Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN 5

“PENGELOLAHAN BAHAN KIMIA”


Kelompok 4
Anggota :
1. Desti Hervianti (06101181823010)
2. Shafa Zakiah (06101181823012)
3. Seren Nabila (06101181823013)
4. Dina Anggraini (06101181823014)
5. Gusti Nurfajriah (06101181823017)
6. Rachmi Khusnul Khotimah (076101281823032)

a. Evaluasi Prosedur Pengajuan & Pengadaan Bahan Di Laboratorium


 Evaluasi dan Pemilihan Pemasok
Pada umumnya, pemasok dipilih berdasarkan tawaran harga yang diberikan atau
pemberian diskon kepada pembeli sehingga terkadang kurang mempertimbangkan
persyaratan teknis. Untuk menghindari hal tersebut, laboratorium harus mengevaluasi
kemampuan dan kredibilitas pemasok sebelum pemesanan dilakukan. Selain pemenuhan
persyaratan peraturan perundangan, kegiatan evaluasi pemasok dapat dilakukan dengan
pertimbangan adanya informasi bahwa pemasok telah mendapatkan sertifikasi sistem
manajemen mutu sesuai SNI ISO 9001-2008. Jika mungkin, melakukan inspeksi untuk
mengetahui kinerja pemasok dan evaluasi yang berkesinambungan dengan melihat catatan
berbagai hal tentang produk pemasok, pengiriman, dan melakukan tinjauan ulang secara
teratur terhadap informasi tersebut. Faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan
untuk evaluasi pemasok meliputi, antara lain:
a) Jaminan mutu produk
b) Ketepatan pengiriman produk pemasok ke laboratorium
c) Komunikasi antara laboratorium dan pemasok
d) Pelayanan purna jual
e) Penanganan pengaduan oleh pemasok
f) Harga produk
g) Sistem pembayaran.
Sedangkan kriteria evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kinerja pemasok adalah
sebagai berikut :
1. Baik = sesuai persyaratan dan mempunyai nilai tambah bagi laboratorium
2. Sedang = sesuai persyaratan laboratorium
3. Kurang = tidak sesuai persyaratan laboratorium
 Pengadaan Bahan Habis Pakai, Bahan Kimia dan Peralatan Laboratorium
Penggunaan bahan kimia, bahan habis pakai dan peralatan laboratorium yang
mutunya tidak memenuhi persyaratan teknis selain dapat mempengaruhi mutu data hasil
pengujian juga akan menimbulkan biaya kegagalan. Karena itu, pembelian terhadap bahan
kimia, bahan habis pakai, peralatan laboratorium, yang penggunaannya mempengaruhi
mutu data hasil pengujian harus dilakukan ke pemasok yang kompeten. Sebelum
melakukan pembelian, pihak administrasi memastikan kecukupan persyaratan dokumen
pembelian yang ditentukan personil teknis laboratorium. Uraian dalam dokumen
spesifikasi pembelian dapat mencakup, antara lain: tipe, kelas, spesifikasi teknis, gambar,
instruksi inspeksi atau data teknis lain yang relevan.
Sebelum bahan kimia, bahan habis pakai dan peralatan laboratorium yang
penggunaannya mempengaruhi mutu data hasil pengujian digunakan, maka bagian
administrasi bersama-sama dengan personil teknis laboratorium melakukan inspeksi atau
verifikasi. Hal ini untuk memastikan bahwa barang yang dibeli memenuhi persyaratan
pembelian yang ditentukan berdasarkan kesesuaiannya dengan spesifikasi standar atau
persyaratan yang ditetapkan dalam metode pengujian.
Verifikasi adalah konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan
yang ditentukan telah dipenuhi. Sedangkan inspeksi adalah evaluasi kesesuaian melalui
pengamatan dan penetapan, jika perlu dengan pengukuran, pengujian atau pembandingan.
Inspeksi atau verifikasi tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara antara lain:
a) mencocokkan spesifikasi teknis yang ada di barang dengan dokumen pembelian yang
telah disetujui
b) pemeriksaan visual setidak-tidaknya untuk tipe, jumlah dan kondisi barang
c) perbandingan dengan barang yang ekivalen
d) pengujian terhadap barang yang telah dibelinya, apabila memungkinkan
