Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh

manusia, yaitu sekitar 55-60% dan total kadar protein serum normal adalah

3,8-5,0 g/dl. Albumin terdiri dari rantai tunggal polipeptida dengan berat

molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada molekul albumin

terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam amino yang

mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips sehingga dengan

bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan viskositas plasma dan

larut sempurna. Kadar albumin serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis, laju

degradasi, dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan

ekstravaskular. Cadangan total albumin 3,5-5,0 g/kg BB atau 250-300 g pada

orang dewasa sehat dengan berat 70 kg, dari jumlah ini 42% berada di

kompartemen plasma dan sisanya di dalam kompartemen ektravaskular

(Evans, 2002).

Albumin manusia (human albumin) dibuat dari plasma manusia yang

diendapkan dengan alkohol. Albumin secara luas digunakan untuk

penggantian volume dan mengobati hipoalbuminemia (Rudang, 2014)

Pada preeklampsia dan eklampsia, penurunan laju filtrasi glomerulus

pada ginjal terjadi akibat spasme arteri renalis yang menyebabkan penyerapan

terhadap protein berkurang sehingga terjadi proteinuria, selanjutnya terjadi

penurunan albumin serum (hipoalbuminemia) sehingga tekanan hipovolemik

1
intravaskular akan berkurang.8 Albumin merupakan protein yang paling

banyak terdapat dalam serum. Disamping berperan dalam tekanan osmotik

koloid, albumin juga bekerja sebagai molekul pengangkut untuk bilirubin,

asam lemak, dan obat-obatan.7 Kadar albumin serum yang rendah

(hipoalbuminemia) berhubungan dengan sirkulasi fetoplasenta yang tidak

memadai, sebagai akibat dari hipoperfusi multiorgan dan kerusakan endotel

menyeluruh. Hipoksia plasenta merangsang pelepasan zat vasoaktif dalam

darah yang memiliki efek pada jantung. Peningkatan tekanan perfusi

menyebabkan perpindahan cairan ke dalam cairan interstisial sehingga terjadi

edema dan hipovolemia. Penurunan volume intravaskular lebih lanjut

mengurangi perfusi organ, menyebabkan pelepasan katekolamin dengan

penurunan perfusi secara bersamaan pada ginjal dan hati. Hipoperfusi hati

menentukan penurunan produksi albumin yang mengakibatkan

hipoalbuminemia dan penurunan tekanan onkotik yang selanjutnya

menyebabkan perpindahan cairan dan edema yang memburuk.(O et al., 2013)

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi

pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,

tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau

sampai 42 minggu (Ii & Pustaka, 2014).

Anda mungkin juga menyukai