Anda di halaman 1dari 55

Modul

QC
PKLI-DR Week 3
Kelompok 12

Putri Ayu Andina Nabilah Asha R.


18930049 18930053
Fita Faniya F. 18930051 Rofifah Nabilah
Nur Afifah 18930054
Modul 4.0
CPOB 2018
Bab 7 QC
PENGAWASAN MUTU
Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel,
spesifikasi, pengujian serta termasuk pengaturan,
dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan
bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan,
dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk
diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah
dibuktikan persyaratan.
BAGIAN PENGAWASAN
TIAP PEMENGANG MUTU PENILAIAN PRODUK
IZIN INDUSTRI JADI
1. FARMASI
Independen, dipegang oleh
3. Kondisi produksi, hasil pengujian
selama proses, evaluasi dokumen
seorang dg kualifikasi dan produksi (pengemasan), dll
pengalaman sesuai

TUGAS BAGIAN
PENGAWASAN PERSONEL

2. MUTU PENGAWASAN
Membuat, memvalidasi, menerapkan semua
prosedur, mengawasi pengendalian sampel
pembanding dan/atau sampel pertinggal,
4. MUTU
Memiliki akses ke area produksi untuk
pengambilan sampel dan penyelidikan
memastikan kebenaran label pada wadah, dll.
yg sesuai
CARA
BERLABORATORIUM
PENGAWASAN MUTU
YANG BAIK

BANGUNAN DAN PERSONEL,


FASILITAS BANGUNAN,
LABORATORIUM FASILITAS DAN
Hendaklah memenuhi persyaratan umum PERALATAN LAB
dan khusus untuk Pengawasan Mutu. Sesuai dengan jenis dan skala
Peralatan Lab tidak boleh dipindah-pindah, kegiatan pembuatan.
agar tidak kontaminasi.
DOKUMENTASI
BERPRINSIP SESUAI
DENGAN BAB 10
DOKUMENTASI

DATA ASLI REVISI BERKALA


Harus disimpan dan tersedia Untuk memenuhi persyaratan dalam
farmakope

DIDOKUMENTASIK
AN SEDEMIKIAN HARUS DISIMPAN
RUPA Dokumentasi bets
Hasil uji analisis, hasil nyata,
pemantauan lingkungan, utk
memungkinkan pelaksanaan evaluasi
tren
PENGAMBILAN
PERSONALIA
SAMPEL
Harus menerima pelatihan awal dan reguler
1. Harus dicatat
dalam pengambilan sampel yg benar.
2. Sampel harus mewakili bets bahan atau
Pelatihan ini mencakup. Rencana, prosedur,
produk yang diambil sampelnya.
teknik & peralatan, risikoo kontaminasi silang,
3. Tiap wadah sampel diberi label yg
dll.
menjelaskan isi, no bets, tgl pengambilan
sampel, dan wadah yg diambil sampelnya.

BAHAN AWAL BAHAN PENGEMAS


Bahan awal dilakukan validasi, yg mencakup Pola pengambilan sampel bahan pengemas :
aspek sifat & status industri pembuat & 1. Jumlah yg diterima
pemasok, sistem Pemastian Mutu Industri, 2. Mutu yg dipersyaratkan
kondisi pembuatan saat diproduksi dan 3. Sifat bahan
diperiksa, dan sifat bahan awal tsb 4. Metode produksi
KEGIATAN
PENGAMBILAN SAMPEL
PENGUJIAN
1. Pengambilan sampel hendaklah dilakukan 1. Metode analisis divalidasi
sedemikian rupa untuk mencegah kontaminasi 2. Hasil pengujian dicatat
atau efek lain yang berpengaruh tidak baik 3. Semua pengawasan selama proses dilaksanakan menurut
terhadap mutu. metode yg disetujui kepala Pengawasan Mutu dan hasilnya
2. Alat pengambil sampel dan wadah sampel dicatat
terbuat dari bahan yg inert dan dijaga 4. Pereaksi, larutan, baku pembanding dan media perbenihan
kebersihannya hendaklah ditandai dengan tanggal pembuatan dan tanggal
3. Diberi label dibuka dan tanda tangan personel pembuat.
5. Hewan yang digunakan sebagai komponen pengujian, bahan
atau produk, hendaklah, bila perlu, dikarantina sebelum
digunakan.
PERSYARATAN
PENGUJIAN PRODUK
BAHAN AWAL & BAHAN
PENGEMAS JADI
1. Bahan tersebut telah diuji kesesuaiannya terhadap 1. Tiap bets produk jadi hendaklah dilakukan pengujian
spesifikasi untuk identitas, kekuatan, kemurnian dan laboratorium atas kesesuaian terhadap spesifikasi
parameter mutu lain. produk akhirnya, sebelum diluluskan.
2. Pengujian identitas hendaklah dilaksanakan pada 2. Produk jadi yang tidak memenuhi spesifikasi dan
sampel dari tiap wadah bahan awal. kriteria mutu lain yang ditetapkan hendaklah ditolak.

PEMANTAUAN PENGUJIAN ULANG BAHAN yg


LINGKUNGAN DILULUSKAN
1. Pemantauan teratur mutu air untuk proses, termasuk
pada titik penggunaan, terhadap mutu kimiawi dan 1. Ditetapkan batas waktu penyimpanan, setelah batas
mikrobiologis. waktu tsb diuji ulang
2. Pemantauan mikrobiologis secara berkala pada 2. Bila suatu bahan disimpan pada kondisi yang tidak
lingkungan produksi; sesuai dengan yang ditetapkan, bahan tersebut
3. Pengujian berkala terhadap lingkungan sekitar area hendaklah diuji ulang
produksi
4. Pemantauan kontaminan udara
PROGRAM STABILITAS
PASCAPEMASARAN
1. Setelah dipasarkan, stabilitas obat hendaklah dipantau menurut
program berkesinambungan yang sesuai
2. Hal ini bertujuan utk memantau produk selama masa edar
3. Protokol untuk program stabilitas pascapemasaran hendaklah
menjangkau akhir masa edar

TRANSFER METODE ANALISIS


1. Sebelum melakukan transfer metode analisis pemberi transfer hendaklah memverifikasi bahwa metode
analisis sesuai dengan yang tercantum dalam Izin Edar atau dokumen yang relevan.
2. Transfer metode analisis dari satu laboratorium (laboratorium pemberi transfer) ke laboratorium lain
(laboratorium penerima) hendaklah dijelaskan dalam protokol yang rinci
Modul 4.1 FI
VI 1352 Lab
Mikro
PRAKTEK
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
YANG BAIK
Terdiri dari aktivitas yang bergantung pada beberapa prinsip yaitu teknik
aseptik, kontrol media, kontrol galur uji, kontrol peralatan, pencatatan dan
evaluasi data yang teratur dan pelatihan staf laboratorium.
PERSIAPAN DAN KONTROL KUALITAS MEDIA

PERSIAPAN MEDIA
Media kultur adalah dasar untuk sebagian besar uji mikrobiologi. Hal ini penting untuk pemilihan media yang
benar atau komponen dalam pembuatan media, berdasarkan pada sumber atau referensi yang dapat diterima
untuk formula.
1. Penimbangan yg akurat (dikalibrasi dulu)
2. Peralatan dan wadah penimbangan bersih utk mencegah kontaminasi
3. Media kering dilarutkan dalam air sebelum dibagikan dan sterilisasi
4. Sterilisasi media dilakukan dengan parameter yang disediakan oleh produsen atau divalidasi oleh
pengguna.
5. Cek pH nya
PERSIAPAN DAN KONTROL KUALITAS MEDIA

PENYIMPANAN MEDIA
Media diberi label dengan bets atau nomer lot, Persiapan, Tanggal kadaluarsa, dan Identifikasi media.
1. Jangan menyimpan media agar pada atau suhu di bawah 0˚ karena pembekuan dapat merusak struktur gel.
2. Lindungi penyimpanan media dari paparan cahaya dan suhu yang berlebihan.
3. Sebelum disimpan lama, lempeng agar hendaknya ditempatkan dalam bungkusan atau wadah yang dapat
mencegah menurunnya kelembaban.
4. Pelelehan kembali media padat dari wadah asli hanya boleh dilakukan sekali untuk menghindari penurunan
kualitas media akibat pemanasan berlebihan atau mudah terkontaminasi.

5. Media agar cair dapat disimpan dalam penangas air yang termonitor pada suhu 45-50 oC tidak lebih dari 8 jam.
PERSIAPAN DAN KONTROL KUALITAS MEDIA

UJI KONTROL KUALITAS


Uji kontrol kualitas harus dilakukan pada semua media yang disiapkan. Uji dilakukan secara teratur, untuk
media yang dibuat sendiri adalah pH, uji fertilitas dan uji stabilitas secara periodik untuk menetapkan
tanggal kadaluarsa.
Beberapa pereaksi yang digunakan untuk tujuan diagnostik dapat untuk membantu mendukung
identifikasi mikroba, misalnya pewarna Gram dan pereaksi uji oksidase.
PEMELIHARAAN BIAKAN PEMELIHARAAN PERALATAN
MIKROBIOLOGI LAB
Biakan untuk pengujian kompendial hendaknya berasal Sebagian besar peralatan laboratorium (seperti
dari koleksi biakan nasional. Biakan dapat diperoleh inkubator, tangas air dan otoklaf) menjadi pokok
dalam bentuk beku, beku kering, agar miring, atau praktek validasi baku untuk kualifikasi alat,
bentuk siap-pakai. Konfirmasi kemurnian dan identitas kualifikasi operasional dan kualifikasi kinerja.
biakan hendaknya sudah dilakukan sebelum digunakan Biasanya diperlukan tambahan kalibrasi secara
dalam pengujian kontrol kualitas. hendaknya dilakukan periodik (umumnya setiap tahun).
pada tingkat analisis genotip (sebagai contoh Alat (pH meter dan spektrofotometer) yang
fingerprint DNA, sekuensing gen 16S rRNA, atau digunakan di laboratorium mikrobiologi hendaknya
analisis PCR menggunakan probe tervalidasi yang di kalibrasi dengan jadwal teratur dan diuji untuk
sesuai). verifikasi kinerja secara rutin.
LAY-OUT DAN PENGOPERASIAN PELATIHAN PERSONIL
Setiap personil yang terlibat dalam pengujian
LAB
produk farmasi hendaknya memiliki pendidikan,
Lay-out dan rancangan laboratorium hendaknya
pelatihan, dan pengalaman untuk dapat melakukan
disesuaikan dengan persyaratan praktek mikrobiologi
pekerjaannya.
yang baik dan keamanan laboratorium.
Program pelatihan hendaknya ditetapkan bagi
Secara umum laboratorium hendaknya dibagi menjadi
setiap anggota staf laboratorium secara spesifik
area bersih atau aseptik dan area biakan hidup.
untuk fungsi pekerjaannya. Mereka hendaknya tidak
Staf yang ikut serta dalam aktifitas penanganan
melakukan uji mikrobiologi secara bebas sebelum
sampel hendaknya tidak masuk atau bekerja di area
dinyatakan memiliki kualifikasi untuk menjalankan
penanganan biakan hidup di laboratorium.
uji tersebut.
DOKUMENTASI PEMELIHARAAN CATATAN LAB
Dokumentasi harus cukup menggambarkan bahwa Pencatatan data dan studi yang tepat sangat
uji dilakukan di laboratorium dan dengan metode penting bagi keberhasilan laboratorium mikrobiologi.
terkendali. Prinsip utama adalah bahwa pengujian harus
1. Pelatihan mikrobiologi dan verifikasi keahlian dilakukan seperti yang tertulis dalam POB, POB
2. Validasi peralatan, kalibrasi, dan perawatan hendaknya ditulis untuk mencerminkan bagaimana
3. Penyiapan media, pemeriksaan sterilitas dan uji pengujian dilakukan yang sebenarnya dan buku
fertilitas dan selektivitas catatan laboratorium harus memuat catatan semua
4. Dll hal penting secara rinci yang diperlukan untuk
memastikan integritas data.
4.2
Praktik Baik WHO Untuk
Laboratorium
Pengawasan Mutu
Farmasi
Manajemen dan infrastruktur
Organisasi dan

1. manajemen
Laboratorium harus memiliki personel manajerial dan teknis
dengan wewenang dan sumber daya yang diperlukan,
3. Kontrol Dokumentasi
Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur
untuk mengontrol dan meninjau semua dokumen (baik yang
memastikan arus informasi yang memadai antara staf di dihasilkan secara internal maupun dari sumber eksternal)
semua tingkatan, harus memelihara registri seperti yang merupakan bagian dari dokumentasi mutu.
menerima, mendistribusikan dan mengawasi pengiriman
serta mencatat semua sampel yang masuk.

Sistem manajemen

2. mutu
Manajemen laboratorium atau organisasi harus menetapkan,
4. Catatan
Semua pengamatan asli, termasuk perhitungan dan data turunan,
menerapkan, dan memelihara sistem manajemen mutu yang kalibrasi, validasi dan catatan verifikasi dan hasil akhir, harus
sesuai, termasuk jenis, rentang dan volume pengujian disimpan dalam catatan untuk jangka waktu yang tepat sesuai.
dan/atau kalibrasi, validasi, dan kegiatan verifikasi yang semua catatan asli disimpan harus sedemikian rupa untuk
dilakukan. Tinjauan manajemen terhadap masalah kualitas memastikan keamanan dan kerahasiaannya dan akses ke catatan
yang dilakukan secara teratur (setidaknya setiap tahun). tersebut harus dibatasi hanya untuk personel yang berwenang.
Manajemen dan infrastruktur
Peralatan Pemrosesan

5. Data
komputer dan peralatan otomatis dipelihara agar
7. Tempat
Fasilitas laboratorium harus memiliki ukuran, konstruksi dan lokasi
yang sesuai. Ruang istirahat dan penyegaran harus terpisah dari area
berfungsi dengan baik untuk melindungi integritas data. laboratorium. Area ganti dan toilet harus mudah diakses dan sesuai
Prosedur ditetapkan untuk mendokumentasikan dan dengan jumlah pengguna. Selai itu Fasilitas laboratorium harus
mengendalikan perubahan informasi yang disimpan memiliki peralatan keselamatan yang memadai. harus tersedia untuk
dalam sistem komputerisasi. Selain itu data elektronik pembuangan jenis limbah yang aman termasuk limbah beracun.
yang diperoleh harus dicadangkan secara berkala sesuai
dengan prosedur terdokumentasi.

8. Peralatan dan instrumen,

6. Personil Peralatan, instrumen dan perangkat lain, termasuk yang digunakan


untuk pengambilan sampel, harus memenuhi persyaratan
Laboratorium harus memiliki personel yang memadai laboratorium dan memenuhi spesifikasi standar yang relevan, serta
dengan pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis, dan diverifikasi, dikualifikasi dan/atau dikalibrasi secara teratur
pengalaman yang diperlukan untuk fungsi yang
ditugaskan. Seperti : seorang kepala laboratorium
(supervisor), manajemen teknis, analis, yang biasanya
lulusan farmasi, kimia analitik, mikrobiologi.
9. Kontrak
- Layanan pembelian dan persediaan
- Subkontrak pengujian
BAHAN, PERALATAN,
INSTRUMEN, DAN
PERANGKAT LAINNYA
1. Reagen
Semua reagen dan bahan kimia, termasuk pelarut dan bahan yang
digunakan dalam pengujian dan penetapan kadar, hendaklah memiliki
kualitas yang sesuai, memiliki label yang jelas dan harus dibeli dari
pemasok yang bereputasi baik dan disetujui .

