Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

SERTIFIKASI GURU SMK : MENGAPA HARUS PORTOFOLIO?


Oleh:
NI WAYAN SUKERTI *

ABSTRACT
Sesuai dengan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, UU RI No.14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dan Permen RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menyatakan guru adalah pendidik professional. Untuk itu guru dipersyaratkan
memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV yang relevan dan
menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, salah
satu bentuk implementasi Undang-Undang No.14 tahun 2005 yaitu undang-undang guru
dan dosen, peningkatan mutu guru dalam upaya mewujudkan profesionalisme guru
terutama bagi guru yang telah bertugas (dalam jabatan) dilakukan melalui sertifikasi.
Profesionalisme seorang guru diharapkan dapat diwujudkan melalui serangkaian proses
sehingga layak memperoleh sertifikat . Terlepas dari profesionalisme secara formal itu
yang terpenting bagi guru/pendidik adalah mereka (guru) memiliki unjuk kerja dan
performansi sesuai dengan standar profesionalismenya. Menumbuhkan sikap dan
perilaku seperti itu bukan merupakan hal yang mudah, karena berhubungan dengan
system nilai yang dianut seseorang. Oleh karenanya yang terpenting yang harus ada
pada diri guru yang telah tersertifikasi adalah adanya perubahan pola pikir dan pola sikap,
bahwa tugas yang mereka lakukan bukan hanya tugas rutin, seperti ; membuat persiapan
mengajar, mengajar, memberikan penialaian kepada subyek didiknya. Tetapi tugas,
pekerjaan maupun performansinya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
profesionalisme seorang pendidik /guru. Guru adalah profesi, sehingga dia adalah “guru
professional”. Seperti yang tertera dalam buku 2, bahwa sertifikasi guru dalam jabatan
dilakukan melalui ; (1) penilaian portofolio, (2) jalur pendidikan. Sertifikasi melalui
penilaian portofolio didasarkan pada peraturan menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 18 tahun 2007. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang
mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang
menggambarkan pengalaman berkarya /prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas
profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. (Dirjen dikti,2008). Dokumen ini terkait
dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru bersangkutan menjalankan
peran sebagai agen pembelajaran. Komponen penilaian portofolio mencakup ; (1)
kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penialain dari atasan dan pengawas, (6)
prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum
ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang pendidikan. Fungsi portofolio dalam sertifikasi
guru dalam jabatan adalah untuk menilai kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.
Seluruh komponen portofolio merupakan refleksi dari empat kompetensi guru. Setiap
komponen portofolio dapat memberikan gambaran satu atau lebih kompetensi guru
peserta sertifikasi, dan secara akumulatif dari sebagian atau keseluruhan komponen
portofolio merefleksikan keempat kompetensi guru

Keyword:
Dosen Universitas Pendidikan Ganesha-Bali

1099
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

I. PENDAHULUAN tantangan pada tataran nasional sebagai


berikut :
Menurut Wardiman Djoyonegoro,
sedikitnya ada tiga syarat utama yang 1. Jumlah penduduk dan tenaga
harus diperhatikan dalam pembangunan kependidikan yang belum
pendidikan agar dapat berkontribusi memadai untuk memnuhi
terhadap peningkatan kualitas sumber perluasan akses dan pemerataan
daya manusia (SDM), yaitu : (1) sarana terutama dalam menuntaskan
gednug, (2) kualitas buku, (3) guru dan wajib belajar sembilan tahun;
tenaga kependidikan yang profesional (
2. Distribusi guru yang tidak merata
Wardiman Djoyonegero dalam Mulyasa,
dan menumpuk di daerah-daerah
2005:3) . Selain itu dikemukakan bahwa
perkotaan
hanya 43% guru yang memnuhi syarat,
artinya sebagian besar guru (57%) tidak 3. kualifikasi dan kompetensi yang
atau belum memenuhi syarat, tidak belum memenuhi standar nasional
kompeten, dan tidak profesional. Hal ini pendidikan
mengakibatkan kualitas pendidikan kita 4. masih banyaknya guru yang
jauh drai harapan, dan kebutuhan. mengajar tidak sesuai dengan
Padahal dalam kapsitasnya yang sangat bidang keahliannya (mismatch)
luas, pendidikan memiliki peran dan yaitu sekitar 15%
berpengaruh positif terhadap segala
bidang kehidupan dan perkembangan 5. masih rendahnya kesejahteraan
manusia dengan berbagai aspek guru
kepribadiannya. 6. Perlindungan terhadap guru dalam
Sejalan dengan hal tersebut, sangat melaksanakan tugas profesinya
perlu untuk meningkatkan kualitas belum optimal
pendidikan yang menghasilkan SDM 7. Masih rendahnya penghargaan
berkemauan dan berkemampuan untuk kepada guru yang berprestasi dan
senantiasa meningkatkan kualitasnya berdedikasi
secara terus menerus dan berke-
sinambungan ( continous quality 8. Belum berkembangnya organisasi
improvement), hal ini sangat sesuai profesi guru ( Dirjen PMPTK
dengan Undang-Undang RI No. 20 tahun :2007:3)
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Selanjutnya untuk mengatasi
yang mengemukakan bahwa pendidikan persoalan-persoalan di atas, maka
nasional bertujuan mengembangkan pemerintah membuat solusi dalam bentuk
potensi peserta didik agar menjadi kebijakan yaitu peningkatan kualifikasi
manusia yang beriman dan bertakwa guru . Peningkatan kualifikasi guru sesuai
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berahlak dengan landasan yurudis yaitu Undang-
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, Undang Sistem Pendidikan Nasional
mandiri dan menjadi warga negara yang nomor 20 tahun 2003 pasal 42 yang
demokratis serta bertanggungjawab dalam berbunyi :
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
1) Pendidik harus memiliki kualifikasi
Konsep dam Pola Pikir Pembinaan minimum dan sertifikasi sesuai
Pendidik dengan jenjang kewenangan
Kebijakan pokok Depdiknas yang mengajar, sehat jasmani dan
menyangkut tiga hal yaitu : (1) perluasan rohani, serta memiliki kemampuan
dan pemerataan akses pendidikan,; (2) untuk mewujudkan tujuan
peningkatan mutu, relevansi, dan daya pendidikan nasional
saing;(3) akuntabilitas dan pencitraan 2) Pendidik untuk pendidikan formal
public, maka terkait dengan hal tersebut pada jenjang pendidikan usia dini,
kita dihadapkan pada permasalahan dan pendidikan dasar, pendidikan

1100
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

menengah, dan pendidikan tinggi lismenya. Menumbuhkan sikap dan


dihasilkan oleh perguruan tinggi perilaku seperti itu bukan merupakan hal
yang terakreditasi yang mudah, karena berhubungan denagn
system nilai yang dianut seseorang. Oleh
3) Ketentuan mengenai kualifikasi
karenanya yang terpenting yang harus
pendidik sebagaimanan dimaksud
ada pada diri guru yang telah tersertifikasi
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
adalah adanya perubahan pola piker dan
lebih lanjut dengan peraturan
pola sikap, bahwa tugas yang mereka
pemerintah, undang-undang guru
lakukan bukan hanya tugas rutin, seperti ;
dan dosen.
membuat persiapan mengajar, mengajar,
Undang-undang guru dan dosen, pada memberikan penialaian kepada subyek
pasal 8 menyebutkan : didiknya. Tetapi tugas, pekerjaan maupun
- pasal 8 performansinya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari profesionalisme
Guru wajib memiliki kualifikasi seorang pendidik /guru. Guru adalah
akademik, kompetensi, sertifikasi profesi, sehingga dia adalah “guru
pendidik, sehat jasmani dan professional”.
rohani, serta memiliki kemampuan
Bagaimana penerapan pola
untuk mewujudkan tujuan pen-
sertifikasi guru sampai saat ini?
didikan nasional
Pertanyaan ini merupakan
- Pasal 9 permasalahan yang akan dikaji dalam
Kualifikasi akademik sebagaimana pembahasan berikut .
dimaksud dalam pasl 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi program
II. PEMBAHASAN
sarjana atau program diploma IV
2.1 STANDAR KOMPETENSI GURU
Sesuai dengan UU RI No 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas, UU RI No.14 Sesuai dengan amanat pasal 35 ayat
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan (1) Undang-undang Sistem Pendidikan
Permen RI No. 19 Tahun 2005 tentang Nasional (Sisdiknas, 2003), bahwa
Standar Nasional Pendidikan menyatakan standar nasional pendidikan terdiri atas
guru adalah pendidik professional. Untuk standar isi, proses, kompetensi lulusan,
itu guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi tenaga kependidikan, sarana dan
akademik minimal Sarjana atau Diploma prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
IV yang relevan dan menguasai penilaian pendidikan yang harus
kompetensi sebagai agen pembelajaran. ditingkatkan secara berencana dan
Berdasarkan uraian di atas, salah satu berkala. Dari pasal dan ayat ini, jelas
bentuk implementasi Undang-Undang bahwa guru yang bertugas sebagai
No.14 tahun 2005 yaitu undang-undang pengelola pembelajaran dituntut
guru dan dosen, peningkatan mutu guru memenuhi standar kompetensi dan
dalam upaya mewujudkan profesionalisme profesionalismenya. Hal ini mengingat
guru terutama bagi guru yang telah betapa penting peran guru dalam menata
bertugas (dalam jabatan) dilakukan isi, menata sumber belajar, mengeloa
melalui sertifikasi. Profesionalisme proses pembelajaran, dan melakukan
seorang guru diharapkan dapat penilaian yang dapat memfasilitasi
diwujudkan melalui serangkaian proses terbangunnya sumberdaya manusia
sehingga layak memperoleh sertifikat . (lulusan) yang memenuhi standar nasional
Terlepas dari profesionalisme secara dan standar tuntutan era global.
formal itu yang terpenting bagi guru/
Standar kompetensi dalam hal ini
pendidik sebagaimana dikatakan
dimaksudkan sebagai sesuatu spesifikasi
Landrawan (2008) adalah mereka (guru)
teknis kompetensi yang dibakukan (BSN,
memiliki unjuk kerja dan performansi
2001) yang disusun berdasarkan
sesuai dengan standar profesiona-
konsensus semua pihak yang terkait
1101
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dengan memperhatikan keselamatan, merencanakan dan melaksanakan proses


keamanan, kesehatan, perkembangan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
Ipteks, perkembangan masa kini dan melakukan pembim-bingan dan pelatihan,
masa mendatang untuk menda-patkan melakukan penelitian, membantu
manfaat yang sebesar-besarnya.Dalam pengembangan dan penge-lolaan
draf Standar Kompetensi Lulusan Pen- program sekolah serta mengembangkan
didikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama profesionalitas. Secara ringkas tugas,
dan Atas, SKGP PGSMP/SMA fungsi dan uraian tugas guru disajikan
(Depdiknas, 2004) disebutkan bahwa guru pada Tabel berikut.
sebagai tenaga profesional bertugas

Tugas, dan Fungsi Guru dalam Pedidikan Di Sekolah

TUGAS FUNGSI URAIAN TUGAS


I. Mendidik, 1. Sebagai 1.1 Mengembangkan potensi/ kemampu-
mengajar, Pendidik an dasar peserta didik.
membimbing 1.2 Mengembangkan kepribadian peserta
dan melatih didik.
1.3 Memberikan keteladanan
1.4 Menciptakan suasana pendidikan
yang kondusif
2. Sebagai 2.1 Merencanakan pembelajaran
Pengajar 2.2 Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik
2.3 Menilai proses dan hasil pembelajar-
an
3. Sebagai 3.1 Mendorong berkembangnya perilaku
Pembimbing positif dalam pembelajaran
3.2 Membimbing peserta didik memecah-
kan masalah dalam pembelajaran
4. Sebagai Pelatih 4.1 Melatih keterampilan-keterampilan
yang diperlukan dalam pembelajaran
4.2 Membiasakan peserta didik berperi-
laku positif dalam pembelajaran
II. Membantu 5. Sebagai 5.1 Membantu mengembangkan program
pengelolaan pengembang pendidikan sekolah dan hubungan
dan program kerjasama intra sekolah
pengembangan
program 6. Sebagai 6.1 Membantu secara aktif dalam
sekolah pengelola menjalin hubungan dan kerjasama
program antar sekolah dan masyarakat
III. Mengembang- 7. Sebagai tenaga 7.1 Melakukan upaya-upaya untuk
kan keprofesi- profesional meningkatkan kemampuan
onalan professional

*) Sumber Ditjen Dikti P2TK, 2004:9

1102
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Gayut dengan tugas dan fungsinya, Hal ini menjadi penting dalam
guru di abad pengetahuan (era global) memberikan dasar-dasar
perlu memiliki kompetensi dan pembentukan kompetensi dan
profesionalisme yang terstandar. profesionalisme guru di sekolah.
Kompetensi guru lebih bersifat personal Dengan menguasai isi bidang studi
dan kompleks serta merupakan satu yang diajarkan guru dapat memilih,
kesatuan utuh yang meng-gambarkan menetapkan, dan alternatif strategi
potensi yang mencakup pengetahuan, berinteraksi dari berbagai sumber
keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki belajar yang gayut dengan
seseorang guru yang terkait dengan kompetensi lulusan yang akan
profesinya yang dapat representasikan dicapai dalam pembelajaran.
dalam bentuk berpikir dan bertindak dalam
2. Pemahaman secara mendalam
bentuk kinerja guru dalam mengelola
tentang peserta didik
pembelajaran di sekolah. Kompetensi ini
yang digunakan sebagai indikator dalam Pemahaman tentang karakteristik
mengukur kualifikasi dan profesionalitas peserta didik meliputi: (1)
guru pada suatu jenjang dan jenis pemahaman berbagai ciri peserta
pendidikan (Depdiknas, 2004). didik,dan tahap-tahap perkembangan
peserta didik dalam berbagai aspek
Untuk dapat menjadi guru yang
dan penerapannya (aspek kognitif,
profesional dalam mengelola
aspek afektif, Aspek Psikomotorik). (2)
pembelajaran (sebagai representasi
penerapannya untuk optimalisasi
pelaksanaan tugas dan fungsinya)
proses pembelajaran yang mendidik.
dituntut memiliki penguasaan isi bidang
Dalam konteks ini, guru dituntut
studi, pemahaman karakteristik peserta
mampu mengidentifikasi potensi anak
didik, melakonkan pembelajaran yang
didik, bersikap empati sampai dengan
mendidik, dan potensi pengembangan
membimbing dan mengembangkan
profesionalisme dan kepribadian
karier peserta didik.
(Depdiknas, 2002; dan Depdiknas,
2004) yang sejalan dengan Ace 3. Kemampuan
Suryadi (2004), guru yang berkualitas menyelenggarakan
paling tidak memiliki empat kriteria pembelajaran yang mendidik.
utama yaitu : 1) kemampuan Penguasaan pembel-ajaran yang
profesional (professional capasity), 2) mendidik terdiri atas ; (1) pemahaman
upaya profesional (professional effort), konsep dasar proses pendidikan dan
3) waktu yang dicurahkan untuk pembelajaran bidang studi yang
kegiatan profesional (time bersangkutan; (2) penerapannya
devotion),dan 4) imbalan atas hasil dalam pelaksanaan dan
kerjanya (Professional rent).
pengembangan proses pembelajaran
Keempat rumpun standar yang mendidik. Pembelajaran yang
kompetensi guru tersebut dapat mendidik (Drijarkara dalam
diuraikan secara singkat sebagai berikut: Landrawan,2008) dimaksud adalah
pembelajaran yang lebih
1. Penguasaan bidang studi.
mementingkan kepentingan dan
Penguasaan bidang studi kebutuhan peserta didik karena
mencakup : (1) penguasaan pendidikan pada hakekatnya
karakteristik, substansi, dan merupakan upaya meningkatkan
metodologi bidang studi; (2) harkat dan martabatmereka. Oleh
penguasaan bahan ajar sekolah; (3) karenanya proses pembelajaran harus
penggunaan metodelogi ilmu yang dirancang dan terjadi dalam suasana
bersangkutan; (4) penyesuaian kemanusiaan dalam iklim yang
substansi ilmu dan tuntutan ruang manusiawi yang terwujud dalam
gerak kurikuler; (5) pemahaman tata kesamaan (equality), keberkawanan
kerja termasuk keselamatan praktik.
1103
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

