0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan8 halaman
Dokumen ini membahas pengelolaan bahan kimia di laboratorium, termasuk evaluasi pemasok, pengadaan bahan, penerimaan peralatan, dan persyaratan pengangkutan bahan kimia. Evaluasi pemasok meliputi mutu produk, pengiriman, komunikasi, dan harga. Bahan kimia harus sesuai spesifikasi dan disimpan dengan baik. Peralatan harus dilakukan commissioning dan kalibrasi sebelum digunakan. Pengangkutan bahan kimia
Dokumen ini membahas pengelolaan bahan kimia di laboratorium, termasuk evaluasi pemasok, pengadaan bahan, penerimaan peralatan, dan persyaratan pengangkutan bahan kimia. Evaluasi pemasok meliputi mutu produk, pengiriman, komunikasi, dan harga. Bahan kimia harus sesuai spesifikasi dan disimpan dengan baik. Peralatan harus dilakukan commissioning dan kalibrasi sebelum digunakan. Pengangkutan bahan kimia
Dokumen ini membahas pengelolaan bahan kimia di laboratorium, termasuk evaluasi pemasok, pengadaan bahan, penerimaan peralatan, dan persyaratan pengangkutan bahan kimia. Evaluasi pemasok meliputi mutu produk, pengiriman, komunikasi, dan harga. Bahan kimia harus sesuai spesifikasi dan disimpan dengan baik. Peralatan harus dilakukan commissioning dan kalibrasi sebelum digunakan. Pengangkutan bahan kimia
Kelompok 4 Anggota : 1. Desti Hervianti (06101181823010) 2. Shafa Zakiah (06101181823012) 3. Seren Nabila (06101181823013) 4. Dina Anggraini (06101181823014) 5. Gusti Nurfajriah (06101181823017) 6. Rachmi Khusnul Khotimah (076101281823032)
a. Evaluasi Prosedur Pengajuan & Pengadaan Bahan Di Laboratorium
Evaluasi dan Pemilihan Pemasok Pada umumnya, pemasok dipilih berdasarkan tawaran harga yang diberikan atau pemberian diskon kepada pembeli sehingga terkadang kurang mempertimbangkan persyaratan teknis. Untuk menghindari hal tersebut, laboratorium harus mengevaluasi kemampuan dan kredibilitas pemasok sebelum pemesanan dilakukan. Selain pemenuhan persyaratan peraturan perundangan, kegiatan evaluasi pemasok dapat dilakukan dengan pertimbangan adanya informasi bahwa pemasok telah mendapatkan sertifikasi sistem manajemen mutu sesuai SNI ISO 9001-2008. Jika mungkin, melakukan inspeksi untuk mengetahui kinerja pemasok dan evaluasi yang berkesinambungan dengan melihat catatan berbagai hal tentang produk pemasok, pengiriman, dan melakukan tinjauan ulang secara teratur terhadap informasi tersebut. Faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk evaluasi pemasok meliputi, antara lain: a) Jaminan mutu produk b) Ketepatan pengiriman produk pemasok ke laboratorium c) Komunikasi antara laboratorium dan pemasok d) Pelayanan purna jual e) Penanganan pengaduan oleh pemasok f) Harga produk g) Sistem pembayaran. Sedangkan kriteria evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kinerja pemasok adalah sebagai berikut : 1. Baik = sesuai persyaratan dan mempunyai nilai tambah bagi laboratorium 2. Sedang = sesuai persyaratan laboratorium 3. Kurang = tidak sesuai persyaratan laboratorium Pengadaan Bahan Habis Pakai, Bahan Kimia dan Peralatan Laboratorium Penggunaan bahan kimia, bahan habis pakai dan peralatan laboratorium yang mutunya tidak memenuhi persyaratan teknis selain dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian juga akan menimbulkan biaya kegagalan. Karena itu, pembelian terhadap bahan kimia, bahan habis pakai, peralatan laboratorium, yang penggunaannya mempengaruhi mutu data hasil pengujian harus dilakukan ke pemasok yang kompeten. Sebelum melakukan pembelian, pihak administrasi memastikan kecukupan persyaratan dokumen pembelian yang ditentukan personil teknis laboratorium. Uraian dalam dokumen spesifikasi pembelian dapat mencakup, antara lain: tipe, kelas, spesifikasi teknis, gambar, instruksi inspeksi atau data teknis lain yang relevan. Sebelum bahan kimia, bahan habis pakai dan peralatan laboratorium yang penggunaannya mempengaruhi mutu data hasil pengujian digunakan, maka bagian administrasi bersama-sama dengan personil teknis laboratorium melakukan inspeksi atau verifikasi. Hal ini untuk memastikan bahwa barang yang dibeli memenuhi persyaratan pembelian yang ditentukan berdasarkan kesesuaiannya dengan spesifikasi standar atau persyaratan yang ditetapkan dalam metode pengujian. Verifikasi adalah konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi. Sedangkan inspeksi adalah evaluasi kesesuaian melalui pengamatan dan penetapan, jika perlu dengan pengukuran, pengujian atau pembandingan. Inspeksi atau verifikasi tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara antara lain: a) mencocokkan spesifikasi teknis yang ada di barang dengan dokumen pembelian yang telah disetujui b) pemeriksaan visual setidak-tidaknya untuk tipe, jumlah dan kondisi barang c) perbandingan dengan barang yang ekivalen d) pengujian terhadap barang yang telah dibelinya, apabila memungkinkan Bila ditemukan ketidaksesuaian, maka barang yang bersangkutan dikembalikan kepada pemasok untuk diganti dengan barang lain yang sejenis sesuai spesifikasi teknis dalam dokummen pembelian. Namun sebaliknya jika barang tersebut sesuai dengan dokumen pembelian, maka dapat diterima oleh laboratorium serta diberi label atau tanda untuk identifikasi, bila mungkin. Jika diperlukan, laboratorium menetapkan tempat penyimpanan barang yang telah dibeli pada fasilitas sedemikian rupa sehingga dapat mencegah kerusakan atau penurunan mutu barang sebelum digunakan. Penyimpanan barang harus mempertimbangkan faktor kesehatan dan keselamatan serta ketentuan yang berlaku. Jika ruang penyimpanan memerlukan kondisi khusus maka kondisi ruangan penyimpanan tersebut, misalnya suhu dan kelembaban, harus dipantau dan direkam. Bahan kimia atau bahan habis pakai termasuk bahan acuan bersertifikat (certified reference materials, CRM) yang masa simpannya terbatas harus diidentifikasi dengan tanggal kedaluarsa saat diterima di tempat penyimpanan. Pengeluaran bahan kimia dari ruang penyimpanan harus dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dan melakukan pencatatan di log book penggunaan bahan kimia sebagai pertimbangan perencanaan pembelian berikutnya. Untuk keteraturan pengeluaran bahan kimia atau bahan habis pakai dari ruang penyimpanan maka dibuat ketentuan berdasarkan FIFO yaitu First In First Out yang berarti barang yang disimpan terlebih dulu harus dikeluarkan untuk digunakan terlebih dulu. Hal ini untuk menghindari penyimpanan bahan kimia yang terlalu lama di ruang penyimpanan sehingga mengakibatkan kedaluwarsa. Penerimaan Peralatan Instrumentasi Laboratorium Sebelum digunakan, peralatan instrumen laboratorium yang diterima harus dilakukan commissioning dengan tahapan sebagai berikut : Instalasi dan uji fungsi peralatan oleh pemasok yang kompeten Kalibrasi dan/atau uji kinerja peralatan yang dapat menunjukan laik pakainya peralatan yang dibeli. Hasil kalibrasi dan/atau uji kinerja peralatan harus sesuai dengan batasan spesifikasi teknis yang tercantum dalam manual book peralatan. Secara umum, hasil kalibrasi peralatan dievaluasi, sebagai berikut jika : |ketidakpastian|terbesar + |koreksi|terbesar ≤ toleransi atau akurasi yang disyaratkan oleh metode pengujian atau peralatan yang digunakan, maka peralatan yang telah dikalibrasi tersebut dalam keadaan laik pakai dan memiliki jaminan rantai keterlelusuran ke sistem satuan internasional tidak terputus. Namun jika hasil sebaliknya, maka peralatan tidak dalam keadaan laik pakai. Karena itu, peralatan tidak boleh digunakan dan harus diperbaiki hingga menunjukkan kinerjanya baik serta dikalibrasi ulang. Jika peralatan yang dibeli memenuhi spesifikasi teknis dan telah menunjukan laik pakai, maka peralatan tersebut diberi label atau tanda untuk identifikasi, bila perlu; Untuk meningkatkan kompetensi personil laboratorium, maka pihak pemasok harus melakukan pelatihan hingga personil laboratorium mampu mengoperasikan dan perawatan peralatan termasuk kalibrasi dan/atau uji kinerja; Selama masa garansi peralatan, jika ditemukan kerusakan terhadap peralatan yang dibeli, maka dapat berkonsultasi secara teknis dengan pemasok yang kompeten sebagai bagian dari pelayanan purna jual; Semua rekaman tahapan proses commissioning harus dipelihara sebagai bagian dari sejarah peralatan. Dengan mengikuti aturan dan ketentuan sebagaimana tersebut diatas, maka pengadaan peralatan laboratorium lingkungan termasuk bahan kimia dapat optimal sesuai dengan kebutuhan serta dapat mendukung progran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diamanahkan oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009.
b. Pemindahan, Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Kimia
Peraturan internasional berlaku untuk pemindahan bahan kimia, sampel, dan bahan penelitian lainnya di jalan public, dengan pesawat terbang, atau melalui pos atau pengangkutan lainnya. - Pemindahan: memindahkan bahan kimia di lokasi kerja digunakan perangkat pengaman sekunder, Lembaga dengan kampus yang besar mungkin memakai pembawa atau kendaraan khusus untuk mengangkut bahan yang diatur peraturan tertentu. Pada saat pemindahan bahan kimia, perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1) Ada alat pembawa yang tepat untuk wadah-wadah dari gelas ataupun lainnya, karena pemindahan botol mempunyai resiko pecah dan terhamburnya isi botol ke lingkungan. 2) Menggunakan kedua tangan pada saat memegang botol 3) Tidak memegang botol pada bagian yang berbahaya 4) Ketika bahan kimia diambil, hindarkan bagian dalam setiap botol dari kontaminasi 5) Menggunakan alat-alat (pipet tetes, sudip) yang bersih untuk mengambil bahan kimia 6) Pada saat menuangkan cairan dari pipet tetes ke wadah, di usahakan agar ujung pipet tidak tercelup ke larutan dalam wadah. 7) Menutup wadah secepat mungkin setelah bahan kimia diambil 8) Tidak mengembalikan kelebihan pereaksi ataupun larutan ke wadahnya.
- Pengangkutan: pengangkutan bahan berbahaya menggunakan kendaraan yang
dirancang khusus yakni mematuhi peraturan internasiona. Jangan menggunakan kendaraan pribadi, Lembaga termasuk pesawat terbang untuk mengirimkan bahan kimia berbahaya. Persyaratan umum armada angkutan B3: 1) Plakat/Simbol B3 2) Nama perusahaan 3) Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard 4) Kotak obat lengkap dengan isinya 5) Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoprasikan kendaraannya. 6) Alat pemadan kebakaran 7) Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika terjadi keadaan darurat (emergency call), yang dicantumkan pada sebelah kiri dan kanan kendaraan pengangkut B3. - Pengiriman : Bahan kimia, bahan biologi, dan radioaktif, pengiriman domestik atau internasional diatur oleh International Air Transport Association (IATA/ Asosiasi Transportasi Udara Internasional). Individu yang mempunyai sertifikat IATA harus melakukan inspeksi pengemasan, pengkajian, administrasi, dan menandatangani dokumen pengiriman. Beri label selengkap mungkin segala sampel bahan eksperimen yang akan dikirimkan. Jika tersedia, sertakan informasi berikut dengan bahan eksperimen yang dikirimkan: a) Pemilik awal: nama pemilik atau individu yang menerima bahan pertama kali. Jika mengirimkan bahan ke fasilitas lainnya, tambahkan informasi kontak untuk orang yang dapat memberikan informasi penanganan yang aman. b) Tanda pengenal: rujukan catatan laboratorium. c) Komponen berbahaya: komponen berbahaya utama yang diketahui. d) Potensi bahaya: bahaya yang mungkin timbul. e) Tanggal: tanggal bahan diletakkan di wadah dan diberi label. f) Dikirim ke: nama, lokasi, dan nomor telepon orang yang menjadi tujuan pengiriman bahan. g) MSDS: sertakan ini dengan sampel bahan berbahaya yang dikirimkan ke lembaga lainnya. Angkut bahan berbahaya menggunakan kendaraan yang dirancang khusus yang mematuhi peraturan internasional. Jangan menggunakan kendaraan pribadi, perusahaan, atau lembaga (termasuk pesawat terbang), untuk mengirimkan bahan kimia berbahaya. DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan No 74 Tahun 2001 Tentang pengelolaan B3. (Online).
http://www.kelair.bppt.go.id/sib3popv25/Pedoman/B3/Pengangkutan.html. (Diakses Pada 18 Februari 2021). Hadi, A. 2021. Pengadaan Bahan Kimia & Peralatan Laboratorium Lingkungan. (Online). https://www.infolabling.com/2014/10/pengadaan-bahan-kimia peralatan.html#.YC0KroYzbIU. (Diakses Pada Tanggal 17 Februari 2021). Ramadhani, S. P. 2020. Pengelolaan Laboratorium (Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan). Yiesa Rich Foundation: Jawa Barat. Wildan, A. 2015. Penyimpanan Bahan Kimia. (Online). Sampling-Analisis (sampling- analisis.com). (Diakses Pada 18 Februari 2021).