Oleh
Mutaqin *
ABSTRACT
Profesionalisme guru merupakan tuntutan kerja seiring dengan perkembangan sains
teknologi dan merebaknya globalisme dalam berbagai sektor kehidupan. Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan sebuah perjuangan sekaligus
komitmen untuk meningakatkan kualitas guru yaitu kualifikasi akademik dan kompetensi
profesi pendidik sebagai agen pembelajaran. Sertifikasi guru merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru sehingga pembelajaran di sekolah
menjadi semakin berkualitas.Dalam praktiknya, pelaksanaan sertifikasi guru ada
kecenderungan berorientasi memisahkan antara guru yang “profesional” dan belum
(amatir). Demikian pula dalam pelaksanaan sertifikasi masih banyak ditemukan adanya
beberapa penyimpangan dari semestinya. Belum lagi sertifikasi ini juga masih membuka
peluang sekadar meningkatkan pendapatan daripada kualitas mengajar. Uji Sertifikasi
bagi guru mesti dipahami sebagai sebuah sarana untuk mencapai tujuan yaitu kualitas
guru, bukan sekedar menjadi guru yang bersertifikat. Sertifikasi bukan tujuan itu sendiri.
Kesadaran dan pemahaman yang benar tentang hakekat sertifikasi akan melahirkan
aktivitas yang benar dan elegan, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai
kualitas.
menunjukan bahwa dari 41 negara yang diperoleh setelah melalui uji sertifikasi
disurvei untuk bidang IPA Indonesia lewat penilaian portofolio (rekaman
berada pada peringkat 38, untuk kinerja) guru, maka seorang guru berhak
Matematika dan kemampuan membaca mendapat tunjangan profesi sebesar 1
menempati peringkat 39 (Octavianus S, bulan gaji pokok (Dirjen PMPTK, 2007).
200…….). Keempat, sebagai konsekuensi Intinya, Undang-Undang Guru dan Dosen
logis dari indikator-indikator diatas adalah adalah upaya meningkatkan kualitas
penguasaan terhadap IPTEK dimana kita kompetensi guru seiring dengan
masih tertinggal dari negara-negara peningkatan kesejahteraan mereka.
seperti Malaysia, Singapura, dan
Persoalannya sekarang, bagaimana
Thailand.
persepsi guru terhadap uji sertifikasi?
Dengan tetangga dekat Malaysia yang Bagaimana pula kesiapan guru untuk
pernah berguru pada kita sebagai menghadapi pelaksanaan sertifikasi
''saudara tua'', beberapa institusi tersebut ? dan adakah suatu garansi
pendidikan tingginya ternyata mampu bahwa dengan memiliki sertifikasi, guru
mengungguli beberapa tingkat di atas akan lebih bermutu? Bagaimana agar
perguruan tinggi ternama kita. Kejutan ini sertifikasi bisa meningkatkan kualitas
menyadarkan bahwa dunia pendidikan kompetensi guru?" Analisa terhadap
Indonesia ternyata hanya jalan di tempat. pertanyaan-pertanyaan ini mesti dikritisi
Catatan panjang ini memberi warning sebagai sebuah feed back untuk
betapa terpuruknya keberadaan dunia pencapaian tujuan dan hakekat
pendidikan kita, dan itu butuh solusi pelaksanaan uji sertifikasi itu sendiri.
segera kalau tidak mau dianggap
tertinggal. Ketertinggalan, keterpurukan
kualitas pendidikan seringkali dialamatkan Kritisi terhadap Pelaksanaan Sertifikasi
pada kualitas guru yang dimiliki, tak Guru
terkecuali dosen, dan tenaga 1. Profesionalisme Guru
kependidikan lainnya.
Profesionalisme guru merupakan
Guru (dosen) akhirnya menjadi salah tuntutan kerja seiring dengan per-
satu faktor yang menentukan dalam kembangan sains teknologi dan merebak-
konteks meningkatkan mutu pendidikan nya globalisme dalam berbagai sektor
dan menciptakan sumber daya manusia kehidupan. Suatu pola kerja yang di-
yang berkualitas, karena guru adalah proyeksikan untuk terciptanya pembelajar-
garda terdepan yang berhadapan an yang kondusif dengan memperhatikan
langsung dan berinteraksi dengan siswa keberagaman sebagai sumber inspirasi
dalam proses belajar mengajar. Mutu untuk melakukan perbaikan dan
pendidikan yang baik dapat dicapai peningkatan mutu pendidikan. Guru
dengan guru yang profesional dengan sebagai tenaga pendidikan secara
segala kompetensi yang dimiliki. substantif memegang peranan tidak hanya
Undang-Undang Nomor 14 Tahun melakukan pengajaran atau transfer ilmu
2005 tentang Guru dan Dosen merupakan pengetahuan (kognitif), tetapi juga dituntut
sebuah perjuangan sekaligus komitmen untuk mampu memberikan bimbingan dan
untuk meningakatkan kualitas guru yaitu pelatihan. Di dalam Undang-Undang No.
kualifikasi akademik dan kompetensi 20 Tahun 2003 ditegaskan pada pasal 39
profesi pendidik sebagai agen pem- bahwa: ”Tenaga pendidikan selain
belajaran. Kualifikasi akademik diperoleh bertugas melaksanakan administrasi,
melalui pendidikan tinggi program sarjana pengelolaan, pengembangan, pelayanan
(S1) atau D4. Sedangkan kompetensi dalam satuan pendidikan, juga sebagai
profesi pendidik meliputi kompetensi tenaga profesional yang bertugas
pedagogik, kompetensi kepribadian, merencanakan dan melaksanakan proses
kompetensi profesional dan kompetensi serta menilai hasil pembelajaran,
sosial. Dengan sertifikat profesi, yang bimbingan dan pelatihan.
1012
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
1013
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
Sertifikasi pendidik atau guru dalam diatasi maka akan merambat pada konflik
jabatan akan dilaksanakan dalam bentuk yang berkepanjangan, oleh karena itu
penilaian portofolio. Penilaian portofolio butuh solusi segera.
merupakan pengakuan atas pengalaman
Pada awal tahun 2007 seretifikasi
profesional guru dalam bentuk kumpulan
guru telah terimplementasi, dan menurut
dokumen yang mendeskripsikan: kualifi-
pengamatan Penulis (sebagai salah satu
kasi akademik; pendidikan dan pelatihan;
asesor sertifikasi guru di Rayon 11 DIY
pengalaman mengajar; perencanaan dan
dan Jawa Tengan Bag. Selatan), telah
pelaksanaan pembelajaran; penilaian dari
ada sinyal pada sebagian guru, yakni
atasan dan pengawas; prestasi akademik;
kekecewaan manakala tunjangan profesi
karya pengembangan profesi; keikut-
tak jadi diterimakan, karena masuk
sertaan dalam forum ilmiah; pengalaman
kelompok ''amatir''. Sebaliknya, senyum
organisasi di bidang kependidikan dan
simpul tersungging bagi penerima yang
sosial; dan penghargaan yang relevan
memenuhi syarat profesional.
dengan bidang pendidikan.
Persoalannya, dari mana batasan
Guru yang memenuhi penilaian profesionalitas guru diukur, belum ada
portofolio dinyatakan lulus dan mendapat batasan pasti. Sertifikasi guru cenderung
sertifikat pendidik. Sedangkan guru yang menjebak guru pada kultur formalistik.
tidak lulus penilaian portofolio dapat: Dalam upaya memenuhi persyaratan
melakukan kegiatan-kegiatan untuk penilaian portofolio, guru lebih suka
melengkapi portofolio agar mencapai nilai memburu dan mengoleksi lembar-lembar
lulus, atau mengikuti pendidikan dan sertifikat dan piagam forum ilmiah
pelatihan profesi guru yang diakhiri ketimbang memahami esensi
dengan evaluasi/penilaian sesuai profesionalisme sebagai pendidik.
persyaratan yang ditentukan oleh
Kesenjangan pelaksanaan sertifikasi
perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi.
guru antara pegawai negeri sipil atau PNS
dan honorer terlalu jauh. Selain itu,
sertifikasi ini juga masih membuka
3. Pelaksanaan Sertifikasi Guru
peluang sekadar meningkatkan
Menurut salah satu anggota Komisi X pendapatan daripada kualitas mengajar.
DPR RI Angelina Sondakh yang dikutip Kekhawatiran itu muncul ketika terbuka
oleh Suara Merdeka (2007), dikatakan kemungkinan tindakan tidak terpuji dalam
bahwa proses sertifikasi guru sampai saat sertifikasi. Dalam sebuah seminar ”Guru
ini belum bejalan dengan baik, hal itu Menggugat Sertifikasi” di Makassar,
dikarenakan mekanismenya belum sesuai (Suara Merdeka, 6 april 2007), di hadapan
dengan harapan, sehingga masih perlu sekitar 500 guru, Suparman
perbaikan. Selain itu, pemberian intensif mengingatkan, pelaksanaan sertifikasi
guru juga belum berjalan sesuai harapan. cenderung melenceng dari niat semula
Ketakutan dan pesimisme peserta mewujudkan sosok guru profesional.
sertifikasi guru dalam jabatan, ternyata Sekarang di kalangan guru muncul kultur
bukan isapan jempol belaka. Ada dan kegemaran baru, yakni sebagai
sebagian kalangan mengatakan bahwa kolektor piagam dan sertifikat dari forum
sertifikasi guru ada kecenderungan ilmiah dan pelatihan. Disampaikan pula
berorientasi memisahkan antara guru oleh Aris Munandar sebagai salah satu
yang “profesional” dan belum (amatir). pembicara pada seminar tersebut,
Dengan kata lain ada guru yang mendapat dikatakan “Apalah arti sebuah predikat
tunjangan profesi dan ada yang tidak profesional yang hanya didasarkan pada
mendapatkannya. Hal ini sudah menjadi lembaran formalistik tanpa memahami
kenyataan, di beberapa tempat terjadi esensinya. Bila hal itu terjadi, tentu
adaanya kecemburuan secara horisontal sajapelaksanaan sertifikasi jauh dari
antar guru yang berhasil lolos sertifikasi tujuan sebenarnya yaitu meningkatkan
dan yang belum . Jika hal ini tidak segera kompetensi dalam kegiatan belajar-
mengajar, predikat profesional hanya
1015
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
Uji Sertifikasi bagi guru mesti annya untuk memajukan proses belajar
dipahami sebagai sebuah sarana untuk mengajar di kelas.
mencapai tujuan yaitu kualitas guru.
Sertifikasi guru adalah amanat
Sertifikasi bukan tujuan itu sendiri.
Undang-undang bagi semua guru di
Kesadaran dan pemahaman yang benar
Indonesia yang jumlahnya sekitar 2,8 juta
tentang hakekat sertifikasi akan
baik negeri maupun swasta, jadi bukan
melahirkan aktivitas yang benar dan
sesuatu yang mesti diperebutkan oleh
elegan, bahwa apapun yang dilakukan
guru. Semua akan kebagian, asalkan
adalah untuk mencapai kualitas. Kalau
telah memenuhi persyaratan. Marilah kita
seorang guru kembali masuk kampus
terus tingkatkan kompetensi dan
untuk kualifikasi, maka proses belajar
profesionalisme kita, sehingga dapat
kembali mesti dimaknai dalam konteks
meraih prestasi dan prestise dibidang
peningkatan kualifikasi akademik yaitu
pendidikan, untuk selanjutnya dapat
mendapatkan tambahan ilmu dan
berdiri sejajar dan bersaing dengan
ketrampilan baru, sehingga mendapatkan
negara-negara lain. Semoga.
ijazah S1 / D4.
Ijazah S1 bukan tujuan yang harus
dicapai dengan segala cara, termasuk Kesimpulan
cara yang tidak benar seperti jual-beli Sertifikasi merupakan sarana atau
ijazah, melainkan konsekuensi dari telah instrumen untuk meningkatkan kualitas
belajar dan telah mendapat tambahan kompetensi guru. Sertifikasi bukan tujuan,
ilmu dan ketrampilan baru. Demikian pula melainkan sarana untuk mencapai suatu
kalau guru yang mengikuti uji sertifikasi, tujuan, yakni keberadaan guru yang
tujuan utama bukan untuk mendapatkan berkualitas. Oleh karenanya, semenjak
tunjangan profesi, melainkan untuk dapat awal harus ditekankan khususnya di
menunjukkan bahwa yang bersangkutan kalangan pendidik, guru, dan dosen,
telah memiliki kompetensi sebagaimana bahwa tujuan utama adalah kualitas,
diisyaratkan dalam standard kemampuan sedangkan kualifikasi dan sertifikasi
guru. Tunjangan profesi adalah merupakan sarana untuk mencapai
konsekuensi logis yang menyertai adanya kualitas tersebut.
kemampuan dimaksud. Dengan
menyadari hal ini maka guru tidak akan Sertifikasi sudah semestinya harus
mencari jalan pintas guna memperoleh mampu memicu guru untuk berkarya lebih
sertifikat profesi kecuali dengan optimal. Guru profesioanl adalah guru
mempersiapkan diri dengan belajar yang yang mampu melaksanakan tugas
benar dan tekun berkinerja menyongsong profesinya dengan baik, yakni memiliki
sertifikasi. kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan sosial.
Idealisme, semangat dan kinerja tinggi
disertai rasa tanggung jawab mesti Pelaksanaan sertifikasi guru demi
menjadi ciri guru yang profesional. tercapainya tujuan utama, yakni
Dengan kompetensi profesional, guru perbaikan kulitas, menciptakan guru yang
akan tampil sebagai pembimbing profesional, maka upaya perbaikan dan
(councelor), pelatih (coach) dan manejer sosialisasi pelaskaanaan uji serertifikasi
pembelajaran ( learning manager) yang dan peningkatan kompetensi guru harus
mampu berinteraksi dengan siswa dalam dilakukan secara baik, terencana dan
proses transfer pengetahuan, ketrampilan berkelanjutan dan bersinergis.
dan nilai-nilai yang baik. Semangat untuk
tetap belajar (bukan hanya mengajar)
akan membantu guru untuk meng-
upgrade pengetahuannya, sehingga dapat
menyiasati kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta peluang pemanfaat-
1017
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
REFERENCE ---------
http://www.suaramerdeka.com/beta1/i
Rosid, (2007). Sertifikasi Guru
ndex.php?fuseaction
http://www.suaramerdeka.com/harian/
0801/21/opi03.htm ---------UU No. 14 Tahun 2005 , Tentang
UU Guru dan Dosen
………….www.wikipedia.org.id/wiki/guru
---------UU N0. 20 Th. 2003 Tentang
............. (2007). Sertifikasi Guru. Jakarta:
Sisdiknas
Direktur Jenderal PMPTK.
...........http://www.suaramerdeka.com/beta
1/index.php
1018