(frienshipness), dan keakraban (PNS) maupun bagi guru yang bukan


(intimate sphere). pegawai negeri sipil (swasta). Jika dirunut
ke belakang, di beberapa negara
4. Mengembangkan kemampuan
sertifikasi guru telah diberlakukan,
kepribadian dan
misalnya di Amerika Serikat, Inggris, dan
keprofesionalan secara
Australia. Di Denmark, kegiatan sertifikasi
berkelanjutan.
guru baru dirintis dengan sungguh-
Pengembangan kepribadian dan sungguh sejak tahun 2003, sedangkan di
keprofesionalan mencakup; (1) nilai- Indonesia baru dirintis sejak tahun 2006.
nilai kebangsaan; (2) sikap dan
Undang-undang guru dan dosen
kemampuan untuk mengaktualisasi
menyatakan bahwa sertifikasi sebagai
diri; (3) sikap dan kemampuan
bagian dari peningkatan mutu guru dan
mengembangkan profesionalisme
kesejahteraannya. Oleh karena itu melalui
pendidikan. Guru selayaknya bisa
sertifikasi ini diharapkan guru menjadi
melaksanakan komunikasi dengan
pendidik yang profesional, yaitu yang
baik, secara vertikal dan horizontal
berpendidikan minimal S1-D4 dan
termasuk juga memanfaatkan sumber
berkompetensi sebagai agen
belajar melalui berbagai media yang
pembelajaran yang dibuktikan dengan
ada (internet, media massa).. Di
pemilikan sertifikat pendidik setelah
samping itu, guru dalam
dinyatakan lulus uji kompetensi. Atas
melaksanakan tugas perlu dilandasi
profesinya itu guru berhak mendapat
sifat ikhlas dan bertanggungjawab
reward berupa tunjangan profesi dari
atas profesi yang menjadi pilihan,
pemerintah sebesar satu kali gaji pokok.
sehingga berpotensi menumbuhkan
Peningkatan mutu guru melalui sertifikasi
kepribadian yang tangguh dan
ini sebagai upaya peningkatan mutu
memiliki jati diri. Guru yang bercirikan
pendidikan secara umum (Masnur Muslic,
seperti terakhir ini, dalam penguasaan
2007). Rasionalnya adalah apabila
dan representasinya dalam mengelola
kompetensi guru bagus yang diikuti
pembelajaran dapat menjadi contoh
penghasilan memadai, diharapkan
dan tidak hanya sekedar pandai
kinerjanya juga meningkat. Jika kinerja
memberikan contoh.
sudah bagus, maka KBM juga bagus yang
berdampak pada pendidikan yang
2.2 PERLUNYA SERTIFIKASI GURU bermutu. Jadi pemikiran itulah yang
mendasari perlunya sertifikasi bagi guru.
Sertifikasi guru adalah proses
Sedangkan manfaat uji sertifikasi
pemberian sertifikat kepada guru yang
telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi antara lain ; (1) melindungi profesi guru
guru bertujuan untuk ;(1) menentukan dari praktik layanan pendidikan yang tidak
kompeten sehingga dapat merusak citra
kelayakan guru dalam melaksanakan
tugas sebagai pendidik profesional, (2) profesi guru itu sendiri, (2) melindungi
meningkatkan proses dan hasil masyarakat dari praktik pendidikan yang
pembelajaran, (3) meningkatkan tidak berkualitas dan profesional yang
akan menghambat upaya peningkatan
kesejahteraan guru, (4) meningkatkan
martabat guru ; dalam rangka kualitas pendidikan dan penyiapan
mewujudkan pendidikan nasional yang sumber daya manusia di negeri ini, (3)
menjadi wahana penjamin mutu bagi
bermutu ( Dirjen Dikti, 2008).
LPTK yang bertugas mempersiapkan
Sertifikasi guru diikuti dengan calon guru dan juga berfungsi sebagai
peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk kontrol mutu bagi pengguna layanan
peningkatan kesejahteraan tersebut pendidikan, (4) menjaga lembaga
berupa pemberian tunjangan profesi bagi penyelenggara pendidikan dari keinginan
guru yang memiliki sertifikat pendidik. internal dan eksternal yang poetensial
Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi dapat menyimpang dari ketentuan yang
guru yang berstatus pegawai negeri sipil berlaku . (Masnur Muslic,2007).
1104
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Komponen penilaian portofolio mencakup


; (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan
2.3 POLA SERTIFIKASI GURU DALAM
dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar,
JABATAN
(4) perencanaan dan pelaksanaan
Seperti yang tertera dalam buku 2, pembelajaran, (5) penialain dari atasan
bahwa sertifikasi guru dalam jabatan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7)
dilakukan melalui ; (1) penilaian portofolio, karya pengembangan profesi, (8)
(2) jalur pendidikan. Sertifikasi melalui keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9)
penilaian portofolio didasarkan pada pengalaman organisasi di bidang
peraturan menteri Pendidikan Nasional pendidikan.
(Permendiknas) Nomor 18 tahun 2007.
Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru
Penilaian portofolio merupakan
dalam jabatan adalah untuk menilai
pengakuan atas pengalaman profesional
kompetensi guru sebagai agen
guru dalam bentuk penilaian terhadap
pembelajaran. Kompetensi pedagogik
kumpulan dokumen yang mencerminkan
dinilai antara lain melalui dokumen
kompetensi guru. Sedangkan sertifikasi
kualifikasi akademik, pendidikan dan
guru dalam jabatan melalui jalur
pelatihan, pengalaman mengajar,
pendidikan didasarkan pada
perencanaan dan pelaksanaan
Permendiknas nomor 40 tahun 2007. Pola
pembelajaran. Kompetensi kepribadian
ini diperuntukkan kepada guru berprestasi.
dan kompetensi sosial antara lain melalui
Sertifikasi Guru dalam Jabatan dokumen penilaian dari atasan dan
melalui Penilaian Portofolio. pengawas. Kompetensi profesional dinilai
Semua guru dari tingkat SD, SMP, melalui antara lain dokumen kualifikasi
SMA, dan SMK berhak mengikuti uji akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar, perencanaan dan
sertifikasi. Namun demikian guru harus
memenuhi persyaratan. Mengacu pada pelaksanaan pembelajaran, prestasi
Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 akademik, dan karya pengembangan
profesi. Seluruh komponen portofolio
persayaratan utama peserta sertifikasi
bagi guru dalam jabatan adalah guru yang merupakan refleksi dari empat kompetensi
telah memiliki kualifikasi akademik sarjana guru. Setiap komponen portofolio dapat
memberikan gambaran satu atau lebih
(S1) atau Diploma Empat (D-4). Selain itu
peserta sertifikasi tiap tahun dibatasi oleh kompetensi guru peserta sertifikasi, dan
kuota dan jumlah guru yang memenuhi secara akumulatif dari sebagian atau
persyaratan kualifikasi akademik lebih keseluruhan komponen portofolio
merefleksikan keempat kompetensi guru
besar dari pada kuota, maka dinas
Pendidikan Provinsi atau Dinas yang bersangkutan.
Pendidikan Kabupaten/kota dalam
menetapkan peserta sertifikasi juga
III. PENUTUP
mempertimbangkan kriteria ; (1) masa
kerja /penglaman mengajar, (2) usia, (3) Simpulan
pangkat/golongan (bagi PNS), (4) beban
Pengembangan SDM yang
mengajar, (5) jabatan/tugas tambahan, (6)
sangat mendasar tidak terlepas dari
prestasi kerja (Masnur Muslic,2007).
pengelolaan pendidikan sebagai suatu
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) sistem. Komponen strategis dalam
yang menggambarkan pengalaman sistem pendidikan adalah tenaga
berkarya /prestasi yang dicapai selama kependidikan khususnya guru. Setiap
menjalankan tugas profesi sebagai guru usaha untuk meningkatkan hasil
dalam interval waktu tertentu. (Dirjen pendidikan akan sangat berarti apabila
dikti,2008). Dokumen ini terkait dengan melibatkan guru; karena guru
unsur pengalaman, karya, dan prestasi merupakan kunci dan berada pada titik
selama guru bersangkutan menjalankan sentral dari setiap reformasi pendidikan
peran sebagai agen pembelajaran. yang diarahkan pada perubahan

