Anda di halaman 1dari 10

Nama : Hana’ Fadhilah Retiyanto

No Urut Absen :5
NIM : 06101181823006
Th Akademik : 2021
Kelas : Indralaya
Tugas 13
1. Jelaskan tentang peningkatan profesionalitas guru!
Jawab:
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39
ayat 2, dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru mempunyai tugas pokok:
a) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b) Membina perkembangan peserta didik secara utuh sebagai makhluk Tuhan, individu dan
anggota masyarakat.
c) Melaksanakan tugas profesional lain dan administratif rutin yang mendukung
pelaksanaan dua tugas utama diatas.
Seseorang dianggap sebagai tenaga profesional apabila dalam mengerjakan tugasnya, ia
selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan pihak luar), cepat
(produktif), tepat (efisien), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip
pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur:
1) Ilmu atau teori yang sistematis.
2) Kewenangan profesional yang diakui oleh klien.
3) Sanksi dan pengakuan masyarakat dan keabsahan kewenangannya.
4) Kode etik yang regulatif.
Penguasaan teori dan kemampuan menggunakannya, dalam kegiatan praktik profesi akan
menghasilkan pengakuan dari para klien. Pengakuan dari klien dan penguasaan teori, sikap
dan keterampilan melalui pendidikan akan memberikan kewenangan profesional kepada
seseorang. Kewenangan yang diperoleh harus disertai tanggung jawab dan ada batasnya
sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya. Kode etik ditetapkan akan membatasi para
pelaku profesional dari pola perilaku yang dapat merusak nama profesi serta merugikan
klien. Bila ada pelanggaran terhadap kode etik apalagi merugikan pelanggan, pelaku profesi
tersebut harus diberikan sanksi. Guru melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sesuai dengan
tiga fungsi, yaitu sebagai pendidik, pengajar atau pelatih, dan pembimbing. Secara umum,
tugas pokok guru sebagai pendidik adalah mendewasakan peserta didik, sebagai pengajar
atau pelatih adalah melaksanakan pembelajaran dan sebagai pembimbing adalah
menyelaraskan perkembangan peserta didik.
Diketahui bahwa unsur penting dalam sebuah profesi adalah penguasaan sejumlah
kemampuan sebagai keterampilan atau keahlian khusus yang diperoleh melalui pendidikan
dan pelatihan khusus, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru
yang kompeten adalah:
1) Memiliki kualifikasi akademik D-IV/S1.
2) Memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian.
3) Memiliki sertifikat pendidik sesuai
4) Sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

2. Bagaimana pembinaan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas guru?


Jawab:
Pembinaan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas guru yaitu:
1) Peningkatan Kualifikasi
Menurut PP No. 16 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28ayat (1)
disebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Lebih lanjut, diperjelas maksud dari kualifikasi
akademik bagi seorang guru, yaitu tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi
seorang pendidik dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk guru pada jenjang Pendidikan Anak Usia (PAUD) sampai dengan SLTA
berdasarkan Pasal 29 PP No. 19 Tahun 2005 persyaratan pendidikan meliputi:
a) Kualifikasi akademik minimum diploma 4 (D-IV) atau sarjana (S1)
b) Latar belakang pendidikan tinggi sesuai dengan bidang pengajaran nya.
c) Sertifikat profesi guru.
Mengacu pada PP No. 19 tersebut, seseorang yang telah memiliki kualifikasi pendidikan
minimal (D-IV atau S1)
Belumlah cukup dan berat untuk menjadi guru, bila belum memenuhi persyaratan
kompetensi minimal sebagai agen pembelajaran. oleh karena itu, seseorang yang ingin
menjadi guru harus memenuhi persyaratan kualifikasi pendidikan berupa ijazah,
sedangkan pemenuhan persyaratan kompetensi minimal dibuktikan dengan sertifikat
pendidik.
2) Sertifikasi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
sertifikat pendidik diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan profesi pendidik dan lulus ujian sertifikasi pendidik titik dalam hal ini, ujian
sertifikasi pendidik dimaksudkan sebagai pengendalian mutu hasil pendidikan, sehingga
seseorang yang dinyatakan lulus dalam ujian sertifikasi pendidik diyakini mampu
melaksanakan tugas mendidik, mengajar, melatih, membimbing, dan menilai hasil belajar
peserta didik.
Dalam hal seseorang telah berstatus guru, ia datang langsung mengikuti sertifikasi
dengan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku. guru yang berhasil lulus sertifikasi
pendidik berhak memperoleh nomor registrasi guru Departemen Pendidikan Nasional.
dengan sertifikat pendidik, ia memiliki kewenangan untuk menjadi guru pada jenis dan
jenjang pendidikan, serta bidang studi atau jenjang tertentu.
3) Peningkatan Kompetensi
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, kompetensi
diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas sesuai pekerjaan tertentu. Menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki
empat jenis kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.
Untuk mencapai keempat kompetensi tersebut, LPTK sebagai lembaga pencetak calon
guru memiliki kewajiban untuk memberikannya kepada calon guru. Adapun untuk guru
yang telah bertugas, tugas peningkatan kompetensi guru adalah pada Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK),
sedangkan pelaksanaan kebijakan peningkatan kompetensi guru ada pada Direktorat
Profesi Pendidik.
4) Pengembangan Karier
Pengembanganengembangan karir guru terwujud dalam kelancaran kenaikan pangkat
atau jabatan ke jenjang yang lebih tinggi maupun promosi menjadi kepala sekolah atau
jabatan lain yang sesuai. Untuk kenaikan pangkat atau jabatan, diberlakukan sistem
penilaian prestasi kerja guru dalam bentuk angka kredit atas prestasinya dalam
mengerjakan butir rincian kegiatan guru. Pemerintah menyiapkan kebijakan dan pedoman
pengembangan karir guru yang mengacu pada penghargaan atas profesionalitas guru.
Secara prinsip, pedoman yang mengatur peningkatan dan pengembangan karir
pendidikan harus dipersiapkan secara matang, sederhana, dan dapat membantu
meningkatkan kualitas pendidik.

3. Jelaskan kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah!


Jawab:
Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu sebagai berikut:
1) Memiliki landasan dan wawasan pendidikan
2) Memahami sekolah sebagai sistem
3) Memahami manajemen berbasis sekolah (MBS)
4) Merencanakan pengembangan sekolah
5) Mengelola kurikulum
6) Mengelola tenaga kependidikan
7) Mengelola sarana dan prasarana
8) Mengelola kesiswaan
9) Mengelola keuangan
10) Mengelola hubungan sekolah-masyarakat
11) Mengelola kelembagaan
12) Mengelola sistem informasi sekolah
4. Unduhlah video dan PPT tentang pembinaan profesi guru!
Jawab:
Video
https://youtu.be/_KMWPjIx3jo
PPT
https://www.academia.edu/26066076/pembinaan_profesi_guru

5. Susunlah rencana rancangan pembinaan profesi guru sehingga guru memiliki sifat
profesional yang tinggi dan juga memberikan kemaslahatan/manfaat bagi sekolah, warga
sekolah dan masyarakat!
Jawab:
Adapun rancangan strategi untuk pembinaan profesi guru sehingga guru memiliki sifat
profesional yang tinggi dan juga memberikan kemaslahatan/manfaat bagi sekolah, warga
sekolah dan masyarakat. Berdasarkan dari literatur yang saya lihat ada beberapa strategi
pembinaan untuk meningkatkan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu
(1) Konsep Pembinaan Guru Sebagai Suatu Sistem,
(2) Pembinaan Guru Melalui Supervisi,
(3) Pembinaan Guru Melalui Pelatihan,
(4) Pembinaan Guru Melalui Pendidikan Lanjutan.

6. Tuliskan judul tentang rancangan rancangan pembinaan profesi guru


“……………………….”.
Jawab:
“Pembinaan Profesi Guru didalam Sekolah yang dapat Meningkatkan Profesionalisme
Guru”

7. Tuliskan rencana alamat sekolah tempat rancangan rancangan pembinaan profesi guru
tersebut!.
Jawab:
SMA Negeri 4 Lubuklinggau, yang beralamat di:
Jl. Sehase, Siring Agung, Kec. Lubuklinggau Selatan II, Kota Lubuklinggau, Sumatera
Selatan

8. Rancang denah rencana rancangan pembinaan profesi guru tersebut!.


Jawab:

Konsep Pembinaan
Pembinaan Guru
Guru Sebagai Suatu
Melalui Supervisi
Sistem,

Pembinaan Guru
Pembinaan Guru Melalui Pendidikan
Melalui Pelatihan Lanjutan

9. Tuliskan referensi sebagai sumber data acuan.


Jawab:
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/download/5731/4114
Daryanto. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

10. Mahasiswa membuat tulisan mengenai hal-hal yang sudah baik, yang berkenaan dengan 7
poin berikut ini:
a. Kelas Kimia
b. Pembelajaran kimia
c. Model/metode pembelajaran kimia
d. Laboratorium kimia
e. Penelitian kimia dan pendidikan kimia
f. Berhubungan denga Visi, Misi, Tujuan Program studi Pend. Kimia
g. Akutabel, Transfaran
Dan menulis rencana perbaikan yang belum atau masih dapat diperbaiki/ditingkatkan
kualitas dan kuantitasnya.
Jawab:
a. Kelas Kimia
Kelas kimia yang digunakan untuk mata kuliah filsafat pendidikan yaitu ruang belajar
yang dilengkapi dengan fasilitas untuk presentasi seperti proyektor dan terminal listrik.
Ruangan yang digunakan juga berAC sehingga membuat nyaman. Begitu juga pada
fasilitas kursi dan meja juga dalam keadaan yang baik
b. Pembelajaran Kimia
Dalam mata kuliah filsafat pendidikan, dengan dosen pegampuh yaitu Dr. Iceng Hidayat,
M.Sc. pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan RPS yang di berikan,
sehingga materi pembelajaran terurut atau sistematis. Pada pembelajaran mata kuliah ini
yaitu mahasiswa menelaah isi dalam buku yang telah diberikan oleh pengajar. Metode
yang dilakukan adalah membentuk kelompok-kelompok kecil yang berisi 4 hingga 5
orang untuk menyelesaikan permasalahan. Metode tersebut yaitu melakukan suatu diskusi
dan hasil diskusi dirangkum dalam satu dokumen serta dibuat kesimpulan dari hasil
diskusi tersebut. Penilaian dilakukan secara menyeluruh termasuk keaktifan, kemampuan
diskusi dan kesesuaian materi.
c. Model/Metode Pembelajaran
Model atau metode pembelajaran kimia yang digunakan dalam mata kuliah filsafat
pendidikan yaitu menggunakan metode diskusi antar anggota kelompok. Setiap
mahasiswa mencari materi didalam buku yang telah diberikan, lalu setiap mahasiswa
diberikan tugas untuk mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok masing-masing.
d. Laboratorium Kimia
Pada mata kuliah filsafat pendidikan ini tidak menggunakan laboratorium dalam proses
pembelajarannya. Untuk fasilitas maupun kualitas laboratorium pendidikan kimia sudah
sesuai standar, alat-alat beserta bahan-bahan kimia juga memenuhi kriteria standar.
Namun, ada beberapa yang harus diperbaiki sebagai upaya peningkatan laboratorium
kimia yaitu:
 Dari segi alat yang ada di laboratorium, terdapat beberapa alat yang sudah tidak bisa
digunakan kembali misalnya seperti penjepit dan gelas kimia yang sudah rusak sehingga
diperlukan pembaruan alat untuk memperlancar proses praktikum yang berlangsung.
 Dari segi bahan yang terdapat di laboratorium, masih ada beberapa bahan yang belum
terdapat di laboratorium kimia. Oleh karena itu, diharapkan disediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk praktikum untuk memperlancar kegiatan praktikum yang berlangsung.
e. Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia
Dalam mata kuliah filsafat pendidikan ini sudah terdapat penelitian, dimana penelitian ini
berupa jurnal-jurnal filsafat ahli.
f. Berhubungan dengan Visi, Misi, Tujuan Program studi Pend. Kimia
Visi Program Studi Pendidikan Kimia : Pada tahun 2025 Program Studi Pendidikan
Kimia Menjadi Program Studi Unggul Berbasis Riset, Inovatif dalam Bidang Pendidikan
Kimia dan Tanggap Terhadap Perkembangan IPTEKS.
Misi Program Studi Pendidikan Kimia :
1. Mendidik manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, berakhlak
mulia, berbudaya, bersemangat ilmiah, dan menguasai pendidikan kimia berbasis
Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
2. Mengembangkan pembelajaran kimia inovatif dalam kaitannya dengan strategi, model
dan media pembelajaran melalui penelitian dasar dan terapan, demi meningkatkan soft
skills dan hard skills lulusan.
3. Melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat dibidang pembelajaran sebagai
wujud pengembangan kompetensi sosial, demi pemberdayaan dan peningkatan
keterampilan profesional guru kimia.
4. Melaksanakan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat di tingkat regional dan nasional secara efektif, efisien dan
berkesinambungan untuk pengembangan bidang pembelajaran.
Tujuan Program Studi Pendidikan Kimia adalah :
1. Menyiapkan dan menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial yang unggul dalam bidang pendidikan kimia serta
memiliki karakter religius, dan semangat waja sampai kaputing (tetap bersemangat dan
kuat bagaikan baja dari awal sampai akhir). Program Studi Pendidikan Kimia 2-
Kurikulum FKIP 2017.
2. Menyiapkan dan menghasilkan tenaga pendidik yang mampu memberikan kontribusi
dalam dunia pendidikan, baik sebagai tenaga pendidik, perencana pembelajaran,
pengambil keputusan, maupun peneliti, melalui kerjasama dengan lembaga terkait.
3. Menghasilkan penelitian dan publikasi yang berkualitas dalam pengembangan inovasi
pembelajaran baik yang terkait dengan strategi, model, maupun media pembelajaran.
4. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
g. Akuntabel, Transfaran
Mata kuliah filsafat pendidikan ini kurang bersifat akuntabel dan bersifat transparan
sekali. Dimana dosen pengampunya kurang antusias pada saat proses pembelajaran.
Dosen pengampu mata kuliah filsafat pendidikan ini kurang dalam memberikan
penjelasan tentang pertanyaan dari mahasiswanya dan sulit dipahami oleh mahasiswa

Dan menulis rencana perbaikan yang belum atau masih dapat diperbaiki/ditingkatkan
kualitas dan kuantitasnya.
Perbaikan yang dapat dilakukan agar kualitasnya menjadi baik yaitu adanya tambahan
penjelasan dari dosen pengampu dimana tidak hanya langsung mempersilahkan
mahasiswa untuk berdiskusi atau hanya mengirimkan buku dimana untuk menjadi bahan
diskusi.

Anda mungkin juga menyukai