0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan42 halaman
Dokumen tersebut membahas penerapan prinsip Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam proses produksi sediaan solida. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang sejarah awal munculnya standar CPOB, aspek-aspek penting dalam penerapan CPOB seperti personalia, fasilitas, peralatan, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, dan pengujian.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
TOPIK 3 PENERAPAN PRINSIP CPOB DALAM PROSES PRODUKSI SEDIAAN
Dokumen tersebut membahas penerapan prinsip Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam proses produksi sediaan solida. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang sejarah awal munculnya standar CPOB, aspek-aspek penting dalam penerapan CPOB seperti personalia, fasilitas, peralatan, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, dan pengujian.
Dokumen tersebut membahas penerapan prinsip Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam proses produksi sediaan solida. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang sejarah awal munculnya standar CPOB, aspek-aspek penting dalam penerapan CPOB seperti personalia, fasilitas, peralatan, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, dan pengujian.
DALAM PROSES PRODUKSI SEDIAAN SOLIDA” A. Endang Kusuma Intan, S.Farm., M.Si CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH SEJARAH AWAL KUDA Jim memproduksi serum TRAGEDI KARENA tidak untuk penyakit difteri diterapkannya CPOB Klaim obat yang diiklankan pada zaman itu sangat bombastis TRAGEDY AKIBAT PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK BERDASARKAN CPOB THALIDOMIDE THALIDOMIDE TRAGEDY AWAL DITANDA TANGANINYA UUD TENTANG FDA (FOOD AND DRUG ADMINISTRATION) O GMP (Good Manufacturing Practice), melalui SK Menkes No 43/Menkes/SK/11/1988. Melalui SK ini semua industri farmasi diwajibkan memproduksi obat yang terjamin khasiat, keamanan, dan mutu yang baik. 5 SYARAT UTAMA OBAT DIKATAKAN BERMUTU
Identitas pada label harus sesuai dengan
isinya (identity)
Mutu harus seragam (uniformity)
Potensi zat aktif harus sesuai dengan
yang tertera pada label (potency)
Bekhasiat (efficacy)
Aman (safety) ASPEK-ASPEK CPOB Sistem pemastian mutu yang benar dan tepat bagi industri farmasi memuat informasi berikut ini
O 1. Desain dan pengembangan obat dilakukan dengan cara yang
sesuai persyaratann CPOB dan cara berlaboratorium yang baik. O 2. Semua langkah produksi dan pengendalian diuraikan secara jelas dan CPOB diterapkan. O 3. Tanggung jawab manajerial diuraikan dengan jelas dalam uraian jabatan. O 4. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan, pasokan, dan penggunaan bahan awal serta pengemasan yang benar. O 5. Semua pengawasan terhadap produk antara dan pengawasan selama proses (in-process controls) lain serta validasi yang diperlukan dilakukan. O 6. Pengkajian terhadap semua dokumen yang terkait dengan proses, pengemasan dan pengujian bets dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan untuk distribusi. Penilaian hendaklah meliputi semua faktor yang relevan termasuk kondisi pembuatan, hasil pengujian dan/atau pengawasan selama proses, pengkajian dokumen produksi termasuk pengemasan, pengkajian penyimpangan dari prosedur yang telah ditetapkan, pemenuhan persyaratan dari spesifikasi produk jadi, dan pemeriksaan prosuk dalam kemasan akhir. O 7. Obat tidak dijual atau dipasok sebelum kepala bagian manajemen mutu (pemastian mutu) menyatakan bahwa tiap bets produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam izin edar dan peraturan lain yang berkaitan dengan aspek produksi, pengawasan mutu, dan pelulusan produk; O 8. Tersedia pengaturan yang memadai untuk memastikan bahwa, sedapat mungkin, produk disimpan, didistribusikan, dan selanjutnya ditangani sedemikian rupa agar mutu tetap dijaga selama masa edar atau simpan obat. O 9. Tersedia prosedur inspeksi diri dan/atau audit mutu yang secara berkala mengevaluasi O efektivitas dan penerapan sistem pemastian mutu. O 10. Pemasok bahan awal dan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan oleh perusahaan. O 11. Penyimpangan dilaporkan, diselidiki, dan dicatat. O 12. Tersedia sistem persetujuan terhadap perubahan yang berdampak pada mutu produk. O 13. Prosedur pengolahan ulang dievaluasi dan disetujui. O 14. Evaluasi mutu produk berkala dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses yangberkesinambungan. Pengawasan Mutu O Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi, dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. O Fungsi ini hendaklah independen dari bagian lain. Sumber daya yang memadai hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi pengawasan mutu dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan. O Personil pengawasan mutu hendaklah memiliki akses ke area produksi untuk melakukan pengambilan sampel dan investigasi bila diperlukan. Persyaratan dasar dari pengawasan mutu yang harus dipenuhi adalah
Sarana dan prasarana yang memadai,
pengambilan sampel bahan awal, personil yang terlatih dan prosedur bahan pengemas, produk antara, yang disetujui tersedia untuk produk ruahan dan produk jadi pengambilan sampel, pemeriksaan dilakukan oleh personil dengan dan pengujian bahan awal, bahan metode yang disetujui oleh pengemas, produk antara, produk pengawasan mutu; ruahan dan produk jadi;
pencatatan dilakukan secara manual
atau dengan alat pencatat selama pembuatan yang menunjukkan metode pengujian disiapkan dan bahwa semua langkah yang divalidasi; dipersyaratkan dalam prosedur pengambilan sampel, inspeksi, dan pengujian benar-benar telah dilaksanakan; produk jadi berisi zat aktif dengan komposisi secara kualitatif dan dibuat catatan hasil pemeriksaan dan kuantitatif sesuai dengan yang analisis bahan awal, bahan disetujui pada saat pendaftaran, pengemas, produk antara, produk dengan derajat kemurnian yang ruahan, dan produk jadi secara dipersyaratkan serta dikemas dalam formal dinilai, serta dibandingkan wadah yang sesuai dan diberi label terhadap spesifikasi; dan yang benar
sampel pertinggal bahan awal dan
produk jadi disimpan dalam jumlah yang cukup untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu. Sampel produk jadi disimpan dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar Personalia O Prinsip O Secara prinsip, industri farmasi harus bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya. Bangunan dan Fasilitas Peralatan O Prinsip O Secara prinsip, peralatan yang harus dimiliki oleh industri farmasi untuk pembuatan O obat hendaklah memiliki disain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai, serta O ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat. Hal ini perlu dilakukan dan dipertimbangkan agar O mutu obat yang dihasilkan terjamin sesuai disain serta seragam dari bets- ke-bets. Selain itu, O untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah kontaminasi silang, O penumpukan debu atau kotoran, dan hal-hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu O produk. Sanitasi dan Higiene O Prinsip O Secara prinsip, tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap O aspek pembuatan obat. O Higiene Perorangan O Sanitasi Bangunan dan Fasilitas O Pembersihan dan Sanitasi Peralatan Produksi O Prinsip O Secara prinsip, produksi obat oleh industri farmasi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti O prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu, harus memenuhi pula ketentuan CPOB yang O menjamin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta O memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar. O Sistem Penomoran Bets/Lot O Dalam hal penomoran Bets/Lot ini, beberapa ketentuan berikut ini kiranya dapat dijadikan acuan oleh industri farmasi. O a. Sistem penomoran bets/lot yang digunakan pada tahap pengolahan dan tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan. O b. Sistem penomoran bets/lot hendaklah menjamin bahwa nomor bets/lot yang sama tidak dipakai secara berulang. Alokasi nomor bets/lot hendaklah segera dicatat dalam suatu buku log. Catatan tersebut hendaklah mencakup tanggal pemberian nomor, identitas produk dan ukuran bets/lot yang bersangkutan. Pengawasan Mutu O Prinsip O Secara prinsip, pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan obat yang baik guna memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi. Dokumentasi O Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah suatu tahapan kegiatan pendokumentasian merekam semua kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium. Pengujian O a. Metode analisis hendaklah divalidasi. Semua kegiatan pengujian yang diuraikan dalam izin edar obat hendaklah dilaksanakan menurut metode yang disetujui. O b. Hasil pengujian yang diperoleh hendaklah dicatat dan dicek untuk memastikan bahwa masing- masing konsisten satu dengan yang lain. Semua kalkulasi hendaklah diperiksa dengan kritis. O c. Pengujian yang dilakukan hendaklah dicatat dan catatannya O d. Semua pengawasan selama proses, termasuk yang dilakukan dalam area produksi oleh personil prosuksi, hendaklah dilaksanakan menurut metode yang disetujui kepala bagian Pengawasan Mutu dan hasilnya dicatat. O e. Hasil uji di luar spesifikasi (HULS) yang diperoleh selama pengujian bahan atau produk, hendaklah diselidiki menurut prosedur yang disetujui. Catatannya hendaklah disimpan. Selain itu, Uji stabilitas lanjut hendaklah dilakukan terhadap produk hasil pengolahan ulang sesuai keperluan. THANK YOU FOR YOUR ATTENTION :)