Anda di halaman 1dari 22

BAB

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengalaman. Namun kenyataan di lapangan sudah semakin sulit mendapat
guru yang memenuhi kualifikasi professional. Oleh sebab itu perlu adanya
upaya meningkatkan profesionalisme guru, salah satunya adalah dengan
adanya sertifikasi guru. Martinis Yamin (2006: 2) menyatakan bahwa
sertifikasi guru adalah”proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan
dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan
dosen sebagai tenaga profesionalisme”. Sedangkan Kunandar (2009:79)
menyatakan bahwa sertifikasi profesi guru adalah “ proses untuk memberikan
sertifikasi kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar
kompetensi". Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggaraan
tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.
Kegiatan sertifikasi profesi guru meliputi peningkatan kualifikasindan uji
kompetensi.
Uji kompetensi dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji
kompetensi professional dan pedagogik, dan penilaian kinerja untuk menguji
kompetensi sosial dan kepribadian. Sertifikasi guru sebagai peningkatan mutu
guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan dan mutu pendidikan
di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru
berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang
memiliki sertifikasi pendidik. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa profesionalisme adalah
“pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi”. Martinis Yamin (2005: 19- 20) menyatakan

Pengaruh Sertifikasi Guru| 1


bahwa “pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”.
Kata profesi identik juga dengan kata keahlian, demikian juga Jarfis (dalam
Martinis Yamin, 2006: 20) mengartikan seseorang yang melakukan tugas
profesi juga sebagai seorang yang ahli. Pada sisi lain profesi mempunyai
pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian,
kemampuan, tehnik, dan prosedur berlandaskan intelektualitas. Guru pr
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh United nation
Development Programe (UNDP) pada tahun 2007 tentang Indeks
Pengembangan Manusia yang salah satu penentu utamanya adalah tingkat
pendidikan bangsa,menunjukan bahwa Indonesia berada diperingkat 107 dari
177 negara.Hal tersebut sangatlah ironis karena menggambarkan bagaimana
perkembangan mutu pendidikan di Indonesia. Kurangnya mutu pendidikan di
Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor.Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah kualitas pendidik atau kualitas guru.Guru sebagai
seorang pendidik sangat berpengaruh pada mutu pendidikan karena peran
seorang guru adalah mengajarkan berbagai pengetahuan kepada
siswanya.Selain itu,seorang guru juga harus mampu mengembangkan segala
potensi dan kepribadian siswanya.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidik,pemerintah
mengadakan program sertifikasi.Dengan adanya sertifikasi bagi
guru,diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru yang lebih baik sehingga
peningkatan mutu pendidikan akan berjalan kearah yang lebih
baik pula.Akan tetapi dalam prakteknya, apakah dengan adanya sertifikasi
akan lebih membuat kinerja guru akan semakin baik ataukah tidak ada
peningkatan kinerja guru seperti sebelum adanya sertifikasi.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 2


B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sertifikasi guru?
2. Apakah tujuan dari sertifikasi guru?
3. Bagaimana pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru?

C. Tujuan yang Ingin Dicapai


1. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui hakikat sertifikasi guru.
b. Untuk mengetahui tujuan dari sertifikasi guru.
c. Untuk mengetahui pengaruh sertifikasi bagi kinerja guru.
2. Tujuan umum
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan.
b. Untuk melatih ketrampilan dalam membuat karya ilmiah.
c. Untuk memperdalam pengetahuan tentang hal yang dibahas dalam
karya ilmiah ini.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 3


BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru
Guru adalah sosok yang berdampingan dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Ia bukan hanya bertugas mentransfer ilmu
kepada peserta didik, tetapi masih banyak peran yang harus dijalankan oleh
tenaga profesi yang bertitel guru. Pada hakikatnya dia lah yang mempunyai
tugas dan fungsi yang berkaitan erat dengan pelaksanaan pembelajaran,
yaitu sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Yamin (2010:1), ia menyatakan bahwa ”Guru adalah orang yang
pekerjaan atau profesinya mengajar dan mengabdikan dirinya untuk
mengajar”. Maksudnya jelas bahwa sosok yang disebut dengan guru adalah
orang yang memiliki pekerjaan sebagai pengajar dalam sebuah lembaga
kependidikan. Bahkan, ia tidak hanya sekedar mengajar tetapi ia
mengabdikan dirinya dalam menekuni profesinya demi mencerdaskan
peserta didiknya.
Selanjutnya, dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Bab I, Pasal 1, Ayat 1 (dalam Yamin, 2006:210), menjelaskan bahwa
”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah”. Maksud dari pernyataan di atas sudah
jelas bahwa gurulah ujung tombak dalam lembaga pendidikan untuk
mewujudkan generasi yang bermutu melalui profesinya, yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal, baik pendidikan dasar maupun
menengah.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa guru adalah sosok yang memiliki profesi sebagai pengajar. Selain itu,
profesi seorang guru merupakan profesi yang bertugas tidak hanya untuk

Pengaruh Sertifikasi Guru| 4


menyampaikan ilmu kepada peserta didik tetapi juga untuk mendidik dan
membimbing peserta didik agar menjadi lebih baik.

B. Pengertian Setifikasi Guru


Guru sebagai tenaga profesional dan pelaksana pembelajaran di
sekolah mempunyai peran strategis dalam pembangunan bangsa. Peran guru
tersebut salah satunya berhubungan dengan profesionalitas dan penguasaan
materi ajar, mengelola kegiatan pembelajaran, memahami latar belakang
psikologis siswa dan mampu mengembangkan diri. Terkait dengan guru
sebagai tenaga profesional, sertifikat pendidik merupakan bukti pengakuan
guru sebagai tenaga profesional. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru
yang telah memenuhi persyaratan sebagai guru profesional melalui
sertifikasi.
Jalal (2007:5), mengungkapkan bahwa ”Sertifikasi guru adalah
proses pemerolehan sertifikat pendidik bagi guru, yang diperoleh melalui
pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi”. Maksudnya,
sertifikasi guru merupakan rangakaian tindakan yang dilakukan oleh guru
untuk mendapatkan sebuah tanda bahwa ia telah memiliki kemampuan
dalam menguasai berbagai seluk beluk dalam pendidikan, khususnya dalam
bidang yang digelutinya dengan bukti akhir berupa sertifikat pendidik.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru.
Sertifikasi ini diberikan kepada para guru untuk memenuhi standar
professional guru.Sertifikasi bagi guru prajabatan dilakukan melalui
pendidikan profesi di LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah
diakhiri dengan uji kompetensi. Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 18 Tahun 2007,
yakni dilakukan dalam bentuk portofolio. Penilaian portofolio ini digunakan
sebagai pengakuan atas standar profesionalitas guru dalam bentuk kumpulan
dokumen yang menggambarkan kualitas guru yang mengarah pada sepuluh
komponen,yaitu kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman
mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan

Pengaruh Sertifikasi Guru| 5


dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan
dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang ke pendidikan dan
sosial, penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Selain itu, dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
yang terdapat (dalam Yamin, 2007:209), terdapat beberapa pasal yang
menjelaskan tentang sertifikasi guru, yaitu sebagai berikut:
1. Pasal 1, berbunyi ”Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional”.
Maksudnya sudah jelas bahwa sertifikat pendidik merupakan salah
satu bukti yang berbentuk formal dan diakui oleh pemerintah dan
diberikan kepada guru sebagai bukti bahwa ia adalah tenaga pendidik
yang profesional.
2. Pasal 8, berbunyi ”Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional”. Maksudnya, guru sebagai tenaga pendidik yang profesional
haruslah memiliki keahlian dan kemampuan dalam hal mengajar, baik
berupa materi ajar dan sebagainya, ia juga memiliki bukti formal
berupa sertifikat pendidik dan seorang guru haruslah memiliki
kesehatan fisik dan mental hingga ia dapat melaksanakan tugas
dengan baik.
3. Pasal 11 butir 1, berbunyi ”Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan”. Maksudnya jelas bahwa bukti seorang guru menyandang
predikat sebagai tenaga yang profesional adalah dengan sertifikat
pendidik yang akan diberikan kepada guru yang telah memenuhi
berbagai persyaratan untuk mendapatkan sertifikat pendidik tersebut.
Berdasarkan beberapa pasal yang menjelaskan tentang sertifikasi
guru, jelas bahwa sertifikasi merupakan sebuah bukti formal yang yang
diberikan kepada guru profesional yang telah memenuhi berbagai
persyaratan yang ditetapkan. Serta, hal ini dikarenakan setiap tenaga

Pengaruh Sertifikasi Guru| 6


pendidik haruslah memiliki berbagai kualitas, baik di bidang akademik dan
kompetensi lainnya.
Sehubungan dengan berberapa pandangan di atas tentang
sertifikasi guru, maka dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru merupakan
proses uji kompetensi yang dirancang sebagai landasan pemberian sertifikat
pendidik sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru yang memenuhi
standar untuk melakukan profesi keguruan pada jenjang pendidikan tertentu.

C. Tujuan Sertifikasi Guru


Suatu hal yang dilakukan tentunya memiliki tujuan tersendiri.
Begitu juga dengan sertifikasi guru, ia memiliki tujuan yang dapat
memberikan suatu dampak yang berbeda terhadap sebuah profesi yang
disandang oleh seorang guru. Suatu dampak yang dapat meningkatkan citra
seorang guru di muka umum.
Menurut Jalal (2007:3), mengungkapkan bahwa sertifikasi guru
bertujuan untuk:
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Maksudnya, melalui sertifikasi guru dapat ditentukan layak atau
tidaknya seorang guru dalam melaksanakan profesinya sebagai orang
yang berperan dalam pembelajaran sehingga terwujudnya tujuan
pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan. Maksudnya jelas bahwa
melalui sertifikasi guru dapat meningkatkan proses dan mutu hasil
pendidikan peserta didik.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 7


3. Peningkatan profesionalitas guru. Maksudnya, melalui sertifikasi
seorang guru dapat meningkatkan profesionalitasnya di dunia
pendidikan karena dengan adanya sertifikasi seorang guru dapat
bertindak secara profesional dalam menyajikan ilmu kepada peserta
didiknya.
Sejalan dengan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan sertifikasi guru adalah untuk menentukan layak atau tidaknya seorang
guru menyandang predikat sebagai pendidik yang profesional, untuk
memperbaiki mutu pendidikan peserta didik dan untuk meningkatkan
profesionalitas seorang guru dalam jabatannya sebagai pendidik yang
profesional.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 16
disebutkan bahwa guru yang memiliki sertifikat pendidik, berhak
mendapatkan insentif yang berupa tunjangan profesi. Besar insentif tunjangan
profesi yang dijanjikan oleh UUGD adalah sebesar satu kali gaji pokok untuk
setiap bulannya.Dengan adanya peningkatan kesejahteraan guru diharapkan
akan terjadi peningkatan mutu pendidikan nasional dari segi proses yang
berupa layanan dan hasil yang berupa luaran pendidikan. Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara
eksplisit mengisyaratkan adanya standarisasi isi, proses, kompetensi lulusan,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Dengan adanya sertifikasi pendidik, diharapkan kompetensi guru
sebagai pengajar akan meningkat sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Dengan kompetensi guru yang memenuhi standar minimal dan
kesejahteraan yang memadai diharapkan kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran dapat meningkat.Oleh karena itu,diharapkan akan terjadinya
peningkatan hasil belajar siswa.Menurut Masnur Muslich manfaat uji
sertifikasi antara lain sebagai berikut:

Pengaruh Sertifikasi Guru| 8


1. Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak
kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.
2. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas
dan professional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas
pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.
3. Menjadi wahana penjamin mutu bagi Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) yang bertugas mempersiapkan calon guru dan
juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan.
4. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan
eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

D. Manfaat Sertifikasi Guru


Suatu pekerjaan yang dilakukan tidak hanya harus memiliki
tujuan yang jelas. Namun, harus juga memiliki manfaat dari pekerjaan yang
dilakukan tersebut. Begitu juga dengan sertifikasi guru, ia haruslah memiliki
manfaat positif dari berbagai segi, baik itu bermanfaat terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan peserta didik dan harus dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, sertifikasi guru juga harus
dapat meningkatkan martabat seorang guru di mata masyarakat.
Jalal (2007:3), menyatakan bahwa manfaat sertifikasi guru adalah
sebagai berikut:
1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
dapat merusak citra profesi guru. Maksudnya, sertifikasi bermanfaat
untuk menjaga jati diri dan profesi keguruan dari cara mengajar yang
tidak memenuhi persyaratan karena hal itu dapat merusak citra sosok
pribadi seorang guru.
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional. Maksudnya, dengan adanya sertifikasi
guru, peserta didik akan mendapatkan bekal pengetahuan yang bermutu
dan berkualitas serta sejalan dengan perkembangan IPTEK.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 9


3. Menjaga lembaga menyelenggara pendidikan tenaga kependidikan dari
keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari
ketentuan yang berlaku. Maksudnya, sertifikasi guru mampu menjaga
nama baik lembaga penyelenggara pendidikan, dari penyimpangan baik
dari dalam atau luar atas ketentuan yang ditetapkan.
4. Meningkatkan kesejahteraan guru. Maksudnya, sertifikasi mampu
menyejahterakan kehidupan guru. Hal ini tertuang dalam pasal 14 butir
1 UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen berupa hak yang
didapat oleh seorang guru yang telah disertifikasi.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manfaat dengan adanya sertifikasi guru adalah dapat menjaga jati diri
seorang guru, peserta didik akan mendapatkan tenaga pengajar yang
profesional sehingga mereka akan mendapatkan bekal ilmu yang
berkualitas, mampu menjaga dan mengharumkan nama lembaga
kependidikan dan akan menyejahterakan kehidupan sosok guru.

E. Landasan Hukum Sertifikasi


Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau titik tolak.
Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut
ditaati. Sedangkan, landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai
tempat berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu. Begitu juga dengan landasan hukum sertifikasi, ia merupakan
peraturan baku yang mengatur tentang bagaimana proses atau apa saja yang
terkait dengan sertifikasi guru.
Jalal (2007:2), ia mengungkapkan bahwa penyelenggaraan
sertifikasi guru didasarkan pada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yaitu:
a. Pasal 42 ayat 1, yang berbunyi ”Pendidik harus memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang

Pengaruh Sertifikasi Guru| 10


kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
b. Pasal 43 ayat 2, yang berbunyi ”Sertifikasi pendidik
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi”.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen.
a. (1) Pasal 8, yang berbunyi ”Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”.
b. (2) Pasal 11 ayat 1, yang berbunyi ”Sertifikasi pendidik
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diberikan kepada guru
yang telah memenuhi persyaratan”. Ayat 2 yang berbunyi
”Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi
yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah”. Ayat 3 yang
berbunyi ”Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif,
transparan dan akuntabel”. Ayat 4 yang berbunyi ”Ketentuan
lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 dan 3 diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa landasan hukum sertifikasi sudah tertuang dengan jelas dalam UU
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang mengharuskan tenaga pendidik/guru harus memiliki kualitas
minimum dan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Lalu,
dalam UU Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen yang mewajibkan guru untuk memiliki kemampuan akademik dan
sertifikat pendidik sebagai bukti untuk menjadi tenaga pendidik yang

Pengaruh Sertifikasi Guru| 11


profesional, sertifikat tersebut didapat seorang guru melalui uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh pemerintah.

F. Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan kecakapan atau pengetahuan seseorang
dalam suatu bidang yang ditekuninya. Sama halnya dengan kompetensi
guru, yaitu kecakapan yang dimiliki oleh seorang guru dalam profesinya
sebagai seorang pendidik, yang berupa pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh seorang guru yang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan
psikomotorik terhadap peserta didik dengan sebaik-baiknya.
Jalal (2007:5), menjelaskan bahwa ”Kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial dan profesional”.
1. Kompetensi Pedagogik, yaitu meliputi pemahaman guru terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
a. Memahami peserta didik secara mendalam, maksudnya seorang
guru haruslah dapat memahami peserta didik mulai dari tingkat
pengetahuan yang dimiliki peserta didik, kepribadian peserta
didik dan mencari tahu jati diri atau identitas peserta didik. Hal
tersebut penting karena dengan begitu seorang guru dapat
mengayomi peserta didiknya.
b. Merancang pembelajaran, maksudnya seorang guru harus mampu
memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran.
Mulai dari menerapkan teori belajar dan pembelajaran,
menentukan strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik
peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, materi ajar, serta
menyusun rancangan pembelajaran.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 12


c. Melaksanakan pembelajaran, maksudnya seorang guru harus
mampu menata keberlangsungan pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran dengan kondusif sehingga terwujudnya proses
pembelajaran yang diharapkan.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, maksudnya
seorang guru harus dapat merancang dan melaksanakan evaluasi
proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan
berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar peserta didik.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya, maksudnya guru juga harus dapat
memfasilitasi peserta didik mengembangkan potensi akademik
dan nonakademik yang dimiliki peserta didik.
2. Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
a. Kepribadian yang mantap dan stabil, maksudnya seorang guru
harus bertindak sesuai dengan norma hokum dan sosial, bangga
sebagai guru dan memiliki kemantapan dalam bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku.
b. Kepribadian yang dewasa, maksudnya seorang guru harus
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
etos kerja sebagai guru.
c. Kepribadian yang arif, maksudnya seorang guru harus
menampakkan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik,
sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak.
d. Kepribadian yang berwibawa, maksudnya seorang guru harus
memiliki prilaku yang berpengaruh positif dan memiliki prilaku
yang disegani oleh peserta didik.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 13


e. Akhlak mulia dan dapat diteladani, maksudnya seorang guru juga
harus dapat bertindak sesuai dengan norma agama dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.
3. Kompetensi sosial, merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional, merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam penguasaan materi pokok keilmuan yang
terkait dengan bidang studi tertentu serta penguasaan terhadap struktur
dan metode keilmuan.
a. Menguasai materi pokok keilmuan yang terkait dengan bidang
studi, maksudnya seorang guru harus dapat memahami materi
yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep
dan metodenya sehingga sejalan dengan materi ajar.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan, maksudnya seorang
guru harus mampu menguasai langkah-langkah penelitian dan
kajian kritis untuk memperdalam ilmu pengetahuan atau materi
bidang studi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, yang mana keempat
kompetensi tersebut akan mampu mewujudkan sosok seorang guru yang
profesional dalam profesinya sebagai pendidik. Keempat kompetensi ini,
bukanlah kompetensi yang dengan mudah dapat disandang oleh seorang
guru, melainkan ia harus mamiliki kemampuan dan bakat dalam hal
mendidik. Guru profesionallah yang akan mampu mencetak peserta didik
yang berkualitas.

G. Syarat-syarat Menjadi Guru Profesional


Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang untuk
dilakukan oleh setiap orang. Pekerjaan yang disebut dengan guru tidaklah

Pengaruh Sertifikasi Guru| 14


seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang, bahwa dengan bermodal
penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal
ini belumlah dapat dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan
profesional.
Menurut Yamin (2007:23), ia menyatakan bahwa ”Guru
profesional haruslah memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus,
mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru dan lain sebagainya”.
Maksudnya, guru yang menyandang predikat profesional haruslah memiliki
berbagai keterampilan yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran.
Selain itu, seorang guru juga harus memiliki rasa cinta terhadap
pekerjaannya, sehingga ia akan mempunyai tanggung jawab terhadap
pekerjaannya tersebut, dan ia harus menjaga nama baik sebagai seorang
guru.
Menurut Hamalik (dalam Yamin, 2007:24), ia mengungkapkan
bahwa ”Guru profesional haruslah memiliki persyaratan-persyaratan yaitu:
1) memiliki bakat sebagai guru, 2) memiliki keahlian sebagai seorang guru,
3) memiliki keahlian yang baik dan terindegrasi, 4) memiliki mental yang
sehat, 5) berbadan sehat, 6) memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
luas, 7) guru adalah manusia berjiwa pancasila, 8) guru adalah seorang
warga negara yang baik”. Maksudnya, jelas bahwa seorang guru yang
menyandang predikat profesional haruslah memiliki berbagai persyaratan
yang dapat mendukung terwujudnya tujuan pembelajaran, seperti yang
disebutkan oleh Hamalik di atas.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa
profesi seorang guru bukanlah suatu profesi yang dengan mudah dapat
dilakukan oleh setiap orang. Namun, menjadi seorang guru profesional
dituntut untuk memiliki syarat-syarat tersendiri yang dengan hal tersebutlah
membuktikan kelayakan seorang guru dalam profesinya.

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Pengaruh Sertifikasi Guru| 15


Faktor merupakan hal yaitu berupa keadaan atau peristiwa yang
ikut mempengaruhi terjadinya sesuatu. Begitu juga dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi mutu pendidikan, yaitu hal-hal yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya mutu pendidikan.
Mortimore (dalam blog Hendyat Soetopo), ia mengemukakan
bahwa ”Ada beberapa faktor yang perlu dicermati agar kualitas pendidikan
dapat ditingkatkan, yaitu:
1. Kepemimpinan yang positif dan kuat. Maksudnya, bahwa tidak dapat di
pungkiri, kalau faktor kepemimpinan yang diterapkan sangat
menentukan peningkatan mutu pendidikan. Jika kepemimpinannya baik
maka mutu pendidikan juga akan baik.
2. Harapan yang tinggi merupakan tantangan bagi berfikir siswa.
Maksudnya, mutu pendidikan dapat diperoleh jika harapan yang
diterapkan kepada peserta didik memberikan tantangan kepada mereka
untuk berkompetisi mencapai tujuan pendidikan.
3. Monitor terhadap kemajuan siswa. Maksudnya, aspek monitor menjadi
penting karena keberhasilan siswa tidak akan terekam dengan baik
tanpa adanya aktivitas monitoring.
4. Tanggung jawab siswa dan keterlibatannya dalam kehidupan sekolah.
Maksudnya, pendidikan akan berkualitas jika menghasilkan lulusan
yang bertanggung jawab, disiplin, kreatif, dan terampil.
5. Intensif dan hadiah. Maksudnya, penerapan pendidikan yang
memberikan hadiah dan intensif bagi keberhasilan pendidikan akan
meningkatkan usaha belajar siswa.
6. Keterlibatan orang tua dalam kehidupan sekolah. Maksudnya, faktor ini
telah menjadi klasik sebagai realisasi dari tanggung jawab pendidik.
Orang tua memeliki peran yang tidak kalah penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan peserta didik.
7. Perencanaan dan pendekatan yang konsisten. Maksudnya, melalui
perencanaan yang matang, baik materi ajar dan yang lainnya, akan

Pengaruh Sertifikasi Guru| 16


mampu mewujudkan kualitas pendidikan yang bermutu dan mampu
bersaing dengan derasnya arus globalisasi.
Sejalan dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu
pendidikan dapat ditingkatkan melalui berbagai macam cara. Cara tersebut
dapat dilakukan oleh masing-masing lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Mulai dari membentuk lembaga pendidikan berlandaskan
kepemimpinan yang baik, mengenal kepribadian peserta didik, bekerja
sama dengan orang tua peserta didik serta menyalurkan ilmu yang dapat
diserap oleh peserta didik melalui berbagai metode yang kreatif, hal tersebut
hanya dapat dilakukan oleh guru yang profesional.

I. Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru


Ketika berbicara tentang kinerja guru dalam mengasuh mata
pelajaran, maka akan terlontar banyak pertanyaan tentang bagaimana
dampak dari kinerja guru tersebut. Pemerintah telah mengadakan program
sertifikasi untuk mencari guru-guru yang mampu dan ahli dalam bidangnya.
Melalui sertifikasi telah membuktikan bahwa banyak guru yang mulai
sejahtera. Dengan demikian, para guru dapat dengan leluasa untuk
menjalankan profesi keguruannya.
Sertifikasi juga memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
kinerja guru, hal ini terlihat jelas setelah sertifikasi guru semakin memiliki
rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Selain itu, setelah sertifikasi
guru memiliki lebih banyak keterampilan dan dapat meningkatkan lagi
kompetensi yang dimilikinya melalui berbagai pelatihan dalam sertifikasi.
Hal ini menunjukkan bahwa sertifikasi telah memberikan peran
dan andil penting dalam peningkatan kinerja guru. Sertifikasi memiliki
peranan yang berarti sehingga kinerja guru dapat lebih meningkat.
Dalam rangka memperoleh profsionalisme guru, hal yang diujikan
dalam sertifikasi adalah kompetensi guru. Sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, kompetensi guru meliputi empat

Pengaruh Sertifikasi Guru| 17


komponen yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial.
Namun demikian,setelah adanya sertifikasipendidik, kinerja guru masih
dirasa kurang meningkat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyono dkk (2008 )di SMP
Negeri 1 Lubuklinggau menunjukan bahwa dampak sertifikasi terhadap
kinerja guru belum mengalami perubahan.Para pendidik di sekolahan tersebut
belum mampu mengaplikasikan empat komponen tentang standar nasional
pendidikan.Dampak sertifikasi pada komponen yang pertama yaitu pada
kompetensi pedagogic,para guru belum mengalami perubahan yang lebih baik
dalam memeberikan pembelajaran pada siswanya.
Pemberian teori belajar dan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik pun belum mampu sepenuhnya dilakukan oleh para guru.Komponen
yang kedua yaitu pada komponen kompetensi profesionalitas guru juga belum
mengalami peningkatan setelah adanya sertifikasi.Para guru belum mampu
meningkatkan efektifitas belajar siswa dan juga belum ada peningkatan dalam
guru untuk lebih aktif mengikuti berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan profesionalitas dalam bidangnya seperti diklat,Lokakarya,dan
MGMP.
Komponen yang ketiga yaitu komponen kompetensi social
guru,dalam komponen ini guru dituntut untuk meningkatkan rasa sosialnya
seperti untuk lebih berinteraksi dengan masyarakat agar berperan serta dalam
pendidikan putra-putrinya.Komponen yang keempat adalah komponen
kompetensi kepribadian guru,pada komponen ini guru juga belum mengalami
peningkatan yang signifikan untuk lebih berkomitmen dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru yang professional.Selain itu,guru belum bisa bersikap
wajar dalam hal berpakaian dan memakai perhiasan yang mencolok.
Kinerja guru dinilai meningkat hanya saat guru-guru belum lolos
sertifikasi dan setelah mendapatkan sertifikasi kinerja guru menjadi
menurun seperti para guru menjadi enggan untuk mengikuti seminar atau
pelatihan untuk peningkatan kualitas diri,padahal sebelum mendapat
sertifikasi para guru menjadi lebih sering mengikuti pelatihan untuk

Pengaruh Sertifikasi Guru| 18


peningkatan kualitas diri.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) mengenai dampak sertifikasi profesi guru
terhadap kinerja guru menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Setelah
mengolah data 16 dari 28 provinsi yang diteliti hasilnya menunjukan bahwa
peningkatan kinerja yang diharapkan dari guru yang sudah bersertifikasi,
seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja, pembelajaran, atau peningkatan
diri, dinilai masih tetap sama.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 19


