Anda di halaman 1dari 9

A.

PENDAHULUAN

1, .LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan
program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang,
satuan, dan jenis pendidikan.
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan
nasional. UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan
menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar
daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan. Sebagai bagian
dari evaluasi, Indonesia melakukan benchmark internasional dengan
mengikuti Trends in International Mathematicsand Science Study (TIMSS)
dan Programme for International Student Assessment (PISA).
Hasil TIMMS tahun 2015 untuk kelas IV sekolah dasar, Indonesia
mendapatkan rata-rata nilai 397 dan menempati peringkat 4 terbawah dari
43 negara yang mengikuti TIMMS (Sumber: TIMMS 2015 International
Database). Sekitar 75% item yang diujikan dalam TIMSS telah diajarkan di
kelas IV Sekolah Dasar dan hal tersebut lebih tinggi dibanding Korea
Selatan yang hanya 68%, namun kedalaman pemahamannya masih
kurang. Dari sisi lama pembelajaran siswa Sekolah Dasar dan jumlah jam
pelajaran matematika, Indonesia termasuk paling lama di antara negara
lainnya, tetapi kualitas pembelajarannya masih perlu ditingkatkan.
Sementara untuk PISA tahun 2015, Indonesia mendapatkan rata-rata
nilai 403 untuk sains (peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk membaca
(peringkat terakhir), dan 386 untuk matematika (peringkat kedua dari
bawah) dari 72 negara yang mengikuti (Sumber: OECD, PISA 2015
Database). Meskipun peningkatan
capaian Indonesia cukup signifikan dibandingkan hasil tahun 2012, namun
capaian secara umum masih di bawah rerata negara OECD (Organisation
for Economic Co-operation and Development).

Hasil pengukuran capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan


capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa
siswa-siswa masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skill) seperti menalar, menganalisa, dan
mengevaluasi. Oleh karena itu siswa harus dibiasakan dengan soal-soal
dan pembelajaran yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat
tinggi (Higher Order Thinking Skill) agar terdorong kemampuan berpikir
kritisnya.

Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan
kualitas siswa adalah menyelenggarakan Program Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran (PKP).

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu


pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan
pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui
langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja
guru (KKG) SD, atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
SMP/SMA/SMK, dan musyawarah guru bimbingan dan konseling (MGBK),
yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon, dapat terintegrasi
melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi
memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di
lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi
guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu
lainnya.

Laporan ini disusun untuk memberikan arah dalam implementasi


Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi
Program PKP Berbasis Zonasi dikembangkan dengan memperhatikan
beberapa peraturan sebagai berikut.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

3. Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan


Pendidikan Karakter.

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
pada Satuan Pendidikan.

2. Tujuan Umum
Tujuan umum pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah untuk
meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan. Profesi guru harus dihargai dan dikembangkan
sebagai profesi yang bermartabat karena. guru merupakan tenaga profesional
yang mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat penting dalam
mencapai visi pendidikan 2015 yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas
dan kompetitif. Oleh karenanya merupakan suatu kewajiban bagi guru untuk
melakukan pengembangan diri dalam rangka mengikuti perkembangan ilmu
dalam bidangnya dan dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang sesuai standar kompetensi yang harus dimiliki peserta didik.
Tujuan guru melakukan pengembangan diri dalam diklat Program Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi , adalah :
a. Meningkatkan Kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang
ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.
b. Memuntakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk menfasilitasi
proses pembelajaran peserta didik.
c. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai guru profesional yang menunjang karirya.
d. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru.
e. Menumbuhkan citra, harkat dan martabat profesi guru di masyarakat
B. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

1. Waktu dan Lama Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan


Waktu dan Lama Pelaksanaan :
Sabtu , Minggu, dan Senin, tanggal6,7 dan 8 April 2019
Lama Pelaksanaan 3 hari dengan pola 32 jam
Tempat pelaksanaan dihotel Merista Raya Jalan Raya Solo Purwantoro
Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah

2. Jenis kegiatan :
Pengembangan Keprofesian berkelanjutan , jenis Pengembangan Diri dengan
Tema ‘Bimbingan Teknis Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
Berbasis Zonasi.”

3. Tujuan Pengembangan Diri


a. Memahami berbagai kebijakan baru berkaitan dengan peningkatan mutu
dan profesionalitas guru.
b. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru
c. Memahami secara rinci tentang : (a) unsur dan sub unsur kegiatan guru
dalam pengumpulan angka kredit, (b) jenjang jabatan dan pangkat guru
(c) rincian kompetensi dan unsur yang dinilai oleh tim penilai jabatan
fungsional guru.
d. Memahami proses penilaian kinerja guru dan konversinya ke angka kredit
untur pendidikan, pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan dan tugas
tambahan.
e. Memahami dan dapat menilai angka kredit kegiatan pada unsur
pengembangan keprofesian berkelanjutan yakni : (a) pengebangan diri,
(b) publikasi ilmiah, dan (c) Karya Inovatif.
f. Memahami secara umum tentang mekanisme dan Prosedur Penilaian
dan Penetapan Angka Kredit.
g. Dapat membuat Penulisan Best Practice
h. Dapat membuat laporan pengembangan diri.
4. Uraian Materi Pengembangan Diri
a. Kebijakan Pemerintah Daerah tentang peningkatan Kompetensi Guru
secara umum.
1) Menfasilitasi guru dalam mengembangkan profesi sesuai dengan
kebutuhannya.
2) Mencukupi sarana dan prasarana sekolah berupa rehap gedung,
pendirian Ruang Kelas Baru, Perpustakaan, dan droping alat peraga,
peralatan kesenian maupun media IT.
3) Menanamkan karakter melalui kegiatan pembelajaran dan
pengembangan diri , publikasi ilmiah, dan Karya Inovatif
4) Melestarikan budaya bangsa sebagai benteng pengaruh arus
globalisasi yang berlangsung begitu cepat dan instan.

b. Kebijakan Pemerintah tentang Peningkatan Kompetensi Guru


Terkait dengan peningkatan kompetensi guru maka terdapat beberapa hal
yang telah dilakukan pemerintah diantaranya :
1) Sertifikasi guru.
2) Pemanfaatan Tunjangan Profesi Pendidik sebesar 20% untuk
pengembangan profesi seperti yang diamanahkan Inpres No.1 Tahun
2010.
3) Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah
4) Penerapan literasi sekolah

c.Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi.


digunakan untuk mendeskripsikan atau menguraikan “Praktik Terbaik”
dari keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas,
termasuk dalam mengatasi berbagai masalah di kelas sekolahnya. Bagi
guru dan kepala sekolah dapat dipakai sebagai Pengembangan
sekolahnya
d. Penilaian Kinerja Guru
e. Penghitungan Angka Kredit
f. Bedah monitor dan evaluaasi

5. Kesesuaian Dengan Peningkatan Keprofesian Guru.


Materi pengembangan diri tersebut sesuai dengan peningkatan keprofesian
utamanya dalam hal :
a. Memenuhi kebutuhan Pengembangan Diri Publikasi Ilmiah atau
Penulisan Best Practice dalam usulan penilaian angka kredit dari
golongam III a hingga IVe
b. Memenuhi capaian SKP.
c. Meningkatan profesional guru sesuai yang diamanahkan UU No.14 tahun
2005 tentang guru dan Dosen.
d. Mengembangkan daya kreatifitas dalam mendesain pembelajaran
inovatif.
e. Mencukupi tuntutan penilaian kinerja guru..
f. Sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
g. Sebagai bahan dalam mengikuti lomba inovasi pembelajaran yang
diselenggarakan setiap tahun.

6.Tindak lanjut yang akan atau telah dilaksanakan oleh guru peserta
pengembangan diri berdasarkan hasil mengikuti/melaksanakan
pengembangan diri tersebut
Sebagai tindak lanjut dari pengembangan diri “ Bimtek Program Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi.
Bagi Guru Pembelajar ’ adalah :
a. Membuat laporan Pengembangan diri.
b. Menulis Best Practice

7. Dampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam peningkatan


mutu KBM dan siswanya.
Kegiatan pengembangan diri tentang Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi.memiliki dampak baik terhadap guru sebagai
peserta diklat maupun siswa, diantaranya :
a. Guru
1) Membangkitkan minat untuk menghasilkan produk laporan
pengembangan diri
2) Guru dapat membuat karya inovasi walaupun masih kategori
sederhana.
3) Guru dapat menyelenggarakan pembelajaran dengan efektif melalui
karya Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis
Zonasi.yang dihasilkan.
4) Menanamkan karakter untuk percaya diri, mandiri dan berkarya.

b. Siswa
1) Siswa belajar dengan efektif, sehingga mengasyikkan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
2) Siswa lebih betah belajar di sekolah
3) Meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari dengan cara
mencari tahu dari apa yang dilihat dan dialami siswa.
4) Meningkatkan hasil belajar siswa
C. PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan Deskripsi Laporan Pengembangan diri Bimbingan Teknis
Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi.Bagi Guru
Pembelajar ’., dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Guru yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian
berkelanjutan, diantaranya melakukan pengembangan Bimtek Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi.’. Melalui
kegiatan ini tidak hanya memperluas pengetahuan guru tetapi juga
memiliki kepribadian yang matang, keagungan moral dan rasa
tanggungjawab yang diamanahkan pemerintah terkait pelaksanaan
pengembangan profesi guru. Kreatifitas guru sangat diperlukan dalam
mencapai karya terbaik (Best Practice
b. Untuk mencukupi capaian SKP, Penilaian Kinerja guru dan pemenuhan
angka kredit guru diwajibkan melakukan pengembangan diri

2. Saran
Guru- guru hendaknya melakukan pengembangan diri sesuai
kebutuhan
yang terdapat pada perencanaan PKB

Anda mungkin juga menyukai