Anda di halaman 1dari 11

Kebijakan Sertifikasi Guru sebagai upaya dalam meningkatkan Profesionalisme Guru

Abstrak :

Tulisan ini membahas mengenai tentang bagaimana kebijakan sertifikasi guru yang
dikeluarkan pemerintah guna meningkatkan Profesionalisme, Pemerintah secara resmi telah
mencanangkan bahwa profesi guru disejajarkan dengan profesi lainnya sebagai tenaga
profesional. Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan karena guru sebagai
agen pembelajaran merupakan ujung tombak peningkatan proses pembelajaran di dalam kelas
yang akan berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Pengakuan kedudukan guru sebagai
tenaga profesional dibuktikan dengan sebuah sertifikat profesi guru yang diperoleh melalui uji
sertifikasi. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan sebagai
guru profesional sertifikasi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk menentukan kelayakan guru
dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidik
nasional.

Pendahuluan

Kualitas pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan. Ini dibuktikan dengan data


UNESCO (2012) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index),
yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala
yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di dunia
internasional, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh
dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.
Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI),
Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011.

Untuk mewujudkan Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembelajaran perlu
ditingkatkan Kualitas guru di Indonesia.Hal ini terkait dengan kualifikasi akademik seorang guru
dalam melakukan proses belajar mengajar yang ditujukan kepada siswa dalam proses belajar
mengajar. Di kalangan masyarakat, Guru di pandang sebelah mata dengan Profesi lainnya.
Rendahnya pengakuan masyarakat terhadapat guru menurut tabrani Rusyan ( Nurdin, 2004:192)
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa siapapun dapat menjadi guru, asalakan
berpengetahuan, walaupun tidak mengerti didaktik metodik
2. Kekurangan tenaga guru di daerah terpencil memberikan peluang untuk mengangkat
seseorang yang tidak mempunyai profesional untuk menjadi guru

3. Banyak tenaga guru sendiri yang belum menghargai profesinya sendiri, apalagi
berusaha mengembangkan profesi tersebut. Perasaan rendah diri karena menjadi guru masig
menggelayut di hati mereka sehingga melalukan penyalah gunaan profesi untuk kepuasan den
kepentingan pribadi yang hanya akan menambha pudar wibawa guru di mata masyarakat.

Pemerintah tidak pernah berhenti berupaya meningkatkan profesionalisme guru dan


kesejahteraan guru. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka
peningkatan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, serta perlindungan hukum dan perlindungan
profesi bagi mereka, langkah langkah strategis ini perlu diambil, karena apresiasi tinggi suatu
bangsa terhadap guru sebagai penyandang profesi yang bermartabat suatu bangsa. Pendidikan
yang berkualitas hanya akan dapat diwujudkan jika terdesia guru yang berkualitas.

Penentuan kualitas pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kualitas profesionalisme


guru. Menurut Riyanto (2008:14) profesionalisme atau tidaknya profesi guru tergantung pada
faktor profesional atau tidaknya model pendidikan guru, baik guru pada tingkat pendidikan anak
usia dini (PAUD), pendidikan dasar, maupun pendidikan menengah, bahkan dalam beberapa hal
pada tingkat pendidikan tinggi.

Undang undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatihkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal , pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tugas guru sebagai profesi
meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai. Dengan mengajar berati mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan pada
siswa tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai
orang tua kedua. Ia mampu menerima simpati sehingga ia menjadi idolan para siswanya.
Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya. Setelah
dikeluarkan UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, istilah sertifikasi menjadi istilah yang
sangat popular dan menjadi topik pembicaraan di dunia pendidikan. Program sertifikasi
merupakan salah satu program pemerintah untuk menunjang profesionalisme guru tercantum
dalam permendiknas Nomor 8 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dan jabatan
Sertifikasi guru merupakan program yang menjanjikan bagi guru. Selain pemerintah
bermaksud ingin meningkatkan Profenalisme guru, juga untuk meningkatkan taraf hidup guru
( Mukhtar, 2011) sehingga tugas utama guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa bisa
terlaksana sesuai dengan target capaian yang diharapkan, selain itu taraf hidup guru di Indonesia
diharapkan akan lebih meningkat. Sertifikasi merupakan proses mendapatkan sertifikat profesi.
Sertifikasi guru tidak hanya bertujuan untuk mendapat sertifikasi pendidik saja namun dengan
adanya sertifikasi di harapkan kinerja guru akan menjadi lebih baik dan tujuan pendidikan
nasional akan tercapai dengan baik. Guru yang telah disertifikasi bisa menjadi guru yang
profesional, bisa mengajar dengan baik, bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, dan dapat menunjukan tinggi profesi guru sehingga profesi guru akan lebih dihargai
dan tidak akan diremehkan lagi.

Program sertifikasi guru memiliki peran yang strategis dalam bidang pendidikan, bahkan
sumber daya pendidikan lain yang memadai seringkali kurang berarti apabila tidak disertai
dengan kualitas guru yang memadai. Dengan begitu juga yang terjadi sebaliknya, apabila guru
berkualitas kurang ditunjang oleh sumberdaya pendukung lain yang memadai, juga dapat
menyebabkan kurang optimal dalam kinerjanya. Oleh karena itu, guru merupakan sebagai ujung
tombak dalam upaya untuk meningkatan kualitas sistem layanan dan hasil pendidikan. Dengan
berbagai kasus, kualitas layanan sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan dengan kualitas
guru. Dengan begitu itu, pentingnya peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan dengan
melalui upaya untuk meningkatan kualitas guru

Metode penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan ( library research) yaitu serangkaian
penelitian yang berkenaan dengan mtode pengumpulan data pustaka,atau penelitian yang obyek
penelitiannya digali melalui beragam informasi kepustakaan ( buku, ensiklopedia, jurnal
ilmiah,koran, majalah dan dokumen).Penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature
review,lierature researce) merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau secara kritis
pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi akademik
( academic oriented), serta merumuskan kontribusi teoritis dan metodologinya untuk topik
tertentu. Fokus penelitian kepustakaan adalah menemukan berbagai teori, hukum, dalil, prinsip
atau gagasan yang digunakan untuk menganalisis dan memecahkan pertanyaan penelitian yang
dirumuskan. Adapun sifat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif yairu penguraian secara
teratur data yang telah di peroleh, dan di simbulkan sesuai dengan pemahaman sendiri sehingga
menghasilkan bacaan baru yang mudah dimengerti oleh pembaca. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan filosofi . dimana pendekatan filosofi merupakan pendekatan yang dilakukan
untuk melakukan penalaran dan penyusunan suatu data secara sistematis berdasarkan sudut
pandang tertentu.

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh bukan dari pengamatan langsung. Akan tetapi data tersebut di peroleh dari hasil
penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti peneliti sebelumnya. Sumber data sekunder yang
dimaksud berupa buku dan laporan ilmiah primer atau asli yang terdapat dalam artikel atau jurnal.

Hasil dan Analisis

Sertifikasi Guru
Pengertian Sertifikasi merupakan program pemerintah untuk meningkatkan
profesionalisme guru di Indonesia. Terdapat beberapa pasal yang tertuang di dalam Undang-
Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengenai sertifikasi diantaranya :
1) Pasal 1 butir 11: Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru dan dosen.
2) Pasal 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
3) Pasal 11 butir 1: Sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
4) Pasal 16: Guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.

Sertifikasi guru menjadi landasan menjamin keberadaan guru yang profesional untuk
mewujudkan pendidikan nasional.Pelekasanaan sertifikasi guru diharapkan mampu sebagai solusi
terkait dengan pencapaian standar guru yang berkualitas dan profesional.Kebijakan sertifikasi
guru melalui Permendiknas No. 18/2007 merupakan salah satu upaya Depatemen Pendidikan
Nasional Depdiknas dalam rangka meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru sehingga
pembelajaran di sekolah menjadi berkualitas.
Menurut Jalal (2007), sertifikasi guru memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
3. Meningkatkan martabat guru
4. Meningkatkan profesionalitas guru

Tujuan sertifikasi sebagai program pemerintah yaitu salah satunya untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Menurut Wibowo (dalam Mulyasa, 2007), mengungkapkan bahwa sertifikasi
guru bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
1) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
2) Melindungi masyarakat dari praktekpraktek yang tidak kompeten, sehingga
merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.
3) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar
yang kompeten.
4) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan.
5) Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan.
Sudjanto (2009), mengungkapkan bahwa manfaat sertifikasi guru adalah sebagai berikut:
a) Melindungi profesi guru dari praktikpraktik yang tidak kompeten, yang dapat
merusak citra profesi guru.
b) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
tidak profesional.
c) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari
keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuanketentuan
yang berlaku
Dengan kata lain tujuan sertifikasi untuk meningkatkan mutu dan menentukan kelayakan
guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Adapun manfaat yang nantinya akan dirasakan setelah sertifikasi guru dilaksanakan
dapat dirinci sebagai berikut :
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak
citra profesi guru.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak
profesional.

c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK, dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi
pengguna layanan pendidikan.

d. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

e. Meningkatkan kesejahteraan guru dengan adanya tunjangan profesi

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat
pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional
merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.
Sedangkan sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi
penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan
kepada guru sebagai tenaga profesional.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen legalitas yang diperoleh dari uji kompetensi
disebut sertifikat pendidik. Pendidik yang dimaksud disini adalah guru dan dosen. Proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru disebut sertifikasi guru dan untuk dosen disebut
sertifikasi dosen. Pelaksanaan suatu kegiatan besar secara nasional seperti sertifikasi guru ini,
tentunya mempunyai tujuan dan manfaat bagi guru.

Pengertian dan Pentingnya Guru Profesional

Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung
jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan itu. Sedangkan profesional menunjuk dua hal, yakni
orangnya dan penampilan atau kinerja orang itu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Sementara profesionalisme menunjuk kepada derajat atau tingkat penampilan seseorang sebagai
seorang profesional dalam melaksanakan profesi yang mulia itu (Syamsudin :1999).

Dengan memperhatikan definisi tersebut, maka pengertian pendidik yang tertuang di


dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahuan 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dalam pasal 39 yaitu : Pasal (1) Tenaga kependidikan bertugas melaknsakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayaran teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pasal (2), Pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi.

Istilah profesional berasal dari profession yang berarti pekerjaan. Profesionalisme adalah
suatu tingkah laku, suatu tujuan atau rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya
suatu profesi (the conduct, aims or qualities, that characterize a profession). Profesionalisme
mengandung pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sumber penghidupan
(the following of a profession for gain or livehood) (Anoraga, 2005).

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang bermutu. Untuk
dapat menjadi guru profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualkan
diri. Pemberian prioritas yang sangat rendah pada pembangunan pendidikan selama beberapa
puluh tahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat luas bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru
harus memiliki rasa keterpanggilan untuk melaksanakan tugasnya dengan melakukan perbaikan
kualitas pelayanan terhadap peserta didik baik dari segi intelektual maupun kompetensi lainnya
yang akan menunjang perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Muhamad (2004) menyatakan bahwa : Seorang guru profesional dituntut juga harus
banyak belajar, membaca, menulis, dan mendalami teori tentang profesi yang digeluti. Profesi
bukanlah sesuatu yang permanen, ia akan mengalami perubahan dan mengikuti perkembangan
kebutuhan manusia, oleh karena itu penelitian terhadap suatu tugas profesi sangat dianjurkan.
Pelaksanaan kegiatan kita akan mencapai maksimal apabila dilakukan dengan meraba-raba atau
mencoba-coba, akan tetapi suatu penerapan harus memiliki pedoman teoritis yang teruji
kevalidannya. Ini berarti seorang yang profesional bekerja dengan mengandalkan teori, praktik
dan pengalaman, berbeda dengan pekerjaan yang non profesional yang hanya berdasarkan praktik
dan pengalaman.

Prinsip-prinsip profesionalitas menurut UU No.14/2005 Pasal 7 (1) antara lain; (a)


memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism
(2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia;

(3) memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas

(4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

(5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesionalitas

(6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja

(7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan


dengan belajar sepanjang hayat

(8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

(9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Pemberdayaan profesi guru/dosen menurut UU No.14/2005 pasal 7 (2) diselenggarakan


melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif,
dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

Muslich (2007) menjelaskan beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru professional
yaitu sebagai berikut:

1) Mengenal secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani

2) Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajaran, baik dari segi, Substansi dan metodologi
bidang ilmu (disciplinary content knowledge), maupun pengemasan bidang ilmu menjadi bahan
ajar dalam kurikulum (pedagogical content knowledge).

3) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, mencakup:

a) Perancangan program pembelajaran berdasarkan serangkaian keputusan situasional

b) Implementasi program pembelajaran termasuk penyesuaian sambil jalan (midcourse)


berdasarkan on going transactionaldecision berhubungan dengan adjustments dan reaksi unik
(idiosyncratic response) dari peserta didik terhadap tindakan guru
c) Mengakses proses dan hasil pembelajaran

d) Menggunakan hasil assesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran dalam rangka
perbaikan pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan.

Sertifikasi terhadap Profesionalisme Guru

Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui sertifikasi
dimana dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan kepatutan yang harus dijalani
seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara ideal telah ditetapkan. Dengan adanya sertifikasi
akan memacu semangat guru untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ilmu, dan
profesionalisme dalam dunia pendidikan

Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat


pendidik ini diberikan kepada guru yang memenuhi standar profesional guru. Standar profesional
guru tercermin dari uji kompetensi. Uji kompetensi dilaksanakan dalam bentuk penilaian
portofolio dan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. Pendidikan dan pelatihan profesi guru
diakhiri dengan ujian yang mencakup empat kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional. Program sertifikasi merupakan program pemerintah yang salah satu
tujuannya adalah untuk meningkatkan kepuasan kerja bagi para guru. Karena menurut Anogara
(2005) kepuasan kerja merupakan sikap yang positif yang menyangkut penyesuaian diri yang
sehat dari para pekerja terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk didalamnya masalah gaji,
kondisi sosial, kondisi fisik dan psikologis.

Pelaksanaan program sertifikasi tujuan dasarnya adalah untuk meningkatkan mutu


pendidikan. Karena dengan meningkatnya kualitas pendidikan, maka akan dapat pula
mendongkrak kualitas pendidikan bangsa Indonesia saat ini. Meski proses sertifikasi guru sudah
memasuki periode keempat, bukan berarti kendala dan permasalahan yang menyertai sertifikasi
guru sirna

Dampak lain dari program sertifikasi guru yaitu harapan peningkatan dalam beberapa
aspek terutama aspek kedisiplinan kerja dan aspek kedisiplinan administratif akademik. Seperti
perubahan disiplin dalam mengajar, aktif mengikuti berbagai kegiatan akademik di sekolah,
pembimbingan siswa, serta aktif dalam kegiatan pembimbingan ekstrakulikuler. Selain itu
kedisiplinan administratif akademik pun tak luput dari capaian harapan di dunia pendidikan,
seperti memperhatikan perancangan skenario pembelajaran, mengupayakan media pembelajaran,
mengisi daftar hadir kerja, serta pengembangan sistem evaluasi

Dengan adanya sertifikasi, diharapkan kompetensi guru sebagai agen pembelajaran akan
meningkat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan kompetensi guru yang
memenuhi standar minimal, maka kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran dapat
meningkat. Kualitas pembelajaran yang meningkat akan bermuara akhir pada terjadinya
peningkatan prestasi hasil belajar siswa. Dampak sertifikasi terhadap perilaku ekonomi terutama
kehidupan perekonomian para guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik diharapkan
adanya perubahan kualitas hidup. Kualitas hidup yang baik dapat mendorong guru agar mampu
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi

Selain mendapatkan sertifikat pendidik, guru yang telah lulus sertifikasi juga akan
mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok. Salah satu alat motivasi yang dapat
digunakan untuk memotivasi seseorang adalah alat motivasi yang berupa materiil (uang dan
barang) dan non materiil (medali/piagam). program sertifikasi profesi guru yang diadakan oleh
pemerintah akan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru. Yang pada akhirnya akan
meningkatkan profesionalisme guru di dunia pendidikan

Simpulan

Sertifikasi guru merupakan kebijakan yang sangat strategis karena langkah dan tujuan
melakukan sertifikasi guru untuk meningkatkan kualitas guru dan dengan telah dikeluarkannya
peraturan pemerintah tentang sertifikasi guru diharapkan adanya kesejajaaran pengakuan profesi
guru. Dampak lain dari program sertifikasi guru yaitu harapan peningkatan dalam beberapa aspek
terutama aspek kedisiplinan kerja dan aspek kedisiplinan administratif akademik. Seperti
perubahan disiplin dalam mengajar, aktif mengikuti berbagai kegiatan akademik di sekolah,
pembimbingan siswa, serta aktif dalam kegiatan pembimbingan ekstrakulikuler. Selain itu
kedisiplinan administratif akademik pun tak luput dari capaian harapan di dunia pendidikan,
seperti memperhatikan perancangan skenario pembelajaran, mengupayakan media pembelajaran,
mengisi daftar hadir kerja, serta pengembangan sistem evaluasi

Dengan adanya sertifikasi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam


melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik dan pengajar yang didasarkan pada kecakapan
dan kemampuannya dalam rangka pembinaan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai serta meningkatkan kompetensi profesional guru. Selain itu, program
sertifikasi tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan bagi guru di Indonesia sehingga akan
meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan harapan kualitas tenaga
kependidikan secara nasional.

Daftar Rujukan :

Abin Syamsudin,(1999), Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan.


Bandung :PPS Univesitas Pendidikan Indonesia

Anoraga, Pandji. (2005). Psikologi kerja. Jakarta : Rineka Cipta

Fajar,Arnie. 2006. Peranan Sertifikasi Guru dalam Meningkatkan profesionalisme Guru. Dalam
Makalah Seminar nasional Sosialisasi Sertifikasi Guru dalam memaknai UU No.14 Tahun 2005.
Bandung: Disdik Jawa Barat

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 057/O/2007 tentang


Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan.

Mucklas dkk. 2006. Mengenai Sertifikasi Guru di Indonesia. Surabaya: SIC

Mukhtar, A.D. (2011). Pengaruh Sertifikasi Terhadap Profesionalisme Guru-Guru di SMA


Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: UMY

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang

Undangs Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai