Anda di halaman 1dari 40

Lembar Komitmen

NAMA: NILAM INSANI MUKHLISA


NIM : 22322077

Saya berkomitmen untuk :


SELALU BELAJAR DAN MELAKUKAN

01 PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN


BELAJAR YANG BERUBAH DENGAN CEPAT

SIAP UNTUK MENGINTEGRASIKAN

02 TEKNOLOGI, MEDIA DAN STRATEGI DALAM


PEMBELAJARAN

SELALU BELAJAR DAN MENGEMBANGKAN

03 KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN DALAM


MEMANFAATKAN TEKNOLOGI UNTUK
MENUNJANG PEMBELAJARAN

MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN BELAJAR,

04 SERTA MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR

05 YANG MENYENANGKAN DAN BERMAKNA


BAGI PESERTA DIDIK
MODUL PEMBELAJARAN SMA

SEJARAH

AKULTURASI KEBUDAYAAN DAN


HINDU-BUDHA

KELAS
Disusun Oleh
Nilam Insani Mukhlisa, S.Pd X
SEMESTER 2
MODUL AJAR

A. INFORMASI UMUM
1 Identitas
Nama : Nilam Insani Mukhlisa, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Padang
Jenjang Sekolah : SMA
Kelas : X Fase E
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tahun : 2022/2023
2 Capaian Pembelajaran
Peserta didik memahami konsep dasar konsep dasar kerajaan Hindu-Budha;
menganalisis manusia dalam kerajaan Hindu-Budha; menganalisis kerajaan-kerajaan
Hundu-Budha dalam dimensi masa lalu, masa kini dan masa depan; menganalisis
kerajaan Hindu-Budha dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis kerajaan Hindu-Budha secara diakronis (kronologis)
maupun sinkronis.
3 Indikator Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menjelaskan dan menganalisis peristiwa sejarah di Indonesia
(Kerajaan Hindu-Budha) serta memaknai nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan
dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa kini.
4 Lingkup Materi
Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha
5 Profil Pelajar Pancasila
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
 Mandiri
 Berkebhinekaan Global
 Bernalar Kritis
 Kreatif
6 Sarana Prasarana
1. Akses Internet
2. Buku Teks Sejarah
3. Spidol
4. White bord
5. Lembar kerja
6. Handout materi
7. LCD Proyektor
7 Target Peserta Didk
Peserta didik Reguler
8 Model dan Metode Pembelajaran Yang digunakan
Model : Problem Based Learning
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Penugasan
9 Sumber Belajar
1. Internet:
Imran, Amrin. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah: Kerajaan Hindu-Buddha.
Jakarta: IchtiarBaru van Hoeve.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013.Sejarah
Indonesia X.Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif
Poesponegoro, Marwati Djoened. 1984. Sejarah nasional Indonesia II. Jakarta:
Balai Pustaka.
2. Artikel dalam jurnal yang relevan
3. Video dan gambar dari youtube yang relevan
10 Alat dan Bahan
1. Media
a. Video / gambar terkait dengan materi pembelajaran
2. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. Alat tulis
c. Infokus
B. KOMPONEN INTI
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran berbasis masalah pada lingkup materi Akulturasi
Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menganalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada seni
bangunan
2. Menganilisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada seni
rupa dan seni ukir
3. Mengalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada seni
pertunjukan
4. Menganalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada seni
sasrta dan aksara
5. Menganalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada sistem
kepercayaan
6. Mengalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada sistem
pemerintahan
7. Mengalisis akulturasi kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha pada arsitektur

2. Pemahaman Bermakna

 Dengan mempelajari tentang akulturasi kebudayaan nusantara Hindu dan Budha


peserta didik dapat memahami mengenai keberagaman agama dan kebudayaan di
indonesia akibat adanya akulturasi berbagai budaya
 Peserta didik memahami bahwa akulturasi kebudayaan nusantara dan Hindu-
Buddha dapat melahirkan gagasan-gagasan baru bagi perkembangan masyarakat
nusantara dan menghasilkan budaya baru tetapi tidak budaya lama tidak hilang
 Peserta didik dapat melestarikan peninggalan-peninggalan cagar budaya Hindu-
Budha yang ada di Indonesia
3. Pertanyaan Pemantik:
 Apakah yang dimaksud dengan akulturasi? Coba berikan contoh akulturasi hindu
budha yang ada di Indonesia!
 Diberikan gambar mengenai punden berundak yang merupakan peninggalan zaman
pra aksara dan gambar candi borobudur. Dari kedua gambar tersebut, dapatkah
ananda melihat adanya akulturasi di bidang kepercayaan antara kebudayaan lokal
nusantara dan kebudayaan Hindu-Budha?
4. Persiapan Pembelajaran:
 Mengkondisikan peserta didik
 Melakukan asesmen diagnostik non kognitif dan kognitif
 Melakukan motivasi dan apersepsi
5. URAIAN KEGIATAN
Kegiatan Alokasi
Waktu
PENDAHULUAN 15 Menit
Orientasi
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik dan peserta didik menjawab salam
dari guru
2. Guru mengkondisikan kelas dan peserta didik
3. Peserta didik berdoa, membaca Asmahulhusnah, membaca Alquran sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa
kerapian dan kebersihan diri maupun ruang kelas bersama-sama sebagai wujud
implementasi sikap gotong royong.
5. Guru mengecek kehadiran peserta didik
6. Guru memberikan tes diagnostik non kognitif
7. Peserta didik mendapatkan motivasi untuk peka terhadap diri sendiri dan
lingkungan sekitar dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
Apersepsi
1. Guru memberikan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal peserta didik
terkait dengan materi yang akan dipelajari
2. Guru menanyakan pertanyaan pemantik kepada peserta didik, yaitu: Apakah
yang dimaksud dengan akulturasi? Coba berikan contoh akulturasi hindu budha
yang ada di Indonesia! Pendidik menayangkan proyektor gambar kebudayaan
bangunan punden berundak yang merupakan peninggalan zaman pra aksara dan
gambar candi borobudur. Dari kedua gambar tersebut, dapatkah ananda melihat
adanya akulturasi di bidang kepercayaan antara kebudayaan lokal nusantara dan
kebudayaan Hindu-Budha?
Pemberian Acuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran melalui tampilan Slide PPT
KEGIATAN INTI 60 menit
Tahap 1: Memberikan orientasi mengenai masalah
1. Peserta didik membaca dan mengamati permasalahan yang terkait dengan
akulturasi kebudayaan hindu budha. Guru menunjukkan gambar perbedaan
candi di india dengan candi di Indonesia. Peserta didik menjelaskan apa yang
mereka amati (P3 bernalar Kritis)
2. guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan PPT interaktif
3. peserta didik mengamati power point dan menyimak dan mencatat point-point
penting penjelasan guru
Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
1. Guru memerintahkan peserta didik untuk mengerjakan sesuai intruksi yang ada
di slide ppt interaktif
2. Masing masing peserta didik mencari sumber belajar dari media manapun (P3:
Mandiri)
3. Guru membagikan bahan ajar dan tautan sumber belajar yang relevan dan Ppt
Interaktif
4. Masing-masing bekerja sesuai dengan arahan guru yang ada di Slide Ppt
Tahap 3: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
1. Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data/ bahan
selama proses penyelidikan
2. Guru membimbing peserta didik dalam penelusuran dan pemanfaatan sumber-
sumber informasi untuk pemecahan masalah menggunakan langkah metode
sejarah sederhana
Tahap 4: Mengembangkan dan Menyajikan hasil Karya
1. Peserta didik menyampaikan hasil pendapatnya dari tugas yanga ada di PPt
interaktif didepan kelas dan menyerahkan hasil diskusi
2. Peserta didik diminta oleh guru untuk menuliskan hasil pemahaman mereka ke
depan
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1. Peserta didik diminta memberikan penilaian , tanggapan saran, kritikan
terhadap pemaparan kelopok lain
2. guru memberikan penguatan terhadap hasil penyampaian pendapat
PENUTUP 15 menit
1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terkait
materiyang sulit dipahami oleh peserta didik.
2. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran
yangtelah dipelajari
3. Guru mengingatkan siswa untuk menyiapkan dan membaca materi
pelajaran untuk pertemuan selanjutnya yaitu Kedatangan Islam ke Nusantara
serta materi tentang Islam dan Jaringan Perdagangan Antarpulau.
4. Guru memberikan lembar refleksi
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan ucapan salam. Bisa
ditambahkan dengan doa jika kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam
akhir pulang sekolah

6 Refleksi Pendidik dan Peserta didik


a. Refleksi Pendidik

1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?


2. Apakah peserta didik bisa menerima materi dengan baik?
3. Apakah semua peserta didik aktif selama kegiatan pembelajaran?
4. Apakah peserta didik mendapatkan penguatan pendidikan karakter melalui pembelajaran?
5. Kesulitan apa yang dialami selama proses pembelajaran?
6. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
7. Apakah peserta didik mampu menterjemahkan evaluasi dan penugasan dengan benar?

b. Refleksi peserta didik


Agar pembelajaran semakin menyenangkan dan bermakna untuk kalian, yuk sejenak
berefleksi tentang aktivitas pembelajaran kali ini. Isilah penilaian diri dengan sejujur-
jujurnya dan sebenar-benarnya sesuai dengan perasaan kalian ketika mengerjakan
suplemen bahan materi ini! Bubuhkan tanda centang ( ) pada salah satu gambar yang
dapat mewakili perasaan kalian setelah mempelajari materi ini!

1. Apa yang sudah ananda pelajari ?


_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
___________________

2. Apa yang ananda kuasai dari materi ini?


_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
___________________

3. Bagian apa yang ananda kuasai?


_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________

7 Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Dan Asesmennya


A. Kompetensi yang Dinilai
1. Kompetensi sikap: Ketaqwaan, kesopanan, kedisiplinan, keaktifan
2. Kompetensi pengetahuan untuk: Menganalisis penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara diberbagai bidang
3. Kompetensi keterampilan: Mengemukakan pendapat, bertanya, mengumpulkan
informasi, bekerjasama, membuat produk

B. Assesment
Di akhir pembelajaran modul ini, guru memberikan assesment kepada peserta didik untuk
menguji kemampuan mereka, dengan cara :

Assessment Diagnostik
 Non kognitif : melalui tanya jawab dengan peserta didik dan analisis gaya belajar
peserta didik
 Kognitif : melalui tanya jawab dengan peserta didik dan analisis pengetahuan awal
peserta didik

Assessment Formatif
- Individu: 1) pengamatan selama proses pembelajaran
2) penilaian diri
- Kelompok: 1) penilaian antar teman

Asessment Sumatif
Individu : Latihan soal Evaluasi
C. Kriteria Penilaian

Assessment diagnostik non kognitif:

Informasi yang ingin digali dari Pertanyaan


peserta didik
Mengetahui kesejahteraan psikologis  Bagaimana perasaanmu saat menerima
dan sosial emosional peserta didik rafor ujian tengah semester ?
 Apakah nilai yang kamu dapatkan
sudah sesuai dengan harapanmu
Mengetahui kondisi fisik peserta didik  apakah kamu sakit hari ini?
Mengetahui minat dan motivasi peserta  apa yang kalian siapkan dalam
didik menghadapi pembelajaran saat ini?
 Apa yang kamu harapkan dari
pembelajaraan di semester ini?

Assessment diagnostik kognitif

No Pengayaan Poin
1 Jelaskan perbedaan system kepercayaan yang dianut 20
masyarakat indonesia sebelum dan sesudah pengaruh
budaya hindu budha!
2 Apa itu akulturasi? 10
3 Berikan contoh pengaruh budaya hindu-budha di 20
nusantara yang masih ada hingga saat ini
Total Poin X 2 50 X 2 = 100

Assessment Formatif

1. Penilaian Sikap Kegiatan Diskusi : Guru melakukan pengamatan terhadap peserta


didik ketika sedang berdiskusi dan berpendapat

Berikan nilai 1-3 pada kriteria yang sesuai dengan kondisi peserta didik

No Nama Peserta didik Gotong Berpikir Kreatif ∑ nilai


royong kritis


Nilai : x 100
Keterangan:
Gotong Royong 3 Jika peserta didik terlibat aktif bekerja sama dengan teman
dalam kegiatan diskusi
2 Jika peserta didik cukup terlibat aktif bekerja sama dengan
teman dalam kegiatan diskusi
1 Jika peserta didik belum terlibat aktif bekerja sama dengan
teman dalam kegiatan diskusi

Bernalar Kritis 3 Jika peserta didik dapat memberikan pertanyaan pemantik


untuk diskusi kelompoknya
2 Jika peserta didik cukup dapat memberikan pertanyaan
untuk diskusi kelompoknya
1 Jika peserta didik belum dapat memberikan pertanyaan
untuk diskusi kelompoknya

Mandiri 3 Jika peserta didik dapat menjawab pertanyaan selama


pembelajaran dengan benar, tepat tanpa bantuan teman dan
percaya diri
2 Jika peserta didik dapat menjawab pertanyaan selama
pembelajaran dengan benar dengan bantuan teman dan
cukup percaya diri
1 Jika peserta didik dapat menjawab pertanyaan selama
pembelajaran dengan benar dengan bantuan teman dan
kurang percaya diri
2. Penilaian Individu: Peserta didik diberikan rubrik penilaian diri tentang sikap/
prilaku diri selama kegiatan belajar

Penilaian Individu

Nama: ___________________
Kelas: ___________________

Petunjuk : berikan tanda centang ( ) pada kolom yang sesuai dengan kondisi kalian

PERTANYAAN YA RAGU- TIDA


RAGU K
Saya dapat mengikuti pembelajaran hari ini dengan
baik
saya memiliki motivasi yang baik selama proses
pembelajaran
saya bisa menunjukkan sikap toleransi terhadap
perbedaan pendapat/ cara dalam menyelesaikan
masalah
Saya bisa menunjukkan rasa percaya diri dalam
mengemukakan gagasan, bertanya atau menyajikan
hasil diskusi
Saya bisa menunjukkan sikap disiplin dalam
menyelesaikan tugas individu maupun kelompok
Saya bisa bekerja sama dengan baik dalam
menyelesaikan tugas kelompok

3. Penilaian Kelompok: Guru melakukan pengamatan terhadap hasil kerja kelompok


peserta didik
- Penilaian Sikap Kegiatan Diskusi

Lembar Penilaian Sikap Observasi Pada Kegiatan Diskusi

Mata Pelajaran : Sejarah


Kelas X
Topik/Subtopik :……………..
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran, responsif dan
proaktif serta bijikasana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah
dan membuat keputusan
No Nama Kerja Rasa Ingin Santun Komunikatif Keterangan
Siswa sama Tahu

1
2
3
Dst

Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

4. Penilaian Antar Teman: Setiap kelompok diberikan rubrik penilaian antar teman
ketika sedang berdiskusi

Penilaian Antar Teman Dalam Kelompok


Kelompok : ______________

Petunjuk : Diberikan penilaian kepada temanmu dalam satu kelompok!

No Nama Siswa A B C D E Jumlah Jumlah


( Tuliskan Nama teman Nilai Akhir
dalam kelompokmu ) Tuliskan nilai dengan tentang
1-5
1
2
3
4

Keterangan:

No Butir Pernyataan
A Teman saya berpartisipasi aktif dalam kelompok pada penyelesaian tugas
B Teman saya mengikuti penyelesaian tugas tugas kelompok hingga selesai
C Teman saya menuntaskan tugas kelompok sesuai dengan pembeagian tugas dalam
kelompok
D Tema saya menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
E Teman saya menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu
Assessment Sumatif
- Rubrik Penilaian Tes Tertulis (Esai dan Pilihan Ganda)

ESSAY

Penilaian Pengetahuan- Tes Tulis Uraian


Topik :…………………..
Indicator :…………………...
Soal :…………………...

Pedoman Penskoran
No Jawaban Skor

Jelaskan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu Buddha dalam


hal sistem pemerintahan!

Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu Buddha dalam hal sistem


pemerintahan adalah Setelah datangnya pengaruh India di Kepulauan
Indonesia, dikenal adanya sistem pemerintahan secara sederhana.
Pemerintahan yang dimaksud adalah semacam pemerintah di suatu
1 desa atau daerah tertentu. Rakyat mengangkat seorang pemimpin atau 25
semacam kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya
orang yang sudah tua (senior), arif, dapat membimbing, memiliki
kelebihan-kelebihan tertentu termasuk dalam bidang ekonomi,
berwibawa, serta memiliki semacam kekuatan gaib (kesaktian) atau
yang disebut dengan konsep primus interpares Setelah pengaruh India
masuk, maka pemimpin tadi diubah menjadi raja dan wilayahnya
disebut kerajaan. Hal ini secara jelas terjadi di Kutai. Salah satu bukti
akulturasi dalam bidang pemerintahan, misalnya seorang raja harus
berwibawa dan dipandang memiliki kekuatan gaib seperti pada
pemimpin masa sebelum Hindu-Buddha. Karena raja memiliki
kekuatan gaib, maka oleh rakyat raja dipandang dekat dengan dewa.
Raja kemudian disembah, dan kalau sudah meninggal, rohnya dipuja-
puja. Para ahli mengganggap konsep dewa-raja sebagai hasil
akulturasi, yaitu perpaduan antara ajaran hindu dan pemujaan nenek
moyang yang sudah lama dianut penduduk Nusantara.
Agama hindu yang berkembang di bali berbeda dengan agama
hindu yang berkembang di india. Agama hindu di bali telah
mengalami akulturasi dengan kebudayaan setempat. Tuliskan
beberapa bentuk akulturasi tersebut!
2 Beberapa bentuk akulturasi yang terjadi di agama hindu yang 25
berkembang di bali adalah di Indonesia, Hindu di Indonesia yang
berpusat di Bali memiliki kebudayaan yang jauh berbeda dengan
kebudayaan Hindu di India. Perbedaan ini mencakup hari keagamaan,
cara beribadah, hingga cara berpakaian. Agama Hindu di India diambil
dari filsafat kitab weda dan juga tradisi asli masyarakat India.
Sedangkan di Indonesia, agama Hindu merupakan bentuk dari
perpaduan filsafat Weda dan pengaruh Buddha , dalam hal tempat
peribadatan juga berbeda, dimana umat Hindu biasanya melaksanakan
peribadatan di pura, sedangkan umat Hindu di India melakukan
peribadatan di kuil.

Terkait pengaruh budaya agama Hindu-Budha di Nusantara


perlu dipahami membedakan antara proses masuk dengan proses
perkembangannya. Karena untuk bisa berkembangnya sebuah
3 25
kebudayaan baru tentu membutuhkan waktu yang panjang, tidak
cukup setahun atau dua tahun saja, akan tetapi dapat memakan
waktu beberapa abad. Mengapa demikian?

Karena untuk mengganti sebuah kebudayaan yang sudah berurat akar


seperti halnya kebudayaan nenek moyang dalam kehidupan
masyarakat Nusantara tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan proses yang
panjang mulai dari masuknya budaya tersebut, proses pengenalan
(sosialisasi), baru sampai pada proses budaya baru tersebut diterima,
itupun tidak langsung berkembang sehingga berwujud terbentuknya
sebuah Kerajaan. Adanya petunjuk di sebuah wilayah terdapat sebuah
kerajaan dengan corak budaya tertentu dapat menjadi indikasi bahwa
budaya tersebut sudah berkembang.

Tuliskan beberapa contoh peninggalan masa hindu budha dalam


bidang budaya yang masih kita ketemui sekarang ini!
4 25
Kebudayaan hindu budha memberikan pengaruh dalam berbagai
bidang, diantaranya adalah bidang budaya, contoh peninggalan masa
Hindu Budha di Bidang Budaya adalah prasasti, candi, arca, kitab
kuno dan lain sebagainya. Contoh contoh peninggalan masa Hindu
budha adalah prasasti Yupa, Ciaruteun, dan kebun kopi. Candi
borobudur dan prambanan.
5 Candi yang ada di indonesia berbeda dengan candi yang berada di
india, coba jelaskan apa perbedaan antara candi yang ada di
indonesia dengan yang berada di India !

a. Bentuk candi di India dan negara negara lain pada umumnya


hanya berupa stupa saja, sedangkan pada candi di Indonesia,
terdapat tangga tangga untuk sampai ke puncak candi yang
merupakan unsur budaya Indonesia berupa punden berundak
dari masa Megalithikum. Jadi bentuk candi di Indonesia
merupakan perpaduan antara stupa dari India dengan punden
berundak-undak dari Indonesia di masa Megalithikum
b. Fungsi Candi di India adalah sebagai tempat ibadah, sedangkan
Indonesia selain sebagai tempat beribadah juga sebagai tempat
menyimpan abu jenazah Raja yang dipengaruhi oleh Konsep
Dewa Raja

Skor Maksimal 100

Pilihan Ganda

1. Terjadinya akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan India adalah


karena kebudayaan India yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja oleh
bangsa Indonesia, hal ini disebabkan.....

a. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar dasar kebudayaan yang


cukup tinggi sebelum masuknya budaya India
b. Masyarakat Indonesia memilki kepercayaan diri yang besar untuk tidak
menerima begitu saja budaya India yang masuk
c. Perkembangan budaya di Indonesia sudah lebih dulu dibanding
perkembangan budaya di India
d. Masyarakat Indonesia tidak berminat untuk meniru budaya dari India
e. Budaya yang masuk dari India terlalu sulit untuk ditiru oleh bangsa
Indonesianasionalisasi kebudayaan

2. Candi adalah salah satu contoh bentuk akulturasi budaya Hindu – Budha dengan
budaya asli Indonesia karena bentuk candi di Indonesia merupakan ....

a. meniru bentuk stupa dari India


b. meniru bentuk punden berundak-undak dari India
c. gabungan bentuk stupa dan punden berundak-undak dari India
d. gabungan bentuk stupa dari India dengan punden berundak-undak dari
Indonesia
e. seni bangun Indonesia dengan India melebur dalam bentuk Candi sehingga
unsur seni bangun aslinya tidak kelihatan lagi

3. Berikut yang bukan merupakan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha bagi
masyarakat Indonesia adalah...
a. berkembangnya teknologi pembuatan candi
b. dikenalnya sistem kasta pada masyarakat Hindu
c. mulai dikenalnya konsep raja dan kerajaan
d. dikenalnya sistem kasta pada masyarakat Budha
e. mulai dikenalnya aksara dan kesusastraan

4. Salah satu bentuk akulturasi budaya Indonesia dengan Buddha dalam bidang seni
rupa, tampak pada relief candi Borobur yang menggambarkan kisah perjalanan hidup
Sang Buddha namun ....

a. menggambarkan lingkungan Indonesia


b. dibuat oleh orang-orang India
c. menjelaskan kisah Mahabarata
d. menceritakan Pulau Jawa
e. menjadi tempat ibadah

5. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari candi pada zaman kerajaan Hindu dan Buddha,
kecuali...
a. menyimpan abu jenazah
b. pusat aktivitas para biksu
c. tempat rekreasi keluarga raja
d. tempat pemujaan
e. simbol kebesaran raja

6. Berkut ini yang merupakan salah satu bukti akulturasi dalam bidang pemerintahan
yaitu ...
a. seorang raja harus berwijaya dan dinilai memiliki kekuatan gaib
b. ketua suku dipilih berdasarkan garis keturunannya
c. tidak adanya sistem pemerintahan yang baku
d. ketua suku mengangkat dirinya sendiri menjadi pemimpin
e. raja tidak disembah dan jika sudah meninggal, rohnya dipuja-puja

7. Bangsa Indonesia tidak menerima begitu saja pengaruh budaya india, hal ini tampak
dari bukti-bukti berikut, kecuali .....
a. Masyarakat indonesia telah memiliki dasar dasar kebudayaan yang
cukup tinggi sebelum masuknya budaya india
b. Masyarakat indonesia memiliki kepercayaan diri yang besar untuk tidak
menerima begitu saja budaya india yang masuk
c. Perkembangan budaya di Indonesia sudah lebih dulu
dibandingakan perkembangan budaya di India
d. Masyarakat indonesia tisak berminat untuk meniru budaya dari india
e. Budaya yang masuk dari india terlalu sulit ditiru oleh bangsa indonesia

8. Seni pertunjukkan wayang adalah salah satu unsur budaya asli indonesia yang telah
masuknya budaya hindu-budha terjadi akulturasi. Wujud akulturasi budaya indonesia
dengan budaya hindu-budha dalam seni pertunjukkan wayang terdapat pada ......
a. Peralatannya
b. Dalangnya
c. Tempat pergelarannya
d. Cerita dan tokohnya
e. Waktu pertunjukkannya

9. Terdapat beberapa pengaruh budaya india terhadap perkembangan masyarakat


indonesia, salah satu pengaruh terbesar dari interaksi bangsa indonesia dengan budaya
india sejak saat itu masuk dalam jaman sejarah. Hal tersebut disebabkan
berkembangnya unsur budaya india yaitu ....
a. Memiliki kepercayaan terhadap dewa
b. Mengembangkan system pemerintahan kerajaan
c. Memiliki kepandaian dalam arsitektur
d. Memiliki kepandaian menulis
e. Berkembanganya konsep dewa raja

10. Salah satu faktor yang menyebabkan kebudaya hindu budha yang masuk ke indonesia
tidak diterima begitu saja oleh masyarakat indonesia adalah adanya local genius, yaitu
kecakapan suatu bangsa untuk .....
a. Mengambil alih kebudayaan asing sehingga menjadi bagian dari
kebudayan sendiri
b. Memilih kebudayaan asing yang sesuai dengan kepribadian bangsa
c. Mengembangkan kebudayaan asing sehingga menjadi berbeda
bentuknya
d. Menyerap pengaruh asing dan memanfaatkannya demi mencapai
kemajuan
e. Menerima unsur-unsur budaya asing dan mengolahnya sesuai
dengan kepribadian

Kunci jawaban dan skor


No Kunci Jawaban Skor
1 A 10
2 D 10
3 D 10
3 A 10
4 C 10
5 A 10
6 A 10
7 C 10
8 D 10
9 D 10
10 E 10
Jumlah Skor 100

PENGAYAAN

Kegiatan pembelajaran pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik yang menurut guru
telah mencapai capaian pembelajaran. Bentuk pengayaan dapat diberikan oleh guru adalah
a. Memberikan sumbur bacaan lanjutan yang sesuai dengan topik yang dipelajari oleh
peserta didik, kemudia disampaikan oleh peserta didik yang bersangkutan pada sesi
berikutnya
b. Membantu peserta didik lain yang belum mencapai capaian pembelajaran sehingga
sesama peserta didik dapat saling membantu mencapai capaian pembelajaran.

REMEDIAL
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai capaian
pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya. Dalam kegiatan remedial,
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, diantaranya:
a. Guru melakukan pertemuan satu per satu ( one on one meeting) dengan peserta didik
untuk menanyakan hambatan belajarnya, meningkatkan motivasi belajarnya dan
memberikan umpan balik kepada peserta didik
b. Memberikan aktivitas belajar tambahan di luar jam pembelajaran, baik dilakukan
secara mandiri maupun bersama temannya dengan catatan:
1) Menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik
2) Membantu menyelesaikan hambatan belajarnya

GLOSARIUM
Akulturasi Suatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat
dengan suatu kebudayaan dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan
asing dimana unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun
melebur ke dalam kebudayaan asli dengan tidak menghilangkan
kepribadiaan kedua unsur kebudayaan tersebut
Dewa Raja Konsep dalam hidnu budha yang memuja dan menganggap raja
memiliki sikap kedewaan
Local Genius Kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh
kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan
Primus Interpares Sistem pemilihan seorang pemimpin atau kepala adat atau kepala suku
yang cara pelaksanaanya berdasarkan musyawarah, kriterianya
berdasarkan kelebihan fisik dan spritiul, cara pelaksanaanya dalam
nusantara pada masa pra aksara yaitu setiap suku ada segala urusan
dipimpin oleh kepala suku

Mengetahui Padang, April 20203


Guru Pamong Mahasiswa Pl PPG

Elmi Zen, S.Pd, MM Nilam Insani Mukhlisa, S.Pd


NIP. 196302171989031004 Nim. 22322077
LAMPIRAN 1. Materi Ajar

AKULTURASI KEBUDAYAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA

Akulturasi
Akulturasi kebudayaan yaitu suatu proses percampuran antara unsur-unsur kebudayaan yang
satu dengan kebudayaan yang lain, sehingga membentuk kebudayaan baru. Kebudayaan baru yang
merupakan hasil percampuran itu masing-masing tidak kehilangan kepribadian/ciri khasnya. Oleh
karena itu, untuk dapat berakulturasi, masing-masing kebudayaan harus seimbang. Begitu juga
untuk kebudayaan Hindu Buddha dari India dengan kebudayaan Indonesia asli.
Terjadinya akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan India adalah karena
kebudayaan agama Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja oleh bangsa
Indonesia. Hal ini disebabkan:
1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga
masuknya kebudayaan asing menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
2. Masyarakat Indonesia memiliki kecakapan istimewa yang disebut local genius, yaitu
kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur tersebut sesuai kepribadiannya.
Terkait pengaruh budaya agama Hindu-Budha di Nusantara perlu dipahami membedakan
antara proses masuk dengan proses perkembangannya. Karena untuk bisa berkembangnya sebuah
kebudayaan baru tentu membutuhkan waktu yang panjang, tidak cukup setahun atau dua tahun saja,
akan tetapi dapat memakan waktu beberapa abad. Mengapa demikian?
Karena untuk mengganti sebuah kebudayaan yang sudah berurat akar seperti halnya
kebudayaan nenek moyang dalam kehidupan masyarakat Nusantara tentu tidaklah mudah.
Dibutuhkan proses yang panjang mulai dari masuknya budaya tersebut, proses pengenalan
(sosialisasi), baru sampai pada proses budaya baru tersebut diterima, itupun tidak langsung
berkembang sehingga berwujud terbentuknya sebuah Kerajaan. Adanya petunjuk di sebuah wilayah
terdapat sebuah kerajaan dengan corak budaya tertentu dapat menjadi indikasi bahwa budaya tersebut
sudah berkembang.
Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia asli
sebagai berikut:

1. Seni Bangunan
Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi
antara unsur-unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan
yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian bagian candi dan
stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah
punden berundak yang merupakan unsur Indonesia asli. Candi Borobudur merupakan salah
satu contoh dari bentuk akulturasi tersebut.
Masuknya budaya dari India dalam seni bangun tidak diterima begitu saja oleh bangsa
Indonesia, karena sebelum masuknya budaya dari India tersebut, dalam bidang seni bangun
bangsa Indonesia sudah menguasai teknik seni bangun yang cukup tinggi, terutama pada
zaman Megalithikum. Dapat dilihat gambar berikut ini terdapat perbedaan bentuk seni bangun
candi di Indonesia dengan candi di India:
Letak perbedaan:
 Bentuk candi di India dan negara negara lain pada umumnya hanya berupa stupa saja,
sedangkan pada candi di Indonesia, terdapat tangga tangga untuk sampai ke puncak candi
yang merupakan unsur budaya Indonesia berupa punden berundak dari masa Megalithikum.
Jadi bentuk candi di Indonesia merupakan perpaduan antara stupa dari India dengan punden
berundak-undak dari Indonesia di masa Megalithikum
 Fungsi Candi di India adalah sebagai tempat ibadah, sedangkan Indonesia selain sebagai
tempat beribadah juga sebagai tempat menyimpan abu jenazah Raja yang dipengaruhi oleh
Konsep Dewa Raja

2. Seni Rupa dan Seni Ukir

Masuknya pengaruh India juga membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat,
dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian
dinding-dinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding dinding pagar langkan
di Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha
terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.Pada relief
kala makara pada candi dibuat sangat indah. Hiasan relief kala makara, dasarnya adalah motif
binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hal semacam ini sudah dikenal sejak masa sebelum Hindu.
Binatang-binatang itu dipandang suci, maka sering diabadikan dengan cara di lukis.

3. Seni Sastra dan Aksara


Pengaruh India membawa perkembangan seni sastra di Indonesia. Seni sastra waktu itu
ada yang berbentuk prosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi). Berdasarkan isinya,
kesusasteraan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tutur (pitutur kitab keagamaan), kitab
hukum, dan wiracarita (kepahlawanan). Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di
Indonesia, terutama kitab Ramayana dan Mahabarata. Kemudian timbul wiracarita hasil
gubahan dari para pujangga Indonesia. Misalnya, Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah
dan Mpu Panuluh. Juga munculnya cerita-cerita Carangan. Berkembangnya karya sastra
terutama yang bersumber dari Mahabarata dan Ramayana, melahirkan seni pertunjukan
wayang kulit (wayang purwa). Pertunjukan wayang kulit di Indonesia, khususnya di Jawa
sudah begitu mendarah daging. Isi dan cerita pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-
nilai yang bersifat edukatif (pendidikan). Cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari asli
dari Indonesia. Seni pahat dan ragam luas yang ada pada wayang disesuaikan dengan seni di
Indonesia. Di samping bentuk dan ragam hias wayang, muncul pula tokoh-tokoh pewayangan
yang khas Indonesia. Misalnya tokoh tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, dan Petruk.
Tokoh tokoh ini tidak ditemukan di India. Perkembangan seni sastra yang sangat cepat
didukung oleh penggunaan huruf pallawa, misalnya dalam karya-karya sastra Jawa Kuno.
Pada prasasti-prasasti yang ditemukan terdapat unsur India dengan unsur budaya Indonesia.
Misalnya, ada prasasti dengan huruf Nagari (India) dan huruf Bali Kuno (Indonesia)

Seni Pertunjukan Tahukah kalian bahwa wayang adalah seni pertunjukan asli Indonesia
sebelum masuknya budaya dari India?

Wayang merupakan salah satu unsur budaya asli Indonesia, sebelum datangnya
budaya India ceritanya adalah cerita asli Indonesia dengan tokoh tokoh pewayangan yang
sudah sangat dikenal masyarakat seperti Semar, Petruk, Gareng dan lain lain, Tokoh tokoh
tersebut adalah hasil kreasi dari local genius masyarakat Indonesia dan dibuat untuk
menambah rasa lokal dalam cerita pewayangan.
Terutama di dalam pewayangan Jawa banyak sekali lakon yang sudah cukup akrab
di telinga masyarakat Jawa. Sedangkan setelah masuknya budaya dari India ceritanya
mengambil cerita India seperti Ramayana dan Mahabrata dengan tokoh Rama, Shinta,
Gatotkaca, Bima, Basudewa dan lain lain. Banyak yang beranggapan bahwa cerita
kepahlawanan (epos) Ramayana dan Mahabrata berasal asli dari tanah pulau Jawa, namun
kedua epos tersebut sejatinya asli merupakan unsur budaya India. Selain itu, gamelan yang
mengiringi musik dalam sebuah pertunjukan wayang menggunakan peralatan asli unsur
budaya Indonesia dari zaman logam.

4. Sistem Kepercayaan
Sejak masa praaksara, orang-orang di Kepulauan Indonesia sudah mengenal simbol-
simbol yang bermakna filosofis. Sebagai contoh, kalau ada orang meninggal, di dalam
kuburnya disertakan benda-benda. Di antara benda-benda itu ada lukisan seorang naik perahu,
ini memberikan makna bahwa orang yang sudah meninggal rohnya akan melanjutkan
perjalanan ke tempat tujuan yang membahagiakan yaitu alam baka. Masyarakat waktu itu
sudah percaya adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Oleh karena itu, roh
nenek moyang dipuja oleh orang yang masih hidup (animisme). Setelah masuknya pengaruh
India kepercayaan terhadap roh halus tidak punah. Misalnya dapat dilihat pada fungsi candi.
Fungsi candi atau kuil di India adalah sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, di samping
sebagai tempat pemujaan, candi juga sebagai makam raja atau untuk menyimpan abu jenazah
raja yang telah meninggal. Itulah sebabnya peripih tempat penyimpanan abu jenazah raja
didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa yang dipujanya. Ini jelas merupakan
perpaduan antara fungsi candi di India dengan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek
moyang di Indonesia. Bentuk bangunan lingga dan yoni juga merupakan tempat pemujaan
terutama bagi orang-orang Hindu penganut Syiwaisme. Lingga adalah lambang Dewa Syiwa.
Secara filosofis lingga dan yoni adalah lambang kesuburan dan lambang kemakmuran. Lingga
lambang laki-laki dan yoni lambang perempuan.

5. Sistem Politik dan Pemerintahan


Setelah datangnya pengaruh India di Kepulauan Indonesia, dikenal adanya sistem
pemerintahan secara sederhana. Pemerintahan yang dimaksud adalah semacam pemerintah di
suatu desa atau daerah tertentu. Rakyat mengangkat seorang pemimpin atau semacam kepala
suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya orang yang sudah tua (senior), arif, dapat
membimbing, memiliki kelebihan-kelebihan tertentu termasuk dalam bidang ekonomi,
berwibawa, serta memiliki semacam kekuatan gaib (kesaktian) atau yang disebut dengan
konsep primus interpares
Setelah pengaruh India masuk, maka pemimpin tadi diubah menjadi raja dan wilayahnya
disebut kerajaan. Hal ini secara jelas terjadi di Kutai. Salah satu bukti akulturasi dalam bidang
pemerintahan, misalnya seorang raja harus berwibawa dan dipandang memiliki kekuatan gaib
seperti pada pemimpin masa sebelum Hindu-Buddha. Karena raja memiliki kekuatan gaib,
maka oleh rakyat raja dipandang dekat dengan dewa. Raja kemudian disembah, dan kalau
sudah meninggal, rohnya dipuja-puja. Para ahli mengganggap konsep dewa-raja sebagai hasil
akulturasi, yaitu perpaduan antara ajaran hindu dan pemujaan nenek moyang yang sudah lama
dianut penduduk Nusantara.
Dalam masyarakat hindu, jabatan dewa tertinggi biasanya disandang oleh syiwa Wisnu,
atau brahmana. Konsep ini memandang raja memiliki sifat ilahiah, yaitu sebagai dewa yang
hidup diatas bumi atau sebagai titisan dewa tertinggi. Konsep dan keyakinan ini berkembang
luas sejak masa wangsa syailendra, atau mungkin lebih tua sejak kerajaan tarumanegara.

6. Sistem Penanggalan
Penggunaan Kalender saka di Indonesia dimodifikasi dengan unsur-unsur penaggalan
lokal terutama di Jawa dan Bali, seperti penggunaan Candra Sangkala atau kronogram dalam
memperingati sebuah Peristiwa. Candra Sangkala adalah tanda atau penulisan tahun dalam
bentuk sandi (perlambang) biasanya diwujudkan dalam bentuk untaian kalimat agar mudah
diingat. Berbagai peristiwa yang diberi sengkalan bermacam macam, diantaranya : berdirinya
sebuah kerajaan, runtuhnya kerajaan, meninggalnya raja dari suatu kerajaan, tahun pembuatan
karya sastra dll.
Contohnya:
Tahun runtuhnya kerajaan Majapahit : Sirna Ilang Kertaning Bumi
Sirna : 0 Ilang : 0 Kerta : 4 Bumi : 1
Jadi angkanya: 0041, membacanya dari belakang menjadi 1400 + 78 (tahun saka dimulai
tahun 78 M) = 1478
7. Sistem Huruf

Berbeda dengan unsur budaya lain dimana sebelum masuknya budaya dari India unsur
budaya tersebut sudah dimiliki atau sudah dikuasai oleh bangsa Indonesia, sehingga proses
interaksi yang terjadi adalah interaksi yang bersifat akulturasi. Maka tidak demikian yang
terjadi dalam kebudayaan menulis atau sistem huruf. Sebelum masuknya budaya dari India
bangsa Indonesia belum mengenal tulisan sehingga dikatakan masih berada pada zaman
Akulturasi
kebudyaan Hindu
Budha

Nilam Insani Mukhlisa S.Pd


TUJUAN PEMBELAJARAN

Menganalisis akulturasi kebudayaan


Nusantara dan Hindu-Budha pada seni
Bangunan, Seni Rupa, Seni Ukir, Seni Sastra
dan aksara
Menganalisis akulturasi kebudayaan
Nusantara dan Hindu-Budha pada Sistem
kepercayaan, sistem pemerintahan dan
arsitektur serta pengaruhnya terhadap
kehidupan Masa Kini
APA ITU AKULTURASI?
kopi Susu
(pahit) (Manis)

kopi Susu
(pahit & Manis)
PENGERTIAN
AKULTURASI

Akulturasi yaitu suatu proses percampuran


antara unsur-unsur kebudayaan yang satu
dengan kebudayaan yang lain, sehingga
membentuk kebudayaan baru. Kebudayaan
baru yang merupakan hasil percampuran
itu masing-masing tidak kehilangan
kepribadian/ciri khasnya.
https://www.tiktok.com/@florenci
avt/video/7188441151437835525
TUGAS 1

1. setelah menyimak Video tersebut, Apakah kamu melihat adanya


akulturasi budaya disana? Coba jelaskan !
2. apa bentuk akulturasi yang terjadi?
AKULTURASI KEBUDAYAAN
NUSANTARA DAN HINDU BUDHA

SISTEM
SENI
SENI KEPERCAYAAN
BANGUNAN SISTEM
ARSITEKTUR PERTUNJUKAN PEMERINTAHAN

SENI RUPA&UKIR SENI SASTRA


DAN AKSARA
SENI
BANGUNAN
Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia
pada umumnya merupakan bentuk akulturasi
antara unsur-unsur budaya Hindu-Buddha
dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan
yang megah, patung-patung perwujudan dewa
atau Buddha, serta bagian bagian candi dan
stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk
candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah
punden berundak yang merupakan unsur
Indonesia asli. Candi Borobudur merupakan
salah satu contoh dari bentuk akulturasi
tersebut
PERBEDAAN CANDI DI INDONESIA DAN DI
INDIA
Coba Amati!
SENI RUPA DAN SENI UKIR

Relief/Seni Ukir di dinding Candi


Patung/ Arca
SENI SASTRA DAN AKSARA

Mahabarata & Ramayana

WIRACARITA (HASIL GUBAHAN) SEPERTI


BARATAYUDA OLEH MPU SEDAH & MPU
PANALUH
SENI
PERTUNJUKKAN
Gamelan merupakan seni pertunjukkan asli
yang dimiliki bangsa Indonesia sebelum masuk
unsur-unsur budaya India

Wayang merupakan salah satu unsur budaya asli


Indonesia, sebelum datangnya budaya India ceritanya
adalah cerita asli Indonesia dengan tokoh tokoh
pewayangan yang sudah sangat dikenal masyarakat
seperti Semar, Petruk, Gareng dan lain lain, Tokoh
tokoh tersebut adalah hasil kreasi dari local genius
masyarakat Indonesia dan dibuat untuk menambah
rasa lokal dalam cerita pewayangan
SISTEM KEPERCAYAAN
Fungsi Candi

Di India
Indonesia

sebagai tempat
sebagai tempat pemujaan, makam raja,
pemujaan tempat menyimpan abu
jenazah raja
SISTEM PEMERINTAHAN
Pemerintahan tersebut adalah semacam
pemerintahan disuatu desa atau daerah tertentu

PEMIMPIN/KEPALA SUKU

RAJA--KERAJAAN
TUGAS 2

https://wordwall.net/resource/55996674
yok refleksikan pembelajaran hari ini

bagaimana perasaan setelah mengikuti pembelajaran hari


ini?
Terimakasih
SAMPAI BERTEMU
MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai