Anda di halaman 1dari 6

Nama : Khairani Fatihah

NIM : 06091181924009
Pendidikan Biologi Indralaya
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran
• Perkembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
a. Pengertian PKB

Perkembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan keprofesian


berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar
kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya
yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan
fungsional guru. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara dan Pendayagunakan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya yang dimaksudkan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya. Guru Pertama dengan pangkat Penata Muda golongan ruang IIIa
sampai dengan pangkat pembina Utama golongan ruang IV e wajib melaksanakan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau
pengembangan karya inovatif.

b. Mekanisme pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru :


1) Setiap awal tahun semua guru wajib melakukan evaluasi diri untuk merefleksikan kegiatan
yang telah dilakukan pada tahun ajaran sebelumnya.
2) Hasil evaluasi diri guru yang dilengkapi dengan dokumen pendukung antara lain perangkat
pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru yang bersangkutan selanjutnya akan
digunakan untuk menentukan profil kinerja guru dalam menetapkan apakah guru akan
mengikuti program peningkatan kinerja untuk mencapai standar kompetensi profesi atau
kegiatan pengembangan kompetensi lebih lanjut.
3) Melalui konsultasi dengan Kepala Sekolah, Guru dan Koordinator Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan membuat perencanaan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
4) Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan tingkat sekolah bersama dengan
Kepala Sekolah, menetapkan dan menyetujui rencana final kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan bagi guru.
5) Guru menerima rencana program pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
mencakup kegiatan yang akan dilakukan di dalam dan/atau luar sekolah.
6) Guru selanjutnya melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
telah direncanakan baik di dalam dan/atau di luar sekolah.
7) Setelah mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan, guru wajib
mengikuti penilaian kinerja guru di akhir semester. Penilaian kinerja guru di akhir semester
tersebut dimaksudkan untuk melihat peningkatan kompetensi yang telah dicapai oleh guru
setelah melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
8) Di akhir semester, semua guru dan koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan
tingkat sekolah melakukan refleksi apakah kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang telah diikutinya benar-benar bermanfaat dalam meningkatkan
kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
9) Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagaimana
dijelaskan pada tahapan tersebut perlu dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi.
c. Komponen pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)
1) Pengembangan diri
Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki
kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau kebijakan pendidikan
nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni.
2) Publikasi ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum.
3) Karya Inovatif
Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni.
d. Sumber sumber PKB
1) Dalam sekolah
Contoh : program induksi, mentoring, pembinaan, observasi pembelajaran, kemitraan
pembelajaran, berbagi pengalaman, pengembangan sekolah secara menyeluruh (WSD = whole
school development)
2) Jaringan sekolah
Contoh: jaringan lintas sekolah (KKG/MGMP, KKM, KKKS/MKKS, KKPS, MKPS, atau
jaringan virtual
3) Kepakaran luar lainnya
Contoh : PPPP-TK, LPMP, LPTK, Asosiasi profesi, dan PKB Provider lainnya.

• Pendidikan profesi guru (PPG)


a. Pengertian Pendidikan Profesi Guru

Pendidikan profesi guru (PPG) merupakan suatu program pendidikan yang diberikan untuk
para sarjana pendidikan atau diploma 4 yang berminat untuk menjadi guru. Agar dapat menjadi
guru yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan serta standar nasional dalam masalah
pendidikan dan untuk memperoleh sertifikat sebagai pendidik, maka diwajibkan bagi para calon
guru untuk melanjutkan studinya untuk mendapatkan pelatihan dan pembimbingan lagi agar
dapat menjadi guru yang profesional. PPG merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidik/kualifikasi khususnya seorang guru melalui program pendidikan profesi
guru. Hal ini diatur pada Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang Guru yang
dijabarkan pada Pemerdiknas No.8 Tahun 2009 mengenai Pendidikan Guru Pra Jabatan.
Guru profesional adalah guru yang dalam melaksanakan tugasnya mampu menunjukkan
kemampuannya yang ditandai dengan penguasaan kompetensi akademik kependidikan dan
kompetensi substansi dan/atau bidang studi sesuai bidang ilmunya. Calon guru harus disiapkan
menjadi guru profesional melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG). Menurut Undang-Undang
No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi adalah pendidikan
tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan mahasiswa didik untuk memiliki pekerjaan
dengan persyaratan keahlian khusus.
b. Tujuan Program Pendidikan Profesi Guru
1. Tujuan umum
Tujuan umum PPG tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu menghasilkan calon
guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dilaksanakannya pendidikan profesi guru tercantum dalam Permendiknas No
8 Tahun 2009 Pasal 2 yaitu untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian,
melakukan pembimbingan, pelatihan peserta didik, dan melakukan penelitian, serta mampu
mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.
Penguasaan dan kemampuan melaksanakan kompetensi secara prima dalam arti efektif dan
efesien, menempatkan profesi guru sebagai sebuah profesi.Sehubungan dengan itu Djojonegoro
(1998) menyatakan bahwa profesionalisme dalam suatu jabatan ditentukan oleh tiga faktor
penting.Ketiga faktor tersebut dapat disajikan sebagai berikut :
1. Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program pendidikan keahlian atau
spesialisasi.
2. Kemampuan untuk memperbaiki kemampuan (keterampilan dan keahlian khusus yang
dikuasai).
3. Penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus yang dimilikinya.
c. Sistem Pembelajaran Program Pendidikan Profesi Guru

1. Sistem pembelajaran mencakup perkuliahan, partikum dan praktek penggalaman lapangan


yang diselengarakan dengan pemantauan langsung secara insentif oleh dosen yang
ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut, dinilai secara objektif dan transparan.
2. Perkuliahan praktikum dan praktek pengalaman lapangan dilaksanakan secara tatap muka
dan berorientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menulis hasil pembelajaran, menindak lanjuti hasil pembelajaran, serta
melakukan pembembingan pada pelatih.
d. Uji Kompetensi Program Pendidikan Profesi Guru
1. Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari ujian tulis ujian kinerja, ditempuh setelah
peserta lulus semua program PPG
2. Ujian tulis di laksanakan oleh program studi/jurusan penyelenggara, xedangkan ujian
kinerja dilaksanakan oleh program studi/jurusan dengan melibatkan organisasi profesi atau
pihak eksternal yang professional dan relevan.
3. Peserta yang lulus uji kompetensi yang memperoleh sertifikat pendidik bernomor registrasi
yang di keluarkan oleh PPG.
e. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Dalam pelaksanaan pendidikan profesi guru tentunya memiliki landasan yang digunakan
sebagai acuan yang mengatur keseluruhan bagian program tersebut.Landasan tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
Undang-undang tersebut terdapat beberapa pasal yang terkait dengan penyelenggaraan
pelaksanaan pendidikan profesi guru, yaitu:
a) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
meujudkan tujuan pendidikan nasional.
b) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang
terakreditasi.
c) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
Selanjutnya dikatakan pula bahwa:
1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan tenaga
kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
pemerintah daerah.
2) Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban dan mengembangkan tenaga
kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakannya.
3) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membantu pembinaan dan pengembangan
tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh
masyarkat.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen mengenai pendidikan
profesi guru dinyatakan bahwa:
a) Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasamani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
b) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tunggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.
c) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan dan akuntabel.
d) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat
oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai