Anda di halaman 1dari 16

MODUL FARMASI RUMAH SAKIT

( PSF 421 )

MODUL 7
PENDISTRIBUSIAN

DISUSUN OLEH
apt Dra FARIDA INDYASTUTI SE, MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 0 / 16
PENDISTRIBUSIAN

Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


Mengenal Pendistribusian obat di RS untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap

A. Uraian dan Contoh

 Pendahuluan
 Pengertian
 Tujuan
 Sistem pendistribusian
 Total floor stok
 Resep induvidual
 Dosis unit
 Kombinasi system
 Penutup
Strategi utk menghindari kesalahan Pendistribusian
Pendistribusian yg baik

1. PENDAHULUAN

Pengertian :
Pendistribusian merupakan kegiatan menyalurkan atau mendistribusikan
perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi
bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.

Menyalurkan dan mengirim perbekalan farmasi yang bermutu, terjamin


keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari gudang perbekalan farmasi secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan di RS

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/
menyerahkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dari tempat penyimpanan
sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis,
jumlah, dan ketepatan waktu.
IFRS harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya
pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di unit
pelayanan.

2) Tujuan
A. Tujuan Umum :
Menyediakan dan menyiapkan serta menyalurkan perbekalan farmasi pada
pasien atau ke unit pelayanan secara cepat, tepat dan aman.

B.Tujuan khusus
 memperkecil kesalahan dalam pemberian sediaan farmasi & alat
kesehatan / perbekalan farmasi.
 mengamankan perjalanan perbekalan farmasi sampai kepada pasien.
 menjaga dan mengawasi mutu perbekalan farmasi
 mengurangi pemborosan dan penyalah gunaan
 mendayagunakan tenaga farmasi
 menjalin kerjasama antar tenaga farmasi, dokter, perawat dan semua
personil yang terkait di rumah sakit.

2. SISTEM PENDISTRIBUSIAN

Sistem :
1. Sistem total floor stock ( Stok lengkap di unit pengguna )
2. Sisten Resep induvidual ( distribusisecara individual/resep perorangan )
3. Sistem unit dosage/unit dosage distribution.
4. Sistem kombinasi
 dilakukan secara Sentralisasi atau Desentralisasi

1. Sistem floor stock (Stok lengkap di unit pengguna)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
Pada sistim ini seluruh persediaan perbekalan farmasi kebutuhan pasien
ditempatkan di Unit Pengguna :
Instalasi Farmasi harus mempunyai jadwal dan perbekalan farmasi apa yang
harus didistribusikan dan dikontrol secara berkala oleh petugas farmasi.
Perbekalan farmasi yang tersedia di ruang rawat merupakan tanggung jawab
perawat ruangan
Setiap ruang rawat harus ada penanggung jawab obat.

Keuntungannya :

 Perbekalan farmasi siap pakai untuk pasien


 Menghindari kemungkinan pengembalian perbekalan farmasi obat yang
tidak terpakai ke gudang farmasi
 Mengurangi jumlah permintaan atau pesanan ke bagian farmasi
 Mengurangi tenaga pelaksana farmasi

Kerugiannya :

 Kemungkinan terjadi kesalahan pengobatan bertambah besar


 Kemungkinan obat hilang atau rusak semakin besar
 Meningkatnya persediaan obat disetiap ruang perawatan
 Memerlukan ruang penyimpanan yang luas di ruang perawatan
 Menambah beban kerja bagi perawat.
 Memerlukan tanggung jawab tenaga farmasi untuk melakukan
pemeriksaan secara periodik, seperti memastikan dan memeriksa
perbekalan farmasi yang sudah kadaluarsa atau rusak

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
2). Sistim resep individual
Sistim ini memberikan pelayanan kepada pasien secara individual berdasarkan
resep dokter
Tempat pelayanan : Apotik RS atau Satelit Farmasi Rawat Jalan
Perbekalan farmasi berasal dari gudang Farmasi yg didistribusikan secara
sentralisasi

Keuntungan :

Seluruh instruksi pengobatan dapat langsung dikaji atau dimonitor oleh


farmasis
Memungkinkan interaksi antara farmasis, dokter, perawat dan penderita
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat membuat profil farmasi penderita
Memungkinkan pengawasan terhadap sediaan farmasi & alkes dengan lebih
teliti

Kerugiannya :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
 Kemungkinan terjadinya penundaan untuk mendapatkan pengobatan yang
dibutuhkan
 Bila obat berlebih, penderita tetap harus membayar sesuai jumlah yang
tercantum dalam instruksi pengobatan
 Meningkatnya kebutuhan petugas farmasi

3 ) Sistim dosis unit


Sistem ini khusus untuk distribusi obat oral (padat dan cair)
obat-obat yang diinstruksikan, disiapkan dan diserahkan dalam bentuk satuan
unit dosis yang terdiri dari obat-obatan dgn jumlah yang telah ditentukan atau
penyediaan yang efisien untuk satu kali penggunaan.
Sistim dosis unit ini dapat dilaksanakan secara sentralisasi dan desentralisasi.
Keuntungan :

 Memungkinkan bagi farmasis untuk mengkaji instruksi pengobatan


sebelum obat disiapkan
 Interaksi antara farmasis, dokter dan perawat terjadi lebih intensif

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
 Bagian farmasi rumah sakit dapat membuat profil farmasi penderita dengan
lengkap.
 Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan obat karena dilakukan
pemeriksaan ganda oleh farmasis dan perawat.
 Penderita mendapat pelayanan farmasi yang lebih baik selama 24 jam dan
hanya membayar obat-obat yang digunakan saja.
 Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga profesi dan non profesi
 Mengurangi beban kerja perawat
 Mengurangi kemungkinan terjadinya kehilangan obat
 Efisiensi ruang perawatan dari penyimpanan obat dengan meniadakan
persediaan obat yang banyak.
 Meniadakan duplikasi pesanan obat dan kertas kerja yang berlebihan di
bagian farmasi dan perawatan.

Kerugian
 Membutuhkan tenaga pelaksana farmasi yang lebih banyak
 Biaya operasional lebih besar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
KEBUTUHAN PELAYANAN DOSIS UNIT

 Resep
 Formulir pemberian obat

 Troley obat dengan laci-laci obat
 Lemari obat emergency yang ditempatkan di ruang perawatan
 Map perpasien
 Kartu hutang perpasien
 Perlengkapan peracikan

TATA LAKSANA

 Resep dokter diterima dari perawat


 Apoteker melakukan skrining resep,
 Resep ditempel pada Formulir Penyiapan Obat dosis unit
 Obat pasien diambil dari rak penyimpanan dan dimasukkan dalam box pasien
(obat dalam box hanya obat oral padat, sesuai resep dr.)

Obat oral disiapkan untuk setiap pemakaian (pagi-siang-sore-malam)  tergantung


instruksi dokter pada resep
Obat yang sudah disiapkan ditempatkan pada troli obat yang punya laci untuk
menempatkan obat perpasien
Troley obat diserahkan kepada perawat
Perawat memberikan obat kepada pasien setiap kali pemakaian dengan mengambil obat
atau perbekalan farmasi yang ada dalam troli dan melakukan pencatatan.

Bilamana pasien membutuhkan perbekalan farmasi diluar troli maka perawat


mengambil persediaan yang ada dalam lemari emergenci
Semua obat yang disiapkan untuk pasien dicatat pada buku hutang pasien
Setiap minggu jumlah pemakaian obat dan hutang pasien dilaporkan ke bagian
keuangan rawat inap

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
CONTOH PEMBERIAN OBAT SISTEM DISTRIBUSI UNIT DOSE

R/ Obat A 1x1 Malam


Obat B 2x1
Obat C 4x1

SIANG SORE MALAM PAGI

KERETA/ TROLLEY OBAT

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
Kereta obat terdiri dari :
- Laci obat per pasien
- Tempat sediaan injeksi/ infus

LEMARI EMERGENSI

- Serah terima dengan perawat


- Jenis obat dalam lemari emergensi merupakan keputusan dari KFT,
- Jumlah dalam lemari emergensi merupakan kesepakatan dengan ruang rawat

Bentuk resep unit dosis terdiri daria tanggal mulai obat diberikan. Bila dokter visite pasien
pagi hari, maka IFRS menyediakan obat mulai siang, sore, malam dan pagi keesokan
harinya. Dokter menuliskan resep sekali saja, kemudian IFRS menyiapkan obat untuk
pemakaian sehari. Ketika pasien sudah tidak diberikan obat lagi, dokter akan menuliskan
stop.
Ada obat-obat yang termasuk Automatic Stop Order (ASO), dimana meskipun dokter
tidak menuliskan Stop, IFRS tetap memberhentikan obatnya sesuai peraturan ASO yang
dibuat oleh PFT (Panitia Farmasi dan Terapi).
Apabila, terapinya belum selesai, maka untuk melanjutkannya, dokter harus menuliskan
resep lagi khusus obat yang termasuk ASO

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
Klip plastic wadah obat per sekali pakai, tidak perlu ada aturan pakai, karena pasien
tinggala mengkonsumsi obat yang terdapat dalam klip plastic. Sedangkan isinya
merupakan tanggung jawab IFRS.
Setiap pasien menggunakan setiap hari per sekali pemakaian, maka klip plastic yang
digunakan banyak, dan sudah diperhitungkan dalam biaya pengemasan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 10 /
16
4) Sistem Kombinasi
Pada sistim ini dispensing terutama dilakukan berdasarkan atas resep individual atau
sistim pesanan obat dikombinasikan dengan floor stock dalam jumlah terbatas.
Pada umumnya digunakan di banyak rumah sakit yang menarik biaya pengobatan
secara individual termasuk biaya dosis unit. Penetapan obat-obat mana yang
termasuk dalam daftar floor stock dilakukan oleh Instalasi farmasi rumah sakit
bersama Pania Farmasi dan Terapi dan bagian perawatan.

Sentralisasi

Sentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada


satu tempat yaitu instalasi farmasi. Pada sentralisasi, seluruh kebutuhan perbekalan
farmasi setiap unit pemakai baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan
barang dasar ruangan disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Resep
orisinil oleh perawat dikirim ke IFRS, kemudian resep itu diproses sesuai dengan
kaidah cara dispensing yang baik dan obat disiapkan untuk didistribusikan kepada
penderita tertentu.

Keuntungan sistem ini adalah:

a. Semua resep dikaji langsung oleh tenaga farmasi, yang juga dapat memberi
informasi kepada perawat berkaitan dengan perbekalan farmasi pasien.
b. Memberi kesempatan interaksi profesional antara tenaga farmasi-dokterperawat-
pasien.
c. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas persediaan.
d. Mempermudah penagihan biaya pasien.

Permasalahan yang terjadi pada penerapan tunggal metode ini di suatu rumah sakit
yaitu sebagai berikut.

a. Terjadinya delay time dalam proses penyiapan obat permintaan dan distribusi
obat ke pasien yang cukup tinggi.
b. Jumlah kebutuhan personel di Instalasi Farmasi Rumah Sakit meningkat.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
16
c. Tenaga farmasi kurang dapat melihat data riwayat pasien (patient records)
dengan cepat.
d. Terjadinya kesalahan obat karena kurangnya pemeriksaan pada waktu penyiapan
komunikasi.
Sistem ini kurang sesuai untuk rumah sakit yang besar, misalnya kelas A dan B
karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehingga jarak antara Instalasi
Farmasi Rumah Sakit dengan perawatan pasien sangat jauh.

Sistem Pelayanan Terbagi (Desentralisasi)

Desentralisasi adalah sistem pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan


kesehatan yang mempunyai cabang di dekat unit perawatan/pelayanan. Bagian ini
dikenal dengan istilah depo farmasi/satelit farmasi. Pada desentralisasi, penyimpanan
dan pendistribusian perbekalan farmasi ruangan tidak lagi dilayani oleh pusat
pelayanan farmasi. Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab terhadap
efektivitas dan keamanan perbekalan farmasi yang ada di depo farmasi.
Tanggung jawab tenaga farmasis dalam kaitan dengan distribusi perbekalan farmasi
di satelit farmasi:
a. Dispensing dosis awal pada permintaan baru dan larutan intravena tanpa
tambahan (intravenous solution without additives).
b. Mendistribusikan IV admixtur yang disiapkan oleh farmasi sentral.
c. Memeriksa permintaan obat dengan melihat medication administration record
(MAR).
d. Menuliskan nama generik dari obat pada MAR.
e. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan distribusi.

3. PENUTUP

1. Strategi menghindari kesalahan Pendistribusian

Meminimalkan instruksi lisan dan pertelepon, klarifikasi/ baca ulang (read back) saat
menerima instruksi lisan/ pertelpon.
Pengecekan/ konfirmasi ulang kepada dokter yang meresepkan bila resep kurang
terbaca/ kurang jelas. Jangan menebak

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
16
Menganjurkan untuk melihat ulang (check back) kegunaan obat dan diagnosis
penyakit sebelum pemberian obat
Obat-obat floor-stock dibatasi seminimal mungkin. Hanya untuk obat-obat emergency
dan obat rutin seperti larutan antiseptik. Harus dilakukan pemeriksaan terhadap
tempat-tempat penyimpanan obat di rumah sakit secara rutin agar penyimpanan
dilakukan dgn benar dan baik.
Pembacaan label obat secara teliti sebelum pemberian
Melibatkan pasien dan pendampingnya untuk mengurangi kesalahan pemberian obat
melalui :
 Pemberian informasi tertulis kepada pasien tentang obat yang digunakan
 Membantu pasien yang mengalami gangguan penglihatan, beda bahasa dan
pengetahuan yang terbatas tentang kesehatan.
 Menyediakan petugas farmasi yang dapat memberikan informasi bila dibutuhkan
misal. bila ingin konfirmasi tentang indikasi penggunaan obat.
 Memastikan seluruh langkah proses pengelolaan obat dilakukan oleh tenaga
berkualifikasi dan kompeten.

2). Pendistribusian yang baik harus dapat :

 Menjaga suplai secara konstan


 Menjaga dalam kondisi yang baik
 Meminimalkan kehilangan karena kerusakan dan kedaluwarsa
 Merasionalkan penyimpanan
 Menggunakan sarana transport yang tersedia secara efisien
 Mengurangi pencurian dan penggelapan
 Memberikan informasi perkiraan Perbekalan Farmasi yang dibutuhkan

Mempertimbangkan

 Efisiensi dan efektivitas sumber daya yang ada


 Metoda sentralisasi dan desentralisasi
 Sistem floor stock (emergency trolley), resep individu, unit dose atau kombinasi
 Untuk alkes dapat juga diterapkan dengan sistem paket.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
16
Perlu dipikirkan tentang prinsip unit dose untuk pasien rawat jalan sebagai suatu
strategi pelayanan kepada pasien, untuk memudahkan pemakaian obat. Terutama pada
pasien lansia yang mengidap berbagai penyakit degenerative seperti seprti obat
hipertensi, obat diabetes, obat kolsterol, obat asam urat dsb.
Pemberian obat yang dikemas sekali pakai, akan menguntungkan mengingat
kepatuhan pasien dapat diawasi dengan sudah terpakainya kantong obat untuk hari dan
waktu pemakaian.

A. Latihan

1. Mengapa system distribusi unit dose adalah system yang terbaik ?


2. Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien
dengan mempertimbangkan ....
3. Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang mempunyai
cabang di dekat unit perawatan/ pelayanan disebut ....

B. Kunci Jawaban

1. Karena memiliki banyak keuntungannya dibandingkan dengan kelemahannya


2. Efisiensi dan efektivitas sumber daya yang ada
3. Desentralisasi

C. Daftar Pustaka

1. Undang-Undang No 44/ 2009 tentang Rumah Sakit


2. PMK 72/ 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
3. Bambang Sidharta, Hanandita R.P., 2018, Manajemen Logistik Farmasi dan
Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit, edisi 2, CV. Ustara Muria
4. W.E. Hassan, 1988, Hospital Pharmacy, 5th ed, Lea & Febiger, Philadelphia
5. https://galihendradita.files.wordpress.com/2015/03/pedoman-pengelolaan-
perbekalan-farmasi-2010.pdf

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
16
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 15 /
16

Anda mungkin juga menyukai