Sobirin
Fakultas Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
ABSTRAK
1
ABSTRACT
The problems examined in this paper are the Principal Leadership Capability in
Improving the Quality of Education in Madrasas Tsanawiyah Al-Ihsaniyah Sarang
Burung Village Jambi Luar Kota District, Muaro Jambi Regency, with the aim to
find out how the Coconut School activities in improving the quality of education in
Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsaniyah and To find out what are the obstacles faced
by the Principal in improving the quality of education in Madrasah Tsanawiyah Al-
Ihsaniyah and what efforts are being made in dealing with the obstacles faced and
To find out how the quality is generated from the Principal Leadership process and
what standards used to measure the quality of education in Madrasah Tsanawiyah
Al-Ihsaniyah.
The research that the author did was descriptive qualitative with the object of
research namely the principal, teacher, and students. Based on the results of the
research and discussion presented in the previous chapters, the results of the study
can be formulated in the conclusions of the Madarasah Principal Tsanawiyah AL-
Ihsaniyah Bird Nest Village has been able to carry out the development of quality
education in Madrasahs with evidence of implementation in the form of planning,
organizing, directing school activities and monitoring well the process,
performance and results of educational activities at Madrasarh Tsanwiyah Al-
Ihsaniyah Bird Nest Village. the steps taken by the Principal of Madrasah
Tsanawiyah AlIhsaniyah Sarang Burung Village in improving the quality of
education is by carrying out educator functions, menager, administrators,
supervisors, leaders, innovators and motivators.
2
kejelian dan ketepatan dalam lembaga pendidikan formal menjadi
sekolah dan layanan profesional salah satu penentu mutu Sumber Daya
dan dapat difungsikan secara optimal. keunggulan suatu bangsa tidak lagi
3
yang demokratis serta bertanggung yang akan dicapai untuk setiap tahun
jawab.1
atau kurun waktu tertentu dan
Karen itu sangat diperlukan
berabagai input dan proses harus
Lembaga atau Instutusi pendidikan
selalu mengacu pada mutu (output)
yang bermutu yang pada giliran nya
yang ingin dicapai. Dengan kata lain
menghasilkan lulusan yang bermutu
tanggung jawab sekolah dalam
pula. Karena “…pendidikan itu
pengembangan bukan hanya pada
merupakan suatu proses yang
proses, tetapi juga bertanggung jawab
bertujuan. setiap proses yang
pada hasil yang dicapai.
bertujuan tentunya mempunyai
Merupakan sesuatu yang
ukuran atau yardstick sudah sampai
mustahil, pendidikan atau sekolah
mana perjalana kita dalam mencapai
menghasilkan lulusan yang bermutu,
tujuan tersebut.”2 Proses dan hasil
jika tidak melalui proses pendidikan
dari pendidikan itulah yang akan
yang bermutu pula. Merupakan
menjawab apakah Lembaga atau
sesuatu yang mustahil pula, terjadi
Institusi itu bermutu, karena antara
proses pendidikan yang bermutu jika
proses dan hasil pendidikan saling
tidak didukung oleh faktor-faktor
berhubungan. Akan tetapi agar proses
penunjang proses pendidikan yang
yang baik itu tidak salah arah, maka
bermutu pula.
mutu harus dirumuskan lebih dahulu
Proses pendidikan yang bermutu
oleh sekolah, dan harus jelas target harus didukung oleh personalia,
seperti Administrator, guru, dan tata
usaha yang bermutu dan professional.
1 2
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang .H.A.R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan
Sisdiknas ( sistem Pendidikan Nasional Nasionl Suatu Tinjauan Kritis, Jakarta:
) 2003 ( UU RI RI. NO. 20 Th. 2003 ), Rineka Cipta, 2006, hlm. 75
Jakarta: Rajawali Pers, 2006, hlm. 5-6
4
Hal tersebut didukung pula oleh dihadapi dan perhatian dari
sarana dan prasarana pendidikan,
fasilitas, media, sumber belajar yang pemerintah yang dikarenakan alasan-
memadai, baik mutu maupun
jumlahnya, dan biaya yang mecukupi, alasan tertentu hingga terbatas pula
menajemen yang tepat, serta
lingkungan yang mendukung.3 eksistensi sekolah tersebut untuk
yang tinggi. Tetapi dunia pendidikan semua bagaimana peran, usaha serta
pendidikan yang bermutu rendah dan atas mutu pada suatu pendidikan serta
dengan baik dan tidak memiliki visi, sesuatu yang terjadi dilingkungan
misi, serta tujuan yang jelas. Banyak sekolah. Jika sekolahnya berkonotasi
hal tersebut. Selain kurang nya faktor kepala Sekolah dan semua pihak yang
sarana dan fasilits, juga karena faktor ada dalam Sekolah itu, dan begitu
kepemimpinan yang berkaitan dengan pula sebaliknya, tatapi tidak hanya itu
sekolah seperti ini cukup beralasan bagian dalam rangka pencapai tujuan
3
.Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Intsrumen ), Bandung : Retika
Pengendalian Mutu Sekolah Aditama, 2006, hlm. 6-7
Menengah ( Konsep, Prinsip, dan
5
Untuk tmewujudkan sekolah yang pengalaman juga merupakan faktor
berprestasi sebenarnya menuntut
keterlibatan semua pihak. Akan yang amat penting yang dibutuhkan
tetapi, yang menjadi posisi kunci (key
pisition) adalah Kepala Sekolah, dalam memimpin. Meki tidaklah
karena bagamanapun sebaiknya
kualitas input (kualitas siswa masuk), merupakan harga mati bahwa
guru yang professional dan
berprestasi, sarana dan fasiltas yang pengalaman merupakan satu-satunya
menunjang, lingkungan masyarakat
yang mendukung,dan pengajaran faktor penentu keberhasilan
yang baik, tidak akan banyak
memberi andil dan mewujudkan kepemimpinan.
sekolah yang berprestasi, karena
sebenarnya yang menjadi penentu Dalam hal ini Faktor pengalaman
kebijakan di sekolah tersebut adalah akan sangat mempengaruhi
Kapala Sekolah.4 keprofesionalan kepala sekolah,
terutama terutama dalam mendukung
Madrasah Tsanawiyah Al- terbentuknya pemahaman tenaga
kependidikan terhadap pelaksanaan
Ihsaniyah Merupakan lembaga tugasnya. Pengalaman semasa
menjadi guru, menjadi wakil kepala
pendidikan Agama yang mengkaji sekolah atau menjadi anggota
organisasi kemasyarakatan sangat
Ilmu-ilmu Agama serta Ilmu-ilmu mempengaruhi kemampuan kepala
sekolah dalam melaksanakan
sosial lainya. Sekarang Madrasah pekerjaannya, demikian halnya
pelatihan dan penataran yang pernah
Tsanawiyah Al-Ihsaniyah Desa dilakukan.5
4 5
.Mukhtar dkk, Sekolah Berprestasi, Jakarta : .E.Mulyasa, Menjadi Kepala sekolah
Nimas Multima 2001, hlm. 6 Profesional, Bandung : Remaja
Rosda Karya 2007, hlm. 100
6
Kepemimpinannya, seperti dalam Pendidikan di Madrasah
prasarana serta ada banyak hal yang Sarang Burung Kecamatan Jambi
7
pandangan yang berbeda satu sama “kapabilitas” itu sendiri adalah
dengan kata “ity” yang mempunai arti Ditegaskan lagi oleh Oemar
6
.Surawan Martinis, Kamus Kata Serapan, Pendidikan, Jakarta : Bina Aksara
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 2001, 1988, hlm. 1
8
hlm. 280 .Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan
7
.Hendiyat Soetopo & Wasty Soemanto, Dasar Teoritis Untuk Praktek
Kepemimpinan dan Supervisi Profesional, Bandung : Penerbit
Angkasa, 1983, hlm. 256
8
adalah suatu proses mempengaruhi penulis akan memaparkan pengertian
orang lain atau kelompok agar mereka Kepala Sekolah itu Sendiri agar kita
berbuat untuk mencapai tujuan yang dapat memahami apa yang dimaksud
antara dua orang atau lebih dan dari Kepala sekolah. "...kepala
(Follower) sebagai Pihak yang sekolah itu sendiri dapat kita lihat dari
hendak dicapai.
Dua kata tersebut adalah “Kepala”dan
“Sekolah” kata “Kepala” dapat
Untuk lebih jauh nya
diartiakan “ketua” atau “Pemimpin”
dalam suatu Organisasi atau suatu
pemahaman mengenai
lembaga. Sedangkan “Sekolah”
adalah sebuah lembaga dimana
Kepemimpinan Kepala sekolah, maka
menjadi tempat penerima dan
memberi pelajaran. Dengan demikian
9 10
.Oemar Hamalik, Menajemen .Mukhtar dkk, op. cit,. hlm. 65
Pengembangan Kurikulum, Bandung :
Remaja Rosda Karya 2006, hlm.174
9
secara sederhana Kepala Sekolah sekolah dan pengembangan mutu
dapat didefenisikan sebagai seorang
tenaga fungsional guru yang diberi pendidikan yang merupakan tujuan
tugas untuk memimpin suatu sekolah
di mana diselenggarakan proses bersama”
belajar mengajar, atau tempat di mana
terjadi interaksi antara guru yang Dalam mengelola sekolah,
memberi pelajaran dan murid
menerima pelajaran.11 Kepala Sekolah memiliki peran yang
“Kepala Sekolah adalah orang
sangat besar. Kepala Sekolah
yang bertanggung jawab terhadap
merupakan motor penggerak, penentu
pelaksanaan pendidikan sekolah,
arah kebijakan menuju sekolah dan
termasuk di dalamnya adalah
pendidikan secara luas "Kemampuan
penanggung jawab pelaksanaan
kepemimpianan kepala sekolah
administrasi sekolah.”12
merupakan faktor penentu utama
Dari uraian Kontekstual
pemberdayaan guru dan peningkatan
mengenai kepemimpinan dan kepala
mutu proses dan produk
sekolah diatas maka penulis dapat
pembelajaran. Kepala adalah orang
memahami mengenai Kepemimpinan
yang paling bertanggung jawab
Kepala Sekolah yaitu “Usaha sadar
apakah staf sekolah dapat bekerja
yang dilakukan dilakukan oleh orang
secara optimal."13Sebagai pengelola
yang mempunyai kedudukan tertinggi
institusi satuan pendidikan, Kepala
disekolah dalam mempengaruhi
Sekolah dituntut untuk selalu
pengikutnya (Follower) terhadap hal
meningkatkan efektifitas kinerjanya.
yang berkaitan dengan kegiatan
11 13
.Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala .Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas
Sekolah, Jakarta : Rajawali Pers 200, hlm. 83 belajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2003, hlm.
12
197
http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=54,
24/12/2008
10
Untuk mencapai mutu sekolah yang Kepala Sekolah sebagai
14 15
.Mukhtar dkk op,cit. hlm. 15, .E.Mulyasa, op,cit, hlm. 100
11
kegiatan yang menunjang program "Kepala sekolah sebagai
sekolah.16
supervisor harus mewujudkan dalam
3. Kepala Sekolah sebagai
kemampuan menyusun,
Administrator
melaksanakan program supervis
Kepala Sekolah sebagai
pendidikan, serta memamfaatkan
Administrator bermakna Kepala
hasilnya"18
Sekolah adalah insan yang mengatur
5. Kepala Sekolah sebagai Leader
Sistem Administrasi.
Kepala Sekolah sebagai
"Kepala sekolah sebagai
Leader/Pemimpin , adalah upaya-
administrator memiliki hubungan
upaya untuk mempengaruhi orang-
yang sangat erat dengan berbagai
orang untuk bekerjasama mencapai
aktifitas pengelolahan administrasi
tujuan.
yang bersifat pencatatan, penyusunan
"Kepala sekolah sebagai Leader
dan pendokumenan seluruh program
harus mampu memberikan petunjuk
sekolah"17
dan pengawasan, meningkatkan
4. Kepala Sekolah sebagai
kemauan mengajar tenaga
Supervisor
kependidikan, membuka komunikasi
Kepala Sekolah sebagai
dua arah, dan mendelegasika tugas".19
Supervisor adalah upaya–upaya
6. Kepala Sekolah sebagai Inovator
dalam membantu dan
Kepala Sekolah sebagai
mengembangkan profesionalitas
Inovator adalah pribadi yang dinamis
guru.
16 18
Ibid. hlm. 103 Ibid., hlm. 112
17 19
Ibid., hlm. 107 Ibid., hlm. 115
12
dan kreatif , yang tidak terjebak pada Seorang pemimimpin juga
fungsinya.22
20 22
Ibid. hlm.118 Ibid. hlm.120
21 23
http://akhmadsudrajat
http://manajerialpendidikan.blogspot (ed).files.wordpress.com/2007/11/le
.com/2008/02/kepala-sekolaj- adership.ppt, 20/12/2008, hlm. 19
sebagai-emasli amatmosfir.html,
22/12/2008
13
Metode Penelitian Ihsaniyah Desa Sarang Burung (3)
Penelitian yang penulis lakukan
Kepala TU dan Siswa MTs Al-
bersifat deskriptif kualitatif dengan
Ihsaniyah Desa Sarang Burung.
objek penelitian yaitu kepala sekolah,
Sebagai informan kunci /
guru, dan siswa. Penelitian ini
informan penentu dalam penelitia ini
mengkaji permasalahan Kemampuan
adalah Kepala Sekolah MTs Al-
Kepala Sekolah dalam peningkatan
Ihsaniyah Desa Sarang Burung. Dari
Mutu pendidikan di MTs AL-
kepala sekolah tersebut akan
Ihsaniyah Desa Sarang Burung yang
diperoleh informasi sesuai dengan
mana peneliti akan melihat
kebutuhan penelitian. Kemudian dari
kemampuan Kepala sekolah MTs Al-
Kepala Sekoah akan diperoleh
Ihsaniyah Desa Sarang Burung
informasi tantang guru yang juga
sebagai pemimpin di sekolah tersebut.
dijadikan informan. Dari kepela
Penulis akan melakukan penelitian
sekolah akan diperoleh informasi
menggunakan instrumen
tentang fungsi-fungsi Menajemen
pengumpulan data yang meliputi
yang dilakukan untuk meningkatkan
observasi, wawancara, dan
mutu Pendidikan.
dokumentasi.
Dalam pegambilan sampel dapa
Sumber data yang menyangkut
penelitian ini adalah menggunakan
dengan persoalan yang diahadapi
snowball sampling. Menrut Lee dan
pada penelitian ini adalah diperoleh
Berg sebagaimana yang dikutip oleh
langsung dari sumber pertama yakni ;
Iskadar “…Strategi dasar teknik bola
(1) Kepala MTs Al-Ihsaniyah Desa
salju (snowball) ini dimulai dengan
Sarang Burung (2) Guru MTs Al-
14
menetapkan satu atau beberpa mana yang penting dan yang akan
24
Ibid., hlm. 220 Aplikasi, Bumi Akasara : Jakrta 2006 ,
25
.Nurul Zariah, Metodologi Penelitian hlm.171-172
26
Sosial dan Pendidikan Teori dan .Sugiyono, op.cit., hlm. 244
27
.Iskandar, op.cit., hlm. 222
15
1. Kepala Sekolah Madarasah administrator, supervisor, leader,
16
Daftar Pustaka http://one.indoskripsi.com/node/3895
, 22/12/2008
Anonim, (2004), Metodologi
Rineka Cipta.
17
Mukhtar, dkk, (2001), Sekolah Suharsimi Arikunto. (1983) Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Berprestasi, Jakarta: Nimas Multima. praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Bandung: Alfabeta.
18