2. Kalibrasi, Verifikasi, dan Kualifikasi


Setiap item peralatan, instrumen atau perangkat lain yang digunakan
untuk pengujian, verifikasi atau kalibrasi harus diidentifikasi dengan
jelas dan diberi label.
PROSEDUR KERJA
Sampel yang Validasi prosedur Evaluasi hasil uji
masuk
Memiliki formulir analitis Evaluasi dilakukan secara
permintaan pengujian statistik setelah pengujian,
Menetapkan kriteria
standar, diperiksa secara menentukan apakah sudah
penerimaan untuk pengujian
visual oleh staf laboratorium memenuhi spesifikasi yang
kesesuaian sistem
digunakan

Lembar kerja analitis Pengujian


Dokumen internal yang
digunakan untuk mencatat
setiap sampel, prosedur Sampel diuji sesuai dengan
pengujian, perhitungan, dan rencana kerja laboratorium.
hasil pengujian.
Draft 4.3

VALIDASI
PROSEDUR DALAM
FARMAKOPE

Here is where your presentation begins


VALIDASI PROSEDUR DALAM
FARMAKOPE
Karakteristik
Pengertian Penetapan
Analitik
Akurasi Tingkat kedekatan antara hasil pengujian dengan prosedur yang penerapan prosedur pada campuran sintetik komponen
sedang divalidasi terhadap nilai yang benar sediaan farmasi yang ke dalamnya telah ditambahkan
sejumlah analit dalam suatu rentang kadar tertentu
Presisi tingkat kedekatan diantara hasil uji individu bila prosedur diterapkan menentukan kadar sejumlah memadai dari larutan sampel
berulangkali terhadap sampling ganda atau sampel yang homogen homogen beberapa kali, sehingga hasil pengujian dapat
dihitung secara statistik perkiraan yang sah dari simpangan
baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi)
Spesifisitas kemampuan menguji secara tepat suatu analit dengan adanya prosedur harus menunjukkan kemampuan untuk memilih
komponen lain dan diperkirakan ada sebagai cemaran, hasil antara senyawa-senyawa yang berkaitan erat dengan
degradasi, dan matriks sampel strukturnya
Batas deteksi konsentrasi terendah analit dalam sampel yang dapat dideteksi, analisis sampel yang mengandung analit dalam kadar yang
tetapi tidak perlu kuantitatif dalam kondisi percobaan yang diketahui dan menentukan kadar analit terendah yang dapat
ditentukan dideteksi dengan baik.
VALIDASI PROSEDUR DALAM
FARMAKOPE
Karakteristik
Pengertian Penetapan
Analitik
Batas konsentrasi terendah dari analit dalam sampel yang ditetapkan Analisis sampel yang mengandung analit dalam jumlah yang
kuantitasi dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima dalam kondisi diketahui dan menetapkan kadar terendah analit yang dapat
percobaan yang telah ditetapkan ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima
Linearitas kemampuan untuk menunjukkan hasil uji yang secara langsung atau Linearitas dapat ditentukan sepanjang rentang prosedur
dengan melalui transformasi matematik yang tepat proporsional analisis.
terhadap konsentrasi analit dalam sampel dalam rentang yang
diberikan
Rentang interval antara batas tertinggi dan batas terendah dari kadar analit Rentang prosedur divalidasi dengan membuktikan bahwa
yang telah dibuktikan, dapat ditentukan dengan presisi, akurasi dan prosedur analisis memberikan presisi, akurasi dan linearitas
linearitas yang sesuai menggunakan prosedur analisis yang yang dapat diterima ketika diterapkan pada sampel yang
ditetapkan. mengandung analit pada konsentrasi ekstrim yang berada
pada rentang.
Ketegaran kemampuan prosedur untuk tetap bertahan dan tidak terpengaruh Pada waktu pengembangan prosedur analisis
oleh keragaman kecil yang disengaja pada parameter prosedur yang
terdapat dalam dokumen
Unsur Data yang Diperlukan untuk
Validasi
- Kategori I Prosedur analisis untuk penetapan kadar komponen utama dalam bahan
baku obat atau bahan aktif (termasuk pengawet) dalam sediaan obat jadi.
- Kategori II Prosedur analisis untuk penetapan cemaran dalam bahan baku obat atau
senyawa hasil degradasi dalam sediaan obat jadi. Prosedur ini terdiri dari penetapan
kuantitatif dan uji batas.
- Kategori III Prosedur analisis untuk penetapan karakteristik kinerja sediaan (misalnya
disolusi, pelepasan obat).
- Kategori IV Prosedur analisis untuk identifikasi