Bila ditemukan ketidaksesuaian, maka barang yang bersangkutan dikembalikan
kepada pemasok untuk diganti dengan barang lain yang sejenis sesuai spesifikasi teknis
dalam dokummen pembelian. Namun sebaliknya jika barang tersebut sesuai dengan
dokumen pembelian, maka dapat diterima oleh laboratorium serta diberi label atau tanda
untuk identifikasi, bila mungkin.
Jika diperlukan, laboratorium menetapkan tempat penyimpanan barang yang telah
dibeli pada fasilitas sedemikian rupa sehingga dapat mencegah kerusakan atau penurunan
mutu barang sebelum digunakan. Penyimpanan barang harus mempertimbangkan faktor
kesehatan dan keselamatan serta ketentuan yang berlaku. Jika ruang penyimpanan
memerlukan kondisi khusus maka kondisi ruangan penyimpanan tersebut, misalnya suhu
dan kelembaban, harus dipantau dan direkam.
Bahan kimia atau bahan habis pakai termasuk bahan acuan bersertifikat (certified
reference materials, CRM) yang masa simpannya terbatas harus diidentifikasi dengan
tanggal kedaluarsa saat diterima di tempat penyimpanan. Pengeluaran bahan kimia dari
ruang penyimpanan harus dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dan melakukan
pencatatan di log book penggunaan bahan kimia sebagai pertimbangan perencanaan
pembelian berikutnya. Untuk keteraturan pengeluaran bahan kimia atau bahan habis pakai
dari ruang penyimpanan maka dibuat ketentuan berdasarkan FIFO yaitu First In First
Out yang berarti barang yang disimpan terlebih dulu harus dikeluarkan untuk digunakan
terlebih dulu. Hal ini untuk menghindari penyimpanan bahan kimia yang terlalu lama di
ruang penyimpanan sehingga mengakibatkan kedaluwarsa.
 Penerimaan Peralatan Instrumentasi Laboratorium
Sebelum digunakan, peralatan instrumen laboratorium yang diterima harus
dilakukan commissioning dengan tahapan sebagai berikut :
 Instalasi dan uji fungsi peralatan oleh pemasok yang kompeten
 Kalibrasi dan/atau uji kinerja peralatan yang dapat menunjukan laik pakainya peralatan
yang dibeli. Hasil kalibrasi dan/atau uji kinerja peralatan harus sesuai dengan batasan
spesifikasi teknis yang tercantum dalam manual book peralatan. Secara umum, hasil
kalibrasi peralatan dievaluasi, sebagai berikut jika :
|ketidakpastian|terbesar + |koreksi|terbesar ≤ toleransi atau akurasi
yang disyaratkan oleh metode pengujian atau peralatan yang digunakan, maka peralatan
yang telah dikalibrasi tersebut dalam keadaan laik pakai dan memiliki jaminan rantai
keterlelusuran ke sistem satuan internasional tidak terputus. Namun jika hasil
sebaliknya, maka peralatan tidak dalam keadaan laik pakai. Karena itu, peralatan tidak
boleh digunakan dan harus diperbaiki hingga menunjukkan kinerjanya baik serta
dikalibrasi ulang.
 Jika peralatan yang dibeli memenuhi spesifikasi teknis dan telah menunjukan laik
pakai, maka peralatan tersebut diberi label atau tanda untuk identifikasi, bila perlu;
 Untuk meningkatkan kompetensi personil laboratorium, maka pihak pemasok harus
melakukan pelatihan hingga personil laboratorium mampu mengoperasikan dan
perawatan peralatan termasuk kalibrasi dan/atau uji kinerja;
 Selama masa garansi peralatan, jika ditemukan kerusakan terhadap peralatan yang
dibeli, maka dapat berkonsultasi secara teknis dengan pemasok yang kompeten sebagai
bagian dari pelayanan purna jual;
 Semua rekaman tahapan proses commissioning harus dipelihara sebagai bagian dari
sejarah peralatan.
Dengan mengikuti aturan dan ketentuan sebagaimana tersebut diatas, maka pengadaan
peralatan laboratorium lingkungan termasuk bahan kimia dapat optimal sesuai dengan
kebutuhan serta dapat mendukung progran perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagaimana diamanahkan oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun
2009.

b. Pemindahan, Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Kimia


Peraturan internasional berlaku untuk pemindahan bahan kimia, sampel, dan bahan
penelitian lainnya di jalan public, dengan pesawat terbang, atau melalui pos atau
pengangkutan lainnya.
- Pemindahan: memindahkan bahan kimia di lokasi kerja digunakan perangkat
pengaman sekunder, Lembaga dengan kampus yang besar mungkin memakai
pembawa atau kendaraan khusus untuk mengangkut bahan yang diatur peraturan
tertentu.
Pada saat pemindahan bahan kimia, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1) Ada alat pembawa yang tepat untuk wadah-wadah dari gelas ataupun lainnya,
karena pemindahan botol mempunyai resiko pecah dan terhamburnya isi botol
ke lingkungan.
2) Menggunakan kedua tangan pada saat memegang botol
3) Tidak memegang botol pada bagian yang berbahaya
4) Ketika bahan kimia diambil, hindarkan bagian dalam setiap botol dari
kontaminasi
5) Menggunakan alat-alat (pipet tetes, sudip) yang bersih untuk mengambil
bahan kimia
6) Pada saat menuangkan cairan dari pipet tetes ke wadah, di usahakan agar
ujung pipet tidak tercelup ke larutan dalam wadah.
7) Menutup wadah secepat mungkin setelah bahan kimia diambil
8) Tidak mengembalikan kelebihan pereaksi ataupun larutan ke wadahnya.

- Pengangkutan: pengangkutan bahan berbahaya menggunakan kendaraan yang


dirancang khusus yakni mematuhi peraturan internasiona. Jangan menggunakan
kendaraan pribadi, Lembaga termasuk pesawat terbang untuk mengirimkan bahan
kimia berbahaya.
 Persyaratan umum armada angkutan B3:
1) Plakat/Simbol B3
2) Nama perusahaan
3) Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard
4) Kotak obat lengkap dengan isinya
5) Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat
merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam
mengoprasikan kendaraannya.
6) Alat pemadan kebakaran
7) Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika
terjadi keadaan darurat (emergency call), yang dicantumkan pada
sebelah kiri dan kanan kendaraan pengangkut B3.
- Pengiriman : Bahan kimia, bahan biologi, dan radioaktif, pengiriman domestik
atau internasional diatur oleh International Air Transport Association (IATA/
Asosiasi Transportasi Udara Internasional). Individu yang mempunyai sertifikat
IATA harus melakukan inspeksi pengemasan, pengkajian, administrasi, dan
menandatangani dokumen pengiriman.
Beri label selengkap mungkin segala sampel bahan eksperimen yang akan
dikirimkan. Jika tersedia, sertakan informasi berikut dengan bahan eksperimen
yang dikirimkan:
a) Pemilik awal: nama pemilik atau individu yang menerima bahan pertama kali.
Jika mengirimkan bahan ke fasilitas lainnya, tambahkan informasi kontak
untuk orang yang dapat memberikan informasi penanganan yang aman.
b) Tanda pengenal: rujukan catatan laboratorium.
c) Komponen berbahaya: komponen berbahaya utama yang diketahui.
d) Potensi bahaya: bahaya yang mungkin timbul.
e) Tanggal: tanggal bahan diletakkan di wadah dan diberi label.
f) Dikirim ke: nama, lokasi, dan nomor telepon orang yang menjadi tujuan
pengiriman bahan.
g) MSDS: sertakan ini dengan sampel bahan berbahaya yang dikirimkan ke
lembaga lainnya.
Angkut bahan berbahaya menggunakan kendaraan yang dirancang khusus
yang mematuhi peraturan internasional. Jangan menggunakan kendaraan pribadi,
perusahaan, atau lembaga (termasuk pesawat terbang), untuk mengirimkan bahan
kimia berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan No 74 Tahun 2001 Tentang pengelolaan B3. (Online).


http://www.kelair.bppt.go.id/sib3popv25/Pedoman/B3/Pengangkutan.html. (Diakses Pada
18 Februari 2021).
Hadi, A. 2021. Pengadaan Bahan Kimia & Peralatan Laboratorium Lingkungan. (Online).
https://www.infolabling.com/2014/10/pengadaan-bahan-kimia
peralatan.html#.YC0KroYzbIU. (Diakses Pada Tanggal 17 Februari 2021).
Ramadhani, S. P. 2020. Pengelolaan Laboratorium (Panduan Para Pengajar dan Inovator
Pendidikan). Yiesa Rich Foundation: Jawa Barat.
Wildan, A. 2015. Penyimpanan Bahan Kimia. (Online). Sampling-Analisis (sampling-
analisis.com). (Diakses Pada 18 Februari 2021).

Anda mungkin juga menyukai