan
penyesuaian-penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya
(Dewa Ketut, 1984: 44-47).
- Sikap
Sikap adalah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap akan
mendatangkan gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek baik secara positif maupun negatif
(Muhibbin Syah:131).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah sejumlah hal atau faktor yang berada di luar diri
individu yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung dengan diri
seseorang. Faktor eksternal antara lain:
- Status sosial ekonomi keluarga, beberapa hal yang melatar
belakangi status sosial ekonomi orang tua adalah tingkat
pendidikan orang tua, penghasilan, status pekerjaan orang tua.
- Prestasi Akademik siswa, yaitu suatu tingkatan pencapaian tertentu
dalam kerja akademik terbukti pada hasil evaluasi belajar, hasil tes,
nilai raport, dan hasil tes lainnya.
- Lingkungan, lingkungan yang bersifat potensial maupun rekayasa
mempunyai hubungan yang positif terhadap sikap, perilaku, dan
keseluruhan hidup dan kehidupan orang di sekitarnya (Ulifa
rahma:44-47).
15
Kemudian berikut adalah faktor-faktor yang menjadi penghambat
dan pendukung dalam proses tercapainya segala tujuan yang ada pada
Bimbingan Kejuruan
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Pelaksanaan Layanan
Bimbingan Karir
Dalam layanan bimbingan karir tentu saja ada faktor pendukung
dan hambatan setiap layanan yang diberikan, berikut faktor
penghambat dan pendukung yang biasanya terjadi pada SMK (Desi
Wulandari, 2011: 28)
a. Faktor Penghambat Layanan Bimbingan Kejuruan
- Kesalahan dalam prosedur pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling.
- Tugas guru pembimbing yang tidak sesuai dengan bidangnya.
- Kesenjangan rasio siswa dengan guru pembimbing.
- Terdapat guru bidang studi yang mengampu menjadi guru
pembimbing.
- Kegiatan bimbingan dan konseling dianggap sebagai pelengkap
sekolah.
- Kurangnya sosialisasi tentang pelayanan bimbingan dan
konseling, sehingga terjadi kerancuan di berbagai pihak.
- Tidak diberikan jam pelajaran untuk guru pembimbing dan
konseling serta fasilitas yang diberikan tidak memadai.
16
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan, berikut adalah Kesimpulan
yang dapat diberikan, berdasarkan identifikasi masalah dan tujuan :
a. Bentuk – bentuk layanan bimbingan kejuruan
- Layanan Informasi
- Layanan Penempatan
- Layanan Pembelajaran
- Layanan orientasi
- Eksternal
Status sosial ekonomi keluarga
Prestasi akademik
Lingkungan
17
- Mempunyai modal penunjang kegiatan meliputi sara, prasarana,
ruangan yang memadai.
2. SARAN
Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan, berikut adalah Saran yang
dapat diberikan :
- Sekolah dapat lebih memperhatikan siswa nya lagi dalam proses
bimbingan kejuruan
- Sekolah dapat memperkuat faktor pendukung dengan penambahan
fasilitas dan lainnya
- Sekolah dapat segera menemukan solusi bagi faktor penghambat
- Dapat menganalisis berbagai faktor penunjang lain guna pengembangan
bimbingan kejuruan
- Pemerintah dapat menetapkan standar tetap bagi bimbingan kejuruan
yang ideal
- Guru dapat menentukan layanan terbaik bagi masing-masing siswa
tergantung dari kebutuhan
18
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Rahma, Ulifa. Bimbingan Karier Siswa. Malang: UIN Maliki Press: 2010
19
Rahayu Tri Candra. Strategi Layanan Bimbingan Karier dalam Membantu
Pengembangan Kematangan Karier Siswa Kelas X di SMK Muhammadiyah
Ngawen Tahun Pelajaran 2014/2015, Skripsi, Bimbingan dan Konseling,
FKIP UNP Kediri, 2015.
Jarkawi, J., Ridhani, A. R., & Susanto, D. (2017). Strategi Bimbingan dan
Konseling Karier Bermutu pada Sekolah Menengah Kejuruan Syuhada
Banjarmasin. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 2(3), 123–131.
Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Panduan Perencanaan Karir,
Surabaya: Usaha Nasional, 1993
20