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dengan adanya program sertifikasi guru diharapkan kinerja guru
akan meningkat sehingga mutu pendidikan di Indonesia juga akan
meningkat ke arah yang lebih baik.Setelah sertifikasi diharapkan guru dapat
memenuhi empat komponen seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 28, kompetensi guru meliputi empat komponen
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional,
dan social.Namun dalam prakteknya,banyak guru yang tidak dapat
memenuhi keempat komponen tersebut dan dari beberapa penelitian juga
menunjukan bahwa kinerja guru tidak meningkat setelah adanya sertifikasi
dan cenderung masih sama sebelum adanya sertifikasi. Untuk menjaga mutu
guru yang sudah lolos sertifikasi seharusnya ada pola pembinaan dan
pengawasan yang terpadu dan berkelanjutan bagi para guru.

B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan
kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada Guru, agar lebih meningkatkan lagi kinerjanya dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Hal ini dikarenakan ia telah
mendapatkan pembuktian sebagai seorang guru yang professional,
maka selayaknyalah ia menciptakan iklim kerja yang baik pula, yang
hakikatnya dapat berdampak terhadap peserta didik. Buatlah agar
masyarakat luar beranggapan kalau sertifikasi yang telah Bapak/Ibu
dapatkan bukan hanya sebuah sertifikat biasa, namun menjadi jaminan
sebagai bukti yang dapat meningkatkan kinerja seorang guru yang
profesional.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 20


2. Kepada Kepala Sekolah, agar dapat memberikan fasilitas yang lebih
memadai lagi kepada setiap guru, sehingga dengan demikian sang guru
tersebut dapat menciptakan kinerja yang lebih baik dalam profesinya
sebagai seorang pengajar. Misalnya dengan menyediakan lebih banyak
lagi bahan bacaan yang bermutu di perpustakaan atau bahkan
menyediakan ruangan kelas yang lebih efisien serta lebih
memperhatikan kesejahteraan tenaga pengajar, misalnya guru yang
telah disertifikasi.
3. Kepada Siswa, agar lebih terlibat aktif dalam proses belajar mengajar,
karena seprofesional apapun tenaga pengajarnya dan dengan kinerja
yang besar dari seorang guru, jika siswa tersebut tidak melibatkan
dirinya dalam proses pembelajaran, maka kecil kemungkinan guru atau
tenaga pengajar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Semua
kembali lagi pada pribadi masing-masing siswa.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 21


DAFTAR PUSTAKA

Mulyono,dkk.2008.” Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1


Lubuklinggau”.www.pdfqueen.com.Diunduh pada 28 Oktober.
Firman Parlindungan.2009 . “Pengaruh Negatif Sertifikasi Guru Berbasis
Portofolio Terhadap Kinerja dan Kompetensi Guru
“.www.infodiknas.com.Diunduh pada 28 Oktober.
Rahadian,Randy.2009.”Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja
Guru” . http://www.randyrahadian.blog.upi.edu. Diunduh pada 3 Desember.
Anonim.2009. ”Kinerja Guru Rendah Produktivitas Tinggi Saat Mengikuti
Sertifikasi”. http://www.penapendidikan .com .Diunduh pada 3 Desember.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Bandung: Bumi Aksara.
Hendyat Soetopo, http://www.masbied.com/2011/09/16/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi peningkatan-mutu-pendidikan/. diankses tanggal 20/08/2013.
Jalal, Fasli. 2007. Pembinaan dan Pengembangan Profesi guru (Sertifikasi
Guru). Jakarta: Direktorat Profesi Pendidik.
Mulyasa, E. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.
Panitia Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Bireuen: FKIP Universita
Almuslim.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Yamin, Martinis. 2007. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jambi: Gaung
Persada Press.
Yamin, Martinis. Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Sudjana. 2002. Statistik pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Pengaruh Sertifikasi Guru| 22

Anda mungkin juga menyukai