1105
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kualitatif. Mengingat peran guru yang sistem penilaian terpadu yang meliputi
strategik dalam menentukan kualitas proses pengelolaan kinerja guru untuk
pendidikan maka diperlukan syarat- menunjang peluang pengembangan karier
syarat kepribadian dan kemampuan profesionalnya. Untuk dapat menjadi guru
profesional dengan berbagai kapasitas yang profesional dalam mengelola
sebagai pendidik. Menurut Ace Suryadi pembelajaran (sebagai representasi
(dalam Iwa Kuntadi,2004) guru yang pelaksanaan tugas dan fungsinya)
berkualitas paling tidak memiliki empat dituntut memiliki penguasaan isi bidang
kriteria utama yaitu : 1) kemampuan studi, pemahaman karakteristik peserta
profesional (professional capasity), 2) didik, melakonkan pembelajaran yang
upaya profesional (professional effort), mendidik, dan potensi pengembangan
3) waktu yang dicurahkan untuk profesionalisme dan kepribadian
kegiatan profesional (time
devotion),dan 4) imbalan atas hasil
kerjanya (Professional rent). IV. REFERENCE
Berdasarkan ciri-ciri profesionalisme Anonim. 2008. Pedoman Sertifikasi Guru
jelas bahwa sertifikasi sangat penting bagi dalam Jabatan melalui penilaian
guru jika ingin memiliki bidang pekerjaan portofolio. Jakarta. Direktorat Jendral
yang terlindungi, karena tidak mudah Pendidikan Tinggi. Departemen
diintervensi oleh siapapun selain pemilik Pendidikan Nasional
ijasah lembaga pendidikan tenaga Anonim. 2008. Sertifikasi Guru dalam
kependidikan (LPTK) dan akta mengajar. jabatan. Buku 3 Pedoman
Tujuan sertifikasi menurut Masnur Muslic Penyusunan Portofolio. Dirjen Dikti
(2007) adalah melalui sertifikasi Depdiknas.
diharapkan guru menjadi pendidik yang
profesional, dan berkompetensi sebagai Anonim. 2007. Koordinasi dan sinkronisasi
agen pembelajaran yang dibuktikan kebijakan kualifikasi, sertifikasi, dan
dengabn pemilikan sertifikat pendidik kompetensi guru. Direktur Profesi
setelah dinyatakan lulus uji kompetensi. Pendidik Dirjen PMPTK.
Selain itu untuk memberikan jaminan akan Iwa Kuntadi. 2004.Profesionalisme Guru
kinerja dan kemampuan guru dalam untuk Meningkatan Mutu Pendidikan
melakukan pekerjaan mengajar dan dalam Era Teknologi Informasi.
mendidik secara profesional. Tanpa Makalah Konaspi 2004.
sertifikasi akan semakin banyak orang
merasa bisa menjadi guru tanpa melalui Landrawan, I Wayan. 2008. Etos Kerja,
pendidikan yang disyaratkan. Anggapan Sertifikasi dan Profesionalisme Guru.
bahwa pekerjaan guru dapat dilakukan Jurnal IKA Undiksha. Vol.6 No.1
oleh siapa saja asal memiliki bekal Pebruari 2008.
kemampuan materi yang diperlukan harus Masnur Muslic. 2007. Sertifikasi Guru
segera diluruskan. Hakekat mengajar Menuju Profesionalisme Pendidik.
tidak sekedar transformasi ilmu semata Jakarta. Penerbit : Bumi Aksara
tetapi ada unsur-unsur paedagogis
sehingga terjadi perubahan perilaku anak Mulyasa.E. 2005.Guru Profesional.
didik baik dalam aspek kognitif, afektif Bandung. Penerbit : Rosdakarya
maupun psikomotorik. Sukamto (2004) Pengembangan Sistem
Sertifikasi bagi guru merupakan cara Penilaian Sertikasi Guru.
yang efektif untuk menentukan kualitas Undang-Undang Republik Indonesia No.
guru dan meningkatkan kepercayaan 20 tahun 2003 tentang Sistem
masyarakat terhadap sekolah dan profesi Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
mengajar. Sertifikasi bagi guru adalah Departemen Pendidikan Nasional

1106

Anda mungkin juga menyukai