Tabel 2 mencantumkan unsur


data yang diperlukan untuk
setiap kategori.
VERIFIKASI PROSEDUR DALAM
FARMAKOPE
Penilaian terhadap karakteristik yang dipilih agar menghasilkan kesesuaian,
data yang relevan lebih baik daripada pengulangan proses validasi.
Tingkat kesulitan proses verifikasi tergantung pada tingkat kemahiran dan
pengalaman pengguna, jenis prosedur dan alat yang digunakan, tahapan
PROSES VERIFIKASI prosedur spesifik, dan sampel yang diuji

dilakukan prosedur analisis PERSYARATAN VERIFIKASI


Jika verifikasi prosedur farmakope tidak Didasarkan pada penilaian kompleksitas, baik pada prosedur
berhasil dan tidak ada pemecahan masalah maupun bahan pada saat prosedur diterapkan

prosedur yang digunakan Verifikasi tidak dipersyaratkan untuk prosedur pengujian


tidak sesuai dengan sampel farmakope baku
yang sedang diuji di
laboratorium tersebut
susut pengeringan, sisa pemijaran, beberapa
prosedur kimia seperti bilangan asam, dan
metode instrumen sederhana misalnya
dilakukan pengembangan pengukuran pH
dan validasi prosedur
alternatif mengikuti
ketentuan umum
Draft 4.4

WHO TRS 929


Sampling
(Pedoman WHO untuk
pengambilan sampel produk
farmasi dan bahan terkait)

© Organisasi Kesehatan Dunia Seri Laporan Teknis WHO, No. 929, 2005
Tujuan pengambilan sampel
 Prakualifikasi
 penerimaan kiriman
 pengujian rilis batch
 kontrol dalam proses
 kontrol khusus; pemeriksaan untuk bea
cukai, kerusakan atau pemalsuan
 atau untuk mendapatkan sampel retensi

Jenis produk farmasi dan bahan terkait


 bahan awal untuk digunakan dalam pembuatan produk farmasi jadi
 zat antara dalam proses pembuatan (misalnya butiran curah)
 produk farmasi (dalam proses serta sebelum dan sesudah pengemasan)
 bahan pengemas primer dan sekunder
 bahan pembersih dan sanitasi, gas terkompresi dan bahan pengolahan lainnya.
Fasilitas Pengambilan Sampel
 mencegah kontaminasi wadah terbuka, bahan dan operator
 mencegah kontaminasi silang oleh bahan, produk, dan lingkungan lain
 melindungi individu yang mengambil sampel (sampler) selama prosedur pengambilan sampel

Penanggungjawab Prosedur penggunaan


sampel
 Organisasi pemerintah, seperti otoritas pengawasan obat (termasuk inspektorat); laboratorium kendali mutu; otoritas bea
cukai dan kepolisian yang bertanggung jawab atas pembersihan produk obat yang dikarantina setelah pembuatan atau
impor, dan untuk mendeteksi produk farmasi yang telah rusak atau terkontaminasi atau dipalsukan
 Pelanggan seperti lembaga pemerintah atau non-pemerintah yang terlibat dalam pengadaan produk obat
 Produsen dalam konteks praktik manufaktur yang baik (GMP)

Kesehatan dan keselamatan


 Sampler harus mengenakan pakaian pelindung yang sesuai
 Sampler harus memiliki akses yang aman ke dan keluar dari tempat sampel diambil
 Area penyimpanan sampel harus memiliki cahaya dan ventilasi yang memadai
Proses pengambilan sampel
orang yang bertanggung jawab harus memiliki semua
Persiapan pengambilan sampel
alat yang diperlukan untuk membuka wadah (misalnya
paket, tong, dan lain-lain)

Operasi pengambilan sampel dan Harus ada prosedur tertulis yang menjelaskan
tindakan pencegahan operasi pengambilan sampel

Penyimpanan dan retensi Wadah yang digunakan untuk menyimpan sampel tidak
boleh berinteraksi dengan bahan sampel atau
memungkinkan kontaminasi
Masalah regulasi
INSPEKSI FARMASI
Inspektur farmasi dapat mengambil sampel dari apotek ritel atau rumah sakit
(termasuk sampel sediaan yang diproduksi dalam jumlah besar di tempat),
atau dari industri dan grosir

PROGRAM PENGAWASAN
Otoritas pengawas obat nasional bertanggung jawab untuk memantau kualitas
semua produk obat yang dipasarkan di negara mereka dan sebagaimana
ditentukan oleh undang-undang
Pengambilan sampel pada tanda
terima (untuk penerimaan)
Pengujian bahan awal harus dilakukan dengan menggunakan sampel
Bahan Awal yang dikumpulkan sesuai dengan prosedur yang sesuai

Perantara dalam proses


Ada risiko pemisahan bahan curah selama transportasi dan ini harus
manufaktur dan produk farmasi
curah diperhitungkan saat menyusun rencana pengambilan sampe

Pengambilan sampel yang diperlukan harus dilakukan dengan menggunakan


Produk jadi
metode yang tepat dan dengan memperhatikan keseragaman yang diduga

Bahan pengemas primer harus dilindungi secara memadai selama operasi


Bahan kemasan (primer dan pengambilan sampel untuk menghindari kontaminasi lingkungan. Penggunaan
sekunder)
akhir kemasan harus dipertimbangkan dan perlindungan pengambilan sampel
yang tepat diberikan (misalnya dalam pengambilan sampel ampul parenteral)
Rencana pengambilan sampel untuk
bahan awal, bahan pengemas, dan produk
jadi
Bahan awal Saat mengambil sampel bahan awal, pertimbangan yang tepat harus diberikan untuk memutuskan rencana
pengambilan sampel. Berikut ini adalah contoh rencana pengambilan sampel yang dapat digunakan

Rencana n

Rencana p
Rencana r

Bahan kemasan Rencana pengambilan sampel untuk bahan kemasan harus didasarkan pada standar
pengambilan sampel yang ditentukan, misalnya, British Standard BS 6001-1, ISO 2859 atau
ANSI/ASQCZ1.4-1993

Untuk bahan kemasan, rencana pengambilan sampel untuk produk jadi harus didasarkan
Produk jadi
pada standar pengambilan sampel yang ditentukan seperti BS 6001-1, ISO 2859 atau
ANSI/ASQCZ 1.4-1993.
4.5
Praktik Baik WHO Untuk
Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi
1. Personil 4. Peralatan
Pengujian mikrobiologi harus dilakukan dan diawasi Setiap item peralatan, instrumen atau perangkat lain yang
oleh orang yang berpengalaman, berkualifikasi dalam digunakan untuk pengujian, verifikasi dan kalibrasi harus
mikrobiologi. Staf harus memiliki pelatihan dasar diidentifikasi dahulu, selain itu laboratorium harus memiliki
dalam mikrobiologi. sistem untuk memantau penggunaan peralatannya.

Lingkung Reagen dan


2. an 5. media
kultur
Laboratorium mikrobiologi dan peralatan pendukung Laboratorium harus memastikan bahwa kualitas reagen dan
tertentu (misalnya autoklaf dan peralatan gelas) media yang digunakan sesuai untuk pengujian yang
ditempatkan terpisah dari area lain, terutama dari area bersangkutan. Media yang mengandung antimetabolit atau
produksi. Harus memliki fasilitas uji sterilitas. inhibitor harus disiapkan menggunakan peralatan gelas
khusus
Validasi
3. metode
pengujian
6. Bahan referensi dan
Kultur referensi

Bahan refrensi umumnya digunakan di lab. mikrobiologi untuk


metode uji khusus yang akan digunakan oleh
memenuhi syarat, memverifikasi dan mengkalibrasi peralatan.
laboratorium khusus untuk pengujian produk tertentu
Kultur referensi diperlukan untuk menetapkan kinerja media
harus terbukti dan sesuai digunakan dalam
yang dapat diterima, untuk memvalidasi dan memverifikasi
memulihkan bakteri, ragi dan jamur. kesesuaian metode uji.
7. Sampel 10. Jaminan kualitas hasil dan
kontrol kualitas kinerja
Pengangkutan dan penyimpanan sampel hendaklah Laboratorium harus memiliki sistem penjaminan mutu internal
dalam kondisi yang menjaga integritas sampel atau pengendalian mutu (misalnya penanganan penyimpangan,
(misalnya dingin atau beku jika sesuai). Pada penggunaan sampel, pengujian ulangan untuk memastikan
konsistensi hasil dan kesesuaiannya dengan kriteria yang telah
Pengujian sampel harus dilakukan sesegera mungkin
ditentukan.
setelah pengambilan sampel

8. Penanganan sampel
dan identifikasi 11. Prosedur pengujian
Laboratorium harus memiliki prosedur yang mencakup Pengujian biasanya harus dilakukan sesuai dengan prosedur
pengiriman dan penerimaan sampel dan identifikasi yang dijelaskan dalam farmakope nasional, regional dan
sampel. Jika ada Bagian sampel laboratorium yang internasional.
diketahui terkontaminasi harus didekontaminasi sebelum
dibuang.
Laporan
9. Pembuangan limbah 12. pengujian
yang terkontaminasi
Jika hasil pencacahan negatif, maka harus dilaporkan sebagai
Prosedur pembuangan bahan yang terkontaminasi "tidak terdeteksi untuk unit yang ditentukan". Dalam data
hendaklah dirancang untuk meminimalkan mentah, hasilnya tidak boleh diberikan sebagai nol untuk unit
kemungkinan mencemari lingkungan atau bahan uji yang ditentukan kecuali itu adalah persyaratan peraturan
Draft 4.6

ASEAN
GUIDELINE
ON STABILITY
STUDY OF
DRUG
PRODUCT
PANDUAN ASEAN STUDI STABILITAS PRODUK OBAT
Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi pada paket studi stabilitas inti diperlukan
untuk produk obat, tetapi menyisakan fleksibilitas yang cukup untuk mencakup berbagai situasi
praktis yang mungkin dihadapi karena pertimbangan ilmiah tertentu dan karakteristik produk yang
dievaluasi. Pedoman ini juga dapat digunakan untuk mengusulkan umur simpan berdasarkan data
stabilitas yang dihasilkan dari paket studi.
• Parameter Uji
• Frekuensi Pengujian
• Kondisi penyimpanan
• Stabilitas penggunaan
• Penggunaan
• Sistem Penutupan Kontainer
• Evaluasi
Pernyataan pelabelan yang direkomendasikan untuk Produk Obat
Kondisi pengujian di mana stabilitas produk obat Rekomendasi pelabelan
telah didemonstrasikan

30 °C/75% RH (long term) “Jangan simpan di atas 30 °C”


40 °C/75% RH (accelerated)

Statements/ 5 °C ± 3 °C

-20 °C ± 5 °C
”Simpan di lemari es (2 °C hingga 8 °C)”

"Simpan di freezer"
Labeling
Pernyataan pelabelan yang direkomendasikan untuk Produk Obat
Faktor pembatas Pelabelan tambahan yang relevan

Produk Obat yang tidak bisa ditoleransi pendinginan “Jangan didinginkan atau dibekukan”

Produk Obat yang tidak dapat mentolerir pembekuan “Jangan dibekukan”

Produk Obat sensitif cahaya “Lindungi dari cahaya”

Produk Obat yang tidak bisa ditoleransi panas berlebihan “Disimpan dan diangkut tidak di atas 30 °C”
(suppositoria)

Produk Obat Higroskopis “Simpan dalam kondisi kering”


Lampiran
Protokol Studi Stabilitas
1. Tanggung jawab 9. Standar referensi
2. Ringkasan 10. Hasil
3. Tujuan A. Stabilitas Fisik

4. Bahan uji B. Stabilitas Kimia

5. Komposisi 1. Stabilitas dalam kondisi penyimpanan


jangka Panjang
6. Kemasan
2. Stabilitas di bawah kondisi penyimpanan
7. Kondisi penyimpanan dan bahan
yang dipercepat
pengujian (jadwal)
11. Diskusi/kesimpulan
8. Prosedur analisis
12. Hasil dalam bentuk tabel
Modul 4.7
WHO TRS
1010 Stability
Testing
PENGUJIAN STABILITAS
BAHAN AKTIF FARMASI DAN
PRODUK JADI FARMASI
Tujuan dari pedoman ini adalah utk menguraikan data stabilitas inti yg
diperlukan untuk pendaftaran bahan aktif farmasi (API) dan produk jadi
farmasi (FPP) menggantikan pedoman WHO yg lama.
PRINSIP-PRINSIP UMUM

Tujuan pengujian stabilitas adalah untuk memberikan bukti tentang bagaimana kualitas API
atau FPP bervariasi dengan waktu di bawah pengaruh berbagai faktor lingkungan seperti
suhu, kelembaban dan cahaya. Program pengujian stabilitas juga mencakup studi tentang
faktor-faktor terkait produk yang mempengaruhi kualitasnya, misalnya interaksi API dengan
eksipien, sistem penutupan wadah dan bahan pengemas. Dalam kombinasi dosis tetap FPP
(kombinasi dosis tetap (FDC)) interaksi antara dua atau lebih API juga harus dipertimbangkan.
PEDOMAN
1. BAHAN AKTIF FARMASI 2. STRESS TESTING

Informasi tentang stabilitas API merupakan bagian Stress testing dari API dapat membantu

integral dari pendekatan sistematis untuk evaluasi mengidentifikasi kemungkinan produk degradasi,

stabilitas. Atribut potensial yang akan dipelajari selama yang pada gilirannya dapat membantu menetapkan

pengujian stabilitas API tercantum dalam contoh jalur degradasi dan stabilitas intrinsik molekul dan

parameter pengujian (Lampiran 1). Pemilihan atribut memvalidasi kekuatan indikasi stabilitas dari

potensial dan titik waktu yang akan diuji harus prosedur analitis yang digunakan. Sifat stress

dibenarkan. testing akan tergantung pada API individu dan jenis


FPP yang terlibat.
Tujuan dari stress testing adalah untuk
mengidentifikasi produk degradasi primer dan
bukan untuk mendegradasi API secara
keseluruhan.
3. PEMILIHAN 4. SISTEM
BATCH PENUTUPAN
Data dari studi stabilitas pada setidaknya tiga batch KONTAINER
utama API biasanya harus disediakan. Studi stabilitas harus dilakukan pada API yang
Batch harus diproduksi pada skala pilot minimum dikemas dalam sistem penutupan kontainer
dengan rute sintesis yang sama seperti batch yang sama dengan, atau mensimulasikan,
produksi, dan menggunakan metode pembuatan dan kemasan yang diusulkan untuk penyimpanan
prosedur yang mensimulasikan proses akhir yang dan distribusi.
akan digunakan untuk batch produksi.

5. SPESIFIKASI
Studi stabilitas harus mencakup pengujian atribut yang menunjukkan stabilitas API, yaitu yang rentan
terhadap perubahan selama penyimpanan dan cenderung mempengaruhi kualitas, keamanan
dan/atau kemanjuran. Pengujian harus mencakup, sebagaimana mestinya, atribut fisik, kimia, biologi
dan mikrobiologi. Panduan untuk atribut potensial yang akan diuji dalam studi stabilitas disediakan
dalam Lampiran 1.
2. PRODUK FARMASI JADI
6. Frekuensi Pengujian
Frekuensi pengujian pada kondisi penyimpanan jangka
8. Komitmen Stabilitas
Satu atau lebih dari komitmen berikut harus dibuat :
panjang biasanya setiap tiga bulan selama tahun pertama, 1. Komitmen stabilitas batch utama.
setiap enam bulan selama tahun kedua dan setiap tahun 2. Komitmen stabilitas batch produksi.
setelahnya selama masa simpan yang diusulkan. 3. Komitmen stabilitas yang berkelanjutan.

