( PSF 421 )
MODUL 7
PENDISTRIBUSIAN
DISUSUN OLEH
apt Dra FARIDA INDYASTUTI SE, MM
Pendahuluan
Pengertian
Tujuan
Sistem pendistribusian
Total floor stok
Resep induvidual
Dosis unit
Kombinasi system
Penutup
Strategi utk menghindari kesalahan Pendistribusian
Pendistribusian yg baik
1. PENDAHULUAN
Pengertian :
Pendistribusian merupakan kegiatan menyalurkan atau mendistribusikan
perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi
bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
2) Tujuan
A. Tujuan Umum :
Menyediakan dan menyiapkan serta menyalurkan perbekalan farmasi pada
pasien atau ke unit pelayanan secara cepat, tepat dan aman.
B.Tujuan khusus
memperkecil kesalahan dalam pemberian sediaan farmasi & alat
kesehatan / perbekalan farmasi.
mengamankan perjalanan perbekalan farmasi sampai kepada pasien.
menjaga dan mengawasi mutu perbekalan farmasi
mengurangi pemborosan dan penyalah gunaan
mendayagunakan tenaga farmasi
menjalin kerjasama antar tenaga farmasi, dokter, perawat dan semua
personil yang terkait di rumah sakit.
2. SISTEM PENDISTRIBUSIAN
Sistem :
1. Sistem total floor stock ( Stok lengkap di unit pengguna )
2. Sisten Resep induvidual ( distribusisecara individual/resep perorangan )
3. Sistem unit dosage/unit dosage distribution.
4. Sistem kombinasi
dilakukan secara Sentralisasi atau Desentralisasi
Keuntungannya :
Kerugiannya :
Keuntungan :
Kerugiannya :
Kerugian
Membutuhkan tenaga pelaksana farmasi yang lebih banyak
Biaya operasional lebih besar
Resep
Formulir pemberian obat
Troley obat dengan laci-laci obat
Lemari obat emergency yang ditempatkan di ruang perawatan
Map perpasien
Kartu hutang perpasien
Perlengkapan peracikan
TATA LAKSANA
LEMARI EMERGENSI
Bentuk resep unit dosis terdiri daria tanggal mulai obat diberikan. Bila dokter visite pasien
pagi hari, maka IFRS menyediakan obat mulai siang, sore, malam dan pagi keesokan
harinya. Dokter menuliskan resep sekali saja, kemudian IFRS menyiapkan obat untuk
pemakaian sehari. Ketika pasien sudah tidak diberikan obat lagi, dokter akan menuliskan
stop.
Ada obat-obat yang termasuk Automatic Stop Order (ASO), dimana meskipun dokter
tidak menuliskan Stop, IFRS tetap memberhentikan obatnya sesuai peraturan ASO yang
dibuat oleh PFT (Panitia Farmasi dan Terapi).
Apabila, terapinya belum selesai, maka untuk melanjutkannya, dokter harus menuliskan
resep lagi khusus obat yang termasuk ASO
Sentralisasi
a. Semua resep dikaji langsung oleh tenaga farmasi, yang juga dapat memberi
informasi kepada perawat berkaitan dengan perbekalan farmasi pasien.
b. Memberi kesempatan interaksi profesional antara tenaga farmasi-dokterperawat-
pasien.
c. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas persediaan.
d. Mempermudah penagihan biaya pasien.
Permasalahan yang terjadi pada penerapan tunggal metode ini di suatu rumah sakit
yaitu sebagai berikut.
a. Terjadinya delay time dalam proses penyiapan obat permintaan dan distribusi
obat ke pasien yang cukup tinggi.
b. Jumlah kebutuhan personel di Instalasi Farmasi Rumah Sakit meningkat.
3. PENUTUP
Meminimalkan instruksi lisan dan pertelepon, klarifikasi/ baca ulang (read back) saat
menerima instruksi lisan/ pertelpon.
Pengecekan/ konfirmasi ulang kepada dokter yang meresepkan bila resep kurang
terbaca/ kurang jelas. Jangan menebak
Mempertimbangkan
A. Latihan
B. Kunci Jawaban
C. Daftar Pustaka