SEJARAH
KELAS
Disusun Oleh
Nilam Insani Mukhlisa, S.Pd X
SEMESTER 2
MODUL AJAR
A. INFORMASI UMUM
1 Identitas
Nama : Nilam Insani Mukhlisa, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Padang
Jenjang Sekolah : SMA
Kelas : X Fase E
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tahun : 2022/2023
2 Capaian Pembelajaran
Peserta didik memahami konsep dasar konsep dasar kerajaan Hindu-Budha;
menganalisis manusia dalam kerajaan Hindu-Budha; menganalisis kerajaan-kerajaan
Hundu-Budha dalam dimensi masa lalu, masa kini dan masa depan; menganalisis
kerajaan Hindu-Budha dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis kerajaan Hindu-Budha secara diakronis (kronologis)
maupun sinkronis.
3 Indikator Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menjelaskan dan menganalisis peristiwa sejarah di Indonesia
(Kerajaan Hindu-Budha) serta memaknai nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan
dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa kini.
4 Lingkup Materi
Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha
5 Profil Pelajar Pancasila
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Mandiri
Berkebhinekaan Global
Bernalar Kritis
Kreatif
6 Sarana Prasarana
1. Akses Internet
2. Buku Teks Sejarah
3. Spidol
4. White bord
5. Lembar kerja
6. Handout materi
7. LCD Proyektor
7 Target Peserta Didk
Peserta didik Reguler
8 Model dan Metode Pembelajaran Yang digunakan
Model : Problem Based Learning
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Penugasan
9 Sumber Belajar
1. Internet:
Imran, Amrin. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah: Kerajaan Hindu-Buddha.
Jakarta: IchtiarBaru van Hoeve.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013.Sejarah
Indonesia X.Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif
Poesponegoro, Marwati Djoened. 1984. Sejarah nasional Indonesia II. Jakarta:
Balai Pustaka.
2. Artikel dalam jurnal yang relevan
3. Video dan gambar dari youtube yang relevan
10 Alat dan Bahan
1. Media
a. Video / gambar terkait dengan materi pembelajaran
2. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. Alat tulis
c. Infokus
B. KOMPONEN INTI
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran berbasis masalah pada lingkup materi Akulturasi
Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menganalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada seni
bangunan
2. Menganilisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada seni
rupa dan seni ukir
3. Mengalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada seni
pertunjukan
4. Menganalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada seni
sasrta dan aksara
5. Menganalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada sistem
kepercayaan
6. Mengalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada sistem
pemerintahan
7. Mengalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada arsitektur
2. Pemahaman Bermakna
B. Assesment
Di akhir pembelajaran modul ini, guru memberikan assesment kepada peserta didik untuk
menguji kemampuan mereka, dengan cara :
Assessment Diagnostik
Non kognitif : melalui tanya jawab dengan peserta didik dan analisis gaya belajar
peserta didik
Kognitif : melalui tanya jawab dengan peserta didik dan analisis pengetahuan awal
peserta didik
Assessment Formatif
- Individu: 1) pengamatan selama proses pembelajaran
2) penilaian diri
- Kelompok: 1) penilaian antar teman
Asessment Sumatif
Individu : Latihan soal Evaluasi
C. Kriteria Penilaian
No Pengayaan Poin
1 Jelaskan perbedaan system kepercayaan yang dianut 20
masyarakat indonesia sebelum dan sesudah pengaruh
budaya hindu budha!
2 Apa itu akulturasi? 10
3 Berikan contoh pengaruh budaya hindu-budha di 20
nusantara yang masih ada hingga saat ini
Total Poin X 2 50 X 2 = 100
Assessment Formatif
Berikan nilai 1-3 pada kriteria yang sesuai dengan kondisi peserta didik
∑
Nilai : x 100
Keterangan:
Gotong Royong 3 Jika peserta didik terlibat aktif bekerja sama dengan teman
dalam kegiatan diskusi
2 Jika peserta didik cukup terlibat aktif bekerja sama dengan
teman dalam kegiatan diskusi
1 Jika peserta didik belum terlibat aktif bekerja sama dengan
teman dalam kegiatan diskusi
Penilaian Individu
Nama: ___________________
Kelas: ___________________
Petunjuk : berikan tanda centang ( ) pada kolom yang sesuai dengan kondisi kalian
1
2
3
Dst
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
4. Penilaian Antar Teman: Setiap kelompok diberikan rubrik penilaian antar teman
ketika sedang berdiskusi
Keterangan:
No Butir Pernyataan
A Teman saya berpartisipasi aktif dalam kelompok pada penyelesaian tugas
B Teman saya mengikuti penyelesaian tugas tugas kelompok hingga selesai
C Teman saya menuntaskan tugas kelompok sesuai dengan pembeagian tugas dalam
kelompok
D Tema saya menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
E Teman saya menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu
Assessment Sumatif
- Rubrik Penilaian Tes Tertulis (Esai dan Pilihan Ganda)
ESSAY
Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor
Pilihan Ganda
2. Candi adalah salah satu contoh bentuk akulturasi budaya Hindu – Budha dengan
budaya asli Indonesia karena bentuk candi di Indonesia merupakan ....
3. Berikut yang bukan merupakan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha bagi
masyarakat Indonesia adalah...
a. berkembangnya teknologi pembuatan candi
b. dikenalnya sistem kasta pada masyarakat Hindu
c. mulai dikenalnya konsep raja dan kerajaan
d. dikenalnya sistem kasta pada masyarakat Budha
e. mulai dikenalnya aksara dan kesusastraan
4. Salah satu bentuk akulturasi budaya Indonesia dengan Buddha dalam bidang seni
rupa, tampak pada relief candi Borobur yang menggambarkan kisah perjalanan hidup
Sang Buddha namun ....
5. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari candi pada zaman kerajaan Hindu dan Buddha,
kecuali...
a. menyimpan abu jenazah
b. pusat aktivitas para biksu
c. tempat rekreasi keluarga raja
d. tempat pemujaan
e. simbol kebesaran raja
6. Berkut ini yang merupakan salah satu bukti akulturasi dalam bidang pemerintahan
yaitu ...
a. seorang raja harus berwijaya dan dinilai memiliki kekuatan gaib
b. ketua suku dipilih berdasarkan garis keturunannya
c. tidak adanya sistem pemerintahan yang baku
d. ketua suku mengangkat dirinya sendiri menjadi pemimpin
e. raja tidak disembah dan jika sudah meninggal, rohnya dipuja-puja
7. Bangsa Indonesia tidak menerima begitu saja pengaruh budaya india, hal ini tampak
dari bukti-bukti berikut, kecuali .....
a. Masyarakat indonesia telah memiliki dasar dasar kebudayaan yang
cukup tinggi sebelum masuknya budaya india
b. Masyarakat indonesia memiliki kepercayaan diri yang besar untuk tidak
menerima begitu saja budaya india yang masuk
c. Perkembangan budaya di Indonesia sudah lebih dulu
dibandingakan perkembangan budaya di India
d. Masyarakat indonesia tisak berminat untuk meniru budaya dari india
e. Budaya yang masuk dari india terlalu sulit ditiru oleh bangsa indonesia
8. Seni pertunjukkan wayang adalah salah satu unsur budaya asli indonesia yang telah
masuknya budaya hindu-budha terjadi akulturasi. Wujud akulturasi budaya indonesia
dengan budaya hindu-budha dalam seni pertunjukkan wayang terdapat pada ......
a. Peralatannya
b. Dalangnya
c. Tempat pergelarannya
d. Cerita dan tokohnya
e. Waktu pertunjukkannya
10. Salah satu faktor yang menyebabkan kebudaya hindu budha yang masuk ke indonesia
tidak diterima begitu saja oleh masyarakat indonesia adalah adanya local genius, yaitu
kecakapan suatu bangsa untuk .....
a. Mengambil alih kebudayaan asing sehingga menjadi bagian dari
kebudayan sendiri
b. Memilih kebudayaan asing yang sesuai dengan kepribadian bangsa
c. Mengembangkan kebudayaan asing sehingga menjadi berbeda
bentuknya
d. Menyerap pengaruh asing dan memanfaatkannya demi mencapai
kemajuan
e. Menerima unsur-unsur budaya asing dan mengolahnya sesuai
dengan kepribadian
PENGAYAAN
Kegiatan pembelajaran pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik yang menurut guru
telah mencapai capaian pembelajaran. Bentuk pengayaan dapat diberikan oleh guru adalah
a. Memberikan sumbur bacaan lanjutan yang sesuai dengan topik yang dipelajari oleh
peserta didik, kemudia disampaikan oleh peserta didik yang bersangkutan pada sesi
berikutnya
b. Membantu peserta didik lain yang belum mencapai capaian pembelajaran sehingga
sesama peserta didik dapat saling membantu mencapai capaian pembelajaran.
REMEDIAL
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai capaian
pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya. Dalam kegiatan remedial,
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya:
a. Guru melakukan pertemuan satu per satu ( one on one meeting) dengan peserta didik
untuk menanyakan hambatan belajarnya, meningkatkan motivasi belajarnya dan
memberikan umpan balik kepada peserta didik
b. Memberikan aktivitas belajar tambahan di luar jam pembelajaran, baik dilakukan
secara mandiri maupun bersama temannya dengan catatan:
1) Menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik
2) Membantu menyelesaikan hambatan belajarnya
GLOSARIUM
Akulturasi Suatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat
dengan suatu kebudayaan dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan
asing dimana unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun
melebur ke dalam kebudayaan asli dengan tidak menghilangkan
kepribadiaan kedua unsur kebudayaan tersebut
Dewa Raja Konsep dalam hidnu budha yang memuja dan menganggap raja
memiliki sikap kedewaan
Local Genius Kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh
kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan
Primus Interpares Sistem pemilihan seorang pemimpin atau kepala adat atau kepala suku
yang cara pelaksanaanya berdasarkan musyawarah, kriterianya
berdasarkan kelebihan fisik dan spritiul, cara pelaksanaanya dalam
nusantara pada masa pra aksara yaitu setiap suku ada segala urusan
dipimpin oleh kepala suku
Akulturasi
Akulturasi kebudayaan yaitu suatu proses percampuran antara unsur-unsur kebudayaan yang
satu dengan kebudayaan yang lain, sehingga membentuk kebudayaan baru. Kebudayaan baru yang
merupakan hasil percampuran itu masing-masing tidak kehilangan kepribadian/ciri khasnya. Oleh
karena itu, untuk dapat berakulturasi, masing-masing kebudayaan harus seimbang. Begitu juga
untuk kebudayaan Hindu Buddha dari India dengan kebudayaan Indonesia asli.
Terjadinya akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan India adalah karena
kebudayaan agama Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja oleh bangsa
Indonesia. Hal ini disebabkan:
1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga
masuknya kebudayaan asing menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
2. Masyarakat Indonesia memiliki kecakapan istimewa yang disebut local genius, yaitu
kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur tersebut sesuai kepribadiannya.
Terkait pengaruh budaya agama Hindu-Budha di Nusantara perlu dipahami membedakan
antara proses masuk dengan proses perkembangannya. Karena untuk bisa berkembangnya sebuah
kebudayaan baru tentu membutuhkan waktu yang panjang, tidak cukup setahun atau dua tahun saja,
akan tetapi dapat memakan waktu beberapa abad. Mengapa demikian?
Karena untuk mengganti sebuah kebudayaan yang sudah berurat akar seperti halnya
kebudayaan nenek moyang dalam kehidupan masyarakat Nusantara tentu tidaklah mudah.
Dibutuhkan proses yang panjang mulai dari masuknya budaya tersebut, proses pengenalan
(sosialisasi), baru sampai pada proses budaya baru tersebut diterima, itupun tidak langsung
berkembang sehingga berwujud terbentuknya sebuah Kerajaan. Adanya petunjuk di sebuah wilayah
terdapat sebuah kerajaan dengan corak budaya tertentu dapat menjadi indikasi bahwa budaya tersebut
sudah berkembang.
Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia asli
sebagai berikut:
1. Seni Bangunan
Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi
antara unsur-unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan
yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian bagian candi dan
stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah
punden berundak yang merupakan unsur Indonesia asli. Candi Borobudur merupakan salah
satu contoh dari bentuk akulturasi tersebut.
Masuknya budaya dari India dalam seni bangun tidak diterima begitu saja oleh bangsa
Indonesia, karena sebelum masuknya budaya dari India tersebut, dalam bidang seni bangun
bangsa Indonesia sudah menguasai teknik seni bangun yang cukup tinggi, terutama pada
zaman Megalithikum. Dapat dilihat gambar berikut ini terdapat perbedaan bentuk seni bangun
candi di Indonesia dengan candi di India:
Letak perbedaan:
Bentuk candi di India dan negara negara lain pada umumnya hanya berupa stupa saja,
sedangkan pada candi di Indonesia, terdapat tangga tangga untuk sampai ke puncak candi
yang merupakan unsur budaya Indonesia berupa punden berundak dari masa Megalithikum.
Jadi bentuk candi di Indonesia merupakan perpaduan antara stupa dari India dengan punden
berundak-undak dari Indonesia di masa Megalithikum
Fungsi Candi di India adalah sebagai tempat ibadah, sedangkan Indonesia selain sebagai
tempat beribadah juga sebagai tempat menyimpan abu jenazah Raja yang dipengaruhi oleh
Konsep Dewa Raja
Masuknya pengaruh India juga membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat,
dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian
dinding-dinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding dinding pagar langkan
di Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha
terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.Pada relief
kala makara pada candi dibuat sangat indah. Hiasan relief kala makara, dasarnya adalah motif
binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hal semacam ini sudah dikenal sejak masa sebelum Hindu.
Binatang-binatang itu dipandang suci, maka sering diabadikan dengan cara di lukis.
Seni Pertunjukan Tahukah kalian bahwa wayang adalah seni pertunjukan asli Indonesia
sebelum masuknya budaya dari India?
Wayang merupakan salah satu unsur budaya asli Indonesia, sebelum datangnya
budaya India ceritanya adalah cerita asli Indonesia dengan tokoh tokoh pewayangan yang
sudah sangat dikenal masyarakat seperti Semar, Petruk, Gareng dan lain lain, Tokoh tokoh
tersebut adalah hasil kreasi dari local genius masyarakat Indonesia dan dibuat untuk
menambah rasa lokal dalam cerita pewayangan.
Terutama di dalam pewayangan Jawa banyak sekali lakon yang sudah cukup akrab
di telinga masyarakat Jawa. Sedangkan setelah masuknya budaya dari India ceritanya
mengambil cerita India seperti Ramayana dan Mahabrata dengan tokoh Rama, Shinta,
Gatotkaca, Bima, Basudewa dan lain lain. Banyak yang beranggapan bahwa cerita
kepahlawanan (epos) Ramayana dan Mahabrata berasal asli dari tanah pulau Jawa, namun
kedua epos tersebut sejatinya asli merupakan unsur budaya India. Selain itu, gamelan yang
mengiringi musik dalam sebuah pertunjukan wayang menggunakan peralatan asli unsur
budaya Indonesia dari zaman logam.
4. Sistem Kepercayaan
Sejak masa praaksara, orang-orang di Kepulauan Indonesia sudah mengenal simbol-
simbol yang bermakna filosofis. Sebagai contoh, kalau ada orang meninggal, di dalam
kuburnya disertakan benda-benda. Di antara benda-benda itu ada lukisan seorang naik perahu,
ini memberikan makna bahwa orang yang sudah meninggal rohnya akan melanjutkan
perjalanan ke tempat tujuan yang membahagiakan yaitu alam baka. Masyarakat waktu itu
sudah percaya adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Oleh karena itu, roh
nenek moyang dipuja oleh orang yang masih hidup (animisme). Setelah masuknya pengaruh
India kepercayaan terhadap roh halus tidak punah. Misalnya dapat dilihat pada fungsi candi.
Fungsi candi atau kuil di India adalah sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, di samping
sebagai tempat pemujaan, candi juga sebagai makam raja atau untuk menyimpan abu jenazah
raja yang telah meninggal. Itulah sebabnya peripih tempat penyimpanan abu jenazah raja
didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa yang dipujanya. Ini jelas merupakan
perpaduan antara fungsi candi di India dengan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek
moyang di Indonesia. Bentuk bangunan lingga dan yoni juga merupakan tempat pemujaan
terutama bagi orang-orang Hindu penganut Syiwaisme. Lingga adalah lambang Dewa Syiwa.
Secara filosofis lingga dan yoni adalah lambang kesuburan dan lambang kemakmuran. Lingga
lambang laki-laki dan yoni lambang perempuan.
6. Sistem Penanggalan
Penggunaan Kalender saka di Indonesia dimodifikasi dengan unsur-unsur penaggalan
lokal terutama di Jawa dan Bali, seperti penggunaan Candra Sangkala atau kronogram dalam
memperingati sebuah Peristiwa. Candra Sangkala adalah tanda atau penulisan tahun dalam
bentuk sandi (perlambang) biasanya diwujudkan dalam bentuk untaian kalimat agar mudah
diingat. Berbagai peristiwa yang diberi sengkalan bermacam macam, diantaranya : berdirinya
sebuah kerajaan, runtuhnya kerajaan, meninggalnya raja dari suatu kerajaan, tahun pembuatan
karya sastra dll.
Contohnya:
Tahun runtuhnya kerajaan Majapahit : Sirna Ilang Kertaning Bumi
Sirna : 0 Ilang : 0 Kerta : 4 Bumi : 1
Jadi angkanya: 0041, membacanya dari belakang menjadi 1400 + 78 (tahun saka dimulai
tahun 78 M) = 1478
7. Sistem Huruf
Berbeda dengan unsur budaya lain dimana sebelum masuknya budaya dari India unsur
budaya tersebut sudah dimiliki atau sudah dikuasai oleh bangsa Indonesia, sehingga proses
interaksi yang terjadi adalah interaksi yang bersifat akulturasi. Maka tidak demikian yang
terjadi dalam kebudayaan menulis atau sistem huruf. Sebelum masuknya budaya dari India
bangsa Indonesia belum mengenal tulisan sehingga dikatakan masih berada pada zaman
Akulturasi
kebudyaan Hindu
Budha
kopi Susu
(pahit & Manis)
PENGERTIAN
AKULTURASI
SISTEM
SENI
SENI KEPERCAYAAN
BANGUNAN SISTEM
ARSITEKTUR PERTUNJUKAN PEMERINTAHAN
Di India
Indonesia
sebagai tempat
sebagai tempat pemujaan, makam raja,
pemujaan tempat menyimpan abu
jenazah raja
SISTEM PEMERINTAHAN
Pemerintahan tersebut adalah semacam
pemerintahan disuatu desa atau daerah tertentu
PEMIMPIN/KEPALA SUKU
RAJA--KERAJAAN
TUGAS 2
https://wordwall.net/resource/55996674
yok refleksikan pembelajaran hari ini