(PSF404)
MODUL SESI 7
PENGAWASAN MUTU
DISUSUN OLEH
APT. MUCHAMMAD REZA GHOZALY, M.SI
1. Prinsip
Bab ini hendaklah dibaca bersama dengan semua Butir Pedoman CPOB yang relevan.
Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta termasuk
pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian
yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk
diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan persyaratan.
Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus terlibat
dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk. Ketidaktergantungan Pengawasan
Mutu dari Produksi dianggap hal yang fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan
kegiatan dengan benar.
2. Umum
4. Dokumentasi
5. Pengambilan sampel
6. Personalia
1. Personel yang mengambil sampel hendaklah menerima pelatihan awal dan reguler
dengan disiplin yang relevan dalam pengambilan sampel yang benar. Pelatihan ini
hendaklah mencakup:
a. Rencana pengambilan sampel
b. Prosedur pengambilan sampel
c. Teknik dan peralatan untuk pengambilan sampel
d. Risiko kontaminasi silang
e. Tindakan pencegahan yang dilakukan sehubungan dengan zat yang tidak
stabil dan/atau steril
f. Kepentingan mempertimbangkan tampilan visual bahan, wadah dan label
g. Kepentingan mencatat keadaan tak terduga atau tidak biasa.
7. Bahan awal
1. Identitas suatu bets bahan awal biasanya hanya dapat dipastikan apabila sampel
diambil dari tiap wadah dan dilakukan uji identitas terhadap tiap sampel.
Pengambilan sampel boleh dilakukan terhadap sebagian dari jumlah keseluruhan
wadah bila telah tersedia prosedur tervalidasi yang menjamin bahwa tidak satu pun
wadah bahan awal yang keliru diidentifikasi pada labelnya.
2. Validasi tersebut hendaklah mencakup minimal aspek – aspek berikut:
a. Sifat dan status industri pembuat dan pemasok serta pemahaman mereka
tentang ketentuan CPOB pada industri farmasi
b. Sistem Pemastian Mutu industri pembuat bahan awal
c. Kondisi pembuatan pada saat bahan awal tersebut diproduksi dan diperiksa
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 5 / 21
d. Sifat bahan awal dan produk jadi yang akan menggunakan bahan awal
tersebut.
Dengan pengaturan seperti pada kondisi di atas, dimungkinkan suatu prosedur
tervalidasi yang mengecualikan keharusan pengujian identitas bagi tiap wadah
bahan awal dapat diterima untuk:
• Bahan awal yang berasal dari industri yang hanya membuat satu bahan
• Bahan awal diterima langsung dari industri pembuat atau dalam wadah
tertutup asli dari industri pembuat yang telah dibuktikan keandalannya dan
telah diaudit secara berkala oleh Sistem Pemastian Mutu dari industri
farmasi atau suatu badan terakreditasi.
Adalah tidak mungkin suatu prosedur dapat divalidasi secara memuaskan dalam
hal:
• Bahan awal yang dipasok oleh perantara misal broker, di mana pabrik
pembuat tidak dikenal atau tidak diaudit
• Bahan awal digunakan untuk produk parenteral.
C. Latihan
1. Jelaskan tentang sub aspek bahan awal pada aspek Pengawasan mutu!
D. Kunci Jawaban
1. Penjelasan
a. Identitas suatu bets bahan awal biasanya hanya dapat dipastikan apabila
sampel diambil dari tiap wadah dan dilakukan uji identitas terhadap tiap
sampel. Pengambilan sampel boleh dilakukan terhadap sebagian dari
jumlah keseluruhan wadah bila telah tersedia prosedur tervalidasi yang
1. Bahan pengemas
1. Sebelum meluluskan bahan awal atau bahan pengemas untuk digunakan, kepala
bagian Pengawasan Mutu hendaklah memastikan bahwa bahan tersebut telah diuji
kesesuaiannya terhadap spesifikasi untuk identitas, kekuatan, kemurnian dan
parameter mutu lain.
2. Pengujian identitas hendaklah dilaksanakan pada sampel dari tiap wadah bahan
awal. (Lihat juga Butir 7.17)
5. Produk jadi
1. Terhadap tiap bets produk jadi hendaklah dilakukan pengujian laboratorium atas
kesesuaian terhadap spesifikasi produk akhirnya, sebelum diluluskan.
2. Produk jadi yang tidak memenuhi spesifikasi dan kriteria mutu lain yang ditetapkan
hendaklah ditolak. Pengolahan ulang dapat dilakukan, apabila laik, namun produk
hasil pengolahan ulang hendaklah memenuhi semua spesifikasi dan kriteria mutu
lain yang ditetapkan sebelum diluluskan untuk distribusi.
1. Hendaklah ditetapkan batas waktu penyimpanan yang sesuai untuk tiap bahan awal,
produk antara, dan produk ruahan. Setelah batas waktu ini bahan atau produk
tersebut hendaklah diuji ulang oleh bagian Pengawasan Mutu terhadap identitas,
kekuatan, kemurnian dan mutu. Berdasarkan hasil uji ulang tersebut bahan atau
produk itu dapat diluluskan Kembali untuk digunakan atau ditolak.
2. Bila suatu bahan disimpan pada kondisi yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan,
bahan tersebut hendaklah diuji ulang dan dinyatakan lulus oleh bagian Pengawasan
Mutu sebelum digunakan dalam proses.
8. Pengolahan ulang
C. Latihan
D. Kunci Jawaban
E. Daftar Pustaka
1. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2012. Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta
2. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012 Jilid I. Jakarta
3. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2014. Petunjuk Operasional Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012 Jilid II. Jakarta
4. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2018. Peratuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 34 Tahun 2018, Jakarta