7. Kondisi Penyimoanan
Data stabilitas harus menunjukkan stabilitas produk obat
9. Evaluasi
Program stabilitas utama harus dijelaskan dalam protokol
sepanjang penyimpanan. Kondisi penyimpanan dan lama tertulis dan hasilnya disajikan dalam laporan resmi.
studi yang dipilih harus cukup untuk mencakup Evaluasi informasi stabilitas harus mencakup hasil dari uji
penyimpanan, pengiriman dan penggunaan selanjutnya fisik, kimia, biologi dan mikrobiologi, termasuk atribut
dengan memperhatikan di mana produk tersebut tertentu dari bentuk sediaan (misalnya laju disolusi untuk
dipasarkan. bentuk sediaan oral padat).
2. PRODUK FARMASI JADI

10. Pernyataan dan Pelabelan


Pernyataan penyimpanan harus ditetapkan untuk label berdasarkan evaluasi
stabilitas. Harus ada hubungan langsung antara pernyataan penyimpanan pada
label dan stabilitas FPP yang ditunjukkan.

11. Stabilitas Waktu yang digunakan


Tujuan pengujian stabilitas ini adalah untuk memberikan informasi bagi
pelabelan pada sediaan, kondisi penyimpanan dan periode penggunaan produk
multidosis setelah pembukaan, rekonstitusi atau pengenceran larutan.
2. PRODUK FARMASI JADI
12. Variasi
Desain studi stabilitas untuk variasi didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh. harus diselidiki apakah perubahan variasi akan berdampak pada karakteristik
kualitas API atau FPP dan akibatnya pada stabilitasnya.

13. Studi Stabilitas yang Sedang Berlangsung


Setelah izin edar diberikan, stabilitas FPP harus dipantau dengan tepat sesuai dengan
program berkelanjutan sehingga dapat dilakukan deteksi masalah stabilitas. Tujuan dari
program stabilitas berkelanjutan adalah untuk memantau produk selama masa simpan dan
untuk menentukan bahwa produk tetap, dan dapat diharapkan untuk tetap, dalam spesifikasi
di bawah kondisi penyimpanan pada label.
4.8

AIDE-MEMOIRE
INSPEKSI
LABORATOR
IUM
Pengendalian Mutu Farmasi
AIDE-MEMOIRE
a. Inspeksi tempat yang terlibat dalam pengujian produk obat harus lebih dan lebih spesifik,
menyeluruh dan dilakukan di bawah lingkungan kerja normal.
b. Proses inspeksi laboratorium melibatkan penilaian fungsi laboratorium dalam operasi penuh.
c. Tujuan dari dokumen ini adalah untuk memberikan panduan bagi inspektur GMP untuk
membantu pelatihan dan persiapan inspeksi.
d. Aide-Memoire dirancang dengan tujuan memfasilitasi perencanaan yang efektif dan pelaksanaan
inspeksi GMP laboratorium. Aide-Memoire harus meningkatkan efisiensi proses inspeksi dan
evaluasi GMP.
e. Dokumen ini berlaku untuk laboratorium untuk pengujian produk obat jadi, produk antara, bahan
awal untuk produksi produk obat dan pengawasan produksi.
4.9 Panduan umum tentang studi penahanan
• dilakukan untuk memastikan bahwa bahan baku dan bahan pengemas yang
dikeluarkan, produk antara, produk ruahan dan produk jadi disimpan di tempat yang
sesuai kondisi
• Pengaturan penyimpanan tidak boleh memiliki efek merusak pada pengolahan
selanjutnya, stabilitas, keamanan, khasiat atau kualitas bahan awal, produk antara
dan produk ruahan sebelum pengepakan akhir.
• Maksimum periode holding yang dapat diterima oleh karena itu harus ditetapkan
untuk memastikan bahwa: produk antara dan produk ruahan dapat ditahan.
• Pilihan periode holding maksimum harus didukung oleh yang relevan data. Studi
dapat melampaui maksimum yang dipilih tetapi tidak perlu untuk memperpanjang
pengujian untuk menentukan batas ekstrim di mana kegagalan terjadi
4.10 PEDOMAN ASEAN TENTANG PENGAJUAN MANUFAKTUR
PROSES VALIDASI DATA REGISTRASI OBAT
PERSYARATAN PENGIRIMAN DATA ada 2 LAPORAN VALIDASI
a) Ringkasan
OPSI : b) Pendahuluan
● Pengiriman data harus menyertakan laporan c) Batch (misalnya, tanggal pembuatan, ukuran bets) yang
validasi (lihat Isi Validasi Laporan) pada tiga digunakan untuk validasi
batch produksi yang berhasil divalidasi secara d) Peralatan manufaktur
berturut-turut. e) Langkah dan parameter proses kritis
f) Kriteria penerimaan
● Dalam keadaan di mana penyerahan data pada 3 g) Rencana pengambilan sampel
batch produksi berturut-turut tidak layak pada h) Tabulasi hasil tes
saat aplikasi, berikut ini dapat diajukan ke DRA i) Analisis Batch
untuk mendapatkan persetujuan pemasaran. j) Evaluasi data, termasuk analisis pengendalian proses statistik
k) Evaluasi data termasuk perbandingan terhadap kriteria
penerimaan
l) Diskusi tentang penyimpangan dan hasil di luar spesifikasi
m) Kesimpulan dan rekomendasi
THANK
S! DO YOU HAVE ANY
QUESTION?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai