Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI KEBIJAKAN SERTIFIKASI GURU

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TANJUNG


KABUPATEN TABALONG

Helda Rina) ; Budi Setiawati)* ; Wahyu Subadi)**


adrianazhon@gmail.com

ABSTRAK

Evaluasi Kebijakan Sertifikasi Guru Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1


Tanjung Kabupaten Tabalong. Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimana evaluasi kebijakan sertifikasi guru di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Tanjung Kabupaten Tabalong dengan menggunakan teori yang
digagas oleh William Dunn berupa, efektifitas, efisien, kecukupan, kesamaan,
responsivitas dan ketepatgunaan dimana keenam variabel/indikator ini sangat
berperan dalam evaluasi kebijakan. Dan faktor-faktor penghambat evaluasi
kebijakan sertifikasi guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung
Kabupaten Tabalong. Pada penelitian ini yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara langsung kepada nara
sumber dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi
kebijakan sertifikasi guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung
Kabupaten Tabalong telah berjalan dengan cukup baik.
Kata Kunci: Evaluasi, Kebijakan Sertifikasi Guru, Kualitas Guru

EVALUATION POLICY CERTIFICATION of TEACHERS in


JUNIOR HIGH SCHOOL the COUNTRY 1 TANJUNG
TABALONG REGENCY

ABSTRACT

Policy Evaluation of Teacher Certification at SMP Negeri 1 Tanjung, Tabalong


regency. This research is to find out and analyze how the evaluation of teacher
certification policies at SMP Negeri 1 Tanjung, Tabalong regency by using a theory
initiated by William Dunn in the form of, effectiveness, efficiency, adequacy,
similarity, responsiveness and appropriateness where the six variables / indicators
are very instrumental in policy evaluation. And the inhibiting factors are the
evaluation of teacher certification policies at SMP Negeri 1 Tanjung in Tabalong
Regency. In this study the descriptive method was used with a qualitative approach
by conducting direct interviews with resource persons and documentation.

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 153


The results of this study indicate that the evaluation of the teacher certification
policy at SMP 1 Negeri Tanjung has gone quite well.

Keywords: Evaluation; Teacher Certification Policy; Teacher Quality

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan Sertifikasi Guru kompetensi guru. Yaitu dengan suatu
merupakan salah satu implementasi program di namakan Program
dari Undang-Undang Nomor 14 Sertifikasi. Pemerintah menilai
Tahun 2005 Tentang Guru dan dengan kepastian tersebut bisa
Dosen. Berdasarkan hal tersebut memajukan pendidikan di Negara
seorang Guru dan Dosen yang telah Indonesia. Program sertifikasi bagi
memiliki kompetensi untuk semua guru di indonesia diharapkan
melaksanakan pelayanan pendidikan, mampu mendongkrak kualitas dari
setelah lulus uji kompetensi yang mutu guru itu sendiri, namun fakta
diselenggarakan oleh lembaga menunjukkan bahwa guru yang sudah
sertifikasi dan memiliki sertifikat. sertifikasi pun masih perlu di evaluasi
Lahirnya Undang-Undang tersebut (Menteri Pendidikan Nasional M.
menjadi kepastian akan terwujudnya Nuh).
kesejahteraan, dan peningkatan

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 154


Kedudukan guru sebagai memberdayakan sarana

tenaga profesional bertujuan untuk pembelajaran yang pada akhirnya

melaksanakan sistem pendidikan akan mewujudkan pendidikan yang

nasional dan mewujudkan tujuan berkualitas. Apabila peningkatan

pendidikan nasional, yaitu kualitas pendidikan berawal dari

berkembangnya potensi peserta didik lingkungan sekolah maka yang

agar menjadi manusia yang beriman menjadi faktor penentu adalah guru.

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Artinya, upaya peningkatan kualitas

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, guru berdampak pada kualitas

berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta pembelajaran, selanjutnya

menjadi warga negara yang berdampak pada kualitas sekolah dan

demokratis dan bertanggung jawab. pada akhirnya berdampak pada

Hal ini menjelaskan bagaimana mutu kualitas pendidikan secara

pendidikan bangsa ditentukan juga menyeluruh. Negara yang maju

oleh mutu guru. Selain tuntutan adalah negara yang memiliki Sumber

kualitas yang menjadi kebutuhan Daya Manusia (SDM) yang mampu

keadaan, tuntutan citra guru (akhlakul untuk mewujudkannya maka setiap

karimah-menjadi teladan) juga warga negaranya perlu diberikan

menjadi prioritas utama. Seiring pendidikan yang memadai. Seorang

dengan perkembangan sertifikasi pendidik atau guru pada jenjang

guru oleh Lembaga Pendidikan pendidikan dasar, menengah dan

Tenaga Kependidikan (LPTK) masih pendidikan tinggi serta pengawas,

ada juga guru yang belum harus memiliki kompetensi yang

profesional, karena tujuan sertifikasi lebih profesional dibidangnya.

tidak hanya meningkatkan Artinya seorang pendidik atau guru

kesejahteraan pendidik, namun juga harus memiliki profesionalisme di

profesionalisme pendidik, yang bidang perencanaan, pelaksanaan dan

tentunya akan berimplikasi pada evaluasi di bidang pendidikan. Untuk

peningkatan mutu pendidikan. Hal ini mencapai itu semua perlu adanya

memberikan makna bahwa guru penambahan ilmu bagi seorang

berkompetensi tinggi tentunya akan pendidik atau guru tersebut. Kalau

mampu dan terampil dalam

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 155


semuanya sudah tercapai maka guru kompeten dan merekomendasikan

atau pendidik tersebut dapat hasil tersebut kepada Lembaga

dikategorikan sebagai guru yang Sertifikasi Profesi (LSP) atau Badan

profesional. Namun itu semua harus Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

dilakukan oleh guru atau pendidik Hal ini juga disebutkan dalam
melalui dua jalur yaitu jalur portofolio UU No. 14 tahun 2004 Pasal 10 ayat
dan jalur pendidikan profesi. Jalur (1) yaitu bahwa guru dituntut untuk
portofolio yaitu jalur pemerolehan memiliki kompetensi pedagodik,
sertifikasi guru yang dilakukan kompetensi kepribadian, kompetensi
dengan cara seorang guru sosial dan kompetensi professional
mengumpulkan berkas portofolio yang diperoleh melalui pendidikan
mulai dari awal mereka bekerja profesi.
sampai dia mengajukan berkas
Salah satu faktor yang
sertifikasi, yang jumlah penilaiannya
menentukan keberhasilan suatu
minimal 850 poin dan masa kerja
negara menjadi negara maju dan
minimal 18 tahun. Sedang untuk jalur
mampu mengatasi permasalahan yang
pendidikan dilakukan dengan
timbul adalah kualitas berpikir
mengikuti pendidikan profesi selama
masyarakat. Salah satu cara
1 tahun di perguruan tinggi yang
meningkatkan kualitas pendidikan
ditunjuk.
adalah peningkatan kualitas guru,
Tidak hanya kualifikasi karena guru memiliki peranan sentral
akademik, guru juga harus memiliki dalam proses pembelajaran di
kompetensi pedagogik, kompetensi sekolah. Guru berperan sebagai
kepribadian, kompetensi profesional, motivator dan mediator bagi siswa
dan kompetensi sosial. Dalam untuk dapat belajar secara efektif dan
menentukan calon peserta sertifikasi efisien.
diperlukan seorang assesor untuk Dinas Pendidikan
melaksanakan, menilai dan Dinas Pendidikan merupakan
memutuskan hasil uji kompetensi unsur pelaksana pemerintahan
bahwa peserta sertifikasi telah daerah, dipimpin oleh seorang Kepala
memenuhi persyaratan untuk Dinas yang berada di bawah dan
dinyatakan kompeten atau belum bertanggung jawab kepada

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 156


Bupati melalui Sekretaris Daerah. 1. Melakukan pembinaan

Dinas Pendidikan mempunyai tugas pengembangan kualitas sekolah,

melaksanakan urusan pemerintahan kinerja kepala sekolah, kinerja

Daerah di bidang pendidikan dan guru, dan kinerja seluruh staf

perpustakaan. Dalam sekolah yang berkaitan dengan

menyelenggarakan tugas tersebut Tunjangan Profesi Guru.

Dinas Pendidikan mempunyai fungsi 2. Melakukan evaluasi dan

: monitoring Tunjangan Profesi


tiap semester ke sekolah masing-
a. Perumusan kebijakan teknis di masing binaannya.
bidang pendidikan; 3. Memberikan informasi dari
b. Penyelenggaraan urusan Dinas Pendidikan ke Sekolah
pemerintahan dan pelaksanaan masing-masing yang berkaitan
pelayanan umum di bidang dengan Tunjangan Profesi.
pendidikan
c. Pembinaan terhadap Unit Dalam pelaksanaan

Pelaksana Teknis Dinas di bidang sertifikasi guru, ada kriteria-kriteria

pendidikan; yang harus dimiliki oleh seorang guru

d. Pelaksanaan tugas lain yang agar dapat mengikuti sertifikasi

diberikan oleh Bupati sesuai adalah guru yang telah memenuhi

dengan tugas dan fungsinya. persyaratan, yaitu memiliki ijazah


akademik S1 atau D4, Program studi
Peran Pengawas (Evaluator) yang di ambil harus sesuai dengan

Tugas pokok pengawas mata pelajaran yang di ampu atau

sekolah/satuan pendidikan adalah sesuai dengan program studi yang

melakukan penilaian dan pembinaan dimilki guru, beban mengajar

dengan melaksanakan fungsi-fungsi sebanyak 24 jam pelajaran tatap muka

supervisi, baik supervisi akademik per minggu, serta mengumpulkan

maupun supervisi manajerial. portofolio sebagai profesionalitas

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi selama mengabdikan diri sebagai

di atas minimal ada tiga kegiatan seorang guru. Dalam proses

yang harus dilaksanakan pengawas sertifikasi, Dinas Pendidikan

yakni: Kabupaten/Kota menyusun daftar

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 157


guru-guru yang memenuhi perguruan tinggi lembaga pendidikan

persyaratan sertifikasi berdasarkan tenaga kependidikan (LPTK),

masa kerja, usia, golongan (bagi menyelenggarakan program

PNS), tugas tambahan, dan prestasi sertifikasi guru agar lebih berbasis

mengajar. dikelas.

Profesionalisme guru pada Tidak terkecuali dengan

dasarnya akan mengarah pada sikap daerah Kabupaten Tabalong

menjunjung tinggi nilai-nilai dan Kalimantan Selatan yang memiliki

norma-norma yang di anut oleh suatu 56 Sekolah Menengah Pertama

kelompok atau organisasi oleh karena (SMP) yang tersebar di setiap

itu pemahaman kode etik dalam kecamatan berdasarkan data di Dinas

menjalin hubungan profesi harus Pendidikan Kabupaten Tabalong pada

menjadi acuan dalam bekerja sama. Bagian Dikdas tahun 2017. Adapun

Program sertifikasi tidak hanya jumlah guru di SMP Negeri

dipandang sebagai cara memberikan 1 Tanjung Kabupaten Tabalong tahun

tunjangan profesi, tetapi sebagai 2017 yang berstatus Pegawai Negeri

upaya mengubah motivasi dan kinerja Sipil (PNS) adalah sebanyak 33

guru secara terencana, terarah dan orang. Sudah 29 orang guru yang

berkesinambungan. Program telah mendapatkan sertifikasi guru,

sertifikasi guru yang diselenggarakan dan 4 orang guru yang belum

Kementerian bersertifikasi dikarenakan masih

Pendidikan dan Kebudayaan ternyata kurang masa kerjanya. Evaluasi

tidak memberi dampak perbaikan Kebijakan Sertifikasi Guru di SMP

terhadap mutu pendidikan nasional. Negeri 1 Tanjung bagi peneliti adalah

Program sertifikasi guru sesuatu yang menarik untuk dipelajari

kelihatannya telah dipersepsikan karena merupakan bagian penting

sebagai proyek besar yang dari peningkatan kualitas pendidikan

keberhasilannya diukur secara di indonesia melalui peningkatan

kuantitatif sesuai target, mengaitkan mutu dan kesejahteraan guru,

program sertifikasi guru dengan khususnya di Kabupaten Tabalong.

pembenahan mekanisme pengadaan


dan perekrutan calon guru di

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 158


Masalah lain yang ditemui lebih mementingkan kesejahteraan

dilapangan adalah guru-guru masih individu, dimana tunjangan profesi

menjalani pekerjaan lain yang yang diterima rata-rata pada

dikhawatirkan dapat mengganggu umumnya tidak memiliki kompetensi

tugas pokok guru, masih ada guru dalam diri guru itu sendiri, Padahal

yang sertifikasi sering tidak masuk pemerintah sudah melakukan

dengan alasan tidak ada jam mengajar sosialisasi seperti melakukan seleksi

disekolah. Disinilah tugas evaluator peserta, penyusunan portofolio,

atau pengawas melakukan verifikasi berkas dan penerimaan

pembinaan, pemantauan dan tunjangan profesi, namun dari hasil

penilaian dalam menyusun laporan pengamatan di lapangan tidak sesuai

pelaksanaan program pengawasan dengan kenyataan yang ada. Sistem

terhadap sekolah binaan untuk perekrutan calon peserta yang tidak

menentukan kelayakan penerima transparan, pihak sekolah

sertifikasi guru. memanipulasi data yang tidak sesuai,


dan adanya faktor kekerabatan. Jadi
Berdasarkan pengamatan
program sertifikasi tidak berjalan
penulis bahwa Evaluasi Kebijakan
seperti apa yang diharapkan oleh
Sertifikasi Guru di SMP Negeri 1
pemerintah, maka dari itu assesor lah
Tanjung Kabupaten Tabalong ini
yang berperan penting dalam
menimbulkan sisi positif dan negatif,
mengevaluasi kembali calon peserta
sisi positifnya semenjak adanya
sertifikasi dengan bersikap jujur dan
sertifikasi, para guru mulai
tegas. Peraturan pemerintah Nomor
bersemangat melanjutkan pendidikan
74 Tahun 2008 tentang Guru
ke jenjang yang lebih tinggi untuk
menyebutkan bahwa guru memiliki
menambah pengetahuan, dan
beban kerja paling sedikit 24 jam
mengembangkan karir dengan
tatap muka dan sebanyak-banyaknya
mengikuti berbagai pelatihan/
40 jam tatap muka per minggu.
seminar/ penataran baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah Hingga saat ini, belum

maupun swasta. Dilihat dari segi semua guru dapat melaksanakan

negatifnya pasca adanya program tugas ideal sesuai dengan peraturan

sertifikasi pemerintah, para guru perundang-undangan, yaitu dengan

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 159


beban mengajar paling sedikit 24 jam kontribusi pendidik dalam

tatap muka dalam satu minggu. Hal mencerdaskan kehidupan bangsa

tersebut terjadi karena kondisi maupun hak imbal jasa atas pekerjaan

sekolah yang kelebihan guru atau yang telah mereka lakukan. Selain itu,

lokasi sekolah yang kelebihan guru adanya tunjangan profesi juga tidak

atau lokasi sekolah yang berada di menjamin peningkatan kompetensi

daerah terpencil. Kelebihan guru profesional pendidik, terkait adanya

terjadi karena ada perubahan kecenderungan hiperkonsumtif

kebijakan dalam perencanaan dan dengan meningkatnya penghasilan

rekruitment guru, serta perubahan ataupun karena semakin tingginya

beban mengajar guru dari paling biaya kebutuhan pokok

sedikit 18 jam tatap muka per minggu Sejalan dengan itu, Peraturan
menjadi 24 jam tatap muka per Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
minggu. Khusus sekolah-sekolah di tentang Guru Pasal 53 menyatakan
daerah terpencil, pada umumnya bahwa Menteri, dalam hal ini Menteri
peserta didiknya sedikit sehingga Pendidikan Nasional, dapat
mempengaruhi jumlah rombongan menetapkan ekuivalensi beban kerja
belajar (rombel) dan rasio minimal untuk memenuhi ketentuan bagi guru
jumlah peserta didik terhadap yang bertugas pada satuan pendidikan
gurunya. layanan khusus, dan atau dibutuhkan

Kebijakan sertifikasi atas dasar pertimbangan kepentingan

pendidik dinilai tidak adil dan nasional.

diskriminatif sebab pendidik yang Hal ini sesuai dengan hasil


tidak memenuhi kualifikasi akademik jurnal penelitian terdahulu setelah
lebih banyak disebabkan faktor adanya evaluasi kebijakan sertifikasi
struktural seperti kendala ekonomis menurut Widiyaka, Netty Herawati,
dan geografis yang tidak dapat Martoyo tentang “Evaluasi Program
dijadikan alasan untuk tidak Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
memberikan mereka peningkatan Sekolah Menengah Pertama Negeri
kesejahteraan. Setiap pendidik di Dinas Pendidikan Kubu Raya”,
memiliki persamaan hak dalam Program Studi Administrasi Negara
peningkatan kesejahteraan terkait

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 160


Program Magister Ilmu Sosial William Dunn (2000:30) yang

Universitas Tanjungpura Pontianak menjelaskan bahwa evaluasi

dan jurnal penelitian Akhmad kebijakan model William Dunn

Yantono tentang “Evaluasi Program adalah :

Tunjangan Profesi Guru di SMP 1. Efektifitas


Negeri Kabupaten Kendal”, Alumni 2. Efisien
Program Pascasarjana Magister 3. Kecukupan
Manajemen Pendidikan FKIP 4. Kesamaan
Universitas Kristen Satya Wacana 5. Responsivitas
menyimpulkan bahwa Evaluasi 6. Ketepatgunaan
Kebijakan Sertifikasi belum berjalan
maksimal. Hal ini bertolak belakang B. Rumusan Masalah

dengan hasil jurnal penelitian yang Berdasarkan latar belakang di

dilakukan Raymond S. Worotikan, atas, maka dapat dirumuskan masalah

Lisbeth Mananeke, Genita G. sebagai berikut :

Lumintang Fakultas Ekonomi dan 1. Bagaimanakah Evaluasi

Bisnis Jurusan Manajemen Kebijakan Sertifikasi Guru Di

Universitas Sam Ratulangi Manado, Sekolah Menengah Pertama

tentang “Evaluasi Pelaksanaan Negeri 1 Tanjung Kabupaten

Pekerjaan Terhadap Kinerja Guru Tabalong dilihat dari model

Sertifikasi Pada SMP Katolik Hati William Dunn.

Kudus Karombasan Manado”, dalam 2. Faktor-faktor apa saja yang

jurnalnya menyimpulkan dalam menghambat Evaluasi Kebijakan

perencanaan pembelajaran berada Sertifikasi Guru Di Sekolah

dalam komponen baik. Menengah Pertama Negeri 1


Tanjung Kabupaten Tabalong.
Dari fenomena-fenomena
C. Tujuan Penelitian
tersebut di atas membuktikan bahwa
Tujuan yang ingin dicapai
masih lemahnya evaluasi yang
dalam penelitian ini adalah :
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
1. Untuk mengetahui dan
dalam hal ini assesor. Tujuan
menganalisis Evaluasi Kebijakan
penelitian ini mengacu pada Teori
Sertifikasi Guru Di Sekolah
Evaluasi kebijakan publik oleh

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 161


Menengah Pertama Negeri 1 sumbangan pemikiran bagi penulis

Tanjung Kabupaten Tabalong. lainnya yang ingin mengamati

2. Untuk mengetahui faktor-faktor kebijakan sertifikasi guru di sekolah

yang menghambat Evaluasi menengah pertama, maupun berbagai

Kebijakan Sertifikasi guru di pihak yang terkait dalam

Sekolah Menengah Pertama pelaksanaannya.

Negeri 1 Tanjung Kabupaten TINJAUAN PUSTAKA

Tabalong. A. Penelitian Terdahulu

D. Manfaat Widiyaka, Netty Herawati,

a. Bagi Peneliti dapat mengetahui Martoyo (2013) melakukan

tentang Evaluasi kebijakan penelitian tentang Evaluasi Program

sertifikasi guru di SMP Negeri Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

1 Tanjung Kabupaten Tabalong. Sekolah Menengah Pertama Negeri di

b. Bagi Guru (Pendidik) di SMP Dinas Pendidikan Kubu Raya.

Negeri 1 Tanjung. Hasil Program Studi Administrasi Negara

penelitian ini dapat dijadikan Program Magister Ilmu Sosial

acuan bagi guru untuk mampu Universitas Tanjungpura Pontianak.

mengembangkan potensi dan Penelitian menggunakan metode jenis

meningkatkan profesionalisme penelitian deskriptif dalam

sebagai pendidik. pendekatan kualitatif. Dari hasil

c. Bagi Pemerintah penelitian ini disimpulkan program

Hasil penelitian ini dapat sertifikasi guru yang dilaksanakan

menjadi masukan bagi oleh Dinas Pendidikan Kubu Raya

Pemerintah, khususnya Dinas dari segi proses belum sepenuhnya

Pendidikan dalam mengambil terlaksana sesuai dengan prosedur

keputusan agar evaluasi serta fasilitas, sarana dan prasarana

kebijakan sertifikasi guru dapat yang di gunakan kurang dimanfaatkan

berjalan secara optimal. secara maksimal.

d. Bagi Mahasiswa Akhmad Yantono (2016)

Hasil penelitian ini diharapkan melakukan penelitian tentang

dapat memberikan masukan atau Evaluasi Program Tunjangan Profesi


Guru di SMP Negeri Kabupaten

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 162


Kendal. Alumni Program informan yang sedang dijadikan

Pascasarjana Magister Manajemen sampel dalam penelitian.

Pendidikan FKIP Universitas Kristen B. Landasan Teori


Satya Wacana. Teknik analisis data Indikator - indikator Evaluasi
menggunakan analisis kualitatif. Dari menurut William Dunn (2000:30)
penelitian ini disimpulkan bahwa 1. Efektifitas, Apakah hasil yang
kompetensi guru dalam manajemen diinginkan telah tercapai
waktu pembelajaran sesuai RPP 2. Efisien, Berkenaan dengan
belum efektif serta pengembangan jumlah usaha yang diperlukan
penilaian yang belum sesuai dengan untuk menghasilkan tingkat
tujuan pembelajaran. efektifitas tertentu
Raymond S. Worotikan, 3. Kecukupan, Seberapa jauh hasil
Lisbeth Mananeke, Genita G. yang telah tercapai dapat
Lumintang (2016) melakukan memecahkan masalah
penelitian tentang Evaluasi 4. Kesamaan, Apakah biaya dan
Pelaksanaan Pekerjaan Terhadap manfaat didistribusikan merata
Kinerja Guru Sertifikasi Pada SMP kepada kelompok masyarakat
Katolik Hati Kudus Karombasan yang berbeda
Manado. Fakultas Ekonomi dan 5. Responsivitas, Apakah hasil
Bisnis, Jurusan Manajemen kebijakan sangat memuaskan
Universitas Sam Ratulangi Manado. 6. Ketepatgunaan, Apakah hasil
Penelitian ini menggunakan yang dicapai bermanfaat
penelitian kualitatif deskriptif. Dari Kegiatan evaluasi bukanlah
penelitian ini disimpulkan bahwa perkara mudah, seringkali di abaikan
pelaksanaan sertifikasi guru telah oleh para pemimpin. Paling tidak,
memenuhi standar yang disyaratkan perhatian atas kegiatan evaluasi tidak
dalam undang-undang dan ketentuan lebih besar dari perumusan,
yang berlaku. Kesimpulan penelitian rekomendasi atau pemantauan
: Sumber data dalam penelitian ini Terdapat beberapa kendala/faktor
menggunakan data primer yaitu data penghambat yang dihadapi dalam
yang berupa teks hasil wawancara dan kegiatan evaluasi, antara lain :
diperoleh melalui wawancara

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 163


1. Kendala psikologis. Banyak mumpuni di bidang evaluasi. Tanpa

aparat pemerintah masih alergi kompetensi khusus sangat sulit untuk

terhadap kegiatan evaluasi, melaksanakan kegiatan evaluasi atas

karena dipandang berkaitan kinerja kebijakan yang di ambil.

dengan prestasi dirinya.. Apabila C. Kerangka Konseptual

hasil evaluasi menunjukkan 1. Undang-undang Nomor 14


Tahun 2005 tentang guru dan
kurang baik, akan menghambat dosen
karier mereka. 2. Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Tentang
2. Kendala ekonomis. Kegiatan Standar Nasional Pendidikan
evaluasi membutuhkan biaya 3. Permendiknas Nomor 18
Tahun 2007 Tentang
yang tidak sedikit, seperti biaya Sertifikasi bagi guru dalam
untuk pengumpulan data dan jabatan.
pengolahan data, biaya untuk
Indikator Evaluasi Kebijakan
para staff administrasi, dan biaya William Dunn (2000)
untuk evaluator. 1. Efektifitas
2. Efisien
3. Kendala teknis. Evaluator sering 3. Kecukupan
dihadapkan pada masalah tidak 4. Kesamaan
5. Responsivitas
tersedianya cukup data dan 6. Ketepatgunaan
informasi yang akurat.
4. Kendala politis. Evaluasi sering Indikator Faktor-faktor
Penghambat dari William Dunn di
terbentur dan bahkan gagal antaranya :
karena alasan politis dengan Faktor Psikologis
Faktor Ekonomis
menutupi kelemahan dari Faktor Teknis
implementasi suatu program. Faktor Politis
Faktor Sumber Daya
5. Kendala sumber daya evaluasi.
Kurang tersedianya evaluator.
Kegiatan evaluasi memerlukan Pelaksanaan Sertifikasi sudah berjalan
dengan baik
kompetensi khusus, sesuai dengan
bidang kebijakannya. Beberapa
lembaga pemerintahan tidak memiliki
cukup sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 164


METODE PENELITIAN tersebut meliputi pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan
A . Pendekatan dan Jenis
Penelitian penelitian kesimpulan, dan penarikan
Dalam Penelitian ini kesimpulan dan verifikasi.
digunakan analisis jenis data kualitatif
HASIL PENELITIAN DAN
yaitu penelitian yang
PEMBAHASAN
mendeskripsikan apa yang terjadi
A. Analisis Data Penelitian
pada saat melakukan penelitian.
Unsur yang mempengaruhi
Metode yang di gunakan dalam
evaluasi sebuah kebijakan menurut
penelitian ini adalah metode
William Dunn di lapangan terhadap
Deskriptif yang dapat diartikan
variabel yang digunakan dalam
sebagai proses pemecahan masalah
penelitian di SMP Negeri 1 Tanjung
yang teliti dengan melukiskan
Kabupaten Tabalong terdapat 5 orang
keadaan subyek dan objek penelitian
informan dengan
pada saat sekarang berdasarkan fakta-
menggunakan metode wawancara
fakta yang tampak atau bagaimana
sebagai alat pengumpul data yang
adanya (Nawawi, 2003).
paling utama, sehingga diperoleh data
B. Metode Analisis Data
tentang Evaluasi kebijakan Sekolah
Teknik analisis data yang
Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung
digunakan dalam penelitian ini adalah
Kabupaten Tabalong sudah berjalan
analisis kualitatif dengan
dengan baik. Yaitu : Efektivitas
menggunakan analisis data Miles dan
adalah pencapaian tujuan secara tepat
Huberman (Nanang Martono 2015)
atau memilih tujuan- tujuan yang
menjelaskan secara umum proses
tepat dari serangkaian alternatif atau
analisis data kualitatif melibatkan
pilihan cara dan menentukan pilihan
empat proses penting. Keempat dapat
dari beberapa pilihan lainnya.
dilakukan secara berulang karena
Efisien, berkenaan dengan jumlah
proses analisis data dalam penelitian
usaha yang diperlukan untuk
kualitatif dapat dilakukan kapan saja,
menghasilkan tingkat efektivitas
dalam arti proses ini tidak harus
tertentu. Kecukupan, Kriteria ini
dilakukan ketika penelitian telah
lebih mempersoalkan hasil
menyelesaikan seluruh proses
kebijakan
penelitian. Keempat proses penting

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 165


dalam mengatasi masalah kebijakan, Raymond S. Worotikan, Lisbeth

atau seberapa jauh pencapaian hasil Mananeke, Genita G Lumintang

dapat memecahkan masalah (2016), Bahwa pelaksanaan

kebijakan. Kesamaan atau ekuitas sertifikasi guru telah memenuhi

merupakan bentuk pemerataan standar yang disyaratkan dalam

kesempatan untuk mengikuti atau undang-undang dan ketentuan yang

berperan dalam pelaksanaan berlaku. Hasil wawancara terhadap

kebijakan yang akan dilaksanakan kelima informan penelitian

serta pemerataan dalam distribusi menunjukkan adanya jawaban-

manfaat dari pelaksanaan kebijakan jawaban yang senada terkait dengan

tersebut. Responsivitas, Kriteria ini dampak yang dikehendaki dari

berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan sertifikasi guru, khususnya

kebijakan dapat memuaskan guru-guru di SMP Negeri 1 Tanjung

kebutuhan, preferensi, atau nilai Kabupaten Tabalong. Hal ini sesuai

masyarakat. Ketepatgunaan dengan Undang-Undang Sistem

menganalisis tentang hasil dari Pendidikan Nasional No. 20 tahun

sebuah kebijakan dalam pelaksanaan 2003, yang mengamanatkan bahwa

sertifikasi guru. guru merupakan ujung tombak dalam


pembangunan pendidikan nasional,
B. Pembahasan utamanya dalam membangun dan
Kebijakan sertifikasi guru meningkatkan kualitas sumber daya
adalah suatu pilihan tindakan manusia. Tidak mendukung
pemerintah dalam rangka
penelitian terdahulu yang dilakukan
memberdayakana profesi guru dan Widiyaka, Netty Herawaty, Martoyo
peningkatan kualitas pendidikan di (2013) tentang Evaluasi Program
Indonesia melalui uji kualitas Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
akademik dan kompetensi pendidik Sekolah Menengah Pertama Negeri di
dalam rangka pemberian Dinas Pendidikan Kubu Raya yang
penghargaan kepada guru. mengatakan bahwa segi proses belum
Penghargaan tersebut bersifat materi sepenuhnya terlaksana sesuai
berupa pemberian tunjangan profesi prosedur serta fasilitas, sarana dan
sebesar 1 kali gaji pokok. Mendukung prasarana yang digunakan.
penelitian terdahulu

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 166


PENUTUP dilakukan sesuai dengan perencanaan

A. Kesimpulan awal.

Dengan mengacu pada a. Efektivitas pelaksanaan dapat


rumusan permasalahan dan dilakukan dengan
berdasarkan hasil pembahasan yang mempersiapkan secara matang
telah dilakukan, maka dapat diambil bagi peserta sertifikasi baik itu
kesimpulan bahwa pelaksanaan persyaratan administrasi maupun
Evaluasi Kebijakan Sertifikasi Guru persyaratan lainnya sehingga
di Sekolah Menengah Pertama Negeri dalam pelaksanaannya dapat
1 Tanjung Kabupaten Tabalong dapat memperoleh hasil sesuai yang
disimpulkan sudah baik.Faktor diinginkan.
penghambat Evaluasi Kebijakan b. Efisiensi pelaksanaan dapat
Sertifikasi Guru di Sekolah dilakukan dengan adanya
Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung kerjasama baik antar sesama
Kabupaten Tabalong yaitu : panitia maupun peserta
(a) Faktor Psikologis, para guru sertifikasi. Sehingga
dibebani kewajiban syarat-syarat pelaksanaan sertifikasi dapat
administrasi sertifikasi yang tidak ada terlaksana dengan efisien baik
hubungannya dengan tugas mengajar waktu, tenaga maupun biaya.
(b) Faktor Ekonomis (c) Faktor c. Kebijakan sertifikasi dapat tepat
Teknis, perlunya ketelitian (d) Faktor sasaran dan memberikan manfaat
Politis, lemahnya pengawasan secara merata kepada semua
(e) Faktor Sumber Daya pihak yang terkait jika didukung
Evaluasi,kompetensi khusus di dengan adanya kerjasama antara
bidang evaluasi. pemerintah melalui Dinas
B. Saran-saran Pendidikan, panitia pelaksana,

Evaluasi kebijakan sertifikasi peserta sertifikasi serta pihak

guru di Sekolah Menengah Pertama sekolah.

Negeri 1 Tanjung Kabupaten DAFTAR PUSTAKA

Tabalong dapat memberikan manfaat


Chandler, Plano, Tangkilisan (2003 :
jika pelaksanaan sertifikasi dapat
1) mengemukakan bahwa

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 167


Kebijakan Publik adalah Kedelapan. Bumi Aksara.

pemanfaatan yang strategis Jakarta.

terhadap sumber daya yang ada Stufflebeam (1971) mengemukakan

untuk memecahkan masalah- evaluasi merupakan proses

masalah publik atau pemerintah. menggambarkan, memperoleh,

Dunn, William. 1999. dan menyajikan informasi yang

Mengemukakan pendapat berguna untuk menilai

tentang indikator-indikator alternatif penilaian.

dalam evaluasi kebijakan. Winarno (2008 : 225) menjelaskan

Pengantar Analisis Kebijakan Bila kebijakan dipandang sebagai

Publik. Jakarta : Gajah Mada. suatu pola kegiatan yang

Jalal (2007) menjelaskan tentang beruntun, maka evaluasi

Tujuan Sertifikasi Guru. kebijakan merupakan tahap akhir

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996 dari kebijakan publik.

: 272) menjelaskan bahwa Wirawan (2012 : 272)

Evaluasi berarti Penilaian. mengemukakan Evaluasi riset

Milles, Huberman dan Saidana. untuk mengumpulkan,

2015. Analisis Data Kualitatif. menganalisis, dan menyajikan

6) Mulyasa. 2007. Standar informasi yang bermanfaat.

Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Dokumen :

Bandung: PT. Rosdakarya Departemen Pendidikan Nasional.

Remaja . 2006. Undang-Undang RI,

Muslich M, ( 2007 ) Sertifikasi Guru Nomor 14 Tahun 2005 Tentang

Menuju Profesionalisme Guru dan Dosen. Jakarta : Eka

Pendidik, Jakarta: PT Bumi Jaya

Aksara. Departemen Pendidikan Nasional.

Pasalong Harbani. 2016. Metode (2005). Peraturan Pemerintah

Penelitian Administrasi Publik. RI, Nomor 19 Tahun 2005

Alfabeta. Bandung. tentang Standar Nasional

Syafiie, Kencana, Inu. 2015. Sistem Pendidikan, Jakarta: Depdiknas

Administrasi Negara Republik


Indonesia (SANRI). Cetakan

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 168


Permendiknas Nomor 16 Tahun 2005 Wacana.
tentang Standar Kualifikasi dan
Agustinus Lejiu, Masjaya, Bambang
Kompetensi Pendidik
Irawan. 2014. Evaluasi Kebijakan
Departemen Pendidikan Nasional,
Pembangunan Transmigrasi di
(2000). Manajemen Peningkatan
Kabupaten Mahakam Ulu.
Mutu Berbasis Sekolah,
Konsep dan Pelaksanaan. Ahmad Fathoni. 2013. Evaluasi
Jakarta: Depdiknas Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Departemen Pendidikan Nasional. Pada Kantor Kementerian
(2003). Undang-Undang Nomor Agama Kabupaten Jombang.
20 Tahun 2003 tentang Kantor Kementerian Agama
Sistem Pendidikan Nasional, Kabupaten Jombang.
Jakarta: Depdiknas
Apris Khoir Frendy. 2012. Evaluasi
Departemen Pendidikan Nasional.
Potensi Pendapatan Pajak dan
(2007). Peraturan Menteri
Retribusi Daerah di Kabupaten
Pendidikan Nasional,
Wonogiri. Fakultas Ekonomi
Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Universitas Muhammadiyah
Sertifikasi Guru dalam Jabatan,
Surakarta.
Jakarta: Depdiknas
Jurnal : Alif Hazmi Istifazhuddin. 2016.

Arifin, J., Setiawati, B., & Arifin, K. Evaluasi Pelaksanaan

(2018). Opini Masyarakat Terhadap Kebijakan Alokasi Dana Desa

Mutu Pendidikan Dasar Pada (ADD) di Desa Nguwok


Sekolah Dasar Negeri (Sdn) Di Kecamatan Modo Kabupaten
Kabupaten Tabalong. Jurnal Lamongan. Mahasiswa Program
PubBis, 2(4), 402-421 Studi Ilmu Administrasi Negara
FISIP Universitas Airlangga.
Akhmad Yantono. 2016. Evaluasi
Program Tunjangan Profesi Ester Oruw, Dhullo Afandi. Evaluasi
Guru di SMP Negeri Sistem Penerimaan Retribusi
Kabupaten Kendal. Alumni Daerah Di Kabupaten Kaimana
Program Pascasarjana Magister Papua Barat Tahun 2013-2014.
Manajemen Pendidikan FKIP Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Kristen Satya Jurusan Akuntansi Universitas

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 169


Sam Ratulangi Manado. Jeane Kebijakan Pemeliharaan Jalan
Marie Tulung. Evaluasi Kota di Kota Surabaya.
Program Pendidikan Dan Mahasiswa Program Studi Ilmu
Pelatihan Kepemimpinan Administrasi Negara, FISIP,
Tingkat IV Di Balai Diklat UNAIR.
Keagamaan Manado
Muhammad Irawan Prasetyo. 2013.
Jessie Tilung. 2014. Evaluasi Evaluasi Kebijakan Sidoarjo
Program Pengembangan Usaha Kota Ramah Anak di Kecamatan
Agribisnis Pedesaan Di Desa Krembung Kabupaten Sidoarjo.
Warukapas Kecamatan Mahasiswa Program Studi Ilmu
Dimembe. Administrasi Negara, FISIP
Universitas Airlangga.
Kus Winarno, Mubasysyir
Hasanbasri, Deni Kurniadi Mulyono Yalia. 2013. Evaluasi
Sunjaya. 2013. Evaluasi Kebijakan Program Mobile
Kebijakan Pembangunan Pusat Layanan Internet
Puskesmas Pembantu Di propinsi Kecamatan (MPLIK). Balai
Kalimantan Tengah. Dinas pengkajian dan Pengembangan
Kesehatan Provinsi Kalimantan Komunikasi dan Informatika
Tengah Program Studi Ilmu Bandung (BPPKI) Bandung.
Kesehatan Masyarakat,
Raymond S. Worotikan, Lisbeth
Fakultas
Mananeke, Genita G. Lumintang.
Kedokteran Universitas Gadjah
2016. Evaluasi Pelaksanaan
Mada Yogyakarta.
Pekerjaan
Makmur. 2015. Fakultas Ekonomi Terhadap Kinerja Guru
Universitas Pasir Pengaraian. Sertifikasi Pada SMP Katolik
Evaluasi Pelaksanaan Program Hati Kudus Karombasan
Pemberdayaan Desa (PPD) Di Manado. Fakultas Ekonomi dan
Kabupaten Rokan Hulu. Fakultas Bisnis. Manajemen Sam
Ekonomi Universitas Pasir Ratulangi Manado.
Pengaraian.
R. Andi Ahmad Gunadi. Evaluasi
Muhamad Lukman Al Hakim. 2015. Pembelajaran Aktif Kreatif
Evaluasi Pelaksanaan

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 170


Efektif dan Menyenangkan Selatan dan Desa Bere-Bere

Dengan Model Context Input Kecamatan Morotai Utara.

Process Product. Fakultas Ilmu Widiyaka, Netty Herawati, Martoyo.


Pendidikan UMJ. 2013. Evaluasi Program

Reza Fachrudin. 2015. Evaluasi Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Kebijakan Penanggulangan Sekolah Menengah Pertama

Kemiskinan Pemerintah Kota Negeri di Dinas Pendidikan Kubu

Balikpapan. Program Magister Raya. Program Studi

Ilmu Administrasi Publik, Administrasi Negara Program

Universitas Brawijaya Malang Magister Ilmu Sosial Universitas


Tanjungpura Pontianak.
Rusmawati, Masjaya, Muhammad
Noor. 2014. Evaluasi Kebijakan
Pendidikan Dasar Dan
Menengah (DIKDASMEN)
Provinsi Kalimantan Timur
Dalam Rangka Pelaksanaan
Program Wajib Belajar 12 Tahun
Di Kota Samarinda.

Syahruddin, Evaluasi Implementasi


Kebijakan Pengembangan
Kawasan Industri. Bagian
Pelayanan Risalah dan Putusan
Setjen dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI.

Syarifuddin Usman, Asrul Sani


Habib. 2016. Evaluasi Kebijakan
Satu Desa Satu Milliar
Pemerintah Kabupaten Pulau
Morotai. Studi Desa Gotalamo
Kecamatan Morotai

JAPB : Vol. 1, No. 1, April 2018 171

Anda mungkin juga menyukai