Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN LABORATORIUM

“PERALATAN & BAHAN LABORATORIUM DASAR PEMILIHAN

PEMASOK/VENDOR”

Oleh Kelompok 4 :

1. M.Tegar Krisna Abimayu

2. Ajeng Bestari

3. Anggi Puspa Dewi

4. Gita Santia Ulandari

5. Novera Ahwan

6. Zelfi Novela Putri

7. Vera Sela Bangsawan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN

Page 1
PROGRAM STUDI DIII
2019

Kata Pengantar
Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan hidayahnya makalini dapat dibuat. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Laboratorium . Kami berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang medis. Serta pembaca dapat
mengetahui tentang bagaimana dan apa sebenarnya pemilihan pemasok.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini . Maka dari itu,
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca. Dan kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semuanya.

Bengkulu, September 2018

Penulis

Page 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................ 2
Daftar Isi.................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah....................................................................................................................... 6
Tujuan........................................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Pemilihan Alat Laboratorium…………………………………………………7

B. Pengujian Peralatan Baru…………………………………………………………….9

C. Dasar Pemilihan Bahan Laboratorium……………………………………………….9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 17

Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

a) Evaluasi dan Pemilihan Pemasok

Pada umumnya, pemasok dipilih berdasarkan tawaran harga yang diberikan atau

pemberian diskon kepada pembeli sehingga terkadang kurang mempertimbangkan

persyaratan teknis. Untuk menghindari hal tersebut, laboratorium harus mengevaluasi

kemampuan dan kredibilitas pemasok sebelum pemesanan dilakukan. Selain pemenuhan

persyaratan peraturan perundangan, kegiatan evaluasi pemasok dapat dilakukan dengan

pertimbangan adanya informasi bahwa pemasok telah mendapatkan sertifikasi sistem

manajemen mutu sesuai SNI ISO 9001-2008. Jika mungkin, melakukan inspeksi untuk

mengetahui kinerja pemasok dan evaluasi yang berkesinambungan dengan melihat catatan

berbagai hal tentang produk pemasok, pengiriman, dan melakukan tinjauan ulang secara

teratur terhadap informasi tersebut. Faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan

untuk evaluasi pemasok meliputi, antara lain:

1. jaminan mutu produk;


2. ketepatan pengiriman produk pemasok ke laboratorium;
3. komunikasi antara laboratorium dan pemasok;
4. pelayanan purna jual;
5. penanganan pengaduan oleh pemasok;
6. harga produk;
7. sistem pembayaran.

Page 4
Sedangkan kriteria evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kinerja pemasok adalah
sebagai berikut:
1) baik = sesuai persyaratan dan mempunyai nilai tambah bagi laboratorium;
2) sedang = sesuai persyaratan laboratorium; dan
3) kurang = tidak sesuai persyaratan laboratorium.

b) Pengadaan Bahan Habis Pakai, Bahan Kimia dan Peralatan Laboratorium


Penggunaan bahan kimia, bahan habis pakai dan peralatan laboratorium yang mutunya
tidak memenuhi persyaratan teknis selain dapat mempengaruhi mutu data hasil pengujian
juga akan menimbulkan biaya kegagalan. Karena itu, pembelian terhadap bahan kimia,
bahan habis pakai, peralatan laboratorium, yang penggunaannya mempengaruhi mutu data
hasil pengujian harus dilakukan ke pemasok yang kompeten. Sebelum melakukan
pembelian, pihak administrasi memastikan kecukupan persyaratan dokumen pembelian
yang ditentukan personil teknis laboratorium. Uraian dalam dokumen spesifikasi pembelian
dapat mencakup, antara lain: tipe, kelas, spesifikasi teknis, gambar, instruksi inspeksi atau
data teknis lain yang relevan.
Sebelum bahan kimia, bahan habis pakai dan peralatan laboratorium yang
penggunaannya mempengaruhi mutu data hasil pengujian digunakan, maka bagian
administrasi bersama-sama dengan personil teknis laboratorium melakukan inspeksi atau
verifikasi. Hal ini untuk memastikan bahwa barang yang dibeli memenuhi persyaratan
pembelian yang ditentukan berdasarkan kesesuaiannya dengan spesifikasi standar atau
persyaratan yang ditetapkan dalam metode pengujian.
Verifikasi adalah konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan
yang ditentukan telah dipenuhi. Sedangkan inspeksi adalah evaluasi kesesuaian melalui
pengamatan dan penetapan, jika perlu dengan pengukuran, pengujian atau pembandingan.
Inspeksi atau verifikasi tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara antara lain:
 mencocokkan spesifikasi teknis yang ada di barang dengan dokumen pembelian yang
telah disetujui;
 pemeriksaan visual setidak-tidaknya untuk tipe, jumlah dan kondisi barang;
 perbandingan dengan barang yang ekivalen;
 pengujian terhadap barang yang telah dibelinya, apabila memungkinkan.
Bila ditemukan ketidaksesuaian, maka barang yang bersangkutan dikembalikan kepada
pemasok untuk diganti dengan barang lain yang sejenis sesuai spesifikasi teknis dalam
dokummen pembelian. Namun sebaliknya jika barang tersebut sesuai dengan dokumen
pembelian, maka dapat diterima oleh laboratorium serta diberi label atau tanda untuk
identifikasi, bila mungkin.
Jika diperlukan, laboratorium menetapkan tempat penyimpanan barang yang telah dibeli
pada fasilitas sedemikian rupa sehingga dapat mencegah kerusakan atau penurunan mutu
barang sebelum digunakan. Penyimpanan barang harus mempertimbangkan faktor
kesehatan dan keselamatan serta ketentuan yang berlaku. Jika ruang penyimpanan
memerlukan kondisi khusus maka kondisi ruangan penyimpanan tersebut, misalnya suhu
dan kelembaban, harus dipantau dan direkam.

Page 5
Bahan kimia atau bahan habis pakai termasuk bahan acuan bersertifikat (certified
reference materials, CRM) yang masa simpannya terbatas harus diidentifikasi dengan
tanggal kedaluarsa saat diterima di tempat penyimpanan. Pengeluaran bahan kimia dari
ruang penyimpanan harus dilakukan oleh petugas yang ditunjuk dan melakukan pencatatan
di log book penggunaan bahan kimia sebagai pertimbangan perencanaan pembelian
berikutnya. Untuk keteraturan pengeluaran bahan kimia atau bahan habis pakai dari ruang
penyimpanan maka dibuat ketentuan berdasarkan FIFO yaitu First In First Out yang berarti
barang yang disimpan terlebih dulu harus dikeluarkan untuk digunakan terlebih dulu. Hal
ini untuk menghindari penyimpanan bahan kimia yang terlalu lama di ruang penyimpanan
sehingga mengakibatkan kedaluarsa.
c) Penerimaan Peralatan Instrumentasi Laboratorium
Sebelum digunakan, peralatan instrumen laboratorium yang diterima harus dilakukan
commissioning dengan tahapan sebagai berikut:
 instalasi dan uji fungsi peralatan oleh pemasok yang kompeten;
 kalibrasi dan/atau uji kinerja peralatan yang dapat menunjukan laik pakainya
peralatan yang dibeli. Hasil kalibrasi dan/atau uji kinerja peralatan harus sesuai
dengan batasan spesifikasi teknis yang tercantum dalam manual book peralatan.
Secara umum, hasil kalibrasi peralatan dievaluasi, sebagai berikut, jika yang
disyaratkan oleh metode pengujian atau peralatan yang digunakan, maka peralatan
yang telah dikalibrasi tersebut dalam keadaan laik pakai dan memiliki jaminan
rantai keterlelusuran ke sistem satuan internasional tidak terputus. Namun jika hasil
sebaliknya, maka peralatan tidak dalam keadaan laik pakai. Karena itu, peralatan
tidak boleh digunakan dan harus diperbaiki hingga menunjukkan kinerjanya baik
serta dikalibrasi ulang.
 jika peralatan yang dibeli memenuhi spesifikasi teknis dan telah menunjukan laik
pakai, maka peralatan tersebut diberi label atau tanda untuk identifikasi, bila perlu.
 untuk meningkatkan kompetensi personil laboratorium, maka pihak pemasok harus
melakukan pelatihan hingga personil laboratorium mampu mengoperasikan dan
perawatan peralatan termasuk kalibrasi dan/atau uji kinerja.
 selama masa garansi peralatan, jika ditemukan kerusakan terhadap peralatan yang
dibeli, maka dapat berkonsultasi secara teknis dengan pemasok yang kompeten
sebagai bagian dari pelayanan purna jual.
 semua rekaman tahapan proses commissioning harus dipelihara sebagai bagian dari
sejarah peralatan.

Dengan mengikuti aturan dan ketentuan sebagaimana tersebut diatas, maka pengadaan
peralatan laboratorium lingkungan termasuk bahan kimia dapat optimal sesuai dengan
kebutuhan serta dapat mendukung progran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sebagaimana diamanahkan oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009.

B. Rumusan Masalah

Page 6
Dari adanya latar belakang , kita bisa mengetahui peralatan dan bahan laboratorium
dasar pemilihan pemasok/ vendor

C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja peralatan dan bahan laboratorium dasar pemilihan
pemasok/vendor

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Pemilihan Alat Laboratorium

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih alat, yaitu:

1. Kebutuhan
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan

setempat yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis spesimen dan volume spesimen dan

jumlah pemeriksaan.
2. Fasilitas yang tersedia
Alat yang dipilih harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan fasilitas yang

tersedia seperti luasnya ruangan, fasilitas listrik dan air yang ada, serta tingkat

kelembaban dan suhu ruangan.


3. Tenaga yang ada
Perlu dipertimbangkan tersedianya tenaga dengan kualifikasi tertentu yang dapat
mengoperasikan alat yang akan dibeli.

4. Reagen yang dibutuhkan

Perlu dipertimbangkan tersedianya reagen di pasaran dan kontinuitas distribusi dari

pemasok. Selain itu sistem reagen perlu dipertimbangkan pula, apakah sistem reagen

tertutup atau terbuka. Pada umumnya sistem tertutup lebih mahal dibandingkan

dengan sistem terbuka.

5. Sistem alat

Page 7
Perlu mempertimbangkan antara lain:

a. alat tersebut mudah dioperasikan

b. alat memerlukan perawatan khusus

c. alat memerlukan kalibrasi setiap kali akan dipakai atau hanya tiap minggu atau

hanya tiap bulan

6. Pemasok/Vendor

Pemasok harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Mempunyai reputasi yang baik

b. Memberikan fasilitas uji fungsi

c. Menyediakan petunjuk operasional alat dan trouble shooting.

d. Menyediakan fasilitas pelatihan dalam mengoperasikan alat, pemeliharaan dan

perbaikan sederhana.

e. Memberikan pelayanan purna jual yang terjamin, antara lain mempunyai teknisi

yang handal, suku cadang mudah diperoleh.

f. Mendaftar peralatan ke Kementerian Kesehatan.

7. Nilai Ekonomis

Dalam memilih alat perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu seberapa besar

keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di dalamnya

biaya operasi alat.

8. Terdaftar

Page 8
Peralatan yang akan dibeli harus sudah terdaftar dan mendapat izin edar dari institusi

yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.

B. Pengujian Peralatan Baru

Pengujian alat baru (dilakukan sebelum atau sesudah pembelian) atau yang

disebut juga sebagai uji fungsi. Tujuannya untuk mengenal kondisi alat, yang mencakup:

kesesuaian spesifikasi alat dengan brosur, kesesuaian alat dengan lingkungan dan hal-hal

khusus yang diperlukan bagi penggunaan secara rutin. Dari evaluasi ini dapat diketahui

antara lain reprodusibilitas, kelemahan alat, harga per tes, dan sebagainya.

C. Dasar Pemilihan Bahan Laboratorium

Dasar Pemilihan pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang akan

dipergunakan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. kebutuhan.

2. produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas

yang tinggi.

3. deskripsi lengkap dari bahan atau produk.

4. mempunyai masa kadaluarsa yang panjang.

5. volume atau isi kemasan.

6. digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai.

Page 9
7. mudah diperoleh di pasaran.

8. besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis).

9. pemasok/vendor.

10. kelancaran dan kesinambungan pengadaan.

11. pelayanan purna jual.

12. terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di Kementerian

Kesehatan.

Bahan laboratorium yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini terdiri dari

reagen, bahan standar, bahan kontrol, air dan media. Hal-hal yang akan dibahas adalah

mengenai macam/jenis, dasar pemilihan, pengadaan dan penyimpanan.

A. MACAM/JENIS

1. Reagen

Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,

mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.

a. Menurut tingkat kemurniannya reagen/zat kimia dibagi menjadi:

1) Reagen Tingkat Analitis (Analytical Reagent/AR)

Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri atas zat-zat kimia yang mempunyai

kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut dianalisis dan dicantumkan

pada botol/wadahnya. Penggunaan bahan kimia AR pada laboratorium kesehatan

tidak dapat digantikan dengan zat kimia tingkat lain.

Page
10
2) Zat Kimia Tingkat Lain Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan

yang berbeda, yaitu:

a) tingkat kemurnian kimiawi (chemically pure grade). Beberapa bahan kimia

organik berada pada tingkatan ini, tetapi penggunaannya sebagai reagen

laboratorium kesehatan harus melewati tahap pengujian yang teliti sebelum

dipakai rutin. Tidak adanya zat-zat pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot

yang lain pada tingkat ini cocok untuk analisis.

b) tingkat praktis (practical grade).

c) tingkat komersial (commercial grade). merupakan kadar zat kimia yang bebas

diperjual belikan di pasaran misalnya, alkohol 70 %.

d) tingkat teknis (technical grade). umumnya zat kimia dalam tingkatan ini

digunakan di industri-industri kimia.

3) Zat kimia yang digunakan di Laboratorium Klinik ialah zat kimia tingkat analitis

atau beberapa bahan kimia organik pada tingkat kemurnian kimiawi yang telah

melewati tahap pengujian sebelum dipakai rutin. Ketiga jenis tingkatan zat kimia

lainnya tidak boleh digunakan sebagai reagen di laboratorium kesehatan. b.

Menurut cara pembuatannya, dibagi menjadi:

1) reagen buatan sendiri

2) reagen jadi (komersial) reagen jadi adalah reagen yang dibuat oleh

pabrik/produsen.

Page
11
2. Bahan Standar

Bahan standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan

diperoleh dengan cara penimbangan. Ada 2 macam standar, yaitu:

a. Bahan standar Primer

Bahan standar primer merupakan zat termurni dalam kelasnya, yang menjadi

standar untuk semua zat lain. Bahan standar primer umumnya mempunyai

kemurnian > 99%, bahkan banyak yang kemurniannya 99,9%. Syarat bahan standar

primer:

1) stabil.

2) dapat dibakar sampai suhu 105-110°C tanpa perubahan kimia, atau tidak

meleleh, tersublimasi, terdekomposisi atau mengalami reaksi kimia sampai suhu

120-130°C.

3) tidak higroskopis.

4) mempunyai komposisi yang jelas.

5) dapat disiapkan dengan kemurnian > 99,0%.

6) dapat dianalisis secara tepat.

7) mempunyai ekivalensi berat yang tinggi sehingga kesalahan penimbangan

berefek minimal terbadap konsentrasi larutan standar. Larutan standar primer

merupakan larutan yang dibuat dari bahan standar primer.

Page
12
b. Bahan Standar sekunder Bahan standar sekunder merupakan zat-zat yang

konsentrasi dan kemurniannya ditetapkan melalui analisis dengan perbandingan

terhadap bahan standar primer.

3. Bahan kontrol

Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu

pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan

sehari-hari. Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan:

a. sumber bahan kontrol

Ditinjau dari sumbernya, bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau

merupakan bahan kimia murni (tertelusur ke Standard Reference Material/SRM).

b. bentuk bahan kontrol Menurut bentuk bahan kontrol ada bermacam-macam,

yaitu bentuk cair, bentuk padat bubuk (liofilisat) dan bentuk strip. Bahan kontrol

bentuk padat bubuk atau bentuk strip harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum

digunakan.

c. cara Pembuatan Bahan kontrol dapat dibuat sendiri atau dapat dibeli dalam

bentuk sudah jadi. Ada beberapa macam bahan kontrol yang dibuat sendiri, yaitu:

a. Bahan kontrol yang dibuat dari serum disebut juga serum kumpulan (pooled

sera). Pooled sera merupakan campuran dari bahan sisa serum pasien yang

sehari-hari dikirim ke laboratorium.

b. Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni sering disebut sebagai

larutan spikes.

Page
13
c. Bahan kontrol yang dibuat dari lisat, disebut juga hemolisat.

d. Kuman kontrol yang dibuat dari strain murni kuman.

4. Air

Air merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan di laboratorium

tetapi air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan, oleh karena

itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti halnya bahan lain

yang digunakan dalam analisis. Laboratorium harus menetapkan tingkat kualitas air

yang sesuai dengan kebutuhan.

5. Media

Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang dipakai

untuk menumbuhkan mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam

suatu media, perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba.

b. Harus mempunyai tekanan osmose, tegangan muka dan pH yang sesuai.

c. Tidak mengandung zat-zat penghambat

d. Harus steril.

Page
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peralatan lab dasar pemilihan pemasok atau vendor terdapat beberapa factor

yang menjadi pertimbangan dalam memilih alat, yaitu:

1. Kebutuhan

2. Fasilitas yang tersedia

3. Tenaga yang ada

4. Reagen yang dibutuhkan

5. System alat

6. Pemasok/vendor

Page
15
7. Nilai ekonomis

8. Terdaftar

Sedangkan bahan lab dasar pemilihan pemasok harus mempertimbangkan

beberapa factor, yaitu:

1. kebutuhan.

2. produksi pabrik yang telah dikenal dan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas

yang tinggi.

3. deskripsi lengkap dari bahan atau produk.

4. mempunyai masa kadaluarsa yang panjang.

5. volume atau isi kemasan.

6. digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai.

7. mudah diperoleh di pasaran.

8. besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis).

9. pemasok/vendor.

10. kelancaran dan kesinambungan pengadaan.

11. pelayanan purna jual.

12. terdaftar sebagai bahan laboratorium dan alat kesehatan di Kementerian

Kesehatan.

Page
16
DAFTAR PUSTAKA

http://dinkes.sumutprov.go.id/editor/gambar/file/Pedoman%20Praktik%20Laboratorium

%20Kesehatan%20yang%20Benar.pdf

file:///C:/Users/Axioo/Documents/PMK_No_43_ttg_Penyelenggaraan_Laboratorium_Kl

inik_Yang_Baik.pdf

https://www.scribd.com/doc/233738160/Penggunaan-Alat-Bahan-Laboratorium

Page
17
Page
18

Anda mungkin juga menyukai