Anda di halaman 1dari 9

Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

Website: https://journal.ilininstitute.com/index.php/IJoLEC
Vol 1, No 1, September 2018, pp 76-84
p-ISSN:2460-1497 dan e-ISSN: 2477-3840

Analisis Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Dosen


Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Jumardin
Politektik Ilmu Pelayaran Makassar
Email: jumardin@gmail.com

Artikel info
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
Artikel history: kompetensi profesional dosen Politeknik Ilmu Pelajayaran (PIP)
Received; Agustus-2018 Makassar ditinjau dari pengalaman mengajar (masa kerja
Review:Agustus-2018 mengajar). Metode penelitian adalah expo fakto dengan
Accepted:September-2018 menggunakan instrumen. Hasil Penelidian adalah diproleh
Publish: September-2018
kompetensi pedagogik dengan probabilitas 0,00, hal ini
menujukkan adanya perbedaan kompetensi pedagogik antara
DOI: tingkat pendidikan DIV/S1 dengan S2, sedangkan kompetensi
https://doi.org/10.31960/ profesionalisme, keperibadian dan sosial dengan probabilitas
ijolec.v1i1.112 masing-masing 0,06, 0,10 dan 0,70, hal ini menujukkan tidak ada
perbedaan kompetensi profesionalisme, keperibadian dan sosial
antara tingkat pendidikan DIV/S1 dengan S2, dengan tingkat
kepercayaan 95% (0,05), semakin tinggi tingkat pendidikan dosen
semakin baik kompetensi pedagogik dalam mengelola proses
pembelajaran di kelas, sedangkan kompetensi profesional, sosial
tidak berbeda dengan pendidikan S1 dengan S2

Keywords: Coresponden Author:


Kompetensi; Jalan: Batua raya no.111/E. Makassar:
Pendaggik; Email: jumardin@gmail.com
Profesional;
Dosen; artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0
Tingkat pendidikan,

PENDAHULUAN teknologi, dan seni melalui pendidikan,


penelitian dan pengabdian kepada
Dosen sebagai tenaga pendidik masyarakat. Oleh karena itu untuk menjadi
profesional dituntuk untuk memiliki Dosen yang profesional dibidangnya perlu
kompetensi sebagai ujung tombak proses dituntut kompetensi yang baik pula dimana
belajar dan mengajar dapat berjalan dengan kompetensi merupakan kompetensi
baik demi menghasilkan peserta didik yang mengandung pengertian pemilikan pengeta-
berkualitas, jelas di uraikan dalam Undang- huan,keterampilan dan kemampuan
undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 (Rusryah,1982)
menjelaskan Dosen adalah pendidik yang Kompetensi pada hakikatnya
profesional dan ilmuan dengan tugas utama merupakan produk kegiatan berpikir, artinya
mentransformasikan, mengembangkan, dan kompetensi yang diwujudkan dalam pikiran
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, manusia sebagai hasil kegiatan berpikir

76
77 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

tentang informasi yang diterima (Asumantri, pendidikan, pencapaiannya bergantung pada


1990: 105). Moeheriono (2009), kompetensi rancangan dan proses pembelajaran secara
merupakan karakteristik yang mendasari profesional. Dosen sebagai pengajar
seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja merupakan pencipta kondisi belajar
individu dalam pekerjaannya atau mahasiswa yang didesain sengaja, sistimatis
karakteristik dasar individu yang memiliki dan berkesinambungan. Sedangkan
hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat mahasiswa sebagai subjek pembelajaran
dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif merupakan pihak yang menikmati kondisi
atau berkinerja prima atau superior di tempat belajar yang diciptakan oleh dosen. Perpaduan
kerja atau pada situasi tertentu. Dijelaskan kedua unsur ini (dosen dan mahasiswa)
pula Undang-Undang Republik Indonesia menciptakan interaksi edukatif dengan
Nomor.14 Tahun 2005 tentang Guru dan memanfaatkan bahan ajar sebagai medium-
Dosen Pasal 1 ayat (1) yang dinyatakan secara nya. Oleh karena itu, proses pembelajaran
tegas bahwa kompetensi adalah seperangkat merupakan aktifitas hidup, sarat nilai dan
pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang senantiasa memiliki tujuan akan pendidikan.
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Hasil penelitian Wahyu Widhiarso (2010),
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas perencanaan dan persiapan memegang
keprofesionalan. Dengan demikian, untuk peranan penting di dalam pelaksanaan
mencapai sukses dalam bekerja, kompetensi pembelajaran berbasis Student Centered
harus dimiliki seseorang sesuai dengan Learning (SCL). Dosen yang memiliki
profesinya. Profesional tidak hanya berarti kompetensi pedagogik handal mencerminkan
ahli, tetapi juga harus memiliki keahlian pada pemahaman materi, konsep, prinsip yang
bidang pekerjaan yang sesuai dengan keilmuan diajarkan. Disamping itu, dosen harus
yang dimiliki. memahami latar belakang mahasiswa, minat,
Dosen sebagai pengajar di perguruan keterampilan serta kompetensi awal sebelum
tinggi, harus memiliki kemampuan dan mengikuti perkuliahan yang dilangsungkan.
keterampilan yang berkaitan dengan interaksi Didalam domain perencanaan pembelajaran,
belajar mengajar antara pendidik dengan kompetensi dosen tidak hanya memuat
peserta didik dalam kelas. Artinya dosen harus pengetahuan mengenai isi materi perkuliahan
memiliki kemampuan menjelaskan materi, saja, akan tetapi juga mengetahui kemampuan
melaksanakan metode pembelajaran, mahasiswa secara komprehensif, perencanaan
memberikan pertanyaan, menjawab perta- pembelajaran, sumber daya, merancang proses
nyaan, mengelola kelas, dan melakukan pembelajaran dan merancang proses penilaian
evaluasi. Selain itu, dosen juga harus memiliki hasil belajar. Hasil penelitian Wahyu
kemampuan dan keterampilan terhadap Widhiarso didukung oleh pendapat Danielson
penguasaan materi pelajaran secara (2007), perencanaan merupakan hal paling
mendalam, utuh dan komprehensif. Namun penting dalam proses pembelajaran.Oleh
demikian, dosen tidak cukup hanya memiliki karena, proses pembelajaran dapat terlakasana
penguasaan materi secara formal, tetapi juga dengan baik, jika didukung oleh kompetensi
harus memiliki kemampuan terhadap materi profesional yang dimiliki dosen.
ilmu lain yang memiliki keterkaitan dengan Yohanita (2011), dalam penelitiannya
bidang tertentu, Hal tersebut menggambarkan menyatakan bahwa kompetensi pedagogik
bahwa dosen memang harus menjadi pendidik dan profesional, seorang dosen berpengaruh
prosefional. Pendidik profesional memiliki signifikan terhadap kualitas pembelajaran.
kompetensi yang sesuai dan tepat seperti Hal ini sejalan dengan penelitian Eman
kompetensi profesional dan kompetensi Sulaeman (2008) dalam penelitiannya
pendagogik. menyatakan bahwa kompetensi profesional
Tuntutan atas berbagai kompetensi dan keperibadian seorang dosen berpengaruh
mendorong dosen untuk senangtiasa signifikan terhadap kualitas pembelajaran
meningkatkan kemampuannya terutama mahasiswa. Oleh karena menurut Slameto
pedagogik dan profesional . Oleh karena, (2010), bahwa pendidik (dosen) yang
kedua kompetensi tersebut, berpengaruh pada profesional harus mampu menciptakan proses
proses kualitas pengelolaan pendidikan, proses belajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat
dan luaran pendidikan. Artinya dalam proses merangsang mahasiswa untuk belajar aktif dan
Analisis Kompetensi Pendagogik (Jumardin) | 78

dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan dengan kompetensi yang dipersyaratkan


menciptakan tujuan, serta meningkatkan hasil didalamnya, mampu mengelola proses belajar-
belajar. Penelitian Lagu Bangun (2011), mengajar dengan baik. Demikian hal nya di
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makasssar
dan signifikan antara kompetensi dosen yang dituntut untuk menghasilkan Taruna
dengan kinerja dosen. Artinya semakin tinggi dan Perwira siswa menjadi anggota
kompetensi dosen semakin tinggi kinerja masyarakat dalam bidang pelayaran yang
dosen. Selain itu, hasil penelitian Tati memiliki kemampuan profesional dalam
Setiawati (2009), menyatakan bahwa bidang Nautika,teknika dan ketatalaksanaan
kompetensi dosen memiliki pengaruh positif Angkutan Laut dan Kepelabuhanan. Oleh
dengan kenerjanya sebagai pengajar. karena itu menghasilkan siswa dan lulusan
Kemampuan dosen, motivasi ekstrinsik, yang profesional didukung oleh kemampuan
motivasi intrinsik dan lingkungan belajar dosennya dalam memberikan ilmunya melalui
secara simultan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Berikut data Dosen
semangat belajar mahasiswa.Hal ini Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar ditinjau
menunjukan bahwa pengaruh variabel dari tingkat pendidikan bervariasi. Hal ini
kemampuan dosen mempengaruhi hasil ditunjukkan pada Tabel 1.1 berikut.
belajar mahasiswa (Roy Setiawan, 2010)
Dosen sebagai pengajar di perguruan
tinggi dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu
dosen sebagai bagian dari proses belajar
mengajar, mampu menjadi tenaga profesional

Tabel 1.1 Tingkat Pendidikan dan Jabatan Dosen PIP Makassar

Tingkat Pendidikan Jabatan Fungsional Sertifikasi


Bidang
D- Tida Jum
Studi S1 S2 S3 AA L LK P Ya
IV k

Nautika 7 9 18 - 4 12 9 9 15 19 34

Teknika 3 15 13 - 3 14 5 9 8 13 31

KALK 7 23 16 2 2 9 9 28 12 36 48

Total 78 35 113

Ket: AA=Asisten Ahli L=Lektor LK=Lektor Kepala P=Praktisi

sebagian diperoleh dari pendidikan. Dengan


demikian, dosen memiliki kesempatan yang
Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih banyak untuk mengembangkan
tingkat pendidikan dosen Politeknik Ilmu kompetensinya. Oleh sebab itu, semakin tinggi
Pelayaran Makassar, tingkat pendidikan S2 kualifikasi akademik seorang dosen, maka
persentasinya lebih tinggi dibanding S1 dan D semakin tinggi kompetensi dasar yang
IV. Hal ini mengindikasikan, dosen Politeknik dimilikinya. Dari hasil latar belakang tersebut
Ilmu Pelayaran Makassar memiliki motivasi maka peneliti akan menjelaskan bagaimana
pengembangan diri, karena dengan gambaran kompetensi profesional dan
meningkatkan pendidikan akan menambah pedagoging Dosen PIP Makassar ditinjau dari
wawasan dan keilmuan yang pada akhirnya pendidikannya. Agar dapat diuraikan bahwa
dapat meningkatkan kompetensi sebagai kompetensi profesional dosen PIP sudah
pendidik. Kemampuan dan keterampilan memenuhi kriteria dan standar yang mampu
dosen dalam mengelola proses pembelajaran
79 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

menjamin mutu staruna dan lulusan PIP pendidikan terdiri atas untuk dosen bidang
Makassar. studi Nautika untuk tingkat pendidikan D IV
dan S1 sebanyak 12 0rang (46,15 persen) dan
untuk tingkat pendidikan S2 sebanyak 14
orang (53,84 persen). Untuk sampel dosen
bidang studi Teknika dengan distribusi
berdasarkan tingkat pendidikan D IV dan S1
METODE
sebanyak 14 orang (58,33 persen) dan untuk
tingkat pendidikan S2 sebanyak 10 orang
Metode penelitian ini adalah
penelitian dalam bentuk ex post facto, hal ini, (41,66 persen). Untuk sampel dosen bidang
studi Sosial/eksakta dengan distribusi
karena dosen Politeknik Ilmu Peliteknik Ilmu
berdasarkan tingkat pendidikan D IV dan S1
pelayaran (PIP) Makassar yang dijadikan
sebanyak 22 orang (61,11 persen) dan untuk
subyek penelitian telah mempunyai
tingkat pendidikan S2 sebanyak 14 orang
kareteristik individu yang berkaitan dengan
(38,88 persen).
tingkat pendidikan, dan pengalaman
Ada dua jenis instrumen dalam
mengajar yang menmenuhi kompetensi
penelitian ini, yaitu: instrumen untuk
pedagogik, kompetensi profesional.
menjaring data-data dosen dan instrumen
Populasi penelitian ini adalah dosen untuk mengukur kompetensi pedagogi dan
politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, profesional dosen. Instrumen untuk menjaring
baik sebagai dosen bidang studi nautika data-data kompetensi dosen dikembangkan
sebanyak 34 orang, bidang studi teknika dengan indikator capaian sebagai berikut:
sebanyak 31 orang dan bidang studi Untuk menjaring data tingkat kompetensi
sosial/eksakta sebanyak 48 orang dengan pedagogik dosen Politeknik Ilmu pelayaran
jumlah dosen menjadi populasi sebanyak 113 (PIP) Makassar digunakan instrumen yang
orang. Dengan sampel sebanyak 86 diambil diberikan kepada taruna yang diajar oleh
dengan teknik proporsional random sampling dosen yang menjadi anggota sampel
yaitu sampel diambil secara acak dan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk
proporsional sesuai dengan jumlah masing- menggali data tentang kemampuan dosen
masing bagian dan dikombinasikan dengan mengelola proses belajar-mengajar.
tabel sampel yang disusun Krecjie dan Morgan Instrumen kompetensi dosen ini akan
sebagaimana yang dikutip oleh Isaac dan dijabarkan dalam bentuk angket dengan
Michael (1981) dan Sugiyono (2012). Anggota menjabarkan beberapa pertanyaan dan
sampel penelitian berdasarkan bidang studi menggunakan skala 1 – 5. Untuk itu skor dari
terdiri dari dosen bidang studi Nautika variabel tingkat kompetensi pedagogik dosen
sebanyak 26 0rang (30,23 persen), dosen ini dapat diwujudkan dalam bentuk angka
bidang studi teknika sebanyak 24 orang (27,90 yang merupakan rata-rata dari taruna yang
persen) dan dosen bidang studi eksakta/sosial memberikan penilaian. Berikut ini aspek dan
sebanyak 36 orang (41,86 persen). Adapun indikator instrumen kompetensi pedagogik
distribusi sampel berdasarkan tingkat dosen PIP Makassar.

Tabel 3.3 Aspek dan Indikator Instrumen Kompetensi Pedagogik Dosen PIP Makassar

Aspek Indikator
Karakteristik peserta Menguasai karateristik peserta didik
Prinsip-prinsip pembelajaran Menguasai prinsip pembelajaran
Mengembangkan kurikulum Menguasai pengembangan kurikulum
Memanfaatkan TIK Menguasai TIK dalam pembelajaran
Pengembangan potensi peserta Menguasai potensi peserta didik
Penilaian dan evaluasi Dapat melakukan metode penilaian

Untuk menjaring data tingkat pelayaran (PIP) Makassar digunakan


kompetensi profesional dosen Politeknik Ilmu instrumen yang diberikan kepada taruna yang
Analisis Kompetensi Pendagogik (Jumardin) | 80

diajar oleh dosen yang menjadi anggota variabel tingkat kompetensi profesional dosen
sampel penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk ini dapat diwujudkan dalam bentuk angka
menggali data tentang kemampuan dosen yang merupakan rata-rata dari taruna yang
mengelola proses belajar-mengajar. memberikan penilaian. Berikut ini aspek dan
Instrumen kompetensi dosen ini akan indikator instrumen kompetensi
dijabarkan dalam bentuk angket dengan profesionalisme dosen PIP Makassar.
menjabarkan beberapa pertanyaan dan
menggunakan skala 1 – 5. Untuk itu skor dari

Tabel 3.4 Aspek dan Indikator Instrumen Kompetensi Profesionalisme Dosen PIP Makassar
Aspek Indikator
Menguasai materi Menguasai materi, struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan
Standar kompetensi Menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Mengembangkan materi Menguasai pengembangan materi
pembelajaran pembelajaran
Memanfaatkan teknologi informasi Menguasai pemanfaatkan teknologi
dan komunikasi informasi dan komunikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN untuk sampel yang tidak berkorelasi, berikut


ini pemaparan hasil analisis aplikasi SPSS
1. Tingkat pendidikan dan kompetensi tersebut.
pedagogik a. Analisis deskriptif
Hasil analisis penelitian antara tingkat Hasil analisis deskriptif antara tingkat
pendidikan dosen PIP dengan kompetensi pendidikan dengan kompetensi pedagogik
pedagogik dengan menggunakan aplikasi dosen PIP Makassar ditunjukkan pada Tabel
SPSS menampilkan hasil analisis deskriptif, 5.40.
serta analisis homogenitas variansdan uji “t”

Tabel 5.40 Analisis Deskriptif antara Tingkat Pendidikan dengan Kompetensi Pedagogik
Dosen PIP Makassar

Tingkat
N Skor Rata-rata Std. Deviasi
Pendidikan

DIV –
44 3,71 0,46
S1
S2 42 4,08 0,42

Dari hasil analisis data terlihat bahwa Dalam bentuk grafik hasil analisis skor
tingkat pendidikan D IV atau S1 dengan rata-rata kompetensi pedagogik dosen PIP
jumlah sampel 44 diperoleh skor skor rata-rata Makassar ditinjau pada tingkat pendidikan
3,71 dan standar deviasi sebesar 0,46. antara tingkat pendidikan DIV-S1 dan S2,
Sedangkan pada tingkat pendidikan S2 disajikan pada Gambar 5.9.
dengan jumlah sampel 42 diperoleh skor skor
rata-rata 4,08 dan standar deviasi sebesar 0,42.
81 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

5.00
4.50 4.08
4.00 3.71
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
DIV-S1 S2
Gambar 5.9 Skor Rata-rata Kompetensi Pedagogik berdasarkan
Tingkat Pendidikan Dosen PIP Makassar
b. Analisis homogenitas varians
Hasil analisis homogenitas variansi antara tingkat pendidikan dengan kompetensi pedagogik
dosen PIP Makassar ditunjukkan pada Tabel 5.41.
Tabel 5.41 Hasil Analisis Homogenitas variansi antara Tingkat Pendidikan dengan
Kompetensi Pedagogik Dosen PIP Makassar
Levene’s Test
for Equality
ofVariances
F Sig.
Homogenitas varians 0.44 0.51

Untuk menguji hasil analisis taraf signifikansi 0,05 (5%), yang berarti
homogenitas variansi diajukan hipotesis, sebagai hipotesis nihil (H0) diterima dan menolak
berikut: hipotesis alternatif (Ha), sehingga disimpulkan
H0 : Ketiga varian populasi adalah bahwa ketiga varian populasi adalah identik
identik (homogen) (homogen).
Ha : Ketiga varian tidak identik c. Analisis uji “t” untuk sampel yang tidak
Dari analisis homogenitas varians dapat berkorelasi
diketahui bahwa besarnya angka Levene Hasil analisis uji “t”untuk sampel yang
Statistic adalah 0,44 sedangkan probabilitas tidak berkorelasi antara tingkat pendidikan
atau signifikansinya adalah 0,51. Nilai dengan kompetensi pedagogik dosen PIP
probabilitas sebesar 0,51 lebih besar dari nilai Makassar ditunjukkan pada Tabel 5.42.

Tabel 5.42 Hasil Analisis Uji “t” antara Tingkat Pendidikan dengan Kompetensi Pedagogik
Dosen PIP Makassar
Hasil Uji “t”
Si
df
g.
Homogenitas 0,
84
varians (identik) 00

Ha : Ada perbedaan kompetensi


Untuk menguji hasil analisis uji “t” pedagogik antara tingkat
untuk sampel yang tidak berkorelasi diajukan pendidikan D IV-S1 dengan S2-.
hipotesis, sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan kompetensi Untuk menguji hipotesis yang diajukan
pedagogik antara tingkat di atas dilakukan dengan berpatokan pada
pendidikan D IV-S1 dengan S2 nilai signifikansi hasil analisis aplikasi SPSS.
Analisis Kompetensi Pendagogik (Jumardin) | 82

Berdasarkan nilai probabilitas atau signifikansi profesional dengan menggunakan aplikasi


hasil analisis aplikasi SPSS. Tabel hasil uji “t” SPSS menampilkan hasil analisis deskriptif,
di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai serta analisis homogenitas varians dan uji “t”
probabilitas atau signifikansinya sebesar 0,00 untuk sampel yang tidak berkorelasi, berikut
lebih kecil dari 0,05 dengan demikian hipotesis ini pemaparan hasil analisis aplikasi SPSS
nihil (H0) ditolak dan menerima Ha(hipotesis tersebut.
alternatif). Hal ini menunjukkan bahwa ada a. Analisis deskriptif
perbedaan kompetensi pedagogicantara Hasil analisis deskriptif antara tingkat
tingkat pendidikan DIV-S1 dengan tingkat pendidikan dengan kompetensi profesional
pendidikan S2. dosen PIP Makassar ditunjukkan pada Tabel
5.43.
2. Tingkat pendidikan dan kompetensi
profesional
Hasil analisis penelitian antara tingkat
pendidikan dosen PIP dengan kompetensi

Tabel 5.43 Analisis Deskriptif antara Tingkat Pendidikan dengan Kompetensi Profesional
Dosen PIP Makassar

Tingkat
N Skor Rata-rata Std. Deviasi
Pendidikan

DIV – S1 44 3,86 0,37


S2 – S3 42 4,02 0,39

Dari hasil analisis data terlihat bahwa Dalam bentuk grafik hasil analisis skor
tingkat pendidikan DIV atau S1 dengan rata-rata kompetensi profesionalisme dosen
jumlah sampel 44 diperoleh skor skor rata-rata PIP Makassar ditinjau pada tingkat
3,86 dan standar deviasi sebesar 0,37. pendidikan antara tingkat pendidikan D IV-S1
Sedangkan pada tingkat pendidikan S2 dan S2, disajikan pada Gambar 5.10.
dengan jumlah sampel 42 diperoleh skor skor
rata-rata 4,02 dan standar deviasi sebesar 0,39.

5.00
4.50 4.01
3.86
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
DIV-S1 S2
Gambar 5.10 Skor Rata-rata Kompetensi Profesional berdasarkan
Tingkat Pendidikan Dosen PIP Makassar

profesional dosen PIP Makassar ditunjukkan


a. Analisis homogenitas varians pada Tabel 5.44.
Hasil analisis homogenitas variansi
antara tingkat pendidikan dengan kompetensi
83 | Indonesia Journal of Learning Education and Counseling

Tabel 5.44 Hasil Analisis Homogenitas variansi antara Tingkat Pendidikan dengan
Kompetensi Profesional Dosen PIP Makassar
Levene’s Test
for Equality of
Variances
F Sig.
Homogenitas varians 0,10 0.75

Untuk menguji hasil analisis hipotesis nihil (H0) diterima dan menolak
homogenitas variansi diajukan hipotesis, sebagai hipotesis alternatif (Ha), sehingga disimpulkan
berikut: bahwa ketiga varian populasi adalah identik
H0 : Ketiga varian populasi adalah (homogen).
identik (homogen) b. Analisis uji “t” untuk sampel yang
Ha : Ketiga varian tidak identik tidak berkorelasi
Dari analisis homogenitas varians dapat
diketahui bahwa besarnya angka Levene Hasil analisis uji “t” untuk sampel
Statistic adalah 0,10 sedangkan probabilitas yang tidak berkorelasi antara tingkat
atau signifikansinya adalah 0,75. Nilai pendidikan dengan kompetensi profesional
probabilitas sebesar 0,75 lebih besar dari nilai dosen PIP Makassar ditunjukkan pada Tabel
taraf signifikansi 0,05 (5%), yang berarti 5.45.

Tabel 5.45 Hasil Analisis Uji “t” antara Tingkat Pendidikan dengan Kompetensi Profesional
Dosen PIP Makassar
Hasil Uji “t”
Si
df
g.
Homogenitas 0,
84
varians (identik) 06

Untuk menguji hasil analisis uji “t”


untuk sampel yang tidak berkorelasi diajukan SIMPULAN DAN SARAN
hipotesis, sebagai berikut: Kesimpulan dari penelitian ini adalah
H0 : Tidak ada perbedaan kompetensi Terdapat perbedaan kompetensi dosen ditinjau
profesional antara tingkat dari tingkat pendidikan khususnya kompetensi
pendidikan D IV-S1 dengan S2. pedagogik. Semakin tinggi tingkat pendidikan
Ha : Ada perbedaan kompetensi dosen semakin baik kompetensi pedagogik
profesional antara tingkat dalam mengelola proses pembelajaran di kelas,
pendidikan DIV-S1 dengan S2. sementara kompetensi profesional tidak
berbeda tingkat kompetensinya atau tidak ada
Untuk menguji hipotesis yang diajukan perbedaan kompetensi profesionalismeantara
di atas t dilakukan dengan berpatokan pada tingkat pendidikan DIV-S1 dengan tingkat
nilai signifikansi hasil analisis aplikasi SPSS. pendidikan S2.
Berdasarkan nilai probabilitas atau signifikansi Adapun saran penelitian ini adalah (1)
hasil analisis aplikasi SPSS. Tabel hasil uji “t” Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik
di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai dosen PIP Makassar di sarankan untuk
probabilitas atau signifikansinya sebesar 0,06 melanjutkan tingkat pendidikan; (2) Untuk
lebih besar dari 0,05 dengan demikian meningkatkan kompetensi profesional dan
hipotesis nihil (H0) diterima dan menolak Ha pedagogik dosen PIP Makassar di sarankan
(hipotesis alternatif). Hal ini menunjukkan menpunyai pengalaman berlayar dan atau
bahwa tidak ada perbedaan kompetensi pengalaman kerja mengajar; (3) Untuk peneliti
profesionalismeantara tingkat pendidikan selanjutnya dapat mengkaji kompetensi
DIV-S1 dengan tingkat pendidikan S2. profesional dosen pada variabel tingkat ijazah
Analisis Kompetensi Pendagogik (Jumardin) | 84

profesi kepelautan dengan tingkat pendidikan Roy Setiawan. 2010. Analisis Pengaruh Faktor
stratadosen PIP Makassar. Kemampuan Dosen, Motivasi Belajar
Ekstrinsik dan Intrinsik Mahasiswa,
DAFTAR RUJUKAN Serta Lingkungan Belajar Terhadap
Semangat Belajar Mahasiswa Di
Yohanita. 2011. Persepsi Mahasiswa Mengenai Departemen Matakuliah Umum
Facultas Ekonomi, Program
kompetensi Dosen di Fakulitas Ekonomi
Manajemen Bisnis Universitas
Unika Soegijapranata. Laporan Kristen Petra. Laporan penelitian.
penelitian Wahyu Widhiarso . 2010. Validasi Model
Kompetensi Dosen Dalam Pembelajaran
Eman Sulaeman. 2008. Analisis Kompetensi Berbasis Student Centered Learning
Profesional dan kompetensi keperibadian Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
dosen dalam upaya meningkatkan Mada Yogyakarta. Laporan penelitian.
kualitas pembelajaran Mahasiswa. (studi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 53
kasus: di Fakultas ABC Universitas Tahun 2007 tentang Pendidikan dan
XXX).laporan penelitian pelatihan Transportasi dan telah
disempurnkan dengan Peraturan
Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Menteri Perhubungan Nomor 64
dan Dosen. tahun 2009.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang tentang Standar Nasioanal
Ketenagakerjaan. Pendidikan.

Lagu Bangun. 2011. Hubungan Kompetensi Dan Peraturan Pemerintah No .37 tahun 2009
Silmp Profesional Dengan Kinerja Dosen Tentang Dosen.
Fakultas Kegurnan Dan Ilmu Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang
Pendidikan UniversitasSimalungun. mempengaruhinya. Jakarta: PT
Tesis : Program Pasca Sarjana Rineka Cipta.
Universitas Negeri Medan. Laporan
penelitian

Anda mungkin juga menyukai